Anda di halaman 1dari 10

BAB III

KAJIAN PUSTAKA
A. Akselograf
Akselerograf atau strong motion seismograph adalah instrument yang
digunakan untuk merekam guncangan permukaan tanah yang sangat kuat yang
mengukur percepatan permukaan tanah. Seismograph sensitive yang digunakan
secara rutin untuk penentuan lokasi event gempabumi umumnya akan
menghasilkan rekaman yang melebihi skalanya (off scale) dan atau bahkan
berhenti beroperasi apabila terjadi guncangan yang sangat kuat, sehingga tidak
dapat memberikan informasi data selama guncangan yang sangat kuat terjadi.
Pada umumnya peralatan akselerograf ditempatkan pada daerah-daerah
perkotaan yang populasinya lebih padat penduduk, dimana diperuntukkan untuk
monitoring variasi response bangunan terhadap guncangan/getaran karena
struktur geologi setempat yang berbeda. Dengan adanya informasi dari
akselerograf terhadap gempa-gempa kecil dan kuat dapat didapatkan karakteristik
semua jenis permukaan tanah yang selanjutnya dapat digunakan untuk keperluan
kontruksi bangunan. Rekaman gempabumi kuat sangat penting dalam pembuatan
Building Code untuk keamanan bangunan. Informasi terkait rekaman gempabumi
kuat juga dapat dijadikan masukan/input terhadap pengambil keputusan dalam
rencana pengembangan kota.

B. Gelombang Seismik

Gelombang seismik yaitu gelombang yang terjadi ketika terjadinya gempa


akibat munculnya gempa bumi. Gelombang seismik merupakan gelombang
elastik yang merambat dalam bawah bumi. Perambatan gelombang ini bergantung
pada sifat elastisitas batuan. Gelombang seismik ada yang merambat melalui
interior bumi yang disebut body wave dan ada juga yang merambat melalui
permukaan bumi yang disebut surface wave. Body wave dibedakan menjadi dua
berdasarkan arah getarnya yaitu gelombang P (Longitudinal) dan gelombang S
(transversal). Sedangkan surface wave terdiri atas Raleigh wave (ground roll) dan
Love wave (Telford, 1976).
Gelombang seismik berasal dari sumber seismik merambat dengan
kecepatan V1 menuju bidang batas, kemudian gelombang dibiaskan dengan sudut
datang kritis sepanjang interface dengan kecepatan V2. Dengan menggunakan
prinsip Huygens pada interface, gelombang ini kembali ke permukaan sehingga
dapat diterima oleh penerima yang ada di permukaan (Nurdiyanto dkk., 2011).
Gelombang badan menjalar melalui interior bumi dan efek kerusakannya
cukup kecil. Gelombang badan dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Getaran P atau gelombang longitudinal atau gelombang kompresi

Getaran P merupakan gelombang yang waktu penjalarannya paling


cepat. Kecepatan gelombang P antara 1,5 km/s sampai 8 km/s pada kerak
bumi. Kecepatan penjalaran gelombang P dapat dikemukakan dengan
persamaan Dengan Vs adalah kecepatan gelombang P (m/s), adalah konstanta
Lame (N/m2), adalah modulus geser (N/m2), adalah densitas material yang
dilalui gelombang (kg/m3). Pada Gambar 8, arah gerakan partikel gelombang
P searah dengan arah rambat gelombangnya. Gelombang P dapat menjalar
pada semua medium baik padat, cair maupun gas (Dentith, 2014).
2. Gelombang S atau gelombang transversal
Waktu penjalaran gelombang S lebih lambat daripada gelombang P.
Kecepatan gelombang S biasanya 60% sampai 70% dari kecepatan gelombang
P. Kecepatan gelombang S dapat diperlihatkan dengan persamaan dengan Vs
adalah kecepatan gelombang S (m/s), adalah modulus geser (N/m2), adalah
densitas material yang dilalui gelombang (kg/m3). Arah gerakan partikel dari
gelombang S tegak lurus dengan arah rambat gelombangnya seperti terlihat
pada Gambar 9 gelombang S hanya dapat menjalar pada medium padat.
Gelombang S terdiri dari dua komponen yaitu gelombang SV dan gelombang
SH (Dentith, 2014).
Gelombang SV adalah gelombang S yang gerakan partikelnya
terpolarisasi pada bidang vertikal, sedangkan gelombang SH adalah gelombang S
yang gerakan partikelnya horizontal. Kegunaan gelombang P dan gelombang S
dalam ilmu kegempaan adalah untuk menentukan posisi episenter gempa.
Amplitudo gelombang P juga digunakan dalam perhitungan magnitudo gempa

