5. Bila P kurang dari 6 jam ( 90 ) dan li dan zawal senama dimana z lebih kecil
Dari lintang,maka :
Jawab:
Bila P kecil dari 6 jam dimana li dan z senama serta z lebih kecil li maka:
- Dari titik terbit sampai lingkaran vertical pertama azimuth adalah
negatip.
- Pada lingkaran vertical pertama, azimuth = 90derajat.
- Dari lingkaran vertical pertama sampai titik rembang atas,azimuth adalah
tumpul.
Bila dilukiskan :
Lihat gambar: Umpama li=30S dan Z = 15 S
STU = Cakrawala
KI = Katulistiwa angkasa
LH = Lingkaran edar harian b.a.
SX = azimut b.a. M1 ( lancip )
SR = azimut b.a. M2 ( 90,berada diling-
Karan tegak.
SY = azimut b.a. M3 ( tumpul )
6. Jabarkanlah rumus untuk perhitungan titik tinggi.
Jawab :
Perhatikan gambar dibawah ini:
Segitiga bola ZTP adalah segitiga paralak, dimana sisi2nya adalah : 90-li , 90-z dan
90-th, : maka,
Jawab:
Unsur yg termasuk dalam koreksi tinggi mata adalah = - ptlm – lsa + paralak tinggi
+ 16.
Unsur koreksi tanggal = + ( ½ g.m O – 16 ).
14 Kenapa koreksi tinggi mata pada pengukuran O umumnya bertanda ( + )
Sedangkan untuk bintang adalah ( - )
Jawab :
Koreksi tinggi mata O, Koreksi tinggi mata *
PTLM = - ( kecil ) PTLM = - ( negatip )
LSA = - ( kecil ) LSA = - ( negatip )
Paralak tgl = + ( besar ) Paralak tgl = 0 ( nol )
½ g.m.O = + ( besar ) ½ g.m.* = 0 ( nol )
_________________ _____________________
Jumlah = + ( positip ) Jumlah = - ( negatip ).
Jadi koreksi tinggi mata O, umumnya bertanda + ( positip ) dan * = - ( negatip )
15 Apakah yg dimaksud dengan LHA ( local hour angle ) sebuah benda angkasa
Jawab :
LHA sebuah benda angkasa adalah sebagian busur dari katulistiwa angkasa,
Dihitung dari derajah atas, kearah Barat, sampai titik potong lingkaran Zawal
Benda angkasa itu di katulistiwa
p. Bagaimanakah cara mendapatkan nilai sudut jam ( P ) untuk O dan *
Jawab :
Untuk O (matahari) Untuk * ( bintang )
GHA O =........ GHA Aries = . . . . . . . .
Incr = . . . . . . . +. Incr = . . . . . . . +.
GHA O = ....... GHA Aries = . . . . . . . . .
Bujur T/B =.......+/- SHA * = . . . . . . .+
L.H.A. O = ......... GHA * = ........
P =.........T/B Bujur T / B.= . . . . . . . .+ / -
LHA * =.........
Jika LHA < 180 , maka P = 180-LHA ( bersebutan BARAT )
Jika LHA > 180 , maka P = LHA – 180 ( bersebutan TIMUR ) dan seterusnya
0 sampai 180, 180 sampai 360, 360 sampai 540, 540 sampai 720, dan seterusnya
B T B T
q. Sehubungan dengan pertanyaan diatas, kapankah nilai P bersebutan
TIMUR?
Jawab :
Sudut jam ( P ) bersebutan Timur ( T ), jika besarnya LHA antara 180 sampai 360
dmana P = 360 – LHA.
Sudut jam timur + sudut jam barat = 24 jam = 360.
sudut jam TIMUR itu,adalah waktu atau busur yang masih harus dilalui b.a.
sebelum berembang atasnya.
Bersambung ke no. 18
b. Titik U dan S adalah titik paling Utara dan Selatan pada lengkung tinggi diatas.
c. Titik X dibujur Barat dengan lintang 50.00 S.
d. XT = arah azimut bintang pada titik X tersebut.
19. Apakah jajar tinggi itu ?
Jawab :
Jajar tinggi adalah lingkaran kecil dibumi, dimana projeksi bumiawi (pb) sebagai
titik pusatnya, dan N ( 90-ts ) sebagai jari2nya. Atau
lingkaran kecil dibumi, tempat penilik2 berada yg pada saat yg sama,mengukur
tinggi benda angkasa yg sama,dengan tinggi yang sama pula
20 Mengikuti lingkaran besar manakah diukurnya :
a.Tinggi dp sebuah bintang ?
b.Deklinasi dp sebuah bintang ? dan
c.Lintang astronomi sebuah bintang ?
