Anda di halaman 1dari 4

Mungkin selama kita sholat, ada sebagian kawan kita, ayah, ibu saudara, waktu sujud

terakhir, lama sekali sujudnya, dikarenakan berdoa (doa buatan sendiri) ketika sujud
terakhir, apakah doa itu pakai bahasa indonesia/daerah/ ataupun berbahasa arab.
PENJELASAN :
1. Berdoa di sujud terakhir dengan doa buatan sendiri baik dalam hati maupun
dilafalkan.
Haruslah diketahui bahwa shalat itu adalah ibadah mahdah yang dalam pelaksanaannya
harus dilakukan sesuai dengan yang dituntunkan Rasulullah saw baik mengenai
gerakan-gerakannya maupun bacaan-bacaannya. Hal ini sebagaimana diperintahkan
Rasulullah saw dalam hadis riwayat al-Bukhari dari Malik ibn Huwairisi, bahwa Nabi
bersabda:
Artinya : “Salatlah kamu sekalian sebagaimana kamu melihat saya shalat.” (Bukhary)
Oleh karena itu tidak boleh kita menambah-nambah dari apa yang dituntunkan
Rasululullah saw, termasuk dalam hal berdo’a ketika ruku’, i’tidal, sujud, duduk di
antara dua sujud, maupun pada waktu tahiyyat. Memang ada kesan bahwa pada waktu
ruku’ dan sujud kita boleh memperbanyak doa, dan terkesan doa itu tidak saja dari apa
yang dituntunkan Rasulullah saw, tapi juga yang kita inginkan. Hal ini karena menurut
Rasulullah saw, pada waktu shalat hubungan hamba dengan Allah yang paling dekat
ialah ketika melakukan sujud. Oleh kanena itu kita diperintahkan banyak berdo’a pada
waktu sujud tersebut. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat Muslim dari Abu
Hurairah :
“Bahwasanya Rasulullah saw bersabda : Hamba yang paling dekat kepada Tuhannya
adalah hamba yang sedang sujud, maka perbanyaklah do’a oleh kamu sekalian pada
waktu sujud.” (HR.Muslim)
Namun demikian memperbanyak do’a pada waktu sujud atau ruku’ tidak berarti
menambah dengan do’a yang tidak diterima dari Rasulullah saw. Memperbanyak do’a
dalam hadis di atas antara lain mengandung arti mengulang-ngulang suatu do’a dalam
sujud atau ruku’. Pengertian ini ditunjuki oleh hadis Nabi saw antara lain yang
diriwayatkan Muslim dari Aisyah bahwa Aisyah berkata :
Artinya : “Bahwasanya Rasulullah saw memperbanyak do‘a pada waktu ruku’ dan
sujudnya dengan membaca : “Subhanaka Allahumma rabbana wa bihamdika
Allahummagfirli”. (HR. Muslim)
Bisa juga memperbanyak doa ini :
Artinya : “Diriwayatkan dari Hudaifah ra ia berkata : Aku pernah salat bersama Nabi
saw, di dalam rukuknya beliau membaca : Subhaana rabbiyal-‘adziim dan dalam
sujudnya: Subhana rabbiyal-a’la.” [HR. Muslim]
ATAU:
“Diriwayatkan dari Aisyah ia berkata : Bahwasanya Rasulullah saw dalam rukuk dan
sujudnya beliau membaca : Subbuhun Quddusun Rabbul Malaikati war-Ruuh.” [HR.
Muslim]
Dalam hadis di atas yang dimaksud dengan memperbanyak do’a dengan bacaan
subhanaka, ialah mengulang-ngulang bacaan do’a tersebut. Memperbanyak do’a dalam
ruku’ dan sujud bisa juga berarti membaca beberapa do’a pada setiap kali ruku’ dan
sujud. Memang terdapat beberapa riwayat dari Nabi saw yang menyebutkan berbagai
macam bacaan (doa) pada waktu ruku’ dan sujud. Hanya saja untuk makna yang
terakhir ini tidak/ belum ditemukan adanya riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi saw
dalam satu kali ruku’/ sujud ada membaca berbagai macam doa. Atas dasar ini Tim
Fatwa dalam memahami memperbanyak do’a cenderung kepada makna yang pertama
bahwa memperbanyak doa itu dalam arti mengulang-ngulang bacaan suatu do’a. Hanya
saja yang perlu diketahui lebih lanjut bahwa memperpanjang/ memperlama ruku’ atau
