Anda di halaman 1dari 49

A.

LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alam yaitu

berupa bahan tambang. Bahan tambang tersebut berupa emas, perak, tembaga,

timah, batubara, dan lainnya. Untuk menghasilkan sumberdaya alam tersebut

dilakukanlah proses penambangan. Dimana kegiatan penambangan ini harus

memiliki biaya yang tinggi dan resiko yang tinggi bagi perusahaan

pertambangan. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan

dalam rangka penelitian, pengolahan dan pengusahaan mineral atau batubara

yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,

penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta

kegiatan pasca tambang. (UU Minerba No.4 Tahun 2009)

PT. Artamulian Tatapratama merupakan perusahaan Mining Contractor

yang bergerak dibidang penambangan batubara dengan metode Suface Mining.

Dalam kegiatan penambangan produksi merupakan suatu target akhir atau

Output dari kegiatan penambangan di PT. Artamulia Tatapratama. Proses

produksi merupakan aktivitas yang ditujukan untuk meningkatkan nilai

masukan menjadi keluaran yang sesuai dengan ketentuan kerja. Untuk

melakukan kegiatan produksi PT. Artamulia Tatapratama terdapat dua shift

yaitu shift 1 pada pukul 07:00-18:00 dan shift 2 pada pukul 19:00-06:00. tetapi

tidak selama 20 jam bekerja karena terdapatnya waktu yang menghambat

proses produksi. Hambatan-hambatan yang terjadi selama proses produksi ada

hambatan yang dapat dihindari mansusia dan hambatan yang tidak dapat

dihindari oleh manusia. Selain itu faktor lain yang juga mempengaruhi

1
produksi seperti material, metode, mesin, dan lingkungan kerja. Produksi dapat

berjalan sesuai rencana karena adanya alat pendukung dalam kegiatan

penambangan sehingga menghasilkan produksi seperti Excavator, Dump

Truck, Buldozer, grader, dan sumberdaya manusianya.

Berdasarkan data produksi di PT. Artamulia Tatapratama produksi yang

telah ditetapkan oleh Mine Plan sebesar 2.596.891 MT. Sedangkan produksi

aktual batubara pada tahun 2016 sebesar 1.637.551 MT. Berarti tidak

tercapainya produksi batubara terhadap Plan sebesar 959.340 MT. Pengamatan

pada bulan Agustus 2016 tidak tercapainya target produksi disebabkan oleh

hambatan-hambatan yang mempengaruhi jam kerja efektif yang disebabkan

oleh sumber daya manusia, operasional dan hujan. Hambatan yang disebabkan

oleh sumber daya manusia antara lain datang terlambat, pemeliharaan

pemeriksaan harian (P2H), keperluan operator, menghentikan alat sebelum

waktunya, serta lemahnya pengawasan dari Supervisor. Sedangkan hambatan

yang disebabkan oleh operasional yaitu alat yang Breakdown, Gressing

Manual, Oli Engine.

Hamabatan yang terjadi selama proses produksi menyebabkan waktu

produktif berkurang. Waktu produktif adalah waktu yang digunakan untuk

mengasilkan produksi setelah pengurangan parameter waktu yang tersedia

seperti Rest and Meal, Friday praying, Daily Shift Change, Safety Talk, Rain

adn Selippery. dan waktu Stanbay jam kerja. Dimana rencana jam kerja di PT.

Artamulia Tatapratama untuk waktu produktif pada tahun 2016 yaitu 11 jam

dalam sehari dengan berkurangnya waktu produktif sehingga terjadi kerugian

2
dari hambatan yang terjadi pada saat proses produksi selain tidak tercapainya

target produksi akan berdampak juga pada Operating Cost seperti sewa alat,

gaji atau upah operator, Fuel, dan komponen dari alat tersebut.

Suatu perusahaan dikatakan produktif apabila perusahaan telah mencapai

tujuannya dan telah mengubah masukan menjadi keluaran dengan biaya yang

rendah. Menurut Siagian (2002:10), “Peningkatan produksi dapat terwujud bila

pimpinan memahami secara tepat faktor-faktor penentu keberhasilan produksi

kerja yaitu Etos Kerja yang harus dipegang teguh oleh semua karyawan dalam

organisasi” Untuk menghasilkan produksi yang optimal hal yang harus

diperhatikan yaitu kinerja karyawan, efektivitas dan efesiensi serta manajemen

sumberdaya manusia, kerena manajemen sangat diperlukan dalam suatu

organisisasi. Keberhasilan perusahaan tambang sangat tergantung dengan

keberhasilan manajemen dari usaha penambangan. Dimana keberhasilan dalam

usaha pertambangan ini di tandai oleh kemampuan internal dalam hal

mengkoordinir tenaga kerja pada suatu perusahaan, sehingga diperlukanlah

manajemen dalam uasaha pertambangan. Karena Pada dasarnya manajemen

tambang diperlukan untuk mengatur sumber daya mineral dan sumber daya

manusia agar suatu perusahaan dapat terorganisir dengan sempurna dan

mendapatkan hasil yang optimal.

Berdasarkan masalah yang telah dibahas di atas dan mengingat besarnya

pengaruh audit produksi dalam pencapaian target produksi perusahaan, maka

penulis ingin meneliti tentang “Kajian Faktor Hambatan Kerja Produksi

Bulanan Batubara Sebagai Acuan Evaluasi Manajemen di PT. Artamulia

3
Tatapratama dalam Pemenuhan Target Produksi Tahun 2017“. Guna

mengevaluasi manajemen di PT. Artamulia Tatapratama sehingga

menghasilkan sumberdaya yang optimal (efesiensi tinggi) dan efektifitas tinggi

serta kegiatan evaluasi ini bertujuan untuk adanya perbaikan terus menerus

serta mengetahui sejauhmana kegiatan produksi telah dicapai di PT. Artamulia

Tatapratama.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat di identifikasi masalah

yang ada di PT. Artamulia Tatapratama adalah sebagai berikut ini:

1. Produksi tidak tercapai disebabkan oleh hambatan yang mempengaruhi

kinerja di perusahaan. Ada hambatan yang bisa dihindari dan hambatan

yang tidak dapat dihindari oleh manusia.

2. Target produksi tidak tercapai disebabkan oleh jam kerja aktual tidak

memenuhi jam kerja efektif plan perusahaan di PT. Artamulia Tatapratama.

3. Produksi tidak tercapai disebabkan oleh waktu produktif rendah.

4. Target produksi tidak tercapai dipengaruhi oleh manajemen perusahaan

yang kurang baik dan lemahnya pengawasan dari suvervisor.

5. Target produksi tidak tercapai disebabkan oleh operasional perusahaan.

C. BATASAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi masalah, maka batasan masalah dari penelitian

penulis adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini akan dilakukan di perusahaan tambang PT. Artamulia

Tatapratama area Pit Timur yang hanya dibatasi pada Block KCP.

4
2. Penelitian ini hanya membahas tentang faktor hambatan kerja sehingga

dapat mengetahui jam kerja efektif produksi batubara, serta.dapat menilai

kinerja karyawan di PT. Artamulia Tatapratama berdasarkan hambatan kerja

yang terjadi selama proses penambangan batubara.

D. PERUMUSAN MASALAH

Hal-hal yang perlu dikaji dan diteliti serta menjadi perumusan masalah

adalah sebagai berikut ini:

1. Apa hambatan kerja yang sangat mempengaruhi produksi dan sering terjadi

dalam proses penambangan batubara di PT. Artamulia Tatapratama?

2. Berapa jam kerja efektif aktual produksi bulanan pada proses penambangan

batubara di PT. Artamulia Tatapratama ?

3. Bagaimana perbandingan hasil produksi harian dengan hambatan kerja

harian yang terjadi pada saat proses penambangan batubara. ?

