Anda di halaman 1dari 15

STUDI KELAYAKAN BISNIS

MAKALAH BAB 1: PENDAHULUAN

Dosen Pengampu :
Dra. Ec. Anik Yuliati, M.Aks.

Disusun Oleh :
Kelompok 3 – Kelas E

Irna Amelia Moehardiono (17013010164)


Andreansyah Firman Maulana (17013010194)
Anggraeni Nur Siswiraningtyas (17013010198)
Fabiola Dinda Effendi (17013010199)
Enrico Alief Vareza (17013010284)
Shofyan Cahya Suryana (17013010299)

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Program Studi Akuntansi
2019
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena tanpa
rahmat, taufik dan hidayah-Nya kami senantiasa masih diberi kesempatan untuk
menulis Makalah yang berjudul Pendahuluan yang bertujuan untuk
menuntaskan tugas mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis semester 5.
Harapan kami semoga makalah ini dapat digunakan sebagai acuan,
pedoman maupun petunjuk bagi para pembaca, namun yang paling utama
semoga makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca mengenai materi
yang kami bahas dalam makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih membutuhkan banyak perbaikan. Oleh karena itu kritik dan
saran dari pembaca yang membangun sangat kami butuhkan untuk
menyempurnakan pembuatan makalah-makalah kami yang akan datang.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT membalas jasa-jasanya dan senantiasa meridhai kita semua.
Amin.

Surabaya, 26 Agustus 2019

Penyusun
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penanaman modal dalam suatu usaha atau proyek, baik untuk usaha baru
maupun perluasan usaha yang sudah ada, biasanya disesuaikan dengan tujuan
perusahaan dan bentuk badan usahanya. Salah satu tujuan perusahaan didirikan,
adalah mencari keuntungan (profit), dalam arti seluruh aktifitas perusahaan hanya
ditujukan untuk mencari keuntungan semata. Tujuan lainnya adalah bersifat sosial,
artinya jenis usaha ini sengaja didirikan untuk membantu masyarakat dalam
penyediaan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti, pendidikan,
rumah sakit, panti-panti sosial, rumah yatim piatu dan usaha sosial lainnya. Di
samping itu juga ada perusahaan didirikan dengan tujuan untuk kedua-duanya,
artinya disamping ingin memperoleh keuntungan juga ingin memberikan layanan
sosial. Namun dalam prakteknya usaha sosial juga perlu memperoleh keuntungan,
sehingga mampu untuk membiayai usahanya sendiri (mandiri) dan tidak hanya
tergantung kepada donatur. Oleh karena itu dewasa ini banyak usaha sosial seperti
pendidikan dan rumah sakit sudah mengarah ke komersial. Bagi perusahaan yang
didirikan untuk tujuan total profit, yang paling utama adalah perlu dipikirkan
seberapa lama pengembalian dana yang ditanam di proyek tersebut agar segera
kembali.
Artinya sebelum perusahaan dijalankan, maka terlebih dahulu perlu dihitung
apakah proyek atau usaha yang akan dijalankan benar-benar dapat mengembalikan
uang yang telah diinvestasikan dalam proyek tersebut dalam jangka waktu tertentu
dan dapat memberikan keuntungan finansial lainnya seperti yang diharapkan. Jika
tidak, maka sebaiknya perusahaan tersebut jangan dijalankan. Di samping dapat
mencapai keuntungan finansial, bagi pemilik usaha jenis ini juga diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi karyawan yang bekerja pada proyek tersebut, masyarakat
di sekitar maupun bagi pemerintah. Jenis perusahaan yang bersifat profit ini
biasanya berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT Seperti halnya perusahaan yang
bersifat profit, perusahaan yang bersifat sosial juga harus dapat memberikan bebas
manfaat. Hanya saja bagi perusahaan yang bersifat sosial keuntungan dalam bentuk
finansial tidak begitu ditonjolkan Yang terpenting adalah proyek yang dijalankan
dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Usaha sosial juga harus mampu
membiayai usahanya, sehingga tidak perlu selalu mengharapkan uluran atau
bantuan dari pihak lain. Perusahaan yang bertujuan sosial memiliki bentuk badan
hukum Yayasan
Oleh sebab itu untuk menghindari kegagalan ini perlu dilakukan studi
sebelum proyek tersebut dijalankan. Studi ini dikenal dengan nama Studi
Kelayakan Bisnis. Salah satu tujuan dilakukan studi kelayakan bisnis adalah untuk
mencari jalan keluar agar dapat meminimalkan hambatan dan resiko yang mungkin
timbul di masa yang akan datang. Mengapa hal ini dilakukan karena di masa yang
akan datang penuh dengan ketidakpastian. Sebagai contoh ketidakpastian di bidang
ekonomi misalnya, akan menyebabkan harga yang tidak stabil, bahkan
kecenderungan kenaikan biaya produksi akan sangat mungkin meningkat.
Akibatnya harga jual produk juga meningkat, sehingga menyulitkan perusahaan
untuk menjualnya ke pasar. Sementara itu daya beli masyarakat menurun, sehingga
sudah dapat dipastikan produk tersebut tidak laku di pasaran. Ketidakpastian di
masa yang akan datang dapat terjadi di berbagai bidang kehidupan, mulai
ketidakpastian di bidang ekonomi, hukum, politik, budaya, perilaku dan perubahan
lingkungan masyarakat. Semua ketidakpastian ini akan mengakibatkan apa yang
sudah direncanakan menjadi meleset atau tidak tercapai, sehingga resiko kerugian
tidak akan terelakkan
Dari sisi hukum dan politik juga sangat mempengaruhi kegiatan usaha.
Ketidakpastian hukum, misalnya, akan san besar pengaruhnya terhadap pihak
investor dari luar ne untuk menanamkan modalnya. Demikian pula ketidakstabilan
politik dalam negeri juga akan mempengaruhi kepercayaan pihak luar terhadap
usaha dalam negeri. Akibat ketidakpastian hukum dan ketidakstabilan politik
tersebut akan berimbas kena kegiatan investasi yang akan dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
 Apa pengertian studi kelayakan bisnis?
 Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan usaha?
 Apa saja manfaat bisnis?
 Apa tujuan studi kelayakan bisnis?
 Siapa saja lembaga-lembaga yang memerlukan studi kelayakan bisnis?
 Apa saja aspek-aspek dalam penilaian studi kelayakan bisnis?
 Apa saja tahap-tahap dalam studi kelayakan bisnis?
 Apa saja sumber-sumber data dan informasi studi kelayakan bisnis?
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN BISNIS


