Anda di halaman 1dari 19

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK

PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKAPENDEK,


RELAVANT COST VS SUNK COST, SPECIAL
ORDER, MAKE OR BUY, KEEP OR DROP,
PRODUCT MIX, TOC

Disusun oleh :

Dwi Anggraeni (55519110079)

Eka Pratiwi Ramadhani (55519110041)

M. Fadel Sujudi (55519110045)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2019
A. PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK

Tactical decision making atau pengambilan keputusan taktis biasanya juga disebut
keputusan jangka pendek yang merupakan pemilihan alternative dan harus segera
dilakukan atau keputusan yang bersifat jangka pendek. Tactical decision making juga
merupakan pengambilan keputusan yang berskala kecil. Secara umum tujuan
pengambilan keputusan strategis adalah memilih diantara beberapa keputusan
strategis sehingga competitive advantage jangka panjang dapat terwujud. Meskipun
hanya berorientasi jangka pendek tactical decision making harus tetap mengacu pada
tujuan tersebut. Pengambilan keputusan dalam jangka pendek tetap harus
dipertimbangkan dan selaras dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN (DECISION MODEL APPROACH)


Suatu pendekatan yang disebut dengan decision model dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan ini. Terdapat enam langkah yang akan diuraikan dibawah
yakni sebagai berikut:

1. Identifikasi atau definisikan permasalahan yang dihadapi perusahaan.


Mengenali dan memformulasikan permasalahan yang sebenarnya dihadapi
perusahaan bukan hanya gejalanya saja. Misalnya: kebutuhan tambahan
gudang, jumlah yang dibutuhkan serta bagaimana kebutuhan tersebut akan
dipenuhi.
2. Identifikasi alternative penyelesaian. Pada tahap ini perusahaan harus
mengidentifikasikan semua alternative yang ada terlebih dahulu, baru
kemudian mengeliminasi alternative yang tidak mungkin dilaksanakan
perusahaan, misalnya dengan memepertimbangkan resiko, kemampuan dana
perusahaan dll.
3. Identifikasi biaya dan manfaat setiap alternative. Setelah alternative yang
mungkin untuk dilaksanakan diketahui perusahaan, maka model pengambilan
keputusan selanjutnya dapat disebut dengan ”COST BENEGIT
ANALYSIS” untuk setiap alternative yang ada.
4. Pengumpulan biaya relevan setiap alternative yang ada. Biaya yang akan
dibandingkan dalam pengambilan keputusan hanya biaya yang berbeda
diantara alternative yang ada dan biaya tersebut merupakan biaya masa
datang.
5. Pertimbangan factor-faktor kualitatif. Factor kualitatif dapat dimasukan dalam
pengambilan keputusan dengan:
a) Identifikasi factor-faktor kualitatif
b) Mencoba untuk mengkualitatif factor kualitatif
c) Memasukan factor kualitatif dalam pengambilan keputusan
d) Pengambilan keputusan pada alternative yang paling menguntungkan bagi
perusahan.
6. Melakukan pemilihan alternatif (Pengambilan Keputusan)
Pimpinan merasa gembira setelah mengetahui bahwa meneruskan produksi
genteng adalah lebih baik daripada menghentikannya. Tugas berat untuk mem-
PHK sebagian tenaga kerjanya tidak diperlukan lagi.

JENIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK


1. Membeli atau membuat Sendiri
2. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk
3. Menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu
4. Menerima atau menolak pesanan khusus
Untuk mengambil keputusan yang tepat, pengguna informasi biaya harus mampu
memutuskan apa yang relevan maupun yang tidak relevan bagi keputusan
tersebut. Informasi relevan merupakan faktor yang sangat berguna didalam
menghasilkan keputusan yang baik dan benar. Didalam mengambil keputusan yang
tidak terstruktur (keputusan khusus) informasi yang sangat penting adalah biaya
relevan dan pendapatan yang relevan dengan keputusan tersebut.

BIAYA RELEVAN
Dalam pengambilan keputusan jangka pendek, konsep biaya relevan merupakan suatu
konsep yang penting. Biaya relevan adalah biaya yang akan terjadi di masa yang akan
datang dan biaya tersebut berbeda diantara alternative yang ada.

Dari pengertian diatas, biaya relevan mempunyai 2 karakteristik yaitu:

1. Biaya masa yang akan datang, yang baru akan terjadi


2. Biaya yang berbeda diantara alternative yang ada.

Biaya Relevan ialah biaya yang dapat dihindari dan harus selalu dipertimbangkan
didalam setiap kali mengambil keputusan oleh manajemen. Definisi lainnya
mengatakan bahwa biaya relevan ialah biaya yang akan terjadi dimasa datang dengan
nilai yang berbeda untuk setiap alternatif yang akan dipilih. Dari kedua difinisi ini
dapat diketahui ciri-ciri biaya relevan sbb:

a) Biaya dapat dihindari dengan suatu keputusan manajemen


b) Biaya tersebut belum terjadi (masa depan)
c) Biaya yang akan terjadi itu memiliki nilai berbeda untuk setiap alternatif.
d) Biaya tersebut benar-benar memberi pengaruh didalam keputusan

Biaya yang tidak memenuhi 2 kriteria tersebut merupakan irrelevant cost (biaya tidak
relevan). Biaya tidak relevan meliputi biaya masa lalu dan biaya masa yang akan
datang tetapi tidak berbeda diantara alternative yang ada. Sunk cost yang merupakan
biaya masa lalu akan selalu merupakan biaya yang tidak relevan dalam pengambilan
keputusan. Untuk menentukan biaya relevan dapat ditempuh sbb:
a. Mengumpulkan seluruh biaya yang terkait dengan masing2 alternatif
b. Mengeliminasi biaya terbenam/ masa lalu (sunk cost)
c. Mengeliminir biaya yang jumlahnya tidak berbeda

Setelah tiga tahap dilakukan maka sisanya merupakan biaya relevan.


