Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

RHEUMATIC HEART DISEASE ( RHD )

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam keperawatan anak terdapat filosofi yang merupakan teori yang mendasari
alam pikiran atau suatu kejadian, yaitu filosofi keperawatan. Filosofi keperawatan
anak merupakan keyakinan atau pandangan yang dimiliki perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus pada keluarga
(family centered care), pencegahan terhadap trauma (atraumatic care) dan
manajemen kasus. Disini juga terdapat prinsip atau dasar dalam keperawatan anak
yang dijadikan sebagai pedoman dalam memahami filosofi keperawatan anak.
Perawat harus memahaminya, mengingat ada beberapa prinsip yang berbeda
dalam penerapan asuhan . Diantara prinsip dalam asuhan keperawatan anak
tersebut adalah sebagai berikut :

 Anak bukanlah miniatur orang dewasa melainkan individu yang unik.


Prinsip dan pandangan ini mengandung arti bahwa tidak boleh
memandang anak dari ukuran fisik saja sebagaimana orang dewasa
melainkan anak sebagai individu yang unik yang mempunyai pola
pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan. Pola-pola
inilah yang harus dijadikan ukuran, bukan hanya bentuk fisiknya saja
tetapi kemampuan dan kematangannya.
 Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai
dengan tahap perkembangan. Sebagai individu yang unik anak memiliki
berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai dengan
usia tumbuh kembang. Kebutuhan tersebut dapat meliputi kebutuhan
fisiologis seperti kebutuhan nutrisi dan cairan, aktivitas, eliminasi,
istirahat, tidur dan lain-lain. Selain kebutuhan fisiologis tersebut, anak juga
sebagai individu yang juga membutuhkan kebutuhan psikologis, social,
dan spiritual. Hal tersebut dapat terlihat pada tahap usia tumbuh kembang
anak. Pada saat yang bersamaan perlu memandang tingkat kebutuhan
khusus yang dialami anak.
 Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit
dan peningkatan derajat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang
sakit. Upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan
bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak,
mengingat anak adalah generasi penerus bangsa.
 Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada
kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggungjawab secara
komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Untuk
mensejahterakan anak, keperawatan selalu mengutamakan kepentingan
anak.
 Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak mencakup
kontrak dengan anak dan keluarga untuk mencegah, mengkaji,
mengintervensi, dan meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan
menggunakan proses keperawatan sesuai dengan aspek moral (etik) dan
aspek hukum (legal). Sebagai bagian dari keluarga anak harus dilibatkan
dalam pelayanan keperawatan, dalam hal ini harus terjadi kesepakatan
antara keluarga, anak dan tim kesehatan.
 Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan maturasi
atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk
biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat.
Upaya kematangan pada anak adalah selalu memperhatikan lingkungan
baik secara internal maupun eksternal karena kematangan anak sangat
ditentukan oleh lingkungan yang ada, baik anak sebagai individu maupun
anak sebagai bagian dari masyarakat.
 Pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak berfokus
pada ilmu tumbuh kembang sebab ilmu tumbuh kembang ini yang akan
mempelajari aspek kehidupan anak.

Praktik Keperawatan anak mencakup kontak dengan anak dan keluarga untuk
mencegah, mengkaji, melakukan intervensi, meningkatkan kesejahteraan hidup
dengan menggunakan proses keperawatan sesuai dengan aspek moral/etik dan
aspek legal/ hukum.

Tujuan keperawatan anak yaitu :

 Pencapaian derajat kesehatan bagi anak sebagai bagian dari system


pelayanan kesehatan di keluarga
 Mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan serta tingkat kesehatan
yang dapat dicapai oleh setiap anak dalam sistem keluarga.

Keperawatan Anak Berfokus Pada Keluarga

 MEMBERDAYAKAN (ENABLE) : Setiap anggota keluarga berhak


untuk
menampilkan kemampuan dan mengembangkan kemampuannya dalam
keluarga untuk memenuhi kebutuhan anak dan keluarga.

 MEMPERKOKOH (EMPOWERMENT) : Interaksi perawat – keluarga


untuk mempertahankan atau mendapatkan kontrol positif pada keluarga
dalam pengambilan keputusan untuk anak dan keluarga.

