Praktik Pakem 2
Kegaiatan:
1. Bacalah bacaan ini secara individual
2. Kemudia carilah pasangan untuk menjawab pertanyaan dibawah bacaan ini!
3. Setiap pasangan, carilah pasangan yang lain untuk menyempurnakan jawaban
tersebut
4. Berkelompoklah menjadi 2 kelompok besar
5. Presentasikan hasilnya!
Tujuan:
Peserta dapat mempraktikkan Information Search
Dalam situasi pembelajaran yang berlangsung secara monoton, siswa merasa ”tersiksa”
dan bahkan seperti di penjara. Apalagi guru-guru sebagai motivator dalam
pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah, maka suasana pembelajaran akan
semakin menyiksa.
Sebelum mengajar, seorang guru harus sudah merancang pembelajaran yang akan
disajikan. Dalam merancang pembelajaran tersebut guru dapat mendiskusikannya
dengan sesama guru, kepala sekolah, atau pengawas. Dalam diskusi tersebut dibahas
materi apa yang akan diajarkan, bagaimana metodenya, bagaimana alat peraganya, dan
bagaimana evaluasinya. Sering seorang guru dalam merancang pembelajaran
kehilangan ”Seni” mengajar. Artinya, mereka terlalu terpaku kepada mekanisme yang
sudah baku, runtut dan terprogram. Dalam merancang pembelajaranpun, seni yang
akan ditampilkan dalam pembelajaran mestinya sudah dipersiapkan pula. Pada bagian
manakah mereka akan menyelinginya dengan ”sense of humor ” sebagai bumbu dalam
pembelajaran.
Cara lain adalah guru merancang pembelajarannya melalui sebuah diskusi dengan
rekan sejawat atau kepala sekolah, sedangkan dalam perakteknya, mereka tidak
didampingi oleh orang lain. Hanya saja yang perlu ditekankan adalah keterlibatan
emosional siswa harus benar-benar terjaga, sehingga suasana pembelajaran benar-benar
aktif.
MBS memberikan peluang bagi kepala sekolah atau guru untuk menjabarkan
kurikulum dan mengelolah kelas dengan sebaik-baiknya. Tidak ada lagi model-model
pembelajaran yang dipaksakan. Justru jika ada temuantemuan yang kreatif mengenai
model pembelajaran ” baru ”, maka guru dapat menerapkannya dalam pembelajaran.
Bagaimana dengan siswa kelas III – IV atau siswa SMP dan SMA ? masih banyak cara
untuk mengantar sebuah pembelajaran menjadi menyenangkan. Guru dapat
menggunakan alat peraga yang dirancang bersama siswa. Kemudian mendiskusikan
bersama. Pendeknya, siswa benar-benar dilibatkan secara penuh dalam pembelajaran.
Dengan demikian akan terjalin sebuah hubungan yang menyenangkan pula. Batas
otoritas guru dan siswa sebagai komponen lain dalam pembelajaran sudah tidak terasa
sama sekali. Yang ada adalah KEMITRAAN.
Semua itu tentu membutuhkan itikad baik pemerintah termasuk didalamnya adalah
kepala sekolah dan guru sebagai agen sentral kurikulum.
Pertanyaan :
1. Apa yang anda ketahui tentang pembelajaran yang menyenangkan ?
2. Bagaimana cara`menerapkan pembelajaran yang menyenangkan ?
3. Unsur apa saja yang terkandung dalam pembelajaran yang menyenangkan ?
4. Apa tujuan pembelajaran yang menyenangkan ?
5. Apa pembelajaran yang anda lakukan sudah menerapkan pembelajaran yang menyenangkan ?