Anda di halaman 1dari 92

Pemilihan Prcponsi Calnpulan BEton

(Conoete Mir: Design)


SESUAI ACl, SNll u,i;' ASTA4
. .." rt:*{t,ru&
:: :.-rr_:.rl*ii :j:,,;a:..l@rrw

ffiffi

,USTAKAAN
'RSIPAN
\WA TIMUR
0/[*rrro"n
'Or"htue iln*{f.A,*flr)*
t,v*.t?,?b*
&)"'P**

"-"*"*T1
' t"H 2015 I
Ketenangan Gamban
di Sampul Depan
Grafik Pengaruh a/s pada kuat Tekan Beton menunjukkan
kepekaan kenaikan nilai rasio air- semen terhadap penurunan
kuat tekan beton yang dihasilkan.
Uji Kuat Tekan Silinder Beton hendaknya dilakukan oleh
Mesin Uji sesuai Standart Test ASTM C 39/C39M-03 agar
memperoleh hail ujiyang akurat.
AOII

$Qi t spress
Pemilihan Proporsi Campuran Beton
(Concrete Mix Design)
SesuaiACl, SNIdanASTM
Penulis:- Dr. techn. PujoAji, ST, MT
- Prof. lr. Rachmat Purwono, Msc, IPU HAKI
Desain Sampul dan Layout : Farid Yudiantoro
@2011, ITS Press, Surabaya

Didistribusikan oleh :

CV. Putra Media Nusantara


Jl. Griya Kebraon Tengah XVll Blok Fl- 10 Surabaya
Telp : 031 - 60909556, 92161344
e-mail : putramedia_nusantara@yahoo.co. id Daftar Isr
Hak cipta dilindungi Undang-undang
Diterbitkan pertama kali oleh
ITS Press, Surabaya 201 1 r

:,,, , . ,,

tsBN 978-979-8897-84-9 :
Prakata 10

Notasi L2
tffi lilillllililtilliltililt
9tt7897981189784911

Anggota IKAPI 1 Pendahuluan 13

Sanksi Pelanggaran Pasal 22 2 Spesifikasi Beton Yang Disyaratkan 16


Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang HakCipta: 2.1 l]mum 16

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan 2.2 Beberapa Poin Spesifikasi Beton 17
sebagaimana dimaksud dalam Pasal2 ayat (1) atau Pasal49 ayat (1)
dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling
singkat 1 (satu) bulan dan/ atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 Seleksi Agregat ,,
(satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lamaT (tujuh)tahun dan/
atau denda paling banyak RpS.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 3.1 Unmrn 22

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan


3.2 Klasifikasi Agregat 23

atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil 3.3 Ukuran dan Gradasi 24
pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaiman dimaksud pada
ayal (1) dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/ atau 3.4 Contoh Analisa Gradasi Agregat Halus 32
denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3.5 Contoh Penggabungan (Blending) Agregat Kasar ,,
t),

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian


atau seluruh isi buku initanpa izin tertulis dari penerbit.

Dicetak oleh Percetakan ITS Press


lsi di luar tanggung jawab percetakan
DAFTAR ISI DAFTAR ISI

3.6 Metoda l\{enguji Karakteristik Agregat 47 5.4.2 Contoh No 2 Pemilihan nilai rasio a/s 91

5.4.3 Contoh No 3 Pemilihan Nilai /j, 93


Pengaruh Bahan Tarntrahan 44

4.1 Uurunr 44 6 Pemilihan Proporsi Campuran Beton Mutu Tinggi 98


4.2 Tipe dan Tuiuan Pernakaian Bahan Tambahan 6.1 Umum 99
Kimia (BTK) 45
6.2 Karakteristik Hasil PCBMT 99
4.3 Rcduksi Air pada Pemakaian Bahan Tarnbahan
Kimia 46
6.3 BeberapaHubunganFundamcntal . . . . . 101

4.4 BTK Tipe A 47


6.4 Prosedur Pemilihan Proporsi Campuran Beton
Mutu Tinggi (PCBMT) 103
4.5 BTK Tipe B 49
6.5 Contoh Pemilihan Proporsi Campuran Beton
4.6 BTK Tipe C 50 Mutu Tinggi 119

4.7 tr. .
BTK Tipe D dan . 51
7 Pedoman Pengujian Laboratorium 144
4.8 BTKTipcFdanG... 52
7.7 Umum . 144
4.9 Baharr Tambahan \,Iineral iJ.)
7.2 Pemilihan Semen 145

Pemilihan Proporsi Carnpuran Beton Biasa 56 7.3 SifatAgregat .....745


5.1 Umum 57 7.4 SeriJumlahPercobaan. ... -.746
5.2 Data Awal yang Berguna 57 7.5 Metode Pengujian 747

5.3 Prosedur Proporsi Campuran Beton


Biasa(PCBB) . . 5B Lampiran r49

5.4 Contoh-Contoh Pemilihan PCBB 72


A SNr 03-2847-2002 L49
5.4.7 Contoh No 1: Pemilihan Proporsi Campu-
ran Beton 72
Daftar Gambar Daftar Tabel

1 Daftar Notasi 72
3.1 Pengaruh pengurangan volume void oleh
campuran agregat kasar yang rnemiliki uku-
ran berbeda 3.1 Syarat Gradasi Agregat I{asar 25

,o Syarat Gradasi Agregat Halus 26


3.2 Tipikal batas lengkung gradasi AH sesuai t).2

ASTM C33 dan gradasi contoh A, B, C .) ..) Bahan perusak yang trerada di agregat 30
.)o
.)-.) Batas Gradasi AK ukuran maksirnurn 25 3.4 Syarat %o tertahan pasir ,,
r)t)

mm sesuai ASTM C33 .)r


.f .u Perhitungan Gradasi Pasir 34

3.6 Gradasi lolos ayakan contoh blending 37


,)n
t). , Referensi Standar ASTM yang dipakai un-
tuk menentukan karakteristik dari agregat 4l

4.1 Tipe BTK dan Fungsinya 46

4.2 Manfaat Hasil Pernakaian BTK Reduksi Air 49

4.3 Pengaruh* Pemakaian BTK Tipe D pada


waktu setting 51
DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL

4.4 Pedornan umum campuran Bahan Tamba- 5.13 Perbandingan hasil campuran berdasarkan
han Mineral . 54 metode massa vs metode volurne absolut
setelah Langkah ke-7 selesai B3

5.1 Rekomendasi nilai slump untuk trerbagai 5.14 Hasil Komponen Carnpuran Beton di akhir
tipe konstruksi 60 Langkah ke-8b 85
5.2 Perkiraan air campuran dan persyaratan 5.15 Perbandingan hasil campuran berdasarkan
kandungan udara dengan variasi nilai slump metode massa vs metode volume absolut
dan ukuran maksimurn agregat 62 setelah Langkah ke-8 selesai 85
5.3 llutrungan rasio air-semen dan kekuatan 5.16 Hasil Kornponen Campuran Beton di akhir
tekan beton 64 Langkah ke-9b 89
5.4, Rasio maksimurn a/s untuk kondisi lingkun- 5.17 Perbandingan hasil campuran berdasarkan
gan agresif 65 metode massa vs metode volume absolut
5.5 Volume agregat kasar per unit volume beton 67 setelah Langkah ke-9 selesai. 90

5.6 Estirnasi awal dari Beton segar 69


6.1 Pedoman seleksi bahan pada PCBMT 101
5.7 Data informasi yang diketahui n,
IJ
6.2 Rekornendasi slump untuk beton dengan
5.8 Hasil Komponen Campuran Beton di akhir dantanpaHRwR ..... 105
Langkah ke-6 75
6.3 Rekomendasi ukuran maksimum agregat kasar106
5.9 Hasil Komponen Campuran Beton di akhir
Langkah ke-7a 6.4 Rekornendasi volume agregat kasar per unit
76
volume beton 108
5.10 Hasil Komponen Carnpuran Beton di akhir
Langkah ke-8a 7B
6.5 Estimasi air campuran dan kandungan
udara pada beton segar berdasarkan pasir
5.11 Hasil Komponen Carnpuran Beton di akhir dengan 35 persen uoid 110
Langkah ke-9a B1
6.6 Rekornendasi maksimum a/(sfp) untuk be-
5.12 Hasil Komponen Campuran Beton di akhir ton tanpa HRWR .. 111
Langkah ke-7b B3
DAFTAR TABEL I)AITAR TABEL

6.7 Rekomendasi rnaksimum a/(sfp) untuk tre- (i.19 Proporsi per 0.085 m3 beton Campuran
ton yang memakai HRWR 112 Dasar setelah dilakukan penyesuaian air - 732

6.8 Rekornendasi nilai prosentase fly ash untuk (i.20 Berat Beton Campuran Dasar akibat penye-
menggantikan sernen 116 sualan alr t32

6.9 Volurne dari material proporsi dasar campu- 6.21 Berat Beton Campuran Dasar akibat penye-
ran menggunakan semen saja tanpa AH . . . 123 suaian a/(s*n) 133

6.10 Hasil I{omponen Campuran Beton di Akhir 6.22 Dosis HRWR dan nilai slump pada per-
Langkah ke-7, Carnpuran Dasar rnenggu- cobaandidalamlaboratorium ..... 134
nakan sernen saja 1,24
6.23 Berat Comp Mix kondisi basah aktual yg
6.11 Kode campuran cornpanion mix beserta memenuhi target slump 25 s/d 50 mm untuk
prosentase fly ash yang digunakan 725 batch 0.08b rru3 135

6.12 Berat serren dan fly ash untuk masing- 6.24 Proporsi per 0.085 m,3 beton Comp Mix 4
masing Comp mix 726 setelah dilakukan penyesuaian air 136

6.13 Volume semen dan fly ash untuk masing- 6.25 Berat Beton Comp Mix 4 akibat penyesua-
masing Cornp mix 726 ran alr 1,37

6.14 Volume kornponen campuran beton (kecuali 6.26 Berat Comp Mix 4 akibat penyesuaian
AH) dari comp mix no 1 . 727 a/(sfn) 138

6.15 Berat kornponen carrpuran treton dari cornp 6.27 Hasil rangkuman Langkah ke-10 139
mtx t28
6.28 Hasil tes kuat tekan dan suhu campuran per-
6.16 Berat komponen Campuran Dasar dalarn cobaan di lapangarr 140
kondisi kering vs basah 129
6.29 Rangkuman proses disain campuran BMT . 147
6.17 Berat kornponen pembentuk Comp Mix
dalam kondisi basah 129

6.18 Proporsi per 0.085 m,3 beton baik Carnp


Dasar rraupun Comp Mix dalam kondisi basah130
DAFTAR TABEL I)AFTAR TABEL

Prakata Nlenyadari karakteristik bahan beton yang sangat kompleks


rlilrr bersifat dinamis, maka penulis sadar akan banyak kekuran-
g,iln dalam buku ini dan rnengharapkan masukan-masukan untuk
Buku Seri-2 ini menguraikan Praktck Standar metode menerl-
tukan proporsi campuran beton yang memiliki kaitan erat den- I)crrYempulnaannya.
gan Buku Seri-1 yang berjuclul "Pengendalian Mutu Beton Sesuai
SNI, ACI dan ASTM". Artinya, kalau Buku Seri-2 ini memberikan
petunjuk pemilihan proporsi campuran beton sesuai spesifikasi
beton yang disyaratkan oleh proyek, ntaka Buku Seri-1 memberi
petunjuk jaminan agar spesiflkasi beton tadi tidak berubtrh. Buku
Seri-2 ini memuat pemilihan proporsi campuran beton norrnal dan
beton mutu tinggi yang memakai sernen portland dengan atau
tidak mernakai fly ash dan bahan tambahan kirnia .

Buku ini ditulis untuk buku pelajaran bagi pelajar Sekolah


Nlcncngah Kejuruan Teknik Sipil, mahasiswa Teknik Sipil dan Penrrlis
praktisi yang terutarna ingin merencanakan proporsi campuran
beton dan mernproduksi sendiri.
Isi buku ini sepenuhnya disajikan memakai sumber-surnber
ref'erensi selain dari SNI, tapi scbagian besar berasal dari Amerika
Scrikat yaitu ACI dan ASTM. Karena itu para penulis sebagai
arrggota ACI ingin rrenyampaikan penghargaan setinggi-tingginya
pada oraganisasi tersebut di atas yang telah mengijinkan penulis
rnemproduksi dan atau rrengutib matcri-materi dari publikasi
rnereka.

Sebagaimarra diketalmi bahwa ilrnu pemilihan proporsi carn-


pura,n bcton irri adalah tidak seperruhnya diperoleh dari hasil
pcngctahuan ilmiah murni, namun lebih banyak dari hasil catatan
pengalaman-pengalaman. Karena itu pedonran dan tabel yang
disediakan oleh ACI dan ASTM untuk percncanaan rrutu beton
yarrg optimal dan ekonouris adalah sangat rnutlak diperlukan.

10 il
DAFTAR TABEL

Notasi

Tabel. 1: Daftar Notasi

Notasi Penjelasannya
AH
AK
Agregat Halus
Agregat Kasar
Bab. 1
BMT Beton Mutu Tinggi
BTK
HRWR
Bahan Tambahan Kimia
High-Range Water Reducing Admixture Pendahuluan
MH Modulus Kehalusan
PCB Proporsi Campuran Beton
PCBB Proporsi Campuran Beton Biasa
l';r<ia prinsipnya bcton terbentuk oleh agregat , portland se-
PCBMT Proporsi Campuran Beton Mutu Tinggi rrrr,rr (PS) darr air; dan rnungkirr uremakai bahan bersifat se-
MPa Mega Pascal (Newton pe, ntm2) rrrr:rr misalkan: fly ash untuk alasan lebih ekonomis dan sering
SSD Saturated-Surface Dry (Permukaan Jenuh irrga, bahan tambahan kimia untuk akselcrasi atau mengham-
Kering) lr;rt hidratasi, meningkatkan kelecakan, mengurangi kebutuhan
PC Portland Cement ;rir', meningkatkan kekuatan atau mengubah sifat-sifat lain beton
a air
-r'gar (lihat ACI 212.3R).

S semen Seleksi campuran beton bertujuan memperoleh keseimban-


p notasi bahan bersifat semen (pozzolarr) l4irn antara nilai ekonornis dan syarat-syarat kelecakan , kekuatan

batch sejumlah contoh


. tlurabilitas , densitas dan penampilan yang dibutuhkan oleh
sl r'rrktur beton suatu proyek. Semua karaktcristik ini biasanya
void rongga Iclcantum dalam spesifikasi beton sebelum proses seleksi campu-
rirn dimulai.

Untuk mencapai syarat-syarat tersebut di atas seorang ahli


Icknik sipil harus lebih dahulu menguasai pengaruh variabilitas
liarakteristik komponen pembentuk beton pada performa beton

t2 13
tersebut di atas. Misalkan dalam suatu kubik volume beton,
bila laboratorium itu dilakukan pula percobaan di lapangan den-
gan skala penuh sesuai ketentuan proporsi campuran beton un-
gradasi atau volume agregat berubah, maka kebutuhan volume
FC uk n berubah pula; begitu juga dalam perubahan-perubahan tuk memeriksa ketepatan spesifikasi beton dan memperhitungkan
jumlah faktor-faktor lingkungan di lapangan.'
rasio air/semen pada pasta semen, rasio AH/AK pada
agregat dan pada pemakaian admixture yang semua itu tergan-
tung pada karakteristik masing-masing komponen beton'
Mengingat sifat komponen-komponen pembentuk bahan be-
ton ini cukup kompleks dan bersifat dinamis maka buku yang
bertujuan memberi ketrampilan dalam penilihan proporsi cam-
puran beton ini mencoba menjelaskan materi pelajaran dalam 3
bagian yaitu:

1. Spesifikasi Beton Yang dibuat

2. Seleksi komponen bahan beton

3. Proses seleksi proporsi campuran beton

Dengan tahapan ini, Bab 2 akan menjelaskan konsiderasi


umum mengenai sifat-sifat beton segar maupun setelah mengeras
yang harus diperhitungkan selama proses seleksi proporsi gampu-
ran Beton. Bab 3 akan berisi pengaruh komponen beton: spesi
oleh
fikasi agregat ideal dan bahan-bahan tambahan dilanjutkan
Bab 4 yang memuat berturut-turut data perencanaan, prosedur'
be-
tahap seleksi calrlpuran dan contoh seleksi proporsi campuran
prose-
ton mutu normal dan mutu tinggi' Bab 5 akan menyajikan
du tri.al batch dar tata cara percobaan yang dipakai'
Akhirnya, harus diingat, bahwa penentuan proporsi campu-
ran beton dengan cara metode apapun harus selalu dianggap
perlu direvisi melalui hasil pengalaman dan contoh-contoh per-
lobuur, (trlal batch). Dipandang lebih baik bila tri,al batch di

t4 l5
r
2 2 BEBERAPA POIN SPESIFIKASI BETON

rrrrtuk mencapai spesifikasi tersebut,

2.2 Beberapa Poin Spesifikasi Beton

Bab. 2 - Kemudahan Penempatan


Iicmudahan penempatan beton segar atau biasa disebut "syarat
uorkability dan konsistensi" , merupakan kemampuan beton
Spesifikasi Beton Yang scgar untuk secara mudah mengisi acuan yang tersedia, dipa-
rlatkan dan dirapikan tanpa terjadi segregasi yang merugikan.
Disyaratkan I)errjelasan syarat workabi,li.ty (kelecakan) dan konsistensi ini
rltrpat dijumpai lebih lanjut di halaman 134 Buku Seri-1.
Yang penting dalam rangka penentuan PCB ini kelecakan
lreton segar sangat dipengaruhi oleh: gradasi, bentuk dan pro-
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN: 'oPerencana porsi agregat; jumlah dan kualitas PC dan bahan sementitious
proporsi campuran beton paham spesifikasi treton yang lain; pemakaian bahan tambahan kimia dan konsistensi dari
diinginkan oleh suatu proyek untuk diperhitungkan ci)mpuran. Prosedur dalam standar praktis ini memberi pedo-
dalarn proses disain camPurannYa" lrran perencanaan PCB berdasarkan pengalaman untuk mencapai
spesifikasi penempatan yang efektif namun tetap ekonomis.

2.1 ljmum - Konsistensi

Menentukan proporsl Sccara sederhana, konsistensi dapat diartikan sebagai keenceran


carnpuran beton relatif dari campuran beton segar dan ini diukur oleh nilai slump
(PCB) harus diPilih "workability" sangat tergantung pada . Semakin besar nilai slump makin encer campuran beton segar
yang dapat mcm- kasrakteristik proporsi agregat dan PC t,crsebut dan ini tentunya mempengaruhi kemudahan beton segar
berikan kemudahan rlcngisi acuannya (bekisting) Tapi sebaliknya, rrilai slump
penempatan bcton segar, kepadatan, kekuatan dan durabilitas yang besar akan berpengaruh negatif pada spesifikasi beton
yang clirencanakan. Dibawah ini disajikan hubungan yang andal

16 t7
,-, i *"k i;
i ,,'r $. Hrersigan jj
'
:,,rr; Tl,ttjl il
r
2.2. BEBERAPA POIN SPESIFIKASI BETON
BETON
2.2. BEBERAPA POIN SPESIFIKASI

kepadatan dan krrat nominal (f'") beton. Contoh perhitungan fl, secara rinci
yang clirencanakan, rnisalkan kekuatan beton' dapat dilihat di buku Seri-1 Bab 3.2 dan 6.3.
sebagainYa.
Perlu diingat bahwa walau kuat tekan beton tergantung juga
Ptrcla ha,sil Pcrnil- O pada faktor-faktor lain, namtrn kuat tckan ini sangat tergantung
ihan PCB Yang pada nilai rasio air/semen. Karena itu, tergantung pada kondisi
memenuhi ,yo,rui Konsistensi memberi indikator kelembaban dari agregat, sangat perrting untuk rnenga,dakan
segar
kelecakan , kebu- keenceran atau kelecakan beton kontrol kelembaban dan memperhitungkan jumlah air carnpuran
tuharr air yang yang diukur oleh nilai slump' yang berada dalam kelernbaban, AH, dan AK untuk memastikan
di.krrr oleh "l- Perubahan nilai ini memberi pertanda rasio air/sernerr daiarn carrlpulall beton rnasih sesuai leIICaIIa.
lai itu aktrrr
slumP
}:il peruhahan pada hasil pemilihan PCB'
bervariasi
beberapa faktor: kasar dan pcrsegr rlan
- Durabilitas
Sf,r*p'rroL bila pakai agregat yang lebih
baik (baca Bab 3'3)'
berkurang puaa ug'"guf 5'Jt'g bergradasi Perencana beton bertulang biasanya mengarlggap kuat tekan
ada pcrubahan kelem-
juga bila ukuran butiriebitr b"sa' atatt bila beton penting sekali, tapi kegagalan prernattrr struktur betort
biasanya dapat dikuralgi
babarr po.lu ugr"gut' Air canrpurarr oleh faktor lingkungan rnenyada,rkan pcrlunya memperhatikan
pacla pernzrkaian bahtrn tarnbairan
kimia tertentu (baca Bab 4)' syarat durabilitas . Air biasarrya berperan scbagai penyebab ben-
tuk kemunduran itu, dan pada beton yang tidak padat, biasanya
menentukarr laju kemunduran itu.
- Kekrratan
' Bila betorr
ytrng dihasilkan oleh Pernili-
Kckuat,an beton pada urmrr 28 hari terkena (erposu,re)
Pasal 7.3.2 clituntut memiliki pcnganrlr lirrgkrrn-
han PCB scsuai SNI 03-2847-2002 Untuk memenuhi syarat durabilitas
sua,tu tingkat gan seperti air, air beton, PCB harus memenuhi syarat
kekua,tan lebih laut, air bersulftat rasio w/(s+p) maksimum dan mutu
yarrg ditentukan Kuat tekan rata'rata beton hasil , klodrida dsb, SNI beton f'. minimum.
berrlasarkan Perl inl- oemilihan PCB (f'cr) san8at 03-2847-2002 Pasal
bangan stzrtistik' Ini tergalrtung pada kelernbaban agregat' 6 menca,ntumkan syarat-syarat maksirnum rasio air/semen dan
berarti tergantung kfrena ilu'rasio dari w1(s+p) harus harga minimum fl. Penentuan syarat ini akan menjamin kcawe-
pada stantlar deviasi benar2 di verifikasi' tan beton dan tulangannya sesuai umur layan. Bilamana digu-
yang discPakati, hasil rrakan bahan fly ash hendaknya diikuti pedoman ASTM C-618
PCB halus rnencaPai kekuatarr rata,-rata
(fl,) lebih tinggi dari atarr Silica furne sesuai pedoman ASTNI C 1.240. Syarat minimum

l8 l9
I
2.2. BEBERAPA POIN SPESIFIKASI BETON
2.2. BEBERAPA POIN SPESIFIK49LEEIoN

rli atas, prediksi kuat tekan harus dilakukan melalui trial batch
harus dipakai dalam menentukan fl, walaupun untuk
keper-
fl (<:ontoh-contoh percobaan) atau pengalaman atas material yang
i.iun t ukrutan struktur hanya diperlukan kuat tekan nominal
,lipakai.
yang lebih rendah dari syarat minimum fl'

- Rasio air/semen atau air/sementitious

Untuk suatu jumlah bahan dengan kondisi tertentu' kuat


tekan
per jumlah semen
beton ditentukan oleh iumlah air campuran
yang dipakai. Perbedaan kuat tekan beton oleh rasio air/semen
riapat disebabkan oleh perubahan-perubahan:

o ukuran maksimum agregat


o gradasi agregat
tekstur permukaan agregat

bentuk, kekuatan, dan kekakuan partikel agregat

o tipe PC yang <ligunakan dan asal usulnya


o kandungan air
o pemakaian bahan tambahan kimia

Semua pengaruh-
pengaruh ini Yang
biasa terjadi telah Kuat tekan ditentukan oleh rasio
diperhitungkan oleh d(s+p) yg tangat tergantung Pada
Standar Praktek ini. banyak fiktor. Karena itu ketelitian
Tapi menyadari jum- orediksi kuat tekan harus diverifikasi
Iah dan komPleksitas
' -ulalui trial batches.
pengaruh-pengaruh

20 21
3.2. KLASIFIKASI AGREGAT

3.2 Klasifikasi Agregat


Klasifikasi agregat
berdasar ukuran bu-
tir, berat jenis dan Agregat alami disebut agregat kasar
volume atau asal usul (AK) apabila butir-butirnya berukuran

Bab. 3 harus jelas untuk di-


gunakan pada proses
4.75 --50 mm, dan disehut agregat
halus (AH) bila berukuran
pcmilihan PCB. N{is- 70Urn -- 4.75mm
alkan, istilah agre-
Seleksi Agregat gat kasar (AK) dipakai bila menerangkan butir-butir berukuran
lebih besar dari 4.75 mm (tertahan di saringan No. 4) dan disebut
agregat halus (AH) bila butir-butir lebih kecil dari 4.75 mm.
AH mengandung butir-butir berukuran 75 p'm (saringan No.
o'Paham 200) sampai 4.75 mm; dan AK dar\ 4.75 - 50 mm. Sebagian besar
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN:spesifikasi agregat alamiah seperti pasir dan kerikil memiliki berat volume
syarat-syarat agregat yang dapat memenuhifisik beton 7520 - 7680 kglm3 dan menghasilkan beton berat normal dengan
kebutuhan beton "tg"' di proyek dan sifat
keras yang ditentukan oleh perencana
struktur" berat volum e 2400 kg l*' .

Biasanya, agregat beton terdiri dari pasir, kerikil dan batu


pecah yang diperoleh dari sumber alami karena itu disebut agre-
3.1 IJmum gat alami . Sebaliknya, bahan-bahan hasil proses termal seperti
lempung (clay) dan lempung (shale) expanded, yang dipakai un-
campuran beton tuk membuat beton ringan, dinamakan agregat sintetis . Buku
Berbeda d,engan bahan selnen yang dalam
produk bersifat adhesif' ini membatasi uraian persyaratan agregat alami untuk dipakai se-
bereaksi kimia d",,gu" air menghasilkan
80% volume beton bi- bagai bahan campuran beton. Kuat tekan, ketahanan terhadap
maka agregut yurrg menempati 60% sld'
pengisi" saja dan tidak abrasi dan modulus elastisitas agregat alami terkait erat dengan
asanya dianggap hanya sebagai "material
beton' Anggapan porositasnya. Tapi agregat alami yang biasanya dipakai untuk
banyak -"*b"rikun pengaruh pada sifat-sifat
penjelasan di Bab 2' membuat beton normal dan beton mutu tinggi biasanya cukup
ini ternyata harus diiubah, karena seperti
pembentukan spesifikasi be- padat dan kuat, sehingga tidak merupakan halangan untuk mem-
agregat sangat berpengaruh dalam
keawetan beton ' kecuali peroleh beton yang kuat dan elastis. Tipikal kuat tekan agregat
ton yang diinginkan seperti kekuatan '
itu juga penentu nilai dari kelecakan beton segar '

23
22
3.3. UKURAN DAN GRADASI
3.3. UKURAN DAN GRADASI
O^
-
^: tr2a

dan modulus elastis di-


trlami ini berkisar antara 210-310 MPa 6
i EZa lttt
-oo
ooo
rramik bernilai 70 90 GPa'
6
E
o
oo
6 6 6 6 i O l^
o o o o 6 d$
o

3.3 ljkuran dan Gradasi 0


r
N E; 6 6 'o
I - 4
o.3B
r - I I 1:
i(
* E3a o o o o o Q o - N @r

PCB harus memiliki


Dari Bab 2 dikemukakan, bahwa pemilihan to ^6
oo
7 il
clan durabilitas' Sem- 6 h6Fii-
spesifikasi anta,ra lain: kekuatan, kelecakan lr d nE
oiE
stol
oico
',' o o 6 0 0
oN$60d ? TI
ula orang beranggapan untuk mencapai
ini' dipandang dari segi o I a!
,!:
padat dengan void yang sem- M a
biaya, perlu camprru, ug'"gut yang
trdd
o-060 -o
void tersebut diperhrkan
+) mQ@6 zpE
inirnal mtrngkin, ku,""u tt'iuk mengisi
d : "io,060ooo
b! "i
ntr oii O+NNOri

pasta sernen) yang harganya jauh lebih mahal'


q)
tr
0
6 3 s
j
volume b0 0 E
o6-oo

Tcori ini, setelah rnelalui banyak eksperimen'


menunjukkan' d
o
tr 6FDii^
ltt g
VJ o 6JN{ooii
d d I!.-
hasilgradasiyanBparlatitutidakmenghasilkanbeton-segaryang b0

lagi' Dalam praktek' a i;d d

uorkable,sehingga selanjutrrya tidak dipakai t{ 6 E


A 6FrOn
o6oio nz9.
gradasi AK dan AH :'i,.OO
sesuai peclornan ACI 2i1'1-b1, butu'-batas n96
,6OOO600
ri N oONTOOO-i Nir
aa A
mernenuhi syarat graclasi tersebut di
ASTM C 33 yang tr {F o 60
,o o o o OoE
hendaknya 6 N: r r 6 60 OO O O O
25 0
ini disajikan dalam Tabel 3'1 dan 3'2
06 a- oi o- F i i i
-F
6 !'aeE
o!
cli dalam buku a (hu
60 0o 60 0 0
sebagai dis-
Gradasi dari agregat (AK atau AH) diartikan
oF oJ o; a H I I I I I
r-'l o
!dd

rlalam bentuk % 6a Ieo


tribusi butir-butir ig'lgtt, biasanya dinyatakan
!0 tr
bo oo o o
{ !dE N@ o; : i I

ukuran saringan (1i- q)


berat butir ugr"gut ]ut"g tertahan pada tiap
G uC
o
o
6 o:
Ntr
hat Contoh di Bab' 3'4) 3
h i 'O
oo
oi tr9r
O
c
;rrlll

9 E 9N
66@ ;'Ei
5.E
=d
H Ec F
6 6
F
o
i
\s .!.
^i O r 6
n\Pf
r S ':
'i
li <!@(.)
)ta l:- o o N w n ,h - $ o < 6 I n
Sfesi! E
a d a N
.l@66OONNNi*ioos s ,5.'Aolo!c'ie!\

o
ON FF
& @ @N N O<
LA iNOdds666@@N@60

25
24
3,3. UKURAN DAN GRADASI
3.3, UKURAN DAN GRADASI

kemudian dipakai oleh ASTM C 33 sebagai pedoman batas-batas


Tabel. 3.2: SYarat Gradasi Agregat Halus gradasi butir-butir agregat vang dapat diandalkan dalam penca-
paian kekuatan, harga dan workability beton yang direncanakan.
Ayakarr (Specification E 11) % Loios
100
Dalam industri
9.5 - rnnr (3/S-in) konstruksi ada fak-
4.75 - (No. a) 95 100 tor lain yang harus Ukuran maksimurn AK harus
dipertimbangkan
2.36 - (No. B) B0 100 memperhitungkan hasil perancangan
dalam pemilihan struktur yaitu tidak boleh lebih besar
1.18 - (No. 16) 5il X5 ul<uran. maksimurn dari 1/5 dimensiterkecil komponen
25 60 agregat, yaitu uku- struktur, I/3 dimensi pelat, dan 3/4
600 - prn (No. 30)
ran tcrsebut tidak jarak antar tulang.
300 - prrr, (No. 50) 10 30 boleh lebih besar'
210 dari f dirncnsi terkecil elemcn beton bertulang, iuga tidak boleh
150 - prn (No. 100)
lcbih bcsar dari jarak bersih antar tulangan terpasang. Selain hal
di atas pada beton mutu tinggi, perlu diperhatikan untuk tidak
Ada beberaPa mernakai ukuran AK lebih besar dari 19 mm untuk menghin-
alasitrt utrt ttk lll('ll- darka,rr terjadi lebih banyak rctak rrt,icro di daerah transisi antara
syaratkan batas Hasil pemilihan PCB yang ekonomis butir AK dan pasta semen.
graclasi dan pemaka- tapi workable sangat tergantung pada
Pengaruh gradasi dalam mcngurangi volume voids di antar
ian ukuran rnaksi- karakteristik agregat, Syarat'syaral butir-butir agrcgat diperagakan oleh Gambar 3.1 . Satu bejana di-
mlrm agregat, tapi hatas gradasi agre8at dari ASTM C 33 isi oleh butir-brrtir a,grega,t ltel'rkuran 25 mm yang rclatif beluku-
yang paling berpen- merupakan pedoman praktis untuk
rarr dan berbentuk hampir sama) bejana kedua diisi selain butir-
garuh adalah dalarn mencapai hasil itu.
butir 25 rnm juga yang berukuran 9 rnnr.
aspek workabilitY
clan bitryt-l (ckonouri) N'Iisalkan, pasir yang sa'ngat
kasar
Dibawah kedua bejana disajikan kebutuhan air untuk urengisi
pada
menghasilkan beton segtrr vang kaku dan tidak workable; void di antara butir-butir agregat itu, terlitrat di silinder gelas
pasi, hal.,s butuh air lebih banyak, iuga senrennVa (pada rasio itu bahwa bejana kcdua butuh air untuk mengisi void yang lebih
uir7""-"t tctap) sehingga iacli tidak ckorrornis' Kesimpulannya sedikit.
aclalah uku.ran clan vcilurne AH dan AK hartls diperolch
dari
optinral (ekonomis) Dalam praktek, dikenalkan pula faktor empiris yang dina-
gradasi (oro,di,nd yang butult pasta scmen
ior.pu ,tr"rtg.lrurtgi k*at teka' bcto, dan workabilitinya dan
i.i makarr modulus kehalusan sebagai ukuran kehalusan agregat.
yang Modulus Kehalusan (MH) dihitung dari data analisa sarirrgan
cliplroleh dari hasil banvak eksperimerr dtrn pengalaman

21
26
F
s

3.3. UKURAN DAN GRADASI


3.3. UKURAN DAN GRADASI

clengan menjumlahkar% komulatif berat agregat yang tertahan


rli atas tiap seri saringan, dan jurnlahnya dibagi 100. Saringan
untuk menentukan MH ini terdiri dari:

No 100 (150 prm)

No 50 (500 pm)

No 30 (600 pm)

No 16 (1.18 rnm)

No 8 (2.36 mm)

No 4 (4.75 mm)

o 9.5 mm

19 mm

37.5 mm

dan lebih besar naik dengan rasio 2:1.


