SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIYATA HUSADA SAMARINDA PROGRAM PROFESI NERS 2019
Scribd
Cobalah Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau
gangguan!
SATUAN ACARA PENYULUHAN ANENCEPHALY DI RUANG POLI ANAK RS ABDUL WAHAB SJAHRANIE
SAMARINDA
Hari dan Tanggal : Kamis, 21 Maret 2019 Tempat : Poli Anak Waktu Pelaksanaan : 20-25 Menit Sasaran :
Pasien dan orang tua serta semua pengunjung di poli anak Materi : Microchephaly
A.
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan mengenai materi tentang pendidikan kesehatan anencephaly
pada pasien dan orang tua, diharapkan orang tua lebih memahami mengenai gejala terkait penyakit
serta bagaimana cara mencegah dan memahami karakteristik dari anenchephaly tersebut.
Tujuan Khusus
1.
Diharapkan orang tua pasien dan seluruh pengunjung yang mendengarkan dapat memahami tentang
definisi dari microchephaly
2.
Diharapkan orang tua pasien dan seluruh pengunjung yang mendengarkan dapat memahami tentang
seberapa umum gejala tersebut terjadi
3.
Diharapkan orang tua pasien dan seluruh pengunjung yang mendengarkan dapat memahami penyebab
terjadinya microchephaly
4.
Diharapkan orang tua pasien dan seluruh pengunjung yang mendengarkan dapat memahami
pengobatan microchephaly
5.
Diharapkan orang tua pasien dan seluruh pengunjung yang mendengarkan dapat memahami
pencegahan terjadinya microchephaly
B.
Sasaran
Seluruh orang tua pasien dan seluru pengunjung yang berkunjung ke poli anak
C.
Metode Pembelajaran
1.
Ceramah 2.
Diskusi 3.
Leafleat
D.
E.
Pre/pembukaan 5 menit 1.
Salam pembuka 2.
Memperkenalkan diri 3.
Menjawab salam 2.
Tanya jawab a.
Menjawab Pertanyaan 1.
Menjelaskan kembali 2.
Mendengarkan 3.
Menjawab salam
F.
Media
1.
Leaflet 2.
LC
DAFTAR PUSTAKA
Apriliana, Ety dan Aminah Zahra. (2016). Peningkatan Resiko Mikrosefali Akibat Virus Zika pada
Kehamilan, FK UNILA Lampung Willy, Tjin (2016). Mikrosefalus,
https://www.alodokter.com/microcephaly. diakses 19 Maret 2019.
Cari
1 Suka
0 Tidak suka
5 tayangan
9 halaman
Informasi Dokumen
Deskripsi:mikrosepali
Data diunggah
Mar 24, 2019
Hak Cipta
Opsi Berbagi
Copy Text
Salin Tautan
SATUAN ACARA PENYULUHAN MICROCHEPHALY DI RUANG POLI ANAK RS ABDUL WAHAB SJAHRANIE
SAMARINDA Disusun Oleh : KELOMPOK 8
Scribd
Cobalah Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau
gangguan!
SATUAN ACARA PENYULUHAN ANENCEPHALY DI RUANG POLI ANAK RS ABDUL WAHAB SJAHRANIE
SAMARINDA
Hari dan Tanggal : Kamis, 21 Maret 2019 Tempat : Poli Anak Waktu Pelaksanaan : 20-25 Menit Sasaran :
Pasien dan orang tua serta semua pengunjung di poli anak Materi : Microchephaly
A.
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan mengenai materi tentang pendidikan kesehatan anencephaly
pada pasien dan orang tua, diharapkan orang tua lebih memahami mengenai gejala terkait penyakit
serta bagaimana cara mencegah dan memahami karakteristik dari anenchephaly tersebut.
Tujuan Khusus
1.
Diharapkan orang tua pasien dan seluruh pengunjung yang mendengarkan dapat memahami tentang
definisi dari microchephaly
2.