Untuk menilai relevansi suatu sumber daya jika berdasarkan unit, pembedaan
sederhana antara biaya tetap dan variabel dapat dilakukan. Namun pada model ABC
yang telah memfokuskan pada tingkat unit, batch, produk, dan fasilitas model
penggunaan sumber daya kegiatan dapat membantu.

Model penggunaan sumberdaya kegiatan memiliki 3 kategori sumberdaya :

1. Sumber Daya yang diperoleh saat digunakan/dibutuhkan


Contoh:bahan bakar generator pada saat menerima pesanan khusus
atau menolaknya.

2. Sumber Daya yang diperoleh sebelum penggunaan (periode


tunggal/jangka pendek). Contoh: penggunaan tenaga karyawan
borongan pada keputusan menjual/membeli

3. Sumber Daya yang diperoleh dimuka (periode ganda) Contoh:


keputusan membeli/menyewa gedung tambahan

B. RELEVANT COST VS SUNK COST


1. RELEVANT COST

Relevan cost atau biasa disebut juga biaya sesungguhnya adalah semua biaya-
biaya yang sesungguhnya dikeluarkan untuk menghasilkan sebuah produk. Yang
termasuk ke dalam relevan cost yaitu biaya produksi (biaya bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik) dan biaya non-produksi (biaya pemasaran atau
penjualan dan biaya administrasi).

Konsep-konsep Biaya
a. Relevant cost : disebut juga differential cost, yaitu biaya yang patut
dipertimbangkan di dalam pemilihan alternatif keputusan yang diambil. Biaya
yang berbeda pada setiap keputusan alternative yang diambil.
b. Sunk Cost : biaya-biaya yang tidak mengeluarkan pengeluaran tunai contoh,
biaya penyusutan, amortisasi goodwill.
c. Avoidable cost : adalah biaya yang dapat dihilangkan baik seluruhnya ataupun
sebagian dengan memilih salah satu alternatif yang tersedia.
d. Opportunity Cost (biaya kesempatan) : keuntungan yang terpaksa dilepaskan
karena diambilnya suatu alternative lain.

Biaya differential tidak cocok untuk penggolongan akuntansi yang mungkin


dilakukan karena biaya-biaya differential memperlakukan biaya produk berdasarkan
differensial/ perbedaan bukan berdasarkan biaya total.
Dalam pertimbangan biaya relevan, manajemen perlu untuk memperhatikan biaya
produksi dan biaya non produksi.

Biaya Produksi:
Kebanyakan perusahaan manufaktur membagi biaya produksi ke dalam tiga
kategori besar: bahan langsung (direct material), tenaga kerja langsung (direct labour),
dan biaya overhead pabrik (manufacturing overhead). Penjelasan mengenai ketiga
biaya tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bahan langsung
Bahan yang digunakan untuk menghasilkan sebuah produk jadi disebut bahan
baku atau bahan mentah (raw material). Istilah ini kadang-kadang menyesatkan
karena seakan-akan menyiratkan sumber daya alam yang belum diproses seperti bijih
besi atau bubur kayu. Sesungguhnya bahan baku berkaitan dengan semua jenis bahan
yang digunakan dalam membuat sebuah produk jadi; dan produk jadi sebuah
perusahaan dapat menjadi bahan baku perusahaan yang lainnya. Sebagai contoh,
plastic yang dihasilkan oleh DuPont adalah bahan baku bagi Compaq Computer untuk
pembuatan computer (PC). Studi yang dilakukan atas 37 industri manufaktur
menunjukkan bahwa rata-rata biaya bahan meliputi sekitar 55% penjualan.
Bahan langsung (direct material) adalah bahan yang menjadi bagian tak
terpisahkan dari produk jadi, dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk
tersebut. Termasuk dalam hal ini tempat duduk pesawat boeing yang dibeli dari
subkontraktor, yang kemudian dipasang pada pesawat-pesawat komersialnya.
Termasuk juga motor elektrik Panasonic yang digunakan untuk pemutar CD.
Kadang-kadang tidak terlalu bermanfaat untuk menelusuri biaya bahan baku
yang tidak terpengaruh secara signifikan dalam produk jadi. Bahan-bahan tersebut
misalnya solder untuk menghubungkan rangkaian dalam TV Sony atau lem untuk
perekat kursi Olimpyc. Bahan-bahan seperti solder dan lem disebut bahan tidak
langsung (indirect material) yag dimasukkan dalam biaya overhead pabrik.

