Jbptppolban GDL Drirharyad 3258 1 Teknikp R PDF
Jbptppolban GDL Drirharyad 3258 1 Teknikp R PDF
Disusun Oleh :
Ir. Haryadi, MT
NIP : 131 911 646
2. Penulis
Mengetahui,
Ketua KBK Penulis,
Menyetujui,
Ketua Jurusan / Program Studi
DESKRIPSI MATA KULIAH
Mata Kuliah
Identitas
Judul Mata Kuliah : Teknik Pendingin dan Penukar Kalor
Nomor Kode / SKS : KBME 2082 / 2
Semester / Tingkat : III / 1
Prasyarat : Termodinamika
Jumlah
Jam/Minggu : 4
Ringkasan Topik / Silabus
Mata kuliah Teknik Pendingin dan Penukar Kalor membahas Teknik Refrigerasi
dan penyejuk AC digunakan untuk mendinginkan produk, proses, atau lingkungan
gedung.
Kompetensi Yang Ditunjang
1. Menghitung daya kompresor dan koefisien performansi mesin refrigerasi.
2. Menginstalasi dan memperbaiki mesin refrigerasi.
3. Menghitung kapasitas penukar panas.
4. Menghitung beban pendingin secara sederhana.
5.
Tujuan Pembelajaran Umum
1. Mahasiswa memahami berbagai teknik refrigerasi.
2. Mahasiswa memahami cara kerja mesin refrigerasi kompresi uap dan
komponen-komponennya, menghitung kinerja dan kebutuhan dayanya.
3. Mahasiswa dapat menginstalasi dan memperbaiki mesin refrigrasi.
4. Mahasiswa memahami cara kerja penukar panas dan dapat mengitung
kapasitasnya.
5. Mahasiswa dapat menghitung beban pendinginan secara sederhana.
5. Mahasiswa memahami dasar-dasar perpindahan panas untuk perhitungan
penukar kalor.
6. Memahami prinsip perpindahan panas konduksi tunak (steady) dan diagram
termal pada dinding datar dan silinder.
7. Memahami prinsip perpindahan panas konveksi paksa di dalam dan di luar
pipa, serta kelompok pipa.
8. Memahami dasar dan prinsip perpindahan kalor pada penukar panas
9. Memahami dasar dan prinsip estimasi/perhitungan beban pendinginan.
CARA PENGGUNAAN
Pedoman Mahasiswa
1. Bacalah dan pelajarilah setiap uraian materi setiap bab dalam bahan ajar ini
secara runtut, teliti, dan cermat.
2. Catat atau tandai hal-hal yang anda anggap penting.
3. Apabila ada yang kurang jelas, diskusikan dengan teman-teman anda atau
carilah sumber lain yang sesuai atau tanyakan kepada penyusun bahan ajar
ini.
4. Setelah anda memahami uraian materi dalam setiap bab, baca referensi untuk
memperkuat pemahaman.
Pedoman Pengajar
1. Bacalah dan pelajarilah setiap uraian materi setiap bab dalam bahan ajar ini
secara runtut, teliti, dan cermat.
2. Catat atau tandai hal-hal yang anda anggap penting.
3. Apabila ada yang kurang jelas, diskusikan dengan pengajar yang lain atau
carilah sumber lain yang sesuai atau tanyakan kepada penyusun bahan ajar
ini.
4. Setelah anda memahami uraian materi dalam setiap bab, baca referensi untuk
memperkuat pemahaman.
5. Catat ketidakterkaitan antar bab dalam bahan ajar ini.
6. Catat ketidaksinambungan dengan mata kuliah yang berperan (tergabung)
sebagai satu modul dalam sistem pendidikan.
BAB I
PENGANTAR TEKNIK PENDINGIN
Pembelajaran Umum
Tujuan
1. Memberikan wawasan dan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai sejarah
teknik pendingin, berbagai macam metode pendinginan, jenis-jenis refrigerasi
termodinamik, dan penggunaan teknik pendinginan dalam kehidupan sehari-
hari.
Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Mahasiswa bersikap positif terhadap teknik pendingin.
2. Mahasiswa dapat menyebutkan berbagai metoda pendinginan.
3. Mahasiswa dapat menyebutkan berbagai jenis siklus pendingin termodinamik.
4. Mahasiswa dapat menyebutkan berbagai jenis penggunaan pendinginan.
1.1 Sejarah
Teknik pendingin atau refrigerasi didefinisikan sebagai teknik atau metoda
untuk menghasilkan kondisi bertemperatur rendah atau menjaga sesuatu tetap
bertemperatur rendah. “Bertemperatur rendah” dalam bahasa sehari-hari biasa
disebut “dingin”.
Teknik pendingin atau refrigerasi juga bisa diartikan sebagai teknik pengambilan
atau pemindahan kalor dari suatu zat atau tempat terisolasi ke zat atau tempat
lain. Teknik untuk menghasilkan zat bertemperatur sangat rendah (di bawah
150°C) disebut kriogenik.
Penggunaan es untuk mendinginkan dan mengawetkan makanan telah dimulai
sejak zaman prasejarah. Dari masa ke masa, pemanenan salju dan es musiman
adalah praktek rutin dari sebagian besar budaya kuno, seperti: Cina, Ibrani,
Yunani, Roma, Persia. Es dan salju disimpan di gua-gua atau lubang-lubang
yang dilapisi dengan jerami atau bahan isolasi lain. Persia es disimpan dalam
lubang-lubang disebut yakhchals. Praktek ini memungkinkan pengawetanan
makanan pada masa-masa yang lebih hangat, dan berjalan dengan baik selama
berabad-abad.
Pada abad ke-16, penemuan kimia pendingin adalah salah satu langkah pertama
yang signifikan menuju pembuatan mesin pendingin. Natrium nitrat atau kalium
nitrat, saat ditambahkan ke air, menurunkan suhu air dan menciptakan semacam
mandi untuk mendinginkan zat pendingin. Di Italia, teknik ini digunakan untuk
mendinginkan anggur.
Selama paruh pertama abad ke-19, pemanenan es menjadi bisnis besar di
Amerika. Frederic Tudor dari New England, yang menjadi dikenal sebagai "Raja
Es", mengembangkan insulasi yang lebih baik untuk pengiriman es jarak jauh,
terutama untuk daerah tropis.
Seorang Amerika yang tinggal di Britania Raya, Jacob Perkins, memperoleh
paten pertama untuk sistem pendingin kompresi uap-pada tahun 1834. Perkins
membangun sebuah sistem prototipe dan benar-benar bekerja, meskipun tidak
berhasil secara komersial.
Tahun 1902, Dr Willis H. Carrier ("Bapak Penyejuk Udara") membangun AC
pertama untuk memerangi kelembaban di dalam sebuah perusahaan percetakan,
sehingga memungkinkan pectakan empat warna. Pada masa sekarang ini banyak
industri yang bergantung pada pengkondisian udara untuk melangsungkan
proses.
Pada tahun 1908, sistem pendingin kompresi uap tertutup disajikan pertama di
dunia, pada Kongres Internasional Pertama Pendinginan dengan sukses. Prestasi
ini merupakan revolusi pendingin karena tidak membutuhkan refrigeran
tambahan selama hidup operasinya.
Bioskop dengan pengkondisi udara (AC) pertama dibuka di Los Angeles,
California (Grauman Metropolitan Teater), pada tahun 1920.
6. Pendinginan Evaporatif.
Beberapa dari mesin refrigerasi siklus termodinamika yang penting, akan
diterangkan di sini. Mesin refrigerasi siklus kompresi uap, akan dibahas pada
bab II.