Diharapkan orang tua pasien dan seluruh pengunjung yang mendengarkan dapat memahami tentang
seberapa umum gejala tersebut terjadi
3.
Diharapkan orang tua pasien dan seluruh pengunjung yang mendengarkan dapat memahami penyebab
terjadinya microchephaly
4.
Diharapkan orang tua pasien dan seluruh pengunjung yang mendengarkan dapat memahami
pengobatan microchephaly
5.
Diharapkan orang tua pasien dan seluruh pengunjung yang mendengarkan dapat memahami
pencegahan terjadinya microchephaly
B.
Sasaran
Seluruh orang tua pasien dan seluru pengunjung yang berkunjung ke poli anak
C.
Metode Pembelajaran
1.
Ceramah 2.
Diskusi 3.
Leafleat
D.
E.
Pre/pembukaan 5 menit 1.
Salam pembuka 2.
Memperkenalkan diri 3.
Tanya jawab a.
Menjawab Pertanyaan 1.
Menjelaskan kembali 2.
Mendengarkan 3.
Menjawab salam
F.
Media
1.
Leaflet 2.
LC
Definisi
Mikrosefali dapat didefinisikan sebagai suatu temuan klinis, hasil pengukuran lingkar kepala bagian
oksipital hingga frontal menjadi lebih dari dua standar deviasi (SD) di bawah rata-rata untuk jenis kelamin
dan di usianya. Pada pasien mikrosefali dapat terjadi tanpa atau kombinasi dengan kelainan lain, namun
sekitar 90% dari kasus yang terkait dengan kecacatan intelektual karena diketahui bahwa otak secara
proporsional berukuran lebih kecil. Penyebab mikrosefali antara lain faktor genetik atau lingkungan
selama kehamilan yang memengaruhi perkembangan otak janin, infeksi virus prenatal, ibu mengonsumsi
alkohol, serta terkadang memiliki keterkaitan dengan hipertensi (Apriliana dan Zahra, 2016). Mikrosefali
merupakan kondisi seumur hidup, dimana kepala bayi lebih kecil dari yang diharapkan pada bayi dengan
jenis kelamin dan usia yang sama. Tidak ada obat ataupun pengobatan standar yang diketahui untuk
menyembuhkan mikrosefali (Apriliana dan Zahra, 2016). Bayi dengan mikrosefali dapat didiagnosis
selama kehamilan atau setelah bayi lahir. Selama kehamilan, mikrosefali dapat didiagnosis dengan
ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini bisa dilakukan pada akhir trimester kedua atau awal trimester
ketiga. Penelitian yang dilakukan oleh Hollander et al. menggunakan USG sebagai media diagnosis
mikrosefali pada saat prenatal dilakukan dengan mengukur lingkar kepala dan lingkar perut fetus.
Dikatakan kecil apabila lingkar perut fetus kurang dari 5 persentil kurva referensi, sedangkan untuk
lingkar kepala dikatakan kecil ketika kurang dari -3 SD. Setelah lahir, untuk mendiagnosis mikrosefali
adalah dengan pengukuran lingkar kepala bayi oleh penyedia layanan kesehatan selama pemeriksaan
fisik. Kemudian dibandingkan hasil pengukuran dengan standar penduduk menurut jenis kelamin dan
usia (Apriliana dan Zahra, 2016).
Scribd
microcephaly
) adalah kondisi langka di mana kepala bayi berukuran lebih kecil dari ukuran kepala bayi normal.
Mikrosefalus juga ditandai dengan ukuran otak yang menyusut serta tidak berkembang dengan
sempurna. Kondisi ini bisa sudah ada sejak bayi lahir, tetapi bisa juga terjadi kemudian pada bayi normal
di tahun-tahun pertama masa pertumbuhannya (Willy, 2016).
B.
