Oleh
RIO ERLANGGA PUTRA
NIM : B1.2016.1009
ABSTRAK
Oleh
RIO ERLANGG PUTRA
NIM : B1.2016.1009
ABSTRACT
(..............................) (..........................................................)
(............................) (.........................................................)
Dipersembahkan kepada:
(dan seterusnya)
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENGANTAR
BAB II
TINJAUAN UMUM
II.1.Peta Lokasi(belum)
II.2.Letak Geografis
Gunung Merbabu adalah gunung api bertipe Starato yang terletak secara
geografis pada 7,5⁰ LS dan 110⁰ BT. Gunung Merbabu ini berada di wilayah
Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten Boyolali di lereng
sebelah timur dan selatan, Kabupaten Semarang di lereng sebelah utara, Provinsi
Jawa Tengah.
II.3.Topografi(belum)
POTO BELUM....
II.4.Klimatologi(belum
Belum ada penjelasaaan........
II.5. Unit-Unit Penghasil Limbah
II.5.1. Unit
Pengolahan sampah di gunung merbabu Selo Boyolali terdapat unit tungku
pembakaran yang dapat menghasilkan limbah berupa abu dari hasil
pembakaran sampah residu atau sampah yang tidak bisa dimanfaatkan
kembali.
Tunggu pembakar yang berada di TNGMb Resort Selo Boyolali terdapat satu
unit. Sesuai dengan fungsinya tunggu ini digunakan untuk membakar semua
jenis sampah kecuali jenis plastik(foto tunggku belum)
Ada sembilan (9) jenis sampah yang ada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) jalur
pendakian Selo, Boyolali anatara lain :
BAB III
UTILITAS
III.1.Pengadaan Air(belum)
III.2.Pengadaan Listrik(belum)
III.3. .Pengadaan Tenaga Lain(belum)
BAB IV
TINJAUAN KHUSUS
telah disediakan oleh pihak Taman Naisonal Gunung Merbabu. Sampah yang sudah
terkumpul akan dipilah terlebih dahulu oleh relawan, pemilhan dilakaukan setiap hari
dari siang hari hingga sore hari . Pemilahan dilakaukan berdasarkan dua (2) jenis
sampah botol dan sampah residu. Pemilahan sampah bertujuan untuk memisahkan
sampah botol satukali pakai dan sampah residu atau sampah yang tidak bisa
dimanfaatkan. Sampah botol dari pemilahan yang telah terkumpul yang kemudian
akan dijual ke pengepul, namun untuk sampah residu akan dibakar di tunggu
pembakaran.
BAB V
TUGAS KHUSUS
Namun sesuai dengan kenyataan lapangan bahwa pihak dari Balai Taman Nasinal
Gunung Merbabu belum memiliki data-data tersebut, sehingga dari Pihak Balai
Taman Nasional Gunung Merbabu memberikan tugas bagii mahasiswa Universitas
Kristen Surakarta yang melakuakan Kerja Praktek untuk mencari data-data yang
terkait dengan judul Kerja Praktek
V.2.Metode Penelitian
V.2.1 Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakaukan melalui observasi dan sampling untuk
mengatahui timbulan dan komposisi sampah.
IV.2.2. Observasi
Melakukan pengamatan langsung terhadap pengolahan sampah di Jalur
Pendakian Selo, Boyolali.
IV.2.3. Sampling
Mengukur julah timbulahan dan komposisi sampah yang dihasilkan di Taman
Nasional Gunung Merbabu sesuai dengan SNI 19-3964-1994 tentang metode
pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah
perkotaan dengan memodifikasi sesuai dengan tempat Kerja Praktek (KP)
yang dikategorikan sebagai no perkotaan tentang waktu pengambilan data.
(FOTO-FOTO BELUM)
V.3. Tahap Penelitian
Tahap penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer
meliputi studi literalur, observasi, wawancara, dan sampling. Sedangkan untuk data
sekunder berupa gambaran umum lokasi dan jumlah pengunjung dalam satu hari yang
didapatkan dari pengelola pihak Taman Nasional Gunung Merbabu yang berada di
Selo, Boyolali.
Waktu pengambilan sampling berupa penentuan waktu yaitu selama 8 hari berturut-
turut. Hari Senin, Juli 2019 sampai Senin 15 Juli 2019dan tempat penelitian di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) jalur pendakian Gunung Merbabu via Selo,
Boyolali. Tahap-Tahap untk melakukan pemngambilan sampling sampah untuk
mengetahui Jenis sampah, Volume samapah, dan Berat sampah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Sampah: pendaki yang berjumlah 8 sampai 10 orang akan
dikumpulkan menjadi satu terlebih dahulu sebelum dilakukan proses
penimbangan Proses pengumpulan sampah dilakukan sesuai dengan jumlah
pendaki total yang naik pada hari itu.
