Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terjadinya suatu interaksi yang kuat antara pengetahuan teoritis yang didapat
dari bangku kuliah dengan pengetahuan operasional dilapangan akan
mendapatkan hasil yang lebih optimal.karena itu pengetahuan teoritis akan
menghasilkan apabila ditunjang dengan pengetahuan operasional dilapangan,
maka dari itu pengetahuan teoritis yang ditunjang dengan pengetahuan
pelaksanaan proyek secara nyata, akan membantu sekaligus mendukung hasil
kerja profesional dalam bidang teknik sipil. Sehingga kelak apabila terjun ke
kancah internasional tidak akan menimbulkan kesulitan yang berarti memadukan
antara teori dengan praktek dilapangan. Untuk itu maka perlu adanya kerja
praktek yang merupakan penerapan pengetahuan teoritis dilapangan, sekaligus
untuk memperoleh umpan balik berupa tambahan dan koreksi terhadap
pengetahuan teoritis yang didapatkan dari perkuliahan.

Kerja praktek yang tercantum sebagai salah satu kurikulum yang harus
ditempuh oleh setiap mahasiswa Teknik Sipil Universitas Widya Dharma Klaten,
juga merupakan suatu kesempatan untuk dapat menuangkan pengetahuan teoritis
dilapangan ,serta sebagai bekal nantinya jika terjun ke mayarakat atau pada dunia
pekerjaan.

Dalam penyelenggaraan pembangunan gedung, pada umumnya pemberi tugas


bekerja sama dengan pengawas/perencana mengenai masalah yang berkaitan
dengan masalah pembangunan gedung. Oleh karena itu ditunjang oleh seseorang
ahli dibidang pembangunan gedung guna mengawasi pembangunan yang
dilaksanakan oleh kontraktor.

Pengawas berarti mewakili pemberi tugas dalam hal ini menyangkut


pelaksanaan pembangunan fisik bangunan, mengawasi penggunaan bahan dan
tenaga yang dipakai, membuat laporan harian dan mingguan. Jadi diperlukan

1
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

tatacara pengawasan yang efektif sehingga pengawasan dapat dilaksanakan seteliti


mungkin secara sistematis dan terarah.

Penulis mengikuti kerja praktek sebagai pembantu dalam pelaksanaan


pembangunan Jembatan , Kabupaten Klaten. Pengamatan lapangan yang
dilakukan penulis sangat terbatas waktunya selama dua bulan.

B. Tujuan kerja praktek


1. Tujuan umum
a. Untuk memperoleh atau mendalami pengetahuan dan ketrampilan
dibidang pelaksanaan, perencanaan dan pengetahuan pengawasan di
lapangan.
b. Mencari kesesuaian antara praktek dengan teori untuk menunjang
dalam peningkatan studi.
c. Meningkatkan ilmu dan pengetahuan dalam bidang
pengawasan,pekerjaan pembangunan gedung,gunanya untuk
meningkatkan prestasi dalam studi atau sebagai landasan lebih lanjut
menjadi tenaga profesional yang siap dipakai.
d. Mendapatkan gambaran dan pengetahuan mengenai teknis administrasi
dan pengetahuan bahan serta tenaga pekerjaan pelaksanaan dilapangan.
e. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan memahami kenyataan
yang ada dalam pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan gedung.
2. Tujuan khusus

a. Supaya dapat mengerti akan penerapan teori dan pelaksaan di lapangan.


b. Dapat mengetahui dan memahami masalah-masalah yang timbul dalam
pelaksaan proyek di lapangan dan bagaimana cara pemecahannya.
c. Untuk mengawasi lajunya pelaksanaan pekerjaan agar hasil
pekerjaannya sesuai dengan gambar kerja atau bestek.
d. Mengadakan pengamatan untuk memperoleh suatu pengalaman dan
penerapan, menganalisa terhadap pekerjaan sesuai dengan bidang teknik
sipil.
e. Secara khusus dalam pembangunan gedung memperoleh pengalaman
praktis untuk pengawasan konstruksi pembangunan gedung.

2
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

C. Sasaran kerja praktek


Sasaran dari kerja praktek diutamakan pada usaha mencari pengalaman
atau pengetahuan dalam bidang pengawasan pelaksaan pembangunan.

D. Obyek Lingkup Pengamatan


1. Obyek pengamatan
Obyek yang diamati adalah Proyek Rehabilitasi gedung puskesmas
Kebonarum
a. Pekerjaan Pondasi.
b. Pekerjaan sloof.
c. Pekerjaan kolom.
d. Pekerjaan balok.
e. Pekerjaan Atap.
2. Lingkup Pengamataan
Lingkup pengamatan ditekankan pada pekerjaan beton bahan dan alat yang
digunakan.
Pengamatan terhadap bahan pokok meliputi :
a. Semen.
b. Pasir.
c. Kerikil / split.
d. Air bersih.
e. Besi tulangan.

Pengamatan terhadap alat meliputi :


a. Papan begesting.
b. Scafolding / perancah.
c. Mixer / alat pencamur adonan beton.
d. Concrete pump dan vibrator.

E. Metode Pengumpulan Data

3
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

Di dalam pengumpulan data, penulis menggunakan berbagai macam


metode antara lain :
1. Observasi
Yaitu dengan menggunakan pengamatan dan penelitian langsung di
lapangan secara visual. Data yang ada pada proyek di catat dan diolah untuk
dijadikan bahan atau data lapangan ini.
2. Interview
Dengan cara ini kami bisa mengadakan wawancara baik kepada pengawas,
pelaksana, pemborong dan bahkan kepada karyawan maupun pekerja yang
lain yang membantu kami memperoleh data yang benar.
3. Studi Pustaka
Dengan metode ini harus banyak mempelajari data dari referensi pada
perpustakaan di kampus maupun pada gambar bestek dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan pekerjaan tersebut

F. Sistematika Pembangunan
BAB I : PENDAHULUAN
Berupa garis besar isi laporan, meliputi latar belakang, tujuan Kerja Praktek,
obyek dan lingkup pengamatan metode pengumpulan data dan sistematika
pembahasan.

4
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

BAB II : TINJAUAN MANAJEMEN PROYEK


Berupa tinjauan manajemen pada pelaksaan proyek yang berisi tentang definisi
manajemen, pengertian manajemen, proses dan fungsi manajemen, operasional
manajemen proyek, manajemen konstruksi dan proses manajemen proyek serta
struktur organisasi proyek.

BAB III : TINJAUAN UMUM PROYEK


Meliputi latar belakang, lokasi dan tempat proyek, data umum dan data teknis
proyek, tahapan-tahapan dan tata laksana proyek dan pihak-pihak terkait.
BAB IV : PELAKSANAAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Membahas tentang pengamatan di lapangan yang berisi tentang pengamatan
teknis pelaksaan pekerjaan, penerapan manajemen kontruksi pada proyek
pembangunan Gedung Tempat Pengolahan Sampah.
BAB V : PELAKSANAN PROYEK
Macam-Macam pelaksaan pekerjaan.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II
TINJAUAN MANAJEMEN PROYEK

A. Definisi Manajemen

5
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

Manajemen adalah suatu usaha dari sekelompok orang secara bersama-sama


untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang berupa kesejahteraan dan kebahagiaan
bagi setiap orang dengan cara yang terarah, dan didukung oleh perlengkapan dan
peralatan, serta dilaksanakan dengan urutan kegiatan tertentu dengan maksud agar
dengan usaha tersebut minimal harus didapatkan hasil yang maksimal.