2. Tenaga kerja langsung


Istilah tenaga kerja langsung (direct labour) digunakan untuk biaya tenaga
kerja yang dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi. Tenaga kerja langsung
biasa disebut juga tenaga kerja manual (touch labour) karena tenaga kerja langsung
melakukan kerja tangan atas produk pada saat produksi. Biaya tenaga kerja misalnya
biaya tenaga kerja bagian perakitan seperti halnya biaya untuk tukang kayu, tukang
batu, dan operator mesin.
Biaya tenaga kerja yang tidak dapat ditelusuri secara fisik dalam pembuatan
produk disebut tenaga kerja tidak langsung (indirect labour) dan diperlakukan sebagai
bagian biaya overhead pabrik. Tenaga kerja tidak langsung biasanya biaya untuk
pembersih gedung, supervisor, penanganan bahan, dan penjaga malam. Meskipun
peran pekerja tersebut sangat penting terhadap produksi, tidak praktis atau tidak
mungkin untuk menelusuri dengan tepat ke unit produksi tertentu. Tenaga kerja
seperti tiu dikategorikan sebagai etnaga kerja tidak langsung.
Dalam beberapa industri telah terjadi pergeseran yang besar dalam struktur
tenaga kerja. Peralatan otomatis yang canggih, yang dijalankan dan diawasi oleh
tenaga kerja tidak langsung yang ahli, mulai menggantikan peran tenaga kerja tidak
langsung. Studi atas 37 industri manufaktur yang dikemukakan di atas menyebutkan
bahwa biaya tenaga kerja langsung mencakup sekitar 10% dari penjualan. Di
beberapa perusahaan, tenaga langsung bahkan talah menjadi elemen kecil yang hilang
dari kategori biaya tersendiri. Meskipun demikian sebagian perusahaan produksi dan
jasa yang ada di dunia ini tetap mengakui tenaga kerja langsung sebagai biaya
tersendiri.

3. Overhead pabrik
Overhead pabrik (manufacturing overhead) elemen ketiga biaya produksi yang
mencakup seluruh biaya produksi yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan
teanag kerja langsung. Biaya overhead pabrik termasuk bahan tidak langsung, tenaga
kerja tidak langsung, pemeliharaan dan perbaikan peralatan produksi, listrik dan
penerangan, pajak property, depresiasi, dan asuransi fasilitas-fasilitas pabrik. Di
dalam perusahaan juga terdapat biaya listrik dan penerangan, pajakproperti,
depresiasi, asuransi, dan sebagainya, brkaitan dengan fungsi produksi dan penjualan.
Hanya biaya-biaya yang berkaitan dengan operasi pabrik yang termasuk dalam biaya
overhead produksi. Beberapa studi menunjukkan bahwa overhead pabrik mencapai
16% dari penjualan.
Sejumlah nama lain digunakan untuk biaya overhead pabrik, misalnya biaya
produksi tidak langsung (indirect manufacturing cost), factory overhead, dan factory
burden. Semua itu bersinonim dengan biaya overhead pabrik.
Biaya overhead pabrik ditambah biaya tenaga kerja disebut biaya konversi
(conversion cost). Istilah tersebut muncul dari fakta bahwa biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik terjadi dalam proses konversi dari bahan baku
menjadi produk jadi. Gabungan antara biaya tenaga kerja langsung dengan bahan
langsung disebut biaya utama (prime cost).
Biaya Nonproduksi
Pada umumnya biaya nonproduksi dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Biaya pemasaran atau penjualan.
2. Biaya administrasi.

1. Biaya pemasaran atau penjualan


Biaya pemasaran atau penjualan meliputi semua biaya yang diperlukan untuk
menangani pesanan konsumen dan memperoleh produk atau jasa untuk disampaikan
kepada konsumen. Biaya-biaya tersebut pemerolehan pesanan (order-getting) dan
pemenuhan pesanan (order-filling). Biaya pemasaran meliputi pengiklanan,
pengiriman, perjalanan dalam rangka penjualan, komisi penjualan, gaji untuk bagian
penjualan, dan biaya penyimpanan (gudang) produk jadi.

2. Biaya administrasi
Biaya administrasi meliputi pengeluaran eksekutif, organisasional, klerikal
yang berkaitan dengan manajemen umum organisasi. Contoh dari biaya administrasi
ini adalah gaji eksekutif, akuntansi umum, kesekretariatan, humas, dan biaya sejenis
yang berkaitan dengan administrasi umum secara keseluruhan. Biaya nonproduksi ini
disebut juga biaya penjualan, administrasi, dan umum.

Activity Based Costing (ABC) dan biaya relevan


ABC dapat digunakan untuk membantu mengindentikfikasikan biaya relevan
yang potensial untuk tujuan pembuatan keputusan. ABC memperbaiki kemungkinan
dapat di telusurinya biaya dengan memfokuskan pada aktivitas yang disebabkan oleh
produk atau segmen yang lain. Manejer harus berhati – hati dan cermat membaca
istilah kemampuan untuk dapat di telusuri dibandingkan dengan kondisi yang
sesungguhnya. Banyak orang yang mengamsumsiakan bahwa jika biaya dapat
ditelusuri ke segmen tertentu, biaya tersebut otomatis menjadi biaya yang dapat
terhindari.

2. SUNK COST

Sunk Cost (biaya tertanam) adalah biaya – biaya yang dikeluarkan di


waktu yang lampau atau biaya – biaya yang dikeluarkan tetapi tidak
mempengaruhi keputusan proyek jangka pendek karena biaya ini tak akan kembali.
Sunk cost selalu ada dalam suatu proyek.