Contoh perhitungan MH dan lengkung gradasi dapat diikuti
25 mm 25mm*9mm rnakin besar nilai MH
cli Contoh di Bab 3.4 Perlu diingat, bahwa
akan menunjukkan campuran agregat tersebut makin kasar.
oleh campuran
Gbr. 3.1,: Pengaruh pengurangan volume void berbeda Nlanfaat MH dapat dijumpai pada pemilihan PCB beton
agregat kasar ]t'g *t*iliki ukuran rnutu tinggi, disini MH nilai tinggi dipilih untuk AH (lihat Contoh
di Bab 6.4)
Tabe13.2 sesuai ASTM C33 menunjukkan batas-batas gradasi
dari AH. Tiap ukuran butir AH yang melalui lubang ayakan di-
Iratasi 7o nya dan tidak boleh tertahan lebih dari 45 "/o, dan
N,'IH harus tidak boleh kurang dari 2.3 atau melebihi nilai 3.1.

29
28
3.3. UKURAN DAN GRADASI
3.3. UKURAN DAN GRADASI

ume pemakaian AK yang lebih banyak dengan workability yang


AH maupun AK, sesuai ASTM C33, tidak boleh mengandung
memberikan pen- memuaskan.
bahan-bahan perusak (deleteri'ous) yang dapat
ierh ad,ai workability, waktu pengikatan' dan karak-
gu.rl, negatif Pengaruh kelembaban di agregat akan mengubah asumsi rasio
dalam
ieristik keawetan. Dafta, bahan perusak itu dicantumkan air/semen yang pada awal proses pemilihan PCB menganggap
Tabel 3.3 agregat dalam kondisi jenuh kering permukaan (SATURATED-
SURFACE DRY CONDITION (SSD)) . Ini berarti berat volume
Tabel. 3.3: Bahan perusak yang berada di agregat dan kadar air dianggap pada kondisi SSD.
Diijinkan max
Gradasi pasir yang berbeda (halus, sedang, kasar) juga mem-
(% berat)
berikan pengaruh pemekaran (bulking) yang berbeda pula bila
Bahan Perusak Efek merusak Pada AH AK- pasir berada dalam kelembaban tertentu. Portland, Cem,ent As-
No
beton
:- soc'iat'ion 13 th Editi,on tahun 1988, memberikan databulki,ng (pe-
3 l)
1 Lempung (Clag Mempengaruhi mekaran volume) maksimum terjadi bila diadakan penambahan
lumps anil fri,able workability dan
kelembaban f moi,sture sebesar 5% pada pasir dari kondisi kering
particles) ketahanan abrasi
oven, maka utk pasir halus terjadi pemekaran volume sekitar 3770,
, Material lebih kecil Mempengaruhi 3 1"
pasir sedang 28% dan pasir kasar 16%. Terlihat semakin kasar
dari75-pm (No. 200) workabilitY;
meningkatkan kebu-
pasir akan semakin kecil pemekaran volumenya. Oleh karena itu,
tuhan air proses pemilihan PCB harus memperhitungkan faktor ini agar
Mempengaruhi 0.5 sasaran kekuatan dan workabilitynya tetap dapat terpelihara.
3 Batubara (Coal and 1

Ir,gnite) keawetan; menye-


Sebagai pendekatan awal, kapasitas ekspansi (yaitu volume
Vo
babkan bercak
kelembaban dari kondisi kering oven ke kondisi SSD) dapat di-
pakai untuk mengadakan penyesuaian kelembaban (selanjutnya
- ASTM C33 membatasi bahan perusak pada AK
berbeda-beda tergan-
ian tipe struktur beton' Nilai yang di- Iihat contoh di Bab 5 dan Bab 6)
lrrrg pra, kondisi Iingkungan
kondisi cuaca
tuniuikan disini untrik struktur outd'oor yang dikenai
moderate

yang menetap-
Syarat gradasi AK diatur oleh Tabel 3'1
kan iradasi AK *"rrurut ukuran maksimum butir AK'
Data
pada agregat yang
dari f,anyak percobaan menuniukkan bahwa
memenuhi syarat gradasi, campuran AH
yang makin lembut
vol-
dan ukuran AK yang makin besar, akan menghasilkan

31
30
} 4 CONTOH ANALISA GRADASI AGREGAT HALUS
3.4. CONTOH ANALISA GRADASIAGREG4[ !{4!U9

Contoh Analisa Gradasi Agregat Halus Untuk menilai apakah gradasi AH memenuhi ketentuan
3.4 ASTM C 33 maka angka % lolos perlu dikonversi ke % ter-
tahan seperti yang dicantumkan di Tabel 3.4.
Contoh Lengkung Gradasi dan Perhitungan MH Pasir'
Diketahui: Tiga contoh Pasir Tabel. 3.4: Syarat 7o tertahan pasir
Ukuran %Tertahan
CONTOH .Jenis Pasir Berat Kering Saringan Diijinkan
453.7 gr lNol
A pasir halus
pasir beton 449.5 gr
4 100 95 0-5
B
pasir beton 457.6 Sr
8 B0 - 100 020
C
16 50-85 15 50
Diminta: Dari masing-masing contoh tentukan sesuai ASTM 30 25-60 40 75
c33: 10- 30 70 90
50

1. Apakah gradasi memenuhi sYarat 100 210 90-98


2. Nilai MH (Modulus Kehalusan) Penilaian gradasi yang memenuhi ASTM C33 adalah bila
3. Gambar bentuk lengkung gradasi % tertahan komulatif (kolom (3), (6) dan (9)) dari contoh
perhitungan Tabel 3.5 berada di antara syarat % tertahan di
kolom (10) Tabel 3.5 yang dikutip dari kolom (3) Tabel 3.4.
Diskusi:
Ternyata gradasi pasir Contoh A tidak memenuhi syarat
1. Hasil analisa gradasi pasir Contoh A, B dan C dapat di gradasi ASTM C 33, sedang pasir B dan C memenuhi
lihat di Taueig.r. Dalam Tabel tersebut berturut-turut syarat.
tiap contoh pasir diayak dan dicatat berat di kolom (1)'
(af dan (7) dan % berat tertahan di masing-masing ukuran
ayakan dapat dilihat di kolom (2), (5) dan (8)'
Kemudiandicatatjumlahsecarakomulatif%butir-butir
AH yang tertahan di ayakatt no 4 s/d ayakan no 200 (kolom
(3), (6) dan (e)).

32 -r-,
r
3.4. CONTOH ANALISA GRADASI AGREGAT HALUS
3.4. CONTOH ANALISA GRADASI AGREGAT HALUS

od
!.U 2. Nilai MH ketiga contoh pasir tercantum di baris terbawah
Tabel 3.5, yaitu:
1
c6 [o @
Io b.-
n N I l I

O I
ro
(/];F O t-- Contoh N,{H

I
A 1.60
I O
I X o 6i B 2.67
la
to
il

lo b4 d
e C 2.94
lm q d L- L-
.i
t-
E o co "? O t- o
tr l3 F AS O O) cn CI

Nilai MH ini diperolch dari jumlah kornulatif % berat butir-


a (,
A c: !? F
butir AH yang tertahan di atas saringan no 4 sf d no 100
6 € N ro
a
d bo
b.-
O
m c6
oo
oo
N (Lihat kolom (3), (6) dan (9)).
6
t< Pasir Contoh A yang bernilai 1.60 sudah tentu tidak co-
o) r cok untuk dipakai sebagai carnpuran beton karena bernilai
O I O
@
N t-- 6 6i
kurang dari 2.3 (AST1\1I C 33, Pasal 6.3). Pasir Contoh B
b0 lxl!
lPlo b!
il

clan C yang bertunrt-turut mempunyai NIH 2.61 dan 294,


u
l*
l\Jl*
lpr ,? d @ cl
F ca z
t-t* N Io N O keduarrya bcrnilai kurang dari 3.1 dan lebih dari 2.3,
lr
l:t< -o
H
a) H q sehingga disimpulkan baik urrtuk carnpurarr beton.
00 d
d
N e n c{ N
di (\l
H t- co cn
c\
lO M m o) N
o
d. Lcngkurrg Gradasi
*.: 5< Dala,m sisterr koordinat dinrana absis bempa nomor-norror
a) id
! O o \o
b.-
<'l .j .d
saringan dan ordinatnya berupa nila,i-nilai % butir-butir tcr-
o
Er II IE lt
tahan, dilukis % tertahan yang mengikuti syarat ASTN,I C33
llo
td b! d
II lE
ltu
\
ca
d
N
o O
\O ro
N Io
r.-
@
t-
O
z
o
t
(syarat batas atas dan bawah seperti yang acla di Tabcl3.4).
II lr ro
F
o bS
o
Daerah diarsir di Garnbar 3.2 adalah batas lengkung untuk
l<
I t; q F
-l.6
AH.

ll
.$ Io
d rO f.- n n n
b0 o O m N (o m <r Selanjutnya lengkung gradasi pasir contoh A, B dan C di
plot di dalam Gambar 3.2. Untuk Contoh A digunakan
o .q in bo
-o !o Ltr @ co 6i
q
d data Tabel 3.5 kolorn (3), sedangkan untuk Contoh B dan
tr oO i!
*6 o o o o o -o
F
br
a c0 L) >a z z z z z z z a F C digunakan data kolom (6) dan (9) berturut-turut.

34 35
3.5. CONTOH PENGGABUNGAN (BLENDING) AGREGAT KASAR
3.4. CONTOH ANALISA GRADASI AGREGAT HALUS

Terlihat pada Gambat S.2lengkung gradasi Contoh B dan 3.5 Contoh Penggabungan (Blending)
C berada dalam area yang diarsir, sehingga dikatakan Agregat Kasar
memenuhi syarat campuran beton. Sedangkan lengkung
gradasi Contoh A berada di luar batas yang ditentukan Diketahui:
ASTM C33 sehingga dapat dikatakan tidak memenuhi
syarat campuran beton. Pasir A ini dapat dipakai bila pasir Dua macam AK yaitu AK1 dan AK2 yarrg mempunyai gradasi
B atau c ingin dibuat lebih halus atau kasar melalui ploses lolos ayakan seperti tercatat di kolom 2 dan 3 Tabel 3.6 dan tidak
blending dengan Pasir A. memenuhi syarat gradasi ASTM C 33 untuk campuran beton
yang baik. Ukuran maksimum agregat AK1 dan,41(2 adalah
25 mm.

Tabel. 3.6: Gradasi lolos ayakan contoh blending


No IJkuran Loloas Gabungan Gabungan
Ayakan Ayakan (%) AKt * AKz
tl --t- Eatas Atas Gradasl ASTM C33
AKt AKz 56Yo 447o
4t
€ sol .-'a* Batas Sawah Gra&si ASTM c33
AKr AKz
.ol
--&- contohA 2 100 100 56 44 100
- x -Contoh B 100 75 56 JJ 89
* .*- " Contoh C
4 90 10 50 4 54
i
5 15 0 8 0 8
I

I
j ! --- -__- ti 0 0

No 1oo No50 No30 No16 NoB No4 7

tlo Slrlnaan

Ditanyakan:
Gbr. 3.2: Tipikal batas lengkung gradasi AH sesuai ASTM Adakan penggabungan AKl dan AK2 sehingga syarat ASTN{
C33 dan gradasi contoh A, B, C C33 dipenuhi.

Diskusi:
Gbr. 3.3 menunjukkan gradasi AK1, AK2, gradasi gabungan
(AKn) serta batas gradasi sesuai ASTM C 33 (lihat Tabel 3.1)

a-
36 )t
3.5. CONTOH PENGGABUNGAN (BLENDING) AGREGAT KASAR
3.5. CONTOH PENGGABUNGAN (BLENDING)AGREGA KA

Untuk membuat Gbr. 3.3 pertama-tama di gambar dahulu


batas gradasi AK sesuai ASTM C 33 (lihat Tabel 3.1 untuk uku-
ran agregat maksimum 25 mm). Sebagai catatan ASTM C 33
mencantumkan data prosentase tertahan, untuk mengubah men-
jadi prosentase lolos maka tinggal menggunakan rumusan:

prosentase lolos: 100 - prosentase tertahan

Setelah batas gradasi sesuai ASTM C 33 tergambar, selanjut-


c
+B.t i 03wih Gndasl ASIM C33
nya data gradasi AK1 darr AK2lang ada di Tabel 3.3 (kolom 2
I .-t'{- Batrs Atar Grsdari ASrM c33
dan 3 berturut-turut) di plot di Gbr. 3.3.
I
I3
* Terlihat lengkung gradasi AK1 dan AKz berada di luar batas
(bagian yang diarsir) yang telah ditetapkan di ASTM C 33.
Artinya baik ,4K1 maupun AK2 tidak bisa dipakai sebagai kom-
ponen AK campuran beton yang baik.

Selanjutnya berikut ini dilakukan perhitungan secara analitis


penyusunan gradasi butir untuk memeroleh susunan gradasi yang
2(37.5 (Im) 3t25 mm) 4{19 mm) 5t12's mm) 5{9'5 mm} 7(4'75 mm} memenuhi syarat ASTM C 33 dengan menggabungkan 2 macam
tloS.rll{ftr AK yaitu AK1 dan AK2.
Setelah berkali-kali melakukan coba -coba berikut ini per-
Gbr. 3.3: Batas Gradasi AK ukuran maksimum 25 mm sesuai cobaan yang berhasil yaitu dengan mengasumsikan AKn di
ASTM C33
saringan no 4 bernilai 55.
Dalam Pers. 3.1 harga x adalah prosentase A,I(1 sedangkan
AK2 adalah (100 - x).
prosentase

55: AKlr*AKzG\\-r) (3.1)


100

38 39
T

3.6. METODA MENGUJI KARAKTERISTIK AGREGAT


3.5. CONTOH PENGGABUNGAN (BLENDING) AGREGAT KASAR

3.6 Metoda Menguji Karakteristik Agre-


AKp+AK2Q00-r) gat
55: 100
90r+10(100-r) Dalam Tabel 3.7 tercantum rlaftar mctoda u.ji dari ASTM vang
55 dapat dipakai sebagai referensi untuk menentrrkarr karaktcristik
100
5500 - 1000 902 - 10r dari agregat.
4500 80c
Tabel. 3.7: Referensi Standar ASTM yang dipakai untuk
menentukan karakteristik dari agregat
Didapat: prosentase r x 567o ( untuk prosentase AK1) dan
No Karakteristik
(100-x) x 44Yo (untuk prosentase AKz)' Manfaat ASTM Syarat atau Isi La-
poran
KontribusiS6%AKtd'an44YoAKzdicantumkanberturut. Grzrda,si Kelecakan be- ASTNI C1I7, % Tcrrrlnrs ay:lkan
turut di kolom 4 dan 5 Tabel 3.6, dan gabungan keduanya dapat ton segar ASTNI C136 starrdar nrinimurn
ntilksirnrrrn
<l:rrr

dilihat di kolom 6. Lengkung gradasi dari gabungan ini yaitu 2 Berat Volrrrne Perhitungarr ASTI\iI (]29 Bcr:rt kompa,k clan be
AKn ternyata terletak dalam daerah batas gradasi AK ASTM C at:ur kepadatarr clisain canrprr- ra,t volurnc
eS (tinat Gbr. 3.3. Jadi gabungan yang dicoba telah memenuhi vohtrne ran; klasifikasi

syarat. Berat .jenis Perhiturrgarr ASTN{ C127


disain campu- (AH), ASTM
ran c128 (AK)
4 Kelcrnbatran ab, Kontrol kuali- ASI'N{ C7O,
sorpsi clari per- tas beton c127, C128.
tmrka:rrr c566
5 Kebcrsih:rn Nftrnentrrkan ASTN4 C4O, % Indiviclual baharr
Agregat .junrlah bahan c87, C117, maksirnurn
1;t:nrsak clarr c]123, C142,
bahan organik c295

* Sesuai referensi ASTNI Cl;13

40 41
3.6. METODA MENGUJI KARAKTERISTIK AGREGAT 3.6. METODA MENGUJI KARAKTERISTIK AGREGAT

Evaluasi Kompetensi Anda r0. Dalam praktek dikenalkan faktor modulus kehalusan (MH)
agregat. Sebut indikator-indikator fisik AH yang diberikan
1. Jelaskan mengapa kelecakan (workabili,ty) hasil PCB sangat oleh nilai MH ini!
penting dimiliki oleh beton segar! 11. Sebut apa dan mengapa bahaya pemilihan pCB
2. Padapercobaan hasil pemilihan PCB yang dilakukan di lab- berdasarkan kondisi SSD agregat sa.ja. Sebut 2 buah
oratorium/lapangan, kemungkinan konsistensi yang diukur pedoman ASTM yang dipakai untuk pengendalian ini!
oleh nilai slump akan bervariasi. Sebutkanlah faktor-faktor
L2. Sebut alasan mengapa syarat gradasi agregat sesuai ASTM
yang mungkin menjadi penyebabnya!
C33 mutlak hams dipakai untuk memperoleh AK dan AH
3. Penentuan kuat tekan rata-rata (fl,) menurut ACI318 (SNI yang efektif untuk membuat PCB!
03-2847-2002) dan SNI 03-6468-2000 berbeda. Sebut faktor
penyebabnya!

4. Kestabilan kuat tekan beton sangat tergantung pada jum-


lah air campuran atau rasio air/semen ada 2 sebab utama
penyebab gangguan. Sebut 2 faktor itu!

5. Untuk menjamin keawetan konstruksi beton bertulang


sesuai umur layan yang direncanakan, sebut 2 faktor yang
harus dimasukkan dalam proses pemilihan PCB!

6. Jelaskan mengapa hasil pemilihan PCB itu harus diverifikasi


oleh percobaan batches laboratorium/lapangan!

7. Selain AH dan AK dibatasi ukuran butir-butirnya, berat


volume agregat alami juga ditentukan. Sebut alasan keten-
tuan tersebut!
8. Secara teoritis, gradasi ideal agregat yang padat sekali akan
menghasilkan campuran yang ekonomis' tapi ini tidak dapat
dipakai dalam praktek. dapatkah Anda menjelaskannya?

9. Dalam Tabel 3.1, diberikan kemungkinan pemakaian ukuran


maksimum butir AK sampai 90-37'5 mm namun sebut apa
yang membatasi pemakaiannya?

42 43
r
4.2. TIPE DAN TUJUAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAHAN KIMIA (BTK)

Walaupun demikian, sesuai lingkup bahasan buku ini, section ini


hanya membahas secara singkat saja Bahan Tambahan Kimia
(BTK) yang berfungsi mengubah karakteristik beton segar dan
Bahan Tambahan Mineral yang bertujuan untuk mengganti se-
bagian dari PC agar diperoleh beton yang Iebih ekonomis.

Bab. 4
4.2 Tipe dan Tujuan Pemakaian Bahan
Tambahan Kimia (BTK)
Pengaruh Bahan ACI Committee 212 menyediakan daftar berisi 20 tujuan penting
pemakaian BTK, misalkan antara lain:
Tambahan
meningkatkan konsistensi beton segar tanpa menambah vol-
ume air.

mengurangi bleeding dan segregasi


KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN:'(Mengetahui
manfaat 6 jenis bahan tambahan kimia dan mineral memperlambat atau mempercepat waktu awal pengerasan
seperti fly ash serta mengikuti standar pedoman ASTM
bila akan memakainya" . mencapai kuat tekan beton lebih arval (early age)

mengurangi laju evolusi panas hidratasi


4.L lJmum meningkatkan kekuatan nominal beton dengan mereduksi
faktor air-semen, tanpa mengubah slump dan volume Port-
ACI 116R mendefinisikan Bahan Tambahan (BT) sebagai mate- land Cement (PC)
rial selain air, agregat dan PC, yang ditambahkan pada campu-
menghemat volume PC (ekonomis) dengan mereduksi rasio
ran beton atau mortar pada saat pengadukan. Ada dua macam
a/s tanpa mengubah konsistensi dan kuat tekan.
BT, yaitu Bahan Tambahan Kimia (BTK) yang sering di-
pakai dan yang lain disebut Bahan Tambahan Mineral, yang
tersebut belakangan ini di Indonesia masih jarang dipakai (yaitu
bahan sementitious seperti fly ash, pozzolan, silica fume dll')'

44 45

. :'.,l

I i;';a,
:
,, ,,
i
;,:in 8. fiearsi*;ln ij
"T
I

4.3. REDUKSI AIR PADA PEMAKAIAN BAHAN TAMBAHAN KIMIA 4.4. BTK TIPE A

Di negara-negar ASTM C 494. Pada umumnya bila menggunakan kadar takaran


maiu seperti Inggris, Bahan Tambahan Kimia (ETK) normal akan dicapai % reduksi air sebagai berikut:
Jerman, Australia $esungguhnya hanya ada 3 tipe yaitu
dan Amerika Serikat, A, B, dan C. Yang lain meruPakan o TipeA,D,E-5-B%
sekitar lebih dari 80 kombinasi dari tiga tipe tersebut.
% beton yang dipro- o Tipe F dan G 10 - 25% atau lebih
duksi selalu memakai BTK.
-
Adapun BTK menurut ASTM C 495 sesuai tujuan pemaka- Sub bab berikut akan merujuk pada Tipe BTK yang sesuai
iannya dikenal scbagai BTK tipc A s/d G yaitu: dengan ASTM C 494.

Tatrel. 4.1: Tipe BTK dan FungsinYa


Tipe BTK Fungsi
4.4 BTK Tipe A
Tipe A Mereduksi air BTK TIpe A adalah
Tipe B Menghambat (retarding) Bahan Tambahan
pereduksi air yang BTK tip A yang berfungsi mengurangi
Tipe C Akselerasi
dapat mengurangi air campuran beton dapat dipakai
Tipe D Mereduksi dan Mengharnbat jumlah air campu- untuk mencapai 3 macam manfaat
Tipe E Mereduksi dan ran yang dibutuhkan yaitu meningkatkan slump atau kuat
beton dengan konsis-
Tipe F Sangat Mereduksi (Hi.gh Range tekan beton atau menghemat
Water Reduci,ng) tensi/slump tertentu.
pemakaian semen sesuai spesifikasi
BTK Tipe A, E s/d
Tipe G Sangat Mereduksi dan Retarding beton yang dituntut proyek.
G tergolong bahan-
kimia-aktif-permukaan (surface-acti,ue-chemi,cals), dikenal juga
sebagai SURFACTANTS . Surfactants Tipe A (sebagai pereduksi
4.3 Reduksi Air pada Pemakaian Bahan air) yang dipakai sebagai BTK pembuat plastis sistem semen
Tambahan Kimia air itu biasanya terdiri dari: air, modifikasi, atau derivatif dari
lignosolfome acids, hydroxylated carboxylic acids, dan polysac-
charides atau suatu kombinasi dari 3 bahan tersebut sebelumnya.
Menurut Chapter 4.3 ACI 271.1,'91 , kebutuhan takaran dari
berbagai tipe BTK ini harus mengikuti buku petunjuk manufak- Manfaat pemakaian tambahan reduksi air (Tipe A) diilus-
turnya, namun petunjuk harus tunduk pada syarat-syarat dari trasikan oleh hasil penelitian P.C Hewlett di Tabel 4.2.

