Anda di halaman 1dari 1

Mengapa metode indoktrinasi tidak lagi memadai untuk diterapkan dalam pendidikan anak di

era digital masa kini?

Metode indoktrinasi tidak lagi memadai untuk diterapkan di era digital kini, karena generasi
muda merupakan subjek yang memiliki partisipasi dalam segala aktivitas kehidupannya.
Model alternatif pendidikan karakter di era digital perlu diretas. Pendidikan karakter di era
digital perlu dikembangkan lebih efektif melalui modifikasi multi pendekatan, multi metode,
strategi, dan multi media seperti berikut ini:
1. Modelling (keteladanan)
2. Habituating (pembiasaan)
3. Live in and experiencing (pengalaman)
4. Problem solving (hadap masalah dan pemecahannya)
5. Values clarification (klarifikasi nilai)
6. Reflective thinking (pemikiran reflektif)
7. Critical thinking (berpikir kritis)
8. Creative thinking (berpikir kreatif)
9. Interaksi dialogis dan keterbukaan antar generasi
10. Anticipating melalui tindakan prevensi
11. Empowering, anticipating dan emansipatoris (ada keterlibatan generasi muda sebagai
subjek dalam berbagai aktivitas kehidupan di masyarakat).
Berbagai alternatif model dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan. Di era digital ini,
lebih tepat jika orang tua memposisikan generasi muda sebagai partner dialog (bukan
subordinat), sebagai subjek (bukan objek), yang proaktif (bukannya pasif), sehingga generasi
muda memiliki peran partisipatif dan emansipatoris (ada keterlibatan sebagai subjek). Namun
demikian, orang tua juga perlu senantiasa meng-update dan mengakselerasi diri dengan
berbagai pengetahuan dan keterampilan teknis yang terkait dengan teknologi informasi di era
digital. Jangan sampai orang tua justru gagap teknologi dan ketinggalan informasi, sehingga
mereka justru kehilangan “power” dan “wibawa” dalam berinteraksi dengan generasi muda.
Merupakan prediksi yang memilukan jika orang tua hanya akan menjadi pendatang, bahkan
orang asing dalam kehidupan dunia digital anak-anak mereka (generasi muda).

Anda mungkin juga menyukai