BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terjadinya suatu interaksi yang kuat antara pengetahuan teoritis yang didapat
dari bangku kuliah dengan pengetahuan operasional dilapangan akan
mendapatkan hasil yang lebih optimal.karena itu pengetahuan teoritis akan
menghasilkan apabila ditunjang dengan pengetahuan operasional dilapangan,
maka dari itu pengetahuan teoritis yang ditunjang dengan pengetahuan
pelaksanaan proyek secara nyata, akan membantu sekaligus mendukung hasil
kerja profesional dalam bidang teknik sipil. Sehingga kelak apabila terjun ke
kancah internasional tidak akan menimbulkan kesulitan yang berarti memadukan
antara teori dengan praktek dilapangan. Untuk itu maka perlu adanya kerja
praktek yang merupakan penerapan pengetahuan teoritis dilapangan, sekaligus
untuk memperoleh umpan balik berupa tambahan dan koreksi terhadap
pengetahuan teoritis yang didapatkan dari perkuliahan.
Kerja praktek yang tercantum sebagai salah satu kurikulum yang harus
ditempuh oleh setiap mahasiswa Teknik Sipil Universitas Widya Dharma Klaten,
juga merupakan suatu kesempatan untuk dapat menuangkan pengetahuan teoritis
dilapangan ,serta sebagai bekal nantinya jika terjun ke mayarakat atau pada dunia
pekerjaan.
1
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
2
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
3
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
F. Sistematika Pembangunan
BAB I : PENDAHULUAN
Berupa garis besar isi laporan, meliputi latar belakang, tujuan Kerja Praktek,
obyek dan lingkup pengamatan metode pengumpulan data dan sistematika
pembahasan.
4
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN MANAJEMEN PROYEK
A. Definisi Manajemen
5
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
Manajemen dipandang dari beberapa segi menurut para ahli sebagai berikut :
1. Manajemen Sebagai Fungsi
Manajemen sebagai suatu fungsi mempunyai kegiatan tertentu yang masing-
masing dilaksanakan tanpa menunggu kegiatan yang lain, meskipun
kegiatan-kegiatan tersebut saling berkaitan dalam rangka untuk mencapai
suatu organisasi.
2. Manajemen Sebagai Suatu Sistem
Manajemen sebagai suatu rangka kerja yang terdiri dari berbagai komponen
yang secara keseluruhan saling berkaitan dan terorganisasi sedemikian rupa
dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
3. Manajemen Sebagai Ilmu Pengetahuan
Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan yang bersifat interdisiplin,
dengan mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu social, filsafat, dan
matematika.
4. Manajemen Sebagai Proses
Manajemen adalah suatu rangkaian tahapan kegiatan yang diarahkan untuk
mencapai suatu tujuan dengan pemanfaatan semaksimal mungkin dengan
sumber-sumber yang tersedia.
5. Manajemen Sebagai Profesi
Manajemen mempunyai bidang kegiatan tertentu antara lain : bidang
kedokteran, teknik, hukum dan ekonomi.
6. Manajemen Sebagai Kumpulan Orang
Manajemen dipakai dalam arti kolektif untuk menunjukan jabatan
kepemimpinan dalam organisasi, misalnya pimpinan atas, menengah, dan
bawah.
6
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
Adapun proses dan fungsi manajemen mencakup beberapa hal antara lain :
1. Perencanaan
Perencanaan berarti menetapkan tujuan berdasarkan apa yang akan terjadi
dalam waktu yang akan datang, dengan mempertimbangkan kemungkinan
terjadinya perubahan masalah pada waktu tersebut. Perencanaan juga
merupakan suatu pemilihan berdasarkan kenyataan dan perkiraan yang
berkaitan dengan waktu yang akan datang, dalam usaha merumuskan kegiatan
untuk mencapai hasil yang direncanakan.
2. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanan merupakan tindakan agar semua anggota kelompok
dengan kesadaran tinggi berusaha untuk mencapai tujuan berpedoman
perencanaan organisasi.
3. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah penentuan, pengelompokan, dan pengaturan berbagai
macam kegiatan dalam mencapai tujuan, meliputi penugasan orang-orang
dalam kegiatan, serta menunjukan wewenang yang akan ditugaskan dalam
bentuk struktur moral.
4. Pengawasan
Pengawasan adalah suatu proses penilai selama pelaksanaan kegiatan dengan
tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar
semua anggota kelompok melaksanakan kegiatan dengan berpedoman pada
7
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
8
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
C. Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah suatu pengolahan atau pengelolaan,
pengorganisasian serta pengawasan, pengendalian kegiatan proyek, sehingga bisa
sesuai dengan time schedule atau salah satu system pengolahan proyek yang
dimulai dari tahap awal sampai proyek siap beroperasi.
Manajemen proyek sangat diperlukan akibat permasalahan yang timbul
dalam proyek cukup kompleks seperti : alokasi sumber dana, biaya dan waktu.
Dalam hal tersebut diatas manajemen proyek sangat diperlukan.