46 47
TI

4.4. BTK TIPE A 4.5. BTK TIPE B

Campuran asli beton, disebut Seri Percobaan A, mempun- Tabel. 4.2: Manfaat Hasil Pemakaian BTK Reduksi Air
yai kadar PC 300 kgl*tt, rasio air/semen : 0.62, nilai slump be-
Kuat Tekan [MPa]
ton scgar 50 mm dan kuat tekan berturut-turut 25 dan 37 MPa
Seri Percobaan Kadar Rasio slump 7 hari 28
untuk umur 7 dan 28 hari. PC air/semen [**] hari
3]
[ks/n
Seri Percobaan B bertujuan rneningkatkan slump cam-
A - campuran be- 300 0.62 50
puran asli beton A tanpa menambah kadar PC maupun air ton tanpa BTK
J/

campuran. Ini dicapai dengan mudah dengan memakai suatu A - ditambah


dosage/takaran BTK tipe A dalam campuran seri A. Pendekatan BTK Tipe A
dengan tu.iuan:
irii bcrguna bila bcton scgar harus dicor di komponcn struktur be-
ton vang padat penulangannya atau harus dicor dengan bantuan B meningkat-kan 300 0.62 100 26 38
slump
pompa.
C meningkat-kan 300 0.56 50 34 46
kuat tekan
Seri Percobaan
C bertujuarr un- D
PC
menghe-mat 270 0.62 50 25.5 J/.C

tuk mencapai kuat BTK tipe A yang dapat mencapai 3


tekan beton lebih macam manfhat itu tidak akan teriadi
tinggi dengan tanpa bersamaan pada waktu yans sama. bila bertujuan mereduksi kenaikan temperatur pada pembuatan
menambah kadar PC beton masal (mass concrete).
atau rnercduksi nilai slump campuran Seri A. Tambahan dosage
Perlu dicatat disini, bahwa tiga manfaat pemakaian BTK
BTK Tipe A seperti dilakukan pada Seri B, memungkinkan men-
Tipe A tersebut di atas tidak akan terjadi bersamaan pada
gadakan pengurangan kadar campuran air sebanyak kira-kira
10% (dari 186 ke 168 kgf rn,3 dengan slump tetap terjaga sebesar
waktu yang sama.
50 cm. Sebagai hasil pengurangan rasio air/semen ni kuat tekan
yang semula berturut-turut 25 dan 37 MPa pada umur 7 dan
28 hari, naik menjadi 34 dan 46 MPa. Pendekatan ini dipakai 4.5 BTK Tipe B
bila ada pembatasan nilai rasio air/semen tetapi dituntut awal
pengembangan kuat tekan tinggi. BTK Tipe B, yang menghambat waktu setting , misalkan meng-
gunakan bahan CaSOa.2HO, berguna dalam memperoleh cukup
Seri Percobaan D menuniukkan penambahan BTK Tipe A waktu penempatan beton lebih panjang. Pengendalian waktu
memungkinkan terjadinya penghematan PC sebesar 10% tanpa
setting pada konstruksi besar akan menjamin workability beton-
mengatur kembali nilai slump atau kuat tekan Seri Campuran A.
segar dalam periode yang diinginkan.
Selain lebih ekonomis, penghematan PC mungkin sangat penting

48 49
T

4.6. BTK TIPE C 4.7, BTK TIPE D DAN E

itu pen-
Selain 4.7 BTK Tipe D dan E
gendalian waktu BTK tipe B selain memberi manfaat
setting ini dapat waktu workability beton segar lebih BTK Tipe D dan E
menghindarkan ter- paniang, juga dapat menghindarkan selain berturut-turut ffi
jadinya retak-retak teriadi retak-retak pada balok dan memiliki sifat Tipe B BTK tipe B dan C mempunyai efek
pada balok beton, lantaijembatan. dan C, dengan tam- berturut turut melamhatkan dan
lantai jcmbatan dna bahan bahan reduksi mempercepat Proses pengerasan
konstruksi-konstruksi komposit. air, selain mengatur beton dengan memakai Bahan
waktu setting, j.rga tambahan yg hersifat rnengendalikan
akan mengatur peng-
4.6 BTK Tipe C ingkatan kuat tekan
waktu setting awal dan akhir semen.
beton. Contoh manfaat pemakaian ditunjukkan di Tabel4.3 oleh
BTK Tipe C bi- PC Hewlett di The Construction Press, London, 1g78.
asanya memakai
baharr CaClz.2HO BTK tipe C yg mengandung Tabel. 4.3: Pengaruh* Pemakaian BTK Tipe D pada waktu
dalam dosis 0.5 2% CaCI2.ZHO tidak dianiurkan dipakai setting
berat scmen. BTK pada konstruksi heton prategang Waktu Setting Kuat Tekan [MPa]
ini berfungsi unttrk karena dapat meningkatkan potensi Dosis BTK Awal Akhir Rasio 3 hari 7 hari 28
mcmpercepat initial korosi pada tendon pretension. dari berat a/s hari
dan final setting, dan semen
clengan rlemikian mcmpercepat kuat tckan awal beton, mengu- 0 o
4.5 0.68 20.3 28.0 37.0
rangi waktu pemeliharaa,n sehingga waktu mernbuka acuan dapat
0.14 8 13 0.61 28.0 36.5 46.8
dilakukan lebih awal.
0.2t 11.5 16 0.58 29.6 40.1, 49.7
BTK Tipe C yarrg sengaja nrengarrcltrng calcium
Pernakaiarr
cloride harus dihindari untuk dipakai pada konstruksi beton -Waktu
setting dan kuat tekan beton meningkat
prategang karena terbukti bahan ini meningkatkan akselerasi
potensi korosi-tegangan pada tendon pretensi,oned yang tertanam
da,la,rn beton bila ada kelembaban.

50 51
4,8. BTK TIPE F DAN G 4.9. BAHAN TAMBAHAN MINERAL

4.8 BTK Tipe F dan G kemungkinan segregasi pada waktu penambahan dosage ke-
2 dan ke-3.
BTK Tipe F dan G yang sering disebut superplasticizer dan di- 2. Pemakaian komposisi Tipe BTK: pemakaian gabungan
pakai untuk mencapai slump 19 cm atau lebih tanpa menambah BTK Tipe F dan Tipe B, atau pemakaian BTK Tipe G
volume air selain yang terkandung dalam campuran itu sendiri. dapat mempertahankan slump yang tinggi sampai 2 - 3 jam.
BTK Tipe F dan
G ini sangat efektif
meningkatkan slump Tingkat kenaikan kuat tekan awal
4.9 Bahan Tambahan Mineral
(200 - 250 mm) cam- (umur 3 dan 7 hari) heton diatur oleh
puran beton mutu kadar BTK tiPe D. Walau pemakaian
tinggi yang biasanya Bahan Tambahan
mempunyai rasio a/s sedikit di atas 0.3. Namun harus diingat Mineral yang bertu- BTK tipe G dapat mempertahankan
bahwa slump yang tinggi itu akan kembali ke slump semula (mis- juan memperoleh efek kenaikan slump tinggi sampai
alkan 50 s/d 70 mm) dalam waktu 30 60 menit. beton yang lebih 2-3iam.
ekonomis tidak diba-
Bila waktu an- has di sini, namun beberapa pedoman penting pemakaian bahan
tara proses pen- ini diingatkan oleh ACI 211.1-91 berikut ini:
campuran dan pen- BTK tipe F dapat meningkatkan slump
empatan beton- cukup tinggi namun harus diingat, Metoda pencam
segar relatif pendek, efektivitas dapat hilang dalam waktu ptranfproportlonl,ng
penurunan slump 30 s/d 60 menit. Agar efehif kemhali, dan evaluasi cam- Seperti pada pemakaian STt$ ACt
tidak menirnbulkan dosis pemakaiannya harus diulang. puran beton yang 211.1-97 pdoman pemakaian BTM
masalah. Gejala ini mengandung bahan harus diverifikasi oleh hasil percobaan
perlu mendapatkan ini harus didasarkan laboratorium maupun lapangan akan
perhatian, misalkan pada industri beton ready-mixed, yang atas campuran dari sifat sifat yang diinglnkan sebelum
waktu penyerahan beton-segarnya tergantung pada kelancaran beberapa macam
dipakai di proyek
lalu lintas. Ada dua jalan mengatasi hal ini: proporsi.

Dengan mengevaluasi efek atas kekuatan, kebutuhan air,


1. Pemakaian BTK Tipe F secara berulang: Hasil peneli-
waktu setting dan sifat-sifat penting lain, maka jumlah optimal
tian menunjukkan, slump yang tinggi oleh pemakaian BTK
bahan sementius akan dapat ditentukan. Bila tidak ada informasi
Tipe F dapat dipertahankan bila dosis Tipe F itu diulang-
awal perkiraan proporsi untuk percobaan awal, sesuai ASTM C
ulang dalam beton segar, namun perlu hati-hati terhadap

52 53
Y
"t

4.9. BAHAN TAMBAHAN MINERAL 4.9. BAHAN TAMBAHAN MINERAL

192, pedoman umum (lihat Tabel 4.4) berdasarkan % total be- Evaluasi Kompetensi Anda
rat bahan sementius (jadi termasuk berat PC) ini dapat dipakai
untuk campuran percobaan pertama beton struktural: 1. Sebutkan perbedaan utama antara BTK Tipe A (Reduksi
Air Normal) dibanding dengan High Range Water Reducing
(HRWR)!
Tabel. 4.4: Pedoman urnum campuran Bahan Tambahan Min-
eral
2. Apa beda T\rjuan pemakaian BTK dan Bahan Tambahan
Tipe Prosentase To- Mineral?
tal Sementius
3. Menurut hasil penelitian PC Hewlett ada 3 manfaat pe-
Fly Ash Class F t5 - 25%
makaian BTK Tipe A. Jelaskan 3 manfaat itu dan je-
Class C 15 35y laskan mengapa 3 manfaat tersebut tidak akan terjadi se-
Pozzolan t0-20% cara bersamaan!

4. Selain 3 manfaat tersebut (hasil Hewlett), apa manfaat


Pemakaian fl"y ash untuk beton dijelaskan secara Iengkap di
BTK yang lain dan BTK mana yang perlu dihindari pada
ACI 226.3R; sedangkan untuk Pozzolan Alami ada di ASTM C pekerjaan konstruksi beton prategang?
618.
5. Sebutkan apa yang perlu dipertimbangkan bila memakai
HRWR? Apa solusi perbaikannya?

6. Pedoman ACI maupun ASTM selalu mengingatkan 2 syarat


pemakaian BTK maupun Bahan Tambahan Mineral se-
belum dipakai dalam proyek. Sebutkan apa syarat itu!

7. Pada intinya BTK mengatur 2 sifat reaksi semen dan ini


untuk mencapai tujuan pemakaiannya. Sebut dan jelaskan
jawaban Anda!

8. Sebutkan 3 masalah di proyek yang dapat diatasi oleh pe-


makaian BTK Tipe A!

54 55
TI

5.1. UMUM

5.1 Lfmum

Beberapa standar praktek PCBB dapat dijumpai di dunia.indus-


tri konstruksi, namun buku ini memakai ACI 211.1-91 sebagai
standard pract'ice pemilihan PCBB.

Bab. 5 Standard practice


hasil ACI Committee
217 ini memperke- Pedoman praktis ACI 21t .1-91 boleh
nalkan dua rnetode dimanfaatkan sebagai prndekatan
Pemilihan Proporsi pencampuran. Dua
metoda tersebut
pertama pemilihan PCB bila data
percobaan atau pengalaman tidak
adalah METODE
Campuran Beton Biasa BERAT dan yang
tersedia.
kedua METODE VOLUM ABSOLUT. Yang kedua ini dipan-
dang lebih eksak. Kedua prosedur mengenalkan 9 langkah
perencanaan PCB, dimana 6 langkah pertama adalah sama.
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN: "Sebelum
memulai proses pernilihan Proporsi Campuran Beton
Biasa (PCBB) , perencana sudah paham rnengenai 5.2 Data Awal yang Berguna
faktor-faktor berpengaruh pada hasil proses itu terutama
pada penetapan slump, ukuran AK, jumlah air campu- Sedapatnya, pemilihan proporsi campuran beton harus di-
ran, seleksi a/s, kebutuhan semen, kebutuhan AK dan dasarkan atas data percobaan atau pengalaman dengan bahan-
AH; penyesuaian air oleh kelernbaban agregat disamping bahan yang akan benar-benar dipakai. Bila data pendukung
sifat, kondisi fisik bahan dan spesifikasi beton segar dari terbatas atau tidak ada, estimasi dalam pedoman praktis ini
proyek." boleh dimanfaatkan. Sedapatnya sebelum mulai dengan proses
pemilihan, informasi data bahan yang tersedia berikut ini akan
sangat berguna:
a. Hasil analisa ayakan dari AH dan AK
b. Berat Jenis AK

56 57
T

5.3. PROSEDUR PROPORSI CAMPURAN BETON 5.3. PROSEDUR PROPORSI CAMPURAN BETON
BrASA(PCBB) BrASA(PCBB)

c. Berat Volume dan absorpsi agregat d. Ukuran maksimum agregat


d. Kcbutuhan air-campruarl beton yang diperoleh dari pengala- e. Kuat Tekan minirnum
man untuk agregat yang dipakai.
f. dll.
e. Data, pengalaman hubungan antara kekuatan bcton rlan rasio
air/scmen. Dengan spesfikasi beton yang ditentukan <tlclr pr.o.1,r,k, ntill
oleh perencana PCBB, penentuan berat komponcn-k,rrr1r,|rr,rr l,rr
f. Berat Jcnis PC dan bahan sernentitrs lairr (bila akan digu- han beton per m3 beton dapat dilakukan secara baik <krrrgirrr rrrrr
nakan). tan sebagai berikut:

Perlu diketahui bahwa Tabel 5.2, Tabel 5.3 dan Tabel 5.4 dapat
dipakai bila butir 5.2 d dan kandungan PC tidak diketahui Langkah ke-L: Pemilihan Slump
Bila syarat slump tidak ditentukan, suatu nilai pendekattur
untuk suatu proyek dapat dipilih dari Tabel 5.1
5.3 Prosedur Proporsi Campuran Beton
Biasa(PCBB) Ini merupakan
konsistensi campu-
ran yang paling kaku Beton dengan ukuran AK besar
Prosedrr pcmilihan
dan yang masih da- rnenghasilkan beton yang ekonomis,
carrpurau belon irri
pat ditempatkan dan namun untuk mencapai kepadatan
berlaku untuk beton Tiga dari 6 informasi data bahan yg
berat norrnal. Pe-
dipadatkan tanpa beton ukuran itu dibatasi oleh dimensi
tersedia yaitu data 5.2 a,5.2 b, dan menycbabkan segre-
ttcnl rran spt'sifikasi .5.2 c adalah mutlak harus ada,
kornponen struktur dan kepadatan
sesrrai kelurtuharr gasi Di sini nilai tulangannya.
slump hanya tergan-
proyek seringkali tidak bebas ditentukan olch perencana PCBB.
tung pada jenis konstruksi.
Spesi{ikasi itu ditentukan oleh persyaratan lingkungan atau
karakter komponen struktur treton antara lain: Perhatikan footnote pada Tabel 5.1 ini yang memungkinkan
tambahan nilai slump bila beton segar memakai metode pema-
a. R,asio maksimum air/semcn atau air/serncntius
datan selain vibrasi .
b. Kadar semen minimum
c. Slump
Langkah ke-2: Pemilihan IJkuran Terbesar Agregat

58 59
Y
I

5.3.PROSEDUR PROPORSI CAMPURAN BETON 5.3. PROSEDUR PROPORSI CAMPURAN BETON


BrASA(PCBB) BIASA(PCBB)

Ukuran nominal maksimum AK yang bergradasi baik memi-


liki void lebih kecil daripada yang berukuran lebih kecil, dan ini
berakibat pada pemakaian kebutuhan mortar yang lebih sedikit
per m3 beton. Umumnya ukuran maksimum AK dipilih yang
paling besar, yang paling ekonomis dan konsisten dengan dimensi
struktur. Tapi ukuran maksimum AK ini dilarang melampaui
seperlima dimensi terkecil antara sisi acuan (bekisting) , seper-
tiga tebal lantai, tiga perempat jarak bersih antara tulangan.
Tabel. 5.1: Rekomendasi nilai slump untuk berbagai tipe kon-
struksi
Slump, mrn
Langkah ke-3: Penaksiran Volume Air Campuran
Tipe Konstruksi Maks. Min
Dinding Pondasi dan Pondasi Telapak Be-
Syarat kebu-
ton Bertulang tuhan air per rls
Pondasi Telapak, Kaison dan dinding sub- 75
beton utk meng- Estimasi kebutuhan air campuran
struktur dg Beton polos hasilkan slump ter- hanya tergantung pada ukuran maks
Balok dan Dinding Beton Bertulang 100 25
tentu tergantung AK dan nilaislump. Di footnote
pada ukuran mak- Tabel 5.2., tertera air campuran boleh
Kolom 100 25 simum AK, bentuk dikurangi 15 kg bila pakaiAK
Pavement dan pelat/slob 75 25 dan gradasi agregat,
berbentuk bulat-bulat.
Mass Concrete 75 25 tapi tidak terlalu
dipengaruhi oleh kadar semen dari campuran beton. Bila tidak
* Harga ini bisa
ditambah 25 mm bila pemadatan yang tidak menggunakan ada data pengalaman pemakaian agregat sebelumnya dan agregat
vibrator yang dipakai berbentuk normal dan bergradasi baik, maka esti-
masi pemakaian air boleh menggunakan Tabel 5.2 untuk tujuan
perhitungan batch percobaan.

60 6t

:
I
tt
lt
iltt
.T
{

5.3. PROSEDUR PROPORSI CAMPURAN BETON 5.3. PROSEDUR PROPORSI CAMPURAN BETON
BIASA(PCBB) BIASA(PCBB)

a .r>'6
dL Langkah ke-4: Memilih Rasio air/semen
6 + :,. ;@ jj
O c6 <r -d
iPu? eo: -Xq
tr TO iN
EfJ;r
: .-::
!L Ei
-:
!5$
! F6 Mengingat agre-

d
v.:t=
::'":>
o
' :'"O
cE
t -'Z
ou.! gat dan semen
Fi!{= i 5oc ;.1I
ti+'i yang berbeda
Er!P: i:o IH
'g 3E;5
a0 + ALJ9
m $ o '1 9*hf; pada Hubungan antara rasio w/(s+p) dan
d ts-
a)
umunya akan meng-
f:€rE E 1; E>"-
.-E=Lo i!
:fif f'., di Tabel 5.3. harus mengikuti
tr E;EiI I {X ii:l hasilkan kekuatarr penryaratan hubungan rasio d(s+p)
+
O
ro c)
<ro)@
rJ] (O D- -1 inst; 5 i; I!A*
, -:,ri - -@ u
;^ a
;- jo 6 L
berbeda pada ra-
dan f" terhadap pengaruh
t::
! g{ [;E?
! a d
sio air/semen yang
'i.E"E; 6 :tr
:?EEi
!)
! lingkungannya (SN I 03-2847 -2002).
b0
a
d
O
o t ! d
EE:;
u= 6 : r E - t I
sama, dipandang
! q= @= g q${
t- .d E ^=
L!
c -
o ^ c
lc
c,
d -
6o::i
3
6
perlu mengembangkan hubungan antara kekuatan dan rasio
d
ki
CO
c) : J i
$itii .g :t *3*f
3

air/semen untuk material yang akan dipakai. Bila data demikian


d ::--d:
o i.f 6 dl
6 Ca: ;2;.i
XL r L
t1 c !;; l, -a -xE ; tidak ada, pendekatan nilai yang relatif agak konservatif untuk
!M
c)
or cO
-E:TiI Ee
E'r i<itE
E$ ll{" beton yang memakai semen portland tipe I dapat diambil seperti
€Y r(] L f.-oo-1
C\
"-3o5r
!EE"PE E :E .*.6i
i8f.E
ol d ailCi I*il-EF o Et yang tertera di Tabel 5.3
*f Fi: ;iiEq.'"€E;
t
tsd o
Xa
PE
o E;rP€
*p jn" Ir{se
't dr! fEss
ho!r Mengingat rasio air/semen terpilih harus memenuhi syarat
a,
-o L oro(o
iN6IN
d: a a
;(s;5
a!;EF
P : c
!tI
j rEt
* a .- .- -
E:i; baik kekuatan maupun keawetan, maka rasio air/semen yang
'o E-t i-1;
rA
i*,':ra>
i: +li=fi*,.j*=
5 f :'t* 9:'U diperoleh dari Tabel 5.3 perlu direduksi tergantung pada per-
q
;;i:i - -ef orE "'r:E
E

syaratan pengaruh lingkungan khusus (lihat SNI 03-2847-2002


cg

j o)(o@ 3E*t! ;.{3-U*5.tE -Nd!

:
A-a.a- dd.j:dv
al .o o) i c\ -: Pasal 6)
iNc\IN TEEf hHyH: Ec?H
. f;*.: '! ir.=:< E;
O5 d
o. ti*sI Ejto{:;iE
!iE:i !:'E!;iP3-:
(d f.- @ c6
oi Tl) gc-- i a i a:!; Yi;;
U
orNc\cn
E ?:; jY 3E
qP: F E: Langkah ke-5: Perhitungan Kebutuhan Semen
It
0,)
c0
rd
U^
'-a-
3;Fi; EE:;:TEi!
IP:il ;.-q:!E:;j Jumlah semen yang dibutuhkan per m3 beton diperoleh dari
F:
v(Bq)
PtQ

bod o
L ;aE:i s.h6*ii;c= ' - dE
jumlah air campuran (Langkah ke-3) dibagi oleh rasio air/semen
H0
Ji,ro'+ -oH€
;;:i:t
cln!P
9;:q;':T6E
cEy;o;' (Langkah ke-4). Dalam syarat pengaruh lingkungan ada keten-
.6C)d 6 .:t! !il9fl 6.^3 6-!l
qc !^L
:agoi: r!:;:!4;.-l
a-)
Tttwa f - 6-9 ErtE tuan jumlah semen minimum yang lebih besar, maka syarat terse-
6l
rO)\)
L Ei!; il E€ E:r i# s:
* o d but juga harus diikuti.
Io ;5 = : e.ts E
r'=tl\.!
d'sr [qor;t*E;* -n
E'q 7; E ?i ccb
o d c!r_l > "t
- c= q d d!

i; g;: j E::
td6' :-c Edd=
EI
=6
0) a a ig i ir -e3;
a rorn6^ard6 j t qr o t a a qj a !i! !
FE!J E-. [;;E:E!}
=
Fr
Nl.-ilLlr.Ae
:

62 63
T

5.3. PROSEDUR PROPORSI CAMPURAN BETON 5.3. PROSEDUR PROPORSI CAMPURAN BETON
BIASA(PCBB) BIASA(PCBB)

Tabel. 5.3: Hutrungan rasio air-semen dan kekuatan tekan be-


ton

Kuat tekan pada umur rasio air semen


28 hari, MPa- (fl") Tabel. 5.4: Rasio maksimum a/s untuk kondisi lingkungan
40 0.42 agresifl
Ji) 0.47
Tipe Struktur Struktur basah se- Struktur di
30 0.54 menerus ekspose pada
cara terus
25 0.61 kondisi air laut
atau sulfat
20 0.69
Penampang Tipis (p"- 0.45 0.40i
15 0.79 nampang dengan selimut
beton kurang dari 25
mm)

Harga merupakan perkiraan rata-rata kekuatan beton yang memiliki Struktur lainnya 0.50 0.451
kandungan udara tidak lebih dari 2 persen untuk beton-tidak-diisi-
tdar a(non - air- entrained concrete)
Kekuatan berdasarkan pada silinder urnur 28 hari dengan ukuran 150 x Berdasarkan pada ACI 201-2P.
300 mm yang di curing secara basah sesuai dengan ASTM C 31. Curing
basah dilakukan pada suhu 23 + 1.7 C sebelum dilakukan pengetesan. Bila semen tahan sulfat (Tipe II atau Tipe V sesuai ASTM C 150)
dipakai, rasio w/c yang diijinkan bisa di tingkatkan sebesar 0.05.
Huburrgan yang dipakai pada tabel menggunakan asumsi bahwa ukuran
agregat maksinrurn adalah sekitar 19 sld 25 mm. Untuk suatu sumber
agregat yang sama, kekuatan yang dihasiikan pada rasio a/s yang sama
akan meningkat bila ukuran maksimum agregat berkurang.

64 65
T
5.3. PROSEDUR PROPORSI CAMPURAN BETON
BrASA(PCBB) 5.3. PROSEDUR PROPORSI CAMPURAN BETON
BIASA(PCBB)

Langkah ke-6: Perhitungan Kebutuhan Agregat Kasar


(AK)
Tabel. 5.5: Volume agregat kasar per unit volume treton
Pacla clasarnya, agregat dengan ukuran maksimum nominal
dan gradasi yang scragarn akan menghasilkan beton dengan work-
abi,lity mcmuaskan. Ini berlaku bila suatu volume AK atas dasar Volume d,rg rodd,ed, agregat kasar* per unit
kering-oven, dipakai per unit yolume beton. Jumlah AK yang volurne beton yang rnemiliki modulus ke-
layak ini diberikan clalam Tabel 5.5 halusan (fineness modulust) agregat halus
yang berbeda-beda
Nampak disini, Ijkuran Maksirnum 2.40 2.60 2.80 3.00
bahwa untuk su- aggregat, mm
atlr workct"bil'ity yang Penentuan volume kebutuhan AK per 0.50 0.48 0.46
9.5 0.44
sarna) jumlah AK unit volume beton hanya tergantung t2.5 0.59 0.57 0.55 0.53
dalam suatu unit vol- pada ukuran maks AK dan modulus
Lrme bcton hanya ter- 19 0.66 0.64 0.62 0.60
kehalusan AH selain untuk beton
gantung pada uku- 0.7r 0.69 0.67 0.65
dengan workabilig khusus (konstruksi
ran maksirnum pavement dan pump concrele). 0.75 0.73 0.7r 0.69
norninal dan rnod-
50 0.78 0.76 0.74 0.72
ulus kehalusan dari AH. Dan telah dianggap bahwa perbedaan
75 0.82 0.80 0.78 0.76
syarat penggunaan jumlah rnortar untuk workahil,ity dengan agrc-
gat yang berbcda (oleh bcntrrk butir-butir agregat dan gradasi) 150 0.87 0.85 0.83 0.81
secara otomatis tclah diimbangi olch beda dari dry-rodded, uor,d
content
* Volurne berdasarkan pada agregat dalam kondisi dry rodded sesuai den-
Perkiraan kebutuhan berat AK untuk pcr rn3 beton rreru- gan penielasan ASTM C 29.
paka,n pcrkalia,n a,ntara, nilai yang tersebut di Tabel 5.5 dengarr
Volume ini dipilih dengan menggunakan hubungan empiris untuk meng-
bcrat volumc dry-rodded clari agregat dalam kgf rn3. hasilkan beton dengan tingkat kernudahan pelaksanaan (workabi,lity)
yang sesuai untuk konstruksi beton yang umum. Untuk kondisi yang
less uorkable misalnya untuk pembuatan beton pauement volume terse-
but dapat ditingkatkan 10 persen. Untuk kondisi yang lebih workable
Langkah ke-7: Perhitungan kebutuhan Agregat Halus seperti untuk beton yang penempatannya menggunakan pompa, Harga
(AH) volume dapat dikurangi sampai 10 persen.
t Lilrat ASTM Metocla C136 untuk perhitungan fineness modulus.
Setelah selcsai melakukan langkah ke-6, scrnua komponen be-

66 6l
TI

5.3. PROSEDUR PROPORSI CAMPURAN BETON 5.3. PROSEDUR PROPOBSI CAMPURAN BETON
RIASA/PCRR) BrASA(PCBB)

ton telah dihitung kecuali AH. Kuantitas AH ini ditentukan


melalui hitungan perbedaan, dan pada tahap ini baik metode
"BERAT" maupun metode "VOLUME' ABSOLUT'dapat digu-
nakan. Tabel. 5.6: Estimasi awal dari Beton segar

Dalam hal pemakaian metode berat, bila berat volume be- IJkuran maksimum Estimasi awal beton,
ton segar diketahui dari pengalaman sebelumnya, maka kebu- agregat, mm lrs/*'-
tuhan berat AH, secara sederhana diperoleh dari perbedaan berat 9.5 2280
volume beton terhadap jumlah berat air, semen dan AK. Dalam
L2.5 2310
kasus tidak adanya data pengalarnan tersebut, nraka Tabel 5.6
menyediakan nilai berat volume (catatan: untuk taksiran per- 19 2345

tama) asalkan: 25 2380


,-E
2410
o pemakaian semen sekitar 330 kglms beton 50 2445

o slump medium 75 - 100 mm 75 2490

150 2530
o Berat Jenis agregat 2.7

Pengalaman me-
Harga yang dihitung diperuntukkan untuk beton dengan kadar semen
nunjukkan, taksiran medium (semen 330 kg per m3) dan slump medium dengan agregat
kasar berat volume Pemakaian Tabel 5.6 (taksiran berat yang memiliki spesifik gravity 2.7. Persyaratan air berdasarkan pada
ini dipandang cukup beton sesar) berlaku untuk beton harga slump dari 75 s/d 100 mm pada Tabel 5.3. Jika diinginkan es-
untuk tujuan per- timasi masssa dapat diperbaiki dengan cara berikut ini: jika informasi
dengan kadar semen * 330 kglm^3 yang dibutuhkan tersedia: untuk setiap perbedaan 5 kg air campu-
cobaan awal.
heton, slump 75 sld 100 mm dan hj ran dari Tabel 5.3 untuk slump 75 sld 100 mm, perbaiki masa per
Dalam hal pe- agregat 2.7. ?erbedaan dalam asumsi m3 dengan 8 kg pada arah yang berlawananl untuk setiap perbedaan
20 kg dari kadar semen 330 kg, perbaiki massa per m3 dengan 3 kg
makaian metode ini harus msruiuk pada pedoman
pada arah yang sama; untuk setiap perbedaan 0.1 dari spesifik gravity
volume absolut. koreksi di footnote Tabel 5.6. agregat 2.7, perbaiki massa beton sebesar 60 kg pada arah yang sama.
volume AH diperoleh Untuk beton-diisi-udara kadar udara untuk kondisi lingkungan agre-
dari satuan volurne beton dikurangi oleh volume komponen be- sif pada Tabel 5.4 dapat dipakai. Massa dapat ditingkatkan sebesar 1
persen untuk setiap reduksi kadar air.
ton yang sudah diketahui (yaitu: air, udara, semen) dan agregat
kasar). Angka ini kemudian dikalikan dengan berat volume AH
untuk memerpoleh berat material.

68 69
5.3. PROSEDUR PROPORSI CAMPURAN BETON 5.3. PROSEDUR PROPORSI CAMPURAN BETON
BIASA(PCBB) BrASA(PCBB)

Langkah ke-S: Penyesuaian Berat Agregat Akihrat Bila pada waktu percobaan batch, didapat harga slump yang
I{elembaban tidak sesuai dengan target, maka air dapat ditambah atau diku-
rangi dengan menggunakan aturan yang ada di ACI 21L.I-9t,
Biasanya persediaan agregat berada dalam keadaan lembab. point 4.1.5.3.9.1. Bila didapat hasil yang kurang tepat, maka
Tanpa koreksi kelembaban maka rasio air/semen yang telah dite-
tambahkan atau kurangi air sebesar 2 kglms untuk setiap ke-
tapkan dalam Langkah ke-4 akan dilampaui dan berat-kering- naikan atau pengurangan 10 mm slump dari nilai yang diinginkan.
permukaan (saturated-surface dry) agregat akan lebih rendah dari
perkiraan di Langkah 6 dan 7. Karena itu penetapan campu-
ran di Langkah 7 sld 7 yang dilakukan untuk batch percobaan,
tergantung pada tingkat kelernbaban agregat, air carnpuran akan
dikurangi dan jumlah agregat selanjutnya ditambah sebagai mana
diperlihatkan di Contoh Perhitungan Bab 5.4.

Langkah ke-9: Penyesuaian Batch Percobaan


Mengingat banyaknya asumsi yang mendasari perhitungan
teoritis, maka proporsi campuran untuk material yang akan di-
pakai sesuai ASTNI C 1.92 harus diperiksa dan disesuaikan melalui
percobaan laboratorium dari contoh-contoh (batches) kecil (yaitu
0.01 m3 beton).

