Analisa Pengaturan Tap Trafo Dan Kapasit
Analisa Pengaturan Tap Trafo Dan Kapasit
PENDAHULUAN
Pada era industrialisasi saat ini kebutuhan energy listrik merupakan factor yang sangat
penting bagi bidang perindustrian dimana peningkatan kebutuhannya seiring dengan
perkembangan industry tersebut,baik industry dalam skala kecil maupun industry dalam skala
besar.Dalam hal ini banyak pihak-pihak yang telah berupaya untuk meningkatkan penyediaan
energy listrik,salah satunya adalah pemerintah,dimana pemerintah telah membangun beberapa
unit pembangkit baru dan meningkatkan optimasi dari pembangkit-pembangkit yang sudah ada.
Dalam suatu industry yang besar, pada proses produksinya sebagian besar (mayoritas)
beban yang digunakan adalah beban-beban yang sifatnya induktif seperti motor, trafo, AC,
lampu TL dan lain-lain. Pada penggunaan beban induktif ini masalahnya yang sering terjadi
adalah pada nilai factor daya yang rendah, karena beban induktif ini mengakibatkan daya reaktif
menjadi nail sehingga konsumsi daya (MVA) menjadi meningkat.
Untuk meningkatkan kualitas system kelistrikan dengan beban yang sama, maka
dibutuhkan suatu usaha untuk meningkatkan nilai factor daya Cos φ dengan tujuan
meningkatkan efisiensi, sehingga akan memberikan keuntungan-keuntungan, misalnya
penambahan kapasitas daya listrik akibat berkurangnya rugi-rugi, meningkatnya masa pakai
peralatan listrik, dsb. Peningkatan factor daya pada umumnya adalah menggunakan kapasitor
sebagai kompensatornya, karena kapasitor merupakan komponen yang paling ekonomis serta
mudah dalam pemasangan. Tap changer adalah alat perubahan perbandingan transformasi untuk
mendapatkan tegangan operasi sekunder yang lebih baik ( diinginkan ) dari tegangan
jaringan/primer yang berubah-ubah, tap changer yang hanya bisa beroperasi untuk memindahkan
tap transformator dalam keadaan transformator tidak berbeban disebut dengan “ off load tap
changer ” dan hanya dapat dioperasikan secara manual, tap changer yang dapat beroperasi untuk
memindahkan tap transformator dalam keadaan transformator berbeban disebut dengan “ on load
tap changer ” dan dapat dioperasikan secara manual dan otomatis, transformator ( trafo ) suatu
alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energy listrik dari satu atau lebih rangkaian
1
listrik ke rangkaian listrik yang lainnya, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetik.
Pada sekripsi ini akan dibahas metode untuk menyelesaikan masalah perbaikan factor daya
dengan menggunakan software ETAP Power Station. Hasil yang dicapai diharapkan dapat
mencapai kepuasan dan menunjukkan penampilan yang terbaik.
Berdasarkan hal diatas maka timbul sebuah pokok permasalahan yaitu bagaimana memecahkan
masalah perbaikan factor daya dengan penempatan kapasitor, agar factor daya tidak berada
dibawah batas operasi yang ditetapkan dan memperkecil rugi-rugi daya. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka sekripsi ini diberi judul :
1.3. Tujuan
Memecahkan masalah perbaikan factor daya dengan penempatan kapasitor untuk meningkatkan
factor daya pada PLTU PAITON UNIT 9 dan mengurangi rugi-rugi daya dan rugi-rugi tegangan
dengan menggunakan software ETAP Power Station.
2
1.4. Batasan Masalah
Agar permasalahan mengarah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan maka permasalahan
dalam sekripsi ini dapat dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
1. Studi Literatur, yaitu kajian pustaka untuk mempelajari teori-teori yang terkait melalui
literatur yang ada, yang berhubungan dengan permasalahan.
2. Pengumpulan Data
Bentuk data yang digunakan :
Data kuantitatif, yaitu data yang dapat dihitung atau data yang berbentuk angka-
angka.
Data kualitatif, yaitu data yang berbentuk diagram, dalam hal ini single line
diagram penyulang.
3. Pemodelan
Setelah mendapatkan data, maka disimulasikan dalam software ETAP Power Station.
4. Analisa Data
Menganalisis data yang diperoleh dengan mempergunakan software ETAP.
5. Kesimpulan
Menarik kesimpulan dari hasil analisa data.
3
1.6. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Disini akan membahas tentang masalah system jaringan distribusi, daya dalam
system tenaga listrik, Tap Trafo dan Kapasitor daya.
Pada bab ini akan dibahas masalah factor daya, perbaikan factor
daya,pengurangan rugi-rugi daya, perbaikan tegangan dan metode aliran daya
Newton Rhapson.
Pada bab ini berisi data dan analisa hasil simulasi dari ETAP Power Station.
BAB V : PENUTUP
Merupakan bab terakhir yang memuat intisari dari hasil pembahasan, yang
berisikan kesimpulan dan saran yang dapat digunakan sebagai pertimbangan
untuk pengembangan penulisan selanjutnya.
4
1.7. Relevansi
Dengan adanya perbaikan kapasitor pada Tap Trafo diharapkan akan memberikan solusi kepada
PLTU PAITON UNIT 9 yaitu factor daya yang bagus atau tidak berada dibawah pada batas yang
diijinkan oleh PLN dan daya yang disuplay dari generator dapat mencukupi kebutuhan
operasional di perusahaan dan di perumahan karena rugi-rugi dayanya sudah diperkecil dengan
perbaikan dan penempatan kapasitor yang tepat.