Gejala
Tanda klinis utama mikrosefalus adalah ukuran kepala bayi yang jauh lebih kecil daripada ukuran normal.
Ukuran kepala bisa ditentukan melalui pengukuran lingkar kepala atau bagian atas kepala. Kondisi ini bisa
disertai dengan gejala yang berupa :
Kejang
Gangguan penglihatan
Gangguan berbicara
Gangguan mental
Hilang pendengaran
Hiperaktif, yaitu kondisi di mana anak sulit fokus terhadap satu objek dan sulit untuk duduk dengan
tenang.
C.
Penyebab
microcephaly
) terjadi karena perkembangan otak yang tidak normal. Gangguan perkembangan otak tersebut bisa
terjadi ketika bayi masih berada di dalam rahim atau setelah dilahirkan (Willy, 2016). Sejumlah
penyebab mikrosefalus, di antaranya adalah :
hypoxia-ischemia
(cedera otak karena kekurangan pasokan oksigen), yang terjadi sebelum atau saat kelahiran
Infeksi pada ibu hamil, seperti toksoplasmosis atau infeksi parasit akibat mengonsumsi daging yang
belum matang, infeksi
, herpes,
rubella
Malnutrisi parah pada janin
Terpapar zat berbahaya, seperti logam (arsenik atau merkuri), alkohol, rokok, radiasi, atau NAPZA
Feniketonuria yang tidak segera ditangani. Kondisi ini menyebabkan tubuh tidak mampu mengurai
fenilalanin, yaitu suatu jenis asam amino pembentuk protein.
D.
Diagnosis
Dokter dapat mencurigai seorang bayi menderita mikrosefalus jika terdapat tanda dan gejalanya, yang
diperkuat oleh pemeriksaan fisik ketika bayi dilahirkan. Namun, diagnosis mikrosefalus sebaiknya
dilakukan pada masa kehamilan supaya bisa diketahui dan ditangani sejak dini (Willy, 2016). Pada masa
kehamilan, mikrosefalus dapat terdeteksi dengan pemeriksaan USG. Prosedur ini akan menghasillkan
citra atau gambar mengenai bentuk tubuh janin di dalam rahim. Pemeriksaan USG untuk mendeteksi
mikrosefalus dapat dilakukan saat mendekati akhir trimester ke-2 kehamilan atau awal trimester ke-3
kehamilan. Sementara itu, diagnosis mikrosefalus yang dilakukan setelah bayi lahir adalah melalui
pemeriksaan fisik dengan mengukur lingkar kepala bayi. Ukuran kepala bayi kemudian akan
dibandingkan dengan bagan lingkar kepala bayi normal. Pengukuran lingkar kepala akan dilakukan dalam
waktu kurang dari 24 jam setelah bayi lahir. Jika dokter mencurigai adanya mikrosefalus pada bayi, maka
akan
MRI
CT scan
Tes darah
Tes urine
Foto Rontgen.
E.
Belum ditemukan pengobatan untuk menyembuhkan mikrosefalus sehingga ukuran kepala penderitanya
bisa kembali normal. Langkah penanganan hanya bertujuan untuk membantu perkembangan fisik dan
perilaku, serta mengatasi kejang pada bayi penderita mikrosefalus (Willy, 2016). Beberapa bentuk
penanganan bagi bayi penderita mikrosefalus adalah:
Terapi bicara
Terapi fisik
Pemberian obat-obatan, untuk mengontrol gejala kejang dan hiperaktif, serta untuk meningkatkan fungsi
saraf dan otot. Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan ibu hamil agar janin tidak menderita
mikrosefalus adalah :
DAFTAR PUSTAKA
Apriliana, Ety dan Aminah Zahra. (2016). Peningkatan Resiko Mikrosefali Akibat Virus Zika pada
Kehamilan, FK UNILA Lampung Willy, Tjin (2016). Mikrosefalus,
https://www.alodokter.com/microcephaly. diakses 19 Maret