Sebelum kita mengerti secara mendalam apa yang dimaksud dengan studi
kelayakan bisnis serta kegiatan apa saja yang dilakukan dalam studi kelayakan
bisnis, maka ada baiknya terlebih dahulu kita mengetahui pengertian investasi,
jenis-jenis investasi dan kegiatan dalam investasi serta pengertian proyek dan
bisnis.
Investasi dalam arti luas menurut William F.Sharpe dalam bukunya,
Investment, adalah mengorbankan dollar sekarang untuk dollar di masa yang akan
datang. Dari pengertian ini terkandung 2 atribut penting di dalam investasi, yaitu
adanya resiko dan tenggang waktu.
Mengorbankan uang atau dollar artinya menanamkan sejumlah dana (uang)
dalam suatu usaha saat sekarang atau saat investasi dimulai. Kemudian
mengharapkan pengembalian investasi dengan disertai tingkat keuntungan yang
diharapkan Di masa yang akan datang (dalam waktu tertentu).
Pengorbanan sekarang mengandung suatu kepastian bahwa uang yang
digunakan untuk investasi sudah pasti dikeluarkan. Sedangkan hasil di masa yang
akan datang bersifat tidak pasti, tergantung dari kondisi di masa yang akan datang.
Investasi dapat dilakukan dalam berbagai bidang usaha, oleh karena itu
investasipun dibagi dalam beberapa jenis. Jenis investasi dibagi 2 macam yaitu:
1. Investasi nyata (real investment)
Merupakan investasi yang dibuat dalam harta tetap (fixed asset) seperti tanah,
bangunan, peralatan atau mesin-mesin.
2. Investasi finansial (financial investment)
Merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian saham atau obligasi
atau surat berharga lainnya seperti sertifikat deposito.
Investasi dapat pula diartikan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang
memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Penanaman
modal yang ditanamkan dalam arti sempit berupa proyek tertentu, baik bersifat fisik
ataupun non-fisik.
Kegiatan proyek biasanya dilakukan untuk berbagai bidang antara lain:
1. Pembangunan fasilitas baru
2. Perbaikan fasilitas yang sudah ada
3. Penelitian dan pengembangan

Dalam praktiknya, timbul suatu proyek disebabkan oleh berbagai faktor antara lain:
1. Adanya permintaan pasar
2. Untuk meningkatkan kualitas produk
3. Kegiatan pemerintah