5
BAB II
System tenaga listrik merupakan suatu system terpadu yang terbentuk oleh hubungan-hubungan
peralatan dan komponen-komponen listrik. Sistem tenaga listrik ini mempunyai peranan utama
untuk menyalurkan energy listrik yang dibangkitkan oleh generator dari pembangkit ke
konsumen yang membutuhkan energy listrik.
Gambar 2.1. Jaringan Distribusi Tegangan Menengah ( JTM ), Jaringan Distribusi Tegangan
Rendah ( JTR ) dan Sambungan Rumah ke pelanggan.
Jaringan setelah keluar dari G.I. biasanya disebut jaringan distribusi. Setelah tenaga listrik
disalurkan melalui jaringan distribusi primer maka kemudian tenaga listrik diturunkan
tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi tegangan menengah dan tegangan rendah,
kemudian disalurkan ke industry-industri, rumah-rumah atau pelanggan (konsumen).
6
Dalam pendistribusian tenaga listrik ke konsumen, tegangan yang digunakan bervariasi
tergantung dari jenis konsumen yang membutuhkan. Untuk konsumen industry biasanya
digunakan tegangan menengah 20 kV, sedangkan untuk konsumen perumahan digunakan
tegangan rendah 220/380 Volt, yang merupakan tegangan siap pakai untuk peralatan-peralatan
rumah tangga. Dengan demikian maka system distribusi tenaga listrik dapat diklasifikasikan
menjadi dua bagian system yaitu :
Pengklasifikasian system distribusi tenaga listrik menjadi dua ini berdasarkan tingkat tegangan
distribusinya.
Tingkat tegangan yang digunakan pada system distribusi primer adalah meliputi tegangan 20 kV,
oleh karena itu system distribusi ini sering disebut dengan system distribusi tegangan menengah.
Tingkat tegangan yang digunakan pada system distribusi sekunder adalah tegangan rendah yaitu
127/220 Volt atau 220/380 Volt, oleh karena itu system distribusi ini sering disebut dengan
system distribusi tegangan rendah.
System jaringan yang digunakan untuk menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik tersebut
dapat menggunakan system satu fasa dengan dua kawat maupun system tiga fasa dengan empat
kawat.
7
2.2. Struktur Jaringan Distribusi Tenaga Listrik [2]
Ada beberapa bentuk jaringan yang umum dipergunakan untuk menyalurkan dan
mendistribusikan tenaga listrik yaitu :
Bentuk jaringan ini merupakan bentuk dasar yang paling banyak digunakan dan yang paling
sederhana. Sistem ini dikatakan radial karena dari kenyataan bahwa jaringan ini ditarik secara
radial dari gardu induk ke pusat-pusat beban atau konsumen yang dilayaninya. Sistem ini terdiri
dari saluran utama ( main feeder ) dan saluran cabang ( lateral ) seperti pada gambar 2.2.
Pelayanan tenaga listrik untuk suatu daerah beban tertentu dilaksanakan dengan memasang
transformator disembarang titik pada jaringan yang sedekat mungkin dengan daerah beban yang
dilayani.
8
Untuk daerah beban yang menyimpang jauh dari saluran utama maupun saluran cabang, maka
akan ditarik lagi saluran tambahan yang dicabangkan pada saluran tersebut.
Kelemahan yang dimiliki oleh system radial adalah jatuh tegangan yang cukup besar dan bila
terjadi gangguan pada system akan mengakibatkan jatuhnya sebagian atau bahkan keseluruhan
beban system.
System ini disebut dengan jaringan distribusi loop karena saluran primer yang menyalurkan daya
sepanjang daerah beban yang dilayani membentuk suatu rangkaian loop, seperti terlihat pada
gambar 2.3.
Jaringan Distribusi Mesh merupakan jaringan yang strukturnya komplek, dimana kelangsungan
penyaluran dan pelayanannya diutamakan. Struktur jaringan ini umumnya digunakan pada
jaringan tegangan rendah yang kepadatan bebannya cukup tinggi.
9
Gambar 2.4. Sistem Jaringan Distribusi Mesh
Dalam system tenaga listrik, pembangkit-pembangkit tenaga listrik harus mampu menyediakan
tenaga listrik kepada pelanggan sesuai dengan permintaan beban listrik yang ada, dan hal yang
harus diperhatikan adalah system yang tetap ( konstan ). Dalam hal ini tegangan dan frekuensi
harus tetap konstan karena berhubungan dengan daya.
10
Daya nyata untuk beban 3 fasa seimbang :
Daya reaktif adalah daya yang timbul karena adanya pembentukan medan magnet pada beban-
beban induktif ( KVAR ).
11
2.4. Kapasitor Daya
Secara sederhana kapasitor terdiri dari dua plat logam yang dipisahkan oleh suatu bahan
dielektrik dan kapasitor ini mempunyai sifat menyimpan muatan listrik. Pada beberapa tahun lalu
kebanyakkan kapasitor terbuat dari dua buah plat aluminium murni yang dipisahkan oleh tiga
atau lebih lapisan kertas yang dilapisi oleh bahan kimia. Kapasitor daya telah mengalami
perkembangan yang begitu cepat selama 30 tahun terakhir. Karena bahan dielektrik yang
digunakan lebih efisien serta teknologi pembuatan kapasitor lebih baik.
