Anda di halaman 1dari 7

Lampiran 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN


( SAP )
PELATIHAN SNAKE BITE RESCUE

Pokok Bahasan : Pelatihan Snake Bite Rescue


Sasaran : Petani belimbing
Hari/tanggal : -
Tempat : Kebun belimbing di desa Tasikmadu Palang Tuban
Pukul : 16.00-17.00 WIB
Penyuluh : Tenaga Kesehatan

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan dan pelatihan selama 45 menit, diharapkan
responden memahami dan memperagakan teknik penanganan pertama pada
korban cedera gigitan ular.
2. Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan, sasaran mampu:
a. Menjelaskan penggertian tentang jenis gigitan ular dan bahayanya.
b. Menjelaskan prosedur penanganan pertama akibat cedera gigitan ular.
c. Mampu memperagakan prosedur penanganan pertama akibat cedera gigitan
ular.
B. MATERI (Terlampir)
1. Pengertian jenis gigitan ular dan bahayanya
2. prosedur penanganan pertama akibat cedera gigitan ular
C. MEDIA
1. SAP
D. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab (feedback di setiap sesi)
3. Demonstrasi
E. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : Mahasiswa penelitian
2. Penyaji : Tenaga kesehatan
F. RINCIAN TUGAS
1. Moderator
a. Membuka dan menutup acara penyuluhan .
b. Membuat kontrak waktu pelaksanaan kegiatan.
c. Menjelaskan tujuan dan topic penyuluhan.
d. Menyerahkan penjelasan penyuluhan kepada penyaji.
e. Mengarahkan jalannya diskusi.
f. Memeberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya.
g. Menyimpulkan kegiatan.
2. Penyuluh
Memberikan penyuluhan dan pelatihan sesuai topik yang akan disajikan
G. Setting Tempat

Keterangan:

Penyaji

Moderator

Responden

H. KEGIATAN PENYULUH

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 15 Menit Pembukaan :
16.00 1.Memberi salam. 1.Menjawab salam.
s.d 2.Meperkenalkan diri 2.Mendengarkan.
16.15 3. Menjelaskan Tujuan dan Prosedur 3. Memperhatikan
4.Kontrak waktu. 4..Menyetujui.
5.Pre test (pembagian Kuisoner) 5.Mengisi kuisoner
2. 40 menit Pelaksanaan :
Terdiri dari 3 sesi
Sesi 1 : Sesi 1:
16.15 s.d 1. Penyampaian materi (pengertian gigitan ular Mendengarkan,
16.25 dan jenis ular berbisa dan tidak berbisa) memperhatikan dan
2. Evaluasi (Tanya jawab tentang materi jenis bertanya.
gigitan ular dan bahayanya)
16.25 s.d Sesi 2 : Sesi 2:
16.35 1. Penyampaian prosedur penanganan pertama Mendengarkan,
pada gigitan ular melihat,
3. Evaluasi (Tanya jawab tentang prosedur memperhatikan dan
penanganan pertama pada gigitan ular) bertanya.
16.35 s.d Sesi 3 :
16. 55 1. Peragaakan (praktik) penanganan pertama Sesi 3: Meragakan,
pada korban cedera gigitan ular. bertanya dan mengisi
2. Evaluasi kuisoner
3. Post tes (mengisi kuisoner)
4. 5 menit Penutup :
16.55 s.d 1. Mengucapkan terimakasih. 1. Menjawab salam.
17.00 2. Mohon maaf 2. Mendengarkan.
3. Mengucapkan salam 3. Menjawab salam.

I. EVALUASI
Evaluasi akan dilakukan adalah:
1. Evaluasi Struktur
a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.
b. Kontrak dengan peserta pada H-1, diulangi kontrak pada hari H.
c. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan.
d. Responden ± 10 orang ditempat penyuluhan sesuai kontrak yang disepakati.
2. Evaluasi Proses
Peserta antusias dalam menyimak uraian materi penyuluhan tentang pengertia jenis
gigitan ular besrta penyebabya dan mampu memperagakan penanganan pertama
pada korban cidera gigitan ular.
3. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit peserta mampu
a. 80% sasaran mampu menyebutkan pengertian jenis gigitan ular dan bahayanya
dengan benar
b. 60% sasaram mampu menjelaskan prosedur penanganan pertama cidera akibat
gigitan ular.
c. 60% sasaran mampu mendemonstrasikan penanganan pertama cidera akibat
gigitan ular.