Beton segar harus diperiksa/dicoba akan:

o nilai slump
o kelecakan (tidak terjadi segregasi)
o berat volume
o kuat tekan kondisi standar (pemeliharaan dan umur)

Sesudah mengalami percobaan dan campuran telah memenuhi


syarat, proporsi campuran batch percobaan kemudian dihitung
proporsi campuran untuk kebutuhan lapangan.

70 71
,
i

5.4. CONTOH-CONTOH PEMILIHAN PCBB 5.4. CONTOH-CONTOH PEMILIHAN PCBB

5.4 Contoh-Contoh Pemilihan PCBB

5.4.1 Contoh No 1: Pemilihan Proporsi Campuran


Beton
Tabel. 5.7: Data informasi yang diketahui
Informasi IJmum
Diketahui: Kuat tekan rata-rata fl, [MPa]

Suatu provck mensyaratkan data-data sebagai berikut sebagai Slump [mm]


spesifikasi betonrtya: PC

Dirninta:
Berat Jenis ltonlms)
N{enetapkan proporsi dari campuran beton sesuai ACI 211.1-91
dcngan rnenggunakan metodc massa dan metode volume absolut Agregat Kasar (AK)
Memenuhi syarat Gradasi ASTM C33
Ukuran nominal maksimum 37.5

Diskusi: Dry rod,ded mass lkg/rn3) 1600

Berat Jenis [ton/m3) 2.68


Pada dasarnya perhitungan metode massa dan metode vol-
Absorbsi [%] 0.5
ume absolut harrya bcrbeda pada waktu menghitung kebutuhan
AH (Langkah ke-7 sampai langkah ke-9). Proses perhitungan Kadar Kelembaban [%] 2

berdasarkan metode massa akan dimulai pada Langkah ke-7a, Agregat Halus (AH)
8a dan 9a; sedangkan perhitungan berdasarkan metode volume Memenuhi syarat Gradasi ASTM C33
absohrt dimulai pada Langkah ke-7b, 8b dan 9b.
Berat jenis ltonlrns) 2.64
Proses PCBB dilaksanakan mengikuti langkah-langkah tcrsebut Absorbsi [%] 0.7
di Bab 5.3. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Kadar Kelembaban [%] 6

Modulus Kahalusan (MH) 2.8


Langkah ke-1: Tentukan Slump
Diketahui slump diinginkan 75 sampai 100 mm (bila tidak dike-
tahui, pakai Tabel 5.1).

12 73
5.4. CONTOH-CONTOH PEMILIHAN PCBB 5.4. CONTOH-CONTOH PEMILIHAN PCBB

Langkah ke-2: Tentukan ukuran agregat kasar (tergan- Di akhir langkah ke-6 diclapat jumlah air, serncn dan agregat
tung kerapatan susunan tulangan) kasar (Lihat Tabel 5.8) sebagai berikut:

Agregat kasar yang dipakai menriliki ukuran nciminal maksimum


37.5 mm. Bila tidak ditetapkan maka ukuran ini tergantung 5.8: Hasil Kornponen Carnpuran Beton di akhir
Langkah ke-6
temtaura pada kerapatan tulangan.
Komponen Campuran
Langkah ke-3: Tentukan Kebutuhan Air Air (net rni.r'irtg)
PC
Dari Tabel 5.2 kebutuhan air untuk slurnp 75 100 mm dan Agregat Kasar (kering)
ukurarr agrcgat nraksimum 37.5 mm adalah 181 kgf 'nil
Proscs bcrikutnya (7, B dan 9) dibedakan arrtara perhitungan
Langkah ke-4: Tentukan Faktor a/s metoda ilrassa (7a, Ba, dan 9a) dcngan mctodc volurrre absolut
(7b, 8b clan 9b).
Faktor air-sernen untuk beton derrgan f'", : 24 l\"IPa diperoleh
dari Tabcl 5.3 adalah 0.62
Langkah ke-7a: Tentukan Kebutuhan Agregat Halus
(Metode Massa)
Langkah ke-S: Tentukan Kebutuhan PC
Dengan bantuan Tabel 5.6, rnassa (berat) satu m;J bcton yarrg
Dari inforrnasi yang dikembangkan di langkah ke-3 dan ke-4, da- rlibuat dengan agrcgat ukuran rrornirral rnaksirmrrn 37.5 rnrn di-
pa,t rlihitung jurllah scrncn varng dibutuhkan yaitu 181/0.62 :
taksir sebesar 2410 kg (untrrk pcrcobatr,rr bu,tch pertarna, penye-
292 ks f rn,:l
suaian secara eksak nilai ini tidak kritikal untuk pelbedaan bitrsa
da,larn slump, faktor senlen dan berat ienis trglegat).
Langkah ke-6: Tentukan Kebutuhan Agregat Kasar N,Iassa yang sudah cliketalrui dari Langkah kc-6 (Lihat
Volume agregat kasar (yang memenr-rhi grade ASTM C33) ditaksir Ttrbel 5.8) adalah:
dengan bantuan Tabel 5.5. Untuk agregat halus dengarr rnodu-
lus kehalusan sebesar 2.8 dan ukuran nominal maksimtrm agregat
kasar 37.5 mm, Tabel itu menetapkan jumlatr agregat kasar se-
banyak 0.77 m3 untuk 1 m,3 beton. Berat kering yang dibutuhkan
dengan demikian adalah 0.71 * 1600 : 1136 kg.

74 75
:rI

5.4. CONTOH-CONTOH PEMILIHAN PCBB 5.4. CONTOH-CONTOH PEMILIHAN PCBB

Air (net mi,ri,n,g) 181 kg Langkah ke-8a: Penyesuaian Berat Agregat (Metode
Massa)
PC 292 kg
Dari Tabel 5.7 diketahui kadar kelembaban agregat kasar 2% dan
Agregat Kasar (kering) 1136 kg agregat halus 6% . Dari data agregat sebelumnya di Tabel 5.9
TOTAL 1609 kg dilakukan pcnyesuaian sebagai berikut:

.Jadi massa (berat) Agregat Halus, ditaksrr: AK (lembab) 1136(1.02) 1 159 kg

2410 - 1609 : 801 ke AII (lcurbab) 801(1.06) 8.19 kg

Didapat hasil akhir berat per m3 batch beton (Lihat Tabel 5.9) Air dari kelernbaban ini belum diperhitungkan pada Langkah ke-3
sbb: didcpan, karena itu air yang dibutuhkan pellu disesuaikan. Jadi,
air lembab dari kontribusi agregat kasar scbanyak 2-0.5 : l.5ya,
Tabel. 5.9: Hasil Komponen Campuran Beton di akhir darr clari agregat halus sebesar 6 - 0.7 : 5.34/o harus dikurangkan
Langkah ke-7a dari carnpurtrrr air hasil langkah kc-3:
Komponen Carnpuran Beton Berat 181 - 1136 (0.015) - 801 (0.053) : 122 kg.

Air (net m,rci.ng) 181 kg


Taksiran berat batch untuk 1 rn:i betou adalah:
PC 292 kg

Agregat Kasar (kering) 1136 kg


Langkah ke-9a: Batch percobaan laboratorium (Metode
Agregat Halus (kering) 801 kg Massa)
Untrrk praktisnva berat batch untuk percobaan diambil 0.02 mJ
beton. Walupun perhiturrgan juurlah air yang dituang 122 * 0.02
- 2.44 kg, tapi jurnlah vang dipakai untuk rnendapatkan slump
yang diinginkan 75 100 mm adalah 2.70 kg. Oleh karena itu,
Batch, carnpllran terdiri dari:

76 77
5.4. CONTOH.CONTOH PEMILIHAN PCBB 5.4. CONTOH-CONTOH PEMILIHAN PCBB

Tabel. 5.10: Hasil Komponen Campuran Beton di akhir


Langkah ke-Sa 48.7012390 : 0.0204 m:l
Kornponen Campuran Beton Berat
dan kandungan air campuran:
(yurg dituang) 722 kg

PC 292 kg Air (dituangkan) 2.70 kg

Agregat Kasar (lembab) 1159 kg Air dari Agregat kasar 1136+0.015+0.02 0.34 kg
Air dari Agrega,t hahrs 801 *0.053*0.02 0.84 kg
Agregat Halus (lernbab) 849 kg
TOTAL 3.88 kg
TOTAL 2422 ks

nraka air campuran yang dibutuhkan untuk 1 zn3 beton dengan


Air (dituangkan) 2.70 kg slurnp yang sama dengan batch, percobaan adalah:
Semen 292 * 0.02 5.84 kg
Agregat kasar (Iembab) 1159 * 0.02 23.18 kg
3.88/0.0204 : 190 m3
Agregat halus (lembab) 849 * 0.02 16.98 kg
TOTAL 48.70 kg Dari slump yang terukur di dapat 50 mm, sedangkan target
slump dirnisalkan 90 mm (utk memenuhi slump antara 70 - 90
Dari percobaan batch ini didapat harga slump 50 mm dan vol- mrn) maka diperlukan penyesuaian (Lihat Bab 5.3 Langkah ke-9)
urne tertimbang 2390 kSl*3.Dari sisi wo,rkabili,ty/kelecakan dan sebagai berikut: Air harus ditingkatkan sebesar ru# * 2 : B kg
sifat-sifat finishing harga slump tersebut dianggap memuaskan. per m3 beton. Schingga total air campuran menjadi 190 * B :
Untuk nrendapatkan hasil vang lebih pantas dan karakteristik lain 198 kg.
untttk batches yang akan datang, perlu diadakan penyesuaikan
sebagai berikut:
b. Penyesuaian kebutuhan semen
Dengan peningkatan air, bila diharapkan rasio air semen tetap
a. Penyesuaian banyaknya air campuran sebesar 0.62 rnaka kebutuhan semcn disesuaikan menjadi:
Mengingat hasil batcli percobaan didapat:

7e810.62 : 379 ks

78 79
5.4. CONTOH-CONTOH PEMILIHAN PCBB 5.4. CONTOH-CONTOH PEMILIHAN PCBB

c. Penyesuaian jumlah agregat kasar Didapat batchberdasar berat per m3 beton yang telah disesuaikan
Karena workabi,lity dianggap sudah memuaskan, jumlah agre- sebagai berikut:
gat kasar pcr unit volume beton akan tetap dipertahankan sama
seperti pada saat bafch percobaan. Jumlah agregat kasar per Tabel. 5.11: Hasil Komponen Campuran Beton di akhir
meter kubik beton rnenjadi: Langkah ke-9a
I{omponen Campuran Beton Berat
Perhitungari Keterangan (net miring) 198 kg
23.1IJ
1136 kg (lcnibab) PC 319 ks
d. o:da -
1136 : 1114 kc (kering) + 2 %),
1.02 didapat dari (1
1.O2
Agregat Kasar (kering) 1114 kg
dimana 2't/o merupakan
persen kelembabarr rlalam Agregat Halus (kering) 748 kg
agregat kasar
1114 * 1.005 : 1120 kc 1.005 didapat dari
(1 + 0.5%), dimana 0.5%
merupakan pcrson ilbsorbsi Langkah ke-7b: Tentukan Ketrutuhan Agregat Halus
agrcgat kasar (Metode Volume Absolut)
Dengan sudah diketahuinya jumlah kebutuhan komponen cam-
* Saturated Surfa,ce Dqy puran beton (Lihat Langkah ke-6 Tabel 5.8) : PC, air , agregat
kasar, dan perkiraar) prosentase udara yang terjebak di dalam
beton sebesar 1 % (ditentukan menggunakan Tabel 5.2) maka
d. Penyesuaian jurnlah agregat halus sisa bahan untuk memenuhi 1 rn3 beton seharusnya berupa agre-
Taksiran baru bera,t per rn3 bcton adalah 2390 kg rn,:1, sehingga gat halus. Kebutuhan agregat halus ini dapat ditentukan dengan
I
jumlah trgrcgat halns didapat: menggunakan langkah-larrgkah sebagai berikut:

Perhitungan Keterangan
2390-(198+319+1120) - 75:l kg
753lt.oo7 : 748 kc 1.007 di<1apa,t dari
(1 + 0.7 %), dimana
U.7% rnerrrpakarr pcrs(.n
a.bsorlrsi dal:rrr agregat
halus

80 81
5.4. CONTOH-CONTOH PEMILIHAN PCBB
5.4. CONTOH-CONTOH PEMILIHAN PCBB

181
Volurne Air 1000 0.181 m3
292
Volurne serrren ,].15*1000 0.093 rn:l
136
Tabel. 5.12: Hasil Komponen Campuran Beton di akhir
Volurne AK 1
2fj8x1000 0.424 nil Langkah ke-7tr
Volurne udara cli 0.01 * 1.000 0.010 rn3 Komponen Campuran Beton Berat
dalarn beton
Air (n,ct rrtirtrtg) 181 kg
Volume Total (ke- 0.708 rl3
PC 292 ks
cuali AH)
Agregat Kasar (kcring) 1136 kg
Selarrjutnya kebutuhan AH dapat dihitung dcngan menganggap Agrcgtrt Halus (kering) 771 kg
vohrme total bcton sebesarI rn3 diclapat:

Vohrrne AH 1 - 0.708 0.292 m,:)

* Tabel. 5.13: Perbandingan hasil campuran berdasarkan


Berra,t AH (kcrirrg) 0.292 2.64*1000 771 kg metode massa vs metode volume absolut setelah
Langkah ke-7 selesai
Tabel 5.12 menurrjukkan hasil perhitungan setelah Langkah Komponen Berdasar Berdasar
kc-7b (rnetode volume absolut) sclcsai dilakukan. Campuran Beton Il1assa*, Volurrre Absolutt,
'Ihbcl 5.13 rnenunjukkan perbandingan hasil perrhitungan dua kg kg
metocle (bcr:dtrs:rr nrassa vs bcrdasar volume abohrt) parla saat Air (ncl mi,rin,q) 181 18i
Langkalr ko-7 sclcsiri. Sernen 29',2 29',2

Agregat Kasar (kering) I 136 1 136

Agregat Hahrs (kering) 801 77t

Lihat hasil thbel 5.9


Lihat lrnsil Tabcl 5.12

82
83
5.4. CONTOH-CONTOH PEMILIHAN PCBB 5.4. CONTOH-CONTOH PEMILIHAN PCBB

Langkah ke-8b: Penyesuaian Berat Agregat (Metode Vol-


ume Absolut)
Tabel. 5.14: Hasil Komponen Carnpuran Beton di akhir
Dari Tabel 5.7 diketahui kadar kelembaban agregat kasar 2% dan Langkah ke-Sb
agregat halus 6%. Dari data agregat sebelumnya di Tabel 5.12
Kornponen Carnpuran Beton Berat
dilakukan penyesuaian sebagai berikut:
Air (yarrg dituang) 123 kg

PC 292 kg
AK (lembab) 1136(1.02) 1159 kg
Agregat Kasar (lernbab) 1159 kg
AH (lembab) 771(1.06) 817 kg
Agregat Halus (lembab) 817 kg

Air dari kelembaban ini belum diperhitungkan pada Langkah ke-3 T()TAL 2391 kg
didepan, karena itu air yang dibutuhkan perlu disesuaikan. Jadi,
air lembab dari kontribusi agregat kasar sebanyak 2-0.5 : 1.57a,
dan dari agregat halus sebesar 6 - 0.7 :5.37o harus dikurangkan
dari campuran air hasil langkah ke-3:
Tatrel. 5.15: Perbandingan hasil campuran berdasarkan
181 - 1136 (0.015) - 771 (0.053) : 123 kg. metode massa vs metode volume absolut setelah
Langkah ke-8 selesai
Komponen Berdasar Berdasar
Tabel 5.14 menunjukkan hasil perhitungan setelah Langkah
ke-Bb selesai dilakukarr. Carnpuran Beton rnassa*, Volume Absolutt,
kg kg
Tabel 5.15 menunjukkan perbandingan hasil perhitungan dua
metode (berclasar massa vs berdasar volume abolut) pada saat Air (vg dituang) t22 123

Larrgkah kr-B selesai. Serrien 292 292

Agregat Kasar (lembab) 1 159 1 159

Langkah ke-9b: Batch percobaan laboratoriurn (Metode Agregat llalus (lembab) 849 817

Volume Absolut)
Lihat hasii 'Ibbcl 5.10
Prosedur yang diuraikan di Langkah ke-9b akan mengikuti apa
Lihat hasil Tabel 5.14
yang sudah dilakukan di Langkah ke-9a. Berikut akan dijelaskan
prosesnya dengan keterangan ringkasnya.

84 85
-T

5.4. CONTOH-CONTOH PEMILIHAN PCBB 5.4. CONTOH-CONTOH PEMILIHAN PCBB

Jrrmlah yang dipakai untuk batch 0.02 rn3 (dengan menggu- maka air campuran yang dibutuhkan untuk 1 m3 beton dengan
nakan data di Tabel5.14, kecuali air menggunakan 2.70kg karena slump yang sama dengan batch percobaan adalah:
alasaan vang telah diielaskan di Langkah ke-9a ) adalah:

Air (dituangkan) 2.70 kg


3.85/0.0201 : lg2 m3
* 5.84
292
Total air carnpuran untuk slump 75 - 100 mm, menjadi 192 +
Semen 0.02 kg
B
Agrcgat kasar (lcmbab) 1159 * 0.02 23.18 kg : 200 kg. (Angka B Iihat Langkah 9a)
Agregat halus (lembab) 817 * 0.02 16.34 kg
TOTAI, 48.08 kg b. Penyesuaian kebutuhan semen
Dari percobaan batch ini didapat harga slump 50 rnm Dengan peningkatan air, bila diharapkan rasio air semen tetap
dan berat satuan tertimbang 2390 kglms. Dari sisi worka- sebesar 0.62 maka kebutuhan semen disesuaikan meniadi:
bi,li.ty fkelecakan dan sifat-sifat finishing harga slump tersebut
dianggap memuaskan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih pan-
tas dan karakteristik lain untuk batches yang akan datang, perlu
20010.62 : 323 ks

diadakan penyesuaikan sebagai berikut:


c. Penyesuaian jumlah agregat kasar
Karena workabi,lity dianggap sudah memuaskan, jumlah agre-
a. Penyesuaian banyaknya air carnpuran gat kasar per unit volume beton akan tetap dipertahankan sama
Nlengingat hasil trial batch didapat: seperti pada saat batch pcrcobaan. Jumlah agregat kasar per
meter kubik beton meniadi:

48.08/2390 : 0.0207 mB
Perhitungan Kondisi Keterangan
dan kandungan air carnpuran: 23.18
0.0201
1153 kg (lembab)

Air (dituangkan) 2.70 kg


1
1n2
153
1130 kg (kering) 7.02 didapat dari
* 0.015 * 0.02
(1 +2%), dimana
Air dari Agregat kasar 1136 0.34 kg
2% merupakan persen
Air dari Agregat halus 771 *0.053*0.02 0.81 kg kelembaban dalam
TOTAL 3.85 kg agregat kasar

86 87
p511111114N PCBB
5.4. CONTOH.CONTOH PEMILIHAN PCBB 5.4. ooNTOH-CONTOH

d. Volume campuran selain udara dalam batch asli per- Didapat batchberd.asar berat per m3 beton yang telah disesuaikan
cobaan sebagai berikut:

Tabel. 5.16: Hasil Komponen Campuran Beton di akhir


Air :J.85
1rmO
: 0.0039 rng Langkah ke-9b
Sernen 5.84 : 0.0019 rn3 Komponen CamPuran Beton Berat
5ibr.looo
Aglegat Kasar (kering) 22.72
2Ji8*10{10
: 0.0085 rn3 Ltr (net mi'ri'ng) 200 kg

Agregat Halus (kering) 75.12


2lj4* 1000
: 0.0058 m3 PC 323 kg

TOTAL :0.0201 m3 Agregat Kasar (kering) 1130 kg

Agregat Halus (kering) 726 kg


Karena hasil yang didapat 0.0201 m3, maka tidak ada udara
pada beton yang dapa,t dicletcksi melalui ketelitian pengujian sat-
Tabel 5.17 menunjukkan perbandingan hasil perhitungan
dua
uan berat dan perhitungan. Dcngan proporsi scmlla komponen abohrt) saat
yang sudah dihiturrg. kccuali agregat halus, penentuan jumlah metode (berdasar massa vs berdasar volume Pada
perryesnaian nt,:' butch dapat diselesaikan scperti berikut: Langkah ke-9 sclesai.

Volume Air i000


200 : 0.200 rn3
Volume Sernerr 315*1000
: 0.103 rri:l
Volume Semen tambaha,n yang di- : 0.000 rzr,3
ijinkan
Volurne Aglegat Kasar (kering) :0.422 m:l
Total Vohrrrre tidak termasuk Agrc- :0.725 m:t
gat Halus
Agregat Halus (kcring) 1.000 - 0.725 :0.275 m:l
Berat Agreat Halus (kering) 0.275 * 2.64 : 726 kg

88 89
5.4. CONTOH-CONTOH PEMILIHAN PCBB 5.4. CONTOH-CONTOH PEMILIHAN PCBB

5.4.2 Contoh No 2 Pemilihan nilai rasio a/s


Tabel. 5.17: Perbandingan hasil campuran trerdasarkan
rnetode massa vs metode volurne absolut setelah
Langkah ke-9 selesai
Diketahui:
Komponen Berdasar Berdasar
Campuran Beton IIIASSA Volume Absolutt, Suatu proyek mensyaratkan kuat beton nominal sebesar 28
,
MPa. Catatan pengalaman kuat tekan beton yang dibuat tidak
kg kg
ada dan komponen yang dicor adalah elemen pelat.
Air (vg tlitrrang) 198 200

Scrlctr 319
Diminta:
Agrcgat Kasar (lcrnbab) 1114 11:t0

Agregat Halus (lcmbab) 748 726


o Menentukan faktor a/s
Lihat hasil Thbcl 5.11

Lihat hasil Tabel 5.16


Jawab:

Tcrlihat di Tabcl 5.17 rnetodc berdasarkarr massa clan vol- 1. Bila kornponen yang di cor adalah elemen pelat, maka
trrne absolutc rnerniliki hasil yang tidak tclahr Lrerbeda. Per- Tabel 5.1 memberikan rekomendasi nilai slump berkisar 25
cobaarr lebih l:rnjut atau pengalarnarr rrremberikan irrdikasi pcr-
75 mm. Selanjutnya apabila slump ditctapkan 40 rnrl,
Iurrya scdikit perubahan untuk rnasing-rnasing rnetode. maka nilai ini tersebut terrnasuk dalam batas 25 50 mm
Catalau: Jurrilah silindcr utrtuk uji kuat tckzrn hasil rnix disain (Lihat Tabel 5.2).
htrrrrs rnernenuhi SNI Ptrsal 7.3.3.2 yaitu 3*3 buah dengan 0.06 rrz3
Tabcl 5 SNI 2847, menetapkan rumus fl, apabila data stan-
betorr.
dar cleviasi tidak tersedia. Untuk fl berkisar 21 35 NtPa
harga f'"r: f'" f 8.5 MPa. Maka untuk f'":2A MPa dida-
pat:

ft
J(r f'. + a.s
28 + 8.5
36.5 MPa

90 91
T

5.4. CONTOH-CONTOH PEMILIHAN PCBB 5.4. CONTOH.CONTOH PEMILIHAN PCBB

3. Dari Tabel5.3 terlihat data sebagai bedkut: 5.4.3 Contoh No 3 Pernilihan Nilai //"
. untuk kuat tekan beton 35 MPa, rasio a/s:0.47
. 0.42
untuk kuat tekan beton 40 MPa, rasio a/s = Diketahui:
Kaxena kita metrggunakan dlai kuat tekan beton 36.5 MPa Suatu proyek mensvaratkan kekuatan beton nominal sebesar
(Dia[taxa 35 dan 40 MPa), rna]a perlu dilakukan proees 20 MPa. Dua pemboro[g memiliki pengalaman masing-masing
interpolasi u*uk mendapatkan rasio a/s-n1'a. Perhitungan s€bagai berikut:
dilakulon sebagai be kut:
o Perdrorong A: uemiliki catatdr rxembuat betou mutu berk-
isax l: 22 MPa dengen data standax deviasi s : 3 MPa.
0.4?,
365-35 *rc.42 ^r
-0.471 -0.46
40 - 35 o Pemborong B: tidak mem.iliki catatan hasil betonnya.

Didapat a/s = 0.46


Diminta:

1. Berapa f l, yang harus dipakai untuk mix disain masing-


masing pemborong?

2. Berapa flrbtla beton terkena air laut.

Jawab:

1. Untuk Pemborong A: Berdasarkan SNI 2847 (Pasal


7.3.2.1), untuk menentukan #r bila harga f '. dan standar de-
viasi (s) diketahui dipergunakan rumus (dicari harga terbe-
sar) sebagai berikut:

f'., : fl+t.Za,s (5.1)

92 93
5.4. CONTOH.CONTOH PEMILIHAN
PCBB
5 4. CONTOH.CONTOH PEMILIHAN PCBB

atau
Pemborong A: Berdasarkan Pers 5'1 didapat 35 +
1'34(3)
: 39.02 MPa. Sedang berdasarkan Pers 5'2 didapat 35 *
2.33(3) - 3.5 : 38.49. Dipakai = 39 MPa
fl, : fi+z.tss-:t.s (5.2)
pen-
Maka didapat Pemborong B: Karena Pemborong B tidak memiliki
* (3) : I_rarga fl, berdasarkan pers 5.1
: 20 + t.B4 galaman, -ut, dip"rgunakan Tabel 5- SNI 2847
dimana
zl,.oz MPa dan ditetapkan nilai
fl,
berdasarkan pers b.2 : 29
a ', d,ati i1 sampai 35 MPa
intuk harga f "Sehingga
2.33'k(3) _ 3.5 : 23.49 Mpa.
Dari sini dapat dlpasUkan : untuk kasus ini, f'., : 3s + 8'5
:
Pemborong A akan menggunakan i'* tl+!.s.
harga fl, : Z+-Oi l,fpu 43.5 MPa.
x 24 Mpa.

Untuk pemborong B: Karena pemborong


liki catatan pengalaman, maka aifergunakanB tidak memi_
2847 dimana untuk harga
Tabel 5 sNI
nilai f !, : fl
kurani auri 21 Mp";;;,;r;,
f l, + Z. Sehingga .rrtrli kasus ini, fl, : 20
: 27 MPa. +T
Sampai disini dapat disimpulkan
pemborong B clituntut un_
tuk mendisain ca
tinggiyangpadaffi il*:':t1";-&ll:i,fi.#:f i"lil
lebih mahal dibandingkan pembo-"*
a
2. Ketika beton direncanakan untuk
terkena air laut, maka
persyaratandurabilitas/keawetan beton pada
2B4Z Bab 6 harus
Tabel 1 SNI
diterapkan. pada SNf za+2, aliiet;o;"
persyaratan harga
murn 0.4.
fl minimal 35 Mpa dan rasio u7. _If.ri_

Y:a:I kasus yang ada-di contoh ini, harga fl yurssemuta


20 tidak bisa berlaku rlan digantik;
dengan ,fj : 35 Mpa.
Maka rnasing-masing pembolor*
ui-, menetapkan harga
fl, sebagai berikut:

94 95
5.4. CONTOH-CONTOH PEMILIHAN PCBB 5.4. CONTOH-CONTOH PEMILIHAN PCBB

Evaluasi Kompetensi Anda (f) Volume AK per m3 beton (Tabel 5.5)


(g) Berat volume beton segar (Tabel 5.6)
1. Dari 5 (Iima) spesifikasi beton,
sebut mana yang untuk
memenuhi persyaratan lingkungan?

2. Pemakaian ukuran AK yang makin besar akan rnemberikarr


kebutuhan mortar makin sedikit dan ekonomis. Sebut apa
yang rnembatasi pemilihan ukuran AK!

3. Sehut sya,ra,t
hahan AH dan AK yang mutlak hanrs dipenuhi
untuk dipakai dalam pemilihan PCBB ini?
4. Mengapa kelembaban AH dan AK sangat pcnting dalam
pernilihan PCBB. Apa saja yang dipengaruhi oleh kelem-
baban itu? Dan mengapa kelembaban itu selalu perlu
diperiksa?

5. Sebut 3 jenis data bahan yang Anda anggap penting sekali


sebelum mulai proses pemilihan PCBB'/ Jclaskan mengapa?

6. \,Iengapa spesifikasi proyek berikut ini dipandang harus di-


tentukan dahulu sebelum rnulai proses pemilihan PCBB:
rasio a/s, kuat tekan bcton f'". dan ukuran maksimum AK?

7. Setelah rnengenal tabel-tabel proses pemilihan PCBB, rnaka


sebut faktor-faktor berpengaruh yang terkait pada spesi-
fikasi beton berikut ini:

(o) Nilai slump (Tabel 5.1)


(b) Kcbutuhan air campuran (Tabel 5.2)
(") Kuat tekan beton fl (Tabcl 5.3)
(d) Beton tahan lingkungan basah (SNI dan Tabel 5.4)
(") Beton tahan lingkungan air laut (SNI dan Tabel 5.4)

96 97
I
6.1. UMUM

6.1 lJmum
Pedoman pemilihan PCBMT ini mcmakai standar praktis ACI
211.4R-93 yang menggunakan bahan-bahan dan metode produksi
konvensional.
Bab. 6 Beton Mutu Tinggi
(BMT) didefinisikan
sebagai bcton yang Beton Mutu Tinggi adalah beton
mcmiliki huat tckan dengan kuat tekan nominal f'c sebesar
Pemilihan Proporsi nominal fl sebesar 40
MPa atarr lebih. Tu
40 MPa atau lebih

juan pedoman ini menyajikan aplikasi metode umum untuk


Campuran Beton Mutu memilih PCBN,{T dan untuk memperoleh hasil optimal campu-

Tinggi ran tersebut berdasarkan batch percobaan.

