Anda di halaman 1dari 8

GUBERNUR LAMPUNG

PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG


NOMOR TAHUN 2018
TENTANG
PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN SAKAI SAMBAYAN
PROVINSI LAMPUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


GUBERNUR LAMPUNG,

Menimbang : a. bahwa setiap orang berhak atas jaminan kesehatan sebagai


kebutuhan dasar hidup yang layak agar terwujud masyarakat
yang sejahtera, adil dan makmur;
b. bahwa dalam memberikan jaminan kesehatanbagi masyarakat
Lampung, Pemerintah Provinsi Lampung menyelenggarakan
Program Jaminan Kesehatan Sakai Sambayan yang
terintegrasi dengan Jaminan Kesehatan Nasional melalui
bantuan iuran jaminan kesehatan;
c. bahwa sehubungan dengan maksud huruf a dan huruf b
tersebut diatas dan untuk tertib pelaksanaannya, perlu
menetapkan Peraturan Gubernur tentang Penyelenggaraan
Jaminan Kesehatan Sakai Sambayan di Provinsi Lampung;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem


Jaminan Sosial Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang
Penerima Bantuan luran Jaminan Kesehatan sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun
2015;
6. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2016;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional;
2

8. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2014 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Lampung Tahun 2015–2019;
9. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Lampung
sebagaimana telahdi ubah dengan Peraturan Daerah Provinsi
Lampung Nomor 17 Tahun 2017;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENYELENGGARAAN


JAMINAN KESEHATAN SAKAI SAMBAYAN PROVINSI
LAMPUNG.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Provinsi Lampung.
2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Gubernur adalah Gubernur Lampung.
4. Dinas Sosial adalah Dinas Sosial Provinsi Lampung.
5. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Provinsi Lampung.
6. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Provinsi Lampung.
7. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Lampung.
8. Dinas Sosial Kabupaten/Kota adalah Dinas Sosial di tingkat
Kabupaten/Kota.
9. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah Dinas di tingkat Kabupaten/Kota.
10. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota adalah Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil di tingkat Kabupaten/Kota.
11. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota adalah Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota.
12. Jaminan Kesehatan Nasional yang selanjutnya disingkat JKN adalah bagian
dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang di selenggarakan dengan
menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib
(mandatory) dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang membayar
iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
13. Jaminan Kesehatan Sakai Sambayan adalah model mekanisme pembiayaan
bersama Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat bagi
penduduk Provinsi Lampung dengan sistem gotong royong (sakai
sambayan) antara Pemerintah Daerah Provinsi dengan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota se Provinsi Lampung.
14. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disingkat
BPJS Kesehatan adalah badan hukum publik yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
3

15. Penerima Bantuan luran Jaminan Kesehatan Nasional yang selanjutnya


disingkat PBI adalah orang sangat miskin, orang miskin, orang rentan
miskin dan orang hampir miskin di daerah sebagai peserta program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
16. Bukan Penerima Bantuan Iuran selanjutnya disingkat Bukan PBI adalah
Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran yang terdiri dari Pekerja Penerima
Upah dan keluarganya, Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota
keluarganya, dan Bukan Pekerja serta anggota keluarganya.
17. Pekerja Penerima Upah yang selanjutnya disingkat PPU adalah setiap orang
yang bekerja pada pemberi kerja dengan menerima gaji atau upah.
18. Pekerja Bukan Penerima Upah yang selanjutnya disingkat PBPU adalah
setiap orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri.
19. Iuran Jaminan Kesehatan Nasional adalah sejumlah uang yang dibayarkan
oleh Pemerintah Daerah secara teratur kepada BPJS Kesehatan, untuk
program JKN bagi orang sangat miskin, orang miskin, orang rentan miskin
dan orang hampir miskin di daerah yang tidak termasuk peserta program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Kabupaten/Kota.
20. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yangselanjutnya disingkat APBD
adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan
disetujui bersama antara Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) serta ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
21. Kartu Keluarga yang selanjutnya disingkat KK adalah kartu identitas
keluarga yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam
keluargadan identitas keluarga yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil di wilayah Provinsi Lampung.
22. Kartu Tanda Penduduk yang selanjutnya disingkat KTP adalah identitas
resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil di wilayah Provinsi Lampung.
23. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan adalah sistem informasi yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi
pengelolaan informasi administrasi kependudukan.
24. Surat Keterangan Orang Terlantar yang selanjutnya disingkat SKOT adalah
identitas yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
yang diberikan kepada orang terlantar yang telah didata oleh Dinas Sosial.
25. Warga Binaan Permasyarakatan yang selanjutnya disingkat WBP adalah
penghuni lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan Negara di Daerah.
26. Warga Binaan Sosial yang selanjutnya disingkat WBS adalah orang
dan/atau kelompok masyarakat Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) yang sedang dalam proses menerima pelayanan sosial di Panti
Sosial Pemerintah Daerah.
27. Korban Tindak Kekerasan adalah orang baik individu, keluarga, kelompok
maupun kesatuan masyarakat tertentu, yang mengalami tindak kekerasan,
baik sebagai akibat dari perlakuan salah, penelantaran, ekploitasi,
diskriminasi, bentuk kekerasan lainnya ataupun dengan membiarkan orang
berada dalam situasi berbahaya sehingga menyebabkan fungsi sosialnya
terganggu.
4

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Peraturan Gubernur ini dimaksudkan sebagai dasar hukum dan acuan bagi
Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Sakai Sambayan yang
terintegrasi dengan program JKN dengan tujuan untuk:
a. menghindari duplikasi anggaran baik dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) maupun APBD; dan
b. meningkatkan pelayanan kesehatan bagi penduduk yang belum termasuk dalam
program JKN baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Kabupaten/Kota.