2. Penimbangan sampah: sampah dari pendaki yang berjumlah 8 sampai 10
orang akan dilakukan proses penimbangan, proses penimbangan tersebut
dilakukansampai dengan jumlah pendaki total yang naik hari itu, setelah
proses penimbangan sampah yang dihasilkan dari jumlah total pendaki pada
hari itu, maka dapat diketahui berat total sampah pada hari itu
3. Mengukur Volume Sampah: sampah yang telah ditimbang kemudian akan
diukur volumenya. Sampah akan dimasukan pada wadah berbentuk kubus
terkumpul menjadi satu
4. Pemilahan sampah: setelah selesai melakukan pengukuran volume, sampah
akan dipindahkan pada kantong plastik besar kemudian dilakukan pemilahan
sampah berdasarkan jenis. Jenis sampah yang terdapat di Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) ada sembilan (9) jenis antara lain: Plastik, Organik, Textile,
Logam, Kaca, Steorofom, Tisu, Kertas, dan B3. Setelah selesai melakukan
pemilahan sampah akan ditimbang kembali namun penimbangan dilakukan
berdasarkan jenis untuk mencari berat sampah total pada jenis sampah
tersebut.
jika kita bandingan pada hari ke-1 dan ke-7 yang mana dengan jumlah pendaki
sebanyak 215 orang pada hari ke-1 dan jumlah sampah seberat 112,660 kg timbulan
sampah yang dihasilkan jauh lebih sedikit jika dibandingan pada hari ke-7. Pada hari
ke-7 jumlah pendaki sebanyak 130 orang tetapi sampah yang dihasilkan jauh di atas
jumlah sampah pada hari ke-1 dengan jumlah sampah seberat 199,386 kg. Tingginya
perbandingan timbulan sampah yang dihasilkan dipengaruhi oleh pendaki yang
melakukan pendakian tanpa menginap atau tanpa membangun tenda dan
hanyamembawa makanan untuk diperjalanan saja yang berupa minuman dan sedikit
makanan penambah
energi seperti coklat, yang mana dalam istilah para pendaki biasa disebut dengan
istilah tiktok. Dari hasil observasi yang dilakukan dapat dilihat pada tabel diatas
bahwa jumlah timbulan sampah yang dihasilkan sangatlah fluktuatif dengan jumlah
timbulan sampah rata-rata sebesar 0.555 Kg/orang/hari. Nilai
timbulan sampah tertinggi didapatkan pada hari ke-2 dengan nillai 0.686
Kg/orang/hari, Jika dibandingkan dengan SNI 19-3983-1995 tentang Spesifikasi
Timbulan Sampah untuk Kota Kecil dan Kota Sedang di Indonesia timbulan sampah
yang dihasilkan oleh pendaki sangatlah tinggi. Klasifikasi pedesaan dengan timbulan
sampah 0,3 - 0,4 Kg/orang/hari dan timbulan sampah yang dihasilkan oleh pendaki
rata-rata 0.555 Kg/orang/hari apabila diasumsikan para pendaki melakukan pendakian
selama 1 hari pendakian. Dalam penlitian sebelumnya, yang dilakukan di Taman
Nasional Gunung Rinjani, jumlah timbulan sampah yang dihasilkan ratarata sebesar
5,5 kg/orang/hari sampah anorganik dan 0,6 kg/orang/hari sampah
Hari
Gunung Merbabu Via Selo selalu dikunjungi lebih dari 200 orang setiap
harinya. Data jumlah pengunjung paling sedikit pada saat dilakukannya pengambilan
data terdapat pada Hari ke-4 dengan jumlah pengunjung sebanyak 220 orang,
sedangkan jumlah pengunjung terbanyak yaitu pada Hari ke 6 yaitu sebanyak 1000
orang. Melonjaknya jumlah pengunjung di akhir pekan disebabkan karena pada akhir
pekan sebagian banyak masyarakat memiliki waktu luang yang cukup banyak, dan
salah satunya dapat dihabiskan dengan melakukan kegiatan pendakian gunung.
Jumlah tersebut cukup banyak dalam hal pendakian. Hal tersebut dapat
mempengaruhi terhadap sampah yang dihasilkan.
Jumlah berat sampah yang dihasilkan begitu fluktuatif dipengaruhi dari jumlah
pengunjung yang datang. Berat sampah
terbanyak dihasilkan pada Hari ke 6 sebanyak 386 kg, sedangkan jumlah berat
sampah paling sedikit pada Hari ke-7 sebanyak 103.05 kg. Terdapat perbedaan
yangcukup signifikan terhadap berat sampah yang ditimbulkan. Ini dipengaruhi oleh
jumlah pengunjung dan juga kebiasaan para pendaki dalam membawa bawa selama
pendakian
Dilihat dari data yang ditampilkan didapatkan data timbulan berat sampah yang
variatif dan fluktuatif dengan menghasilkan rata-rata timbulan berat sampah sebesar
0.2 kg/org/hari. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh kebiasaan dan kebutuhan selama
pendakaian
Berdasarkan data grafik diatas bahwa sampah yang berada di TPS Gunung
Merbabu jalur Selo didominasi ole sampah jenis plastik sebanyak 43%, sedangkan
sampah paling sedikit adalah jenis sampah logam dan tektile, hal ini diakibatkan
karena para pendaki sering membawa barang-barang yang pratik khususnya untuk
memasak dan bahan masakan tersebut terbungkus plastik, sehingga menghasilkan
sampah plastik yang cukup banyak.
BAB VI
KESIMPILAN DAN SARAN
Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat ditarik kesimpulan dari penelitian
tentang Analisis Timbulan dan Komposisi
di Taman Nasional Gunung Merbabu Via Jalur Pendakian Selo, Kabupaten Boyolali,
Jawa Tengah yaitu :
(BELUM SELESAI)
Gambar IV.!
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1
DAFTAR PUSTAKA