sujud dengan mengulang-ngulang
2. Melamakan Sujud Terakhir
Bacaan suatu do’a itu tidak berarti hanya diperlakukan khusus dalam salah satu ruku’
atau sujud, umpamanya sujud yang terakhir yang diperpanjang, melainkan
memberlakukan sama dalam semua ruku’ atau sujud, karena tidak diperoleh
keterangan bahwa Nabi saw hanya memperlama/ memperpanjang salah satu ruku’nya
atau sujudnya saja. Justru Nabi saw menyamakan lamanya itu dalam semua ruku’ dan
semua sujud, hal ini seperti yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim :
Artinya : “Bahwasanya Rasulullah saw menjadikan ruku’nya dan berdirinya setelah
ruku’, sujudnya dan duduknya di antara dua sujud hampir sama lamanya.”
KESIMPULAN :
1. Kita dilarang berdoa dengan buatan sendiri ketika dalam sujud, karena itu tidak ada
tuntunan. “ingat kata Nabi : shalatlah kamu seperti melihatku sholat”, kalau kita tidak
sama berarti kita tidak taat kepada Nabi.
2. Kita dilarang untuk melamakan sujud terakhir dibanding yang lain , karena Nabi
menjadikan ruku, berdirinya, sujud, duduknya, hampir sama semua lamanya, “ingat
kata Nabi : shalatlah kamu seperti melihatku sholat”, kalau kita tidak sama, berarti kita
tidak taat kepada Nabi.
3. Memperbanyak doa yang dimaksud nabi dalam sujud ialah mengulang-ulang bacaan
yang telah ia perintahkan. “ingat kata Nabi : shalatlah kamu seperti melihatku sholat”,
kalau kita tidak sama, berarti kita tidak taat kepada Nabi.
4. Mari kita meninggalkan dan meluruskan pemahaman tentang ini. Jangan mengada-
ngadakan perkara yang tidak ada tuntunan dari Nabi dalam beribadah.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (Al-Hujurat : 1)
Rasul menyuruh sholat seperti ia, Rasul memperbanyak doa dalam sujud sesuai yang ia
lakukan, maka kita harus meniru dia dalam beribadah, dan jangan coba-coba membuat
jalur sendiri, sehingga mendahului Allah (karena tidak diperintahkan allah) dan
mendahului Rasul (karena tidak ada perintah dari Rasul)
Kemudian ayat di atas diperkuat hadits berikut :
Dari ‘Aisyah berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang
artinya) : “Barangsiapa yang mengada-adakan (sesuatu yang baru) dalam urusan
(agama) kami ini, apa-apa yang tidak ada darinya (yang tidak kami perintahkan) maka
ia tertolak.”
Sholatlah kamu seperti melihat ku sholat, kalau kita membuat cara-cara baru/bacaan
baru, dan tidak pula diperintahkan, maka jelas itu merupakan perkara yang tertolak.
5. Kalau mau berdoa harus sesudah salam, Karena kalau dalam sholat “ingat kata Nabi :
shalatlah kamu seperti melihatku sholat”, kalau kita tidak sama, berarti kita tidak taat
kepada Nabi.
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan tidak mengeraskan suara !
sesungguhnya allah tidak menyukai orang-orang yang melewati batas “ (al-A’raaf : 55)
Dan berdzikirlah dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan
tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang lalai. [QS. al-A’raaf (7) : 205]
Ayat-ayat tersebut diatas jelas menyuruh kita untuk TIDAK MENGERASKAN SUARA.
Hai manusia, kecilkan suaramu, sebab kamu tidak menyeru kepada orang yang tuli dan
jauh, melainkan kamu menyeru kepada Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat dan
Dia bersamamu. [HR. Muslim]
Dari hadits di atas dijelaskan bahwa Rasulullah menyeru manusia untuk mengecilkan
suaranya, karena yang kita seru tidaklah jauh dan tidaklah tuli.