1.2 TUJUAN

Setelah menyelesaikan tugas ini diharapkan mahasiswa dapat :


1. Memahami tentang penyakit Reumatic Heart Disease ( RHD ) yang terjadi pada
anak.

2. Mengetahui tentang penyebab penyakit Reumatic Heart Disease ( RHD ).

2.1 TINJAUAN TEORI

I. DEFINISI

 Demam reumatik / RHD adalah suatu penyakit peradangan autoimun yang


mengenai jaringan konektif jantung, tulang, jaringan subkutan dan
pembuluh darah pada pusat sistem persarafan, sebagai akibat dari infeksi
beta-Streptococcus hemolyticus grup A.
 Demam Rheumatik merupakan suatu penyakit radang yang terjadi setelah
adanya infeksi streptokokus golongan beta hemolitik A, yang dapat
menyebabkan lesi patologis di daerah jantung, pembuluh darah, sendi, dan
jaringan subkutan. ( Alimul Aziz. Salemba Medika. 2006 )
 Demam rematik atau Rheumatic Fever adalah salah satu penyakit rematik
inflamasi yang disebabkan oleh infeksi kuman Streptokokus A Beta
Hemolitikus. Kuman ini acap kali bersarang pada infeksi gigi atau infeksi
tenggorokan dan biasanya banyak menyerang anak usia 5-15 tahun.

II. ETIOLOGI

 Secara pasti belum diketahui


 Penderita dengan infeksi saluran nafas yang tak terobati (kuman; A beta
Hemolytic streptococcus)

III. PATOFISIOLOGI

- Demam reumatik adalah suatu hasil respon imunologi abnormal yang


disebabkan oleh kelompok kuman A beta-hemolitic treptococcus yang menyerang
pada pharynx

- Streptococcus diketahui dapat menghasilkan tidak kurang dari 20 prodak


ekstrasel; yang terpenting diantaranya ialah streptolisin O, streptolisin S,
hialuronidase, streptokinase, difosforidin nukleotidase, deoksiribonuklease serta
streptococca erythrogenic toxin. Produk-produk tersebut merangsang timbulnya
antibodi. Demam reumatik yang terjadi diduga akibat kepekaan tubuh yang
berlebihan terhadap beberapa produk tersebut.

- Sensitivitas sel B antibodi memproduksi antistreptococcus yang membentuk


imun kompleks. Reaksi silang imun komleks tersebut dengan sarcolema kardiak
menimbulkan respon peradangan myocardial dan valvular. Peradangan biasanya
terjadi pada katup mitral, yang mana akan menjadi skar dan kerusakan permanen.

- Demam rematik terjadi 2-6 minggu setelah tidak ada pengobatan atau
pengobatan yang tidak tuntas karena infeksi saluran nafas atas oleh kelompok
kuman A betahemolytic.

- Mungkin ada predisposisi genetik, dan ruangan yang sesak khususnya di ruang
kelas atau tempat tinggal yang dapat meningkatkan risiko.

- Penyebab utama morbiditas dan mortalitas adalah fase akut dan kronik dengan
karditis.

Pohon Masalah

Peradangan dan pembentukan jaringan parut pada katup jantung


Sistem saraf pusat
Jantung
Kulit
Reaksi hipersensitivitas/autoimun
Persendian
Streptococcus hemolytic B group A
Khusus mitral dan aorta
Terganggunya fungsi jantung

IV. MANIFESTASI KLINIS

Gejala penyakit tergantung dari usia penderita. Pada anak dan remaja gejala utama
adalah rasa demam disertai radang pada sendi dilanjutkan infeksi pada jantung
dan sering ditemukan benjolan di bawah kulit (adanya nodul pada subkutan).
Sedangkan pada usia dewasa, demam disertai radang pada banyak sendi. Pada
kulit juga akan muncul bercak merah muda.

Nyeri sendi pada demam rematik biasanya timbul mendadak dan mencapai
puncaknya dalam waktu 12-24 jam. Serangan nyeri terutama pada sendi lutut dan
pergelangan kaki. Nyeri akan hilang dalam 2-6 minggu dengan atau tanpa
pengobatan. Selain itu juga terdapat gejala karditis, chorea (pergerakan yang tanpa
disadari pada tungkai, lengan dan muka), eritema marginal (merah pada kulit yang
lesi kemudian muncul makula pada truncus dan perifer).

Manifestasi khusus:

1) carditis:

a) takikardia
b) kardiomegali

c) suara murmur

d) perubahan suara jantung

e) perubahan ECG (PR memanjang)

f) Precordial pain

g) Precardial friction rub

2) Polyarthritis

a) Bengkak persendian, panas, kemerahan, nyeri tekan.

b) Menyebar pada sendi lutut, siku, bahu, lengan.

3) Nodul subcutaneous:

a) Bengkak pada kulit, teraba lunak.

b) Muncul sesaat, pada umumnya langsung diserap.

c) Terdapat pada permukaan ekstensor persendian

4) Khorea:

a) Pergerakan ireguler pada ekstremitas, involunter.

b) Involunter mimik wajah

c) Gangguan bicara

d) Emosi labil

e) Kelemahan otot

f) Ketegangan otot bila cemas, hilang bila istirahat.