1. Organisasi manajemen proyek.
Tim manajemen proyek merupakan suatu kelompok yang menjalankan
fungsi manajemen proyek ( tahap pelaksanaan ), suatu fungsi yang akan
terjadi dalam setiap proses pelaksanaan proyek. Tim manajemen proyek
bertugas melakukan pengawasan, pengendalian dan pengkoordinasian agar
proses tersebut dapat terlaksana sesuai dengan yang direncanakan. Karena
tim ini bukan merupakan badan hukum yang resmi, dan hanya berlaku pada
saat pelaksanaan proyek saja, maka tim ini dipimpin oleh ketua dibantu
seorang wakil ketua.
a. Ketua dan Wakil Ketua
Ketua bertanggung jawab penuh terhadap tugas-tugas yang dibebankan
kepada tim manajemen proyek. Ketua menitikberatkan kepada tugas-
tugas yang menyangkut masalah keuangan dan masalah ekstern, terutama
sekali yang berhubungan dengan kepentingan proyek. Wakil ketua lebih
banyak berkecimpung dalam masalah pelaksanaan teknis dan
administrasi yang ada di lapangan.
b. Staff
9
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
10
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
11
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
Kapan kegiatan dapat dimulai dan berapa lama waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikannya, memerlukan pertimbangan antara lain :
Kondisi lingkungan pekerjaan
Keadaan cuaca
Teknologi dan pengalaman
2. Menggambar Program
Untuk pelaksanaan pekerjaan agar mudah dikontrol dan dipahami,
maka uraian pekerjaan yang telah dikerjakan kemudian digambar dalam
suatu pola balok. Pola ini selanjutnya dituangkan menjadi pola
penggambaran yang lebih terperinci.
3. Membuat Laporan
Membuat laporan harian, mingguan, atau bulanan, dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi yang mencakup presentasi pekerjaan dan data
statistic untuk mengevaluasi presentasi pekerjaan yang sedang
berlangsung.
b. Pengendalian Biaya
Pembiayaan yang menyangkut terlaksananya proyek didasarkan atas
rancangan penganggaran yang sebagian penggunaannya untuk :
Pengadaan alat dan bahan
Pembayaran upah dan bahan
Proses kegiatan pembiayaan berlangsung bertahap sesuai dengan generasi
pelaksanaannya dan terjadinya hubungan timbal balik pihak pelaksana dan
direksi. Di dalam pelaksanaan proyek gedung pengelolaan bak sampah,
biaya berasal dari sumber dana Dinas pekerjaan umum.
E. Manajemen Konstruksi
Manajemen kontruksi adalah suatu metode pengolahan proyek yang terdiri
dari tahapan-tahapan dalam suatu proses pembangunan.
12
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
13
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
14
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
Kontraktor
Dalam Keadaan tersebut maka system manajemen yang digunakan adalah
system manajemen konstruksi.
15
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
1. Direktur
Adalah seseorang yang mempunyai proyek dan sekaligus memimpin proyek
dan bertanggung jawab dalam segala hal apapun.
2. Penanggung jawab teknis
Adalah seorang yang dipercaya oleh Pinpro (Pimpinan Proyek) untuk
mengawasi pelaksanaan proyek. Dengan adanya wewenang dari Pinpro untuk
mengawasi proyek maka pelaksana lapangan wajib untuk memeriksa segala
sesuatu yang berhubungan dengan pelaksana proyek dilapangan. Pelaksana
lapangan ini sering di sebut pengawas proyek yang pada umumnya bertugas
mengawasi proyek terutama mengawasi kerja pemborong dalam
melaksanakan proyek dan bahan serta alat yang digunakan dalam proyek
tersebut.
3. Administrasi / Keuangan
Tugas dan tanggung jawabnya adalah :
a. Menyusun dan mengadakan surat-menyurat dengan pihak-pihak yang
berhubungan dengan proyek.
b. Menyiapkan arsip-arsip proyek.
c. Menyelenggarakan pembukuan tentang keluar masuknya uang proyek.
d. Membuat laporan keuangan proyek
4. Logistik
Tugas dan tanggung jawabnya :
a. Mengatur jalannya pengadaan bahan atau material yang dibutuhkan
proyek.
b. Menjaga mutu yang dikirim proyek.
5. Juru ukur
Adalah seseorang yang diberi wewenang untuk mengukur dalam proyek
tersebut.
G. Tenaga Kerja
1. Pelaksana Kerja
Pelaksana peda proyek disini adalah pekerjaan yang dilaksana oleh orang
lain atau tenaga-tenaga bas borong. Pekerja pada proyek berada dibawah
pengawasan langsung keryawan dari kantor pelaksana. Jadi pelaksana hanya
bekerja pada pengawasan teknik saja, sedangkan fisiknya dilakukan oleh
tanaga-tenaga dari bas borong, tukang-tukang dan tenaga lainnya yang
diambil dari luar kantor pelaksana, maksudnya bukan tenaga tetap dari
pelaksana. Hal ini mengingat beberapa factor antara lain :
Kecepatan kerja yang optimal.
16
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
Tidak perlu penyiapan peralatan dari kantor, karena biasanya tenaga sudah
membawa sendiri-sendiri.