4. Berapa kerugian yang disebabkan oleh hambatan kerja yang dapat dihindari

pada saat produksi batubara ?

5. Bagaimana kinerja di PT. Artamulia Tatapratama apakah sudah sesuai

dengan Standard Operasional Prosedure (SOP) produksi yang telah

ditetapkan oleh perusahaan ?

E. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tentang hambatan kerja yang sangat mempengaruhi

produksi dan sering terjadi dalam proses penambangan batubara di

PT.Artamulia Tatapratama.

5
2. Untuk mendapatkan Jam kerja efektif aktual produksi bulanan pada proses

penambangan batubara di PT. Artamulia Tatapratama.

3. Untuk mendapatkan perbandingan hasil produksi harian dengan hambatan

kerja harian yang terjadi pada saat proses penambangan batubara.

4. Untuk mendapatkan kerugian dari hambatan kerja yang dapat dihindari oleh

manusia pada saat produksi batubara

5. Untuk mengetahui Kinerja di PT. Artamulia Tatapratama apakah sudah

sesuai dengan Standard Operasional Prosedure (SOP) produksi yang telah

ditetapkan oleh perusahaan.

F. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian penulis ini adalah

sebagai berikut ini:

1. Bagi perusahaan pertambangan

Diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat terutama bagi

PT. Artamulia Tatapratama untuk melihat evaluasi hasil manajemen yang

telah berjalan sebelumnya, berdasarkan hambatan-hambatan yang terjadi

dilapangan dan meningkatkan pengawasan terhadap sumberdaya manusia

dan sumberdaya operasional.

2. Bagi peneliti

a. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program strata satu dan

memperoleh gelar sarjana teknik di fakultas teknik universitas negeri

padang.

6
b. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah

di perusahaan tambang.

c. Sebagai sarana untuk menambah wawasan penulis dalam

mengungkapkan, mengkaji, dan merencanakan sistem manajemen yang

baik dan benar untuk perusahaan PT. Artamulia Tatapratama.

G. KAJIAN TEORI

1. Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi

tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana

perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui

apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah

dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin

diperoleh bandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.

Menurut Husein Umar. 2003

Menurut Committee On Standard For Educational Evaluation Standar

yang dipakai untuk mengevaluasi suatu kegiatan tertentu dapat dilihat dari

tiga aspek utama yaitu manfaat, akurat dan layak.

a. Model Evaluasi

Menurut Umar. (2003) model evaluasi dapat dilihat pada gambar

berikut ini:

7
Sumber: Husein Umar, 2003
Gambar 1 Model Evaluasi
Dimana :

A = Faktor yang akan dievaluasi

AB = Apa yang diharapkan dari faktor A

BD = Rentetan mengenai harapan-harapan atas faktor A, jika ada

AC = Fakta-fakta mengenai A

CE = Proses analisa data AC sehingga menghasilkan nilai E

DE =Adalah gap, yaitu besar perbedaan antara harapan (D) dan

kenyataan (E)

F = Suatu tolak ukur untuk menilai gap

G = Hasil evaluasi menggunakan tolak ukur F, bahwa faktor A memang

bersalah.

H = Adalah hasil evaluasi menggunakan tolak ukur F, bahwa faktor A

tidak bermasah

GI = Tindak lanjut hasil evaluasi

8
b. Prosedur Evaluasi

Proses suatu evaluasi pada umumnya memiliki tahapan-tahapannya

sendiri. Berikut ini adalah tahapan evaluasi yang digunakan:

1) Menentukan apa yang akan dievaluasi

2) Merancang (desain) kegiatan evaluasi

3) Pengumpulan data

4) Pengolahan dan analisi data

5) Pelaporan hasil evaluasi

6) Tindak lanjut hasil evaluasi

2. Produksi

a. Produktivitas Tambang

Greenberg (dalam Gusman, 2012:156) produktivitas sebagai

perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi

totalitas masukan selama periode tersebut. Produktivitas adalah sebagai

tingkatan efesiensi dalam memproduksi barang atau jasa. “Produktivitas

mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber

dalam memproduksi barang-barang.”

b. Pengukuran Produktivitas

Pengukuran produktivitas suatu alat manajemen yang penting

disemua tingkatan ekonomi. Pada tingkat perusahaan, pengukuran

produktivitas terutama digunakan sebagai sarana manajemen untuk

menganalisa dan mendorong efesiensi produksi. Secara umum

9
pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan

dalam tiga jenis yang berbeda:

1) Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan

pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah

pelaksanaan sekarang ini memuaskan, namun hanya mengetengahkan

apakah meningkat atau berkurang serta tingkatannya.

2) Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi,

proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukkan

pencapaian relatif.

3) Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang

terbaik sebagai memusatkan perhatian pada sasaran atau tujuan.

Tingkat perbandingan produktivitas adalah sebagai berikut ini :

1) Produktivitas total perbandingan antara total keluaran (output) dengan

total masukan (input) persatuan waktu. Perhitungan produktivitas

total, semua faktor masukan (tenaga kerja, kapital, bahan, energi)

terhadap total keluaran harus diperhitungkan.

Hasil Total
Produktivitas Total = Masukan Total

2) Produktivitas parsial adalah perbandingan dari keluaran dengan satu

jenis masukan atau input persatuan waktu, seperti upah tenaga kerja,

kapital, bahan, energi, beban kerja dan lainnya.

Hasil Parsial
Produktivitas Parsial = Masukan Total

10
c. Produktivitas Perusahaan

Menurut Everett E. Adam Jr. Dkk (dalam Gusman, 2012:159)

produktivitas perusahan adalah suatu konsep sistematis mengenai

konversi darimasukan keluaran dalam sistem yang berada pada suatu

keadaan tertentu.

Keluaran−keluaran
Produktivitas Total = Tenaga Kerja+Modal+Material+Energi

Menurut Bernard W. Taylor dan K. Roscoe Davis (dalam Gusman,

2012:160) :

(𝑆+𝐶+𝑀𝑃)−𝐸
Produktivitas Total = (𝑊+𝐵)+(𝐾𝑤+𝐾𝑓).𝐹𝑏.𝑑𝑓

Dimana:

S= Penjualan

C= Persediaan

MP= Bahan yang dibuat sendiri walaupun dapat dibeli di pasaran

W= gajih dan Upah

Kw =Modal Kerja

Kf = Modal Tetap

Fb = Faktor penyesuaian kontribusi penanaman modal

Df = Faktor penyesuaian perubahan kerja

B = Tunjangan

S+C+MP-E = Keluaran Total

Perusahaan dapat memanfaatkan indeks produktivitas ini di dalam

menganalisa dan mengevaluasi perubahan-perubahan ongkos pada setiap

masukan, tetapi dengan syarat yang penting adalah semua masukan

11
dinyatakan dengan harga yang tetap yang diambil dari periode dasar.

Menurut William J. Douglas (dalam Gusman, 2012:161) produktivitas

dengan menggabungkan peralatan dan sumberdaya manusia sebagi faktor

ekonomi yaitu :

𝑇𝑜𝑛
Produktivitas ekonomi =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙+𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎+𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖

𝑇𝑜𝑛
= $

Dengan nilai per ton batubara yang diproduksi maka didapat suatu

nisbah dari produktivitas yaitu :

𝑡𝑜𝑛/𝑠ℎ𝑖𝑓𝑡 𝑥 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑜𝑙𝑎𝑟/𝑡𝑜𝑛


Efisiensi Ekonomi =
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙+𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎+𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 $
= 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 $

Apabila menghitung produktivitas tambang, faktor-faktor ini harus

diselidiki, diukur dan dianalisa.

d. Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas tenaga kerja adalah produktivitas faktor tunggal

dimana masukan tenaga kerja adalah masukan tunggal. Produktivitas

kerja adalah hasil yang diberikan untuk setiap satuan waktu bekerja yang

dinyatakan dalam bentuk:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛


Produktivitas Tenaga Kerja = 𝑆𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑚 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

12
Model yang digunakan untuk menghitung produktivitas tenaga

kerja adalah:

𝑡𝑜𝑛
P.T.K = 𝑚𝑎𝑛 𝑆ℎ𝑖𝑓𝑡

Dimana :

P.T.K = produktivitas tenaga kerja

Ton = produksi yang dihasilkan dari tambang

Man shift = jam kerja yang terjadi untuk seluruh pegawai yang dapat

dihitung untuk :

1) Jam kerja untuk dinas tambang terbuka dan tambang dalam.