Contoh sunk cost dalam kehidupan sehari-hari adalah:


1. Pembelian tanah untuk investasi yang belum diputuskan untuk proyek apa
(belum digunakan), apabila tanah tersebut diberi pagar pembatas, biaya
pembuatan pagar ini dianggap sebagai biaya tertanam.
2. Suatu perusahaan manufaktur membeli mesin produksi Rp 20 juta. Karena
pengeluaran kas telah terjadi, maka pengeluaran (investasi) ini adalah sunk
cost (karena menjadi biaya tertanam). Dengan kata lain, biaya penggunaan
mesin dan biaya depresiasi merupakan sunk cost, yang harus diabaikan dalam
membuat keputusan di masa depan.
3. Suatu ketika Andy tertarik untuk membeli motor sport seharga Rp.200 juta.
Andy membayar uang tanda atau down payment sebesar 2 juta kepada si
penjual. Suatu hari, Andy ingin untuk membeli motor low rider. Andy harus
membayar lunas sebesar Rp.56 juta untuk bisa mendapatkan motor tersebut.
Pilihan dari kedua opsi tersebut, apakah Andy membeli motor sport atau
membeli motor low rider, itu tidak akan berpengaruh kepada uang tanda
sebesar Rp.2 juta tadi yang merupakan DP.

FORMULA dan HUBUNGAN SUNK COST deangan BIAYA TETAP

Formula yang ada terkait dengan sunk cost, fixed cost, dan avoidable cost
adalah sebagai berikut:

Jika dilukiskan dengan skema maka letak-letak antara biaya-biaya ini adalah sebagai
berikut:

Fixed cost (biaya tetap) adalah biaya yang sudah tidak dapat diubah-ubah lagi karena
tidak terpengaruh oleh kapasitas (volume). Ciri-ciri biaya tetap adalah:

1. Jumlah keseluruhan tetap ada dalam rentang (range) yang relevan,


2. Penurunan biaya perunit bila volume bertambah dalam rentang yang
relevan,
3. Dapat dibebankan kepada departemen-departemen berdasarkan
keputusan manajerial atau menurut metode alokasi biaya, dan
4. Tanggung jawab pengendalian lebih banyak dipikul oleh manajemen
eksekutif daripada penyedia operasi.

Avoidable cost (biaya Relevan/Diferensial) adalah berbagai perbedaan biaya-biaya


di antara sejumlah alternatif pilihan yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengambil keputusan jangka pendek. Biaya ini membutuhkan pengeluaran tunai
sekarang atau di masa depan biaya yang dapat dihilangkan baik seluruhnya atau
sebagian dengan memilih salah satu alternatif yang tersedia. Contohnya adalah: saat
kita menonton film di bioskop dan menyewa VCD/DVD adalah bersifat relevant
karena biaya-biaya tersebut dapat dihindarkan.

Pengambilan keputusan yang ditujukan untuk memperoleh manfaat dari analisis biaya
diferensial adalah:

1. Menerima/menolak pesanan pelanggan

Biaya diferensial ini merupakan selisih antara biaya produksi output sekarang
dengan biaya output lebih besar yang direncanakan. Apabila kapasitasnya ada,
maka indikasi dari analisis biaya diferensial adalah mejual output tambahan
dengan harga di bawah biaya rata-rata per unit sekarang. Selama pendapatan
melebihi biaya diferensial untu produksi output maka hal ini akan
menguntungkan.

2. Mengurangi harga dari suatu barang pesanan (khusus)

Pengurangan harga yang diberikan ini dapat menyebabkan semakin ketatnya


persaingan harga. Jika produk yang dijual pada harga yang dikurangi
memengaruhi penjualan pesaing, tentunya akan terjadi perang harga sehingga
berakibat pada hilangnya laba pada semua pihak terkait. Pengurangan harga
memang akan memberikan tambahan bisnis, namun dalam jangka panjang
akan mengurangi margin laba.

3. Mengurangi harga di pasar kompetitif


4. Memutuskan untuk membeli atau membuat sendiri

Hal ini terjadi karena pengoptimalan sumber daya produktif dan keuangan
perusahaan, seperti penggunaan dari peralatan yang menganggur, tenaga kerja yang
menganggur, atau ruangan yang menganggur. Oleh karena itu, hal-hal yang harus
dipertimbangkan adalah:

a) Pertimbangan tentang kuantitas, kualitas, dan ketergantungan dengan


pasoakan komponen dan kemampuan untuk memproduksi komponen tersebut.
b) Perbandingan biaya jika membeli langsung komponen tersebut atau
memproduksinya sendiri.

5. Memperluas, menutup atau menghilangkan produksi dari suatu produk


menutup: Selama produk yang dijual masih dapat emnutupi biaya tetap dan
memberikan kontribusi terhadap penutupan biaya tetap, maka dalam jangka
pendek akan lebih baik bagi perusahaan untuk beroperasi daripada tidak
beroperasi. Perlu diingat bahwa penutupan fasilitas juga tidak akan
menghilangkan seluruh biaya seperti biaya penyusutan, bunga, pajak, dan
asuransi akan tetap ada walau tidak ada aktivitas.

menghentikan: Selama suatu produk perusahaan mengalami kesulitan untuk


dipasarkan dan dijual sehingga hanya memperoleh sedikit laba atau bahkan
tidak sama sekali, maka memang akan lebih baik bagi perusahaan untuk
menghentikan produksinya.