Waktu yang kita paling hampir dengan Allah adalah ketika sujud di dalam solat dan doa ketika
sujud pasti akan lebih khusyuk. Berdoa ketika sujud semasa solat adalah amalan yang biasa dilakukan
oleh Rasulullah di mana Rasulullah pada kebiasaannya akan memanjangkan sujudnya untuk
memperbanyakkan zikir dan doa kepada Allah.
Sabda Rasulullah s.a.w.:

“Suasana yang paling hampir antara seseorang hamba dengan Tuhannya ialah di ketika ia
bersujud kerana itu hendaklah kamu memperbanyakkan doa di dalamnya.”
Semasa sujud akhir, Rasulullah kebiasaannya akan membaca doa berikut:

“Ya Allah, tambahkanlah bagiku rezeki yang banyak lagi halal, iman yang benar, ilmu yang
bermanfaat, kesihatan yang elok, kecerdikan yang tinggi, hati yang bersih dan kejayaan yang
besar.”
Amalkanlah doa ini dan bacalah doa ketika sujud dalam solat semoga kita mendapat manfaat
dan keredhaan Allah dunia dan akhirat.
Banyak kelebihan memanjangkan sujud dan memperbanyakkan doa di dalamnya.

Di dalam sabdanya, Rasulullah mengatakan bahawa keistimewaan umatnya yang bersujud


adalah:

“Tiadalah ada seorang umatku melainkan aku yang akan mengenalinya di hari kiamat.”
Mendengar itu para sahabat bertanya:

“Bagaimanakah engkau dapat mengenali mereka dalam khalayak ramai wahai Rasulullah
s.a.w.?”
Jawab baginda:

“Tidakkah engkau melihat seandainya sekumpulan unta dimasuki oleh seekor kuda yang amat
hitam, sedang di dalamnya pula terdapat sekor kuda putih bersih, maka adakah engkau tidak
dapat mengenalinya?”
Sahabat menjawab: “Bahkan !” Rasulullah menyambung:

“Kerana sesungguhnya pada hari itu (kiamat) muka umatku akan putih (berseri-seri)
disebabkan mereka bersujud (di dunia), segala anggota mereka (terutama anggota wudu’) putih
berseri-seri oleh cahaya wudhu’ !!!”

Di samping itu, ahli neraka juga mendapat keselamatan kerana bekas sujudnya. Rasulullah s.a.w.
bersabda yang bermaksud:-
“Apabila Allah hendak melimpahkan Rahmat (kebaikan) kepada ahli-ahli neraka yang Dia
kehendaki, Dia pun memerintahkan malaikat supaya mengeluarkan orang-orang yang
menyembah Allah, lalu mereka dikeluarkan dan mereka dikenali dengan kesan-kesan sujud (di
dahi mereka), di mana Allah swt menegah neraka memakan (menghapuskan) bekas-bekas sujud
itu, lalu mereka pun keluar dari neraka, maka setiap tubuh anak Adam akan dimakan api neraka
selain bekas sujud.”

Demikianlah betapa Allah memuliakan mereka yang di dalam sujudnya ada doa kepada Allah
s.w.t. Oleh yang demikian, jangan mempersia-siakan membaca doa ketika sujud akhir di dalam
solat.
Wallahuaklam.

SUMBER.
Categories: Islam Itu Indah, Solat

Anda mungkin juga menyukai