5) Eritema marginatum:

a) Makula kemerahan umum pada batang tubuh dan telapak tangan.

b) Makula dapat berpindah lokasi à tidak permanen


c) Makula bersifat non pruritus

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Riwayat adanya infeksi saluran nafas atas dan gejala

- Positif antistretolysin titer O

- Positif stretozyme positif anti uji DNAase B

- Meningkatnya C-reaktif protein

- Meningkatnya anti hyaluronidase, meningkatnya sedimen sel darah merah


(eritrosit)

B. – Foto rontgen menunjukkan pembesaran jantung

- Elektrokardiogram menunjukkan arrhtythmia E

- Ehocardiogram menunjukkan pembesaran jantung dan lesi

VI. PENATALAKSAAN

Penatalaksanaannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

 Pemberian antibiotik
 Mengobati gejala peradangan, gagal jantung, dan chorea (obat anti
inflamasi dan Eradikasi Streptokokus )
 Pilihan pengobatan adalah antibiotik pencillin dan anti peradangan
misalnya; aspirin atau penggantinya untuk 2-6 minggu.
 Pencegahan terhadap kuman Streptokokus, misalnya pemeriksaan gigi
anak secara rutin dan penanganan radang tenggorokan sedini mungkin.
 Selain itu juga dengan cara menjaga kebersihan lingkungan.

VII. INSIDEN

Padatnya penduduk dan sosio ekonomi yang kurang memadai menjadi faktor
utama mengapa penyakit ini masih banyak ditemukan, terutama di negara
berkembang seperti Afrika, India dan Asia Tenggara.

VII. PROSES KEPERAWATAN

a. Pengkajian

• Riwayat penyakit
• Monitor komplikasi jantung (CHF dan arrhythmia)

• Auskultasi jantung; bunyi jantung melemah dengan irama derap diastole

• Tanda-tanda vital

• Kaji adanya nyeri

• Kaji adanya peradangan sendi

• Kaji adanya lesi pada kulit

b. Diagnosa keperawatan

1. Kurangnya pengetahuan orang tua/ anak berhubungan dengan pengobatan,


pembatasan aktivitas, risiko komplikasi jantung

2. Tidak efektif koping individu berhubungan dengan kondisi penyakit

3. Nyeri berhubungan dengan polyartritis.

4. Risiko ijury berhubungan dengan infeksi streptococcus

c. Perencanaan

1. Orang tua dan anak akan memahami tentang regimen pengobatan dan
pembatasan aktivitas.

2. Anak tidak akan menunjukakan stress emosional dan dapat menggunakan


strategi koping yang efektif

3. Anak dapat menunjukkan dalam pengontrolan nyeri sesuai tingkat


kesanggupan.

4. Anak akan memperlihatkan tidak adanya gejala-gejala sakit menelan untuk


pertama kali atau tidak ada injury

d. Imlementasi

1. Mencegah atau mendeteksi komplikasi

• Auskultasi bunyi jantung untuk mengetahi adanya perubahan irama

• Pemberian antibiotik sesuai program


• Pembatasan aktivitas sampai manifestasi klinis demam reumatik tidak ada dan
berikan periode istirahat.

• Berikan terapi bermain yang sesuai dan tidak membuat lelah.

2. Support anak dalam pembatasan aktivitas

• Kaji keinginan untuk bermain sesuai dengan usia dan kondisi

• Buat jadual aktivitas dan istirahat

• Ajarkan untuk partisipasi dalam aktivitas kebutuhan sehari-hari

• Ajarkan pada anak/ orang tua bahwa pergerakan yang tidak disadari adalah
dihubungkan dengan Chorea dan temporer.

3. Memberikan kontrol nyeri yang adekuat

• Kaji nyeri dengan skala

• Pemberian analgeik, anti peradangan dan antipiretik sesuai program

• Reposisi untuk mengurangi stress sendi

• Berikan terapi hangat dan dingin pada sendi yang sakit

• Lakukan distraksi misalnya; teknik relaksasi dan hayalan.

4. Mencegah infeksi dan injury

• Monitor temperatur setiap 4 jam selama dirawat.

• Pemberian antibiotik sesuai program

• Lihat juga dalam perencanaan pemulangan

• Anak diistirahatkan

e. Perencanaan pemulangan

• Berikan informasi tentang kebutuhan aktivitas bermain yang sesuai dengan


pembatasan, aktivitas

• Istirahat 2-6 minggu, bantu segala pemenuhan aktivitas kebutuhan sehari-hari


• Jelaskan pentingnya istirahat dan membuat jadual istirahat dan aktivitas sampai
tanda-tanda klinis tidak ada.

• Jelaskan terapi yang diberikan; dosis, efek samping, risiko komplikasi jantung

• Berikan support lingkungan yang aman, jangan biarkan anak tidur di lantai

• Instruksikan untuk menginformasikan jika ada tanda sakit menelan

• Tekankan pentingnya kontrol ulang.

Anda mungkin juga menyukai