Manajemen dipandang dari beberapa segi menurut para ahli sebagai berikut :
1. Manajemen Sebagai Fungsi
Manajemen sebagai suatu fungsi mempunyai kegiatan tertentu yang masing-
masing dilaksanakan tanpa menunggu kegiatan yang lain, meskipun
kegiatan-kegiatan tersebut saling berkaitan dalam rangka untuk mencapai
suatu organisasi.
2. Manajemen Sebagai Suatu Sistem
Manajemen sebagai suatu rangka kerja yang terdiri dari berbagai komponen
yang secara keseluruhan saling berkaitan dan terorganisasi sedemikian rupa
dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
3. Manajemen Sebagai Ilmu Pengetahuan
Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan yang bersifat interdisiplin,
dengan mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu social, filsafat, dan
matematika.
4. Manajemen Sebagai Proses
Manajemen adalah suatu rangkaian tahapan kegiatan yang diarahkan untuk
mencapai suatu tujuan dengan pemanfaatan semaksimal mungkin dengan
sumber-sumber yang tersedia.
5. Manajemen Sebagai Profesi
Manajemen mempunyai bidang kegiatan tertentu antara lain : bidang
kedokteran, teknik, hukum dan ekonomi.
6. Manajemen Sebagai Kumpulan Orang
Manajemen dipakai dalam arti kolektif untuk menunjukan jabatan
kepemimpinan dalam organisasi, misalnya pimpinan atas, menengah, dan
bawah.

6
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

B. Proses dan Fungsi Manajemen


Manurut pendapat para ahli menajemen, pelaksaan manajemen melalui
suatu proses kegiatan tertentu dengan fungsi yang berkaitan. Proses adalah
rangkaian kegiatan dimulai dari awal penentuan saran / tujuan sampai akhir
tujuan, sedangkan kegiatan yang berlangsung merupakan fungsi dari manajemen.

Adapun proses dan fungsi manajemen mencakup beberapa hal antara lain :
1. Perencanaan
Perencanaan berarti menetapkan tujuan berdasarkan apa yang akan terjadi
dalam waktu yang akan datang, dengan mempertimbangkan kemungkinan
terjadinya perubahan masalah pada waktu tersebut. Perencanaan juga
merupakan suatu pemilihan berdasarkan kenyataan dan perkiraan yang
berkaitan dengan waktu yang akan datang, dalam usaha merumuskan kegiatan
untuk mencapai hasil yang direncanakan.

2. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanan merupakan tindakan agar semua anggota kelompok
dengan kesadaran tinggi berusaha untuk mencapai tujuan berpedoman
perencanaan organisasi.
3. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah penentuan, pengelompokan, dan pengaturan berbagai
macam kegiatan dalam mencapai tujuan, meliputi penugasan orang-orang
dalam kegiatan, serta menunjukan wewenang yang akan ditugaskan dalam
bentuk struktur moral.
4. Pengawasan
Pengawasan adalah suatu proses penilai selama pelaksanaan kegiatan dengan
tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar
semua anggota kelompok melaksanakan kegiatan dengan berpedoman pada

7
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

perencanaan, serta mengadakan tindakan koreksi dan perbaikan bila terjadi


penyimpangan.
5. Pengarahan
Pengarahan adalah : meliputi kegiatan pembinaan dan kepemimpinan oleh
atasan kepada bawahan, yang dilaksanakan terus menerus, dan dengan
pengertian bahwa kedua pihak saling mengetahui tugas dan kewajibannya,
tanggung jawab dan wewenang masing-masing dalam rangka mencapai tujuan
dari organisasi.
6. Penyusunan Pegawai
Staffing adalah : merupakan penempatan orang-orang yang sesuai dengan
keahliannya dalam jabatan tertentu dari organisasi, berdasarkan struktur
organisasi yang telah ditetapkan.
7. Pengumpulan Sumber
Pengumpulan sumber bertujuan baik untuk menghimpun dan mengatur
penggunaan sumber-sumber meliputi tanaga kerja / modal serta peralatan dan
lain-lain yang diperlukan untuk melaksanakan rencana yang telah direncanakan
/ ditentukan.
8. Pengendalian
Pengendalian adalah : kegiatan bimbingan, pemberian intruksi, dorongan dan
mengadakan koordinasi antara berbagai kegiatan oleh atasan kepada bawahan
dengan maksud agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar serta
berpedoman tetap memelihara hubungan.
9. Pelaporan
Pelaporan merupakan untuk pencatatan, penelitian, dan pemeriksaan. Kegiatan
ini diperluakan baik pimpinan maupun bawahan untuk mengetahui kemajuan
pekerjaan.
10. Pengkoordinasian
Koordinasi adalah merupakan suatu proses kegiatan pemimpin dalam
pengembangan pola usaha kelompok secara teratur diantara bawahan dan
menjadi kesatuan tindakan dalam rangka mencapai tujuan.
11. Anggaran

8
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

Anggaran adalah sarana pelaksanaan kegiatan dalam bentuk rencana


perhitungan dan pengawasan anggaran dalam rangka menunjang hasil
pelaksanaan yang dilaksanakan.

C. Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah suatu pengolahan atau pengelolaan,
pengorganisasian serta pengawasan, pengendalian kegiatan proyek, sehingga bisa
sesuai dengan time schedule atau salah satu system pengolahan proyek yang
dimulai dari tahap awal sampai proyek siap beroperasi.
Manajemen proyek sangat diperlukan akibat permasalahan yang timbul
dalam proyek cukup kompleks seperti : alokasi sumber dana, biaya dan waktu.
Dalam hal tersebut diatas manajemen proyek sangat diperlukan.
1. Organisasi manajemen proyek.
Tim manajemen proyek merupakan suatu kelompok yang menjalankan
fungsi manajemen proyek ( tahap pelaksanaan ), suatu fungsi yang akan
terjadi dalam setiap proses pelaksanaan proyek. Tim manajemen proyek
bertugas melakukan pengawasan, pengendalian dan pengkoordinasian agar
proses tersebut dapat terlaksana sesuai dengan yang direncanakan. Karena
tim ini bukan merupakan badan hukum yang resmi, dan hanya berlaku pada
saat pelaksanaan proyek saja, maka tim ini dipimpin oleh ketua dibantu
seorang wakil ketua.
a. Ketua dan Wakil Ketua
Ketua bertanggung jawab penuh terhadap tugas-tugas yang dibebankan
kepada tim manajemen proyek. Ketua menitikberatkan kepada tugas-
tugas yang menyangkut masalah keuangan dan masalah ekstern, terutama
sekali yang berhubungan dengan kepentingan proyek. Wakil ketua lebih
banyak berkecimpung dalam masalah pelaksanaan teknis dan
administrasi yang ada di lapangan.
b. Staff

9
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

Sesuai dengan ruang lingkup pekerjaannya, maka staff-staff organisasi ini


dibentuk sesuai dengan bidang pengawasan masing-masing. Staff juga
bertugas membuat laporan-laporan harian dan bulanan serta ijin
pelaksanaan. Staff secara langsung melakukan pengawasan pekerjaan.
Staff organisasi ini meliputi bidang-bidang teknik sipil, arsitektur,
mekanikal elektrikal, dan bidang administrasi. Sedangkan untuk
keamanan mempunyai kedudukan yang sedikit lebih bawah, tetapi
mempunyai tanggung jawab langsung kepada ketua.

