Sekolah Yang
Menyenangkan. Nuansa Cendekia. ISBN: 978-602-8394-46-8. (300 halaman).
Melalui buku ini penulis memaparkan jika selama ini sebagian dari kita sudah
terlalu lama terkecoh oleh definisi belajar. Ketika otak mengakses kata belajar, maka ratusan
juta neron akan segera mekosakata: membaca buku pelajaran, menghafal, mencatat, duduk,
dan mengerjakan latihan soal, dan yang sejenisnya. Memang tidak ada yang salah dengan
otak kita, namun menurut Paul MacLean otak manusia itu mempunya tiga bagian dasar: (1)
batang otak atau “otak reptil”, dimana bagian otak ini merupakan pusat perilaku inderawi dan
naluriah untuk mempertahankan diri, khususnya dalam keadaan tertekan dan menghadapi
bahaya. Jadi intinya jika kita belajar karena adanya tekanan atau tuntutan yang menghantui
diri kita, maka semua ilmu yang telah kita pelajari menjadi tidak berguna dan bersifat
sementara dalam otak kita. (2) limbik atau “otak mamalia”, dimana bagian otak ini
merupakan letak emosi berada. Jika pengalaman belajar yang positif dan menyenangkan,
maka limbik yang aktif akan membuat proses belajar berlangsung penuh semangat dan
kreatif, serta hasil belajarnya juga lebih melekat dalam jangka panjang. (3) Neokorteks atau
“otak belajar”, dimana bagian tak inilah manusia bisa berbahasa, berpikir abstak, berpikir
secara sadar, merencanakan masa depan, dan memecahkan masalah (halaman 22-25).
Penulis juga menegasan bahwa sebenarnya sebutan “nakal” itu tidak ada jika
semua anak diberi kebebasan untuk berekspresi. Anak yang nakal sebenarnya mereka hanya
mengekspresikan apa yang ingin mereka katakan pada orang dewasa yang ada di sekitarnya,
namun mereka tidak mampu mengatakannya dengan perkataan dan hanya bisa diungkapkan
lewat perilaku mereka. Penulis juga mengatan bahwa kunci menghadapi anak “nakal” adalah
kmunikasi yang pas dengan gaya mereka (halaman 32-35).
Jika dibandingkan dengan buku yang bertema serupa “sekolah berawal dari
rumah” ini sama asiknya dengan buku “sekolah yang menyenangkan” karena mereka sama-
sama memberikan berbagai tips dan trik yang bisa dijadikan model, dikembangkan, dan
disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan anak. Buku “sekolah berawal dari rumah” karya
Cheri Fuller ini berisi tentang berbagai alternatif pembelajaran yang dilakukan oleh orang tua
guna membimbing anak-anaknya agar dapat memotivasi setiap anak, memenuhi kebutuhan
belajar yang lebih efektif, dengan cara yang positif. Berbeda dengan itu, buku “sekolah yang
menyenangkan” lebih berisikan tentang metode kreatif mengajar dan pengembangan karakter
siswa yang menyadarkan kita bahwa kemampuan kognisi dan karakter siswa harus berjalan
seimbang. Bahkan, pendidikan karakter akan menjadi basic atau dasar dalam pembentukan
karakter berkualitas suatu bangsa, yang tidak mengabaikan nilai-nilai sosial seperti toleransi,
kebersamaan, kegotongroyongan, saling membantu dan menghormati, dan sebagainya.
Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi unggul yang tidak hanya memiliki kemampuan
kognitif saja, namun memiliki karakter yang mampu mewujudkan kesuksesan.
Walaupun terkesan tanpa cela, buku ini masih memiliki kekurangan dari segi
kalimat atau bahasa yang selalu diulang-ulang, yang dapat membuat pembaca menjadi pusing
dan jenuh untuk membacanya lagi. Masalah yang ke dua, dari segi kurikulum yang dimana
masih mengusung masalah KTSP yang sudah tidak berlangsung lagi di Indonesia. Dan yang
terakhir dari segi penempatan gambar atau contoh yang tidak tepat, membuat pembaca
menjadi bimbang dan pusing akan membacanya.