Anda di halaman 1dari 6

AKHLAK BERMASYARAKAT

Disusun Oleh :

Nailah Maghfirah (418020013)

Agus Kurniawan (417020016)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2019
A. LATAR BELAKANG

Manusia sebagai makhluk berakhlak berkewajiban menunaikan dan menjaga


akhlak yang baik serta menjauhi dan meninggalkan akhlak yang buruk. Akhlak
merupakan dimensi nilai dari Syariat Islam. Kualitas keberagaman justru ditentukan oleh
nilai akhlak.
Dalam kehidupan bertetangga, bermasyarakat Individu tidak bisa seenaknya
mewujudkan tujuan hidupnya dengan mengabaikan tujuan hidup masyarakat sekitarnya.
Kepedulian setiap individu terhadap tujuan hidup bersama masyarakatnya akan
mempercepat perkembangan menuju terwujudnya tujuan bersama tersebut tetapi
nyatanya sekarang ini dalam kehidupan bermasyarakat banyak masalah yang dihadapi
umat Islam, salah satunya adalah rendahnya rasa kesatuan dan persatuan sehingga
kekuatan mereka menjadi lemah . Sektor kehidupan yang mengalami kelemahan ini salah
satunya adalah sektor sosial dan budaya. Hal ini tampak pada akhlak pergaulan hidup
bertetangga, akhlak bertamu dan menerimanya, serta akhlak bergaul dengan orang-orang
muslim dan non-muslim secara umum.
Dalam hal tamu bertamu, individu yang berposisi sebagai tamu cenderung tidak
beretika. Ada di antara mereka yang ketika bertamu, ia meminta ijin kepada tuan rumah
dengan berteriak-teriak. Di samping itu, ada pula yang tampak memaksa masuk ke rumah
tuan rumahnya meskipun tuan rumah tersebut tidak berkenan untuk menerimanya. Ada
juga yang berposisi sebagai penerima tamu tidak memperlakukan tamunya dengan baik.
Ia menerima tamunya dengan muka yang masam, tidak memberikan jamuan kepada
tamunya, dan bahkan tidak mempersilakan tamunya untuk duduk.
Dalam hal bertetangga, individu-individu yang tinggal berdekatan cenderung acuh
dan tidak saling peduli satu sama lain. Hal ini tampak dari kebiasaan mereka yang ketika
bertemu, perbuatan saling sapa pun tidak terjadi diantara mereka. Ada pula individu yang
tampak tidak suka ketika bertemu dengan tetangganya. Ia menampakan muka masamnya
dan berlalu dengan mata mendelik.
Proses sosialisasi dengan saudara seislam pun mengalami degradasi yang terlihat
dari kebiasaannya yang cuek antara satu individu dengan individu lainnya.
Ketidakpedulian ini terjadi bukan hanya pada antar-pribadi saja, tapi juga antar-
masyarakat. Pun demikian dengan proses sosialisasi dengan non-muslim.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara bertamu dan menerima tamu?
2. Bagaimana menjalin hubungan dengan tetangga?
3. Bagaimana menjalin hubungan dengan masyarakat?
4. Pergaulan muda-mudi?
C. PEMBAHASAN
1. Akhlak Bertamu dan Menerima Tamu
Orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir akan mengimani wajibnya
memuliakan tamu sehingga ia akan mendapatkannya sesuai dengan kedudukannya.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang artinya:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan
tamunya” ( HR. Bukhari).
Bertamu adalah berkunjung ke rumah orang lain dalam rangka mempererat
silahturrahim. Bertamu tentu ada maksud dan tujuannya, antaralain menjenguk orang
yang sedang sakit, ngobrol-ngobrol biasa, membicarakan bisnis. Tujuan utama bertamu
menurut islam adalah menyambung persaudaraan tidak hanya bagi saudara sedarah,
saudara seiman dan dengan non muslim juga.
1) Adab Bagi Tuan Rumah
a. Ketika mengundang seseorang, hendaknya mengundang orang-orang yang
bertakwa, bukan orang yang fajir ( bermudah-mudahan dalam dosa).
b. Tidak mengkhususkan mengundang orang-orang kaya saja, tanpa mengundang
orang yang kurang mampu.
c. Tidak mengundang seseorang yang diketahui akan memberatkannya jika diundang.
d. Disunahkan untuk mengucapkan selamat dating kepada para tamu sebagaimana
hadist yang diriwayatkan/
e. Menghormati tamu dan menyediakan hidangan untuk tamu makanan semampunya
saja.
f. Dalam penyajiannya tidak bermaksud untuk bermegah-megah dan berbgangga-
bangga.
g. Mendahulukan tamu yang lebih tua daripada tamu yang lebih muda.

