Anda di halaman 1dari 4

4.

Metabolism bilirubin
Bilirubin merupakan suatu alat yang sangat bernilai dalam mendiagnosis penyakit darah
hemolitik maupun berbagai jenis penyakit hati. Oleh sebab itu, sambil melihat ikutilah
penjelasan berikut. Singkatnya, bila sel darah merah sudah habis masa hidupnya (rata-rata
120 hari) dan menjadi terlalu rapuh untuk bertahan dalam sistem sirkulasi, membran selnya
pecah dan hemoglobin yang lepas difagositosis oleh jaringan makrofag (disebut juga sistem
retikuloendotelial) di seluruh tubuh. Hemoglobin mula-mula dipecah menjadi globin dan
heme, dan cincin heme dibuka untuk melepaskan (1) besi bebas yang ditranspor ke dalam
darah oleh transferin, dan (2) suatu rantai lurus terdiri atas empat inti pirol yaitu substrat
yang nantinya akan dibentuk menjadi pigmen empedu. Pigmen pertama yang dibentuk
adalah biliverdin, tetapi pigmen ini dengan cepat direduksi menjadi bilirubin bebas, juga
disebut bilirubin tidak terkonjugasi, yang secara bertahap dilepaskan dari makrofag ke dalam
plasma. Bentuk bilirubin ini dengan segera bergabung sangat kuat dengan albumin plasma
dan ditranspor dalam kombinasi ini melalui darah dan cairan interstisial. Dalam beberapa
jam, bilirubin tidak terkonjugasi diabsorbsi melalui membran sel hati. Sewaktu memasuki
sel hati, bilirubin dilepaskan dari albumin plasma dan segera setelah itu sekitar 80 persen
berkonjugasi dengan asam glukuronat untuk membentuk bilirubin glukuronida, kira-kira 10
persen berkonjugasi dengan sulfat membentuk bilirubin sulfat, dan sekitar 10 persen
berkonjugasi dengan berbagai zat lainnya. Dalam bentuk ini, bilirubin dikeluarkan melalui
proses transpor aktif ke dalam kanalikuli empedu dan kemudian masuk ke usus.
Pembentukan dan Nasib Urobilinogen. Segera setelah berada dalam usus, kira-kira setengah
dari bilirubin "konjugasi" diubah oleh kerja bakteri menjadi urobilinogen yang mudah larut.
Sebagian urobilinogen direabsorbsi melalui mukosa usus kembali ke dalam darah. Sebagian
besar diekskresi kembali oleh hati ke dalam usus.2
Gambar mekanisme bilirubin