Kemudian pengertian bisnis adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk
memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam
berbagai bidang, baik jumlah maupun waktunya.
Keuntungan merupakan tujuan utama dalam dunia bisnis, baik keuntungan
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Bentuk keuntungan yang diharapkan
lebih banyak dalam bentuk finansial. Besarnya keuntungan telah ditetapkan sesuai
dengan target yang diinginkan sesuai dengan batas waktu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian Studi Kelayakan
Bisnis (SKB) adalah:
Suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau
usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau
tidak usaha tersebut dijalankan.
Mempelajari secara mendalam artinya meneliti secara sungguh-sungguh data
dan informasi yang ada, kemudian diukur, dihitung dan dianalisis hasil penelitian
tersebut dengan menggunakan metode-metode tertentu.
Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam tersebut
dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan
manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Layak
disini diartikan juga akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan
yang menjalankannya, akan tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan
masyarakat luas.
Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai
aspek. Ukuran kelayakan masing-masing jenis usaha sangat berbeda, akan tetapi
aspek-aspek yang digunakan untuk menyatakan layak atau tidaknya adalah sama,
sekalipun bidang usahanya berbeda. Penilaian masing-masing aspek nantinya harus
dinilai secara keseluruhan bukan berdiri sendiri-sendiri.
Aspek-aspek yang dinilai dalam studi kelayakan bisnis meliputi, aspek
hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis/operasional,
aspek manajemen, aspek ekonomi dan sosial serta aspek dampak lingkungan.
Aspek hukum digunakan untuk meneliti kelengkapan, kesempurnaan dan
keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki mulai dari badan usaha, izin-izin
sampai dokumen lainnya. Aspek pasar dan pemasaran adalah meneiliti seberapa
besar pasar yang akan dimasuki dan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk
menguasainya, serta bagaimana strategi yang akan dijalankan nantinya.
Aspek keuangan adalah untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
memperoleh pendapatan serta besarnya biaya yang dikeluarkan. Aspek manajemen
adalah untuk mengukur kesiapan dan kemampuan pihak pengelola perusahaan
dalam menjalankan usaha.
Aspek teknis atau produksi adalah untuk menentukan lokasi, lay-out gedung
dan ruangan serta teknologi yang akan dipakai. Aspek manajemen dan organisasi
digunakan untuk meneliti kesiapan sumber daya manusia yang akan menjalankan
usaha tersebut. Kemudian mencari bentuk organisasi yang sesuai dengan usaha
yang akan di jalankan.
Penelitian selanjutnya adalah untuk menilai manfaat ekonomi dan sosial
dengan menjalankan bisnis tersebut bagi masyarakat. Yang terakhir adalah untuk
menilai dampak lingkungan yang ditimbulkan nantinya, apabila bisnis tersebut
dijalankan termasuk metode penanggulangannya.

2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEGAGALAN USAHA


1. Data dan informasi tidak lengkap
Untuk menanggulangi hal tersebut sebaiknya dilakukan pengumpulan data dan
informasi selengkap mungkin.
2. Tidak teliti
melatih atau mencari tenaga kerja yang benar-benar ahli di bidangnya.
3. Salah perhitungan
Juga diperlukan tenaga yang ahli di bidangnya.
4. Pelaksanaan pekerjaan salah
Pelaksana bisnis sangat memegang peran penting dalam keberhasilan
menjalankan bisnis tersebut.
5. Kondisi lingkungan
Adanya perubahan ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya.

Sebelum melakukan studi kelayakan bisnis harusnya memperhatikan hal-hal


sebagai berikut :
1. Kelengkapan serta keakuratan data dan informasi yang diperoleh
2. Tenaga ahli yang dimiliki dalam team studi kelayakan bisnis benar-benar
tangguh
3. Penentuan metode dan alat ukur yang tepat
4. Loyalitas team studi kelayakan bisnis

2.3 MANFAAT BISNIS


1. Memperoleh keuntungan
2. Membuka peluang pekerjaan
3. Manfaat ekonomi
a. Menambah jumlah barang dan jasa
b. Meningkatkan mutu produk
c. Meningkatkan devisa
d. Menghemat devisa
4. Tersedia sarana dan prasarana
5. Membuka Isolasi Wilayah
Dengan pembukaan suatu usaha maka wilayah yang tadinya tertutup menjadi
terbuka dan akses masyarakat dapat menjadi lebih baik
6. Meningkatkan Persatuan dan Membantu Pemerataan Pembangunan
Adanya suatu usaha akan mendatangkan pekerja dari berbagai suku sehingga
dapat meningkatkan persatuan dan adanya proyek di berbagai daerah dapat
memberikan pemerataan pembangunan ke seluruh wilayah.