D. Operasi Majanemen pada Proyek


1. Sebagai Operasionalnya
a. Organisasi Pelaksanaan
Organisasi adalah suatu system dari aktifitas kerja sama dari beberapa
orang dalam mencapai tujuan yang sama dimana kerja sama tersebut
didasarkan pada kewajiban dan tanggung jawab, serta hak masing-masing
pihak. Tujuan yang hendak dicapai dalam hal ini dikerjakan bersama-sama
dengan suatu kerja sama yang harmonis antar personil dalam organisasi
berserta tugas dan kewajiban masing-masing yang telah dijelaskan pada
halaman muka.
b. Tahap Pengolahan
Untuk memulai pelaksanaan pekerjaan dilakukan strategi pengolahan agar
jalannya pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik, terkendali dan
terkontrol. Sebelumnya pekerjaan fisik dimulai, kemudian disusun dengan
perencanaan pekerjaan terlebih dahulu dalam system pentahapan sebagai
berikut.
c. Membuat Time Schedule
Time Schedule merupakan rangkuman dari sistem-sistem pekerjaan penting
atau yang utama dalam tahap konstruksi, sebab jenis pekerjaan ini
merupakan jenis pekerjaan yang mendasari dimulainya pekerjaan-pekerjaan
yang lain. Pekerjaan yang dalam network analisis system biasanya masuk
kedalam jalur kritis sehingga penanganannya harus ketat agar tidak

10
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

terlambat dalam pekerjaan. Dimana dapat menyebabkan mundurnya waktu


yang telah ditentukan. Pekerjaan struktur mempunyai prosentase paling
besar dibandingkan dengan pekerjaan lainnya.
d. Membuat Uraian Pekerjaan Perminggu
Berisi uraian sebagaimana yang dideskripsikan pada time schedule rencana
volume dan bobot yang ditargetkan tercapai dalam waktu satu minggu yang
telah ditetapkan.
e. Membuat Surat Perintah Kerja
Surat perintah kerja dibuat secara tertulis kepada para pelaksana lapangan.
Dan juga merangkum jenis pekerjaan dan system pekerjaan tersebut.
f. Membuat Laporan Kerja
Merupakan dasar dari evaluasi pekerjaan, apakah hasil yang dicapai oleh
pengawas pelakerjaan

2. Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam pelaksanaan proyek adalah :


a. Proses pencapaian tujuan yang terencana, tata pelaksana proyek yang
teratur sehingga dapat memperlancar pekerjaan dan waktu yang diperlukan
lebih efisien.
b. Organisasi yang teratur dapat memecahkan maslah-masalah yang
timbul dalam suatu proyek.
c. Kegiatan administrasi-administrasi yang rapi
d. Cara dan teknik yang baik dari seorang pemimpin proyek untuk dapat
mengarahkan dan memerintah sehingga pekerjaan mencapai hasil yang
optimal.

3. Pengendalian Waktu dan Biaya


a. Pengendalian Waktu
Dalam tahap-tahap perncanaan sebagai berikut :
1. Membuat Perencanaan
Mula-mula disusun suatu perencanaan program kegiatan.

11
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

Kapan kegiatan dapat dimulai dan berapa lama waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikannya, memerlukan pertimbangan antara lain :
 Kondisi lingkungan pekerjaan
 Keadaan cuaca
 Teknologi dan pengalaman

2. Menggambar Program
Untuk pelaksanaan pekerjaan agar mudah dikontrol dan dipahami,
maka uraian pekerjaan yang telah dikerjakan kemudian digambar dalam
suatu pola balok. Pola ini selanjutnya dituangkan menjadi pola
penggambaran yang lebih terperinci.

3. Membuat Laporan
Membuat laporan harian, mingguan, atau bulanan, dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi yang mencakup presentasi pekerjaan dan data
statistic untuk mengevaluasi presentasi pekerjaan yang sedang
berlangsung.

b. Pengendalian Biaya
Pembiayaan yang menyangkut terlaksananya proyek didasarkan atas
rancangan penganggaran yang sebagian penggunaannya untuk :
 Pengadaan alat dan bahan
 Pembayaran upah dan bahan
Proses kegiatan pembiayaan berlangsung bertahap sesuai dengan generasi
pelaksanaannya dan terjadinya hubungan timbal balik pihak pelaksana dan
direksi. Di dalam pelaksanaan proyek gedung pengelolaan bak sampah,
biaya berasal dari sumber dana Dinas pekerjaan umum.

E. Manajemen Konstruksi
Manajemen kontruksi adalah suatu metode pengolahan proyek yang terdiri
dari tahapan-tahapan dalam suatu proses pembangunan.

12
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

Tahapan-tahapan tersebut adalah :


1. Tahapan pengembangan
2. Tahapan perencanaan
3. Tahapan pelelangan
4. Tahapan pelaksanaan
5. Tahapan pemeliharaan dan pengorganisasian
Macam manajemen konstruksi dibagi dalam dua bagian yaitu :
1. Kontrak terpisah sejak awal
Proyek untuk bagian yang merupakan konstan potensial. Kontrak terpisah ini
kemudian ditransfer ke dalam suatu general kontrak. Kontrak terpisah ini
seperti untuk rangka struktur system komponen, pondasi dan sebagaimana
kemudian pemilik mempunyai suatu kontrak umum. Pada system tersebut,
perencana dan kontruksi manajemen dimana tanggung jawab tunggal
dilakukan oleh satu “Jonit Venture” dalam hubungannya dengan pemilik
selama tahap perencanaan dan program pembangunannya.
2. Kontrak umum terpisah
Selama proyek berlangsung, yang bermaksud untuk penahapan. Kontrak ini
meliputi bagian pekerjaan struktur, system komponen, peralatan khusus dan
pekerjaan umum. Variasi dari system ini adalah dengan kontrak pokok
pembangunan yang telah ditentukan oleh pemilik dan manager konstruksi.
Kemudian ada satu atau lebih pekerjaan yang dikontrakkan sesudah cara
terpisah. Cara ini lebih baik dilelang untuk kontrak umum pembelian dan
pemasangannya, diakhiri tahap pelaksanaan. Kontrak terpisah ini lebih
menguntungkan, dasar manajemen kontruksi yang diberikan sebagai
gabungan perencanaan dan manajemen konstruksi professional.
3. Keuntungan Sistem Manajemen Konstruksi
Beberapa segi keuntungan system manajemen konstruksi yaitu :
a.Segi biaya akhir
Segi biaya akhir yaitu lebih terkendali, sebab dapat diketahui jauh-jauh
sebelumnya dan diperbaharui sesuai dengan perkembangan desain.
b.Segi mutu