2) Jam kerja untuk seluruh pegawai sampai ke kuasa direksi, tidak

termasuk pegawai di kantor.

e. Produktivitas Per Shift Operasi

1) Produktivitas Pemuatan

Produktivitas pemuatan suatu shovel merupakan fungsi dari

densitas batuan swell factor, ukuran mangkuk (bucket), faktor

pengisian bucket, ukuran truck, faktor pemuatan truck, swing cycle

time, spotting time truk. Swell factor material dapat ditentukan dengan

pengukuran biasa, perbandingan dengan operasi-operasi yang lain atau

diperkirakan dari tabel-tabel yang tersedia.

Ukuran bucket ditentukan oleh ukuran mesin, densitas material,

(material loose density), dan rentang yang tersedia dari pabrik. Faktor

pengisian (fillfactor) bucket merupakan fungsi dari tinggi jenjang dan

kondisi pengeboran, nilainya berkisar antara 85-90% untuk material

13
dengan cuttability yang baik. Ukuran truk biasanya dinyatakan dalam

kapasitas muatan truk (ton) dan ukuran truk harus disesuaikan

sedemikian sehingga dapat dimuati tiga sampai lima kali oleh alat

muat (loading equipment).

Swing cycle time biasanya bertambah sejalan dengan

meningkatnya ukuran peralatan dan merupakan fungsi dari densitas

material, kondisi pengeboran, sudut putar, tinggi truk, dan

keterampilan operator. Swing cycle dapat diperoleh dari kondisi

operasi atau diperkirakan dari tabel atau grafik.

Spotting time truk adalah waktu yang dibutuhkan untuk

menempatkan unit pengangkut dibawah shovel. Spotting time dapat

dikurangi dengan cara melakukan pemuatan pada dua sisi.

2) Produktivitas Pengangkutan

Produktivitas unit pengangkutan merupakan fungsi dari profil

pengangkutan dan kecepatan truk. karena profil pengangkutan dapat

bervariasi selama umur tambang, produktivitas truk harus dihitung

untuk masing-masing periode penambangan yang ditetapkan dalam

jadwal produksi. Untuk menentukan profil rata-rata pada suatu

periode penambangan, pengukuran dibuat dari titik tengah (centroid)

masing-masing jenjang yang telah ditambang kearah yang yang tepat

(crusher, stockpile, waste dump dan lainnya).

Kecepatan truk maksimum baik untuk kondisi penuh maupun

kosong ditentukan dari grafik yang diperoleh dari pabrik dan

14
dimodifikasi sehingga sesuai dengan kondisi proyek dan peraturan

keselamatan kerja. karena sebagian besar tambang tidak mempunyai

jalur lalu lintas, produktivitas truk bibatasi oleh unit yang paling

lambat dan kecepatan rata-rata biasanya kurang dari kecepatan

maksimum yang diperbolehkan. Oleh karena itu, seharusnya

digunakan kecepatan sekitar 90% dari kecepatan maksimum yang

diperbolehkan. Kecepatan rata-rata ini digabungkan dengan berbagai

segmen profil pengangkutan untuk menentukan total waktu

perjalanan.

Produktivitas truk per shift

= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑖𝑓𝑡 𝑥 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑢𝑘 𝑥 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟

3. Manajemen

a. Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.

Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari

fungsi-fungsi manajemen itu. Menurut Andrew (dalam Syukron, 2014)

“Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas

perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan,

pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan

oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai

sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan menghasilkan

suatu produk atau jasa secara efesien”.

15
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan,

memimpin, menegendalikan usaha-usaha dan proses penggunaan

sumberdaya dana, sumberdaya manusia, sumberdaya energi dan

sumberdaya lainnya untuk mencapai tujuan atau gagasan atau cita-cita

yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pengertian manajemen dapat disimpulkan bahwa:

1) Manajemen itu terjadi dalam suatu organisasi.

2) Manajemen itu ada, dengan maksud untuk mencapai tujuan.

3) Untuk mencapai tujuan itu, menggunakan proses-proses tertentu.

4) Didalam manajemen terlibat manusia-manusia, teknologi atau metode,

dana dan sumberdaya-sumberdaya lain.

5) Dalam pencapaian tujuan, dilakukan dengan cara yang paling baik,

paling murah, paling hemat, dan paling efisien.

Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa

manajemen semua akan sia-sia dan pencapai tujuan akan lebih sulit dan

Tujuan diperlukan manajemen adalah sebagai berikut:

1) Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai

tujuan organisasi dan pribadi.

2) Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling

bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan

antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang

saling bertentangan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan,

16
maupun kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja,

assosiasi perdagangan, masyarakat dan pemerintah.

3) Untuk mencapai efesiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat

diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum

adalah efesiensi dan efektivitas.

Manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua manajer,

tanpa memperdulikan kecakapan atau keterampilan khusus mereka, harus

melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk

mencapai tujuan-tujuan yang mereka inginkan.

Perencanaan

Penyusunan
Pengawasan
personalia

Manajemenen

Pengarahan Pengorganisasian

Sumber : Amin Syukron, 2014


Gambar 2 Perangkat Manajemen
1) Perencanaan berarti bahwa para manajer memikirkan kegiatan-

kegiatan mereka sebelum dilaksanakan. Berbagai kegiatan ini

biasanya didasarkan pada berbagai metoda, rencana atau logika, bukan

hanya atas dasar dugaan atau firasat.

2) Penyusunan personalia, terlaksananya perencanaan untuk mencapai

tujuan perusahaan adalah keberhasilan perusahaan dalam menyusun

17
komposisi personalianya. Yhe right on the right place adalah kunci

yang harus diperhatikan dalam penyusunan personalia.

3) Pengorganisasian, berarti bahwa para manajer mengkoordinasikan

sumber daya- sumber daya manusia dan material organisasi. Kekuatan

suatu organisasi terletak pada kemampuannya untuk menyusun

berbagai sumber daya nya dalam mencapai suatu tujuan. Semakin

terkoordinasi dan terintegrasi kerja organisasi, semakin efektif

pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Pengkoordinasian merupakan

vital pekerjaan manajer.

4) Pengarahan, berarti bahwa para manajer mengarahkan, memimpin,

dan mempengaruhi bawahan. Manajer tidak melakukan semua

kegiatan sendiri, tetapi menyelesaikan tugas-tugas esensial melalui

orang lain. Mereka juga tidak sekedar memberikan perintah, tetapi

menciptakan iklim yang dapat membantu para bawahan melakukan

pekerjaan secara paling baik.

5) Pengawasan, berarti para manajer berupaya untuk menjamin bahwa

organisasi bergerak kearah tujuan-tujuannya. Bila beberapa bagian

organisasi pada jalur yang salah, manajer harus membetulkannya.

Unsur-unsur manajemen antara lain sumberdaya manusia,

sumberdaya dana, sumberdaya material, sarana machine, sarana metode,

dan sarana pasar. Dengan demikian proses manajemen yang baik adalah

suatu proses yang dapat memanfaatkan keterbatasan sumberdaya dan

sarana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

18
Macam-macam sistem dalam manajemen yaitu Management By

Objective (MBO) dan Management Information System (MSI). Dalam

kaitannya dengan tujuan suatu kegiatan pada manajemen sumberdaya

mineral dan batubara adalah untuk mendapatkan produksi, yang

umumnya roduksinya dapat diukur. Maka yang akan diurai lebih lanjut

adalah MBO (Management By Objective), karena dalam menjalankan

manajemen, faktor-faktor yang obyektif dijadikan dasar pertimbangan.