tetapi kira-kira 5 persen diekskresi oleh ginjal ke dalam urine. Setelah terpajan udara dalam
urine, urobilinogen teroksidasi menjadi urobilin; sedangkan dalam feses, urobilinogen
diubah dan dioksidasi menjadi sterkobilin. Hubungan antara bilirubin dan produk bilirubin
yang lain.2
Ikterus—Bilirubin Berlebihan pada Cairan Ekstraselular Ikterus adalah warna kekuningan
pada jaringan tubuh, termasuk warna kekuningan pada kulit dan jaringan dalam. umum
ikterus adalah adanya sejumlah besar bilirubin dalam cairan ekstraselular, baik bilirubin
tidak terkonjugasi maupun bilirubin terkonjugasi. Konsentrasi normal bilirubin plasma,
yang hampir seluruhnya berbentuk tidak terkonjugasi, rata-rata 0,5 mg/dl plasma. Pada
keadaan abnormal tertentu, nilainya dapat meningkat sampai 40 mg/dl, dan banyak dari
bilirubin ini dapat menjadi tipe konjugasi. Kulit biasanya mulai tampak kuning bila
konsentrasinya meningkat kira-kira tiga kali normal yaitu, di atas 1,5 mg/dl. Penyebab
ikterus yang umum adalah (1) meningkatnya pemecahan sel darah merah, dengan
pelepasan bilirubin yang cepat ke dalam darah, dan (2) sumbatan duktus biliaris atau
kerusakan sel hati sehingga jumlah bilirubin yang biasa sekalipun tidak dapat diekskresi ke
dalam saluran pencernaan. Kedua jenis ikterus ini disebut, berturut-turut, ikterus hemolitik
dan ikterus obstrukif. Keduanya berbeda satu sama lain dalam cara berikut ini.2
lkterus Hemolitik Disebabkan Hemolisis Sel Darah Merah. Pada ikterus hemolitik, fungsi
ekskretorik hati tidak terganggu, tetapi sel darah merah dihemolisis begitu cepat sehingga
sel hati tidak dapat mengekskresi bilirubin secepat pembentukannya. Oleh karena itu,
konsentrasi bilirubin bebas plasma meningkat di atas nilai normal. Selain itu, kecepatan
pembentukan urobilinogen dalam usus sangat meningkat, dan sebagian besar urobilinogen
diabsorbsi ke dalam darah dan akhirnya diekskresi ke dalam urine. lkterus Obstruktif
Disebabkan oleh Obstruksi Duktus Biliaris atau Penyakit Hati. Pada ikterus obstruktif yang
disebabkan oleh obstruksi duktus biliaris (yang sering terjadi bila batu empedu atau kanker
menyumbat duktus koledokus) atau kerusakan sel-sel hati (yang terjadi pada hepatitis),
kecepatan pembentukan bilirubinnya normal, tetapi bilirubin yang terbentuk tidak dapat
lewat dari darah ke dalam usus. Bilirubin tidak terkonjugasi masih masuk ke sel hati dan
dikonjugasi dengan cara yang biasa. Bilirubin terkonjugasi ini kemudian kembali ke dalam
darah, kemungkinan melalui robeknya kanalikuli biliaris yang terbendung dan
pengosongan langsung ke saluran limfe yang meninggalkan hati. Jadi, sebagian besar
bilirubin dalam plasma menjadi bilirubin terkonjugasi dan bukan bilirubin tidak
terkonjugasi. Perbedaan Diagnostik antara Ikterus Hemolitik dan lkterus Obstruktif. Uji
laboratorium kimia dapat dipakai untuk membedakan bilirubin tidak terkonjugasi dan
bilirubin, bilirubin dalam bentuk "tidak terkonjugasi."; Pada ikterus obstruktif, bilirubin
terutama dalam bentuk "konjugasi": Suatu uji yang disebut reaksi van den Bergh dapat
digunakan untuk membedakan keduanya. Bila terdapat obstruksi total aliran empedu, tidak
ada bilirubin yang dapat mencapai usus untuk diubah menjadi urobilinogen oleh bakteri.
Oleh karena itu, tidak ada urobilinogen yang diabsorbsi ke dalam darah dan tidak ada yang
dikeluarkan oleh ginjal ke dalam urine. Akibatnya, pada ikterus obstruksi total, uji untuk
urobilinogen dalam urine adalah negatif. Selain itu, feses berwarna seperti dempul karena
kurangnya sterkobilin dan pigmen empedu lainnya. Perbedaan penting lain antara bilirubin
tidak terkonjugasi dan terkonjugasi adalah bahwa ginjal dapat mengeluarkan sejumlah
kecil bilirubin terkonjugasi yang mudah larut tetapi bukan bilirubin tidak terkonjugasi yang
terikat albumin. Oleh karena itu, pada ikterus obstruktif berat terdapat sejumlah bermakna
bilirubin terkonjugasi dalam urine. Keadaan ini dapat diperlihatkan hanya dengan
mengocok urine dan mengamati busanya, yang menjadi berwarna sangat kuning. Jadi,
dengan memahami fisiologi ekskresi bilirubin oleh hati dan dengan menggunakan
beberapa uji yang sederhana, maka sering dapat dibedakan antara berbagai tipe penyakit
hemolitik dan penyakit hati, di samping menentukan derajat keparahan penyakit.2
Sesudah konjugasi bilirubin ini menjadi bilirubin direk yang larut dalam air dan diekskresi
dengan cepat ke sistem empcdu kemudian ke usus. Bakteri usus mereduksi bilirubin
terkonyugasi menjadi serangkaian senyawa yang dinamakan sterkobilin atau urobilinogen.
Zat-zat ini menyebabkan feses berwarna coklat. Dalam usus bilirubin direk ini tidak
diabsorpsi; sebagian kecil bilirubin direk dihidrolisis menjadi bilirubin indirek dan
dircabsorpsi. Siklus ini disebut siklus enterohepatis. Sekitar 10% sampai 20% urobilinogen
mengalami siklus enterohepatik, sedangkan sejumlah kecil diekskresi dalam kemih.2
Setelah menjadi sterkobilin yang merupakan bentuk aktif dari sterkobilinogen atau
urobiliin yang merupakan bentuk aktif dari urobilinogen sebanyak 20% dibawa kembali ke
hepar untuk memasuki siklus enterohepatik yang mana pada hasilnya juga sebagai
pemecahan urobilinogen dan sterkobilinogen yang diangku oleh beta glukoronidase. Beta
glukoronidase juga dapat mengangku bilirubin pada saluran cerna yang kemudia di
resorbsi ke hati untuk di konjugasi dan memasuki siklus enterohepatik.2

2.Granner DK. Biokimia Harper. Edisi ke-27. EGC: Jakarta; 2009

Anda mungkin juga menyukai