6. Menentukan akan memproses lagi atau menjual


7. Memilih alternatif dalam produksi produk
8. Menentukan harga maksimum untuk bahan baku

Dari formula di atas dapat kita ketahui bahwa biaya tetap diperoleh dari biaya
tertanam dan biaya yang dapat dihindarkan jika suatu alternatif dipilih. Sunk cost
berbeda dengan fixed cost, contoh sunk cost adalah biaya tenaga kerja tidak langsung
(gaji direktur, gaji supervisor, biaya pembayaran PBB, biaya penelitian).

C. SPECIAL ORDER, MAKE OR BUY, KEEP OR DROP, PRODUCT MIX

Pembuatan keputusan taktis adalah pembuatan keputusan dengan memilih dari


beberapa alternatif dalam waktu yang singkat. Misalnya: menerima pesanan khusus
dengan harga yang lebih rendah dari harga normal untuk memanfaatkan kapasitas
yang masih menganggur. Meskipun keputusan taktis tampaknya ditujukan untuk
kepentingan jangka pendek, namun harus diingat bahwa keputusan jangka pendek
seringkali memiliki konsekuensi jangka panjang. Keputusan taktis harus mendukung
sasaran strategis perusahaan secara keseluruhan meskipun tujuan langsungnya
berjangka pendek atau berskala kecil. Keputusan taktis yang tepat berarti bahwa
keputusan yang dibuat mencapai tidak hanya tujuan terbatas tetapi juga berguna untuk
jangka panjang. Tidak ada keputusan taktis yang harus dibuat jika keputusan tersebut
tidak mendukung sasaran strategis perusahaan secara keseluruhan.

Model Pembuatan Keputusan Taktis

Langkah-langkah yang menjelaskan proses pengambilan keputusan taktis


adalah sebagai berikut:
1) Mengenali dan menemukan masalah
2) Mengidentifikasikan setiap alternatif yang mungkin menjadi solusi yang layak
dari permasalahan serta menghilangkan alternatif yang tidak layak.
3) Mengidentifikasikan biaya dan manfaat yang berhubungan dengan setiap
alternatif yang layak. Selanjutnya mengidentifikasikan biaya dan manfaat
mana yang relevan/tidak relevan, serta menghapus biaya yang tidak relevan
dari pertimbangan.
4) Menghitung total biaya dan manfaat yang relevan dari masing-masing
alternatif.
5) Memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap aspek kualitatif dari
masing-masing faktor, misalnya kualitas bahan baku, keandalan sumber
pasokan, perkiraan kestabilan harga, dll.
6) Membuat keputusan dengan memilih alternatif yang memberikan manfaat
terbesar secara keseluruhan.

Biaya Relevan

Biaya relevan adalah biaya masa depan yang berbeda untuk masing-masing
alternatifnya. Untuk menjadi relevan, suatu biaya tidak hanya harus merupakan biaya
yang timbul di masa depan, namun juga harus berbeda untuk masing-masing
alternatif. Jika biaya masa depan itu terdapat dalam beberapa alternatif, maka biaya
tersebut tidak ada pengaruhnya terhadap keputusan. Biaya semacam ini disebut biaya
tidak relevan.

Etika dalam Pengambilan Keputusan Taktis


Dalam pengambilan keputusan taktis, masalah etika selalu berkaitan dengan
cara keputusan diimplementasikan dan kemungkinan pengorbanan sasaran jangka
panjang untuk memenuhi sasaran jangka pendek. Pencapaian sasaran adalah penting,
tetapi bagaimana cara mencapainya adalah hal yang lebih penting. Namun sayang,
sebagian manajer mengabaikan aspek etika dalam pengambilan keputusan taktis
dengan alasan adanya tekanan yang berat untuk menghasilkan kinerja yang tinggi.
Misalnya: PHK karyawan serta pengurangan kualitas bahan dan desain untuk
menaikkan laba jangka pendek. Pada dasarnya, dilema etika ini dapat diatasi dengan
menggunakan rasio dan tidak memfokuskan semata-mata pada sasaran jangka pendek
atau beban jangka panjang. Tanggung jawab moral terhadap berbagai stakeholders
(karyawan, pelanggan, pemerintah, masyarakat) hendaknya menjadi pertimbangan
utama.

Relevansi, Perilaku Biaya dan Model Penggunaan Sumber Daya

Biasanya biaya variabel dianggap sebagai biaya yang relevan, sedangkan


biaya tetap dianggap tidak relevan. Namun kunci utama dalam memahami biaya
relevan/tidak relevan ini adalah bahwa perubahan terhadap permintaan dan penawaran
atas sumber daya aktivitas harus dipertimbangkan dalam penilaian relevansi. Jika
perubahan dalam penawaran dan permintaan sumber daya terhadap beberapa
alternatif menyebabkan perubahan dalam pengeluaran sumber daya, maka perubahan
dalam pengeluaran sumber daya merupakan biaya relevan yang harus digunakan
dalam menilai keunggulan relatif dari dua alternatif.