MBO dapat menjadi pendorong atau motivator untuk meningkatkan

kegiatan (produksi) karena semua yang dilakukan akan dinilai dengan

obyektif.

b. Tahapan dalam Manajemen

Menurut Sloan dalam bukunya Mine Management, tahapan

manajemen adalah sebagai berikut:

1) Penetapan Tujuan dan perencanaan

Dalam menetapkan tujuan, harus diketahui macam kegiatan

pada tahapan pengelolaan atau manajemen sumberdaya mineral dan

batubara. Rencana yang baik harus diikuti oleh pelaksanaan yang

terkontrol dan terarah. Untuk melaksanakan rencana dengan baik

perlu dipelajari ilmu manajemen.

2) Pembentukan Organisasi (Organizing)

Untuk mencapai tujuan untuk menjalankan pekerjaan dalam

suatu kesatuan, satu system, atau dalam satu keharmonisan yang dapat

menimbulkan sinergi, dibentuklah organisasi. Organisasi dibentuk

19
karena kebutuhan untuk mengorganisasikan berbagai pekerjaan yang

ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3) Penyusunan Personil atau Staf (Staffing)

Staffing adala proses manajemen pertambangan (dan manajemen

lainnya) yang berkenan dengan penarikan, penempatan, pelatihan, dan

pengembangan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan

suatu usaha yang sudah diorganisasikan untuk mencapai tujuan seperti

yang sudah ditetapkan pada awal kegiatan usaha dimulai.

Pada manajemen pertambangan, atau pengelolaan sumberdaya

mineral dan batubara dalam melakukan staffing sebaiknya didasarkan

pada langkah-langkah berikut:

(a) Perencanaan sumberdaya manusia, yaitu tahapan penentuan akan

kebutuhan tenaga kerja dalam suatu organisasi dengan

mempertimbangkan rencana organisasi seperti pengembangan yang

akan dilakukan disamping juga mempertimbangkan faktor luar

seperti kondisi pasar tenaga kerja.

(b)Pengerahan atau penarikan tenaga kerja yang dapat berasal dari

pasar tenaga kerja maupun berasal dari promosi didalam organisasi

itu sendiri.

(c) Seleksi yaitu proses pemilihan tenaga kerja yang sesuai dengan

posisi yang akan diisi dari sekumpulan orang yang didapat dari

proses recruitment.

20
(d)Pelatihan, setelah didapatkan orang yang sesuai untuk satu posisi

tertentu, maka langkah berikutnya adalah melakukan pelatihan bagi

orang tersebut sehingga memenuhi kualifikasi persyaratan

jabatannya.

(e) Penilaian kinerja setiap tenaga kerja yang ada untuk melihat

kemungkinan promosi, mutasi, atau mungkin pemberian hukuman,

setelah jangka waktu tertentu (secara berkala).

4) Pengarahan adalah usaha-usaha untuk memobilisasi sumber-sumber

daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu

kesatuan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Directing ini juga

terkandung usaha bagaimana memotivasi orang agar dapat bekerja

dengan baik, bagaimana proses kepemimpinan yang memungkinkan

pencapaian tujuan serta dapat memberikan suasana hubungan kerja

yang baik, dan bagaimana mengkoordinasikan orang-orang dan

kegiatan-kegiatan dalam suatu badan usaha.

5) Koordinasi adalah interaksi langsung antara individu-individu dalam

suatu organisasi untuk mencapai kinerja serta tujuan organisasi

tersebut. dalam koordinasi perlu diamati adanya suatu kondisi tertentu

dalam organisasi yaitu fenomena kelompok formal dan informal

dalam suatu organisasi.

6) Pelaporan yaitu dalam melaksanakan suatu kegiatan kerja agar

diketahui sejauhmana suatu pelaksanaan kegiatan kerja berlangsung

maka harus ditimbulkan mekanismen pelaporan.

21
7) Pengendalian dan pengawasan sangat erat hubungannya dengan

kegiatan perencanaan, sebab pada pengendalian ini ditumpukan apa-

apa yang sudah ditetapkan dan direncanakan dapat dicapai atau tidak.

Proses pengendalian atau pengawasan dapat dijelaskan sebagai

berikut:

(a) Sebagai langkah pertama dilakukan pengukuran terhadap kinerja

yang telah ditampilkan dalam selang waktu pengendalian atau

pengawasan tertentu.

(b)Kemudian hasil kegiatan kerja atau usaha yang telah dicapai

diperbandingkan dengan standard-standard yang telah ditetapkan

dalam rencana untuk menentukan penyimpangan-penyimpangan

yang terjadi.

Dengan adanya informasi-informasi yang diperoleh dari laporan

pengawasan atau pengendalian pelaksanaan suatu kegiatan kerja,

maka dapat diperoleh umpan balik (feed-back) mengenai sampai

seberapa jauh sebenarnya efektifitas kerja yang telah berlangsung di

kegiatan kerja tersebut.

8) Evaluasi, pada kegiatan manajemen pertambangan dengan tujuan

untuk merealisasikan atau mewujudkan gagasan manajemen, setelah

ditetapkan tujuan usaha yang diinginkan melalui suatu bentuk

organisasi dan kemudian menetapkan sarana yang diperlukan

(sumberdaya manusia-staffing dan directing maupun sumberdaya

yang lain), dapat berhasil atau sesuai yang telah ditetapkan tetapi

22
dapat juga gagal atau mengalami kemacetan. Bila demikian sebab-

sebabnya perlu dicari dengan mengkaji atau melihat ulang apa-apa

yang telah dilakukan, dan apa-apa yang tidak dilakukan yang

demikian disebut dengan evaluasi.

c. Tingkat dalam Manajemen

Dalam organisasi ada beberapa tingkatan manajer, misalnya

manajer teknik, manajer keuangan, disamping itu diperlukan para

pelaksana. Makin tinggi posisinya dalam manajemen, seseorang makin

dituntut untuk makin mampun mengelola (me menej). Makin jauh dari

posisi ini, makin sedikit keahlian manajemen yang diperlukan. Dilain

pihak, para pelaksana dituntut untuk terampil dan selalu meningkatkan

keterampilannya.

Bagan yang menggambarkan tingkat-tingkat keahlian manajemen

yang dituntut bagi seorang manajer akan tampak seperti sebuah segi

empat yang dibelah dengan beberapa garis horizontal dan diagonal.

Sumber: Yanto Indonesiaanto, 2014


Gambar 3 Tingkat-tingkat Penguasaan Keahlian dan Manajemen

23
Pada gambar 5 makin keatas makin besar tuntutan akan keahlian

manajemennya, bahkan keahlian ini harus konseptual, mendasar, dan

strategis. Dibagian tengah diperlukan kemampuan manajerial teknis

dengan porsi pengetahuan teknis yang makin besar. Bagian pelaksana

(manajer bawah atau dasar) dituntut untuk menguasai teknis, sehingga

bagian ini merupakan porsi terbesar, sedangkan pengetahuan manajerial

makin sedikit porsinya. Ini menunjukkan bahwa manajer pun

memerlukan pengetahuan teknis, sebaliknya para pelaksana harus

memahami pengetahuan manajemen yang besarnya bergantung pada

posisinya.

d. Model Manajemen Strategis

Strategi merupakan sebagai suatu proses penentuan rencana para

pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi,

disertai penyusunan suatu cara bagaimana agar tujuan tersebut tercapai.