13
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

Mutu pelaksanaan yaitu lebih terjamin karena konsultan ikut membantu


didalam metode pelaksanaan implementasi dan quality control.
Mutu kontraktor spesialis yaitu lebih terkendali karena terseleksi
kontraktor spesialis, semua dibantu konsultan manajemen konstruksi.
c.Segi waktu
Waktu keseluruhannya yaitu lebih singkat karena tanpa menunggu
terselesainya design, dan pelaksanaannya dapat dilaksanakan. Waktu
dalam desirn lebih panjang. Pengadaan material lebih cepat karena tanpa
menunggu seluruh design selesai.

d.Segi segi lain


Kesempatan kerja lebih merata sebab kesempatan mendapatkan pekerjaan
yang terbagi dalam beberapa paket pekerjaan. Jadwal pembagian dana
diadakan oleh konsultan. Pemeriksaan keuangan dilakukan oleh konsultan
bersama-sama dengan pemilik proyek. Traffing untuk keperluan karyawan
lebih sedikit.
4. Penerapan Sistem Konstruksi
Program penerapan jasa konsultan yang ditetapkan oleh dirjen Cipta Karya
terbatas pada proyek yang bernilai besar dan kompleks. Ciri proyek yang
sesuai untuk dilaksanakan penerapan system manajemen konstruksi yaitu :
 Berskala besar dan kompleks.
 Mudah dipisahkan secara fisik menjadi banyak paket pekerjaan sesuai
spesialisasi.
 Dapat diprogramkan secara bertahap.
5. Penerapan Manajemen Pelaksanaan Proyek
Berdasarkan skala proyek yang menyangkut pembiayaan, lingkup pekerjaan,
fungsi bangunan dan kepemilikan proyek serta unsur-unsur yang terlibat
dalam pengelolaan proyek tersebut :
 Pemimpin proyek
 Konsultan perencana
 Konsultan pengawas

14
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

 Kontraktor
Dalam Keadaan tersebut maka system manajemen yang digunakan adalah
system manajemen konstruksi.

F. Data personalia Pelaksanaan Harian Lapangan


Pemilik proyek (CV.SENDANG JAYA) dalam menjalankan proyek perlu
merencanakan suatu struktur organisasi pelaksanaan harian lapangan agar
pelaksanaan proyek dapat berjalan lancar. Personil-personil yang dipilih sebaiknya
yang sudah berpengalaman dan memahami apa saja yang menjadi tugas dan
kewajibannya.sehingga memudahkan pengkoordinasian dan menghilangkan
kesimpangsiuran.

Bagian-bagian dalam struktur organisasi pelaksanaan harian lapangan


CV.SENDANG JAYA terdiri dari :
1. Direktur
2. Penanggung jawab teknis
3. Juru ukur
4. Logistik
5. Administrasi

Adapun data personalia pelaksanaan harian lapangan adalah :


No. Nama Jabatan dalam Profesi keahlian
proyek
1 Sugiyanto., SH. PJBU Direktur
2 Edy Basuki Penanggung jawab Penanggung jawab
Teknis teknis
3 Fajar Kurniawan Juru ukur Juru ukur
4 Bambang Supumo Logistik Logistik
5 Menik Administrasi Administrasi

Tugas dan tanggung jawab masing-masing personil adalah sebagai berikut :

15
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

1. Direktur
Adalah seseorang yang mempunyai proyek dan sekaligus memimpin proyek
dan bertanggung jawab dalam segala hal apapun.
2. Penanggung jawab teknis
Adalah seorang yang dipercaya oleh Pinpro (Pimpinan Proyek) untuk
mengawasi pelaksanaan proyek. Dengan adanya wewenang dari Pinpro untuk
mengawasi proyek maka pelaksana lapangan wajib untuk memeriksa segala
sesuatu yang berhubungan dengan pelaksana proyek dilapangan. Pelaksana
lapangan ini sering di sebut pengawas proyek yang pada umumnya bertugas
mengawasi proyek terutama mengawasi kerja pemborong dalam
melaksanakan proyek dan bahan serta alat yang digunakan dalam proyek
tersebut.
3. Administrasi / Keuangan
Tugas dan tanggung jawabnya adalah :
a. Menyusun dan mengadakan surat-menyurat dengan pihak-pihak yang
berhubungan dengan proyek.
b. Menyiapkan arsip-arsip proyek.
c. Menyelenggarakan pembukuan tentang keluar masuknya uang proyek.
d. Membuat laporan keuangan proyek
4. Logistik
Tugas dan tanggung jawabnya :
a. Mengatur jalannya pengadaan bahan atau material yang dibutuhkan
proyek.
b. Menjaga mutu yang dikirim proyek.
5. Juru ukur
Adalah seseorang yang diberi wewenang untuk mengukur dalam proyek
tersebut.

G. Tenaga Kerja
1. Pelaksana Kerja
Pelaksana peda proyek disini adalah pekerjaan yang dilaksana oleh orang
lain atau tenaga-tenaga bas borong. Pekerja pada proyek berada dibawah
pengawasan langsung keryawan dari kantor pelaksana. Jadi pelaksana hanya
bekerja pada pengawasan teknik saja, sedangkan fisiknya dilakukan oleh
tanaga-tenaga dari bas borong, tukang-tukang dan tenaga lainnya yang
diambil dari luar kantor pelaksana, maksudnya bukan tenaga tetap dari
pelaksana. Hal ini mengingat beberapa factor antara lain :
 Kecepatan kerja yang optimal.

16
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

 Tidak perlu penyiapan peralatan dari kantor, karena biasanya tenaga sudah
membawa sendiri-sendiri.
 Kantraktor tidak perlu mencari tenaga kasar, sehingga menghemat waktu
dan tenaga kasar mudah pengawasannya dari bas borong.
2. Macam-macam tenaga kerja
Pada dasarnya tenaga kerja yang ada dapat dikelompokkan menjadi dua
macam :
a. Tenaga bulanan tetap.
Adalah tenaga/karyawan yang resmi menjadi pegawai tetap pada kontraktor
ataupun konsultan perencana ataupun konsultan pengawas yang dikerjakan
pada proyek tersebut. Biasanya pekerja tersebut mempunyai keahlian
dibidang teknik, biasanya merupakan dari strata satu, sarjana muda,
STM,dan orang lain. Umumnya tenaga tersebut terdapat pada bagian :
kepala pelaksana, pengawas teknik, pengawas umum, dan lainnya.
b. Tenaga kerja harian lepas.
Tenaga kerja ini adalah : dibawah pengawasan bas borong. Pekerja-pekerja
ini umumnya tenaga kasar dan tukang. Jumlah dari tenaga ini tergantung
dari keadaan maupunkondisi proyek. Apabila dirasa perlu maka tenaga ini
dapat ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan.