- Sumber daya fleksibel (flexible resources)


Sumber daya fleksibel adalah sumber daya yang dapat dengan mudah
diperoleh pada saat dan dengan jumlah yang diinginkan, misalnya: listrik. Sumber
daya yang dibutuhkan oleh perusahaan sama dengan jumlah sumber daya yang
ditawarkan. Jika permintaan sumber daya berubah untuk setiap alternatif,
biayanya relevan.
- Sumber daya terikat (committed resources)
Sumber daya terikat adalah sumber daya yang diperoleh sebelum digunakan,
misalnya gaji pegawai. Biaya dari sumber daya terikat ini bisa relevan/tidak
relevan. Untuk sumber daya terikat jangka pendek, jika terdapat perubahan
permintaan di antara aktivitas yang mengakibatkan perubahan penawaran sumber
daya dan perubahan biaya aktivitas, maka biaya tersebut menjadi relevan untuk
pengambilan keputusan taktis.
Untuk sumber daya terikat dalam beberapa periode, perubahan permintaan
aktivitas di antara alternatif jarang mempengaruhi pengeluaran sumber daya
sehingga tidak relevan untuk pengambilan keputusan taktis. Jika belanja sumber
daya berubah dan melibatkan keputusan untuk memperoleh kapasitas aktivitas
jangka panjang, maka keputusan tersebut lebih tepat diambil dengan mekanisme
keputusan investasi modal.
Penerapan Konsep Pembuatan Keputusan Taktis dalam Berbagai Situasi Bisnis
Konsep keputusan taktis dapat digunakan dalam berbagai skenario pembuatan
keputusan seperti berikut ini:
1) Keputusan membuat atau membeli produk (make or buy decision)
Manajer sering dihadapkan pada keputusan untuk membuat sendiri atau
membeli komponen yang akan digunakan dalam proses produksi. Dengan
mengidentifikasi dan menghitung biaya relevan yang berhubungan dengan
keputusan membuat sendiri atau membeli komponen tersebut, maka manajer
mengambil keputusan yang menghasilkan biaya terendah dan memberikan
manfaat terbesar. Biaya yang relevan dalam keputusan membuat sendiri antara
lain adalah biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel
serta biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan untuk membuat sendiri
komponen produk tersebut. Adapun biaya pembelian komponen, biaya tenaga
kerja pembelian, dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk membeli
komponen dari luar perusahaan adalah biaya yang relevan untuk keputusan
membeli (outsourcing).
2) Keputusan meneruskan atau menghentikan produksi (keep or drop decision)
Sering kali manajer harus memutuskan apakah suatu segmen, seperti lini
produk, harus dipertahankan atau dihapus. Laporan segmen yang disusun atas
dasar perhitungan biaya variabel memberikan informasi yang berharga bagi
keputusan meneruskan atau menghentikan ini. Perhitungan biaya relevan akan
membantu menggambarkan bagaimana informasi tersebut harus digunakan.
Dalam memutuskan untuk meneruskan atau menghentikan suatu lini produk,
manajer juga harus mempertimbangkan berbagai dampak komplementernya.
Harus diperhatikan apakah penghentian suatu produk akan mempengaruhi
penjualan produk lainnya, terutama untuk produk-produk yang bersifat
komplementer, misalnya batu bata dan genteng, kompor dan sumbu, dll.

Selain itu, manajer hendaknya berusaha mengumpulkan seluruh informasi


yang diperlukan untuk membuat keputusan terbaik dan mengidentifikasi setiap
solusi yang layak. Manajer mungkin tidak mampu untuk melakukannya
sehingga sebaiknya manajer meminta input-input dari orang lain yang
memahami masalah tersebut. Boleh jadi muncul alternatif tambahan dari input
tersebut. Contoh solusi yang mungkin muncul dalam jenis keputusan ini: (1)
mempertahankan lini produk, (2) menghentikannya, atau (3) menghentikan
lini produk dan menggantikannya dengan produk lain.
3) Keputusan terhadap suatu pesanan khusus (special order decision)
Perusahaan sering mendapat kesempatan untuk mempertimbangkan pesanan
khusus dari calon pelanggan dalam pasar yang dilayani tidak seperti biasanya.
Oleh karenanya manajer harus memutuskan apakah akan menerima atau
menolak
pesanan khusus tersebut. Pesanan seperti ini akan menguntungkan perusahaan,
terutama ketika perusahaan sedang beroperasi di bawah kapasitas produksi
maksimumnya. Meskipun penawaran untuk pesanan tersebut mungkin berada
dibawah harga jual normal produk atau bahkan di bawah total biaya per unit,
menerima pesanan tersebut mungkin akan menguntungkan. Pemanfaatan
kapasitas menganggur, pengoptimalan biaya tetap, serta hilangnya biaya-biaya
yang tidak lagi relevan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan
terhadap pesanan khusus.
4) Keputusan menjual atau memproses produk lebih lanjut (sell or process
further)
Produk gabungan (joint products) memiliki proses yang umum dan biaya
produksi sampai pada titik pemisahan (split off point). Pada titik tersebut,
produk-produk tersebut dapat dibedakan. Seringkali produk gabungan dijual
pada titik pemisahan. Namun terkadang lebih menguntungkan memproses
lebih lanjut suatu produk gabungan sebelum menjualnya. Keputusan penting
harus dibuat manajer mengenai apakah akan menjual atau memproses lebih
lanjut produk gabungan setelah titik pemisahan. Dalam membuat keputusan,
biaya yang dikeluarkan sebelum titik pemisahan (joint costs) tidaklah relevan.
Biaya yang relevan adalah pendapatan yang akan diterima dan biaya yang
harus dikeluarkan jika produk diproses lebih lanjut.
5) Keputusan Bauran Produk (Product Mix)
Suatu perusahaan yang memproduksi dan menjual beberapa macam produk
harus membuat keputusan tentang proporsi produksi masing-masing produk
dalam total produksinya. Hal ini disebut dengan produk mix. Setiap bauran
produk mencerminkan suatu alternatif yang memiliki konsekuensi terhadap
laba yang dihasilkan. Manajer harus memilih alternatif yang memaksimalkan
marjin kontribusi total. Dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan (disebut dengan constraint), manajer harus memilih bauran produk
yang optimal. Pemilihan bauran yang optimal akan sangat dipengaruhi oleh
hubungan antara keterbatasan sumber daya terhadap produk individual.
Hubungan ini mempengaruhi kuantitas tiap- tiap produk yang akan diproduksi
dan selanjutnya mempengaruhi marjin kontribusi yang dapat dihasilkan.