2.4 TUJUAN STUDI KELAYAKAN BISNIS


1. Menghindari Resiko Kerugian
Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan resiko
ketidakpastian di masa datang yang dapat atau tidak dapat kita kendalikan
2. Memudahkan Perencanaan
Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang maka kita dapat dengan mudah mempersiapkan apa saja yang akan
direncanakan pada usaha tersebut.
3. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Dengan rencana yang sudah disusun dengan baik akan memudahkan
pelaksanaan bisnis sesuai acuan setiap tahap yang sudah direncanakan.
4. Memudahkan Pengawasan
Apabila pelaksanaan suatu usaha sesuai dengan rencana yang disusun, maka
pengawasan akan mudah dilakukan guna pekerjaan tidak melenceng dari
rencana awal.
5. Memudahkan pengendalian
Apabila dalam pekerjaan telah dilakukan pengawasan maka jika terjadi
penyimpangan akan mudah terdeteksi sehingga dapat dilakukan pengendalian
atas penyimpangan tersebut.

2.5 LEMBAGA-LEMBAGA YANG MEMERLUKAN STUDI KELAYAKAN


1. Pemilik Usaha
Pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap hasil dari analisis studi
kelayakan yang telah dibuat, karena pemilik tidak mau dana yang ditanamkan
mengalami kerugian.
2. Kreditor
Bank atau lembaga keuangan lainnya tidak mau kredit atau pinjaman yang
diberikan macet akibat usaha yang tidak layak dijalankan, oleh karena itu perlu
studi kelayakan terlebih dahulu sebelum pinjaman dikucurkan kepada pihak
peminjam.
3. Pemerintah
Studi kelayakan bagi pemerintah untuk meyakinkan bahwa bisnis yang
dijalankan memberikan manfaat perekonomian secara umum, seperti
penyediaan lapangan pekerjaan. Pemerintah juga mengawasi bisnis yang
dijalankan agar tidak merusak alam.
4. Masyarakat Luas
Studi kelayakan untuk masyarakat luas yaitu bagi masyarakat sekitar, bisnis
sangat membantu untuk tersedianya lapangan pekerjaan, kemudian terbukanya
wilayah yang masih terisolasi dan akan dibukanya sarana prasarana umum
seperti sekolah, rumah sakit, rumah ibadah, dll.
5. Manajemen
Studi kelayakan bagi manajemen sangat berguna untuk mengukur kinerja apa
yang sudah ditugaskan dan melihat hasil yang telah dicapai.

2.6 ASPEK-ASPEK DALAM PENILAIAN


Ada beberapa aspek dalam menilai sebuah kelayakan suatu bisnis. Hal ini
dikarenakan agar dapat menentukan kelayakan suatu bisnis. Ada sebuah korelasi
antara aspek satu dengan lainnya, jika salah satu aspek tidak terpenuhi maka perlu
perbaikan. Untuk menentukan urutan di mana harus didahulukan tergantung
kesiapan penilai dan kelengkapan data. Berikut adalah aspek-aspek dalam penilaian
studi kelayakan bisnis:
1. Aspek Hukum
Dalam aspek ini membahas tentang kelengkapan dan keabsahan dokumen,
seperti perizinan-perizinan. Keabsahan dokumen dapat diperoleh dari pihak
yang menerbitkannya.
2. Aspek Pasar dan Pemasaran
Dalam aspek ini membahas tentang bagaimana kondisi pasar yang akan dituju
apakah strategis atau tidak. Kemudian, bagaimana strategi pemasaran yang akan
dijalankan untuk menarik perhatian pelanggan serta seberapa banyak pasar yang
dikuasai pesaing. Setelah mengetahui hal tersebut barulah disusun strategi
pemasarannya.
3. Aspek Keuangan
Dalam aspek ini membahas tentang penilaian biaya-biaya yang diperlukan
operasional dan seberapa besar biaya yang dikeluarkan. Kemudian, seberapa
besar pendapatan yang diterima jika proyek tersebut dijalankan. Hal ini akan
mengetahui besarnya laba yang diperoleh.
4. Aspek Teknis/Operasi
Dalam aspek ini membahas tentang lokasi usaha yang akan digunakan seperti
kantor, pabrik, gudang, dll. Kemudian, penentuan mesin dan peralatan yang akan
digunakan serta pertimbangan lokasi pemasok bahan baku, lokasi pasar, lokasi
tenaga kerja, dll. Kemudian apakah perusahaan tersebut menggunakan teknologi
pengganti pekerja atau menggunakan tangan pekerja atau secara tradisional
5. Aspek Manajemen/Operasi
Dalam aspek ini membahas tentang para pengelola usaha yang profesional, di
mana mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pengendalian organisasi
perusahaan.
6. Aspek Ekonomi Sosial
Dalam aspek ini membahas tentang seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan
oleh proyek ini atas kesejahteraan masyarakat sekitar. Demikian pula dampak
sosial yang ada seperti tersedianya sarana kesehatan, pendidikan, jalan,
penerangan, tempat ibadah, dll.
7. Aspek Dampak Lingkungan
Dalam aspek ini membahas tentang seberapa besar pengaruh lingkungan yang
ditimbulkan jika proyek ini berdiri, mulai dari kualitas udara, air yang akan
berdampak pada kehidupan makhluk hidup di sekitar proyek.