Mesin refrigerasi absorbsi mempunyai enam buah seperti yang ditunjukan pada
Gambar I.1. Untuk menaikkan tekanan, mesin refrigerasi absorbsi menggunakan
absorber, pompa dan generator. Fluida kerja yang digunakan adalah campuran
tak bereaksi seperti air (H2O) – ammonia (NH3), atau Lithium Bromida (LiBr2)
– Air (H2O). Pada sistem H2O – NH3, air berfungsi sebagai absorben dan
amonia berfungsi sebagai refrigeran. Sedangakan pada sistem LiBr2 – H2O,
LiBr2 berfungsi sebagai absorben dan H2O berfungsi sebagai refrigeran.
Campuran refrigeran – absorben dipanaskan di dalam generator sehingga
refrigeran menguap dan terpisah dari absorben. Uap refrigeran selanjutnya
dimurnikan dalam rectifier dengan mendinginkannya sehingga uap absorben
yang terbawa akan mengembun dan mengalir kembali ke generator. Uap
refrigeran murni kemudian diembunkan di kondensor; kondensatnya kemudian
diekspansikan dan menyerap panas dengan penguapan di evaporator. Uap
refrigeran yang keluar dari evaporator dicampur dengan absorben (larutan
lemah) yang keluar dari generator; melewati katup ekspansi agar tekanannya
sama dengan tekanan evaporator. Proses absorbsi refrigeran biasanya
berlangsung secara eksotermal; hasil dari proses ini akan menghasilkan
campuran refrigeran - absorben (larutan kuat) yang selanjutnya dipompakan ke
generator.
Selain mesin refrigerasi absorbsi, mesin refrigerasi siklus udara termasuk yang
banyak digunakan. Biasanya digunakan pada pesawat terbang, dan sistem ini
baru bekerja apabila pesawat telah terbang. Udara luar dengan kecepatan tinggi
ditangkap oleh difusor sehingga kecepatannya menjadi lebih lambat ketika
memasuki sistem. Proses ini akan menyebabkan temperatur dan tekanan udara
meningkat. Untuk menurunkan temperaturnya maka udara dilewatkan pada
ekspander turbo sebelum memasuki kabin pesawat dan menyerap beban panas
yang timbul di sana. Udara kemudian dialirkan ke luar pesawat dengan
menggunakan kompresor.
Mesin refrigerasi ejektor uap, air digunakan sebagai refrigeran. Air dididihkan di
boiler, uap yang terbentuk dilewatkan dalam ejektor. Seksi tekanan rendah
dalam ejektor dihubungkan dengan evaporator dengan demikian tekanan
evaporator menjadi rendah dan uap yang terbentuk tertarik oleh aliran uap
berkecepatan tinggi dalam ejektor dan dibawa ke kondensor untuk diembunkan.
Kondensat yang terjadi dalam kondensor sebagian dialirkan ke eavaporator
setelah melewati katup ekspansi dan sisanya masuk ke dalam boiler untuk
diuapkan kembali. Gambar I.3 menunjukkan skema mesin refrigerasi eektor
uap..
Berdasarkan aplikasinya mesin refrigerasi dapat dikelompokan seperti yang
ditunjukan pada Tabel I.1.
Jenis Mesin refrigerasi Contoh
Refrigerasi Domestik Lemari es, dispenser air
Refrigerasi Komersial Pendingin minuman botol, box es
krim, lemari pendingin supermarket
Refrigerasi Industri Pabrik es, cold storage, mesin
pendingin untuk industri proses
Refrigerasi transport Refrigerated truck, train and
containers
Pengkondisian udara domestik dan AC window, split, dan package.
komersial
Chiller Water cooled and air cooled chillers
Mobile Air Condition (MAC) AC mobil
1.3 Kesimpulan
Manfaat pendinginan sudah diketahui sejak lama, terutama untuk pengawetan
makanan.
Jacob Perkins, memperoleh paten pertama untuk sistem pendingin kompresi
uap-pada tahun 1834.
