TENTANG
KEAMANAN SEKOLAH
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELAS :1 - A
Penulis,
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN .................................................................................. 5
B. SARAN .............................................................................................. 5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menciptakan sekolah yang aman, nyaman, dan disiplin sangatlah penting agar
siswa dapat mencapai prestasi yang terbaik dan guru dapat menampilkan kinerja yang
terbaik. Sekolah yang aman, nyaman dan disiplin adalah sekolah yang warga sekolahnya
bebas dari rasa takut, kondusif untuk belajar dan hubungan antar warga sekolahnya positif.
Sekolah yang aman, nyaman, dan disiplin menyediakan lingkungan fisik (gedung,
kelas, halaman). Selain aspek keamanan fisik, kenyamanan atau disebut iklim sekolah,
yaitu menyangkut atmosfir, perasaan, lingkungan keseluruhan secara sosial dan emosional
sekolah juga harus diciptakan secara positif. Faktor yang mempengaruhi kenyamanan atau
iklim sekolah ini adalah hubungan atau keterikatan antar warga sekolah, interaksi antar
warga sekolah, rasa saling mempercayai dan saling menghargai antar warga sekolah. Bila
keadaan faktor-faktor tersebut tinggi maka semakin positif iklim sekolah tersebut.
Keamanan, kenyamanan dan kedisiplinan suatu sekolah ditentukan oleh nilai-nilai
dan sikap warga sekolah, termasuk kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, komite sekolah.
Pada sekolah yang aman, warga sekolah mempunyai komitmen yang mendalam dalam
menciptakan dan menjaga sekolah. Insiden intimidasi, kekerasan diselesaikan dengan
cepat, efektif dan pemulihan hubungan antar warga sekolah cepat dipulihkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah interaksi antar warga sekolah dapat meningkatkan keamanan dan
ketertiban di sekolah?
2. Apakah sikap dan perilaku antar warga sekolah dapat meningkatkan keamanan dan
ketertiban di sekolah ?
3. Apakah peran guru dapat meningkatkan keamanan dan ketertiban di sekolah ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
i. Adanya pemodelan/ contoh prilaku dan sikap yang diharapkan dari semua staf
sekolah
j. Adanya hubungan yang baik antara sekolah dan orang tua, komite sekolah dan
masyarakat.
3
D. Meningkatkan disiplin siswa
Sayangnya disiplin di sekolah sering didefinisikan dengan prosedur yang terfokus
pada konsekuensi pemberian hukuman. Perspektif disiplin secara tradisional ini kurang
sempurna sebab tidak memperhatikan perkembangan dan tidak mendukung prilaku pro-
sosial yang ditunjukkan siswa. Riset menunjukkan bahwa memberikan hukuman saja tidak
cukup untuk menekan prilaku menyimpang dan mengembangkan prilaku pro-sosial siswa.
Dengan demikian definisi disiplin menurut paradigma baru adalah langkah-langkah atau
upaya yang perlu guru, kepala sekolah orang tua dan siswa ikuti untuk mengembangkan
keberhasilan prilaku siswa secara akademik maupun sosial. Jadi disiplin dianggap sebagai
alat untuk untuk menuju keberhasilan untuk semua guru, dan semua siswa di berbagai
situasi.
Sekolah tidak lagi menggunakan pengelolaan penanganan prilaku secara individu
dan terpisah-pisah tetapi menggunakan pendekatan sistem disiplin yang menyeluruh yang
meliputi penanganan prilaku yang terjadi baik di kelas, halaman, kantin, kamar kecil dan
lain-lain.
E. Mencegah Prilaku Menyimpang
a) Meningkatkan Kualitas Sekolah.
Sesuaikan pembelajaran dengan siswa (contoh mengakomodasi berbagai
motivasi siswa yang berbeda dan perkembangan siswa yang berbeda)
Berikan status tertentu bagi siswa yang kurang populer (peran khusus sebagai
asisten atau totur sebaya).
Identifikasi dan remedi kekurangan secara awal.
b) Tindak lanjuti semua penyimpangan prilaku dan penyebabnya.
Identifikasi motivasi siswa yang melakukan prilaku menyimpang.
Untuk prilaku menyimpang yang tidak disengaja, berilah penguatan cara
mengelola/ menguasai diri (contoh keterampilan sosial, cara memecahkan
masalah).
Bila prilaku menyimpang ini,
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap sekolah harus menjadikan aturan wajib adanya polisi sekolah. Dan bagi
sekolah yang tidak memungkinkan adanya polisi sekolah seperti di tingkat SD maka
kepala sekolah berkewajiban membuat jadwal untuk menugaskan para guru dan penjaga
sekolah dalam membantu peserta didik saat menyebrang jalan raya.
B. Saran
Kepada sekolah yang belum memiliki polisi sekolah segera melakukan pelatihan
bagi peserta didiknya untuk berlatih menjadi polisi sekolah. Dan bagi sekolah SD kepala
sekolah segera mengatur untuk menugaskan bawahannya untuk mengatur saat para peserta
didik yang akan menyebrang jalan raya.