Anda di halaman 1dari 4

Pola Perkampungan Dusun Naga dan Sanaga

Luas Kampung naga 1O,5 Ha.

Wilayahnya termasuk dalam Desa Neglasari, Kec.Salawu, Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat.

Desa sekitar 3O5 Ha terdiri atas tanah berupa dataran sekitar 121,O5 Ha, Perbukitan dan pengunungan
seluar 183,95 Ha .

Desa Neglasari terbagi menjadi 8 dusun. di Kota, dusun setingkat dengan RW. Salah satunya adalah
Dusun Naga disebut demikian karena sebagian wilayah Dusun tersebut selama ini dijadikan tempat
tinggal Sanaga . Sanaga adalah anggota masyarakat kampung naga yang tinggal diluar kampung naga.

Daerah yang disebut kampong naga berada pada suatu lembah berketinggian ata – rata 5OO mdpl
sehingga bentuknya menyerupai mangkok besar . Kampung adat tersebut disebelah utara berbatasan
dengan kampung nangtang , desa/ kec. Cigalontang di sebelah selatan berbatasan dengan bukit dan
jalan raya yang menghubungkan tasikmalaya dengan garut . Sedangkan disebelah timur dibatasi dengan
sungai ciwulan dan dusebelah barat dibatasi dengan bukit naga yang sekaligus menjadi batas pemisah
kampong naga dengan kampong babakan .

Jarak dari tasikmalaya ke kampong naga hanya sekitar 3O km , sedangkan jarak dari kota garut adalah
25km . dan dari kota bandung berjarak sekitar 1O6 km

Sanaga/seuweu putu naga berarti satu keturunan yang masih diikat oleh pertalian darah , namun
karena mereka tidak bertempat tinggal di kampong naga mereka dipanggil sanaga . Sanaga tidak hanya
bertempat tinggal di wilayah Desa Neglasari namun tidak sedikit diantara mereka yang tinggal di luar
kab.tasikmalaya diantaranya seperti Bandung,Bogor,Jakarta dll.

3 ELEMEN POLA PEMBAGIAN LAHAN

Karena pemukiman naga berkelompok dalam 1lokasi yang sudah di tentukan maka peruntukan lahan
dalam tata ruang kampungnya lebih dipertegas lagi berdasarkan prinsip2 efisiensi dengan tidak
mengabaikan faktor ekologis dalam menjaga keseimbangan lingkungannya , pola peruntukan lahan di
kampong naga terbagi dalam 3kategorisasi kawasan

A. kawasan suci

Kawasan ini tidak boleh dikunjungi oleh sembarang orang. Kawasan yang dianggap suci tesebut
merupakan bukit kecil yag berada di sebelah barat tempat pemukiman mereka . Bukit pertama
merupakan hutan kecil yang ditumbuhi pohon2 tua yang biasa di sebut leuweung larangan yang berarti
hutan yang penuh dengan pantangan. Ditempat itulah leluhur mereka di makamkan. Terdapat juga
umbuhan hutan tutupan yang disebut leuwung tutupan / leuweung biuk yang di tumbuhi dengan
berbagai tumbuhan keras yang umurnya sudah puluhan bahkan telah ratusan tahun. Leuwung biuk
berperan sebagai sumber kehidupan masyarakat kampung naga.
B. kawasan bersih

Kawasan ini merupakan daerah yang selama ini dijadikan tempat permukiman kampung naga. Terdapat
juga bangunan lainnya, seperti leuit, mesjid, dan bale patemon. Leuit adalah tempat menyimpan hasil
panen seperti padi atau gabah. Sedangkan bale patemon merupakan tempat pertemuan untuk
musyawarah atau pun saat menerima kunjungan tamu. Bale patemon berdampingan dengan mesjid.

Terdapat juga bangunan yang dikelilingi pagar jaga yaitu, bumi ageung. Bangunan ini digunakan untuk
meyimpan benda-benda pusaka dan tidak memiliki jendela. Bumi ageing tidak boleh dimasukan oleh
sembarang orang kecuali, telah mendapat izin dari kuncen. Bangunan ini dipelihara kebersihannya oleh
dua orang wanita setengah baya yang sudak tidak haid lagi atau menopause.