Jawab :
a.Tinggi dp sebuah bintang,diukur melalui lingkaran vertical yaitu setengah
Lingkaran besar yg menghubungkan Zenith dan Nadir melalui bintang tsb dan
dihitung dari bintang tsb sampai ke horizon.
b.Deklinasi dp sebuah bintang diukur mengikuti lingkaran deklinasi yaitu setengah
lingkaran besar yg menghubungkan kutub2 angkasa yg memalui bintang tsb,
26 Apakah yang dimaksud dengan projeksi bumiawi ( p.b. )sebuah benda angkasa
Dan jelaskan cara menentukan lintang dan bujurnya.
Jawab :
Difinisi projeksi bumiawi ialah : Titik potong dipermukaan bumi dengan garis lurus
Yang menghubungkan titik pusat bumi dengan titik pusat benda angkasa
Lintangnya : adalah sama dan senama dengan Zawal benda angkasa tsb.
Bujurnya : adalah sama dan senama dengan GHA benda angkasa tsb.
Umpama :
Zawal = 20 S dan GHA = 50
Maka letak projeksi bumiawi adalah : lintang = 20 S dan bujurnya 50 B.
Jika GHA > 180, maka bujurnya adalah bujur Timur ( 360 – GHA ).
27 Apakah selalu garis tinggi yg dilukis dapat dianggap sebagai pengganti se-
Bagian busur lengkungan tinggi ?
Jawab :
Garis tinggi adalah pengganti dari sebagian busur lengkungan tinggi, didekat tempat
duga yg merupakan garis lurus. Namun hal ini ada pembatasannya,artinya hal ini
tidak selalu demikian, sebab untuk tinggi benda angkasa yg terlalu besar ( lebih 85 )
anggapan bahwa gairs tinggi sebagai pengganti busur lengkung tinggi,
tidak berlaku lagi
Maka untuk memakai garis tinggi sebagai pengganti dp lengkung tinggi ialah :
a. tinggi benda angkasa jangan lebih dari 85.
b. panjang garis tinggi adalah sedemikian rupa, suoaya penyimpangan terhadap
lengkungan tinggi adalah kurang dari satu mil.
28 Tulislah ketentuan2 yang terdapat dibawah daftar VI :
Jawab :
1. a. Jika li dan z senama : nilai P kurang dari 6 jam, ( 90 )derajat
maka : ambillah C = A – B ( T=Az ) adalah tumpul.
Atau C = B -- A ( T=Az ) adalah lancip.
b. Jika lintang dan zawal senama : nilai P lebih dari 6jam, ( > 90 derajat )
maka : ambillah C = A + B ( T = Az ) adalah lancip.
2. Jika lintang dan zawal tak senama, ambillah
C = A + B ( T = Az ) adalah tumpul.
29 Bagaimanakah caranya menentukan azimut O waktu terbit / terbenam, bila
anda berada di katulistiwa ?
Jawab :
Rumus umum untuk O terbit / terbenam : Cos T O = + / - Sin.Z sec.li.
Dikatulistiwa semua lintang adalah nol derajat dan rumus menjadi :
Cos T = + /- sin Z sec.li
= + / - sin.Z sec.0
= + / - sin Z x 1 = = / - sin.Z
= + / - sin Z = cos ( 90- Z ) maka :
T ( Az ) = 90 + / - Z
Tanda + dan – pd rumus ini tergangtung dari li dan z tak senama atau senama.
Jika lintang dan zawal senama maka T ( Az ) = 90 – z dan T ( Az ) adalah lancip.
Jika lintang dan zawal tka senama, maka T ( Az ) = 90 + z dan T (Az) adalah tumpul
Sudut P adalah paralak tinggi, dan sudut (po) adalah paralak datar.
Sin.(po) = r / d dimana r adalah jari2 bumi dan d adalah jarak matahari ke bumi.
Jadi sin (po) = r /d = 6378 / 150.000.000 = 8”,8 ( po ).
31. Buktikan bahwa paralak tinggi ( p ) = paralak datar ( po ) x Cos tinggi.
Jawab :
Lihat gambar di no.30. diatas :
r = jari2 bumi = 6378000 meter
d = jarak matahari bumi = 150.000.000 km.
r : d = sin.p : sin.< PMB1 = sin p : sin.( 90 + t )
r : d = sin p : cos. t . maka sin p = r / d cos t = sin ( po ) cos.t.
karena paralak adalah sudut paling kecil, maka dapat ditulis :
sin p = p / r dan sin po = po / r , dimana r adalah radial = 206265”.
Sin p = sin po cos t = po cos t = 8”,8 cos tinggi.
32. Jelaskan tentang menentukan pemotongan dua buah garis tinggi secara
Perhitungan jika kedua penilikan dilakukan dalam waktu yang tidak
bersamaan.
Jawab :
= titik yang dihitung ( titik tinggi ) daripada agt yg pertama, harus digeserkan.
= titik yang dihitung dan digeserkan itu dipakai sebagai tempat duga untuk per-
hitungan pada penilikan kedua. ( lihat lukisan )
TD 1 = tempat duga dari hasil penilikan kedua. ( hasil dari titik pertama yang
dihitung dan digeserkan )
p2 adalah selisih tinggi dari penilikan kedua.
T1 – T2 = selisih azimut yang bernilai lancip.