Fungsi utama dari pemakaian kapasitor seri atau kapasitor shunt, dalam system tenaga adalah
untuk membangkitkan daya reaktif, untuk memperbaiki factor daya dan tegangan, sehingga
meningkatkan kapasitas system dan mengurangi rugi daya jaringan.
a. Kapasitor seri
Kapasitor seri adalah kapasitor yang dihubungkan seri dengan impedansi saluran yang
bersangkutan, pemakaiannya amat dibatasi pada saluran distribusi, karena peralatan
pengamannya cukup rumit. Jadi secara umum dikatakan biaya untuk pemasangan
kapasitor seri lebih mahal dari pada biaya pemasangan kapasitor shunt ( parallel ).
12
2.4.2. Pemasangan Kapasitor Shunt
Kapasitor shunt adalah kapasitor yang dihubungkan pararel dengan saluran dan secara intensif
digunakan pada system distribusi. Kapasitor shunt mencatu daya reaktif atau arus yang
menentang komponen arus beban induktif. Dengan dipasangnya kapasitor shunt pada jaringan
distribusi akan dapat memperbaiki profil tegangan, memperbaiki factor daya, dan menaikkan
kapasitas system serta dapat mengurangi rugi-rugi saluran.
- Kapasitor tetap.
- Kapasitor saklar.
a. Kapasitor Tetap
Adalah kapasitor untuk kompensasi daya reaktif yang kapasitasnya tetap dan selalu
terpasang di jaringan. Penggunaan kapasitor jenis ini harus memperhatikan kenaikan
tegangan yang terjadi pada saat beban ringan agar tidak melebihi batas tegangan yang
ditetapkan.
b. Kapasitor Saklar
Adalah kapasitor untuk kompensasi daya reaktif yang dapat di hubungkan dan dilepaskan
dari jaringan dan dapat diatur besar kapasitasnya sesuai dengan kondisi beban.
Untuk memudahkan perhitungan-perhitungan dalam system tenaga listrik digunakan system p.u
(per-unit) yang didefinisikan sebagai perbandingan harga yang sebenarnya dengan harga dasar
(base value), sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
Besaran per-unit = …………………...(2.7)
𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎
13
Rumus yang digunakan untuk penentuan arus dasar dan impedansi dasar adalah :
Arus dasar
Impedansi dasar
Dalam persamaan di atas nilai-nilai besaran diberikan untuk rangkaian satu fasa. Jadi
tegangannya adalah tegangan antar fasa dengan tanah dan daya setiap fasa. Setelah besaran-
besaran dasar ditentukan maka besaran-besaran itu dinormalisasikan terhadap besaran dasar.
Dengan demikian impedansi per-satuan didefinisikan sebagai berikut :
Tap Changer, adalah salah satu bagian utama dari Trafo Tenaga yang berfungsi untuk melayani
pengaturan tegangan trafo tersebut, dengan cara memilih/merubah ratio tegangan, perubahan
ratio ( perbandingan transformasi ) antara kumparan primer dan sekunder, untuk mendapatkan
tegangan operasi disisi sekunder sesuai dengan yang diinginkan, kualitas ( besarnya ) tegangan
pelayanan disisi sekunder dapat berubah karena tegangan jaringan/system yang berubah-ubah
akibat dari pembebanan ataupun saat kondisi system, pada perubahan ratio yang diatur oleh tap
changer adalah perubahan dengan range kecil antara + 10% - 15% dari tegangan dasar trafo
tersebut.
14
Perbandingan besar tegangan antara sisi primer terhadap tegangan sisi sekunder adalah
berbanding lurus dengan jumlah belitan pada masing-masing kumparan, ( Eprimer / Esekunder =
Nprimer / Nsekunder ) bila tegangan disisi primer berubah, sedangkan tegangan disisi sekunder yang
diinginkan akan tetap, maka untuk mendapatkan tegangan disisi sekunder yang konstan harus
melakukan penambahan atau mengurangi jumlah belitan disisi primer. Untuk mendapatkan range
yang lebih luas didalam pengaturan tegangan, pada kumparan utama trafo biasanya ditambahkan
kumparan bantu ( tap winding ) yang dihubungkan dengan tap selector pada OLTC.
Pada umumnya Tap Changer dihubungkan dengan kumparan sisi primer dengan pertimbangan
sebagai berikut :
1. Lebih mudah cara penyambungan karena kumparan primer terletak pada belitan paling
luar.
2. Arus disisi primer lebih kecil daripada disisi sekunder, tujuannya untuk memperkecil
resiko bila menjadi los kontak dengan arus yang lebih kecil dapat dipergunakan
ukuran/jenis konduktor yang kecil pula.
Ditinjau dari sisi pengoperasiannya jenis tap changer ada dua macam yaitu, Tap changer yang
hanya dapat beroperasi untuk memindahkan tap dalam posisi transformator tidak beroperasi (
tidak bertegangan ) disebut dengan “ Off Load Tap Changer ”/ deenergized tap changer, yang
hanya dapat dioperasikan secara manual. Biasanya dioperasikan dengan cara diputar untuk
memilih posisi Tap pada Trafo TM tombol pengaturnya dibagian atas deksel trafo, diantara
Bushing Primer dan Sekunder.
Sedangakan Tap Changer yang dapat beroperasi untuk memindahkan Tap Transformator dalam
keadaan berbeban disebut dengan “ On Load Tap Changer ” atau disebut juga dengan OLTC,
yang pengoperasiannya dapat secara manual maupun elektris/motor rise.