C. Jaringan Akselerograf dan Intensitymeter


Sebagai bagian dari jaringan pengamatan gempabumi dalam Indonesia
Tsunami Early Warning Systems (InaTEWS), BMKG memulai era baru jaringan
monitoring gempabumi kuat yang terintegrasi. Jaringan monitoring gempabumi
kuat ini dibangun mulai tahun 2006 dan menggunakan beberapa jenis akselerograf
serta peralatan pendukung yang berbeda antara lain akselerograf Geodevice
BBAS-2 dan Metrozet TSA-100 serta dilengkapi digitizer Nanometrics Taurus
dan Nanometrics Trident.
Jaringan monitoring gempabumi kuat ini di desain untuk mengirimkan
data secara real-time dari masing-masing lokasi stasiun berada ke kantor pusat
BMKG di Kemayoran Jakarta. Sesuai dengan rencana stratejik BMKG,
direncanakan jaringan ini akan dilengkapi kurang lebih 500 akselerograf yang
terpasang di seluruh wilayah Indonesia. Pada saat ini (sampai dengan tahun 2017)
telah terpasang sejumlah 259 stasiun akselerograf terdiri dari akselerograf
colocated 110 stasiun, non colocated 109 stasiun, Jerman 11 stasiun, Jepang 19
stasiun dan Cina 10 stasiun. Jumlah ini akan terus bertambah sampai dapat
mencapai target sesuai dengan rencana stratejik BMKG

Gambar Ilustrasi topologi jaringan akselograf BMKG

Sumber : Modul PENGANTAR SEISMOLOGI TEKNIK BMKG

Gambar Peta Akseloraf di Indonesia

Sumber: bmkg.go.id
Selain jaringan akselerograf, jaringan monitoring gempabumi kuat
BMKG juga dilengkapi dengan jaringan intensitymeter yang berfungsi untuk
monitoring intensitas guncangan akibat gempabumi. Jaringan ini dilengkapi
dengan peralatan P-alert dari Taiwan. Sampai dengan saat ini BMKG
mengoperasikan 56 intensitymeter dalam jaringan monitoring gempabumi kuat
diseluruh Indonesia.

Gambar Skema Pemasangan Intensiitymeter di stasiun BMKG


Sumber : Modul BMKG

Gmbar Peta Jaringan Intensity meter BMKG di Indonesia


Sumber : bmkg.go.id

D. Intensitymeter
Intensity meter pada dasarnya merupakan instrumen akselerometer yang
mampu mengukur nilai percepatan maksimum tanah atau PGA (peak ground
acceleration) akibat gempabumi. Umumnya Intensitymeter memakai prinsip
MEMS Micro-Electro-Mechanical Systems. MEMS sendiri dapat didefinisikan
sebagai suatu elemen mekanik dan elektro-mekanis dalam bentuk miniatur yang
dibuat dengan menggunakan teknik microfabrication. prinsip kerja akselerometer
berbasis MEMS dapat dijelaskan sebagai berikut :
 Ketika terjadi akselerasi goyangan akibat gempa, massa akan mengalami
perpindahan Besarnya akselerasi sebanding dengan besarnya perpindahan.
 Besarnya perpindahan sebanding dengan tegangan output akibat
perbedaan kapasitansi kapasitor. • Akselerasi sebanding perpindahan,
maka akselerasi sebanding tegangan output
 Jika tidak ada akselerasi, massa tidak berpindah sehingga tegangan 0. Jika
ada akselerasi tegangan ≠ 0