H. Rencana Kerja
Rencana kerja atau time schedule adalah suatu pembagian waktu secara
terperinci yang disediakan oleh masing-masing bagian pekerjaan, mulai dari
bagian permulaan sampai bagian akhir.
Rencana kerja perlu dan sangat bermanfaat untuk pekerjaan suatu bangunan.
Oleh karena itu, rencana kerja harus tersusun sebelum melaksanakan pekerjaan,
dengan mengingat beberapa factor antara lain :

1. Tenaga kerja
Faktor ini akan sangat berpengaruh terhadap ketepatan penyelesaian
pekerjaan. Untuk pekerjaan yang cukup besar perlu dirinci rencana tenaga
kerjanya (Man Power Planning) tenaga yang tersedia meliputi tenaga kerja
terampil dan tenaga ahli (Insinyur Bangunan).
2. Peralatan
Untuk mendukung kelancaran pekerjaan kadang diperlukan peralatan yang
besar, untuk itu perlu disusun rencana kemampuan dari peralatan, baik

17
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

kemampuan mesin maupun jumlah mesin yang digunakan dalam proyek


tersebut.
3. Bahan Material
Mutu material atau bahan harus sesuai dengan syarat yang tercantum dalam
syarat-syarat bahan bangunan yang telah ditetapkan oleh perencana atas
persetujuan pemilik proyek. Seorang pengawas harus benar-benar mengetahui
bahan-bahan yang dipergunakan oleh kontraktor telah sesuai dengan ketentan,
baik secara visual maupun dari sertifikat yang telah dikeluarkan oleh
pabrik/penjaul bahan bangunan tersebut.
Fungsi dari rencana kerja :
1. Sebagai alat koordinasi pimpinan
Dengan adanya ini pimpinan dapat mengkoordinasi semua pekerjaan yang
ada di lapangan, baik dari tahap persiapan, pelaksanaan, maupun finishing.
2. Sebagai pedoman bagi para pelaksana
Para pelaksana dapat mengusahakan bagian pekerjaan sesuai dengan batas-
batas yang telah ditetapkan dalam rencana kerja proyek.
3. Sebagai pedoman bagi para pelaksana
Kemajuan dari pelaksana pekerjaan untuk setiap pekerjaan dapat dinilai
dengan adanya rencana kerja, dalam hal ini berhubungan dengan ketepatan
waktu yang disediakan dengan dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Hasil pekerjaan ini masing-masing bagian perlu dievaluasi berdasar pada
rencana kerja. Hasil dari evaluasi ini dapat dijadikan pedoman-pedoman
pekerjaan yang sejenis dengan bentuk proyek yang ada sekarang.

Diantara factor-faktor tersebut diatas masih ada lagi factor-faktor yang


menghambat atau mempengaruhi pekerjaan proyek anatara lain :
1. Faktor cuaca
Proyek ini dilaksanakan pada musim panas maka dari itu proyek
pembangunan gedung dinas kesehatan tersebut lancar.
2. Faktor lalu lintas yang ramai
Lalu lintas yang padat di sekitar proyek dikarenakan lalu lintas di jalan dekat
proyek merupakan jalur utama kota klaten.
3. Faktor keuangan proyek
Faktor ini mempunyai peranan yang penting dalam hal ini akan
mempengaruhi prestasi kerja. Dengan adanya hambatan pada factor ini akan
menghambat seluruh aktifitas proyek.
4. Faktor pelaksanaan

18
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

Faktor pelaksanaan memegang peranan penting di lapangan. Dari analisa


dilapangan, keempat factor tersebut yang penulis ungkapkan sebagai factor
penghambat lajunya proyek. Untuk mengantisipasinya maka kontraktor
memperbaiki system yang ada agar pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai
dengan rencana yang telah disusun.
Untuk mengantisipasi keterlambatan proyek tersebut hendaknya melakukan
hal-hal sebagai berikut :
1. Optimalisasi tenaga proyek
Yaitu dengan mengerahkan kemampuan dari tenaga kerja. Kita pilih tenaga
kerja yang mempunyai pengalaman. Apabila dirasa perlu dapat menambah
tenaga kerja terutama untuk pekerjaan yang mengalami keterlambatan.
2. Pembagian kerja yang baik
Pengelolaan tenaga kerja ini dimaksudkan untuk mempercepat pekerjaan
yang ditangani terutama yang terlambat perlu ditambah tenaga kerja, dengan
demikian pembagian ini untuk menyeimbangkan antara volume pekerjaan
dengan jumlah tenaga kerja.
3. Menambah waktu bekerja
Dengan ditambahnya waktu kerja/kerja lembur diharapkan volume pekerjaan
yang diselesaikan lebih banyak. Hal ini diimbangi dengan administrasi
proyek.
4. Menambah tenaga pembantu pelaksana
Tenaga ini dimaksudkan untuk membantu tenaga pelaksana lapangan dalam
menjalankan proyek, terutama apabila menghadapi kesulitan di lapangan.

BAB III

TINJAUAN UMUM PROYEK

A. Latar Belakang
Dengan semakin meningkatnya perekonomian masyarakat yang semakin baik
dan terkendali maka “CV. SENDANG JAYA” membangun suatu tempat

19
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

pelayanan kesehatan yang lebih tertata untuk meraih kemajuan. Hal inilah yang
menjadikan ide untuk pembangunan suatu bangunan puskesmas.

B. Lokasi Proyek
Letak lokasi proyek terletak di Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten

C. Data umum proyek


Nama proyek : Rehabilitasi Gedung Puskesmas Tulung
Jumlah Lokal : 1 Gedung
Pemilik proyek : CV.SENDANG JAYA
Nilai proyek : Rp. 1.157.116.000
D. Data teknik proyek
Jenis pondasi : Pondasi Batu kali
Jenis struktur : beton bertulang
Mutu beton : K-225
Mutu baja : U-24
Dimensi sloof : 15/20
Dimensi kolom : 30x30cm dan 15x15cm
Dimensi balok : 15/25

E. Tahap pelaksanaan proyek


Dalam melaksanakan proyek tahap-tahap yang harus dilalui adalah sebagai
berikut :
1. Tahap persiapan
Tahap ini merupakan tahap pendataan atau studi kelayakan serta penyusunan
sistematis kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan pemilik dalam
rangka memenuhi tuntutan pelayan bagi pengguna dan pembebanan tanah
oleh pihak perencana.
Adapun persiapan di lapangan yang harus dilakukan adalah :
a. Kontraktor harus membuat kantor direksi dan gudang penyimpanan
bahan. Setelah akhir pekerjaan kantor direksi menjadi milik proyek
(pemberi tugas)
b. Tersedianya bangsal konsultan pengawas
c. Kontraktor harus membuat bangsal kerja untuk para pekerja
d. Bangsal konsultan dan perlengkapan di atas setelah pekerjaan selesai
akan menjadi milik proyek

20
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

e. Pembongkaran bangunan bangsal kerja menjadi tanggung jawab


kontraktor.