2.7 TAHAP-TAHAP DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS


Tahapan dalam studi kelayakan bisnis guna mempermudah penilaian dan
keakuratan proses penilaian. Adapun tahapan-tahapan secara umum, yaitu:
1. Pengumpulan Data dan Informasi
Mengumpulkan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan ini
bisa didapatkan melalui berbagai sumber, seperti Biro Pusat Statistik, Badan
Koordinasi Penanaman Modal, Badan Pengelolaan Pasar Modal, Bank
Indonesia, Departemen Teknis, baik pemerintah maupun swasta.
2. Melakukan Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara benar dan akurat dengan metode-metode yang
telah lazim digunakan oleh seorang pebisnis.
3. Analisis Data
Dalam hal ini ditentukan kriteria-kriteria yang telah memenuhi syarat dari
seluruh aspek yang dinilai layak atau tidak digunakannya.
4. Mengambil Keputusan
Hasil dari penentuan kriteria yang telah memenuhi syarat, diambilah sebuah
keputusan.
5. Memberikan Rekomendasi
Pemberian saran atas keputusan yang dibuat bilamana ada perbaikan data yang
masih dibutuhkan atas kelengkapannya.

2.8 SUMBER-SUMBER DATA & INFORMASI


Adapun sumber-sumber data dan informasi yang dapat kita peroleh serta
dapat dipercaya adalah antara lain:
1. Publikasi Ekonomi dan Bisnis, baik dari koran maupun majalah.
2. Publikasi Bank Indonesia, Persatuan Bank-bank Swasta Nasional, maupun
lembaga keuangan lainnya.
3. Badan Koordinasi Penanaman Modal, Badan Pengelola Pasar Modal.
4. Biro Pusat Statistik
5. Asosiasi Industri dan Dagang yang membawahi jenis usaha yang sejenis.
6. Lembaga-lembaga penelitian yang dilakukan pemerintah, seperti LIPI, maupun
swasta.
7. Departemen Teknis, di mana biasanya data-data yang dikeluarkan terkumpul
dari tahun ke tahun, seperti Departemen Pertanian.
8. Universitas atau Perguruan Tinggi lainnya.
9. Sumber-sumber lainnya.
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Studi Kelayakan Bisnis (SKB) adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara
mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan,
dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan usaha adalah data dan informasi
tidak lengkap, tidak teliti, salah perhitngan, pelaksanaan pekerjaan salah, dan
kondisi lingkungan tidak baik.
3. Manfaat bisnis yaitu memperoleh keuntungan, membuka peluang pekerjaan,
manfaat ekonomi, tersedia sarana dan prasarana, membuka isolasi wilayah, dan
meningkatkan persatuan dan membantu pemerataan pembangunan.
4. Tujuan studi kelayakan bisnis adalah menghindari resiko kerugian,
memudahkan perencanaan, memudahkan pelaksanaan pekerjaan, memudahkan
pengawasan, dan memudahkan pengendalian.
5. Lembaga-lembaga yang memerlukan studi kelayakan bisnis diantaranya adalah
pemilik usaha, kreditor, pemerintah, masyarakat luas, dan manajemen.
6. Aspek-aspek dalam penilaian studi kelayakan bisnis meliputi aspek hukum,
aspek pasar dan pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis/operasional, aspek
manajemen/operasi, aspek ekonomi sosial, dan aspek dampak lingkungan.
7. Tahap-tahap dalam studi kelayakan bisnis adalah pengumpulan data dan
informasi, melakukan pengolahan data, analisis data, mengampil keputusan, dan
memberikan rekomendasi.
8. Sumber-sumber data dan informasi studi kelayakan bisnis diantaranya adalah
Publikasi Ekonomi dan Bisnis, lembaga-lembaga keuangan Indonesia, Biro
Pusat Statistik, Asosiasi Industri dan Dagang, lembaga-lembaga penelitian yang
dilakukan pemerintah, Depatemen Teknis, Universitas atau Perguruan Tinggi,
dan sumber-sumber lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir dan Jakfar, 2012. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi. Jakarta : Kencana

Anda mungkin juga menyukai