Oleh:
Septy nur sulistyawati
Sofiela dwi sutari
Wahyu jatiningrum
Windy cind
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
OKTOBER 2019
Operator RS Mitra Keluarga Akuisisi 80 Persen
Saham Bina Husada
Oleh Agustina Melani pada 04 Feb 2019, 19:00 WIB
Akuisisi dilakukan melalui pengeluaran saham baru di PT BHG sebanyak 48.400 saham
dengan nilai Rp 240 miliar. Perseroan mengakuisisi saham BHG untuk meningkatkan kinerja
perseroan.
Usai akuisisi, kepemilikan saham PT BHG antara lain PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk
sebanyak 48.400 saham atau 80 persen, Yayasan Bina Husada sebanyak 12.000 saham atau
19,84 persen, dr. Harsono Setiawan sebanyak 50 saham atau 0,08 persen, dan drg.Lilian
Mangunprawira sebanyak 50 saham atau 0,08 persen.
Adapun PT Bina Husada Gemilang memiliki jaringan Rumah Sakit Bina Husada. RS Bina
Husada di Cibinong, Bogor didirikan oleh Yayasan Bina Husada pada 12 November 1987.
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
1. Rasio Likuiditas
Menurut Irham Fahmi (2012:59) rasio likuiditas mengukur kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.
Penggabungan usaha yang dilakukan dengan jalan akuisisi seharusnya dapat
menciptakan sinergi finansial dan meningkatkan likuiditas perusahaan.
a. Current Ratio
Current Asset
Current Ratio =
Current Liabilities
Sebelum Akuisisi
Rp 2. 417.657 .675 .136
=
Rp311.891 .416 .187
= 7,751
Setelah Akuisisi
Rp 2.438 .733.599 .044
=
Rp 434.186 .138 .409
= 5,617
b. Quick Ratio
Current Asset−Inventory
Quick Ratio =
Current Liabilities
Sebelum Akuisisi
Rp 16.007 .685.627−Rp 3.544 .142.429
=
Rp 8.202.837 .599
= 1,519
Setelah Akuisisi
Rp 19.300 .181.253−Rp 4.892.670 .708
=
Rp 11.453 .172 .240
= 1,258
Analisis : Berdasarkan hasil perhitungan current ratio dan quick ratio di atas,
keduanya menunjukkan penurunan nilai setelah melakukan akuisisi. Ini berarti
kemampuan PT Semen Indonesia Tbk dalam memenuhi kewajiban hutang lancarnya
semakin menurun jika dibandingkan dengan sebelum melakukan akuisisi terhadap PT
Holcim Indonesia Tbk.
2. Rasio Solvabilitas
Menurut Sutrisno (2013, 224) rasio Leverage menunjukan seberapa besar kebutuhan
dana perusahaan dibelanjai dengan hutang. Kegiatan akuisisi akan menimbulkan
penggabungan ekuitas diantara dua atau lebih perusahaan. Sehingga perusahaan
seharusnya memiliki tingkat rasio leverage yang lebih rendah dibandingkan sebelum
melakukan akuisisi. Berikut adalah rasio solvabilitas yang digunakan untuk mengukur
kinerja PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah melakukan akuisisi PT Holcim
Indonesia Tbk.
a. Debt To Asset Ratio (DAR)
Total Debt
DAR =
Total Asset
Sebelum Akuisisi
Rp 18.419 .594 .705
=
Rp 51.155 .890.227
= 0,360
Setelah Akuisisi
Rp 43.948 .908 .106
=
Rp 77.964 .024 .166
= 0,564
3. Rasio Aktivitas
Menurut Sutrisno (2013, 224) Rasio aktivitas ini mengukur seberapa besar aktivitas
perusahaan dalam memanfaatkan sumberdananya. Rasio aktivitas dinyatakan sebagai
pembanding penjualan dengan berbagai elemen aset. Elemen aset sebagai penggunaan
dana seharusnya bisa dikendalikan agar bisa dimanfaatkan secara optimal. Dalam
kegiatan akuisisi akan terjadi penggabungan sumberdayasumberdaya yang dimiliki
oleh kedua perusahaan atau lebih. Dengan mengoptimalkan pemanfaatan
sumberdaya-sumberdaya tersebut diharapkan perusahaan dapat mencapai efisiensi
dibandingkan ketika sebelum melakukan akuisisi. Berikut adalah rasio aktivitas yang
digunakan untuk mengukur kinerja PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah
melakukan akuisisi PT Holcim Indonesia Tbk.
a. Total Asset Turn Over (TATO)
Sales
TATO =
Total Asset
Sebelum Akuisisi
Rp 6.617 .534 .441
=
Rp 51.155 .890.227
= 0,129
Setelah Akuisisi
Rp 8.127 .076 .099
=
Rp 77.964 .024 .166
= 0,104
Analisis : Berdasarkan hasil perhitungan TATO, menghasilkan bahwa TATO
sebelum akuisisi dan setelah akuisisi mengalami penurunan. Nilai TATO yang
menurun dapat menunjukkan bahwa perusahaan belum mengoptimalkan aktiva
yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan lebih besar setelah melakukan
akuisisi.
4. Rasio Profitabilitas
Menurut Sutrisno (2013, 228) rasio profitabilitas (rasio keuntungan) ini untuk
mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan.
Semakin besar tingkat keuntungan menunjukan semakin baik manajemen dalam
mengelola perusahaan. Berikut adalah rasio profitabilitas yang digunakan untuk
mengukur kinerja PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah melakukan akuisisi
PT Holcim Indonesia Tbk.
a. Gross Profit Margin (GPM)
Gross Profit
GPM =
Sales
Sebelum Akuisisi
Rp 1.716 .713 .869
=
Rp 6.617 .534 .441
= 0,259
Setelah Akuisisi
Rp 2.213 .670 .417
=
Rp 8.127 .076 .099
= 0,272