2. Tahap perencanaan

Tahap perencanaan adalah suatu tahap pembuatan bestek,perhitungan volume


pekerjaan serta harga satuan bangunan secara keseluruhan dengan
mempertimbangkan kebutuhan dari pemakai dan pemilik dengan tinjauan
pada besaran dari luas bangunan yang ada . Pada tahap ini dilakukan studi
kelayakan apakah proyek tersebut dapat dilaksanakan atau tidak. Tahap
selanjutnya adalah survey lapangan,analisa dampak lingkungan , penyelidikan
tanah dan rencana pengembangan yang berhubungan dengan pemecahan
masalah teknis

3. Tahap perancangan

Setelah proyek dinyatakan layak dan data-data proyek diperoleh,maka


perancangan merupakan proses lebih lanjut . Dasar-dasar perancangan
arsitektur dilakukan dengan pertimbangan aspek kondisi bangunan yang ada
sehingga ada keserasian pada bangunan tersebut secara keseluruhan
disamping aspek fungsi dari tiap-tiap bangunan. Dasar-dasar perancangan
struktur dipertimbangkan atas fungsi bangunan yang berhubungan dengan
pembebanan ,kondisi tanah,kondisi beban gempa, dan lain-lain.

4. Tahap pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan pembangunan sesuai dengan


perencanaan dan mengikuti segala sesuatu yang tercantum dalam rencana
kerja yang telah tersusun. Tahap ini dimulai setelah pihak pemilik dan
kontraktor sepakat menentukan hari pelaksanaannya.Tahap pelaksanaan ini
harus mengikuti time schedule pelaksanaan dan pengkoordinasian seluruh
pekerjaan dilapangan.

a. Syarat pelaksanaan

21
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

Kontraktor yang ditunjuk sebelum melaksanakan pekerjaan diharuskan


mengadakan penelitian antara lain :
1) Lapangan atau bahan yang akan didirikan untuk bangunan yang akan
dikerjakan.
2) Gambar-gambar dan perubahannya secara menyeluruh beserta rencana
dan syarat-syarat beserta perubahannya.
3) Penjelasan yang tertuang dalam berita acara

b. Jadwal pelaksanaan
1) Sebelum memulai pekerjaan nyata dilapangan,pekerja kantor wajib
membuat rencana kerja pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa
bar-chat dan curve bahan/tenaga.
2) Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari konsultan pengawas.
3) Kontraktor harus memberikan salinan rencana kerja rangkap empat
kepada konsultan pengawas ,satu salinan kerja harus ditempel pada dinding
bangsal kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan
pekerjaan (prestasi pekerjaan)
4) Konsultan pengawas akan memilih prestasi pekerjaan-pekerjaan
kontraktor berdasarkan rencana kerja.

5. Tahap penyerahan

Tahap penyerahan merupakan tahap terakhir sebelum bangunan berfungsi


sebagai mestinya. Yaitu penyerahan fisik bangunan yang dilakukan oleh
kontraktor pelaksana kepada pemimpin proyek sesuai dengan perjanjian
pemborong pekerjaan. Penyerahan hasil pekerjaan kepada pemimpin proyek
secara tertulis dengan tembusan kepada pengawas. Jadi antara pemilik
proyek dengan pelaksana saja. Dalam hal ini penyerahan pihak pelaksana
memberi waktu pemeliharaan setelah tanggal penyerahan dilakukan.

22
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

BAB IV

PELAKSANAAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

A. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan


1. Syarat ketentuan umum
Pada pelaksanaan pekerjaan suatu proyek ada syarat ketentuan umum yang
harus dipenuhi,antara lain :
a. Dokumen kontrak,yang terdiri dari :
1) Syarat perjanjian kontrak pelaksana
2) Buku Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS) beserta lampirannya
3) Bendel rencana kerja
4) Berita acara rapat penjelasan pekerjaan dan lampiran-lampirannya
5) Perintah tertulis tentang perubahan pekerjaan yang resmi dikeluarkan oleh
pengawas lapangan untuk menyesuaikan pekerjaan kontraktor dengan
ketentuan dan syarat.
b. Surat perintah kerja
Pemberi tugas akan memberikan atau mengeluarkan surat perintah kerja
kepada pelaksana pekerjaan lapangan sesuai dengan tanggal yang akan
tercantum. Perintah kerja tersebut paling lambat atau maksimum 7 (TUJUH)
hari kalender sejak dikeluarkannya surat perintah kerja. Kontraktor harus
sudah melakukan aktifitas pelaksanaan.
c. Rencana Kerja dan syarat-syarat
Gambar-gambar RKS dan berita acara dari rapat penjelasan pekerjaan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen kontrak yang telah
disahkanoleh pimpinan proyek.RKS dan gambar-gambar ini tidak boleh

23
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan
yang pemborongan ini atau maksud lain.
d. Gambar Kerja dan As Built Drawing
Gambar Kerja adalah detail pelaksanaan diagram ilustrasi daftar
karakteristik,brosur dan data lainnya disediakan oleh
kontraktor,menggambarkan bagian dari pekerjaan.As Built Drawing adalah
gambar yang sesuai dengan dengan yang telah dilaksanakan.hal ini untuk
membedakan gambar kontrak dan perjaan yang dilaksanakan ,dan gambar-
gambar ini dibuat oleh direksi dan pelaksana.
e. Jaminan dan keselamatan kerja
1) Kontraktor diwajibkan untuk menyediakan obat-obatan menurut syarat-
syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu siap dipakai
dilapangan,untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua
petugas dan pekerja di lapangan.
2) Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan
memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekera yang ada
dibawah kekuasaan kontraktor.
3) Kontraktor wajib menyediakan air bersih untuk mandi dan WC yang
layak bagi semua petugas dan pekerja.membuat tempat penginapan
dilapangan ,untuk para pekerja tidak diperkenankan kecuali untuk menjaga
keamanan.
4) Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamat sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
3. Syarat-syarat teknis
Syarat-syarat cara pemeriksaan bahan-bahan bangunan :
a. Semua bahan bangunan yang ditangkan harus memenuhi syarat yang
berlaku.
b. Konsultan pengawas berwenang untuk memeriksa asal bahan dan
kontraktor wajib memberitahukan.
c. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh kontraktor dilapangan
pekerjaan,tetapi ditolak pemakainnya oleh konsultan pengawas harus segera
dikeluarkan dari lapangan,pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 X 24
jam yang terhitung dari jam penolakan.
d. Apabila konsultan pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih
lanjut, konsultan pengawas berhak mengirim bahan tersebut kepada balai

24
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

penelitian bahan-bahan atau laboratorium yang redekat untuk diteliti. Biaya


pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan kontraktorapapun hasil dari
penelitian tersebut.
e. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan oleh kontraktor
tetapi ternyata ditolak oleh konsultan pengawas, harus segera dihentikan dan
selanjutnya dibongkar dengan biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan
oleh konsultan pengawas.
f. Semua bahan bangunan yang akan digumakan harus diperksa dahulu
kepada konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