Mesin refrigerasi bekembang dari waktu ke waktu sebelum sampai ke bentuk
yang sekarang ini.
Tahun 1902, Dr Willis H. Carrier ("Bapak Penyejuk Udara") membangun AC
pertama untuk memerangi kelembaban di dalam sebuah perusahaan percetakan,
sehingga memungkinkan pecetakan empat warna.
Berdasarkan jenis siklusnya mesin refrigerasi dapat dikelompokan menjadi:
1. Mesin pendingin siklus termodinamika.
2. Mesin pendingin silus termo-elektrik.
3. Mesin pendingin siklus termo-magnetik.
Aplikasi mesin refrigerasi tedapat pada bebagai bidang yang luas, termasuk:
Refrigerasi Domestik, Refrigerasi Komersial, Refrigerasi Industri,
Refrigerasi transport, Pengkondisian udara domestik dan komersial, Chiller,
dan Mobile Air Condition.
1.4 Soal-soal
1. Jelaskan secara singkat perkembangan refrigerasi.
2. Sebutkan jenis-jenis mesin refrigerasi menurut siklusnya.
3. Sebutkan jenis-jenis mesin refrigerasi siklus termodinamika.
4. Sebutkan aplikasi mesin refrigerasi pada kehidupan sehari-hari.
BAB II
TERMODINAMIKA REFRIGERASI
2.1.2 Hukum Kedua Termodinamika
Untuk memahami perubahan-perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk lain
tidak cukup dengan hukum ke-nol dan kekalan energi saja. Misalnya, perubahan
energi yang terjadi pada peristiwa jatuhnya suatu benda ke atas tanah dapat
diterangkan dengan hukum pertama. Tanah dan benda menjadi naik
temperaturnya akibat benda yang jatuh di atasnya. Akan tetapi tidak pernah
terjadi, secara sepontan tanah menjadi dingin, dan benda di atasnya meloncat ke
atas. Untuk menerangkan peristiwa ini diperlukan hukum kedua termodinamika.
Hukum kedua termodinamika berkenaan dengan suatu besaran yang disebut
sebagai entropi. Entropi menggambarkan keteraturan atau keterorganisasian
energi. Energi yang teratur dan terorganisasi memiliki entropi yang rendah.
Energi dalam bentuk mekanik, kinetik atau kerja dipandang sebagai energi yang
terorganisasi secara sempurna, sehingga meliliki entropi sama dengan nol. Pada
dasarnya kemanfaatan energi tidak cukup tergambar pada besarnya saja, akan
tetapi juga harus melihat keterorgasisasiannya. Energi yang sudah dimanfaatkan,
akan makin tidak terorganisasi. Oleh karena itu pada setiap peristiwa yang
terjadi secara sepontan, maka akan terjadi produksi entropi, atau terjadi kenaikan
jumlah entropi dari semua yang terlibat.
1
Hukum kedua termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut:
• Jika jumlah entropi sesudah proses lebih besar dari sebelumnya maka proses
akan berlangsung sepontan dan ireversibel (tidak bisa kembali seperti
semula).
• Jika jumlah entropi sesudah proses sama dengan sebelumnya maka proses
akan reversibel.
• Jika jumlah entropi sesudah proses lebih kecil dari sebelumnya maka proses
tidak bisa berlangsung atau mustahil.
Dalam termodinamika, sifat-sifat fluida dinyatakan dalam bentuk persamaan
matematika, tabel atau diagram tingkat keadaan. Gambar 2.1 menunjukkan sifat-
fluida skema diagram temperatur-volumespesifik (T-v) dari suatu fluida.
Garis putus-putus menunjukkan lintasan tingkat keadaan bila suatu cairan
dipanaskan pada tekanan konstan. Sifat-sifat fluida terangkum dalam uraian
berikut ini:
Bila fluida cair dipanaskan pada tekanan tertentu yang konstan, maka akan
terjadi kenaikan temperatur.