Penetapan Harga Produk


1) Penetapan harga berdasarkan biaya (cost based pricing)
Untuk memperoleh laba, pendapatan perusahaan harus mampu menutupi
biaya. Oleh karena itu, seringkali perusahaan yang akan menetapkan harga
memulainya dengan biaya, yaitu dengan menghitung biaya produk dan
menambahkan laba yang diinginkan. Pendekatan ini disebut straight forward.
Biasanya ada suatu biaya dasar dan markup. Markup adalah persentase terhadap
biaya dasar, meliputi laba yang diinginkan dan biaya-biaya lain yang tidak
termasuk ke dalam biaya dasar. Penetapan harga dengan markup ini sering
digunakan dalam bisnis eceran/retail. Keuntungan utama dari pendekatan ini
adalah kemudahan markup standar ini untuk diterapkan .
2) Perhitungan Biaya Target (target costing)
Target costing merupakan suatu metode untuk menentukan biaya produk/jasa
berdasarkan harga (target harga) yang mampu untuk pelanggan bayarkan. Hal ini
disebut price driven costing. Berkebalikan dari cost based pricing, pendekatan ini
bersifat backward, yaitu dimulai dari harga untuk menentukan biaya. Divisi
pemasaran menentukan karakteristik produk dan harga yang pantas untuk dibayar
pelanggan. Kemudian menjadi tugas dari lini produksi untuk mendesain dan
mengembangkan produk dengan struktur biaya dan laba sesuai dengan harga yang
ditetapkan. Target costing dapat digunakan secara efektif dalam tahap desain dan
pengembangan siklus hidup produk. Perusahaan Jepang menjadi pelopor dalam
penggunaan target costing dan mampu menghasilkan produk dengan harga
rendah serta berhasil memenangkan pasar.
Aspek Hukum dalam Penetapan Harga
Prinsip dasar dari peraturan hukum dalam penetapan harga adalah mendorong
persaingan yang sehat dan mencegah terjadinya kolusi untuk menetapkan harga dan
menyingkirkan pesaing dari bisnis.
- Penetapan harga predator (predatory pricing). Praktik pengaturan harga yang
lebih rendah dari biaya dengan tujuan merugikan pesaing dan mengeliminasi
persaingan disebut harga predator. Namun demikian, tidak semua penetapan
harga di bawah biaya merupakan biaya predator karena perusahaan dapat
mengenakan harga khusus di bawah biaya untuk suatu barang, misalnya harga
khusus untuk produk laris atau diskon khusus mingguan/bulanan. Harga
predator dalam pasar internsional disebut dumping, yaitu ketika suatu
perusahaan menjual produknya di negara lain dengan harga di bawah biaya.
- Diskriminasi harga, yaitu pengenaan harga yang berbeda kepada beberapa
pelanggan atas produk-produk yang dasarnya sama.

Keadilan dalam Penetapan Harga


Standar masyarakat mengenai keadilan sangat penting dalam penetapan harga.
Eksploitasi harga (price gouging) terjadi jika perusahaan dengan kekuatan pasar
menghargai produknya sangat tinggi. Dalam keadaan ini biaya menjadi pertimbangan.
Jika harga yang dikenakan hanya untuk menutupi biaya, maka ekploitasi harga tidak
terjadi. Perusahaan sering mendapat kesulitan untuk menjelaskan struktur biaya
mereka dan mendapati munculnya biaya-biaya yang mungkin tidak disadari
pelanggan. Perlu diingat bahwa etika dibangun di atas rasa keadilan. Perilaku yang
tidak etis dalam penetapan harga berkaitan dengan usaha mendapatkan keuntungan
secara tidak adil dari pelanggan, misalnya menaikkan harga barang dalam kondisi
bencana untuk mengambil keuntungan.

D. Theory of Constraint (TOC)

Management Constraint atau lebih dikenal dengan Theory of Constraint (TOC) adalah
teori dalam ilmu manajemen bisnis untuk mencapai laba melalui identifikasi kendala
yang dialami oleh perusahaan dan kemudian mencari solusi untuk mengatasi
hambatan tersebut. TOC adalah filosofi manajemen yang pertama kali diperkenalkan
oleh Dr. Elihayu M. Goldratt dalam bukunya “The Goal” pada tahun 1984. TOC
kemudian berkembang menjadi salah satu faktor penting dalam ilmu manajemen.

Tujuan Theory of Constraint kendala atau manajemen kendala adalah untuk mencapai
laba perusahaan maksimum. Sehingga teori ini dalam studi manajemen berfokus pada
peningkatan laba.