C. kawasan kotor

Kawasan ini terletak disebelah sungai ciwulan yang merupakan salah satu batas kampung naga.
Bangunan yang berada di kawasan kotor umumnya merupakan bangunan penunjang yang bentuknya
sederhana dengan bahan seadanya. Antara lain, tempat pancuran, kadang ternak, saung lisung dan
kolam. Kolam memiliki banyak fungsi yaitu, selain menjadi tempat penampungan dari pancuran ,
sekaligus tempat memelihara ikan.

Terdapat bangunan saung lisung ynag berada di salah satu sudutyang terletak di sisi kolam. Dinamakan
saung lisung karena bangunanya hanya merupakan gubuk tanpa dinding yang didalamnya terdapat
2buah lisung untuk menumbuk padi atau gabah

KUNCEN NAGA

Kepala adat yag terdapat di kampung naga disebut kuncen yang berarti juru kunci . Kata lain dalam
bahasa sunda berarti Pancen atau tugas. Seorang kuncen seseorang yang mengemban tugas atau
mendapatkan pancen. Namun sering ebut pak kuncen karena, sebagian besar tugas-tugas di pegang
oleh kaum laki-laki.

Persyaratan menjadi kuncen di kampung naga berbeda dengan pemilihan calon ketua RT atau punduh.
Calon kuncen di kampung naga harus anak laki-laki yang sudah dewasa. Dewasa dalam persyaratan itu
jika usianya telah 35 tahun atau yang sudah menikah, dan menguasai tata cara pelaksanaan upacara
adat. Seorang calon kuncen juga harus memenuhi 3 persyaratan lainnya :

1. turunan

Mempunyai garis keturunan dengan leluhurnya yakni, Sembah Dalem Eyang Singaparana.

2. katurunan
Sedangkan katurunan orang yang langsung memperoleh pegetahuan tentang adat istiadat dan tradisi
yang biasanya ditularkan secara lisan dan turun temurun.

3. Taat ngalaksanakeun katurunan

Seorang kuncen harus menjadi orang yang dituakan karena memiliki tanggung jawab dalam
mempertahankan nilai nilai kehidupan dan tradisi masyarakat yang dipimpinnya.

Dalam pemilihan kuncen dilakukan secara musyawarah oleh para sesepuh kampung adat naga di bale
patemon.

Masa tugas kuncen

Menjadi seorang kuncen tidak dibatasi oleh kurun waktu tertentu. Kuncen bisa melaksanakan tugasnya
selama ia masih bernafas. Halangan kuncen dalam menjalankan tugas dan kewajibannya bisa terjadi
karena sakit atau terlalu tua atau karena tugas dan pekerjaan di tempat lain. Sehingga, mungkin saja
kuncen berada di luar kampung naga. Jika hal itu terjadi, maka tugas dan wewenang bisa diserahkan
kepada calon kuncen berikutnya. Contohnya, kepada anak laki lakinya yang sudah dewasa, jika kuncen
itu tidak mempunyai anak laki laki yang sudah dewasa maka diajukan anak laki laki lainnya dari kakak
atau adiknya.

Tugas tugas kuncen

Tugas kuncen yang paling utama adalah menjaga dan mempertahankan tradisi yang diwariskan oleh
leluhurnya. Sebagai contoh adalah memimpin upacara ritual dan berbagai upacara lainnya. Hak khusus
yang dimiliki kuncen dalam berziarah ke makam Sembah Dalem Eyang Singaparana adalah menerima
dan mengatur tamu tamunya. Seorang kuncen yang memegang pancen dan menjadi panutan
masyarakatnya maka ucapan, nasihat, saran sarannya, tradisi dari leluhurnya yang berhubungan dengan
adat istiadat merupakan anjuran yang harus dipatuhi. Kekuasaan atau otoritas yang dimiliki oleh kuncen
dibatasi oleh pikukuh yang diwariskan oleh leluhurnya. Pikukuh adalah ketentuan tidak tertulis yang
membatasi perilaku dan perbuatan seseorang. Pelanggaran pikukuh akan mengakibatkan sanksi adat
dan sanksi sosial.