Bila dipanaskan lebih lanjut sampai mencapai temperatur didihnya, fluida
tersebut akan mendidih, yang berarti mulai ada perubahan fasa.
Bila dipanaskan lagi, akan terjadi perubahan fasa dari cair menjadi uap, sampai
semua cairan menjadi uap. Selama perubahan fasa ini, fluida tidak mengalami
kanaikan temperatur, dan tetap bertahan pada temperatur pendidihannya
semula.
Bila dipanaskan lagi, barulah fluida akan mengalami kenaikan temperratur
kembali. Kondisi ini disebut superpanas.
Apa yang terjadi jika proses di atas dilakukan pada tekanan yang lebih tinggi?
Ternyata temperatur didihnya akan meningkat, seperti yang terlihat pada P2.
BAB III
KOMPONEN MESIN REFRIGERASI
Pembelajaran Umum
Tujuan
1. Mahasiwa dapat memahami komponen-komponen sistem mesin refrigerasi
Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dan cara kerja komponen utama sistem
mesin refrigerasi
2. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dan cara kerja komponen pembantu sistem
mesin refrigerasi
3. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dan cara kerja peralatan kontrol sistem
mesin refrigerasi
Sebagai suatu sistem, mesin refrigerasi terdiri atas berbagai komponen. Untuk
mudahnya, komponen-komponen itu dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Komponen utama: yaitu komponen yang tanpa komoponen tersebut mesin
refrigerasi sama sekali tidak dapat bekerja.
2. Komponen pendukung: yaitu komponen yang mendukung komponen utama.
3. Komponen pengontrol: yaitu komponen yang digunakan untuk mengontrol
kerja mesin refrigerasi.
Tidak semua sistem mesin refrigerasi memiliki komponen yang lengkap
mencakup semua komponen di atas. Pada umumnya, makin besar kapasitas
pendinginan, diperlukan komponen yang makin lengkap. Gambar 3.1
menunjukkan skema sistem mesin refrigerasi. Bab ini akan membahas
komponen-komponen tersebut secara lebih detail.
3.1 Komponen-komponen Utama
3.1.1 Kompresor
Pada sistem mesin refrigerasi kompresor berfungsi seperti jantung. Kompresor
berfungsi untuk mensirkulasikan refrigeran dan menaikan tekanan refrigeran
agar dapat mengembun di kondensor pada temperatur di atas temperatur udara
sekeliling.
3.3 Peralatan Kontro
ontrol
Perlatan kontrol
trol di
digunakan untuk pengaman dan menjagaa sistem
siste refrigerasi agar
menghasilkann kon
kondisi, seperti temperatur dan kelembaban,
n, yang
yan diinginkan.
3.3.1 Termostat
Termostat merupa
erupakan alat kontrol yang digunakan untuk
uk menjaga
me temperatur
ruangan atauu pro
produk pada harga yang diinginkan. Secara
ecara umum, termostat
terdiri dari:
1. Peralatann mas
masukan (input device): yang menerima ima masukan,
m berupa
temperatur
tur yan
yang kita inginkan.
2. Sensor tempera
emperatur: yang membaca temperatur ruangann atau produk.
3. Pengolahh siny
sinyal dan komparator: yang mengolah data dari temperatur
masukan dan sensor temperatur, kemudian membanding andingkan, mengambil
keputusann dan mengeluarkan perintah kepada aktuator.
4. Aktuator:r: yan
yang melakukan tindakan pengotrolan,, misalkan
misa mematikan
kompresor or dan menutup aliran refrigeran.
Gambar
mbar III-10 Hi-lo Pressurestat
Judul
udul Buku
B Ajar 24
BAB IV
PERALATAN INSTALASI
Pembelajaran Umum
Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui jenis dan cara kerja peralatan instalasi referigerasi.
Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Mahasiswa bisa menjelaskan fungsi dan cara kerja peralatan pemipaan.