Transformator yang terpasang di gardu induk pada umumnya menggunakan Tap Changer yang
dapat dioperasikan dalam keadaan Trafo berbeban ( OLTC ) yang dipasang disisi Primer,
berfungsi untuk melanyani pengaturan tegangan keluar dari Trafo, Dengan cara
memilih/merubah ratio tegangan tanpa harus melakukan pemadaman.
15
Sedangakan Transformator penaik tegangan ( step up ) diunit pembangkit atau pada Trafo
kapasitas kecil ( Trafo TM ), pada umumnya menggunakan Tap Changer yang digunakan oleh
Off Load Tap Changer bila akan dilakukan perubahan Trafo harus dipadamkan terlebih dahulu (
tanpa beban ).
Tap Changer Trafo tenaga ditempatkan dalam tabung/Compartment direndam dalam minyak,
yang ditetapkan terpisah dari tangki utama ( Main-tank ) karena Trafo dalam pengoperasian
OLTC terjadi switching ketika kontak-kontak didalam OLTC berpindah posisi sehingga kualitas
minyak cepat menurun terutama warnanya cepat kotor dan berwarna hitam ( karbon dioksida ),
oleh karena itu minyak di Tap Changer ditempatkan terpisah dari minyak Trafo di dalam tangki
utama. Penempatan OLTC dirancang sedekat mungkin dengan belitan/kumparan di dalam Trafo
untuk memperpendek pemakaian konduktor yang dipakai untuk menghubungkan Tap Changer
dengan belitan.
16
- Pada type tertentu dapat dipasang Diagfragma/Pressure Relief untuk pengaman tekanan
lebih dari OLTC.
2. pada Diverter Switch saat bergerak berubah-ubah posisi Tap,kontak-kontak Diverter Switch
membawa arus beban namun walaupun ada arus beban tidak terjadi pemutusan arus ( open
connection ) karena akan dilengkapi dengan kontak-kontak transisi dan resistor transisi, namun
saat perubahan posisi kontak-kontak Diverter Switch terjadi arcing tetapi masih dalam batas
toleransi. Gerakkan dalam Diverter Switch akan berlangsung setelah gerakan posisi kontak-
kontak dalam Selector mencapai titik perpindahannya.
3. pada Tap Selector merupakan kontak-kontak utama dalam Tap untuk perpindahan posisi pada
pengoperasian di OLTC, saat perubahan sampai diposisi Tap yang akan dicapai Tap Selector
tidak berbeban ( tidak membawa arus ) karena itu Tap Selector dapat ditempatkan dalam Main
tank Trafo dalam kecepatan gerak pada Tap Selector dan Diverter Switch awal gerak hingga
sampai diposisi berikutnya ( satu step ) sekitar 40-70 milli detik sesuai dengan typenya.
4. pada Mekanik Penggerak terdiri dari beberapa komponen antara lain adalah :
5. pada Proteksi yang terpasang pada OLTC adalah untuk pengaman terhadap tekanan lebih (
Pressure ) yang terjadi saat gangguan berat.
17
6. pada Konservator
Diverter Switch ditempatkan dalam kompartemen yang diisi oleh minyak isolasi, pada
pengoperasiannya terjadi pemanasan terhadap minyak oleh karena itu untuk menampung
pemuaian minyak kompartemen di OLTC dihubungkan dengan Konservator, disamping itu
karena kontaminasi minyak dari Diverter Switch bisa naik ke Konservator maka minyak di
Konservator OLTC harus terpisah / disekat dengan minyak Konservator tangki utama di Trafo.
Pada OLTC MR ini ada dua konsep desain perpindahan Tap Changer yaitu dengan cara :
OLTC ABB type UZ dirancang sedemikian rupa dengan tujuan untuk keandalan yang tinggi,
desain yang disederhanakan dan kuat, oleh karena itu pemeliharaannya dapat diminimalisir oleh
Tap Changer dan ditempatkan diluar tangki utama di Trafo.
18
Komponen utama dari OLTC ABB terdiri dari : dudukkan / rumah kontak ( Moulding ),
Selector Switch, Transition, Resistor dan Chang-over Switch. Komponen-komponen tersebut
terletak didalam tangki OLTC ABB, semua perlengkapan di OLTC ABB dijadikan satu unit
termasuk Motor system penggerak, oleh sebab itu OLTC ABB Type UZ dapat dipakai pada
banyak macam Trafo tenaga.
3. OLTC UNION
Prinsip kerja dari OLTC UNION mengacu kepada prinsip DR.Jansen yaitu dengan menggunakan
Selector dan Diverter Switch pada permukaan kontak Selector Switch yang diberi lapisan perak
yang dapat menjamin pengoperasian dengan keandalan tinggi, kontak Selector Switch dan
Gearingnya didesain untuk free maintenance selama Trafo tenaga beroperasi. Diverter Switch
dilengkapi dengan high speed resistance, arah gerakan Diverter Switch kekanan dan kekiri untuk
menjamin keandalan tinggi permukaan kontak-kontak Diverter Switch yang dilapisi tembaga
campuran Tungsten. Kontak-kontak dari OLTC UNION mampu menahan arus beban pada 1,1
kali rating dari arus beban, dari system Proteksi OLTC UNION menggunakan Surge Pressure
Protective Device yang ditempatkan pada Tap Changer Head, bila terjadi gangguan akan dapat
merespon sangat cepat hampir instantaneous < 10 ms, hal ini untuk mencegah kerusakan dari
tangki Diverter Switch disamping itu system dari proteksinya ditambah dengan Diverter
Protective Device sejenis dari RS 2001.