Masalah-masalah yang bersifat strategis dalam suatu organisasi akan

ditangani oleh manajemen puncak melalui pertimbangan lingkungan

internal dan eksternal organisasi. Menurut Stephanie K. Marrus, (dalam

Sukristono, 1995)

Model manajemen strategis dapat dilihat pada bagan berikut ini:

24
Sumber : Tjutju Yuniarsih Suwatno, 2011
Gambar 4 Model Manajemen Strategis

Penjelasan dari model manajemen strategis dari gambar diatas

dapat dilihat sebagai berikut ini:

1) Visi, Misi dan Falsafah Visi merupakan suatu keinginan terhadap

keadaan dimasa datang yang dicita-citakan oleh seluruh perusahaan,

mulai dari jenjang paling atas sampai yang paling bawah. Sedangkan

misi merupakan penjabaran secara tertulis mengenai makna visi yang

terkesan sulit dimengerti, agar seluruh staf perusahaan menjadi paham

dan jelas. Falsafah yaitu untuk mengimplementasikan dari misi.

2) Tujuan Organisasi adalah Pernyataan luas tentang apa yang akan

dituju dam diwujudkan oleh organisasi.

25
3) Strategi Induk (Grand Strategy) adalah Pada dasarnya perusahaan

mempunyai suatu strategi dalam berusaha. Strategi-strategi ini

dikelompokkan sebagai strategi generik.

4) Sasaran Jangka Panjang adalah upaya pencapaian tujuan perusahaan

merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang memerlukan

pentahapan. Untuk menentukan apakah suatu tahapan sudah dicapai

atau belum, diperlukan suatu tolak ukur. Pembuatan sasaran jangka

panjang harus mengacu kepada Grand Strategy yang telah ditetapkan

sebelumnya. Berdasarkan sasaran jangka panjang ini, masing-masing

fungsional perusahaan menciptakan sasaran jangka menengah dan

jangka pendek.

5) Strategi dan Kebijakan Fungsional adalah Salah satu langkah penting

dalam implementasi strategi induk adalah membagi-membagi sasaran

jangka panjang ke dalam berbagai sasaran jangka pendek (misalnya

dalam jangka waktu tahunan) yang saling berkesinambungan dengan

memperhatikan skala prioritas serta dapat di ukur. Dalam organisasi

perusahaan yang konvesional, bidang-bidang fungsional yang utama

adalah bidang keuangan, sumber daya manusia, produksi, dan operasi

serta pemasaran.

6) Program dan Anggaran adalah pembuatan program kerja akan

dilengkapi dengan anggaran. Manfaat anggaran bagi perusahaan yaitu

sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan, sebagai alat

koordinasi kerja, alat pengawasan kerja, dan alat evaluasi kegiatan

26
perusahaan Dengan manfaat tersebut anggaran dapat membantu

manajemen untuk melaksanakan dan mengendalikan operasioanal

perusahaan.

7) Pelaksanaan dan Pengendalian adalah Agar sasaran yang ingin diraih

dapat tercapai, perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan (action)

pelaksanaan kerja dan anggaran yang telah ditetapkan perlu

dikendalikan secara seksama. Pengendalian atau pengawasan

ditujukan untuk lebih menjamin bahwa semua kegiatan yang

diselenggarakan oleh perusahaan didasarkan pada rencana yang telah

disepakati agar tidak menyimpang atau keluar dari batas-batas

toleransinya.

8) Kinerja adalah Seluruh kinerja perusahaan hendaknya dievaluasi

setelah periode waktu tertentu, misalnya setiap bulan atau periode lain

yang lebih pendek waktunya seperti setiap minggi, atau periode yang

lebih lama seperti setiap kuartal.

9) Kegiatan Evaluasi seharusnya menghasilkan informasi penting yang

berguna, misalnya sebagai umpan balik (feedback) bagi formulasi dan

implemantasi strategi. Jika terjadi penyimpangan, untuk menghindari

agar penyimpangan tidak terjadi lagi, perlu dilakukan perubahan,

misalnya perubahan rencana atau kegiatannya termasuk

pengendalianny, dan evaluasi merupakan salah satu bagian dari

manajemen strategis.

27
e. Manajemen Sumberdaya Manusia

Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu

manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan

sumber daya manusia dalam kegiatan suatu organisasi. Manajemen

sumber daya manusia berbeda dengan manajemen operasionalia.

Manajemen sumber daya manusia menganggap bahwa karyawan adalah

kekayaan (asset) utama organisasi yang harus dikelola dengan baik. Jadi

manajemen sumber daya manusia sifatnya lebih strategis bagi organisasi

dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan

manajemen personalia menganggap karyawan sebagai salah satu faktor

produksi yang harus dimanfaatkan secara produktif, atau manajemen

personalia lebih menekankan pada sistem dan prosedur.

1) Pendekatan Sumberdaya Manusia

Dalam kegiatan atau aktivitas organisasi dari waktu ke waktu

selalu timbul masalah-masalah. Untuk mengatasi masalah-masalah

yang timbul ada beberapa pendekatan sesuai dengan periodenya.

Berikut beberapa pendekatan untuk mengatasi permasalahan

organisasi :

a) Pendekatan Mekanis

Perkembangan dibidang industri dengan penggunaan mesin-

mesin dan alat-alat elektronika membawa kemajuan yang sangat

pesat dalam efesiensi kerja. dalam pendekatan mekanis, apabila ada

28
permasalahan yang berhubungan dengan tenaga kerja, maka unsur

manusia dalam organisasi disamakan dengan faktor produksi lain.

b) Pendekatan Paternalisme

Dengan adanya perkembangan pemikiran dari para pekerja

yang semakin maju dari para pekerja, yang menunjukkan mereka

dapat melepaskan diri dari ketergantungan manajemen maka

pimpinan perusahaan mengimbangkan dengan kebaikan untuk para

pekerja. Paternalisme merupakan suatu konsep yang menganggap

manajemen sebagai pelindung terhadap karyawan, berbagai usaha

telah dilakukan oleh pimpinan perusahaan supaya para pekerja

tidak mencari bantuan dari pihak lain.

c) Pendekatan Sistem Sosial

Manajemen sumber daya manusia atau personalia merupakan

proses yang kompleks. Dengan kekomplekan kegiatan manajemen

sumber daya manusia, maka pimpinan perusahaan mulai mengarah

pada pendekatan yang lain yaitu pendidikan sistem sosial yang

merupakan suatu pendekatan yang dalam pemecahan masalah

selalu memperhitungkan faktor-faktor lingkungan.setiap ada

permasalahan, maka diusahakan dipecahkan sebaik mungkin

dengan resiko yang paling kecil, baik bagi pihak tenaga kerja

maupun pemberi kerja.

29
2) Fungsi operasional manajemen sumberdaya manusia

Implementasi manajemen sumber daya manusia tergantung

kepada fungsi operasional manajemen sumber daya manusia itu

sendiri. Fungsi operasional manajemen sumber daya manusia adalah

sebagai berikut :

a) Perencanaan Tenaga Kerja

Perencanaan tenaga kerja merupakan operasi dari manajemen

sumber daya manusia. Dengan perencanaan tenaga kerja

dimaksudkan ada upaya untuk merencanakan jumlah dan jenis

tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan yang

dibutuhkan guna mencapai tujuan organisasi ini. Fungsi ini mulai

dari pekerjaan, rekrutmen, penempatan sampai pada orientasi

pekerjaan.

Kegiatan rekrutmen atau penarikan sumber daya manusia

bertujuan agar organisasi dapat memperoleh sumber daya manusia

sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. Aplikasi kegiatan ini

adalah dengan adanya seleksi yang dilakukan untuk dapat

mengetahui sejauh mana pengetahuan dan keterampilan yang

dimiliki oleh tenaga kerja. Apabila sudah memenuhi syarat, maka

tenaga kerja tersebut dapat ditempatkan sesuai dengan keahliannya

masing-masing.