2. Mahasiswa bisa menjelaskan fungsi dan cara kerja peralatan brazing.
3. Mahasiswa bisa menjelaskan fungsi dan cara kerja peralatan penanganan
referigeran.
Sistem referigerasi di pasaran tersedia dalam berbagai bentuk. Ada yang sudah
jadi siap untuk dipakai seperti kulkas dan AC window, ada yang tersedia dalam
bentuk terpisah yang siap dirakit seperti AC split, ada pula yang tersedia dalam
bentuk terpisah-pisah dimana konsumen harus memilih setiap komponen untuk
dirakit. Untuk sistem dalam bentuk kedua dan ketiga, perlu dirakit oleh teknisi.
Untuk melakukan perakitan instalasi sistem referigerasi tersebut diperlukan
sejumlah peralatan.
Peralatan yang diperlukan ada yang bersifat umum sebagaimana yang
diperlukan oleh teknisi pada umumnya, ada pula yang khusus dan tidak secara
luas dipakai oleh teknisi pada umumnya. Bab ini akan membahas peralatan
khusus tersebut, dan bila diperlukan akan dibahas cara penggunaannya.
BAB V
PENGANTAR PEREPINDAHAN PANAS
Tujuan Pembelajaran Umum
1. Mahasiswa memahami dasar-dasar perpindahan panas untuk perhitungan
penukar kalor.
Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Memahami dan menjelaskan hubungan termodinamika dan perpindahan panas,
dan prinsip dasar mekanisme perpindahan panas konduksi, konveksi dan radiasi
2. Memahami sifat-sifat bahan dalam perpindahan panas
3. Memahami besaran dan satuan perpindahan panas
4. Memahami analogi panas/kalor dan listrik.
5.1.1 Konduksi
Perpindahan panas konduksi, di mana proses perpindahan panas terjadi antara
benda atau partikel-partikel yang berkontak langsung, melekat satu dengan yang
lainnya; tidak ada pergerakkan relatif di antara benda-benda tersebut. Misalnya
BAB VI
PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI
Pembelajaran Umum
Tujuan
1. Memahami prinsip perpindahan panas konduksi tunak (steady) dan diagram
termal pada dinding datar dan silinder.
Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Memahami prinsip perpindahan panas konduksi tunak (steady) dan Diagram
termal pada dinding datar lapis tunggal.
2. Memahami prinsip perpindahan panas konduksi tunak (steady) dan diagram
termal pada dinding datar lapis rangkap seri, paralel, dan kombinasi.
3. Memahami prinsip perpindahan panas konduksi tunak (steady) dan diagram
termal pada dinding silinder radial lapis tunggal.
4. Memahami prinsip perpindahan panas konduksi tunak (steady) dan diagram
termal pada dinding silinder radial lapis rangkap susunan seri.
BAB VII
KONVEKSI
Pembelajaran Umum
Tujuan
1. Memahami prinsip perpindahan panas konveksi paksa di dalam dan di luar pipa,
serta kelompok pipa.
Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Mahasiswa dapat menghitung laju perpindahan panas konveksi paksa pada
aliran laminer di dalam pipa.
2. Mahasiswa dapat menghitung laju perpindahan panas konveksi paksa pada
aliran turbulen di dalam pipa.
3. Mahasiswa dapat menghitung laju perpindahan panas konveksi paksa pada
aliran turbulen di luar pipa
4. Mahasiswa dapat menghitung laju perpindahan panas konveksi paksa pada
aliran turbulen di susunan kelompok pipa
ρVD
Re =
µ
cP µ
Pr =
k
Catatan: sifat-sifat fluida dievaluasi pada temperatur film (Tf ), kecuali bila
disebutkan, dimana
Ts + T∞
Tf =
2
Perpindahan panas konveksi dapat dibagi menurut sifat aliran. Bila aliran fluida
terjadi karena penyebab eksternal seperti: pompa, angin, kipas, maka konveksi
yang terjadi adalah konveksi paksa. Bila aliran yang terjadi disebabkan oleh
gaya apung akibat perbedaan densitas, maka konveksi yang terjadi disebut
konveksi bebas. Sedangkan konveksi yang disertai dengan perubahan fasa,
biasanya dimasukkan ke dalam golongan tersendiri.