E. Digitizer

1. Definisi Digitizer
Digitizer adalah rangkaian elektronika yang mempunyai fungsi utama sebagai
pengubah atau konversi sinyal analog menjadi sinyal digital. Ada beberapa bagian
penting dari sebuah digitizer, antara lain : ADC (Analog to Digital Conventer),
sinyal kondisioning, sistem perwaktuan, dan sekaligus data logger.

a. Pengertian ADC

ADC adalah sebuah perangkat eleektronik yang mengkonversi input analog


tegangan ke digital nomor sebanding dengan besarnya tegangan atau arus. Proses
pengubahan ini dikenal juga dengan nama sistem akuisisi data. Terdapat empat
macam ADC yang memenuhi standar industri, yaitu integrating, tracking
converter, successive appoximation dan flash/pararel. Keempat jenis ADC
tersebut mewakili beberapa macam pertimbangan diantaranya resolusi, kecepatan
konversi dan biaya.

Gambar 6. Simbol ADC


Sumber : bmkg.go.id

b. Sinyal Kondisioning
Sinyal kondisioning dalam sebuah rangkaian elektronika berfungsi sebagai
sebuah filter yang mengatur atau menyaring frekuensi yang akan diolah dalam
tahap berikutnya. Dapat juga berfungsi sebagai sebagai filter dan penguat sinyal.

c. istem Perwaktuan

Sistem perwaktuan dalam sebuah digitizer seismic berfungsi sebagai penanda


waktu. Dalam hal ini daoat menggunakan beberapa macam perwaktuan, yang
pertama RTC (Real Time Clock), GPS (Global Position System), dan kombinasi
keduanya.
d. Data Logger
Data logger atau media data sangat penting dalam sebuah Digitizer. Data yang
diperoleh dari pengamatan akan direkam dalam data logger ini. Untuk selanjutya
data tersebut dapat di download untuk proses analisa data.
F. Catu Daya atau Power Supply
Sebuah rangkaian elektronika pada dasarnya memerlukan energi aatau
tenaga untuk dapat beroperasi, sehingga diperlukan sebuah penyuplai daya dalam
bentuk constant - voltage atau constant – current power supply. Catu daya atau
power supply dapat diambil langsung dari jalur listrik PLN atau menggunakan
sumber listrik lain. Untuk alat-alat elektronik otomatis yang di operasikan jauh
dari jalur listrik PLN, biasanya menggunakan catu daya dari baterai dan di charge
dengan menggunakan panel surya atau solar panel. Instrumen elektronik
umumnya menggunakan arus searah (DC), sehingga bila sumber tegangan masih
dalam bentuk arus bolak-balik (AC) maka diperlukan penyearah arus.

Gambar 7 . Sinyal outpt yang dihasilkan


Sumber : bmkg.go.id
power supply juga merupakan referesi ke sumber daya listrik. Perangkat
elektronika mestinya arush searah DC (direct current) yang stabil agar dapt kerja
dengan baik. Baterai adalah sumber catu daya yang paling enak, namun untuk
aplikasi yang membutuhkan catu daya yang lebih besar, sumber dari baterai
tidikaa cukup. Sumber catu daya daya yang besar adalah sumber bolak-balik AC
(alternating current) dari pembangkit tenaga listrik. Untuk itu diperlukan suatu
perangkat catu daya yang dapat mengubah arus AC menjadi DC
(Tampubolon,2010).