6.2 Karakteristik Hasil PCBMT


KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN: 6(pemilihan Selain spesifikasi beton tersebut di Bab 2, ada dua karaktelistik
Proporsi Campuran Beton Mutu Tinggi (PCBMT) , tarnbahan PCBMT, yaitu:
akan dilakukan lebih ketat dalarn pengendalian trahan
dan lebih teliti dalam pemilihan dan menentukan pro-
porsi material dibanding pada pemilihan PCBB, karena 1. Umur uji:
itu diperlukan kornpetensi pernahaman prosesnya yang Tidak seperti pada bcton mutu biasa, kuat tekatr beton mutu
lebih cermat" tinggi (BMT) setelah berurnur 28 hari dapat nreningkat cukup be-
rarti. Memanfaatkan sifat ini, kuat tekan dapat ditetapkan selain
28 hari menjadi 56 hari, 91 hari atau lcbih disesuaikan dengan ke-
butuhan kekuatan komponen beton pada kemajuan pelaksanaan
konstruksi bangunan bertingkat banyak. Proporsi komponen se-
mentitious biasanya diubah untuk penyusunan kuat tekan sesuai
umur yang dipilih.

98 99
T

6.2. KARAKTERISTIK HASIL PCBMT 6.3. BEBERAPA HUBUNGAN FUNDAMENTAL

2. Kuat tekan rata-rata, f!r: Ketentuan fl, hasil dari lapangan yang harus sama dengan
Di Bab 2 telah di- hasil fl, di laboratorium dipandang tidak realistis, karena banyak
ielaskan bahwa kuat faktor dilapangan mempengaruhi variabilitas kekuatan beton.
tekan rata-rata fl, Ada 2 ciri fisik tambahan untuk BMT
hasil percobaan lab- yaitu:
oratorium dan lapan- 6.3 Beberapa Hubungan Fundamental
gan harus lebih besar 1. f'c dapat ditentukan atas dasar
dari fl. Berdasarkan umur 28r 56, atau 91 hari.
pcngalaman dari 2. Hasilf'cr lapangan dianggap 1. Seleksi bahan-bahau:
hasil laboratorium, memenuhi syarat hila bernilaisama
Untuk mencapai kuat tekan BMT harus dilakukan kegiatan
f'", hasil produksi atau lebih dari 90% f'cr hasil pcmilihan, mengontrol, dan menentukan proporsi komponen be-
BMT di lapangan percobaan lahoratorium
selalu hanya meng- ton yang lebih hati-hati. Penyedia bahan-bahan harus melakukan
program uji keseragaman dan uji penerimaan bahan-bahan yang
hasilkan kuat rata-rata berkisar 0.9 ft", dari hasil laborato-
rium. akan dipakai untuk pembuatan BMT. Tabel 6.1 merangkum pe-
dornan selcksi bahan vang akan diuraikan lebih lanjut di Bab 6.4.
Karena itu ACI 211 ini menetapka\ f'., hasil pemilihan
PCBMT sebagai berikut, yaitu yang lebih besar dari:
Tabel. 6.1: Pedornan seleksi trahan pada PCBMT
Keterangan Pedoman

Semen Portland ASTM C 917


ft
JCT f'" + t.zl s (6.1)
Fly Ash Kclas F dan C ASTM C 618

Air Campuran ASTM C


f'", :
94
o.-9f'"+ 2.33 s (6.2)
Gradasi AK dan AH serta N4H un- ASTM C 33
tuk AH
Bila pembuat beton memilih PCBMT berdasarkan hasil batch Syarat pemakaian HRWR ASTM C 494 dan ACI 212.3R
percobaan laboratorium maka fl, boleh ditetapkan dari rumus
berikrrt ini:
Umumnya untuk BMT ini, lebih kecil ukuran nominal mak-
simum AK akan menghasilkan kuat tekan lebih tinggi. Ukuran
rnaksimum 72 atar 10 mm bisa mencapai f'" di atas 60 MPa.
tt f'.+l.o (6.3)
Jcr
0.9

100 101

.l
-i
1t
-T
,

6.4. PROSEDUR PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI


6,3. BEBERAPA HUBUNGAN FUNDAMENTAL (PCBMT)

2. Rasio air-sementitious a/(s*p): 6.4 Prosedur Pemilihan Proporsi Campu-


Para peneliti menyimpulkan variabel tunggal paling penting ran Beton Mutu Tinggi (PCBMT)
untuk mencapai BMT adalah rasio air-semen a/s. mengingat
agar mencapai harga yang lebih ekonomis biasanya campuran Prosedur pemilihan
BMT mengandung bahan sementitious, maka rasio a/(s*p) harus proporsi campuran
dipakai untuk BMT sebagai pengganti rasio a/s. Berat air di belon ini berlaku un- BMT dicapaidengan rasio a/($+p)
HRWR harus diperhitungkan dalam rasio a/(s*p), selain bahan tuk beton rnutu atau a/s rendah. Untuk memenuhi
semerrtitious lainnya. Rasio a/(s+p) untuk BMT biasanya berk- tinggi (BMT). syarat kelecakan harus pakai HRWR.
isar antara 0.2 sarnpai 0.5. Pada dasarnya pros('- Namun harus ingat batas efektif
dur pcmilihan pro- umurnya
3. Workability: porsi campuran be-
bon kuat normal berlaku untuk BMT yang memiliki kuat tekan
BMT dapat dicapai dengan slump sebesar 50 s/d 100 mm (eki- rata-rata sebesar 40 s/d 80 MPa.
valen dengan rasio a/(s+p)
= 0.3), namun karena rasio a/(s*p) Hal utama yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemili-
vang rendah ini, maka beton akan menghadapi kesulitan dalam
penempatan. han campuran beton adalah untuk mendapatkan kuantitas mate-
HRWR, akan
rial pernbentuk beton yang memberikan perilaku yang diinginkan
meningkatkan slump baik di awal pengecoran (kemudahan beton dibentuk uorkabi'li'ty
dan finishabi,li,ty dll.) maupun pada saat beton mengeras (keku-
dari BMT tadi Dasar pemakaian agregat untuk BMT
tanpa menimbulkan atan, keawetan dll.) dengan harga yang ekonomis.
$esuai ACI 211 Pasal 3.1.42
rnasalah segre- Melakukan pro-
gasi.Beton segar 1. ukuran nominal maks AK makin porsi yang baik
dengan slump lcbih kecil (dibawah 19 mm) akan diperlukan untuk Karena kinerja BMT sangat tergantung
dari 200 mm yang menghasilkan kuat tekan tinggi keseluruhan rnate- pada sifat komponen-komponen
memakai HRWR, 2. Dianjurkan pakai AH dengan MH rial pembentuk be- pernbentuk beton, proporsi campuran
ternyata sangat efek- antara 2.5 s/d3.2 ton. Karena kinerja hasil pemilihan PCBMT ini harus dari
tif memasuki celah-celah rangka tulangan yang rapat. Masalah BMT sangat tergan- hasil penyesuaian kineria batch
kehilangan nilai slurnp timbul, bila waktu penempatan beton tung dari material percobaan di laboratorium dan
segar berlarut-larut (lebih dari 30 menit) oleh masalah trans- pembentuknya maka lapangan
portasi, tapi hal ini dapat diatasi oleh pemakaian lagi HRWR prosedur yang di-
sebagaimana dijelaskan di Bab 4.8.

102 103
!
6.4. PROSEDUR PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI 6.4. PROSEDUR PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI
(PCBMT) (PCBMT)

pakai ini menggunakan dasar kinerja campuran percobaan labo- Prosedur yang digunakan dapat dirinci sebagai berikut:
ratorium dan lapangan.
Langkah ke-1: Pemilihan slump dan ft",
Petunjuk mcngenai cara melakukan penyesuaiarl bagi campu-
ran di berikan pada Langkah ke-10 prosedur ini, dimana diasum-
Tabel 6.2 memberikan rekomendasi nilai slump beton'
Walaupun BMT dengan HRWR dapat dihasilkan dengan slump
sikan bahwa sifat karakteristik material yang dipakai pada cam-
yang memuaskan tanpa mengukur slump awal (sebelum HRWR
puran percobaan telah cukup memenuhi syarat kuat tekan beton.
diberikan), namun direkomendasikan sebelum HRWR diberikan
Petunjuk m.engenai pemilihan material untuk rnenghasilkan beton
nilai slump sudah mencapai 25 sld 50 mm. Nilai rekomendasi
kuat tinggi diberikan oleh ACI 363 R.
ini akan memastikan jumlah air cukup sehingga superplasticizer
Sebelum rnelakukan pemilihan PCBMT, spcsifikasi proyek dapat tercampur dengan efektif.
harus di review sehingga didapat kepastian mengenai kriteria dis-
ain kuat tckan beton, urnur saat kuat bcton tersebut di capai dan untuk beton dengan
Tabel. 6.2: Rekomendasi slump dan
kriteria lain. tanpa HRWR
Bila langkah-langkah prosedur di bawah ini dilaksanakan, Beton menggunakan HRWR*
maka akan dihasilkan batch proporsi campuran percobaan lab-
Slump sebelum ditambah HRWR | 25 sampai 50 mm
oratoriurn. Proporsi irri akan mcrnberikan dasar batch campuran
percobaan lapangan, dari sini kemudian dapat dipilih campuran Beton tanpa HRWR
yang paling optimum.
Slump 50 sampai 100 mm

rJbahladjusf slump agar sesuai dengan kondisi lapangan


melalui penambahan HRWR

Utk BMT yang


dibuat tanpa HRWR,
direkomendasikan ni- Sebelum beton segar diberi HRWR,
Iai slump di antara 50 minimum beton segar tersebut harus
s/d 100 mm tergan- memiliki nilai slumP sebesar 50 mm
tung dari pekerjaan agar tidak sulit memadat
yang dilakukan. Ni-
lai minimum slump utk BMT tanpa HRWR adalah 50 mm, bila

t04 105
6.4. PROSEDUR PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI 6.4, PROSEDUR PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI
(PCBMT) (PCBMT)

slump lcbih kecil dari 50 mrn maka beton akan sulit untuk merra- Langkah ke-3: Pilih kadar optimurn dari agregat kasar
dat karena banyaknya agrcgat kasar clan rnaterial sementitious. Volumc optimurn agregat kasar tergantung pada sifat-sifat AK
Selanjutnya untuk menetapkan fl, yang berdasar pada hasil seperti kekuatan dan ukuran maksimumnya. Tabel 6.4 rnem-
campulan percobaan di laboratorium (laboratory trial batchcs) berikan rekomcndasi Volume optimum agregat kasar vang diny-
dapat digunakan Pers. 6.3. atakan dalam fracti,on dari berat unit oven kering (dry-rodded
uni,t wei.ght (DRUW)) sebagai fungsi ukuran norninal maksimum
agregat.
Langkah ke-2: Pernilihan ukuran maksimum agregat
kasar
Berat AK : l'aktornr * DIIL|W (6.4)
Berdasarkan persyaratan kckuatan, direkomerr.dasikan nilai
ukuran maksimum agregat kasar seperti yang ada di Tabcl 6.3. Dimana,
SNI 03-2847-2002 darr ACI 318 rnengatur syarat tambahan
untuk ukurarr naksimum agregat , dimana tidak diijinkan ukuran
agregat maksimum lebih dari: AK
Bcrat Berat Agregat Kasar per zn3 beton
Faktorals Nilai./ractzorr.ul bcrat overr kelirrg AK di Tnbel 6.4
1/5 jarak tcrkecil antara sisi-sisi cetakan, ata,upun
DRUW Dry rodded unit wciglrt / berat volume kering AK
1/3 ketebalan pelat lantai, at:rupun
3/4 jarak bersih rninirnurn antara tulangan-tulangan atau Apabita ukuran optimum dari agrcgat kasar sudah didapat
kawat-kawat, burrdel tulangarr, atau tendon-tendon prate- dari Tabcl 6.4, berat oven kering agregat bcton per rn3 bcton
gang atau sclongsclng-sclongsong. dapat dicari rnerrggunakan Pers 6.4.
Pacla waktu rrendisain carrpuran beton dcngan kuat nolmal,
nilai optimurn agregat kasar didapat dari furrgsi ukuran maksi-
Tabel. 6.3: Rekornendasi ukuran maksimum agregat kasar mum dan modulus kehalusan agregat halus. Pada BMT, tnertri-
IJkuran rnaksimurn Iiki jumlah sementitiotrs yang tinggi, sehingga tidak terlalu dipern-
agregat kasar, mrn garuhi olch agregat halus (dalam hal membuat bcton segar pa-
dat dan mudah dibcntuk). Oleh karena itu nilai di Tabel 6.4 di-
79 sld 25 rekomendasikan dengan pasir yang rncmiliki modulus kehalusan
9.5 s/d 12.5 dalanr batas 2.5 sld 3.2.

106 107
6.4. PROSEDUR PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI 6.4. PROSEDUR PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI
(PCBMT) (PCBMT)

tersebut juga diberikan nilai udara yang ada dalam beton. Seba-
Tabel. 6.4: Rekomendasi volume agregat kasar per unit vol-
gai catatan, jumlah estimasi air tersebut adalah nilai maksimum
ume beton
untuk kondisi agregat:
Kadar AK optimum berdasar ukuran agregat kasar
dengan pasir yang memiliki Modulus Kehalusan 2.5 s/d 3.2 o well-shaped (memiliki bentuk yang baik, tidak pipih/tipis)
IJkuran Nominal Maks, rnrn 9.5 t2.5 19 25
o bersih
Bagian Volume* dari berat 0.65 0.68 0.72 0.75
oven kering AK o arr4ular (mcmiliki sudut tajam)
Volume didasarkan pada agregat dalam kondisi ouen-dry rodded sestai o memiliki gradasi yang rnasuk dalarrr batas ASTNI C 33.
ASTM C 29 untuk berat unit agregat
Karena bentuk
brrLir dan [cxtur per-
Langkah ke-4: Estimasi campuran air dan kandungan mukaan dari agregat Berbeda pada proses pemilihan PCBB,
udara halus dapat mem- penentuan Volume campuran air
berikan pengaruh pCBMT harus memperhitungkan air
Jumlah air per unit volumc beton yang diperlukan untuk yang besar pada jum- yang terkandung dalam HRWR dan
menghasilkan slump tergantung pada: lah void, maka ium- bila liandungan void udara dalam AH
lah air bisa bcrbeda *elebihi 35%
o ukuran maksimum agregat dari nilai yang sudah
o bentuk butir clibcrikan di Tabel 6.5. Sebagai catatan, nilai estimasi air di tabel
tersebut berlaku pada saat kandungan void di agregat halus
o grading agregat bernilai 35 perscn. Kandungan void dalarn agregat halus dapat
dihitung menggunakan Pers. 6.5
o jumlah semen
o tipe bahan tambahan yang dipergunakan
V.%- t - BV kcrins
oven oasirl
Kandrurgan Void Pasir,
Bila HRWR digunakan, jumlah air pada bahan tambahan bi- L, ffi]*t00
(6.5)
asanya dihitung sebagai bagian a/(s+p). Tabel 6.5 memberikan
estimasi jumlah air perlu untuk BMT yang dibuat menggunakan Kctika agregat halus mcmiliki void berbeda dari 35 persenl
ukuran agregat maksimum dari 9.5 mm s/d 25 mm sebelum di- maka diperlukan penvesuaian kadar air sesuai dengan Pers. 6.6.
tambah dengan bahan tambahan kimia. Selaniutnya dalam tabel Pada persamaan tersebut terlihat, untuk setiap perubahan void

108 109
6.4. PROSEDUR PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI 6.4. PROSEDUR PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI
rP (PCBMT)

lebih besar 1 persen dari 35, air perlu ditambah sebesar 4.75 menghasilkan kuat tekan baik 28 maupun 56 hari. Tabel 6.6 un-
ksl*t beton. tuk beton yang tidak menggunakan HRWR sedangkan Tabel 6.7
untuk beton menggunakan HRWR.
Nitai a/(s*p) biasanya dibatasi juga oleh persyaratan durabil-
Penyesuaian air camprran, kgf m' : (V * 35) * 4.75 (6.6)
itas/keawetan. Namun untuk aplikasi tipikal, BMT tidak dikenai
kondisi lingkungan yang sangat merusak.
Tabel. 6.5: Estimasi air campuran dan kandungan udara pada
beton segar berdasarkan pasir dengan 85 persen Tabel. 6.6: Rekomendasi maksimum a/(s*p) untuk beton
aoid tanpa HRWR
Air carnpuran, kg/m3 a/(s*p)
IJkuran Agregat AI( msksimum, mm /j,.1 lapangan IJkuran AI( maksimum, mm
Slurnp, mm 9.5 L2.5 19 25 MPa 9.5 12.5 19 25
25 s/d 5o 185 t75 t70 165 28 hari 0.42 0.4L 0.40 0.39
50 s/d 75 190 185 175 t70 50 56 hari 0.46 0.45 0.44 0.43
75 s/d LOO 195 190 180 L75 28 hari 0.35 0.34 0.33 0.33
Kandungan
3 2.5 2 1.5 55 56 hari 0.38 0.37 0.36 0.35
udara yang
terperangkap- (2.5)t (2.0) ( 1.5) (1.0) 28 hari 0.30 0.29 0.29 0.28

60 56 hari 0.33 0.32 0.31 0.30


. Nilai yang didapat harus diubah (menggunakan Pers. 6.6) untuk pasir
dengan uo'id yang tidak sama dcngan 35 persen 28 hari 0.26 0.26 0.25 0.25

t Ca-p.,.., menggunakan HRWR 70 56 hari 0.29 0.28 0.27 0.26

I f'.": fi+to
Langkah ke-5: Memilih a/(sfp)
Pada BMT, sementitious material seperti fly ash dapat diper-
gunakan. Nilai a/(s*p) dihitung dengan membagi berat air den-
Langkah ke-6: Menghitung kebutuhan material sementi-
tious
gan kombinasi berat semen dan fly ash.
Berat material sementitious yang diperlukan per m3 beton
Tabel 6.6 dan 6.7 memberikan rekomendasi a/(s*p) yang
dapat ditentukan dengan membagi jumlah air per m3 beton (di
merupakan fungsi dari ukuran maksimum agregat AK, untuk

110 111
6.4. PROSEDUR PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI 6.4. PROSEDUR PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI
(PCBMT) (PCBMT)

langkah ke-4) dengan rasio a/(s+n) (di langkah ke-5). Namun,


Tabel. 6.7: Rekomendasi maksimum a/(s*p) untuk beton apabila di dalam spesifikasi disebutkan batas minimum material
yang memakai HRWR sementitious per rru3 beton, maka dipakai nilai terbesar dari per-
a/(s*p) hitungan dan syarat dalam spesifikasi.
t
f i., lapa.rgr., IJkuran AI{ maksirnurn, rnrn
Apabila material sementitious yang di dapat menghasilkarr
MPa 9.5 12.5 19 otr
lebih dari 595 kglms beton maka campuran yang lebih praktis
28 hari 0.50 0.48 0.45 0.43 mungkin bisa didapat menggunakan alternatif material sementi-
50 56 hari 0.55 0.52 0.48 0.46
tious atau metoda mix disain yang berbeda. Proses ini diluar
lingkup pembaha,san brrkrt ini.
28 hari 0.44 0.42 0.40 0.38
55r 56 hari 0.48 0.45 0.42 0.40
28 hari 0.38 0.36
Langkah ke-7: Proporsi Campuran Dasar menggunakan
0.35 0.34
semen saja (tanpa material sementitious lain)
6t) 56 hari 0.42 0.39 0.37 0.36
28 hari 0.33 0.32 0.31 0.30
Untuk menen-
tukan campuran op-
70 56 hari 0.37 0.35 0.33 0.32
timum, Perlu untuk Proses pemilihan PCBMT
28 hari 0.30 0.29 0.27 0.27 disiapkan campu- menyediakan nilai rasio maksimum
75 56 hari 0.33 0.31 0.29 0.29 ran percobaan yang berbeda untuk kuat tekan fl.. Yang
2B hari 0.27 0.26 0.25 0.25 memiliki prosentasi diinginkan tercapai pada umur 28 hari
fly ash yang berbeda- dan 56 hari
BO 56 hari 0.30 0.28 0.27 0.26
beda. Pada umum-
nya dibuat satu campuran percobaan hanya rnenggunakan semen
f!,-: f'.+to saia. Langkah berikut ini harus diikuti untuk mendapatkan
Catatan: Perbandirrgarr pada'lhbel 6.6 dan Tabel 6.7 dapat disim- proporsi dengan menggunakan semen saja.
pulkan:

1. Untuk nilai a/(s*p) tertentu, kuat tekan beton yang menggunakan


HRWR akan lebih tinggi dibandingkan dengan beton tanpa HRWR, 1. Jumlah semen - Karena tidak ada material sementitious lain
dan peningkatan kekuatan beton dicapai dalam waktu yang singkat. yang dipakai, maka berat semen diambil sama dengan berat
2. Dengan menggunakan HRWR, kuat tekan bcton dapat dicapai den- sementitious material yang didapat di Langkah ke-6.
gan mcnggunakan lebih sedikit material sementitious dibandingkan bila
tidak rncnggunakan HRWR. 2. Jumlah pasir -Setelah didapat berat per zn3 beton dari
agregat kasar, semen, air dan kandungan udara di beton,

112 113
6.4. PROSEDUR PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI
(PCBMT) 6'4.PRoSEDURPEMILIHANPRoPoRSICAMPURANBEToNMUTUTINGGI
(PCBMT)

maka jumlah pasir dapat dihitung trntuk rnemenuhi vohrrne


3. Berat fly ash - Bila proscntasi fly ash yang rnenggantikal] semen
1 rn3 beton mcnggunakan metoda volume absolut.
sudah dipilih, berat dari fly ash yarrg dipakai untuk tiap campuran
percobaan dapat dihitung dengan mengkalikan berat total mate-
rial scmentitious (Langkah ke-6) dengan prosentasi yang dipilih
Langkah ke-8: Proporsi campuran menggunakan fly ash tadi. Sisa berat clari material scmentitious adalah. berat rna,terial
semcn. Dengan kata lain urrtuk sctiap campuran berat fly ash
Penggunaan fly ash untuk menghasilkan BMT dapat rnengak_
ditambah seflren harus sama dengan berat rnaterial senlentitious
ibatkan:
yg telah dihitung di Langkah ke-6.

. rncngurangi kebutuhan air l. Volurrre fl5 usli -


Dikarenakan adanya
mengurangi suhu beton perbedaan berat je- Karena sifat kimia flY ash sangat
nis antara serncn dan variatif, dianiurkan sedikitnya dicoba
rnengurangi harga beton
fly ash, volume mate- 2 macam kandungan flY ash sebagai
rial sementitious per pemhanding campuran Percobaan
Narnun akibat variasi dari sifat kimia fly ash, maka perkern_ '*,3 akan bervariasi
bangan kekuatan beton juga ikut tcrperrgaruh. oleh karena itu tergantung dtr,ri jumltrh fly ash, walaupun berat semcntittious
direkomerrdasikan palirrg tidak dipakai cl,a kandungan fly ash material tetap konstan. oleir karena itu untuk sctiap calnpu-
vang berbeda u,tuk cligu,aka, sebagai pembandi,g campuran ran, volurne material scmentitious harus dihitung dengan meng-
percobaan. Langkah-langkah proses p.oporsi campuran adalah gabungkan volumc semen dan volurnc fly ash'
sebagai berikut:
5. Kaclar pasir - setelah ntenemukan volurne material scnrentitious
1. Tipc fly ash - Komposisi kimia, sifat reduksi air dan karaktcr_ per m,3 beton, voltrme agregat kasar, air dan kandungan trdara
istik perringkatan kuat tekan fly ash tcrgantung pada tipe fly ash (Langkah ke-7), jurnlah pasir untuk tiap carrrpuran dapat dihitung
yang cligunakarr clan sumber pengarnbilan fly ash. oleli karcna itu rnenggunakan metoda volume absolut.
sifat-sifat yang clisebut di atas tadi beserta kcterscdiaan fly ash
harus dipertimbangkan saat memilih fly ash yang akan dipakai Menggunakan prosedur yang sebelumrlya) tcital voluntc rlari
dalam pembuatan beton. semen clan fly ash ditambah pasir per rrr3 beton dijaga konstan.
Perbaikan lebih lanjut dari proporsi campuran mungkin diper-
2. Kadar fly ash - Jumlah serrcn yang digantikan oleh fly ash lukan karena perubahan kcbutuhan air dan cfek lain dari fly ash
tergarrtung dari tipe fly ash yang dipakai. Taber 6.8 memberika, pada properti beton. Perubahan-pcrubahan ini ditentukan se-
rekomendasi batas serren yang diganti berclasarkan clua buah tipe lama rnembuat campuran percobaan, sebagaimana diuraikan di
fly ash. Langkah ke-10

tt4 115
6.4. PROSEDUR PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI 6.4. PROSEDUR PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI
(PCBMT) (PCBMT)

Tabel. 6.8: Rekomendasi nilai prosentase fly ash untuk meng-


2. Dosis HRWR -
gantikan semen Jika HRWR dipakai, Proses pemilihan PCBMT diakui
dosis yang berbeda sangat kompleks dan dinarnis, karena
Fly Ash Rekornendasi penggantian harus dicoba untuk itu Langkah ke-9 dan ke-I0 pemilihan
(persen berat) nrenr-n[ukarr elek I cr- menyediakan kiat pedoman perbaikan
Kclas F 75 sld 25 hadap kckuatan dan proporsi campuran bila diinginkan
uorkahiLil g dari canr-
adanya penyesuaian terhadaP
Kelas C 20 sld 35 plrran beton. Karena
workahility dan kuat tekan beton
sifat dari campuran
BMT, dosis yang lebih tinggi dari yang direkomendasikan oleh
Langkah ke-9: Carnpuran Percobaan (fri.al Mintures) produsen bahan tambahan dapat saja dipakai asalkan tanpa men-
Untuk tiap campuran percobaan yang direncanakan dari galami segregasi. Selain itu, karena waktu penambahan HRWR
Langkah ke-1 s/d B, satu macam campuran harus dibuat un- clan temperatur beton mempengaruhi efektifitas bahan tamba-
tuk menenttkan workabi,lity da;n kekuatarr carripuran. Berat dari han, campuran pcrcobaan yang dibuat di laboratorium hams di
pasir, agregat kasar dan air harus di perbaiki agar mernasukkan scsuaikan agar cocok dengan kondisi lapangan. Secara umum, pe-
unsur kelembaba,n agregat yang dipakai. Setiap batch harts narnbahan ulang HRWR untuk mengembalikat workabili'ty rnerrg-
dibuat agar di saat akhir proses pencampuran didapat campuran hasilkan peningkatan kektratan beton pada harnpir semua umtlr
yang sama/seragam dan didapat jumlah benda uji yang sesuai percobaan.
dengan yang direncanakan.
3. Jumlah Agregat Kasar - Setelah campuran percobaan cli pcr-
baiki agar memcnuhi syarat slump, harus di cek apakah campu-
Langkah ke-10: Perubahan pada Campuran Percobaan ran terlalu kasar (harsh) untuk syarat pengecoran atau finishing.
.Iika diperlukan, jumlah agregat kasar bisa dikurangi dan jumlah
Jika sifat beton yang didapat tidak sesuai dengan harapan, pasir disesuaikan agar didapat hasil yang pantas. Namun hal irri
campuran percobaan harus diubah dengan menggrmakan kiat rnungkin meningkatkan kebutuhan air campurarl) schingga perhr
(tips) berikut ini agar didapat workabi,li,ty yang diinginkan: untuk meningkatkan bahan serncntitious untuk mempertahankan
1. Slump awal - Jika slump awal dari campuran percobaan tidak rasio a/(s*p). Sebagai tambahart) pengurangan jumlah agregat
berada dalam batas yang diinginkan, jumlah air perlu dirubah. kasar akan mengakibatkan rendahnya modulus elastisitas dari be-
Selanjutnya berat sementitious material harus dirubah juga agar ton yang telah rncngeras.
dapat mempertahankan nilai a/(s*p). Jumlah pasir selanjutnya 4. Kanclungan udara - Jika kandungan udara yang tenrktrr
dirubah untuk mendapatkan beton yang sesuai. berbecla banyak dari pcrhitungan, dosis HRWR harus dikurangi

116 t17
6.4. PROSEDUR PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI
(PCBMT) 6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI

atau jumlah pasir diperbaiki agar mempertahankan hasil yang 6.5 Contoh Pemilihan Proporsi Campuran
pantas.
Beton Mutu Tinggi
5. a/(s+p) - Jika syaxat kuat tekan beton tidak dicapai menggu-
nakan nilai a/(s*p) seperti yang direkomendasikar di Tabel 6.6
dan Tabel 6.7, ma"ka perlu dibuat ca.mpura.n percobatur ta-Eba- Diketahui:
harl yang memiliki a/(s+p) lebih rendah dari yang sebelumnya.
Jika hal ini masih tidak meningkatkan kuat teksn, maka masitrg-
masing material pembentuk beton perlu di review kelayakarurya. l Mntu Beton ya'ry diingitrkan 'fl : 60 MPa pada umur 28

Lalgkah ke-11: Pemilihan campuran yang paling opti- 2 Ukura[ maksimum agegat 19 mm

3. Agregat IIalus menggunaka.tr


Setela"h proporci caDrpura.n percobaan telatr di sesuail(ar un-
(a) Pssir alami yarg memenuhi ASTM c 33
tuk menghasilkan uorkabdti.ty dan kekuatan ya.ng diitrginkan,
benda uji kckuatan haxus dicetak daxi batch percobaan, dibuat (b) modulus kehalusan:2 9
da,lam kondisi Ispa.nga.n menurut rekomendasi prosedur ACI (c) BJ (Berat Jenis) :2.59 t/m3
211.1 pembuata.r dan penyesuaian batch percobaan. Keprakti-
(d) absorbsi air 1.1 %
Ba;r da,ri prosedur produksi dan kontrol mutu lebih baik di er,alu-
asi ketika batch percobaan di persiapkan menggunakan peralatarl (e) BV (Berat volume) kering oven 1 65 t/ra3
da.n pekerja yang berada di kondjsi aktual lapangar. Hasil dsri (f) Kelembaba.n 6.4%
tes tekan harus ditampilkan sehitrgga biss dila.kukan pemilihan
campuran ya.ng berdasar peda pe$yaratan kekuatar dan biaya. 4 Agregat Ka'sar menggunakan

(a) BJ (Berat Jenis) : 2.76 t/mx


(b) absorbsi air 0.7 %
(c) Kelembaba.n 0.5%
5. Fly Ash menggunakan
(a) BJ : 2.64 tlms
6. Digunalan Semen Tipe l dengan BJ 3.15 r/rn3

il8 119
6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI 6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI

7. Digunakan HRWR (High - range water reduci,ng admi,r- Dari Tabel 6.3 , dipakai ukuran 12.5 mm, yang sifat-sifatnya:
tur-es) dan sef retardi,ng o,d,nr,i,rture.
1. BJ :2.76 tlms
2. absorpsi : 0.7 Yo
Dirninta:
3. BV kering : 1618 kgl*'. Gradasi memenuhi ASTM C33
lVlemilih proporsi caripuran beton mutu tinggi (fi : 60 MPa) untuk saringan :no. 7.
sesuai ACI 211.4R-93

Jawab: Langkah 3 : Pilih Jumlah optimum Agregat Kasar


Langkah 1 : Pilih Slump dan ft, Dari Tabel 6.4, diperoleh 0.68 per unit volume beton. Dengan
menggunakan Pers. 6.4 didapat Berat AK kering:
Sesuai Tabel 6.2 , ditetapkan slump : l$ 50 mm
Kontraktor tidak memiliki pengalaman membuat BMT se-
hingga akan mcmtrkai proporsi hasil percobaan lab. f !, ditetapkan 0.68 * 1618 : 7700 kg
dengan Pers. 6.3:

Langkah 4 : Menaksir kebutuhan air dan kadar udara


rt (fl + to)
0.9 Dengan bantuan Tabel 6.5, diperoleh kebutuhan air 175
kgl*3. Udara di dalam beton untuk campuran yang menggu-
nakan HRWR adalah 2%0. Dengan memakai Pers. 6.5, isi void
pasir yang akan dipakai:
tl (60 + 10)
0.9
: 77.8 l,-Ull xloo:36.3%=36%
80 MPa L 2.5e.1

Perryesuaian kebutuhan air dihitung dengan Pers. 6.6


Langkah 2 : Tentukan lJkuran rnaksimurn butir Agregat
Kasar (AK) (36 - 35) * 4.75:4.75 kgl-'beton

120 121
6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI 6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSICAMPURAN BETON MUTU TINGGI

Karent itu total kebutuhan air per m3 adalah 775 + 4.75 : Selringga didapat: berat material sementitious : 779.7510.31
1,79.75 kg. Kebutuhan air ini termasuk reta,rdzng admirtu,re, lapi
: 580 kgl*". Karena tidak ada ketentuan tcntang berat mini-
tidak termasuk HRWR. mum semen maka berat material sernentitious dipilih 580 kgf m:l

LangkahS:Tentuhr;ft Langkah 7 : Tentukan proporsi dasar campuran menggu-


nakan semen saja
Scbclum bisa menggunakan Tabel 6.7 dalam mencari a/(s*p),
perlu cliubah dulu filai f !,,lab rnenjadi /j" Iapangan (Ingat baik
1. Berat sernen 580 kg per rz3 beton
Tabel 6.6 ma,rrprrn 6.7 rnenggunakan fl,. lapangan. (cek cli foot-
rr.otef catatan kaki) dcngan rumus sebagai berikut: 2. Tabel 6.9 menunjukkan volume per m3 betotr dari bahan
.1j,. Iapangan:0.9 * f!.,,.lab. lain kecuali AH:

Untuk beton yang akan memakai HRWR dengan ukuran mak-


Tabel. 6.9: Volume dari material proporsi dasar campu-
sirrrunrAK 12.5 utm, f !,Iab : 80 MPa pada urnur 28 hari, maka
didapat fl, lapangan : 0.90 + B0 : 72 MPa. Dari Tabel 6.7
0.184 .lrr3 0.580 t/nr.3 didapat dari langkah ke-
diperoleh dengan cara intcrpolasi nilai a/(s+p) : 0.31 6.
i).I'o tf nt3 adalah BJ scrncn

Langkah 6 : Tentukan jumlah material sernentitious I.100 tf nttt didapat dari langkah kc-
.)