Dalam melaksanakan tugasnya sehari hari, kuncen dibantu oleh lebe atau amil, punduh dan patunggon
bumi ageung. Lebe bertugas membantu atau menggantikan tugas kuncen jika berhalangan dan sebagai
pelaksana teknis dalam berbagai upacara, misalnya upacara perkawinan dan kematian.

Punduh bertugas sebagai protokol ketika menerima kunjungan tamu atau menjadi penguhubung
dengan pemerintah desa setempat.

Patunggon bertugas memelihara bumi ageung yakni wanita yang sudah tidak haid atau menapouse.
Biasanya, wanita patunggon memiliki hubungan darah dengan patunggon sebelumnya.
Yang pernah menjadi kuncen

Tidak ada catetan resmi siapa yang menjadi kuncen pertama di kampung naga. Catetan paling awal yang
berhasil ditemukan mengungkapkan Mursilan sebagai pemimpin adat. Setelah Mursilan wafat ia
digantikan oleh anaknya yang bernama Arbasan yang menjabat sampai tahun 195O. setelah Arbasan
wafat, ia digantikan oleh Arbisan yaitu adik kandung Arbasan. Kemudian digantikan oleh Ilhamad yaitu
anak sulung dari Arbisan. Setelah 1953 kuncen digantikan oleh Jaja Sutija yaitu anak sulung dari Arbasan.
Ia menjabat selama tiga tahun lamanya hingga 1957 dan kemudian digantikan oleh adiknya yang
bernama Daroji sampai taun 197O.

Kuncen berpendidikan paling tinggi

Setelah tahun 1971 sampai Desembr 1995 kuncen kampung naga dipegang oleh suharja. Ia adalah
kuncen yang berpendidikan paling tinggi diantara kuncen lainnya. Karena sempat mengenyam
pendidikan di MULO dan satu satunya kuncen yang dapat berbahasa Belanda dan Jepang.

Hubungan kuncen dengan perangkat desa

Selain memiliki kepala adat yang disebut dengan kuncen, kampung adat juga memiliki ketua rukun
tetangga sebagai perangkat desa yang menjadi perpanjanggan birokrasi keberadaan dua pimpinan
hierarki institusi formal dan non formal itu, dalam prakteknya tidak mengakibatkan terjadinya tumpang
tindih pelaksanaan tugas dan tanggung jawab di lapangan. Kedua institusi ini memiliki tugas yang
memiliki tugas dan wewenang yang berbeda.

Kuncen dan para pembantunya hanya mengurus hal yang berhubungan dengan adat istiadat dan tradisi
yang diturunkan oleh leluhur. Sedangkan, untuk urusan yang menyangkut administrasi dan program
pemerintah ditangani oleh ketua RT dan RK setempat. Walau mereka sama sama berasal dari
masyarakat kampung Naga, semua tugas tersebut tidak pernah mengalami hambatan.

Hal yang menyangkut program pemerintah atau kegiatan lainnya, sebelum disosialisasikan kepada
anggota masyarakat, kedua pihak menyelenggarakan pertemuan terlebih dahulu di bale pertemon. Yang
hadir dalam musyawarah, selain kuncen dan ketua RT ada juga sesepuh masyarakat kampung Naga.
Adanya komunikasi menjamin terjalinya hubungan yang harmonis menjadi lebih jelas lagi saat
diselenggarakan nya upacara ritual, misalnya dalam penyelenggaraan Hajat Sasih. Ketua RT bertugas
untuk menjaga ketertiban dan kelancaran pelaksanaan acara tersebut. Sedangkan kuncen sebagai
pemimpin ritual adat.

Anda mungkin juga menyukai