SUPLEMEN
Disusun oleh :
Anizha Amalia 19334748
Ayu Nur Azzizah 19334749
1
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................. 1
2.3 Cara Pembuatan Suplemen Yang Baik Dan Benar Sesuai Dengan BPOM Tentang
Ketentuan Pokok Pengawasan Suplemen ............................................................... 6
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suplemen merupakan produk yang di maksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat
gizi makanan, mengandung satu atau lebih vitamin, mineral, asam amino, atau bahan lain
( berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan ) yang mempunyai nilai gizi atau efek
fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi. Suplemen makanan dapat berupa produk padat
meliputi tablet, tablet hisap , tablet efervesen, tablet kunyah, kapsul lunak, granula,
pastiles atau prodak cair berupa tetes, syrup dan larutan (BPOM,2004).
Wahlqvist (2002) menyebutkan bahwa meningkatkan penggunaan suplemen
makanan, di sebabkan oleh perubahan pola makan dan gaya hidup, dimana saat ini
masyarakat cenderung lebih menyukai jenis makanan yang praktis, berkadar lemak tinggi
yang banyak beredar dipasaran ( Ramadani,2005)
Kebiasaan makan juga mempengaruhi konsumsi suplemen makanan, pada masa ini
umumnya anak kurang atau didapati kesulitan menerima sayuran, berbagai gangguan gizi
sering terjadi pada anak remaja karena kekurangan energi, protein, anemia dan defisiensi
berbagai vitamin.
dan cara pembuatannya yang baik dan benar agar penulis maupun pembaca mengerti apa
itu suplemen . Selain itu penulisan makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
melengkapi makanan dan mengandung satu atau lebih bahan sebagai berikut
vitamin, mineral, asam amino, tumbuh-tumbuhan atau bahan yang berasal dari
tumbuhan, substansi lain seperti enzim, konsentrat, metabolit, konstituen, ekstrak
atau kombinasi dari beberapa bahan di atas.
2.3 Cara Pembuatan Suplemen Yang Baik Dan Benar Sesuai Dengan BPOM Tentang
Ketentuan Pokok Pengawasan Suplemen
6
Suplemen makanan harus memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Menggunakan bahan yang memenuhi standar mutu dan persyaratan
keamanan serta standar dan persyaratan lain yang ditetapkan;
2. Kemanfaatan yang dinilai dari komposisi dan atau didukung oleh data
pembuktian;
3. Diproduksi dengan menerapkan Cara Pembuatan yang Baik;
4. Penandaan yang harus mencantumkan informasi yang lengkap, obyektif,
benar dan tidak menyesatkan;
5. Dalam bentuk sediaan pil, tablet, kapsul, serbuk, granul, setengah padat dan
cairan yang tidak dimaksud untuk pangan.
6. Suplemen makanan harus diproduksi dengan menggunakan bahan yang
memenuhi standar mutu sesuai dengan Farmakope Indonesia, Materia
Medika Indonesia atau standar lain yang diakui.
7. Bahan yang berupa vitamin, mineral, asam amino dan bahan lain yang
diizinkan digunakan dalam suplemen makanan dengan pembatasan sesuai
dengan yang ditetapkan
8. Bahan tambahan berupa pemanis buatan yang diizinkan digunakan dalam
suplemen makanan
9. Bahan tambahan lain berupa pengawet, pewarna, penyedap rasa, aroma dan
pengental yang diizinkan digunakan dalam suplemen makanan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dibidang pangan.
10. Kemanfaatan suplemen makanan harus sesuai dengan jumlah dan komposisi
bahan yang dikandungnya.
11. Bahan yang berasal dari tumbuhan / hewan / mikroorganisme non patogen
yang digunakan dalam bentuk kombinasi dengan vitamin, mineral dan asam
amino harus memiliki kesesuaian khasiat yang didukung dengan data
pembuktian.
12. Wadah suplemen makanan harus :
a) Melindungi isi terhadap pengaruh dari luar;
b) Menjamin mutu, keutuhan dan keaslian isinya.
c) Wadah harus dibuat dengan mempertimbangkan keamanan pemakai dan
dibuat dari bahan yang tidak mengeluarkan atau menghasilkan bahan
berbahaya atau suatu bahan yang dapat mengganggu kesehatan dan tidak
mempengaruhi mutu.