PELATIHAN GIGITAN ULAR (SNAKE BITE)

1. Pengertian
1.1. Definisi snake bite
Gigitan ular (snake bite) dapat disebabkan ular berbisa dan ular tidak berbisa.

Gigitan ular yang berbisa mempunyai akibat yang beragam mulai dari luka yang

sederhana sampai dengan ancaman nyawa dan menyebabkan kematian. Racun ular adalah

racun hewani yang terdapat pada ular berbisa. Racun binatang adalah merupakan

campuran dari berbagai macam zat yang berbeda yang dapat menimbulkan beberapa

reaksi toksik yang berbeda pada manusia. Sebagian kecil racun bersifat spesifik terhadap

suatu organ, beberapa mempunyai efek pada hampir setiap organ. Kadang-kadang pasien

dapat membebaskan beberapa zat farmakologis yang dapat meningkatkan keparahan

racun yang bersangkutan. Komposisi racun tergantung dari bagaimana binatang

menggunakan toksinnya. Racun mulut bersifat ofensif yang bertujuan melumpuhkan

mangsanya, sering kali mengandung faktor letal. Racun ekor bersifat defensive dan

bertujuan mengusir predator, racun bersifat kurang toksik dan merusak lebih sedikit

jaringan. Bisa adalah suatu zat atau substansi yang berfungsi untuk melumpuhkan mangsa

dan sekaligus juga berperan pada sistem pertahanan diri. Bisa tersebut merupakan ludah

yang termodifikasi, yang dihasilkan oleh kelenjar khusus. Kelenjar yang mengeluarkan

bisa merupakan suatu modifikasi kelenjar ludah parotid yang terletak di setiap bagian
bawah sisi kepala di belakang mata. Bisa ular tidak hanya terdiri atas satu substansi

tunggal, tetapi merupakan campuran kompleks, terutama protein, yang memiliki aktivitas

enzimatik. Nugroho & Putri (2016).

1.2. Ciri ular berbisa


Tidak ada cara sederhana untuk mengidentifikasi ular berbisa. Beberapa spesies ular

tidak berbisa dapat tampak menyerupai ular berbisa. Namun, beberapa ular berbisa dapat

dikenali melalui ukuran, bentuk, warna, kebiasaan dan suara yang dikeluarkan saat

merasa terancam. Beberapa ciri ular berbisa dan tidak berbisa adalah ular berbisa bentuk

kepala segitiga, dua gigi taring besar, dan pada luka bekas gigitan terdapat bekas taring,

sedengkan ular tidak berbisa bentuk kepala bulat, gigi taring kecil, bekas gigitan

melengkung seperti huruf U dan warna ular warna-warni.


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ( SPO)

PELATIHAN SNAKE BITE RESCUE

Pengertian Pelatihan Snake Bite Rescue merupakan prosedur pemberian


pengetahuan dan pelatihan pada gigitan ular dengan cara teknik
pressure immobilization (balut tekan) pada area cedera akibat
gigitan ular dengan tujuan untuk menghalangi penyerapan dan
penyebaran bisa ular, menetralkan bisa dan mengobati komplikasi.
Tujuan 1. Untuk menghalangi penyebaran bisa ular
2. Menetralkan bisa
3. Mencegah terjadinya komplikasi
Bahan dan Alat 1. Kasa
2. Gunting
3. Perban elastic bandage
4. Spalk
5. Mitela
Materi Prosedur penanganan pertama akibat cedera gigitan ular
Prosedur dan 1. Persiapan penolong
Pelaksanaan 1) Memberi salam/memperkenalkan diri
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur
3) Mengatur posisi pasien
2. Pelaksanana
1) Pertolongan pertama
Memastikan daerah sekitar aman dan ular telah pergi segera
cari pertolongan medis jangan tinggalkan korban,
selanjutnya lakukan prinsip RIGT, yaitu :
(1) R: Reassure : yakinkan kondisi korban, tenangkan dan
istirahatkan korban, kepanikan akan menaikan tekanan
darah dan nadi sehingga racun akan lebih cepat
menyebar ke tubuh. Terkadang pasien pingsan/panik
karena kaget.
(2) I: Immobilisation : jangan menggerakan, perintahkan
korban untuk tidak berjalan atau lari. Jika dalam waktu
30 menit pertolonngan medis tidak dating, lakukan
tehnik balut tekan (pressure-immoblisation) pada
daerah sekitar gigitan (tangan atau kaki) lihat prosedur
pressure immobilization (balut tekan)
(3) G: Get : bawa korban kerumah sakit segera seaman
mungkin
(4) T: Tell the Doctor : informasikan ke dokter tanda dan
gejala yang muncul ada korban.
2) Prosedur pressure immobilization (balut tekan)
(1) Balut tekan pada kaki
a. Istirahatkan (immobilisasikan) Korban.
b. Keringkan sekitar luka gigitan.
c. Gunakan pembalut elastis.
d. Jaga luka lebih rendah dari jantung.
e. Sesegera mungkin, lakukan pembalutan dari bawah
pangkal jari kaki naik ke atas.
f. Biarkan jari kaki jangan dibalut.
g. Jangan melepas celana atau baju korban.
h. Balut dengan cara melingkar cukup kencang
namun jangan sampai menghambat aliran darah
(dapat dilihat dengan warna jari kaki yang tetap
pink).
i. Beri papan/pengalas keras sepanjang kaki.
(2) Balut tekan pada tangan
a. Balut dari telapak tangan naik keatas. ( jari tangan
tidak dibalut).
b. Balut siku & lengan dengan posisi ditekuk 90
derajat.
c. Pasang papan sebagai fiksasi.
d. Gunakan mitela untuk menggendong tangan.
Referensi Dirjen Yanmed. Nomor : 00.03.2.6.7637 tentang berlakunya standar
asuhan keperawatan (2017)

Anda mungkin juga menyukai