2.76 tf m,3 dari langkah ke-2 BJ AK


Berat ai-r*
Berat bahan sernentitiou" 0.17975 tf rnit didapat dari langkah
-
/ " \' ke-4,
1.+r/ 7.oo tf m:t BJ air
2% didapat dari langkah ke-4
dirn:rrra,
0.783 Vo1 Total tanpa AII

Didapat di langkatr ke-4 Jadi volurre AII diperlukatr per nr3 bcton adalah:
Didapat di langkah ke-S 1- 0.782:0.217 m3
atau dalam keadaan kering berat AH (Volas x BJns) :

122
t23
6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI 6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI

Langkah 8 : Tentukan proporsi campuran corrlpanLon


menggunakan semen dan fly ash
0.217 m3 * 2.59 tf m3 : 0.562 t
: 562 kg
1. Flv ash yang dipakai adalah kelas C ASTM dengan BJ :
2.64 tf m3

3. Sehingga didapat berat material pembentuk beton seperti 2. Batas rekomendasi pemakaian fly ash menurut Tabel 6.8
ada di Tabel 6.10: adalah 20 sld 35 70. Campuran proporsi yang mengandung
fly ash diatur (dengan selisih 5 %) sesuai data di Tabel 6.11:
Tabel. 6.10: Hasil Komponen Campuran Beton di Akhir
Langkah ke-7, Campuran Dasar menggu- Tabel. 6.11: Kode campuran companion mix beserta
nakan semen saja prosentase fly ash yang digunakan
Komponen Campuran Beton Berat I{ode Campuran Prosentase
Semen 580 kg Comp mix no 1 20%
AH, kering 562 kg Comp mix no 2 25%
AK, kering 1100 kg Comp mix no 3 30%
Air, termastk ozf cwt retarding ad- 180 kg Comp mix no 4 35%
mixture
,
.). Untuk Comp mix no 1, berat fl,y ash per m3 beton: 20 %o
* 580 : 1-1-6 kg. Jadi berat semen (580 - 116) : 464 kg.
Berat semen dan fly ash untuk cornp mix no lainnya dapat
dilihat di Tabel 6.12.
4. Volume semen Comp mix no 1 adalah t# : 0.747 m3
sedang fly ash adalah 9# : 0.044 m3. Untuk comp mix
no lainnya dapat dilihat di Tabel 6.13.

5. Volume AK, air dan udara per m3 beton tetap sama untuk
Campuran Dasar, tapi volume bahan sementitious berubah

124 125
6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI 6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI

Tabel. 6.14: Volume komponen campuran beton (kecuali


AH) dari comp mix no 1
Komponen Volume per m3 be- Keterangan
Tabel. 6.12: Berat sernen dan fly ash untuk masing- ton
masing Cornp rnix
Bahan sementitious 0.191 dari Tabel 6.13
comp mrx sernen, [kg] fly ash, total, (semen * fly ash)
[kg] [kg]
AK 0.399
no1 464 116 580
Air, termasuk retard- 0.180 dari Tabel 6.9
ro2 4.)i) 745 580 zng admtrture

no3 406 774 580 Udara (void) 0.020

TOTAL Volume 0.790 Volume tanpa AH


no4 ,)l I 203 580

untuk comp mix. Kebutuhan AH untuk comp mix no 1

dihitung dengan cara sebagai berikut:


Kebutuhan volume AH : 1 - 0.790 : 0.210 rn3, atau bila
dikonversikan ke berat kering menjadi 0.210 m3 'r 2.59 tf m3
: 0.544 t : 544 kg.
Tabel. 6.13: Volume semen dan fly ash untuk masing- Proporsi campuran per m3 beton untuk masing-masing
masing Cornp mix comp mix dapat dilihat di Tabel 6.15.
cornp mrx semen, [m3] fly ash, total, [m3]
Dosis BTK bisa diatur (diubah atau tidak diubah) bila cam-
[rn3]
puran menggunakan material sementitious yang berbeda.
no1 0.747 0.044 0.191 Mengerrai dosis tidak ada aturan/petunjuk untuk diikuti,
no2 0.138 0.055 0.193 hanya berdasar pada pengalaman saja. Pelaksana dihara-
pkan sadar perlunya penyesuaian sepantasnya sewaktu uji
no3 0.729 0.066 0.195 percobaan.
no4 0.120 0.077 0.t97

Langkah I : Campuran percobaan (agregat lembab)

t26 127
6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI 6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI

Tabel. 6.15: Berat komponen campuran beton dari comp Tabel. 6.16: Berat komponen Campuran Dasar dalam
mix kondisi kering vs basah
Companion Mix (kg) Kornponen Berat basah
Komponen no1 no2 no3 tro 4 (t e)
Semen 580 580
Semen 464 z+.)i) 406

FIy Ash 116 t45 174 203 AH 562 598

AH Kering 544 539 i)J+ 528 AK 1 100 1 106

AK Kerilg 1 100 I l0i) I i00 t 100


Air termasuk retard- 180 t52
ing admixture
Air termasuk retarding 180 180 180 180

3. Untuk Comp Mix: Tabel 6.17 menunjukkan berat kompo-


1. Campuran percobaan dilakukarr untuk Campuran Dasar nen pembentuk Comp Mix dalam kondisi basah.
dari masing-masing conr.p mix (terdiri dari 4 macam).
Kelembaban AH dan AK didapat (dari pengetesan berdasar
Tabel. 6.17: Berat komponen pembentuk Comp Mix
kondisi kering): dalam kondisi basah
o Kelembaban AH : 6.4 Ya Comp Mix
o Kelembaban AK : 0.5 %o Komponen no1 no2 noB no4
Semen 464 435 406 Jl I
2. Untuk Carnpuran dasar: Koreksi untuk rnenentukan berat
Fly ash 116 145 174 203
batch Campuran Dasar (basah) dilakukan sbb:
AH Basah 579 ta9 568 562

AK Basah 1 106 1 106 1 106 1 106

AH, basah 562 (1 + 0.064) 598 kg Air termasuk retarding ad- 153 754 t54 154

AK, mixture
basah 1100 (1 + 0.005) 1106 kg

Air terrnasuk retarding ad- 180- 562 (0.064 - 0.011) - 152 kg


nrixture 1100 (0.005 - 0.007)

'l';rlrol 6.16 memberikan informasi Campuran Dasar (semen


sir.jir) I<orrclisi kering dan lembab/basah:

128 129
6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI 6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI

4. Bila diingirrkan dibuat 16 silinder berukuran 150 rnm x 300 Langkah 10 : Penyesuaian proporsi campuran percobaan
mm untuk tiap campuran maka dapat dihitung:
1. Campuran Dasar
Berat batch pada setiap campuran percobaan di sesuaikan
Vol 1 silinder ]zrD2 x tinggi 0.00529875 nr3
untuk mendapatkan nilai slump yang diirrginkarr sebehrm
Vol 16 silindcr t6 * 0.00529875 0.085 rn3 dan sesudah penambahan HRWR. Penyesuaian batch Cam-
puran Dasar dan comp NIix 4 akan dijelaskan secara detail,
Sehingga proporsi per 0.085 m3 untuk Campuran Dasar (Di seclangkan campuran yang lain hanya ditunjukkan dalant
Ttrbcl 6.16) dan Comp \Iix (Di Tabcl6.17) dapat dilihat di bentuk hasil akhir/rangktrman saja'
Tabel 6.18
(a) air 13 kg,
Secara perhitungan (Tabel 6.18) diperlukan
namun untuk memcnuhi nilai slump 25 sld 50 mrn
Tabel. 6.18: Proporsi per 0.085 ni3 beton baik Camp diperhrkan air sebanYak 13.42 kg'
Dasar maupun Comp Mix dalam kondisi
trasah BiIa sebelumnya sudah diketahui:
Camp Dasar, CompMix, kg
o Kelembaban AH :6.4%o
o Kelernbaban AK :0.5o/o
Komponen kg no1 no2 no3 lao4
o Absorbsi AH : 7.10%
Semen
o Absorbsi AK : 0.70%
49 39 ,fi)

F1y Ash 10 t2 15 1.7


o BJ Serrrcn : 3.75 tlms
AH Basah 51 49 49 48 ,18
o BJ AH :2.59 tl'nf
AK Basah 94 94 94 94 94 o BJ AK :2.76 tlrn,:l
Air terrnasuk retarding 13 13 13 13 13 o BJ Air : I tlrrf
rnaka berat batch sesungguhnya bisa clilihat di
Tabel 6.19:
Berat per m3 beton Campuran Dasar (dari Kolom ke-3
Tabel 6.19 dibagi dengan Volume Total) dapat dilihat
di Tabel 6.20:
Terlihat dari Tabel 6.20 nilai a/(s+P) didapat
IB4l$72) x 0.32. Padahal sebelumnya a/(s+P)
diclisain 0.31 oleh karena itu perlu dilakukan dua
proses:

130 131
6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI 6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI

. semen ditambah (agar faktor a/(s+p) mengkecil)


o pasir dikurangi (agar volume beton tidak berubah)
Tabel. 6.19: Proporsi per 0.085 m3 beton Campuran
Dasar setelah dilakukan penyesuaian air Prosesnya dapat diuraikan sebagai berikut:

Berat, kg Volume : Bila ingin rnengejar a/(s*p) rnenjadi 0.31 rnaka:


BeratK ering
8.1
- Berat sernen seharusnya +* 594 kg
Kornponen Basah I(ering - Semerr perhr ditambah 594 - 572 22 kg
Semen 49 49 s.ls.1ooog
ry 0'0156 - Volunre semen tambahan iJ.ls*1.ooz 0.O06984127 rn3

AII 51 1ftaq x as ,#bm = 0.0185 - Ptrsil yg dikulangi 2.59*1000* 0.00698.1127 18 kg

AK 94 -=Y-
r +u. c'la
x 94 ,#6m = 0.0341 Sehingga akibat perubahan sernen dan pasir didapat
Air t3.42 13.42 + 2.532- ##ffi = 0.0158 hasil (lihat Tabel 6.27):
0.1871 = 15.765

Udara 0.0017 Tabel. 6.21: Berat Beton Campuran Dasar akibat penye-
TOTAL o.o857 suaian a/(s*p)
Komponen Berat, kg
562*(0.064 - 0.011) * 0.085
Sernerr 594
1 100*(0.005 - 0.007) *0.085
AH Kering 560-18:542
AK Kering 1097

Air tcrmasuk retarding admixture 184

Tabel. 6.20: Berat Beton Campuran Dasar akibat penye- (b) Untuk pengecoran beton pada kolorr dengan tulangan
suaian air
yang paclat diperlukan beton yang memiliki slump 225
Komponen Berat, kg mm.
49 trnq
Semen llddil -- or o Dari pabrik HRWR dianjurkan menggunakan dosis
AH Kering ffi=560 berkisar 5 s/d 10 gr pcr kg material sementitious.
Di dalam laboratorium dengan temperatur 24 dcrajat
AK Kering ffi = 1097
Celcius, pemakaian HRWR dapat mengacu ke aturan
Air termasuk retarding ad- ffi=184
mixture
di Tabel 6.22 sebagai berikut:
Untuk mencapai slump 225 mm maka untuk Campu-
ran Dasar? digunakan HRWR dengan dosis 6.875 gr

132 133
6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI 6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI

svarat dari kuat perltr tes laboratorium


Tabel. 6.22: Dosis HRWR dan nilai slump pada per- j*il:H"ilT
cobaan di dalam laboratoriurn
Dosis HR'WR*, Nilai Slump, mm 2. Comp Mix 4
gr per kg sementi-
tious
(a) Jumlah air (termasuk 1.25 gr retard,'ing ad,m'irture per
5 150 kg sementitious material) aktual (Lihat Tabel 6.23)
6.875 250 yang diperlukan untuk menghasilkan slump 25 sld
10 beton mengalami 50 mm ternyata lebih sedikit dibanding yang diren-
segregasi canakan (Lihat Tabel 6.18).

Dalam semua kasus dosis retarding admixture 1.56 gr per kg sementi-


tious ditambahkan di campuran bersama air campuran beton. Tabel. 6.23: Berat Comp Mix kondisi basah aktual yg
memenuhi target slump 25 s/d 50 mm un-
tuk batch 0.085 m3
per kg sementitious dan ditambahkan 15 menit setelah Komponen Berat, kg
pencampuran awal dimulai. Semen 32

(c) Telah ditentukan, campuran beton dengan slump 250 FIy Ash t7
mm uremiliki workability vang cukup untuk pengeco- AH Basah 48
ran beton, sehingga tidak diperlukan lagi penyesuaian
AK Rasah 94
jumlah agregat kasar.
termasuk retarding admixture 12.63
(d) Kandungan udara daricampura,n yang menggunakan
HRWR didapat 1.8 persen sehingga tidak diperlukan
Konversi ke kondisi kering dapat dilihat di Tabel 6.24.
koreksi.
(e) Sebagai catatan, penambahan HRWR mungkin
memerlukan penyesuaian jumlah sementitious un-
tuk mengkompensasi perubahan volume admixture.
Pada kondisi dosis normal 6.25 sld 9.375 gr HRWR
per kg sementitious, koreksi dapat di abaikan.
(f) Kuat tekan beton umur 28 hari untuk Campuran
Dasar ini didapat 81 MPa., nilai ini dianggap su-

t34 135
6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI 6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSICAMPURAN BETON MUTU TINGGI

Sedangkan penyesuaian berat beton Comp Mix 4 per


zn3 dapat dilihat di Tabel 6.25

Tabel. 6.25: Berat Beton Comp Mix 4 akibat penyesuaian


air
I{omponen Berat, kg
32 ana
Semen (x)848- -- t "
Tabel. 6.24: Proporsi per 0.085 rn:l beton Comp Mix 4
setelah dilakukan penyesuaian air
FIy Ash ffi=200
Berat, kg Volurne :
AH Kering ffi=531
BeratKeting
B,T
AK Kering ffi = 1108
15 1aa
Komponen Basah Kering Air termasuk retarding ad- dllEZE -- rt r

.)o
mixtrrre
20
Semen tr#.r.- = 0'0102
F1y Astr 77 t7 ,6a*i66r 0.0064 Dari Tabel 6.25 terlihat a/(s+p) : 0.306. Padahal
AII 4B
ffiq=ts ,#m6 r 0.017,1 a/(s+p) rencana adalah 0.31. Oleh karena itu agar di-
94 ryoI capai 0.31 maka berat sementitious rlaterial bisa diku-
AK 94 1+O.5"/a ',- "- ,;*6fr = 0.0341
rangi.
Air 12.63 72.63
0.1871
+ 2.380.
15.
,fu = 0.015
Bila prosentase fly ash untuk campuran adalah 35%
=
Udara 0.0017
dan ingin tetap dipertahankan maka untuk per r?3 be-
ton didapat:
TOTAL 0.o848
o Juurlah material sementitious baru: (17710.31):
528*(0.064 - 0.011) * 0.085 571 kg
1 100*(0.005 - 0.007)'r'0.085 o fly ash (35%) : 200 kg
. semen : 571 - 200 : 371 kg
Perubahan Volume akibat reduksi material sementi-
tious:
o Perubahan fly ash: 200 - 200 : 0 kg. Perubahan
Volume : 0 m3
o Perubahan semen: 377 - 377: 6 kg. Perubahan
Volume : 6/(3.15*1000) : 0'0019 rn3

t36 t37
6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI
6,5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI

o Perubahan volume total: 0.0019 m3


Sehingga pasir atau AH perlu ditambah sesuai dengan
volurne reduksi scbcsar: 0.0019 + 1000*2.59 = 5 kg.
Sehingga didapat Comp N{ix 4 per m3 beton (Lihat
Tabel 6.26):

Tabel. 6.26: Berat Comp Mix 4 akibat penyesuaian Tabel. 6.27: Hasil rangkuman Langkah ke-10
a/(s*p)
Campuran
I(ornponen Berat, kg
I{ornponen Camp Cornp Comp Comp Cornp
Semen 3L7 Dasar Mix I Mix 2 Mix 3 Mix 4
Fly Ash 200 Semen, kg 591 464 438 398 37r
AH Kcring 536 FIy ash, kg 116 t46 170 200
AK Kering 1 108 AH Kering, kg 542 579 542 544 536
Air termasuk adrnixturc 177 AK Kering, kg 1097 1106 r 107 1 100 1108

Air, kg 184 153 779 176 177


(b) Pada waktu ditambahkan HRWR 5.625 gr per kg se- otr
Slump sebelum dita- 30 38 50
mentitious material didapat slurnp 250 mrn dalam mbah admix, mm
kondisi di laboratoriurn dimana rctarding admixturc
Retardcr gr/kg 1.875 1.56 1.56 1.25 t.25
diberikan 1.25 gr per kg bahan sementitiotrs dan
HRWR ditambahkan 15 rrrenit setclah pencarrpurall HRWR grlkg 6.875 6.875 6.25 5.94 5.625
awal. Slump, mrn 250 265 225 260 240
(c) Campuranmenggunakarl HRWR mcmiliki workability Krrat tekan umur 28 81 79 82 80 78
yang mcmadai sehingga tidak diperlukan pcrtrbaharr hari, MPa
terhadap jumlah AK.
(d) Kandungan udara terukur sebesar 2.1 persen
(e) Kuat tekan rata-rata pada urnur 28 hari didapat sebe-
sar 78 MPa.

Berikut adalah rangkuman hasil trial mix di laboratorium (1i-


hat Tabel 6.27):

139
138
t
6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI 6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI

dd

Langkah 10 : Memilih campuran optimum


qq
@-- o $ 6 @N
Dari Tabel6.27 terlihat Comp Mix 4 memiliki kuat tekan yang 6@oQ@ @
o: o o o oo
paling rendah di antara Comp Mix. Selanjutnya dibuat batch o ndr d d d dd
.c
E Ftr F ET F FF tr
percobaan lapangan (Jield tri,al batches) untuk semua campuran
kecuali Comp Mix no 4. b9 oot
Fi
t.r.x.IE
Campuran yang dibuat di sesuaikan dengan slump baik se- z -o F
";2>>g:
o--^9
cCJdte[d

belum maupun setelah ditambah HRWR, kemudian kekuatan dan m 'pm m-^iooo- -.
O O L c c I
'=P E-cccl!^-i
temperatur beton di test dan ditunjukkan pada Tabel 6.28 d:!!!;;-
ddiljgJa
e:
-q
-n4U.,Eae
lJr t'v
! !;Its e
E oH oH .\fr q
: -E
E
i
;d
Tabel. 6.28: Hasil tes kuat tekan dan suhu campuran per- d r h
U!.6
ddFf6l
!; t9 io ,o r; !r-A -d i
cobaan di lapangan E
! :
y
c q
o ! q j
o

Xd -o c :9 e
a
i
+-
.E ; e :E osq"
L i
.i
i
!
E
Campuran Kuat Tekan urnur d
o
ufr
d!
:-'!o^ -^ 6! tr C

28 hari, MPa ^

o
d l:i :
e 3
e i i- : P: : f : i.E; tE.
E3
Carnpuran Dasar 72.0 34.4 a)
a u=v-/
*c ?F {
; -9 -9.r i :i :9
-!
-34 :!F
o d r Y:
q ! P ! '!o- !"4
.! Fo i ho o- iL;
Comp Mix n neo
"' q
72.9 33.9
1
;-
: E
'.. iai';cli,:;'6
EC liE:
Comp Mix 2 72.6 3t.7 i! 2i E:!--FP:::3.f8
: P
"+ i I Bi 5;ts;5;'l lEni
[; i"^iq i.--Zr, i#5:
'-- i o .:! d
69 G mv il
Comp Mix 3 28.9 6
E >6: di 6 ;cOtu0-4,1,c,F,,,,,6
J(
b0

Meskipun semua campuran memiliki nilai di atas kuat perlu c6 q ,! o it *i:


tr ,-
E
o
!
28 lrari di lapangan sebesar B0 * 0.9 : 72 MPa, namun produsen : 5 -; a
akan cenderung menggunakan Comp mix 3 karena campuran ini
o
N ^Ex ;,-e =et
E Aq r[3
Ed:
d; Aig E

i
F;? .s9 E ,li; E '+

memiliki suhu beton yang paling rendah. Bila suhu di lapan- 'i < - 6 i1 :

E

gan dan sifat material berbeda maka di lapangan perlu dilakukan U


o

-:
I: E
* 1e
E =
,iz t
[.g a;; b
E
.: !.Yl :
;!
:

-: &
I
penyesuaian seperlunya. 6
E.l I
E z5 I ii,:ri.-;Ei
I ee ; qF, lruj E
3
i*
Ai Ea
E$
Untuk memperjelas uraian proses mix disain BMT maka bisa o
o
i; i9
!i ;i"Lj," fiilciai,C
i$iElt;:s i{
e: EE
e-[
dilihat rangkumannya di Tabel 6.29.

hn iNosn@ts@o3
d
F]

140 t4t
6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI 6.5. CONTOH PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON MUTU TINGGI

Evaluasi Kompetensi Anda 9. Sebut dua spesifikasi BMT hasil pemilihan PCB yang secara
kontinu dipantau, dan terangkan mengapa!
1. Terangkan mengapa pemakaian fly ash dan bahan tamba-
han reduksi air sangat dibutuhkan pada pembuatan BMT!

2. Bahan tambahan HRWR pada umumnya bersifat mudah


kehilangan nilai slumpnya. Jelaskan bagaimana mengatasi
ini di dalam praktek!
q
.). Ada 2 ciri fisik BMT yang tidak dijumpai pada beton mutn
biasa. Sebut ciri itu dan tunjukkan no Tabel yang mengatur
ini.

4. Spesifikasi beton untuk suatu proyek terutama kuat rata-


rata f t,
ukuran AK maksimum sangat vital diketahui lebih
dahulu sebelum proses pemilihan PCBMT dimulai. Sebut
mengapa!

5. Hasil proses pemilihan PCBMT sangat tergantung pada


evaluasi kinerja proses percobaan laboratorium dan lapan-
gan. Ketelitian proses penyesuaian ini diatur di langkah
ke-10 pemilihan PCBMT. Sebut 5 komponen beton yang
diatur pedoman penycsuaian di langkah ke-10 inil
6. Hubungan dasar rasio a/(s+p) dan kelecakan beton segar
dipandang sangat enting dalam memperoleh BMT ini. Se-
but sebab-sebabnya!
7. Ukuran maksirnurn AK ternyata berpengaruh pada faktor
pencapaian BMT dalam proses pemilihan PCB. Sebut em-
pat faktor yang sangat tergantung pada ukuran AK itu!

8. Sebut sedikitnya 3 manfaat pemakaian HRWR pada BMT


dibanding BMT tanpa pakai HRWR!

t42 143
7.2. PEMILIHAN SEMEN

cana PCB untuk memastikan semua percobaan sudah sesuai den-


gan pedoman yang berlaku.

7.2 Pemilihan Semen


Bab. 7 1. Dalam buku ini semen yang dipakai untuk PCB adalah
Tipe I sesuai ASTM C 150 dan SNI 15-2049-1.994. Sifat
fisik semen yang diperlukan untuk proses pemilihan PCB
ini adalah berat jenis.
Pedoman Pengujian 2. Contoh semen harus diperoleh dari pabriknya atau distrib-

Laboratorium utornya yang akan dipakai oleh proyek dan harus cukup
banyak untuk kemungkinan percobaan-percobaan tamba-
han. Contoh semen harus dikirim dalam bungkusan yang
kedap air dan masih berumur kurang dari 1 (satu) bulan
se.jak tanggal produksi.
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN: (6Memaharni
hal-hal yang berkaitan dengan pengujian laboratorium
yang menyertai proses pemilihan PCB" 7.3 Sifat Agregat
t. Dari contoh-contoh di Bab 5, untuk kebutuhan PCB
7.L l]mum diperlukan sifat-sifat fisik AH maupun AK seperti analisa
saringan, berat jenis, absorbsi, kelembaban dan berat vol-
I)t'rrgan terseclianya hasil penguiian laboratorium yang menyaring ume kering. Penguiian-pengujian lain mungkin juga diper-
sillt-sifat fisik bahan-bahan campuran beton seperti yang di sc- lukan misalkan kekerasan, ketahanan terhadap abrasi dan
lrrrl <li Bab 5.2, maka proses PCB baru dapat dilakukan secara keawetan.
r,li'l<tif'. I)an semua pcnguiian laboratorium itu tentunya harus di-
2' Pa,stikan bahwa AH dan AK hasil PCB harus berasal dan
l;rlirrl<;rrr sesuai standard uji ASTM yang terkait (lihat Tabel 3.7).
cukup tersedia untuk kebutuhan proyek yang akan diker-
Norrrrrrgliinan pengujian ini tidak dikcrjakan sendiri tapi harus di-
jakan.
laboratorium yang berwewenang dan memiliki per-
l;rl<rrliirrr <ileh
;rlrrt;rrr pt:rcobaan vang lengkap. Adalah suatu kewajiban peren-

144 t45
7.4. SERI JUMLAH PERCOBAAN
7.5. METODE PENGUJIAN

3. Bila AH dan AK diperoleh dari hasil blending, maka


7.5 Metode Pengujian
pastikan pemisahan pcncmpatan masing-masing fraksi AH
atau AK sehingga proses blending dapat mudah dilak-
sanakan scsu.ai proporsi hasil analisis. Dalam melakukan pengujian laboratorium untuk memperoleh in-
formasi yang dibutuhkan oleh pemilihan dan hasil PCB, harus
mcmakai rrretode-rnetode tersebut di Tabel 3.7 yang paling upto-
7.4 Seri Jumlah Percobaan dafe. Khusus untuk BMT berlaku:

1. Prosedur dan hasil langkah-langkah proscs PCB dapat digu- l. Minimum harus ada 2 buah silinder untuk diuji pada tiap
nakan sebagai cstimasi awa,l untuk rnenentukan batch per- uurur dan kondisi percobaan.
cobaan. Tapi harus disadari bahwa trasil itu masih bcrsifat Cetakan contoh beton harus terbuat dari silinder baja
umurr untuk rnemenuhi kctclitian spesifik dengan material bemkuran 150 x 300 rnm.
yang acla. Karena itu sangat disarankan untuk memper-
oleh campuran yang cocok, Iabora,torium harus mcmenuhi t). Capping pada silinder uji beton rrutu lebih dari 70 NIPa ,
ketentuan SNI 03-2847-2002 Pasal 7.3.3.2 yang menentukan untuk penyebaran merata tekanan dari rnesin uji ke silirrder
scdikitnya harus ada 3 jerris carrpuran percobaan. uji, harus terbuat dari lapisan sulfat mutu tinggi sctipis
mrrngkin dengtrn tcbal 1.5 sarnpai 3 mm. Untuk rneratakan
2. Dalam percobtran-percobaan di laboraotorium, perlu dike- lapisan capping perlu menggunakan pedornan ASTNI C 39.
tahui bahwa serirrg jenis pemilihan campuran percobaan
tidak mulus memberikan hasil seperti yang diharapkan. Se- Mesin uii tekan juga harus menriliki karakteristik tcrtentu,
Ianjutrrya, harus dapat diduga pula hasil percobaan di la- terutapa kapasitasnya dan kekakuannya yang dapat san-
pangan tidak selalu akan sama dengan hasil percobaan di gat rnernpengaruhi hasil uji yang tenrkur. Mesin uii harus
laboratorirrrn. Karena itu penycsuaian campuran percobaarr sedikitnya punya kekakuan lateral sebcsa,r 1785.8 kg/mm,
harus perlu clilakuktrn lagi. Penclekatarr hasil yang ham- dan kekakuan longitudinal minirnal 178580 kg/rnrn.
pir sarna diperoleh bila di labortrtoriurrr clipakai rnesirr pen-
gaduk yang sama clengan di lapangan. Scbelurn dipakai,
rnesin pengaduk harus di "buttered" atau carnpuran di
"ovcrmortared" sesuai petuniuk ASTCM C 792.