Proses h (Watt/m².K)
Konveksi bebas
Gas 2 – 25
Cairan 50 – 1000
Konveksi paksa
Gas 25 – 250
Cairan 100 – 20.000
Konveksi dengan perubahan fasa, 2500 – 100.000
pendidihan atau pengembunan
BAB VIII
DASAR PENUKAR PANAS
Pembelajaran Umum
Tujuan
1. Memahami dasar dan prinsip perpindahan kalor pada penukar panas.
Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Dapat menyebutkan dan menerangkan jenis-jenis penukar panas.
2. Dapat menghitung kapasitas penukar-panas sederhana.
Penukar kalor (Heat exchanger) adalah suatu alat yang berfungsi untuk
mentransfer/menukar kalor antara dua atau lebih fluida yang memiliki beda
temperatur, tetapi yang sering digunakan adalah penukar kalor dengan dua
macam fluida.
Kedua fluida ini ada yang dipisahkan oleh dinding dan ada juga yang tidak
dipisah, sering disebut sebagai direct contact heat exchanger. Sesuai dengan
fungsinya, penamaan khusus diberikan, seperti pemanas, pendinginan,
kondensor, evaporator, dan lain-lain.
Penguasaan heat exchanger membutuhkan pengetahuan dalam bidang
termodinamika, mekanika fluida dan perpindahan panas.
BAB IX
ESTIMASI BEBAN PENDINGINAN
Pembelajaran Umum
Tujuan
1. Memahami dasar dan prinsip estimasi/perhitungan beban pendinginan
Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Mahasiswa dapat menyebutkan faktor-faktor dalam estimasi/perhitungan beban
pendinginan
2. Mahasiswa dapat menyebutkan jenis-enis beban pendinginan
3. Mahasiswa dapat menelaskan proses pendinginan dan pemanasan udara basah.
4. Mahasiswa dapat melakukan estimasi/perhitungan beban pendinginan
Beban pendinginan adalah energi panas yang harus dikeluarkan dari dalam
bangunan dalam rangka untuk mempertahankan kondisi kenyamanan yang
diinginkan.
Perhitungan beban terdiri dari perhitungan tata buku semua energi panas di
dalam gedung. Walaupun prinsip dasarnya sederhana, akan tetapi dapat timbul
masalah karena efek penyimpanan panas dalam massa bangunan. Pada
prakteknya, ini sangat penting untuk menghitung beban puncak beban
pendinginan, bahkan di bangunan ringan.
4. Perbedaan temperatur ekivalalen (ETD) adalah beda temperatur yang
memberikan aliran panas total yang total aliran panas yang sama ketika
melewati struktur dengan radiasi matahari yang bervariasi. ETD harus
memperhitungkan perbedaan konstruksi dan paparan, waktu jam harian,
lokasi bangunan dan desain arsitekturnya.
9.6 Soal-soal
1. Sebutkan faktor-faktor dalam estimasi beban pendinginan.
2. Sebutkan jenis-jenis beban pendinginan.
3. Jelaskan penggunaan diagram psikrometri.
4. Apa yang dimaksud dengan ETD?
5. Lakukan perhitungan estimasi beban pendinginan untuk salah satu ruangan
di laboratorium.
Tabel IX-7 Ringkasan Lembar Perhitungan Beban
1 Nama gedung
Lokasi Bandung
2 Kondisi dasar
Luas lantai ............. m²
Bulan perancangan Mei – Oktober
T (°C) RH (%)
Di dalam (i)
Di luar (o)
REFERENSI