Konsep Dasar Manajemen Constraint


1. Manajemen Fokus Pada 3 Ukuran Kinerja Perusahaan
Sebagaimana dinyatakan dalam definisi manajemen kendala di atas, untuk
menghasilkan manajemen kendala yang optimal, manajer harus fokus pada 3 ukuran
kinerja manajemen utama, yaitu:

 Throughput: tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan uang melalui


pemasaran.
 Persediaan: biaya perusahaan untuk mengkonversi bahan baku menjadi
throughput melalui proses produksi.
 Biaya operasional: semua biaya yang harus dikeluarkan untuk mengubah
inventaris menjadi throughput.

2. Mengurangi Persediaan untuk Produk yang Lebih Baik


 Manajer yang menginginkan produk berkualitas lebih baik tidak boleh
menghasilkan terlalu banyak produk lama. Tujuannya adalah untuk mengatasi
hambatan produk lama yang ternyata buruk sehingga tidak dijual di pasaran.
 Dengan mengurangi inventaris produksi, produk baru dapat segera dilempar
ke pasar untuk meminimalkan pesaing yang mengeluarkan produk serupa.

3. Harga Lebih Rendah Dengan Menurunkan Biaya Operasi


 Melalui pengurangan biaya operasi dan investasi, margin setiap produk akan
meningkat per unit, yang menghasilkan harga yang fleksibel.
 Harga rendah dapat terjadi jika kondisi persaingan tidak memangkas harga. Ini
dapat dicapai dengan persediaan rendah sehingga dapat mengurangi investasi
(baca: Definisi Investasi), biaya penyimpangan dan biaya operasi.

4. Respon Yang Lebih Kompetitif


 Alat persaingan penting dalam bisnis adalah ketika perusahaan dapat
mengirim produk tepat waktu dan mengurangi waktu tunggu untuk
memproduksi barang.
 Jadi manajer kendala di sini memiliki peran untuk memperkirakan waktu yang
dibutuhkan untuk memproduksi barang langsung ke distributor atau
konsumen.
 Ini dapat dicapai dengan mengurangi persediaan karena memungkinkan waktu
tunggu aktual yang dapat diamati lebih akurat dan dapat memenuhi pesanan.

Faktor-faktor Kendala dalam Perusahaan


Mengacu pada pengertian manajemen kendala, secara umum dalam kendala
manajemen bisnis dilakukan pada tiga kelompok faktor utama yang penting dan yang
telah menjadi batasan khas dalam suatu perusahaan yang meliputi:

1. Resource Constraint
Kendala sumber daya, termasuk keterbatasan pada kemampuan faktor input
seperti bahan baku, jam mesin, dan jam kerja karyawan.
2. Market Resource Constraint
Kendala pasar di mana sering ada tingkat minimum dan maksimum penjualan
produk perusahaan selama periode perencanaan.
3. Balanced Constrain
Ini adalah hambatan yang berasal dari faktor keseimbangan perusahaan yang
dapat diidentifikasi sebagai produksi selama siklus.
Jenis-Jenis Manajemen Constraint
Definisi manajemen kendala atau teori hambatan menurut para ahli, yaitu Hansen dan
Mowen, dibagi menjadi dua berdasarkan sumbernya, yaitu internal
constraint dan external constraint.
1. Internal Constraint
Ini merupakan kendala yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri. Misalnya, jam
kerja karyawan terbatas atau keterbatasan mesin produksi sehingga mereka tidak
dapat memaksimalkan hasil produksi sebanyak mungkin.

2. External Constraint
Ini merupakan hambatan bagi perusahaan dari luar, seperti pemasok terbatas atau
bahan baku berkualitas rendah, yang dapat mengurangi minat konsumen.

Tahapan Dasar Theory of Constraint


Di dalam TOC ada metode khusus untuk mengidentifikasi dan menghilangkan
berbagai kendala. Berikut ini adalah lima tahap dasar dari TOC:

1. Mengidentifikasi Kendala
Berbagai kendala yang ada di perusahaan dapat diklasifikasikan, baik kendala internal
maupun eksternal.

2. Mengeksploitasi Kendala
Ini adalah upaya untuk dengan cepat memperbaiki semua kendala yang ada dengan
memanfaatkan semua sumber daya.

3. Subordinasi dan Sinkronisasi Kendala


Ini adalah kegiatan melakukan tinjauan terhadap semua kegiatan lain dalam proses
manajemen yang bertujuan untuk memastikan bahwa ada keharmonisan.

4. Mengangkat Kendala yang Mengikat


Ini adalah kegiatan memulai program perbaikan berkelanjutan dengan mengurangi
batasan pada hambatan yang mengikat pada kinerja perusahaan.

5. Evaluasi Ulang terhadap Prosesnya


Langkah ini berupa pengingat untuk terus memperbaiki kendala yang ada dan
kemudian segera beralih ke kendala berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://heriz-heri.blogspot.com/2011/11/relevan-cost.html

http://krauseri.blogspot.com/2011/10/biaya-relevan.html

http://feuh-kel11.blogspot.com/2013/10/analisis-biaya-relevan.html

https://candygloria.wordpress.com/2012/02/03/cerita-anak-ekonomi-tentang-sunk-
cost/

http://www.goblogerdewa89s.ga/2014/09/modul-akuntansi-manajemen-bab-11.html

Anda mungkin juga menyukai