146 t4l
7.5. METODE PENGUJIAN

Evaluasi Kompetensi Anda


1. Untuk keperluan produksi beton, selain sudah diketahui
mutu fisik yang sama, &po yang harus diperiksa secara
berkelanjutan, Mengapa?

2. Bagaimana menanggulangi kenyataan bahwa hasil pemili-


han PCB tidak cocok dengan hasil percobaan dan juga bila
Lampiran A
percobaan laboratorium tidak cocok dengan hasil percobaan
di lapangan? Uraikan secara singkat pendapat Anda!
3. Apa yang harus diperhatikan pada pengujian silinder beton sNI 03-2847-2002
mutu tinggi?

148 149
Lampiran A SNI 03-2847-2002 Larnpiran A - SNI 03-2847-2002

S Bahsn

5.1 Ftngull*n bahan

1) Pangawas hpangeft barhak Braa]ariqtshkan di&dakan paflEttjiafl pade sstiap bahen


yaog dlg.unakan pada patak$an&aR konslrukci bslon unhj& rnen&ntukan apakar! bahsn
tarsabul {T}e{'npun}ai fluti., s{}Sriai d8flgen rputu yaflg t&lah diletapkan.

?) Fc;rgujian bahan den paflgujiaJr b6lon lierus dibust sBsua! dsngan iats carB-tBta cara
ysnu lardapst peda pasa! 2. 5.4 A lr
3) Laporan l8ngk3p pe.ngujisn bahan dan pangulien bslon h&ru* t&rB6dia un{u,( 1) Air ymg di0unatmn pada cafi.pursn betofl hatus bsIaih dan bsba* ded behsn-&eh&n
pernarikaaan tseiarF$ p6lrer,iean bert8ngsilng dEfl pada .ns*a 2 tahun ssl8tah s6lBsainyE msrusEk yang m8ntendunE oli, e8s{il., all(a]i, 08ratn, 6ehs{t ory€nik, 3talj behan-E6t1En
FernbangiJnan. lalnBys yang rnenrgil€rl lsrllBdap ba{otr aBu hdaBgan-

5, 3.16 a ri FBrsU Ft! diordor pdda t lo. F.r.ai9.b Fd lCbn y.!e dl


dlbmy. ffire blo .l|hrtum, Elrrx i tr F,{ tdtoilrc rhbs rqr{Ft,
1) Sffi n&. mltleB rH, {nl ('.ifi*.tu- b.rid: lidtb.brrorE.d$lk xktd.&bnlrmhfiF r irsn i.yd..r. Lrl{6,a{ll.
sm po,iad.
(1) sN' lrro4e rm.,
(2) 'stp.rm.r sd.,,..*d ,art, ( "sri, c 5oo ), r.@|l &. E c.n s rc.* 3) F'!c !r|d' dtcd d'nt$ H( t'bi (liuEktn !'d' D'r'' rdln4
Frs ^r 'eEr
dFur*{it r.s4drer FE ir4 b't*]llt"truH:
(3) 'sFdficrw add*rdopqtir {srM c 8.5}. fl) Fel{n l*l.cn 6r'ud b'ion DrL r'l,e' b'bt ldE
m.{llr.btr lk drn er.!o, y.Dg s,
2l slM yio dEuErrn pi! !d.,i-n kd.rtuIrl hru 6dr d6!rn tds Fm (2) tt ilr.,'r,I..r !.d @r 7 d.n E rlrt p.r,|l hjbu 4 mrE yu! dnrtrtBj.dui.n
d! rELn r.d. p..edE& prD?otrrspu . Lh47,z &r{&.lt rfig tld.t d.p.ldrrlilm h.dr trsrpuyri Lhtrr..k rr{*n rBrt fl
d..!.n 90% d, tlkl.Er t .fi * y.l{ dlro* rhg. rk yr! npt .InlrM.
5.3 Aarigt Pdanrrn uilrlo . n rdrtlsE d.rda tsd. .l!*e -rr., bt .xlip.d.tt
p.nei{{r. t4l!dlbli.h.li45Eldi{ :lherdrdlihrr4t*rurtm
1) &@rhn)l(b.r,nh'ud.nd r.r.h Eru l'ln kdnr5 b.rrdl: , e { ,lsu.lEr.p.dlmtunr dsllln uhro.E 50 mf {^slirc roe ).
(l) 9cttur.rr6?.1dru* !dr" UsTn c r3).
(Z) 6rl B.246l.l99f,spaifrrt 44dt t kae wfik w, *lll,n

2) ut6. h.rcM Mhd rsE{.r rEr tEd fr.} mr.dhil


(1 ) 1r5 I{* nrksjr er&. ln*{i.
{a lA !.t l L.ti. .tRHn
t€bD.bn
(3) 3r4 tsEk $E . t d!*lrrio.n.l& r***aE(
taa|.\ r*ninm lurd.r tut !a,
ar hddt.t .don !.*.e.iq .rar !.hi€d0{.*n9r.riS.

150 151
Larnpiran A SNI 03-2847-2002 Lampiran A SNI 03-2847-2002

6) Abu terbang at&, bshan pozzolon lsinnya yang dd?unskafi ssbegai bahan |Embaian
,spos+iflcsr rin{.r& 8su te68ns dan p{zlaran a{.and mura, sleu ,stksjsruasj
h8rus meB]e{uhi
5.6 BahEn tumb*harl
ufliuk dlgunakan ssfieS8i balran trsrnishan mlflarelpads bGlo,l sefnan podaad (AST]'I C
1 ) Bahan tsmbahsn yang digilns*an pads bsisn hafl.ts mendapst FEr$Es.ljii&n lerlBbih 618).

d*hulu daft F6nga${as i6pengan-


t) Ks{ak tungku pijar yang diperhalus yang digunaksn sehagai bahan temb6han heruB
l) Unluk kssslr{uhan pekerjsa!, bahan lamtahBn yang digunshan iarus,"aarnp, secars mBElenuhi '$p6sifiks.si urtu,k ,{sdt iffigl&r:, piler yanC dag6,rr?aJ&s $,itu* d8uns*8n psds bsfol,,

kDasi$ter: nrenghasil!€n konlFosisi dan l(r'ne*E yanp safira deBgen yang diaali{kalr o}sh dsn flrodaf{AsTM C 98S}.
pr*S.uk yafig digr.]ilakaR d&lam rn&Eeniukan Frspal3i campu{alt betcn sesuai dsqEafl 7,?.
&) Bahan iarflhallgn yang dig&&fikan pada b*ton yanp rnengandung sornen ekpansif
3) Kalsiun klsdde stau ial1an tambah*n yang rne!)gafldung hl8{irda tidak borieh digunakan (AsTM C 845) ha.us $c8k dailgafi ssnnen yang digunskan tarsebu! dan filenghssilk&n
p*da b€ton p.ai.Egsng, psda b*toft d8figsn alumin.ium l€$ana:n, stau F&da betsn yang dicor psngsruh yailg tidak neIUgikan.
defiga$ rnsnEgunakan bet(isting baia Salvanis. Linal S.3{2} Csn 6..4{t}
9) S,{lco fu.ns yang digunct(an xeb,*gai bahan tarrbahan hatus B6*l}ai dsBgan "qpds,f&ss,l

4) Eahar laalbahan p8rnS&r1uk lalemherq uda;e harus n'..erFeriuhi 5|l! 03-2496-1S91, unr&* $irce fLrss unluk drgiufle*8n pads bs{sr} d8n morisrsan?8r}&dm'ls" TASTM C 1?4S}-

Spe.sr*&&l bshsn la$r,tsahsn p6fib6n$J& q|$iaffblrrg !,rnlu* &{}ton.

5] Baian tarfliaian pen0urang air, pecgharrhat rsBk*i hidrssi bet*o, p8m*rcEpat tas{isi 5.? Fdnyknptnenkhattsbrh$n
hid{asi balor:. gabLrnsan pBngurang air dan pGnghamba: rBek*i llid.ssi beton dan gabungan
,l) Bairan sarnen dan agrassi hafus dislanpan s$dErnkian rupa untuk rnEncsg.ah
pengurBng air dsfi p€irnEr*apel rsai€i hidrad bston l*Br$s rnarreriBhi "sp8srfikssir &s&en
kErusakan, atau intrusi bahan yEng tnanggsnggu^
lambsfis$ kls!li8|r.! lJnlr* ,h*lon" (ASTldl C 484} atail 'Sp6s,i,fi,tasr ufltut Ss&an ,sm6s,har
&J,!ris&,r dnlilto {iangi?asilkan $a&ro dsngsn Jist Ecs&En }ran$ h.n$gr ' {A.SfM C 181 f}. ?) seriap h8hao yang telsh {Efganggu axsu t8d{oBterninasi tidslt bobn digunakan ufllut
pernbualafl Xaton.

152 153
Larnpiratr A sNI 03-2847-2002 Lampiran A sNI 03-2847-2002

PerBi.aral6$ kBsrJetan betoil febol U P*r3ysrsls$ ijntuk bel6n yang dipengrruhi 6lah lingkunsen yang
menEt.ldung aulfat
c.l R6iio alr - $arfie,!
{ mininum.
ai
66ru i Surld l*OJ ddffi : Srlrd j8&l
Ra5i.oair-senen ysns disyarail(an pada :eb8l 1 dan iabet ? harus dihilung mBftgi$Llns{an itry*lwn I b6h firs d6ryt leL{ l &ni! *n&n !{r*t lbotFn srqlsl
$S&1 i d6lild ri. i i$*i narmeil
beral s*ren. sBsdii deng,an ,ESTtl G 150, AST.,I C 5S5 M. atau ,AST]l!l C 845, di.r"rbalr
Fs,: krtds Lrrrl
lri}an pdir$lsn ieinrys s€3u*i dEngEr,&STI',{ C Si8. k&ra{
ceE$an bB.al abl] :s{bang dan i- ---- . -,,- -.1----- -------
sesusi dqrgan AEIM C g8g. cen siJisa fr:ffa $asjai dang&n ASTM C 1?48, bitsm.anB i r:x -.1 .it i rt"' rl.,t
i.
sigir:1sksn- is$k:! I t..r, n,;jl I i:a.i :[.] ir.;.FlLi:i:. Itf,!5i, i.an i3
Fa!,r*; rinu:!usj,
l l i,:t1lr:\l$i'

6.3 fsngarxhlinskudgan I tr-..r i |li:i1] i:ti.r:,4:1-: ii.*l


f-- -- --

Beisn aien nleFqalari pangaruh lirgtLng8n sileii yrng dibeitmn pa'Ce Tst€r l
haruE ',ang
,'na&enuhi aaiio air"ssrnen dan p&rEyarataft kra? :akan k*ra.k:sri$lik bstofl y.aog i G,&IATA*
i s*r;rr rrr:::l*r *Ers {lsJ:*. ,'5.s:q ': i&l
dile'iapken pada lebel tBrssbua,.

Tabsl 1 Por*yBrat*n unluk pqngaruh lingkungsn khirsug


6.4 Ferllnd$nSan tultflgsn tBrh*dap kor$si

KondiEl lingkungan - s6mn


Ragl$ sar f" minimvmt '!) Untuk Fadinduig3{r tulsngail {i dalarr ba:Dli terhadap koroEj' koossnf8si !8{l kis$da
msksiau*1 t!,lps
rsk$imilm yaog dapat iaru1 da'ar air pads bs:ai kaffi$ rm;-lr ZB hifigg3 4? fi&ri tidEk bDleh
: B{l$l aiafigar J{ire*b,lilas i}rdeh Ia..g l
itt mel8bilri bslas*n yarg dibe.il(an pad* Tabel 3- Bila diiakuh&fi pengu"iiar Jn:ilk rrBnenluhan
tciroaa UE )Eilr-h I q(-Iga- sr"
kaedililgar iBn kl,t'rida lirng daFsl latu: dslsnr e;r, prn*adur *.ii fiGrus iosuai Cengsn I\STM C
i Lrtuk pori;nCrrg*l :L*rg&fi lsrluLlip k$.rsi l

l p*ds ,ctur yarg tcr!*sgafu{ :iigiur..gan l


1t'18.
I ,trg fr*ngirld;ng kleriD-ii dar (asm, aldu *;r l

lu-t TabeN 3 l(andunsafl len ktorid, mekiimum unl$k p6rlindungst! ba.ie tulsngiltr
crhadep hotsel
r e&rATAtrl t+n lr.idr r*rnril {e J:- I $*. brgn
I 1. Dilitarg lc*1xCit b&ia: den tB.:akL jn!L( 5!lox Bomal ]!nls lamp66r rln Xlur ts;rar it'ra&:4 R.i;l ,nr'{!r
: g. ljniLl bsltsr berat tatili $ai lrE{ofr t}da31 r;nqa:
i.l.tE

-ar:*
6.3 Fengaruh linghilngan yang mengand{rng sulfat iir.!! raldrr! i itr

r.l..r, ilr ar .
'! I 88:or yeng dipengarllfli slelr lingkungan yang nBnga.ldrn! srllst yang t*rdeFst dakm f ,irl

la'Lien a:au :anai iarLs nemenuhi parsyaralan pflda Tabel 2, nleu fiarus terbuat dari
sa.neLtihdli Bbllai Can rrernpdnysi rarsb air.&errBn m*k*i.n{$ dJ$ kuat:akan rrinarnurn
scsuni dsrgatr Tabsl ?. t) F8rs}?rairn nilai rasie &ii'.sarrar dan kua: takan beton pcde Tab8l l. dan pa{Eyerat3n

tBbal sslimili b8lon ped& F.T harus digeflJhi apsbil* beisi'l bErtulsilg aksn berad* Pada
2i KalsiJrr hiorids s8bagai baltB lsnbahan:iCak brl8h 6ig:l!'lakan pada b*1cn yf,ng
lingkljngan,-ang nsng&trcung klorida lieag be|'3ssldar! air garam, ai' aut a?'l spranr Csri
cigsr8iruhi ojah lingkunge.n sulf8: yeng b,crciiai bemi hirggs Esllgst berat, seperli ycnB
suqrbs{ gfrr&rr :ErsBbul. i-ifr&: k8tentuaF 20 16 unlrk tendsn kabsl prelB6sng Lanp* lekabn
Iile1ar{Gr pada lBbel 2.

154 155
l,ampiran A - SNI 03-2847-2002 Lampiran A SNI 03-2847-2002

7 Krraltte, perx8nrpuro*, d8n pcfi{t*cBfrn


!) Untuk se:i.ap ecfl1Fl:rEft bBisfi yang b'Erbede, bai& da{i esSe'l( n'Islerial
yang dquftaka:n

eleupun proporei cBmpur6nBya., iarus dilahllken penguli&n'


7.1 Umum
3) Frcporsi belon. tsnrs€uk rasi$ alr"s8Jrlao, dapat dii*taFk8fl sasual dBngso 7 3 atau
'! ) Balon harus dirffi4ang aedsrrikian hiilgga $l8ngissitkan kuat t kan rsts-.at3 sspet"ij
sebagai allerna:lf 7.4 d&ft harus rnotrlenutli keter*uen pasal 5 {Gatnbat 1}'
yarlg disebuifsn d€ram 7,3{2} daE jug8 harus rn€msnuhi krit8ria kaa$et n s8p€{1l yaog
tErdapat dalarn pss6l S. Frch:usnsi nilE, kual iska$ rata-reta yang Jatuh di oawah nrlsr f. ?.3 P€ranc€ngan prirpstBi c&rnpurH* ber&sarkan pang&laflnen lapaqsiltr
sepa{ii $an0 dilsnlilkan dalsm 7.6{3{3}} h.en]slah eshs{il muflgkin. Sslain itu. nrlai f" yang dar$6tau hasll camPuran uJl
digrjfla!(an Bda bqngrnan y&r}g diraflcsBaksn sesuai dangafl eiuran-aturan d&l€fl tala cara
11 tlevirsi stalder
in:, tidax bolefi tureng deripede 17,5 Mpa.
prdl,ksi bftofl rnempuftyai catat&n
{"t) NjBi d8viasi staftdar dspat dip*robh iika fasiliias
2) Katan*ran unil,{ nlai f lwrus didasa*an pad8 uji $lindBr yang dibust dsfi diu.ii
h8Bil uji. Dala hasil uii lraj1{ aten diiadik3r ssbegsi CatB atuan untuk Perhitungan
dtsrn*B'

sebagairnana y&ng di$erEyar8lkan pada 7.E31. 3:andar harus:


l!{Ewaklli i€nis malsrial, prsBedrt lentendalisn rnxt{l dsn
yang setkpa derigan
aJ
3i Kecuali diten{ukan lain, maka penentuan nitai f; harus didasart€n p6ds peflg{jiiEil batsn '{!!]dBi
ya:rq diiarapi(an, dan psaubahefi'perubshan pads aralSrtal etsupur' propo's c6rPuran
yang t&lah herunrur 28 iuri. Bi,fi unnur b8lon yang digufiskan ufltuk pengu$en fu,kan ?8 hari, dalam data FeBgui!*n tidak psdu dlbuel lE$ih kstd dari yallg digunai(al}
p&da p8keia&n liang

maka urnur bston ur*uk penlujbn larsebut tlafiJs sosuai dengan yans dii6nlukEB psda aka{l dilai($kEr.
gambar roflcan& Blsu epesifikasi tBkni*.
trj l$les*kili belon yBng dipe*kk*n ufltuk nen'8nchi keku'atan yarg disYarBtkar atau kuat

f6i tekac f" kis&ran 7 t'{Pa dari yang cilen',ukan ur$t pek8 jssfi yang at{sn dilsk'JlieR'
.lads
4] Eilsrnsna prasedur p6raBcanaan $i8nsyaratka{} psn08{tnasn sBbagaimafie
dinyBtalGn dalarn 1 1.5{?{3}}. 13-? d8fl 14.2{4}, maka ilji labotatodutlo h&ru* dilakl.lksn 3se}rai e) TBFd'rt dar! ssklirsng'turangnyx 38 jlonioh penguiian berurulan Btau dua kelDmpDk

p8Rsuir6n berurular fanE iGnrlahnya sekur*ng'kurangnya 30 mfitqh pangujinn ssperti


yans
dBngan 5l,ll-03"2461'1991, Spss,i,i,*ssi alfrEpat *ngpen uotuk Seron strurdur, ufltuk
Citelratan pade 7.8{?{4}). kscusli sebagsiErana yeEE diiefltuksn pada 7 3{l{?}}
rFeneniukan hubun0an aniara fd dan f; .

hasil uii l'aeg rnamenuhi 7.3{1(1}},


12) J,k6 fs€ititas prsdulsi betsn rdak men1Funyai caisten
sscara
5i Uji kuaL ta{ik bsbi'! beton udak boleh dquBaksn sabagai d8sar pefiariflasn batsn d! tBlaFi n-:snrpLtnyal caiate& ujl dari psnilujisn s8hanyak 15 contsh sarlpa; ?g csntsh
lapangan. bBrurutsfl.rrakadB$asisiafld.8rdilBntrjtraftsabegsihasilFslkalisnsn|Eranilaide!.ias;
siafldat yang dihilijng dan lakt8r s*di*kEsi pada Tstsl 4' 8'gsr'Capal ditsrirra
mai{a cataten
7.3{1{1i}' c&n
hssll pengulien r-sng clgunsk3n hstus rnan8nuSl 0e{Eyeral&n {a! dan ibi dari
7.2 Psmitihsn cimpultn bt{sn $eleEi{ili cstalan lungsBl dari FgngBjiar'-Fsnguiian }ang b€turutan deiam per*rde
heny.a
wak:u idak tffallg da* 45 lieri kalender'
1 ) Proporsi rnatsrial unluh carnp4r.an botli!] harils dilan&kan uniuk mar€haBilksn Bif8l-sfat:
(1 ) Kelecaken daB kensis'tensi lEng msnjsdil{sn b6lo$ tnildsh dioor ka dalam calakafl den
3I Kuat r3ta-tala Pstlu
ke celsh di ss*&liliog tulsflgafl dengan berbagai kandi*i patalsanaan psflgacoBn ]Bng trarus dasar psrnjljlx*n !rcpo{si
{1} Kual tskan rala-rsta perl! f* yalu digilnakan ssbagai
dibkukafl, taBps tsri8dinya Bs*r8g'asi at&u Olsedr0Er lqng bBl*ebih.
CalxgJta.]b*|onhsrucdiambilsebagainil..Eitarbssarderipefsarnsanla1supers&rFaan2
(2) Ka'aianarterhsdappengaruhliargkungEnsepertiyBngdjsyBratkandakmpasal6.
den$an ni.lai deviasi ctandar ses.uai dengan 7.3{1{':J} a15u T 3{1{?}}'
(3) Sesuai dengaa persyarataR uji k€t(uslan 7.6.

156 157
l,ir.rrrpinur A sNI 03-2847-2002 Lanrpiran A SNI 03-2847-2002

{1) Bila cantan uii djmaksudk&n Untuk rnenunj'ukkan bait$,E ptBporsi calnFuran b8tofl yang
Trbal 4 Feltor ,rredmk*rl laltuk d.yloit r*rn&r llkr Jumlatr psnOUIt E
" lgBlS{gi 10 gontS{r diueul}{an arl(an rnansllanrilkan nllai kuat ra!3"rata psdil fr (fthar 7.3(?)}, mata ca!818fl iar3a-

pangulian ! Falrtor r*diltka*l untuk dllirl


i .lumtarr I but haruc rrlswski{i mal€aisl dsn kondisi y&r$ mirip 68ngan ko{tdisi dinlana campuran tarsa-
but akan digunatan. Perulahsn pada rnslErial, heBdBi. dEn propo{Bi dad cclat8B teJssbul
tidak psr{u dibnat i*bih ketat d.ari ytng a,€E dihadapi poda peksi&&n yan8 akaft dibkuken.
Urtuk b*uaft psnsetslan poisnsial kua! rats-rata, calalan ha8i] uii yEng kursng dad 30 contstt
tetapi tidak hurang d&ri tro conloh pc'ngujisn sE{ara berurutat! dapsr ditBriroa salaflIa cststen
penguiraB tal*ebut flitmcskup p*tiqde tr?htu tidak kumng dsri {5 hsri. FrcSa{Ei campuaan
beloB SEng dipeduk3n dapat ditBfttukan rn6lslui intErpalasi kual t€*8fl d&n FIEpo(ei da|i d$8
atau hbih centBh uji yang tnasing-mssitlg rnsmaflilhi pars!.arstefl psds butit ifli.

{2) Jika ii$ak t8rs6diE calar3n haeit uii yEtlg msmanuhi kriteria, n?aka p.oporai carnpuren
b8tsn yang di.peraieh da,i cernpuran pBmoba8n yaflg rnemenuhi batasan-bahsan bBtilfit
t",*f.+1,3{s {1} Cap6t drgunelan:

ab{.r €) KBrnbinasi bahan yEng digunaken harus sama dangan yang digiunekan pada psk6risan
y6flg ai(sn dirskuken.
f* * fu +!,33s*3,5 (2)
b) Campr.rran FBrcobaan ysng men{lihi ptop*rri carnputan dan konsEtan*i yang dipsrluksn
(21 Btle fasiliras prsduksi b6{on lidak rncmpun}tri catatsn hmi{ uii lapang.en unhrk untuk pehaqaan yang akan dilEt$kan haftrs dibt Bl m8llggl.makan sekurang-l*Jrangfiya tiga
perh,itung&n dslia*l Btaodsr yEng mernsniliti katentuan pada 7 i{1{1}} arau I.3{1{Z}J, $ahe i8nis rasio air-sefnBn alau ksMung8n sErnen yafl0 bsrbsda;b*da utlluk rngwhs.silkan suatu
kual raia-rats psrll, f* harus dilstapk&n bsrdBsarkEfl ?absi f dan g€flcatatan dat& kur! rEta- kiaara& huat tekan bstofl yang rnancakup kust rata^rata porlu fo

raia h.aru* iesuai daflqan p8rsyErstan pada 7.3{3}. c) Campuran illi harus dimnsefl&kE;] unlut{ manshs8ilkgn kelscakatl dsngan klss|Bn : 28
mrn dari nihi maksimum yang diizinkan, dsn untuk b*t3n d8ngafl D&tlen isilbahsn
Ttbst 5 Kurd &krn r*&r.tr perlu j.ilm dets tidrk tirrE dtt
Fcnambah udara.. kisar*n kaftdungan udtrailya dibata$i l 0.516 dsri kEndungan LrdaIE
l,ntuh flrarrsixplmn &vllsl strndrr
meksimwn ysng diiz,nkan.

";;;;;;;,;--
r.{pa
i-.*,;-,,"**,,.,*
r.lp"
i d) Untuk sEtiap rado air-sefien alau kadar sarr€n, se*ureng.kttrangnya nsru8 diBus! liga
iir
J

bush cantsh sifindsr Lrj, unluk masing"fiaslng umur uji dan direwsl 8&suai d8ngafl SNI 0$

il-s fi ,;*"-'.-.*-*]--* *-.---i - * --**-


I

2492-1W1. tuarodo pefibilslan dsr psrs$sjan banda blii SEion di ,fl&dr€lontrrn. titindBr
,6r,!!
'- .'-i;-;dl I I
harm diuji Fsda urnur ?8 hari st&u pada urnut uii yang dil8lspltsB untuk penentuan fi.
?1;;priJ*sa;35 I el Bs* hrsi{ oonhh srinder tsrEEbut harus diplot kuffa yane rfl€.rnp8l1halken itubon{sn
u}i
: Lebifi daf 35
&nt&ra raaio &ir'samen stau ksdar 3*nr8fi le{hadap kilst Lsl(en p.d,a ilralr{ u.ii ysBg
ditetaprksB"
3) Pencatatan d8la kl,lsl Bta-rata
Catat*n gmporsi csIrsuran betor, yang diusulkan unluk msnohaailkdn kua! iRkan ra&-rata
fJ Rffiio sir€s,nEfl rrtk*imum ste! kadar sernen minimurn L,ntuk beton ysng akstl
dioujla*ER pada p8lariaBn yang akaB dilakdan harus s*parti yEng dip8dihe{(an pada k*JtYa
yang sama ElEu labah b8sar daripEda kus! tekan rst8-ra' pBriu (lifial I.3i2)) harus rsrdirt d8r!
Dntuk rnBnghasitk8n kuai rata*r6t& yang disl'aratkan olah 7-3{2}, kscua}i bila tBsb 8ir-sarsen
saiu eala!6n ha8it uji lapangan, bBbsrapa catalan hsiJ ui! kilst t8ksn, atau hasil uii campuran
yEng tBbli rBndah Etau kust r.Bl6n ya,rg lsbih tingg; disyaratkan ol8h pEs3l 6. Gsmbar 1
percobaan.
rnsrnpsrlihatkan diagrEm alii uniilk parEllaangan ptBpo€i campumn-

1s8 159
Lir.mpiran A SNI 03-2847-2002 Lampiran A SNI 03-2847-2002

f tu"'-e*""l"L,*t"*,W.1*&!: ui *$: M!11$e!x, u{.* *rrlxrql


ir't ci:r*Bliar nil) *ili$ kisr#t I t{trs &d :r*:; kh| }sF d;$t3i{&s. : 7.4 Pifenesng$al 6.fiSsrrn teltpa borddierlan daia lsp€ng'n 6tau
*,._._---.-.-.-.---.,.-.1
t,mgur8*pffiBobsa,l

1) Jika da*a yang disptstksn pad& 7,3 {ids& teltadia, maks propE{8i csmpuran bahn
*''-u j 'a n,^*" ,, pE Eob&a0 at8il informasi lainnya. bibmana hal lB'Eebut
! lt] @nS ujr bEturuk )1 1*
i i ErufuBfr
- harus dilsn(i.Jkan 0srdssaft(8n
f-. belofi yang dihasilt{en
,oa{'
i___---|- di3otujiri olsi peflBa1*l8s lsparqan^ KuEt lEkan tab-r&t& P8i1u.

'] r'", \,;'\ -i r*r daoganbatlsnyangmttlpd8ngrnyangakandiguflskannaruaaekuranykuraflgnysB,SMPa


,
r

I\/ deriFda kuat tehsn f, yang dic,yarailcan. Altsrnatil int tldtk bolch digunaken
tr,"r,;-i-;- -I
lehih bg38r
+
-
:i tsy!.".r*!*r lslili { j
untuk b€ton dsngan kuat tsihan yang dislaratlaa i8bih bssar dari 28 MPa'

2J campuran b6tsn y&ng dirEncafq roBnufl.,t fuJiir ini harus rnamanuhi pefsyEratan

ksat*aian p*da parat 6 dan ktited& ponguiasn kuat tBkan Fada 7.8.