BAB III
KEPESERTAAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 3

Peserta Jaminan Kesehatan Sakai Sambayan pada program Jaminan Kesehatan


Nasional (JKN)terdiri dari:

a. P e n e r i m a B a n t u a n I u r a n (PBI);dan
b. Bukan P e n e r i m a B a n t u a n I u r a n ( B u k a n P B I ) .

Bagian Kedua
Penerima Bantuan Iuran

Pasal 4

(1) Peserta PBI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan orang
yang tergolong sangat miskin, miskin, rentan miskin dan hampir miskin
didaerah dengan kriteria sebagai berikut:
a. tidak termasuk dalam data kepesertaan program Jaminan Kesehatan
Nasional-Kartu Indonesia Sehat yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Kabupaten/Kota;
b. telah memiliki KK danKTP;
c. bersedia untuk berobat pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama dan/atau ruang rawat kelas III pada fasilitas pelayanan kesehatan
rujukan tingkat lanjutan yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan;
d. WBS yang terdaftar pada Dinas Sosial, WBP di Daerah, orang terlantar di
Daerah dan korban tindak kekerasan di Daerah;
e. Peserta PBI termasuk juga mitra kerja dari Instansi Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota sebagai berikut :
1. Dinas Sosial Provinsi dan Dinas Sosial Kabupaten/Kota:
a) Tenaga Kerja Sosial Kecamatan (TKSK);
b) Pekerja Sosial Masyarakat (PSM); dan
c) Taruna Siaga Bencana (Tagana);
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota :
a) Kader Posyandu
b) Kader Posyandu Lansia;
c) Kader Posbindu; dan
d) Kader Jumantik
5

3. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi dan Dinas Pendidikan


Kabupaten/Kota : Guru Honor Murni
4. Badan Penanggulangan Bencana Daerah : Relawan pada instansi Badan
Penangulangan Bencana Daerah Provinsi dan relawan pada instansi
Badan Penangulangan Bencana Daerah Kabupaten Kota
5. Dinas Kebersihan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
f. bayi baru lahir dari peserta PBI; dan
g. orang terlantar yang tidak mempunyai KTP dan SKOT dan tidak dapat diajak
komunikasi, serta bayi tanpa identitas yang membutuhkan perawatan di
fasilitas kesehatan.

(2) Kepesertaan dan jaminan pelayanan kesehatan bagi PBI sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dianggap gugur apabila:
a. Peserta PBI meningkatkan fasilitas ruang rawat diatas kelas III;
b. Peserta PBImenjadi peserta mandiri atau Pekerja Penerima Upah (PPU);
dan/atau
c. Peserta PBI telah berpindah alamat keluar wilayah Provinsi.

Pasal 5

(1) Pendaftaran peserta PBI Sakai Sambayan, WBS, WBP, Orang Terlantar dan
Korban Tindak Kekerasan di Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(1) sebagai peserta PBI pada program JKN dilakukan oleh Dinas Sosial
Kabupaten/Kota kepada BPJS Kesehatan Kantor Cabang Setempat dengan
terlebih dahulu mendapat rekomendasi Kepala Dinas Sosial Kabupaten/Kota
atau Kepala Lembaga Permasyarakatan/Rumah Tahanan setempat dengan
tembusan Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung.

(2) Dinas Sosial Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas
melakukan pemetaan, pendataan, verifikasi dan validasi PBI Daerah Provinsi
sesuai kewenangan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

(3) Pendaftaran bagi bayi baru lahir dari Peserta PBI sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1)huruf f diaktifkan secara langsung sebagai Peserta PBI.

(4) Data peserta PBI sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat (1) menjadi dasar
untuk diberikan Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Sakai Sambayan.

(5) Data PBI sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Bupati/ Walikota dan diusulkan ke Pemerintah Provinsi Lampung
melalui Biro Kesejahteraan Sosial Setda Provinsi Lampung untuk selanjutnya
ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Lampung.

Pasal 6

(1) Kepala Dinas Sosial Kabupaten/Kota d a n Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


bersama Kepala BPJS Kesehatan Cabang melakukan evaluasi dan rekonsiliasi
terhadap Peserta PBI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 paling sedikit setiap
3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu apabila dibutuhkan.