19
BAB III
Pada sebagian besar peralatan yang mengandung dua unsur atau jenis beban, yaitu beban resistif
dan beban reaktif. Dalam terjadinya hal ini maka akan membutuhkan pula suatu komponen arus
yang disebut arus Ir ( arus beban resistif ) dan arus Ix ( arus beban reaktif ), kedua komponen
arus tersebut adalah :
1. Arus beban resistif adalah arus yang dikonversikan menjadi kerja, biasanya dalam bentuk
panas, kerja mekanik, cahaya dan bentuk energy lain. Daya yang dihasilkan dari adanya
arus ini adalah daya yang bekerja dengan satuan Watt, Kilo Watt, dsb.
2. Arus beban reaktif mengalir pada komponen beban yang tidak dapat dikonversikan
menjadi bentuk penggunaan energy lain secara langsung, tetapi keberadaannya tidak
dapat dipisahkan dari kebutuhan beban antara lain untuk menghasilkan fluks dalam
pengoperasian peralatan elektromagnetis ( misalnya : trafo, motor induksi, dsb ). Tanpa
arus ini maka tidak ada arus magnetisasi dan energy tidak mengalir melalui trafo atau
menembus celah udara pada motor induksi.
Setiap pemakaian daya reaktif akan menyebabkan turunnya factor daya yang menyebabkan
memburuknya karakteristik kerja peralatan-peralatan system pada umumnya, baik dari segi
teknik operasional maupun segi ekonomisnya,factor daya adalah perbandingan antara daya nyata
dan daya semu.
Untuk daya semu sendiri dibentuk oleh dua komponen daya nyata ( kw ) dan daya reaktif
(kVAR).
20
Hubungan ini dapat digambarkan sebagai berikut ini :
𝑃
Dengan factor daya = ……………………………………………..(3.2)
√𝑃 2 +𝑄2
P = daya nyata ( kW )
= V . I . cos φ ………………………………………...(3.3)
= V . I . sin φ ………………………………………...(3.4)
= V . I ………………………………………………..(3.5)
φ = sudut phase
Suatu beban akan membutuhkan suplai daya aktif jika beban tersebut bersifat induktif dan suatu
beban membutuhkan suplai daya reaktif jika beban tersebut bersifat kapasitif. Jadi factor daya
dapat dilihat dari hubungan antara arus aktif, arus magnetisasi dan arus total.
Arus nyata ( Ia ) adalah arus yang dibeban dan kedalam energy panas.
Arus magnetisasi ( Im ) adalah arus yang mengalir dibeban untuk menimbulkan medan
magnet.
Arus total ( I ) adalah arus yang mengalir dijaringan dan merupakan penjumlahan vector
dari arus nyata dan arus magnetisasi.
Beberapa sebab system distribusi mempunyai factor daya yang rendah, yaitu :
21
Menurunnya factor daya berarti mengecilnya perbandingan antara daya nyata dengan daya semu
atau berarti semakin membesarnya kebutuhan beban dan daya aktif.
Karena pada saluran terdapat resistansi R dan reaktansi X maka rugi daya ( 𝑃𝐿 ) dirumuskan
sebagai berikut ini :
𝑃𝐿 = 𝐼 2 R
Apabila arus mendahului tegangan, maka factor daya itu dikatakan leading. Factor daya leading
ini terjadi apabila beban kapasitif, seperti kapasitor, generator sinkron dan motor sinkron.
Apabila arus tertinggal dari tegangan, maka factor daya itu dikatakan lagging. Factor daya
lagging ini terjadi apabila beban induktif, seperti motor induksi ( AC ) dan transformator.
Perbaikan factor daya pada umumnya adalah penambahan komponen sebagai pembangkit daya
reaktif yang memungkinkan mensuplai kebutuhan kVAR pada beban-beban induktif. Untuk
merencanakan suatu system dalam memperbaiki factor daya, dapat dipergunakan suatu konsep
yaitu kompensator ideal, dimana system ini dapat dihubungkan pada titik penyambungan secara
parallel dengan beban dan memenuhi tiga fungsi utama, yaitu :
22
Untuk memenuhi kebutuhan daya reaktif yang efektif dan efisien, maka perlu dilakukan
pemilihan sumber daya reaktif. Terdapat beberapa komponen-komponen atau peralatan yang
menghasilkan daya reaaktif yaitu kondensor sinkron, kapasitor seri dan kapasitor shunt.