30
b) Pengembangan Tenaga Kerja

Pengembangan tenaga kerja merupakan suatu kondisi yang

menunjukkan adanya peningkatan-peningkatan kualitas tenaga

kerja sehingga dapat mengurangi ketergantungan organisasi untuk

menarik karyawan baru. Adapun tujuan pengembangan sumber

daya manusia diarahkan untuk mengubah sumber daya manusia

yang potensial tersebut menjadi tenaga kerja yang produktif, serta

mampu dan terampil sehingga menjadi efektif dan efesien dalam

mencapai tujuan organisasi.

c) Penilaian Prestasi Kerja

Penilaian prestasi kerja merupakan salah satu aspek yang

penting dalam pengelolaan sumber daya manusia, dengan adanya

penilaian prestasi kerja maka dapat diketahui karyawan yang

mempunyai prestasi kerja yang baik maupun yang kurang. Hal ini

akan berdampak pada pemberian kompensasi.

d) Pemberian Kompensasi

Fungsi pemberian kompensasi meliputi kegiatan pemberian

balas jasa kepada para karyawan. Kompensasi ini dapat berupa

finansial maupun non finansial. Kegiatan disini meliputi penentuan

sistem kompensasi yang mampu mendorong prestasi karyawan, dan

juga menentukan besarnya kompensasi yang akan diterima oleh

masing-masing pekerja secara adil.

31
e) Pemeliharaan Tenaga Kerja

Didalam pemeliharaan tenaga kerja ada pelaksanaan aspek

ekonomis dan non ekonomis yang diharapkan dapat memberikan

ketenangan kerja dan konsentrasi penuh bagi pekerja guna

menghasilkan prestasi kerja yang diharapkan oleh organisasi.

Aspek ekonomis berhubungan dengan pemberian kompensasi yang

berupa gaji dan bonus yang sebanding dengan hasil kerjanya, aspek

non ekonomis berupa adanya jaminan kesehatan kesejahteraan dan

keamanan serta kenyamanan dalam bekerja. Adanya kegiatan

pemeliharaan tenaga kerja yang memadai dan memperkecil adanya

konflik antara tenaga kerja dengan pemberi kerja.

Dalam pemeliharaan sumber daya manusia ada beberapa

yang perlu dikaji antara lain tentang kepuasan kerja karyawan,

pengelolaan konflik, motivasi karyawan dan komunikasi yang

terjadi dalam organisasi.

f) Pemberhentian

Pemberhentian adalah fungsi operatif terakhir manajemen

sumber daya manusia. Fungsi pemberhentian harus mendapat

perhatian yang serius dari manajemen sumber daya manusia karena

telah diatur oleh undang-undang dan mengikat bagi perusahaan

maupun karyawan. Istilah pemberhentian atau separation,

pemisahan adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari

perusahaan yang disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan

32
organisasi, pensiun atau sebab-sebab lain yang diatur oleh undang-

undang.

4. Standard Operasional Prosedure (SOP)

Proses pada suatu pekerjaan harus dirancang dan dikembangkan.

Kesalahan prosedur dapat terjadi, bila suatu pekerjaan tidak dirancang

dengan baik dan dapat menimbulkan kecelakaan atau kerusakan. Untuk itu

perlu dibuat suatu prosedur tetap yang bersifat standar sehingga siapapun,

kapanpun dan dimanapun pada saat dilakukan langkah-langkahnya tidak

berubah. Langkah-langkah kerja yang tertib ini disebut SOP (Standard

Operasional Prosedure). Lembaga atau perusahaan yang besar umumnya

telah memakai SOP dalam melaksanakan tugas. SOP merupakan hasil

finalisasi dan kesempurnaan prosedur kerja. Dengan adanya SOP

diharapkan pekerjaan dapat terlaksana dengan baik, tepat waktu, dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Pada suatu SOP akan tergambar identifikasi, pengendalian,

kemampuan selusur, konsistensi, dan akuntabilitas. Menurut Indonesianto

(2014) suatu SOP hendaklah mempunyai format sebagai barikut:

a. Nama Lembaga
b. Judul
c. Halaman
d. Identifikasi dan pengendalian
e. Tujuan
f. Tanggung Jawab
g. Definisi
h. Kebijakan
i. Prosedur
j. Kebutuhan Perhitungan atau penanganan data atau dokmentasi

33
H. METODELOGI PENELITIAN

1. Deskripsi PT. Artamulia Tatapratama

PT. Artamulia Tatapratama adalah perusahaan Mining Contractor

yang berdiri pada tanggal 12 Mei 1997 dan berkedudukan di Kota Padang

Sumatera Barat berdasarkan Akta Pendirian 12 Mei 1997 Nomor 36. Ide

didirikannya PT. Artamulia Tatapratama adalah untuk melanjutkan dan

mengembangkan seluruh usaha dari CV. Mulia yang telah berdiri pada

tanggal 13 Juni 1979 dan berkedudukan di Padang, dimana saat itu

mengalami kemajuan pesat.

PT. Artamulia Tatapratama bernaung di bawah kuasa penambangan

PT. Sinar Mas Group yang pada lokasi penambangan PT. Kuansing Inti

Makmur. PT. Artamulia Tatapratama merupakan contractor untuk kegiatan

operasional penambangan yang melakukan kegiatan operasional

penambangan dengan luas area ±199 Ha sesuai dengan perjanjian kerja

sama pengelolaan lahan.

Saat ini PT. Artamulia Tatapratama memiliki lebih dari 200 unit alat

berat dengan berbagai tipe dan didukung oleh Sumberdaya manusia yang

berjumlah ± 600 orang, sebagai perusahaan Mining Contractor, Manajemen

PT. Artamulia Tatapratama sangat memperhatikan kepentingan masyarakat

sekitar dengan berbagai program seperti:

a. Penyerapan Tenaga Kerja.

b. Pembangunan Infrastruktur Tingkat Dusun atau Desa.

c. Kerjasama Lembaga Pendidikan.

34
d. Jenis bantuan lainnya baik material maupun non material.

PT. Kuansing Inti Makmur sebagai pemilik kuasa pertambangan

menerima fee (pembagian hasil) dari hasil produksi batubara PT. Artamulia

Tatapratama sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi ketenagakerjaan pada PT. Artamulia Tatapratama

dipimpin oleh Project Manager yang bertanggung jawab langsung kepada

pihak Owner PT. Kuansing Inti Makmur dan Management Head Office di

Jakarta, Project Manager membawahi beberapa Departemen sebagai

pelaksana kegiatan di lapangan dan dalam satu departemen pun terdapat

beberapa bagian.

PT. Artamulia Tatapratama memiliki struktur organisasi dengan

keterangan sebagai berikut:

a. Project Manager

Project Manager adalah seorang pimpinan perusahaan dimana

syarat untuk menjadi Project Manager adalah seorang Sarjana tambang

atau seseorang yang cukup lama berpengalaman dibidang pertambangan

(minimal 10 tahun pengalaman).

Tugas dari seorang Project Manager adalah sebagai berikut :

1) Memberikan intruksi tentang pelaksanaan kerja pada bawahannya,

yang meliputi kepala produksi, kepala bagian umum dan bagian

keuangan.

35
2) Melakukan dan menyetujui transaksi-transaksi keperluan

penambangan.

3) Membuat laporan pertanggung jawaban secara berkala kepada pemilik

perusahaan.

4) Bertanggung jawab terhadap hasil kerja dan kelancaran kegiatan

penambangan.

5) Mewakili perusahaan dalam memutuskan masalah yang berhubungan

dengan tambang baik ke dalam maupun ke luar.

b. Departemen HRD dan GA

Departemen HRD dan GA adalah suatu departemen yang bertugas

untuk mengurus masalah umum yang terdiri dari bagian Personalia,

administrasi umum, penerimaan karyawan dan masalah pembelian

(Purchasing).

Tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

1) Personalia

a) Pendekatan kepada tokoh masyarakat dan orang-orang penting

yang akan mendukung kegiatan penambangan.

b) Penerimaan dan memberhentikan karyawan.

c) Peningkatan kualitas sumberdaya manusia serta pemberian upah

kerja.

2) Administrasi

a) Pendataan aset perusahaan.

b) Pemeliharaan dan pendistribusian sarana di lapangan.

36
c) Penyediaan kebutuhan dan fasilitas tambang

d) Purchasing (Pembelian)

e) Pembelian solar (BBM) untuk seluruh kebutuhan proyek

f) Pembelian alat–alat baru jika dibutuhkan untuk kepentingan

tambang.

g) Pendataan pembelian.

c. Departemen Koordinasi Produksi

Departemen koordinasi produksi adalah departemen yang ditunjuk

untuk mengurus masalah pada bagian produksi. Adapun tugas dan

wewenang dari departemen produksi adalah:

1) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pengupasan tanah penutup.

2) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan penambangan Batubara dari Pit

ke Stockpile.

3) Mengawasi dan mengontrol sistem kerja alat berat di front

penambangan.

Bagian produksi membawahi tiga bagian pekerjaan yang terdiri

dari:

1) Mekanik, adalah bagian yang menangani masalah perawatan dan

perbaikan peralatan tambang seperti alat berat, pompa, Dump Truck

dan penerangan tambang.

2) Bagian Stockpile, adalah bagian yang pekerjaanya mengatur

penumpukan batubara di Stockpile.

37
3) Bagian tambang, adalah bagian yang menangani pengupasan tanah

pucuk, panambangan batubara dan pembelian bahan bakar minyak,

perawatan jalan tambang, penyelamatan tanah pucuk, serta

pembersihan lahan.

4) Bagian Administrasi dan Keuangan adalah bagian yang menangani

administrasi keuangan perusahaan, administrasi produksi dari setiap

Pit, jumlah jam kerja dan Overtime untuk menentukan upah pekerja.

d. Departemen Safty Health Emviropment (SHE)

Departemen SHE adalah departemen yang mempunyai tugas dan

wewenang untuk mengurus dan menyediakan perlengkapan untuk

keselamatan kerja, membuat ID card, Investigasi kecelakaan,

mempromosikan cara kerja yang dapat mengakibatkan penyakit kerja,

memberikan penyuluhan, dan pelayanan penyakit, memastikan karyawan

dan tamu mematuhi peraturan perusahaan, memastikan unit yang akan

digunakan untuk produksi dalam keadaan sehat tanpa kerusakan apapun.

e. Departemen Logistik

Departemen Logistik adalah departemen yang mempunyai tugas

dan wewenang:

1) Mengajukan permintan pembelian suku cadang.

2) Menginventaris suku cadang.

3) Penyiapan suku cadang.

4) Perawatan dan perbaikan kendaraan

38
f. Departemen Engineering

Departemen Engineering adalah suatu badan yang ditunjuk untuk

mengurus bagian perencanaan dan pengembangan di lokasi adapun tugas

dan wewenangnya antara lain:

1) Merencanakan kegiatan penambangan selanjutnya.

2) Mengembangkan kegiatan yang sedang berlangsung.

3) Menghitung bahan galian yang tersisa.

4) Melakuakan kegiatan Survey guna untuk menghitung cadangan yang

ada.

5) Membuat peta lokasi, peta topografi dan peta situasi lapangan

g. Departemen Plan

Departemen Plan adalah departemen yang bergerak pada bidang

mekanik, kegiatannya memperbaiki dan melakukan perawatan pada alat

berat, dimana departemen Plan memiliki mekanik yang berkopetensi

pada bidang nya, sehingga kerusakan pada alat berat dapat diperbaiki

mekanik-mekanik dari departemen Plan.

h. Security (keamanan)

Security (keamanan) bertugas mengamankan aset perusahaan,

keamanan karyawan, keamanan hasil produksi perusahaan.

i. Pemasaran

Pemasaran adalah yang mengurus penjualan batubara dari hasil

lokasi tambang ketempat penjualan atau konsumen, tugasnya antara lain:

1) Mencari tempat pemasaran batubara yang telah ditambang.

39
2) Mencari alat-alat transportasi yang tepat untuk pengangkutan batubara

ke konsumen.

3) Mengkoordinasikan dan mengatur transportasi tersebut apakah layak

atau tidaknya digunakan

4) Bertanggung jawab penuh terhadap proses dan kelancaran pemasaran

batubara.

3. Keadaan Umum Lokasi Penambangan

a. Lokasi dan Kesampaian Daerah

Lokasi operasional PT. Artamulia Tatapratama terletak di Desa

Tanjung Belit, Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.

Secara geografis okasi penambangan PT. Artamulia Tatapratama

terletak antara koordinat 101° 42’ 58” BT -101° 45’ 3” BT dan 01°24’

15” LS - 01° 25’ 0” LS.

Lokasi operasional PT. Artamulia Tatapratama dapat ditempuh

dari Kota Padang melalui Jalan Lintas Sumatra selama 7 jam

menggunakan transportasi darat dengan jarak ± 260 km, dan dilanjutkan

dengan perjalanan darat selama 30 menit menuju lokasi penambangan

PT. Kuansing Inti Makmur. Lokasi proyek penambangan bisa dicapai

dengan sarana perhubungan darat, bila melalui KM 44 berjarak ±18,5

Km dan bila melewati Simpang 4 Rantau Ikil berjarak ±10 km dengan

waktu tempuh sekitar 20 menit. Lokasi dan kesampaian daerah dapat

dilihat pada gambar di bawah ini:

40
Sumber: PT. Artamulia Tatapratama
Gambar 4 Lokasi dan Kesampaian Daerah

b. Iklim dan Curah Hujan

c. Topografi

Tanjung Belit pada umumnya memiliki topografi sebagian besar

mempunyai kenampakan berbukit-bukit dan sebagian kecil berupa

dataran. Pada area ini terdapat sungai besar yaitu Sungai Batang Asam.

Daerah perbukitan terdiri atas punggungan-punggungan, puncak-puncak

dan lembah-lembah bukit dengan ketinggian antara 100 – 300 mdpl.

Kemiringan punggungan-punggungan dan puncak-puncak bukit pada

umumnya agak landai sampai agak terjal antara 5°-20° dengan beda

tinggi antara 30–50 m. Bentuk morfologi ini dikontrol oleh litologi yang

berasal Formasi Sinamar berupa batu lempung, batu lanau dan batupasir.

d. Kondisi Geologi dan Statigrafi

1) Struktur Geologi

Secara umum daerah penyelidikan merupakan bagian dari peta

geologi lembar daerah Tanjung Belit Kecamatan Jujuhan, areal PT.

41
Artamulia Tatapratama secara regional terletak diantara Cekungan

Sumatera Tengah dan Cekungan Sumatera Selatan. Cekungan

Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan berawal dari masa kuarter dan

diendapkan Formasi Sinamar. Formasi Sinamar diendapkan dalam

kondisi peralihan, dimana bagian bawah formasi menunjukan

lingkungan daratan yang diendapkan pada Kala Oligosen akhir,

sedangkan bagian atas formasi diendapkan dalam lingkungan laut

pada Kala Miosen Bawah. Tebal Formasi Sinamar mencapai > 1000

m.

Geologi daerah Tanjung Belit termasuk dalam Cekungan

Ombilin, Sumatera Barat yang berumur dari muda ke tua yaitu

Miosen–Oligosen.Geologi regional area penambangan berupa sesar

dan perlipatan. Patahan (sesar) di lembar Painan mempunyai arah

umum barat laut–tenggara. Sudut kemiringan dari lapisan batuan pra

tersier atau batuan tersier yang di dekat daerah patahan biasanya

besar. Arah sumbu antiklin dan sinklin batuan tersier hampir sama

dengan arah lipatan batuan pra tersier yang merupakan batuan dari

batuan tersier.