4. Untuk memperoleh mutu kontruksi yang baik maka bahan yang dipakai
harus memenuhi persyaratan yang berlaku :
a. Air
Air tawar, tidak berbau, tidak berasam, bebas dari bahan – bahan yang
merusak atau campuran – campuran yang mempengaruhi daya lekat
semen.Air yang dimaksud disini adalah air sebagai bahan bangunan harus
berupa air yang memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Berupa air tawar
2) Bersih dalam arti bebas dari zat-zat organik,tanah,lumpur,mineral,dan
larutan alkali
3) Apabila dipandang perlu maka contoh air dapat dibawa ke laboratorium
penyelidikan bahan untuk mendapatkan pengujian sebagaimana
dipersyaratkan.
b. Semen portland
Semen portland yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang
diperlukan dalam PBI 1971. Semen portland yang digunakan adalah semen
nusantara/holcim/tiga roda atau yang berkualitas.
c. Pasir,kerikil,dan batu
Pasir yang diperlukan adalah pasir yang betul-betul bersih dan bebas dari
bahan-bahan organis ,lumpur dan sejenisnya dan memenuhi komposisi butir-
butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI
1971.
Krikil alam atau batu pecah adalah butiran mineral keras yang sebagian besar
butirnya berukuran 20 – 30 mm ( 2 – 3 cm ). Besar butiran maksimal yang
diijinkan tergantung pada maksud pemakaian ( kecuali untuk bagian yang
tipis dengan krikil jagung ).

25
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

Batu belah yang digunakan merupakan batu belah yang keras,tidak


berongga,bersih dari kotoran dan berukuran 10-25 cm.
d. Beton bertulang
Pelaksanaan pekerjaan beton bertulang seluruhnya dari CV.BINA JASA
dalam pelaksanaannya sendiri ada ketentuan – ketentuan tertentu dan syarat –
syarat dalam PBI 1971 mengenai bahan – bahan untuk beton bertulang , cara
pelaksanaan konsruksi beton bertulang dan pemeriksaan mengenai hal – hal
itu harus dapat perhatian seksama dan menjadi dasar dari seluruh
pelaksanaan.bahan – bahan yang diperlukan dalam pekerjaan beton bertulang
harus memenuhi ketentuan – ketentuan dalam PBI 1971
1) Pelaksanaan pembuatan beton
2) Campuran adukan beton baik beton biasa maupun kedap air , sesuai yang
ditunjukan dalam komponen struktur dalam rencana kerja dan syarat – syarat.
3) Kekentalan adukan beton harus sesuai dengan nilai – nilai

5. Pemeriksaan mutu dari hasil pelaksanaan


a. Untuk setiap penentuan “design-mixed”, Penyedia Jasa harus melakukan
percobaan pendahuluan dengan tujuan untuk mencapai kualitas beton yang
ditentukan. Bahan – bahan yang dipergunakan adalah bahan – bahan yang
nantinya akan dipergunakan sebagai bahan beton struktur. Jumlah kubus
percobaan ukuran 15x15x15 cm3 harus dibuat sejumlah 20 buah dan diaduk
paling sedikit pada 3 proses pengadukan yang tidak bersamaan waktunya.
b. Pemeriksaan kekuatan tekan benda percobaan harus dilakukan dalam
laboratorium yang disetujui Direksi / Pengawas Lapangan Deviasi Standar
dan kekuatan tekan beton karakteristik dihitung menurut Pasal 4.5. ayat (1)
dan (2) PBI 1971.
c. Cetakan

pembuatan cetakan harus memenuhi ketentuan – ketentuan didalam pasal 52


PBI 1971 untuk mencegahnya terserapnya air beton ke dalam cetakan harus
dilapisi dengan lembaran plastik yang dipasang dan dihubungkan dengan
cermat. Apabila hasil pemeriksaan seperti tersebut di atas masih meragukan,
maka akan dilakukan pemeriksaan setempat dengan menggunakan “concrete-
gun” atau kalau perlu “core-driling” untuk meyakinkan penilaian terhadap
kualitas beton yang ada.

26
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

d. pekerjaan mengaduk

pengadukan beton dilakukan dengan mesin pengaduk, jenis dan daya


pengaduk dari mesin pengaduk yang akan dipergunakan harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari pengawas ahli. Waktu pengadukan minimum 2
menit setelah seluruh bahan masuk ke dalam mesin pengaduk.

e. Pengangkutan adukan
a) Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh pengawas ahli.
b) Cara tesebut harus memenuhi persyaratan :
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan
 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang mencolok antara beton yang
sudah dicor dengan beton yang belum dicor.
 Adukan beton harus sudah dicor paling lambat waktu satu jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang
paling lama 2 jam, jika sebelumnya memperoleh persetujuan dari pengawas
ahli.
f.pengecoran beton
Semua pengecoram beton harus mendapatkan ijin dari Direksi / Pengawas
Lapangan.Untuk itu Direksi / Pengawas Lapangan harus sudah menerima
pemberitahuan minimal 2x24 jam sebelum pengecoran dilakukan, agar
pemeriksaan penulangan / bekisting dan persetujuan dapat diberikan pada
waktunya.
Beton yang sudah mengeras, kotoran – kotoran dan bahan – bahan lain harus
dibuang sedemikian sehingga penulangan dan bekisting bersih dari bahan –
bahan / kotoran – kotoran yang tidak diinginkan. Demikian juga pengaduk
harus bersih dari beton yang telah mengeras,kotoran – kotoran, bahan – bahan
lainnya. Pada bagian – bagian cetakan cetakan beton yang sempit, misalnya
pada bagian – bagian yang bertulang kerap sekali, besaran butiran maksimum
hendaknya disesuaikan dengan kondisi. Pengadukan beton dalam mixer tidak
boleh kurang dari 1,5 menit, terhitung setelah semua komponen adukan
masuk ke dalam mixer. Penyampaian adukan beton mixer ke tempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan

27
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

terjadinya pemisahan komponen adukan beton dan harus dicor selambat-


lambatnya 60 menit sejak pencampuran ke dalam mixer, temperature tidak
boleh lebih dari 290 C.

g. Besi tulangan
 Bahan – bahan yang diperlukan untuk keperluan besi tulangan ini terdiri
dari besi beton / tulangan
Syarat Bahan :
 Bahan besi ini harus memenuhi standard SII ;
 Kualitas besi tulangan untuk polos ( semua tulangan diameter 12 ke bawah )
menggunakan U 24 ;
 Bahan – bahan tersebut harus dalam keadaan baru, tanpa cacat – cacat ;
 Penyimpangan bahan sebelum terpasang, harus di tempat yang terlindung
dan berada di atas tanah.