(2) Hasil evaluasi danrekonsiliasi sebagaimana yang dimaksud ayat (1) dilaporkan
ke Biro Kesejahteraan Sosial Sekretariat Daerah Provinsi Lampung, Dinas Sosial
dan Dinas Kesehatan.
6

Bagian Ketiga
Bukan Penerima Bantuan Iuran
Pasal 7

(1) Bukan Penerima Bantuan Iuran JKN terdiri dari:


a. Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya;
b. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya; dan
c. Bukan pekerja dan anggota keluarganya.

(2) Setiap perusahaan yang beroperasi di wilayah Provinsi Lampung berkewajiban


mendaftarkan pekerja dan anggota keluarganya dalam program jaminan sosial
yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.

(3) Setiap orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di daerah
berkewajiban menjadi peserta program jaminan sosial yang diselenggarakan
oleh BPJS Kesehatan.

(4) Dinas Tenaga Kerja, Pengusaha, Organisasi pengusaha, serikat pekerja/serikat


buruh dan asosiasi pekerja lainya di Daerah bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan, untuk:
a. melaksanakan kegiatan sosialisasi; dan
b. mendaftarkan pekerja dan anggota keluarga kedalam program jaminan
sosial yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan

BAB IV
SISTEM INFORMASI

Pasal 8

Dalam rangka pelaksanaan efisiensi, efektifitas dan optimalisasi pelaporan data,


Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan dapat membangun sistem informasi kepesertaan
jaminan kesehatan di Daerah dan/atau sistem rujukan Daerah.

Pasal 9

(1) Sistem informasi kepesertaan jaminan kesehatan di Daerah sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 8 harus terintegrasi dengan sistem informasi administrasi
kependudukan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai
pemegang hak akses data dan dokumen kependudukan yang dikoordinasikan
oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) atau Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) terkait lainnya dan/atau
instansi terkait lainnya.

(2) Biaya yang diperlukan untuk pembangunan sistem informasi kepesertaan


jaminan kesehatan di daerah dibebankan biaya operasional pada Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau Unit Kerja
Perangkat Daerah (UKPD) melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas
Kesehatan dan/atau OPD/UKPD terkait.

BAB V
PEMBIAYAAN DAN PROPORSI PEMBIAYAAN
PBI DAERAH PROVINSI
Pasal 10

(1) Peraturan Gubernur ini hanya akan membiayai PBI sesuai dengan ketentuan
Pasal 4 ayat (1).
7

(2) Pembiayaan PBI Daerah Bersumber dari:


a. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi;
b. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten/Kota; dan
c. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

(3) Besaran alokasi anggaran yang diperuntukan bagi PBI Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan:
a. Besaran premi; dan
b. Jumlah Kuota PBI Daerah

Pasal 11

(1) Pembiayaan pelayanan kesehatan bagi peserta PBI Daerah bersumber APBD
Provinsi dialokasikan untuk:
a. Peserta yang menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah Provinsi
b. Peserta Kabupaten/Kota yang dialokasikan secara proporsional sesuai
dengan PBI Daerah bersumber APBD Kabupaten/Kota

(2) Peserta yang dimaksud pada pasal 11 ayat 1 poin a adalah:


a. WBP (Narapidana/Tahanan);
b. WBS (Penghuni Unit Pelaksana Teknis Daerah/UPTD Panti Sosial);
c. Guru Honor Murni di SMU/SMK;
d. dan lain-lain.

(3) Pengalokasian anggaran pembiayaan peserta PBI Daerah bersumber APBD


Provinsi sesuai dengan kemampuan keuangan daerah dan ditetapkan dengan
Surat Keputusan Gubernur dan perjanjian kerjasama setiap tahunnya.

Pasal 12

Biaya luran Peserta PBI pada program Jaminan Kesehatan Sakai Sambayan
dibebankan pada APBD Provinsi Lampung melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA) Badan Keuangan Daerah Provinsi Lampung.

BAB VI
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Pasal 13

(1) Kepala Dinas Kesehatan bersama Kepala Dinas Sosial dan Kepala Biro
Kesejahteraan Sosial Sekretariat Daerah Provinsi Lampung melaksanakan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan kepesertaan dan pelayanan jaminan
kesehatan di Daerah sesuai tugas dan fungsinya paling sedikit setiap 6 (enam)
bulan sekali dan/ atau sewaktu-waktu apabila dibutuhkan.

(2) Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat mengikutsertakan unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau Unit
Kerja Perangkat Daerah (UKPD) terkait dan/atau instansi terkait lainnya.

(3) Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaporkan kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah dengan tembusan
Inspektorat Provinsi Lampung.
8

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Lampung.

Ditetapkandi Telukbetung
pada tanggal 2018

GUBERNUR LAMPUNG,

M. RIDHO FICARDO

Diundangkan di Telukbetung
pada tanggal 2018
Pj. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI LAMPUNG,

Ir. HAMARTONI AHADIS, M.Si.


Pembina Utama Madya
NIP. 19640209 198903 1 008

BERITA DAERAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2018 NOMOR

Anda mungkin juga menyukai