Rugi-rugi saluran perfasa dari saluran 3 fasa seimbang dengan beban terpusat seperti pada
gambar 3.3 adalah 𝐼 2 ( R-j X ) atau dapat dibedakan menjadi :
Rugi daya ( I2R ) dapat dibagi menjadi dua komponen yaitu komponen arus aktif dan komponen
arus reaktif. Pada rugi daya karena komponen arus aktif tidak akan mempengaruhi penempatan
kapasitor pada saluran, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Diasumsikan bahwa rugi daya (I2R) disebabkan oleh arus saluran ( lagging ) I, yang mengalir
pada resistansi R, sehingga :
Setelah dipasang kapasitor dengan arus Ic, didapat arus saluran baru I1 dan rugi daya I2R sebagai
berikut ini :
23
Sehingga pengurangan rugi daya sebagai akibat pemasangan kapasitor didapat :
Maka hanya komponen arus reaktif ( I sin 𝜃 ) saja yang berpengaruh terhadap pengurangan rugi
daya I2R akibat pemasangan kapasitor shunt pada saluran distribusi. Pengurangan rugi daya
saluran 3 fasa adalah :
Pemakaian kapasitor shunt dalam system tenaga listrik selain untuk perbaikan factor daya juga
bertujuan menaikkan tegangan. Dan secara vektoris dapat digambarkan sebagai berikut :
Manfaat terbesar yang diperoleh dari perbaikan factor daya berasal dari pengurangan daya reaktif
dalam system. Hal ini menghasilkan pengurangan biaya pemakaian daya yang lebih rendah,
kenaikan kapasitas system, perbaikan tegangan dan pengurangan rugi daya dalam system. Satu-
satunya cara untuk memperbaiki factor daya adalah mengurangi daya reaktif pada jaringan. Jika
komponen daya reaktif dapat dikurangi, maka total arus akan berkurang, sedang komponen daya
aktif tidak berubah, maka factor daya akan lebih besar sebagai akibat berkurangnya daya reaktif.
Factor daya akan mencapai 100% jika komponen daya reaktif sama dengan nol ( 0 ).
24
Dengan menambahkan kapasitor, daya reaktif komponen Q akan berkurang, gambar 3.7
menunjukkan perbaikan factor daya pada system, kapasitor mensuplay daya reaktif ke beban.
𝑃
Cos φ1 = 𝑆 ……………………………………………………..(3.15)
1
Bila suatu kapasitor Qc kVAR dipasang pada beban, factor daya dapat diperbaiki dari Cos 𝜃1
menjadi Cos 𝜃2 dimana :
𝑃
Cos φ 2 = 𝑆2
𝑃
=
√(𝑃 2 + 𝑄2 )
𝑃
= ………………………………………….(3.16)
√𝑃 2 + (𝑄1 −𝑄𝑐 )2
Sehingga daya semu dan daya reaktif berkurang dari S1 ( kVA ) ke S2 ( kVA ) dan dari Q1 (
kVAR ) ke Q2 ( kVAR ) sehingga kapasitas beban akan meningkat. Dengan demikian dapat
diambil kesimpulan bahwa persentase pengurangan rugi daya jaringan dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut ini :
Penjumlahan secara vector dari arus aktif dan reaktif menghasilkan arus-arus total yang dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut :
25
I = Arus Semu = √(𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓 )2 + (𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓 )2
Pada suatu tegangan V, daya aktif, daya reaktif dan daya semu adalah sebanding dengan arus,
dimana hubungannya dapat dinyatakan sebagai berikut :
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓 𝐾𝑊
Factor daya = =
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓 𝐾𝑉𝐴
Dari hubungan fasor diagram daya aktif dan reaktif dapat ditulis beberapa persamaan matematis
sebagai berikut ini :
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓 ( 𝑘𝑊 )
Cos φ = = …………………………………...(3.22)
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑚𝑢 (𝑘𝑉𝐴)
Karena komponen daya aktif biasanya konstan, dan daya semu serta komponen daya reaktif
berubah sesuai dengan factor daya, maka persamaan yang dinyatakan dalam komponen daya
aktif yang paling tepat digunakan.
26
Persamaan ini dapat ditulis sebagai berikut ini :
= ( kW ) x Tan φ 1 …………………..(3.25)
= ( kW ) x Tan φ 2 …………………..(3.26)
= ( Kw ) x ( Tan φ 1 – φ 2 ) ………………………………(3.27)
Untuk penyederhanaan ( Tan φ 1 – Tan φ 2 ) sering ditulis ∆ Tan, yang merupakan suatu factor
pengali untuk menentukan daya reaktif.
= ( kW ) x ∆ Tan …………………………………………(3.28)
Sebelum melakukan optimasi terlebih dahulu dilakukan suatu proses analisa aliran daya pada
kapasitor untuk mengetahui kondisi suatu system.
3.6.1. Tujuan
Tujuan analisa aliran daya dan kapasitor pada sekripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui profil tegangan pada setiap bus dari system jaringan.
2. Untuk mengetahui besarnya daya yang mengalir pada setiap cabang disaluran dari
struktur jaringan.
27
3. Untuk mengetahui besar rugi-rugi daya reaktif dan daya aktif pada setiap cabang dari
saluran distribusi.
Secara matematis persamaan aliran daya Newton Raphson dapat diselesaikan dengan
menggunakan koordinat rectangular atau koordinat polar dalam pembahasan sekripsi ini
menggunakan bentuk polar.
Hubungan antara arus simpul IP dengan tegangan simpul Vq pada suatu jaringan dengan n simpul
dapat dituliskan sebagai berikut ini :
Dalam penyelesaian aliran daya dengan Newton Raphson bentuk persamaan aliran daya yang
dipilih adalah polar, dimana tegangan dinyatakan dalam bentuk polar,sebagai berikut ini :
Vq = |𝑉𝑞 | e jᵟq
Dengan memisahkan bagian riil dan bagian imajiner maka dapat diperoleh :
28
Dengan menggunakan persamaan (3.34) dan persamaan (3.35) untuk n buah simpul dalam
system didapat 2n persamaan, sedangkan disetiap simpul ada 4 variabel. Untuk memecahkan
persoalan ini, 2n variable perlu ditentukan terlebih dahulu, sehingga 2n variable yang lain dapat
dicari dengan menggunakan 2n persamaan yang ada. Penentuan 2n variable ini dilakukan dengan
menentukan beberapa macam simpul dalam system,yaitu :
29
Indeks 1 ( p = 1 ) adalah indeks bagi simpul referensi.