Gambar 8. Sistem catu daya


Sumber: arsip bmkg

G. Komunikasi Data
Komunikasi data adalah sebuah gabungan teknnik, dari teknik
telekomunikasi dengan teknik pengolahan data. Telekomunikasi yaitu suatu
kegiatan yang mempunyai hubungan dengan penyaluran informasi dari titik ke
titik yang lain. Sedangkan pengolahan data yaitu segala kegiatan yang
berhubungan dengan pengolahan data, gabungan kedua tekni tersebut disebut
komunikasi data atau disebut juga dengan teleprocessing (pengolahan jarak jauh).
Secara umumnya, komunikasi data merupakan proses pengiriman
informasi (data) yang telah di ubah dalam suatu kode tertentu yang telah
disepakati melalui media listirk atau elektro-optik dari titik ke titik yang lain.
Kemudian, sistem komunikasi data yaitu jaringan fisik dan fungsi yang dapat
mengakses komputer untuk mendapatkan fasilitas seperti menjalankan program,
mengakses basis data, melakukan komunikasi dengan operator lain, sedemikian
rupa sehingga semua fasilitas berada pada terminalnya walaupun secara fisik
berada pada lokasi yang terpisah.
1. Komunikasi RS232

Standar komunikasi RS232 ditetapkan oleh Electronic Industry


Associattion and Telecomunication Industry Associattion pada tahun 1962. Nama
lengkapnya adalah EIA/TIA-232 Interface Between Data Terminal Equipment
and Data Circuit-Terminating Equipment Employing Serial Binary Data
Interchange. Meskipun namanya cukup panjang tetapi standar ini hanya
menyangkut komunikasi data antara komputer dengan alat – alat pelengkap
komputer.
2. Keuntungan Komunikasi Serial

Antar muka komunnikasi serial menawarkan beberapa kelebihan


dibandingkan dengan komunikasi pararel, diantaranya:
a. Kabel untuk komunikasi serial bisa lebih panjang dibandingkan dengan
pararel.
b. Data – data dalam komunikasi serial dikirimkan sebagai logika ‘1’ untuk
tegangan -3 s/d -25 volt dan sebagai logika ‘0’ untuk tegangan +3 s/d +25
volt, dengan demikian tegangan dalam komunikasi pararel hanya 5 volt.
Hal ini menyebabkan gangguan pada kabel – kabel panjang lebih mudah
diatatsi di banding dengan pararel.
c. Jumlah kabel komunikasi serial lebih sedikit
d. Untuk dua perangkat komputer yang berjauhan hanya meggunakan tiga
kabel untuk konfigurasi null modem, yakni TxD (saluran terkirim), RxD
(saluran penerima) dan Ground, akan tetapi jika menggunakan komunikasi
pararel akan diperlukan dua puluh hingga dua puluh lima kabel.
e. Komunikasi serial dapat menggunakan udara bebas sebagai media
transmisi.
f. Pada komunkasi serial hanya satu bit yang di transmisikan pada satu waktu
sehingga apabila transmisi menggunakan media udara bebas (free space)
maka dibagian penerima tidak akan muncul kesulitan untuk menyusun
kembali bit – bit yang di transmisikan.
g. Komunikasi serial dapat diterapkan untuk berkomunikasi dengan
mikrokontroler.
3. TCP/IP

TCP/IP adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas


internet dalam proses tukar – menukar data dari satu komputer – komputer lain di
dalam jaringan internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena
memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga
merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini. Data tersebut
diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di sistem operasi.
Istilah yang di berikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack.
TCP/IP merupakan standar komunikasi data yang digunakan dalam proses
tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain. TCP/IP merupakan
jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport pada
jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol
ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai
alamat IP (IP Address) yang mengizinkan banyak komputer untuk dapat saling
berhubungan satu sama lainnya di Internet. Protokol ini juga bersifat routable
yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem-sistem berbeda
untuk membentuk jaringan yang heterogen. Pada model TCP/IP terdapat empat
lapisan yang memiliki fungsionalitas masing-masing, yaitu : Physical Layer,
Network Access, Internet Layer, Transport Layer, Application Layer (Nurul
Hidayati dan Suwadi,2016).
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A.

Anda mungkin juga menyukai