Toleransi yang diperbolehkan :


No. DIAMETER (d) TOLERANSI
(mm) (mm)
1. 6 + 0,3
2. 8 < d < 14 + 0,4
3. 16 < d < 25 + 0,5
CATATAN : 1. Penyimpangan kebundaran adalah
perbedaan antara diameter
maksimum dan minimum dari hasil
pengukuran pada penampang yang
sama pada baja tulangan beton
2. Untuk baja tulangan beton sirip, d =
diameter dalam

h. Bahan campuran tambahan (Additives)


a. Kecuali untuk bahan – bahan yang disebutkan dalam gambar atau uraian
dan syarat – syarat ini, bahan – bahan “additive” hanya boleh dipakai dengan
ijin dari Direksi / Pengawas Lapangan.Penyedia Jasa harus memberikan bukti
– bukti dan data – data lengkap mengenai analisa fisik dan kimiawinya, serta

28
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

bukti penggunaannya yang telah lebih lama dari 5 tahun untuk pekerjaan
serupa. Pemakaian bahan “additive” tidak boleh mengakibatkan dikuranginya
jumlah semen dalam aduk beton ( “design-mixed” ).

b. Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan permulaan (initialset)


tidak boleh dipakai,sedangkan untuk beton kedap air dibawahtanah
(Hydrostatic pressure) tidak boleh water proffer yang mengandung garam
stearate. Bahan campuran tambahan beton harus sesuai iklim tropis dan
memenuhi syarat AS 1478 dan ASTM C 494 type B dan type D sekaligus
sebagai pengurangan air adukan penunda pengerasan awal.

6. Peralatan kontraktor
a. Concrete vibrator
Alat ini digunakan untuk menggetarkan atau memadatkan adukan beton pada
waktu pengecoran,sehingga tidak akan terjadi rongga- rongga udara pada saat
cetakan beton yang dapat mengakibatkan keropos. Trailer digerakkan oleh
mesin yang dapat dipindahkan kemana – mana.
b. Stamper
Digunakan untuk pemadatan tanah yang diatasnya akan diletakkan konstruksi
– konstruksi seperti lantai,pondasi dan jalan.
c. Bar cutter
Alat ini digunakan untuk memotong baja tulangan dari berbagai diameter
agar sesuai dengan kebutuhan panjang yang dikehendaki.
d. Pompa air
Digunakan untuk menyedot air
e. Gengset dan peralatan las
Alat ini digunakan sebagai pengganti listrik,jika listrik mati,dan peralatan –
peralatan las yang sedianya untuk mengelas kuda – kuda.
f. Mixer
Alat ini digunakan untuk mencampur bahan – bahan campuran beton, yaitu
air,pasir,kerikil, dan semen
g. Teodolith/waterpass
Alat ini digunakan untuk pengukuran tinggi dari bagian bangunan agar
didapatkan hasil yang tepat dan datar. Sebelum alat ini dipakai harus diatur
terlebih dahulu antara sumbu vertikal dan sudut koreksi.

29
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

B. Pengamatan teknik pelaksanaan pekerjaan


Dalam pelaksanaan proyek pembangunan gedung kantor dinas
kesehatan,pelaksanaan pekerjaan yang dapat menyusun amati selama 2 bulan
adalah pekerjaan struktur beton.
Yang termasuk pekerjaan struktur beton antara lain :
1. Bahan dan peralatan untuk mengaduk ,memasang cetakan,
pembesian penyelesaian, dan pemeliharaan.
2. Pengadaan bahan, pemasangan semua pembesian serta pekerjaan
yang tercantum dalam beton.
3. Perencanaan ,pelaksanaan dan pembongkaran cetakan beton.
4. Penyelesaian dan pemeliharaan beton.

Bahan-bahan beton terdiri dari semen,agregat halus dan kasar,air,bahan


pembantu dan baja tulangan.
Yang termasuk dalam pekerjaan beton :
5. Beton tak bertulang
6. Beton bertulang seperti : beton praktis (sloof,ring balk dan kolom
praktis) dan beton konstruksi (pondasi,balok struktur,kolom struktur dan plat
lantai.
7. pekerjaan pendahuluan

Sebelum pekerjaan beton dimulai maka bahan yang harus dipersiapkan adalah :
1. Bahan – bahan beton :
 Standard
Semua pekerjaan beton harus mengikuti PBI 1971-NI 2 sebagai prasyarat
minimum yang harus ditaati Penyedia Jasa.
 Semen
Semua pekerjaan beton harus memakai satu merk semen yang sama.
Semen harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak tertutup dan terlindung
dalam jumlah sesuai dengan pekerjaan yang sedang dilakukan.Semen harus
dilindungi terhadap cuaca dan dipakai dalam urutan seperti urutan
pengirimannya. Semen yang rusak, mengeras atau tercampur apapun tidak
boleh dipakai.

30
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

 Pasir
Pasir yang dipakai harus bersih dari lumpur, tanah liat atau bahan – bahan
organis lain dan sesuai dengan persyaratan dalam PBI-1971, Pasal 3.3.
 Kerikil dan batu pecah
Harus bersih dan terdiri dari butir – butir yang keras, tidak berpori dan
bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh – pengaruh
cuaca seperti terik matahari atau hujan.
 Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam alkali, garam – garam, bahan – bahan lain yang merusak beton atau besi
tulangan.
a) Peralatan :
 Mesin beton molen
 Cetakan beton
 Alat pemadat beton
 Alat pengangkut beton
b) Tenaga kerja
Tenaga kerja juga harus diperhatikan dengan jumlah yang sesuai dengan
jumlah volume cor.
6. Pengadukan beton
Pengadukan beton harus dilakukan dengan molen,salah satunya agar hasil
adukan baik dan cepat dan bisa lebih menjamin kerataan beton tersebut.
7. Pengankutan adukan beton
Pengangkutan beton dari tempat pembuatan beton ke tempat yang akan dicor
harus baik untuk mencegah pemisahan bahan – bahan. Dan ahrus
diperhatikan pula jaraknya ,karena kalau pengankatan terlalu jauh beton
tersebut akan mengering.
8. Pengecoran beton
Setelah pengangkutan beton harus segera dituang ke dalam cetakan agar tidak
terjadi pemisahan beton dan perubahan bentuk beton. Yang harus diperhatikan
lagi adalah agar beton dalam keadaan bersih dan bebas dari lapisan beton
yang mengeras.
9. Pemadatan beton

31
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

Beton dipadatkan dengan alat penggetar dan dijaga agar getaran tidak terlalu
berlebihan. Pada daerah penulangan yang padat harus digetarkan dengan
frekuensi yang sangat tinggi,agar pengisian beton bisa merata.
10. Pembongkaran begisting
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan seijin Direksi /
Pengawaslapangan. Semua baji – baji pengikat harus dilepas sehari sebelum
pembongkaran bekisting dilakukan. Semua pekerjaan tersebut, harus dicatat
tanggal dari pengecoran dan pembangunan bekisting dari setiap bagian
pekerjaan. Pembongkaran bekisting harus mengacu dengan syarat – syarat
yang tercantum dalam PBI 1971.
11.Perawatan dan perlindungan beton
Perawatan ( curing ) harus segera dimulai langsung setelah selesainya
trowelling ( perataan ) dengan menggunakan mistar kayu / besi. Beton muda
harus terlindung dari cuaca langsung dengan “striping” kantong semen basah
paling sedikit selama 2 hari terus – menerus, setelah itu beton direndam air
terus menerus selamapaling sedikit 14 hari. Sangat dilarang untuk
menggunakan lantai yang belum cukup mengeras sebagai tempat penimbunan
bahan – bahan atau sebagai jalan untuk mengangkut bahan – bahan yang
berat.

32
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

33

Anda mungkin juga menyukai