Berdasarkan uraian diatas untuk system yang terdiri dari n buah simpul, 2n variable telah
diketahui, sedangkan 2n variable yang lain harus dicari. Untuk mencari 2n variable ini
dipakai persamaan (3.33) dan persamaan (3.36) untuk setiap simpul sehingga didapat 2n
persamaan yang merupakan syarat untuk mencari 2n variable tersebut. Hal yang
merupakan syarat untuk mencari 2n variable tersebut ialah :
Dalam metode Newton Raphson, variable-variabel yang harus dicari dimisalkan dulu
nilainya, jadi untuk setiap simpul ada dua variable yang diketahui dan dua variable yang
dimisalkan, kecuali untuk simpul referensi yang akan dihitung terakhir. Kemudian
digunakan persamaan (3.33) dan persamaan (3.34) untuk menghitung nilai P dan nilai Q
pada setiap simpul.
Pada setiap simpul P Q, nilai P dan nilai Q diketahui dan nilai yang diketahui inilah yang
dibandingkan dengan nilai hasil perhitungan di atas. Apabila selisih antara nilai yang
diketahui dan hasil perhitungan di atas lebih kecil dari pada suatu nilai yang dikehendaki,
maka nilai variable yang dimisalkan tersebut di atas dapat dianggap benar. Apabila selisih
tersebut lebih besar dari nilai yang dikehendaki, maka harus dilakukan proses iterasi
sampai selisih tersebut mencapai nilai yang dikehendaki. Untuk simpul P V yang tidak
dibandingkan hanya selisih daya aktif ∆ P saja, karena daya reaktif Q yang diketahui, tidak
ditentukan, akan merupakan hasil dari perhitungan.
Untuk simpul referensi (Slack Bus) dihitung terakhir seperti yang telah dijelaskan.
Sedangkan ε adalah suatu angka yang ditentukan berdasarkan ketelitian yang diinginkan.
30
3. Besar tegangan |𝑉| dan sudut fasa tegangan 𝛿 dari simpul referensi (Slack Bus)
diketahui.
B. Kemudian dicoba nilai tertentu bagi besaran sebagai berikut ini :
1. Besarnya tegangan |𝑉| beserta sudut fasa 𝛿 pada semua simpul P Q.
2. Besarnya sudut fasa tegangan pada semua simpul P V.
C. Berdasarkan nilai yang dicoba tersebut pada butir B, dilakukan perhitungan dengan
menggunakan persamaan (3.33) dan persamaan (3.34) untuk mendapatkan :
1. Nilai P dan Q yang dihitung untuk simpul-simpul P Q.
2. Nilai P yang dihitung untuk simpul P V.
D. Nilai P dan Q yang diketahui pada A dikurangi dengan nilai P dan Q yang didapat
dari perhitungan pada C disebut nilai residu dari P dan Q. Nilai residu ini harus
mendekati nol, atau < ε ( nilai yang dikehendaki berdasarkan suatu ketelitian
perhitungan yang diinginkan). Apabila nilai residu P dan Q ini belum < ε, maka
harus dilakukan iterasi.
E. Proses iterasi dilakukan dengan mengkoreksi nilai yang dicoba bagi |𝑉| dan 𝛿
seperti yang disebutkan dalam butir B.
31
3.6.4. Flowchart Aliran Daya Newton Raphson
Mulai
ITERASI = 0
HITUNG K = K + 1
HITUNG DAYA BUS
( Pk dan Qk ) HITUNG TEGANGAN
BUS
Vpk + 1 Vpk + DVp
HITUNG PERUBAHAN DAYA
( DPk dan DQk )
PERIKSA
PERUBAHAN
HITUNG PERUBAHAN DAYA
TEGANGAN
( Mak DPk dan Mak DQk )
HITUNG ELEMEN
JACOBIAN
PERIKSA Tdak
KONVERGENSI HITUNG ARUS BUS
( Mak DPk < S) ( I p(0)p = 1,2,3,p ≠ s)
(Mak DQk < S)
Ya
32
3.7. Algoritma Pemecahan Masalah
1. Mulai.
2. Masukkan data : bus, power grid, generator, trafo, motor, static load dan kabel.
3. Cek data parameter.
4. Melakukan proses Aliran Daya dengan menggunakan Metode Newton Raphson.
5. Mengecek apakah terjadi Error Report :
a. “ Ya” : Cek data parameter lagi.
b. “ Tidak” : Proses selanjutnya ( langkah 6 ).
6. Mengecek apakah Cos 𝜑 lebih kecil dari batas yang diijinkan.
7. Melakukan penempatan kapasitor.
8. Cetak hasil.
9. Selesai.
33
3.8. Flowchart Pemecahan Masalah
Mulai
Input data :
1. Bus
2. Power Grid
3. Generator
4. Trafo
5. Motor
6. Static Load
7. Kabel
Ya
Ada Warning ?
Penempatan Kapasitor
Tidak
Syarat
Terpenuhi?