Sesar utama dilembar ini adalah bagian dari Sesar Sumatera

yang berupa sesar geser menganan dan beberapa sesar normal yang

berarah barat laut–tenggara. Sesar utama tersebut ada kaitannya

dengan pembentukan bongkah-bongkah turun seperti danau diatas dan

danau dibawah, lembah-lembah Muaralabuh dan Semurup, kegiatan

42
Gunung Kerinci, dan jalur metasir panas. Daerah ini juga mengalami

beberapa tektonik yang dimulai sejak Perem akhir, dimana formasi

Ngaol dan formasi Barisan mengalami pengangkatan, perlipatan dan

mungkin pemalihan seperti pada peta geologi lembar Muara Bungo,

Sumatera seperti gambar dibawah ini:

Sumber : PT Artamulia Tatapratama


Gambar 5 Peta Geologi Regional PT. Artamulia TataPratama

2) Statigrafi

Daerah penelitian secara dominan tersusun oleh Formasi

Sinamar (Tos) yang terdiri dari : batupasir, berwarna abu-abu hingga

abu-abu terang, berbutir halus hingga sedang, menyudut tanggung,

loose, formasi tersebut memiliki umur Oligosen. Batu lempung

berwarna abu–abu hingga abu–abu kecoklatan-kemerahan, sedikit

pasiran, lunak. Batu lanau, berwarna abu–abu hingga abu-abu

kehijauhan, kompak. Batubara berwarna hitam kusam sampai hitam

mengkilap, kilap dull, agak keras, mengandung damar tebal sampai 15

43
cm. Formasi Sinamar merupakan endapan darat dengan lingkungan

rawa-rawa (limnik). Diatasnya diendapkan Formasi Rantau Ikil (Tmr)

yang terdiri dari batulempung hijau bersifat gampingan, napal dan

sisipan batugamping berlapis, mencirikan lingkungan danau. Kedua

Formasi tersebut secara tidak selaras ditutupi oleh Endapan Vulkanik

Kuarter yang berasal dari pegunungan barisan di sebelah baratnya

akibat kegiatan magmatisma.

Beberapa penyelidikan terdahulu menyimpulkan, bahwa

Formasi Sinamar diendapkan dalam kondisi peralihan, dimana bagian

bawah formasi menunjukkan lingkungan daratan yang diendapkan

pada Kala Oligosen Akhir, sedangkan bagian atas formasi diendapkan

dalam lingkungan laut pada Kala Miosen Bawah. Tebal Formasi

Sinamar mencapai > 1000 m.

Endapan vulkanik tersebar tidak merata di daerah penyelidikan,

terdiri dari breksi laharik, aglomerat dan konglomerat. Breksi,

berwarna hitam, keras, masadasar pasir kasar tufaan, fragmen berupa

batuan beku andesit, berwarna abu-abu hingga abu-abu kehitaman,

bentuk membulat–menyudut tanggung, ukuran kerikil sampai boulder.

44
Tabel 1 Statigrafi Regional PT. Artamulia Tatapratama

Simbol Kandungan Lingkungan


Umur Formasi Deskripsi
Lithologi Fosil Pengendapan
Terdiri dari
material
Holosen lepas,
Kuarter

Endapan kerakal-
- Darat
Alluvial butiran (64-
4mm),
pasirlepas
dan lumpur
Terdiri dari
batupasir
lempungan,
batupasir
Miosen

tufaan, dan
Rantauikil - Darat
batupasir
lempungan.
Ketebalan
sekitar
1.000 meter
Terdiri dari Lower delta
batulempun plain
g, Streblus
Tersier

Satuan komposisi beccari


Batu lempung, Operticuna
lempung bersifat a.
Sinamar silikaan, Cibicides
dengan altispira
Oligosen

sisipan
batubara
Satuan Terdiri dari Transitional
Batupasir batupasir, Lower Delta
Sinamar dengan Plain
sisipan
-
batulanau
dan
batulempun
g
Sumber: PT.Artamulia Tata Pratama

45
4. Jenis Data yang dibutuhkan dalam Penelitian

a. Data Primer mencakup pengamatan langsung berupa fhoto lapangan,

waktu hambatan kerja dan produksi aktual harian.

b. Data Sekunder mencakup data curah hujan 2017, data curah hujan jam-

jam an, data setting jam kerja dari plan perusahaan, data produksi

batubara 2016, data target produksi batubara 2017, data produksi

batubara April 2017, dan Standard Operasional Prosedure (SOP)

produksi batubara.

5. Teknik Pengambilan Data

Dalam mengevaluasi manajemen di PT. Artamulia Tatapratama,

dilakukanlah pengambilan data primer dengan mencatat waktu hambatan

yang terjadi selama proses penambangan batubara sehingga dihasilkan jam

kerja efektif.

46
6. Kerangka Konseptual

Mulai

Studi Literatur

Orientasi Lapangan

Pengambilan Data

Data Primer : Data Sekunder:


a. Fhoto lapangan a. curah hujan jam-jam an
b. Waktu hambatan kerja b. setting jam kerja dari plan perusahaan
c. Produksi aktual harian c. produksi batubara 2016,
d. target produksi batubara 2017
e. produksi batubara April 2017
f. Standard Operasional Prosedure (SOP)

a. Waktu hambatan kerja


b. Jam kerja efektif
c. Perbandingan waktu hambatan kerja dengan setting
time yang direncanakan
d. Perbandingan produksi aktual berdasarkan
hambatan kerja
e. Perbandingan produksi aktual dengan target
produksi
f. Rancangan jam kerja efektif
g. Standard Operasional Prosedure (SOP) produksi

Kesimpulan

selesai

47
7. Teknik Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengambilan data, maka data tersebut akan

dikelompokkan dan akan dilakukan pengolahan data. Maka pengolahan data

yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menghitung waktu hambatan yang terjadi pada saat penambangan

batubara.

b. Menghitung jam kerja efektif aktual berdasarkan data hambatan kerja

produksi batubara.

c. Menganalisis hasil produksi aktual harian berdasarkan hambatan kerja

yang terjadi pada saat penambangan batubara.

d. Membandingkan hasil produksi aktual dengan hasil target produksi yang

telah ditetapkan.

e. Merancang jam kerja efektif sebagai evaluasi manajemen sehingga bisa

merekomendasikan Standard Operasional Prosedure (SOP) produksi

batubara.

48
I. JADWAL KEGIATAN

Penelitian ini telah akan dilaksanakan selama 1 bulan, yaitu pada tanggal

01 April 2017 sampai 30 April 2017, dengan jadwal pelaksanaan sebagai

berikut:

Waktu Pelaksanaan Minggu Ke-


No Kegiatan
1 2 3 4

1 Orientasi Lapangan

Pengumpulan Referensi dan


2
Data

3 Pengolahan Data

4 Konsultasi dan Bimbingan

Penyusunan dan Pengumpulan


5
Draft Laporan

Sumber : Penulis

J. PENUTUP

Demikian proposal ini dibuat dengan harapan pihak menyetujui usulan

saya ini, dalam rangka penyelesaian tugas akhir saya ini. Terimakasih.

K. DAFTAR PUSTAKA

Gusman Mulya. (2012). Manajemen Tambang. Padang: Universitas Negeri


Padang
Indonesianto Yanto. (2014). Manajemen Pertambangan. Yogyakarta: UPN
Syukron Amin. (2014). Manajemen Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu
Umar Husean. (2003). Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT.Gramedia
Pustaka Utama
Yuniarsih Tjutju, Suwatno. (2011). Manajemen Sumberdaya Manusia.
Bandung: ALFABETA

49

Anda mungkin juga menyukai