2) Adab Bagi Tamu


a. Hendaknya tidak membeda-bedakan siapa yang mengundang, baik orang kaya
maupun orang yang tidak mampu
b. Berniatlah bahwa kehadiran kita sebagai tanda hormat kepada sesame muslim
c. Masuk dengan seizing tuan rumah, begitu juga segera pulang setelah selesai
memakan hidangan.
d. Apabila kita dalam keadaan berpuasa, tetap disunnahkan untuk menghadiri
undangan karena menampakkan kebahagiaan kepada muslim termasuk bagian
ibadah.
e. Seorang tamu meminta persetujuan tuan rumah untuk mentantap hidangan
f. Termasuk adab bertamu adalah tidak melirik-lirik kepada wajah orang-orang yang
sedang makan.
2. Hubungan Baik Dengan Tetangga
Memuliakam dan berbuat baik kepada tetangga adalah perkara yang sangat
ditentukan dalam syariat islam. Hal ini juga telah diperintahkan Allah dalam Firman-Nya
QS. An-Nisa:36). Sebagaimana orang muslim yang baik maka hendaklah kita senantiasa
memperlakukan tetangga kita dengan senantiasa memperhatikan dan memuliakan
haknya. Hak seorang tetangga dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
a. Berbuat baik ( ihsab) kepada tetangga
b. Menjaga dan memeliharatetangga
c. Tidak mengganggu tetangga
3. Hubungan Baik Dengan Masyarakat
Selain dengan tamu dan tetangga, seorang Muslim harus dapat berhubungan baik
dengan masyarakat yang lebih luas, baik di lingkungan pendidikannya, lingkungan
kerjanya, baik dengan sesama Muslim maupun dengan non-muslim.
Hubungan baik dengan masyarakat diperlukan, karena tidak ada seorangpun yang dapat
hidup tanpa bantuan masyarakat. Lagi pula hidup bermasyarakat sudah merupakan fitrah
manusia. Dalam Surat Al-Hujurat ayat 13 dinyatakan bahwa manusia diciptakan dari
lelaki dan perempuan, bersuku-suku, dan berbangsa-bangsa, agar mereka saling kenal.

4. Pergaulan Muda-Mudi
a. Pergaulan Dengan Sebaya
Teman sebaya adalah orang-orang yang memiliki usia yang hampir sama dengan
usia kita dan menjadi teman atau sahabat kita. Kepada mereka ini kita harus dapat
bergaul dengan sebaik-baiknya. Mereka ini adalah orang-orang yang sehari-harinya
bergaul dengan kita dan menemani kita baik di kala suka maupun di kala duka. Hal-hal
yang dapat kita lakukan dalam rangka bergaul dengan teman sebaya di antaranya
sebagai berikut:
1. Saling memberi salam setiap bertemu dan berpisah dengan mereka dan dilanjutkan
saling berjabat tangan, kecuali jika mereka itu lawan jenis kita.
2. Saling menyambung tali silaturrahim dengan mereka dengan mempererat
persahabatan dengan mereka.
3. Saling memahami kelebihan dan kekurangan serta kekuatan dan kelemahan masing-
masing, sehingga segala macam bentuk kesalahfahaman dapat dihindari.
4. Saling tolong-menolong.
b. Tata Cara Bergaul Dengan Lawan Jenis
Yang dimaksud dengan lawan jenis di sini adalah orang-orang yang memiliki
jenis kelamin yang berbeda dengan kita. Bila kita berjenis laki-laki, maka lawan jenis
kita adalah perempuan, dan sebaliknya jika kita berjenis perempuan, maka mereka itu
adalah laki-laki. Terhadap orang-orang yang menjadi lawan jenis kita, Islam
memberikan aturan yang khusus yang harus kita pegangi dalam rangka bergaul dengan
mereka. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam rangka bergaul dengan orang-
orang yang menjadi lawan jenis kita adalah:
1. Tidak melakukan khalwat, yaitu berdua-duaan antara seorang laki-laki dan seorang
perempuan yang tidak mempunyai hubungan suami isteri dan tidak pula mahram
tanpa ada orang ketiga.
2. Tidak melakukan jabat tangan, kecuali terhadap suami atau isterinya, atau terhadap
mahramnya. Berjabat tangan kepada lawan jenis yang bukan suami/isteri atau
mahram akan membuka pintu syahwat yang dapat menjurus kepada hal-hal yang
lebih berbahaya, yakni perzinaan.
3. Mengurangi pandangan mata, kecuali yang memang benar-benar perlu. Pandangan
yang melebihi batas juga dapat menjurus ke arah perzinaan.
4. Tidak boleh menampakkan aurat di hadapan lawan jenisnya dan juga tidak boleh
saling melihat aurat satu sama lain. Aurat harus ditutup untuk menjaga dirinya dan
menjaga pandangan orang lain.
D. KESIMPULAN
Persoalan akhlak merupakan suatu hal yang sangat urgen untuk menjadi perhatian
sebab ia menjadi pilar utama untuk tumbuh dan berkembangnya peradaban suatu bangsa.
Begitu pentingnya akhlak, Nabi Muhammad saw diutus untuk memperbaiki akhlak,
sehingga umat Muhammad mendapatkan penghargaan dari Allah dengan gelar khaira
ummah. Akhlak dalam bermasyarakat ialah bagaimana kita sebagai umat muslim yang
baik memposisikan diri kita dan menjaga perilaku kita di dalam masyarakat agar dapat
menjadi contoh bagi masyarakat lain.
Di dalam Alquran segala kehidupan manusia telah diatur yaitu bagaimana
selayaknya manusia bertingkah laku terhadap sesama manusia yang biasanya berbentuk
perintah untuk akhlak yang terpuji dan berbentuk larangan untuk akhlak yang tercela.
Dampak dari perintah dan larangan tersebut kembalinya kepada manusia sendiri.

Anda mungkin juga menyukai