7
d) Tutup wadah harus memenuhi persyaratan, untuk melindungi wadah
selama di peredaran, wadah dapat diberi pembungkus. Pembungkus
harus terbuat dari bahan yang dapat melindungi wadah selama di
peredaran.
e) Wadah dan pembungkus harus diberi penandaan yang berisi informasi
yang lengkap, objektif dan tidak menyesatkan.
f) Penandaan harus berisi informasi yang sesuai dengan penandaan yang
telah disetujui pada pendaftaran.
g) Penandaan selain harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari
Kepala
Badan. Penandaan harus mencantumkan sekurang-kurangnya :
Tulisan “Suplemen Makanan”;
Nama produk, dapat berupa nama generik atau nama dagang;
Nama dan alamat produsen atau importir;
Ukuran, isi, berat bersih;
Komposisi dalam kualitatif dan kuantitatif;
Kandungan alkohol, bila ada;
Kegunaan, cara penggunaan dan takaran penggunaan;
Kontra indikasi, efek samping dan peringatan, bila ada;
Nomor izin edar;
Nomor bets / kode produksi;
Batas kadaluwarsa;
Keterangan lain yang berkaitan dengan keamanan atau mutu atau
asal bahan tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
13. Pemeriksaan dilakukan oleh Kepala Badan terhadap kegiatan produksi,
impor, peredaran, penggunaan dan promosi suplemen makanan. Dalam
melaksanakan pemeriksaan Kepala Badan mengangkat pemeriksa.
Pemeriksa sebagaimana berwenang:
a) Memasuki setiap tempat yang digunakan atau diduga digunakan dalam
kegiatan produksi, impor, distribusi, penyimpanan, pengangkutan dan
penyerahan suplemen makanan untuk memeriksa, meneliti dan
mengambil contoh segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan
produksi, impor, distribusi, penyimpanan, pengangkutan, penyerahan
dan promosi suplemen makanan;
8
b) Melakukan pemeriksaan dokumen atau catatan lain yang memuat atau
diduga memuat keterangan mengenai kegiatan produksi, impor,
distribusi, penyimpanan, pengangkutan, penyerahan dan promosi
suplemen makanan termasuk menggandakan atau mengutip keterangan
tersebut;
c) Memerintahkan untuk memperlihatkan izin usaha atau dokumen lain;
d) Melakukan pengamanan setempat terhadap suplemen makanan yang
tidak memenuhi ketentuan yang berlaku.
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
Suplemen makanan dapat berupa produk padat meliputi tablet, tablet hisap , tablet
efervesen, tablet kunyah, kapsul lunak, granula, pastiles atau prodak cair berupa tetes,
syrup dan larutan.
Pada proses pembuatannya harus diproduksi dengan menerapkan Cara Pembuatan yang
Baik.
1. Cara pembuatan tablet hisap
Contoh : Tablet hiap vitamin C
Langkah yang pertama menimbang semua bahan sesuai perhitungan,
mencampur vitamin C dengan zat tambahan seperti laktosa, sukrosa
aspartam,amylum dan Mg stearat sampai homogen, lalu melakukan evaluasi
campuran serbuk yang dihasilkan, setelah lulus evaluasi serbuk lalu tablet dicetak
dan akan menjadi produk ruahan yang selanjutnya akan di lakukan evaluasi
kembali sampai produk siap menjadi produk jadi dan di kemas. Evaluasi tablet
hisap meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu melarut dan
pengujian terhadap rasa.
2. Cara pembuatan tablet efervesen suplemen
Pada tahap pembuatan tablet ini diperlukan kondisi khusus yaitu pada
kelembapan relatif kurang lebih 25%. Pembuatan tablet efervesen memakai dua
metode umum yaitu metode granulasi basah dan metode granulasi kering, evaluasi
yang dilakukan terhadap tablet efervesen meliputi evaluasi massa tablet dan
evaluasi tablet. Pada evaluasi masa tablet, beberapa evaluasi yang perlu dilakukan
terhadap masa tablet efervesen sebelum dicetak menjadi tablet adalah waktu alir,
sudut diam, bobot jenis serbuk, indeks kompresibilitas dan uji kadar air, sedangkan
evaluasi tablet meliputi pemerikasaan penampilan fisik tablet dan larutan efervesen,
uji waktu larut, keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan tablet,
keregasan tablet, uji PH, uji kadar air dan uji statistik kesukaan.
3. Cara pembuatan kapsul lunak suplemen
Kapsul lunak diisi dengan bahan berbentuk cair seperti minyak ikan,
multivitamin, food suplemen dan lainnya. Langkah awal dengan menimbang bahan
bak, lalu di lakukan pencampuran bahan aktif, pembuatan gelatin, kapsulasi dengan
mesin kapsul, lalu melakukan pengeringan pada mesin tumbler lalu masuk ke
pengeringan drying room, lalu di lakukan pengisian ke kemasan primer. Evaluasi
nya meliputi pengujian keseragaman bobot, waktu hancur, disolusi, penetapan
kadar.
11
4. Cara pembuatan sediaan cair tetes, syrup dan larutan
Alur pembuatannya meliputi penimbangan, pencampuran , penyaringan lalu
dilakukan evaluasi pengecekan organoleptis, kadar zat aktif, PH, bobot jenis,
viskositas lalu setelah itu dilakukan pengisian dan penutupan botol di evaluasi lagi
berupa cek penampilan, kebocoran, volume. Lalu dilakukan proses lebelling, lalu
masuk ke kemasan sekunder dilakukan evaluasi penampilan, kelengkapan dan
penandaan lalu masuk ke gudang sediaan jadi.
12
BAB IV
KESIMPULAN
13
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
14