?-5 Radrhal kutt ral&lEtB

Deflgan torBcdianyB data selams pslakEanasn konrtruksi, rn8ka dliainian untuk fnsrsdilksi
besar nilai salisih sntsra f;" tsrt8dap f; yarlg disysts$(En, salama:
j

, " ..'.d",. l) Tersatlia 3* contah stau l8&ih dsta hBsil uli, rtsn h8sit uii rats-rata rnBl6bihi ka&fltuen
E*El EsPUr*e !.s.Ebeen ting i
ltl nengguneiGn sliucng-lrsngnlB hgs .l
YEng dicyara&an olEh ?,3{2{1$ ysng ditlitung mongguflskan d6!,i8ai s|gfld8f msusi dofigan
rasjo a,rsenen aE- s{,ar cgnan ;enen:
7.3(t{11}. etar.,

2) Tarsodia 15 corliofi hifigga 29 con[d] dais hagl uii, d3n hssit uii tBta"rata mslebihi
!]ct gr6fk k*sl i*rn rat&eta lsied*!
kEtantusfl y&rq disysr6s(3ft elah r.3(2{r}} yang dihituRg o}&ngrguflaks.n dsviEci stendar
i l::Y, **."r.tM r{&.1 t€{s 8b+rB
s6su&i daflgan 7.3{1{2}}, dan

3| Por*yaratan khusu& mengonal p**garuh liogkun0sn pada pasal 6 dipanuhi'

?.6 EYalua3i dan Pener&nnanbalon

1) Bslofl ha{us ditiii d8ngan kBtBnti'lan 7"6(2} hinl$a 7'6{5}' TsMiBi Psnguiisn lapanssn
yang morna*uhi ku8$skasi h&JUs rnslakuksn pangiliian b8ton se88r di hka*i konslrul(si,
mnyiaFkan csr{str-cor*oh uii sitinder yar}g dlporlukan dan msncatal suhu batsn 3eg8f @a
sast rftsnyispkafl @nttlr uji unluk p6n0uiian kua! !e1(38. TBkf}is, h&oratqfiuln yEIe
msmpunysikualifi!(s8ifran.lBmglakillffin*emuapngujiarr-p8nguiianlabofaloriumyeftg
dl$ysratl(an.
Gsmbar { Oiagr6m alir unt$k Srsi}cansan pf,oporsi c&m.puran

160 161
Lampiran A SNI 03-2847-2002 Larnpirarr A SNI 03-2847-2002

4l PeralfuEiafl benda uii Ci lapangan

{11 Jtk6 difl.,inte slei lsngairas lapangar, :nak* hasil Lija kuel tBkar bend.a i.iii *lindef yans
2l Fr*kuensi FenBbjian
dirB1tu'El 6i i&pargan hstu5 dislapkafl.
{1] Pengrr3isn hskuaian m&siRB'm.as;n{ n1ulu bet*n yang di'Br setiep harin},a haruslah {sr;
s6.i] csrloi uji lar hai, atau :iSsk kursr{B dBri saiu c*nt$h uji ljnlijk s*isp 128 nli'b*t*n. {2i Perelrat*n bEnda |l;i di lapang*n harus mengikilli S{l 03"4810-}9S8, i{ElDde

Bt*u lidElr kurapg dari $stu ion:.oh uji urrtuk s8:iaF 5*S n:r luasail ps.muhaan lBnls: rl&u F€rnb{rslen dsn psrsrlrEtan ,&,9nd5 i{i r:i,hp6n$.tr;.
japen$an laru8 di,:4r p,da $Ektu yang
Cirding. {31 Benda'bands rji silindBr yang dirah".at ci
i2J Pada suetG Fska*aen F8ng8{{}raa, ja*a r,plu,?ta lslii adalah ssd6{t,kiao hi,lgga trst{uBr* teruar:t8an d*n d:en:bij dari clr:si *dukafl bel.0n yang sana derigan yaBg dlsunakan untuk

pensLrjieF vang disyara:h.an ol8n I.6(I[1],t hEn]E &ka|l Dj! Ci lab*m:ronun.


n1er.Sh*rttkBn isnjeh uji hBkusi3n
l,eloF kurang{si 5 uniuk sua:u .nrtu belon. rraka rsris.h uji hafiJs dhtnb,il dari Faling Esdikit (4) Pros*dLir un:uk Fe*indilngax d&n psra'J{aian ba18q lstue cipetkB$l jiks ku8| rekaF

5 adui{an yang Cipll![ sexsr& acrk alau d*n rxasirg-rneBrn$ adiltgR bitarnsna jumlah *duken belon ysng di.rawei, dl lapargan a6nEhasil*eft nilai f; yang kbrang csri 8511 ikat :ekan

!6rg dEumkan edalah lursng dsri kn:e. beton psn:.bendieg yang dira'.lal di lsboratorium. Eai3iafl 85% ter$Bbu: tidak hBrla*u jika
{3} Jika v*lurr:e :ilia} dan sualu muiil belo.rr yang digilxaken [{rBng dsri 40 m']. naka kuJi lcksn bstofl yang darasal di lapangan manghasilksR nilei vang me ebir ( sbcsar
pBEgujian &ue: i*&ari ldBk psrfu dilBhrken bjla buHl ierFeRbhiflye .tu,al is&eft disarsflkax d.aE
rninirml 3.5 *i!Pa.
di$etl]ju; *l€h lengss*m€ lap.ang.sn.
(4) Bua:U ui hust ist*n iarus fie'rupakan rll!; kuei tekan rBts-raia dar' Cua cofi:oi r"ii1 5) PsnlEiid;ksfl urtuk has.il il.ji kuat iEkan baton yaog fEndah
silander yqng bsrasal dari BdukBn be,.on yang scma daJr diGii pada on:or b€1Dn 2g- iari atsu ('il Jika$ueluL,jlkJsttskanliha:7.6{2{4}ll hendarii silinderyangdirss€:tdi labor3lcfi*r:
pade umur Lji yErg diletephsn unluh perrxrtuan {. mengha$ilt{sri nl|ai di bawah f" sebesar r:rinirla} 3,5 {,lPe }ita1 I-s{3i3b}}: alau tila ilii kuat
tekan bGndB uji ysng dirafsa: di lapen$sn msflunjukksn *llrangnya podindunEar dsn
3) B*nCa uii la*g dirswal {i lsb6rslo.iun: rnsh !:aru6 dllaiuhan anali$is ilnlrk n:eniamrn
peraleEian ps,Ja terda uli llahal 7.6{d1.{}}1.
{-l} C.3Ftohu*:u!.kjikuailskenha{LsdJs*rbilnenu{L:51{a03,:458"1S8I.&{srsdspstsgigen bshwa lahanan 3tru!{'lLr dalarn r'lealiku: bet&n rxasih dal5m, bat*s yanS arJan
dan.peng€,t1,sian esflfoh rtlruk rsn.iFl"ffar b*l6r'? scgar
(21 Jlka ksFffi:ian rilsi kkal :Bksn beis.n yerg re,ldah 1elah ditelaliui dan hfisil ps:hitun{aF
{21 Benda uii sili:rder }Bng digunakan untuk uji kual ;akcn h,arils dib8n:uk dan di.a\Eat dj rneFuninkken baEss !*h*nan strrttur d&16fi |]l*fi:ihJi Liaba:l bsf,{uftag seca{E signifikan,
lsbs:alsriuir'1 :nsaur:l .$Ni *3,481S-:SSS..rirsisds penTfuralsn den 6,3rai*ratan bsndr uj; dl rn&ka hsfrs dilakxtsn uji rc,ntsh belon uji yary dianrl dati dasrsar larg dips.mat€l*hki3n
leF$r'igsn dso diuji n1Brilr.u: 3l,ll S3" 1S74.1SS0, fidelbds pcr?gujisr kusf ie*Bn b*ts{].
sBsuai sl;i $3-2{S?.18S1, &rercds p8ji{lorT&i,l6.t b*,nds u,ii bdltrn firi dar 5!{l 03-3403"18$4,
{3J Kuar ledan sua:r mi.Jiil bel*I] dflpat dikateg*akar reemenuhi Eyaral ji&a Cu& hel bari\ut l,{8tod8 p8nqrrjidn krisl lei{sn fielcx i$.ll. Pada ui; coilob b81*n rnli G.sdbill l]E.us di*rnbi}
dir*jlJti: psl:ng sedikil :iga bend3 ,rii un:uq se:itp u.ii kr'at ieisn yang mBrrpuxyai nilai 3.5 MPa dl
al Se:isF :]:la: {B:*-raiE dari tigs uj: tibet lskan yarg her$rrJiao n]Bm?ur}.sa nilai }Eflg sanra
bassF ni:ai persyar3tan 4.
atsD le,ilih basar da-ri f" .

{3} 6;le bBlon pada stBklLr is.ada da;an' kondrsi kE,ing s*larna .na5& lsyan. I1:ska Sendi
bJ Ti6*k aie iila: uji huat lekan yang Cihilung eebasai ni|ai r*:a,ratE dal:i *or hasil rjl belnr inti haruc dlbuai kBring bdarB {pada lemperatur l5"C hingga ?5'C, t8ismtaban
uj:i
coaiai silinda. mB,r'rFu{yai rllai di bawah f. rflechin lar 3.5 MPa. rcletii kursn{ dari 5r}1,i} sel€ma 7 hari s6beln$ Fsflglijian, dan h3rus diuii ca,anr ksndisi
{4) Jika sa:air satu dari pe;Eyaraiax pada 7.6(3{3}} :i.dak isr;s.:lrhi, nloka harils d;Brr:bil kEing. Eiia b6ion pada slrulilur bcrad& pada kaadaafl B8ngai Eatsh selgrna masa layan'
larg{ah.langkeh uniuk mEnjnskalten hasil uji &L*t lstBn .ata.rats prda peflgBcaren betsn msks bsloR lnli h3rus dirssdan: dEism Bi{ $ekJrang-ktj.angnya 4tl jEfi dan herus diu.} dahffi
b8rik,Jlry*. Ps;syeratan Fad& 7.8{5} la{us CipErtlatitran jika ketentuBn 7.6{3(3bl} tidak kE$d;sl basai.
iertEn$hi. 14) Esior psda daersh 'fang diilakili $eh uii be:oil ;n!i h3rus dianggsp cLkrF cBcars *lruki$r
iika k!3i lE*&n ra..a-rat6 d.ari tisa hetoB in:i adalai miflirsl $ana dengsn 8511 l"
car iidat

162 t63
l,:urrpirtrn A SNI 03-2847-2002
Lampiran A SNI 03-2847-2002

ada satupun bslon iflt yang hJet i8kenflyB kurang dad 1516' t - T&mb8tlan p€nQltjtaB betsn
{3} Penranr.puran iatus d:lakiikan sacara terus $eoarijs sslarna s6kilrang'k rangnys 1}i
inlt ysr}g di8firbil dari kka*i yang marnpe$ihs*an hasit kBkueta& bstofl inti yang iidai* BlBBii ss:elalr ssnrus bahan bersda d3la{n w.sdeh psflc*mpur' kseuali bila dspsi
bBratr.rran diperbg{ahkan.
dire{lihstksn betllfa waktu 3xng t8bit} singkat dapa1 nerneftuhi persyaitEian uji k8seragalran
{5} Bita krlteria ?.6{5{dn tdak dipsnuh, dan gila tehanEn struktur rn8sih rnaragukan. rnat€ rarnpuriEr'r SNI 03.4433"1 997. Spes;.f,(ssi SeIili siap Ps*&i.
perqairaa aapangan dssst rTlemjnia unbJl( dilaku*sn pengu,:ien bpangan lahanafl stru,kt r den peicsmpuran bshan harus mamaailhi aidsn yanB bB;laku
{.{} Pengoiahan. pe'la{&ran,
beton 6s$u8i dengan ps8€l ?2 unfui{ bsglsn-bagiar Bt{ukt{Jr yang bElrnasar&h t*Isebut, stsu peds Si{i 03-4433-lSgI. Spssmkasr bston a,spPeksr.
rnela*ukEn laBgkah-'gngksh iainilya y€ng diEnggap bp€t.
(5) C.slat&F rinci lisrus disirrpafi CBr.San dai.a-C*!.a llaog fl1eliputi:

sl junls.h aduhan yBng dihasilkan;


7.7 For*lapan p*ral'lafi dan t&,ltplt pBnyfulrpsfisil
b) progarsi bahan yang diguaakun.
Ps.sicpsn ssbelum pengacor3fl hston fileliptrti hai berikrt: f) Felti.asr lskErsi trlenge$?rsn !3ds slruklur
[1 ] Sernua paralatan untuk pen*arflpu.an dan pengaflgkutan b*tofl herut bemih. dl tan{gal dsn yratlu pensarnpurafl dsrt per:lieaa{an.
{2} Sernua sarnpah ar5u i@tsran hanjs difiilang*an dari Dsleksn ysng skan diisilsbn.
(.3} C.*takan harus ditspki z8t pelu.flas p&rm{kaan *ehiflgg8 mudatr dibwrgkar. 7.9 Penga.ataran

{4} Bag,an dtnding ba& p8nglsi }aflg slffir} bsrssntuhafl dsng8B bslBn Eager harus dalern "!) Eoln:r harus diafi:arkafi deri lsrtrpsi o€ncarfip{lraB kB lskasi pengscsrajl dengan cara'
ksodisi bassil.
cafi !,an! dapei f}l8ncegah !erjsdiilyB periisahan {ssErsgasi} alsu hilensnya bahan.
{5) Tulangan han s lenar-benar bersi{r dsri lapisan yafig nEngganggu.
{6} Seb8{urn beton dic6r, aiir harus dibuang dari krnp,st psflg,Bcoran kecueli bita digunsksn i) Feralstaii pangsfltar harus rfldmp8 mEnganla$€n beton ke trBrFpnt p€ngacorar lsr}pa

*ffiJE. pEmi*ah&& bahar dsq !.anFa sEld yBnE dstat fll.angskibEt&B hita,:lgnya plaBtis.ii6s aampuffiR.

(7) Sernua kotoran dan lagian perrHJksan ,Eng dapat lspas al8u yang kualrta*nya kur*.ng
baik harus dibs{Bii}kan sBb8*um ps{tgesoran ianiutan ditstukan pada penflukaan b8tsn yang 7.10 Pen'gacoran
Itslsir rn8ng€i€s.
1 l E8lon hErrs dicEr ssdaket $Jrgkio pada posisr skhirnya unluk mcnghindari terisdinya
seg.Ggasi ak:bB! penangaflan hembali a'3u sssrega.si ,k.bat pengelirsfl.
?.8 Farcanst^lnan

2) Pengecsran leisfl hsrus dilakukai dengar: kECepalBF cedEfiila&n lliqgga ba1$n s8lsmc
1 ) Sanrua baiax hei3fl harus diaduk secr{a sa,tBa,na dan hs.uB dilua&gkelr Eelilruhnya
pengee8ran lersebui i8tap delarr kBddaar FlaBtic dsB densan mudah dapat msnBki {uang d1
s€Solurn pDncampur drisi kembal..
6nlare tulangafl.
2) Belon eiap pahai h€rus di.ampu dan diaflta.*sn se&Ej parsysraian 5.!.ll 03-4483"1997.
Spcsrfi&as, bsrs.n siep psfEi ateu 'Spssr#(es' yffg disust rir6jhful p*ns*arEn
3) Beton y3ng tetah [rengera's seb*gia$ atgu beion ya*B i8lah terkon:srIioasi oleh bahan
{,rntuj{ ostff?
larfl lidai bol8lr dlELnahatr unluk pargscorf,n.
rro/ume d€npaneampuran nremerus'{ASIM C e85}_

4) Beton ysflg Cf,anbah &ir legi alail E*lori yarg lelah dicampur ulsRg setelsh pengil(atan
3 ) Adukan be1srl !,ang dics!-rfllr di lfipsngan herus dii{al Bsbagai hsrikrt:
E*€l :;dak bo;,sh digrnaken, kscuaii bila diss'.uijJi oleh petl€ewa$ 'iaPan&an.
(1) Pencarnpuran harus dilalstksn dsargsn mBnggunal€n lsris p*acarnpur yang i6rsh
disctuiui.
5l Selel8t din'ulainla FEnSBCoran, rncka pBngecsra;l tsrsabul hsrrrs dilakukan ss{fira
(2) iresjn Feficarnpur h8ruB dig,utff dsflgan kscapstran ysRg diearEflkan ol8h pab{ik
rnenerus tlingga mengisi sacara penuh panel ateu p$lemFBn$ sarnpai bstesnya. atau
pembuat.
ssrnt{rgan yeng d*atspkan sebsqairnana lang diiaifl*EB slau drarang oleh 8.4.

t64 165
Lampiran A SNI 03-2847-2002

6 ) P*ffnukaan atas cebltsn yea.lk6i sEc&r& irmurn h6.nls datar.

?l Ji&a dtpsilu.kan siar pelaksansafl, maka sambuftgan harus dibuat sesuai 8.4.

8) Sarnua baiqfl iarl]s dipadatkan **cara nreny*luruh dangan oranggunsksn


yEng sesuai selarna perry€€oran dan hafijs djrJpayakan rnsilsici s*ks.liiing lulangias dan
E8*uftJfi celah dan m*suh kB $en:u& sud.ut cslal€n.
pe.rstatan
Index
7.11 PerB$a{6n kton
'!) 8e:or {Erlain tslon kualer,\,B}iinggi) hnrrsdir3wat pada suFudi ala{ l0'C dan dalan absorbsi. 49 c 295.26
ko:irdid lembab unruk sBkijrang.kursngnya sabfFe 7 h.al' *eielsh psngecDraB. kBsuali jilia ACI c 31,42
di.Ew*t rnBnun f.1:{3}. 116R, 28 c 40,26
Ii Beton ktjs! av}&l tiftggi hsrus direlr8t SadE silhu di arEs 10'C dEE dalarn kondiBi lembeb
201-2R,43 c 566,26
unluk sEkJrang-hurBnBnys sBlslna 3 hari partarna kacuaL, jika dlrswat xn6m3rut ?.1 1{3}. 217.7-91,30, 34 c 70,26
3) Fera*,etandipercepat
212,28 c 87,26
{ 1 } Ferawalan d8ngan uap bBrtstsnan i}ng$i, p€flguepan pade lai(gn8R atrnosfir, panas den
226.3R, 35 c 94, 41
larnbab, al6u g{Ess.s binnya y€ng dapai ditErima. dEpai dilakukan uniuk memg8roBplt acuan, 8,40 c136,44
p6ningt(ei&n kektiaian dan men8.ursi]gi $akis pa.rawsien. agregat, 5
(2J Percepafan $aklu parawalsn hsrus rnamb8.ikan hbai tekan b*ton psda tah8p agregat alami, 12 Bahan Tambahan, 28
pembeb8naa yang diti{jftu e6hutsng-kurangnya sarna dEngan kuat rgneans psrlu @a agregat maks, 73 Bahan Tambahan Kimia, 28,29
tal,lsp pembabsnan tarsebut-
akselerasi, 29,32 Bahan Tambahan Mineral, 28,
13) Pro*es parawBian harus sBdsmiki8n hiilgg8 b6rsn y3ng dihasilkan msrnpunlEi tic0k8t 34
keauetan paltftg tidsk sama dengan yang dihasilkEn olEh rr€tod8 pa.avistan psda 7.11{!}
alami, 12
ASTM bekisting, B, 40
Elab I-t !P).
c 150,43 beton segar, 11
4l alei psngBsas laF.arlgan, rnska d8pat ditakuken pnambahan url ko&t bleeding, 29
tekBlr
Biia dip8rlilrt(e&
bslor sasuai deagan 7,6{4} untuk menjsJr]in lslrwa Froses p*rEwatafl yang dilakukan
c 495,29
c 618, 35 blending, 21,23
tBlah mam.en uhi psrsyeratan.
c 717,26 BMT, 68, 69
7.{2 Per3yaratin $!aca panas c 123,26 fly ash, 81
c 727,26 kuat tekan, 71
Sslana cuaca panas, psristian h8rus lebih dib€rikan psda b6ian daaar, ca{E prdu}{si,
c 728,26 MH, 75
pcn;Enganan! pengeco{an. Flndungan, dan psraby&tan untuk mon€8gah taris$ny8
temperatLrr bstan alsu psflgilapan air y8ng badsbiheri yang dEp6i mcrEberi pengaruh nega$f c 136,26 penyesuaian, 81
Fade mulu t€to.$ yang diharlikan atau psd8 karnarnpuan laysn komgeflGn al&u slnuktff. c 142,26 penyesuaian air, 76
c 29,26, 44 prosedur, 72

166 t67
rasio, 71 kelecakan, 5, 7, B pretensioned, 32
slump awal, 73 kelembaban, B, 49 proporsi campuran, 3
BT, 28 kepadatan, B
BTK, 29,29 klorida, 9 rasio, 5, 9
fungsi, 29 konsistensi , 7, B, 29 rekomendasi nilai slump, 39
tipe A, 30 korosi tegangan, 32
tipe B, 32 segregasi, 7,29,39
tipe C, 32 lingkungan, 9 semen, 5
tipe D, 33 sementitious, 7, I
maks agregat, 73 setting time, 32
tipe E, 33
mass concrete, 39 sintetis, 12
tipe F, 33
mempercepat,29 slump, 8
tipe G, 33
memperlambat,29 spesifikasi, 3, 5
campuran, 5 menghambat,29 SSD, 16
menghemat, 29 sulfat, 9
densitas, 5 metode massa, 49 surfactants, 30
dinding pondasi, 39 metode volume absolut, 49
durabilitas, 5, 9 MH, 15 tendon, 32
modulus, 12 tipe konstruksi, 39
exposure, 9 modulus elastis, 12
rnodulus elastis dinamis, 12 vibrasi, 39
fly ash, 5,35,79 void, 40
modulus kehalusan, 75, 49
fungsi BTK, 29
panas hidratasi, 29 waktu setting, 32
gradasi, 14,23 workability, 7
pavement, 39
gratlasi gaburrgan, 23
PCB, 7
lrirlra,tasi, 29 PCBB, 37, 6g
IIIIWR,. 29 PCBMT, 68
penampilan, 5
k;risorr. il9 penggabungan, 23
lirrlirl<t t'ristik, 3, 5 pondasi telapak, 39
l<t,;nt,r,tart, 11 pratcgang, 32
lit rli tttt,trln, 5, 8, 11 prematur, 9

168 t69
l-1
Lrl ASTM Committee C09. ASTM C 136 01, Standard Test
Method for Si,eue Analysr,s of Fine and Coarse Aggregates.
ASTM International, 2001.

t8l ASTM Committee C09. ASTM C 39M - 01, Standard Test


Method for Compress'iue Strength of Cyli'ndri,cal Concrete
Daftar Pustaka Spec'imens. ASTM International, 2001.

tel ASTM Committee C09. ASTM C 125-03, Standard De.fi'ni'-


ti,on of Terms Relati,ng to Concrete and Concrete Technology.
ASTM International, 2003.
[1] ACI Cornmittce 211. ACI 211.1.91, Standard Practice for
Selectrng Proport'ions for Normal,, Hea,uy Weight artd Mass [10] ASTM Committee C09. ASTM C 33-03, Standard Speci,fica'
Co'ncrete. ACI, 1991. ti,on for Concrete Aggregates. ASTM International, 2003.

ACI Conrrnittee 211. ACI 211.4R-93, [11] Mehta, P.Kumar, Monturo, and Paulo J.M. Concrete Struc-
12) Gu,ide for selecti,n,g
ture, Propert'ies, and Materi,als. Prentice Hall, 2nd edition,
Proport'ion,s .for High-Stre'n,gth Concretc ,wi,th Portlan,d Ce-
m,en,t art,d Fly Ash. ACI, 1993. 1993.

t3l AST\,I Cornmittee C07. ASTM C 150-02, Stan,dard Specifi- [12] Rachmat Purwono Pujo Aji. Pengendah,an Mutu Bet'on,
cation for Portland, Cement. ASTM International,2002. Sesua'i SNI, ACI dctn ASTM. ITS-PRESS, 2010.

ASTM Cornrnittr:e C09. ASTM C 494M-99, Stanrlo,r.d Spec- [13] Purwono Rachmat, Tavio, Imran Iswandy, and Raka I.G.P.
[4]
rficati,on, for Cherni,c:al Adrnirtures for Concrete. ASTN,ll In- Tata Cara Perhi,tungan Struktur Beton untuk Bangunan
terrrational, 1999. G ed,ung ( S N I 0 3 - 2 B 4 7 - 2 0 0 2 ) Di.lengkapi' P enj elas an ( S - 2 0 0 2 ).
ITS Press, Surabaya, 2007.
[5] ASTN{ Cornnittee C09. ASTM C 127-01, Stan,dunl Test
Meth,od for DerLsi,ty, Relat'iur: Den,szty (Specifi,c Grauity), an,d [14] Dinas Pekeriaan Umum. SNI 03-2834t-2000, Tata Cara Pem-
Ahsorptiort of Coar,se Aggregate. ASTNI International, 2001. buatan Rencana Campuran Beton Normal. PU, 2000.

I(il ASTI\"I Conrmittee C09. ASTM C 128-01, Stan,dard Test [15] Dinas Pekerjaan Umum. SNI 03-6815-2002, Tata Cara
A.ttcthod Den,s'rtq, Relat,iue Den,s,ity (Specific
Graatty), and Mengeualuasi Hasi,l Uji, Kekuatan. PLJ,2002-
for
Absorption of Fine Aggregate. ASTM Iriternationai, 2001.

t70
171
B;.?af, Prr,-"lii,

Prof Ir. Rachmat Purwono, MSc, IP-U HAKI


adalah guru besar Emiritas bidang I{onsttuksi
Beton Bertulang dan Beton Prategang di ITS
Surabaya. Lahit di Jombang pada tahun 1932.
Sariana Teknik Sipil diperoleh di ITB pada
tahun 1954-1.959, dan Magister (MSc)
ditempuh di University of !ilisconsin,
Madison, pada tahun 1980-1981. Di samping
itu pernah mendapat pendidikan tambahan
lain satu tahun dalam bidang I{onstruksi Beton Bertulang
^fltzrr^ dan Beton Prategang (I<BP) di TH Delft, Belanda, pada
(I<BB)
irhl].r' 1,967/1,968 dan satu tahun iuga dalam bidang Industrial
Management di LPPM Jakarta dan urivich Management centre di
London pada tahun 1'971,/1972.

Dengan latzr belakang pendidikzn tefsebut di atas, Prof. Rachmat


selaria bergabung di Jurusan Teknik Sipil, FTSP-ITS, mulai tahun
1.962 sampai pension pada tahun 2007 pernah mengaiaf mzta
pelaiaran*ng, f<Bp, Beton Teknologi, Dasar-dasar Manaiemen dan
Perilaku Daktail Elemen dan Struktur Beton Bertulang'

Semasa aktif tersebut, Prof. Rachmat juga ikut berkontribusi sebagai


anggot^ dalam panitta peny-rsunan pefatufan-pefatufan yaitu (1)
P.irtrrrn Beton Indonesia GBI) 1971 dan Q) SNI 03-2847-2002 ;
(3) Tata Cara Beban Desain Minimum untuk Gedung dan Struktur
Lain (BSN R SNI2)

Selama rugas institusional yang pefnah diiabat antara litn,


di ITS,
pembantu Dekan I FTSP, I{etua Pelaksana Hatran I-APITS, Ketua
Bidang Pengembangan ITS, I(epala Lab' Beton & Bahan Bangunan
tet nlt Sipil trTSP ITS, PR IV Bidang Pengembangan ITS'
Jrrrrrsui
Pi-pto P3-ITS, Deputv Proiect Manager ITS-ADB dan PR Il
Bidang Administrasi Umum ITS, dan terakhir sebagai Nata Sumber Dr. Puio Aii menempuh gelar 51 teknik sipil
Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan, FTSP-ITS. di ITS 97,52 di ITB 2002 dan gelar doktor di
Technical University of Graz tahun 2006.
Setelah pensiun, selain menflsun buku ini, Prof. Rachmat telah Sejak tahun 1998 beliau meniadi dosen tetap
menerbitkan 4 buku, yaitu : juusan teknik sipil ITS dan saat rnt mengaiar
1. Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa Sesuai di S1 maupun pascasarfana.
SNI-1726 dan SNI-2847 Terbaru, Tahun 2005, Edisi
I(eempat, Tahun 2010, ITSPress. Setelah kembali dars. Graz, beliau sempat
2. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan dituniuk menjadi sekertaris iutusan Teknik
Gedung (SNI 03-2847-2002) DILENGKAPI Sipil, MR ([danaiemen Representative) ISO (Intetnational
PENJELASAN (5-2002), Tahun 2007, ITSPress Organizanon for Standardtzalon) di Jurusan Teknik Sipil 2006 dan
3. Evaluasi Cepat Sistem Rangka Pemikul Momen Tahan Kepala Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan ITS di tahun
Gempa, Tahun 2007, ITSPress 2007.
4. Pengendalian Mutu Beton Sesuai SNI, ACI dan ASTM, Pengalaman proyek yang telah dilakukan diantaranya analisa stuktur
Tahun 2010,ITSPress bangunan beton 4 lantai untuk bank dan restauran di Surabaya,
znaltsa petbaikan watef tank di Riau, analisa struktuf warehouse di
Jakarta dan analisa kontrol kualitas dari proyek pembangunan
chimney di Paiton.
Beberapa m ta kuliah yang pernah diampu diantarunya:
pemfogfaman komputer, mekanika bahan, mekanika statis tertentu,
t.totr pratekan, optimasi di teknik sipil, artificial intelegence dan
teknik penulisan ilmiah.
Selain menjadi HAKI saat ini Dr. Pu)o iuga aktif sebagai
^nggotl-
ACI (American Concrete Institute).
^nggot^

Anda mungkin juga menyukai