34
BAB IV
Analisa yang dilakukan dengan penempatan kapasitor yaitu secara terdistribusi dan
terpusat untuk bisa menaikkan factor daya yang diinginkan, selain itu untuk perubahan
penempatan kapasitor harus juga dilakukan dengan penambahan kapasitas kapasitor untuk
menghasilkan nilai factor daya yang lebih di PLTU PAITON unit 9, salah satu cara yang
ditempuh adalah dengan cara penempatan atau menambahkan besaran kapasitas kapasitor.
ETAP Power Station merupakan program untuk menganalisis kondisi transien suatu system
kelistrikan. Dengan menggunakan softwere ETAP single line diagram bisa dimodelkan, baik
itu sebagai power grid, trafo, breaker, saluran dan beban (baik sebagai beban statis dan
dinamis).
35
Gambar 4.1. Single Line PLTU PAITON UNIT 9
36
Gambar 4.1.2. Single line PLTU PAITON Unit 9 menggunakan ETAP Power Station
37
38
39
40
41
42
43
44
4.3. Solusi Perbaikan Faktor Daya dengan menggunakan ETAP Power Station 7.0.0
ETAP Power Station 7.0.0 merupakan program untuk menganalisa kondisi transien suatu system
kelistrikan. ETAP Power Station memungkinkan antar muka secara grafis dan komputasi yang
sempurna dan secara langsung kita dapat menggambar single line diagram. Program ini didesain
berdasarkan tiga konsep, yaitu :
Standar yang digunakan ETAP Power Station versi 7.0.0 ada dua yaitu standar IEC dan standar
ANSI. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa dalam system tenaga di dunia terbagi dalam dua
satuan umum. Dalam gambar 4.2. terdapat toolbar AC Edit, DC Edit dan Instrument yang
merupakan kumpulan dari alat-alat ukur. AC Edit digunakan untuk menggambar jaringan AC,
DC Edit digunakan untuk menggambar rangkaian DC. Dimana setiap kelompok tools tersebut
terdapat bus, kabel, CB, fuse, beban dan lain sebagainya. Mode Toolbar digunakan untuk me-
runing program.
45
Analisa yang dapat dilakukan antara lain adalah analisa aliran daya, hubung singkat, motor
starting, harmonisa, stabilitas transient, koordinasi relay dan lain sebagainya. Komponen
diletakkan pada modul dengan cara klik kiri sekali pada salah satu tool yang diinginkan, lalu
diletakkan pada modul dengan klik kiri. Kemudian melakukan pengisian data dengan cara
double klik salah satu peralatan yang ada di modul yang telah terpilih untuk pengisian data
parameter maupun keterangan secara lengkap.
Factor daya tersebut merupakan nilai rata-rata dari bus system sehingga pada bus-bus lain
memungkinkan terdapat nilai factor daya yang buruk. Ini terjadi karena pada bus tersebut
terhubung beban-beban induktif dengan kapasitas yang besar yang berpeluang sangat besar pula
memperburuk nilai factor daya system. Selain itu rugi daya reaktif yang terjadi juga ditambah
oleh distorsi harmonic oleh beban-beban seperti motor induksi, komponen-komponen power
elektronik yang ada di dalam transformator maupun harmonic yang ditimbulkan oleh alat-alat
kompensasi itu sendiri. Dengan load flow analysis dalam ETAP Power Station, besar kandungan
daya reaktif bisa menjadi indikasi bahwa ada distorsi harmonic di dalamnya, tetapi dengan
menggunakan kompensasi kapasitor ini tidak begitu memberikan kontribusi yang berarti dalam
hal mereduksi distorsi harmonic. Akan lebih baik jika digunakan harmonic filter. Tetapi kedua
cara mengatasi permasalahan factor daya ini memiliki kelebihan masing-masing. Jika
menggunakan kapasitor biaya relative lebih murah.
46
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. peningkatan factor daya dari 0,86 menjadi 0,90 membutuhkan kapasitor dengan kapasitas daya
sebesar 300kVar. Serta menyebabkan daya reaktif menurun dari 6,569 Mvar menjadi 5,519
Mvar.
2. terjadinya penurunan daya semu dari 13,485 MVA menjadi 13,033 MVA.
5.2. Saran
Jika ingin dilakukan perluasan jaringan yang kemungkinan akan terjadi penambahan beban
dalam jumlah besar, maka perlu terlebih dahulu dilakukan analisa load flow agar system dapat
tetap dipertahankan dalam kondisi stabil, penyaluran daya aktif dan daya reaktif yang optimal
dan factor daya yang baik.
47
Daftar Pustaka
[1] Grainger, John J, William D. Stevenson, 1994, “ Power System Analysis ”. McGraw Hill,
Inc. Singapore.
[2] Bruce, Smith., Jos Arrilaga., 1998, “AC–DC Power System Analysis”., Short Run Press, Ltd.,
England.
[3] Richardson, Dovald V., Arthur J. Caisse, 1996, “Rotating Electric Machinery and
Transformer Technology 4th Edition”., Prentice-Hall, Inc. United States of America.
[4] Harrison, J.A., “The Essence of Electric Power System”. Prentice Hall. Great Britain.
[5] Lister, 1993, ”Mesin dan Rangkaian Listrik (Terjemahan)”., Erlangga, Jakarta.
[7] Deni, Almanda, Ir., 2000, “Peranan Kapasitor dalam Penggunaan Energi Listrik”.
Elektroindonesia.com.
[8] Paresh Chandra, Sen., 1996, “Principles of Electric Machines and Power Electronics”, 2nd
Edition, John Wiley and Sons, Inc. United States of America.
48
49
50