Kantraktor tidak perlu mencari tenaga kasar, sehingga menghemat waktu
dan tenaga kasar mudah pengawasannya dari bas borong.
2. Macam-macam tenaga kerja
Pada dasarnya tenaga kerja yang ada dapat dikelompokkan menjadi dua
macam :
a. Tenaga bulanan tetap.
Adalah tenaga/karyawan yang resmi menjadi pegawai tetap pada kontraktor
ataupun konsultan perencana ataupun konsultan pengawas yang dikerjakan
pada proyek tersebut. Biasanya pekerja tersebut mempunyai keahlian
dibidang teknik, biasanya merupakan dari strata satu, sarjana muda,
STM,dan orang lain. Umumnya tenaga tersebut terdapat pada bagian :
kepala pelaksana, pengawas teknik, pengawas umum, dan lainnya.
b. Tenaga kerja harian lepas.
Tenaga kerja ini adalah : dibawah pengawasan bas borong. Pekerja-pekerja
ini umumnya tenaga kasar dan tukang. Jumlah dari tenaga ini tergantung
dari keadaan maupunkondisi proyek. Apabila dirasa perlu maka tenaga ini
dapat ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan.
H. Rencana Kerja
Rencana kerja atau time schedule adalah suatu pembagian waktu secara
terperinci yang disediakan oleh masing-masing bagian pekerjaan, mulai dari
bagian permulaan sampai bagian akhir.
Rencana kerja perlu dan sangat bermanfaat untuk pekerjaan suatu bangunan.
Oleh karena itu, rencana kerja harus tersusun sebelum melaksanakan pekerjaan,
dengan mengingat beberapa factor antara lain :
1. Tenaga kerja
Faktor ini akan sangat berpengaruh terhadap ketepatan penyelesaian
pekerjaan. Untuk pekerjaan yang cukup besar perlu dirinci rencana tenaga
kerjanya (Man Power Planning) tenaga yang tersedia meliputi tenaga kerja
terampil dan tenaga ahli (Insinyur Bangunan).
2. Peralatan
Untuk mendukung kelancaran pekerjaan kadang diperlukan peralatan yang
besar, untuk itu perlu disusun rencana kemampuan dari peralatan, baik
17
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
18
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
BAB III
A. Latar Belakang
Dengan semakin meningkatnya perekonomian masyarakat yang semakin baik
dan terkendali maka “CV. SENDANG JAYA” membangun suatu tempat
19
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
pelayanan kesehatan yang lebih tertata untuk meraih kemajuan. Hal inilah yang
menjadikan ide untuk pembangunan suatu bangunan puskesmas.
B. Lokasi Proyek
Letak lokasi proyek terletak di Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten
20
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
2. Tahap perencanaan
3. Tahap perancangan
4. Tahap pelaksanaan
a. Syarat pelaksanaan
21
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
b. Jadwal pelaksanaan
1) Sebelum memulai pekerjaan nyata dilapangan,pekerja kantor wajib
membuat rencana kerja pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa
bar-chat dan curve bahan/tenaga.
2) Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari konsultan pengawas.
3) Kontraktor harus memberikan salinan rencana kerja rangkap empat
kepada konsultan pengawas ,satu salinan kerja harus ditempel pada dinding
bangsal kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan
pekerjaan (prestasi pekerjaan)
4) Konsultan pengawas akan memilih prestasi pekerjaan-pekerjaan
kontraktor berdasarkan rencana kerja.
5. Tahap penyerahan
22
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
BAB IV
23
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan
yang pemborongan ini atau maksud lain.
d. Gambar Kerja dan As Built Drawing
Gambar Kerja adalah detail pelaksanaan diagram ilustrasi daftar
karakteristik,brosur dan data lainnya disediakan oleh
kontraktor,menggambarkan bagian dari pekerjaan.As Built Drawing adalah
gambar yang sesuai dengan dengan yang telah dilaksanakan.hal ini untuk
membedakan gambar kontrak dan perjaan yang dilaksanakan ,dan gambar-
gambar ini dibuat oleh direksi dan pelaksana.
e. Jaminan dan keselamatan kerja
1) Kontraktor diwajibkan untuk menyediakan obat-obatan menurut syarat-
syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu siap dipakai
dilapangan,untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua
petugas dan pekerja di lapangan.
2) Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan
memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekera yang ada
dibawah kekuasaan kontraktor.
3) Kontraktor wajib menyediakan air bersih untuk mandi dan WC yang
layak bagi semua petugas dan pekerja.membuat tempat penginapan
dilapangan ,untuk para pekerja tidak diperkenankan kecuali untuk menjaga
keamanan.
4) Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamat sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
3. Syarat-syarat teknis
Syarat-syarat cara pemeriksaan bahan-bahan bangunan :
a. Semua bahan bangunan yang ditangkan harus memenuhi syarat yang
berlaku.
b. Konsultan pengawas berwenang untuk memeriksa asal bahan dan
kontraktor wajib memberitahukan.
c. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh kontraktor dilapangan
pekerjaan,tetapi ditolak pemakainnya oleh konsultan pengawas harus segera
dikeluarkan dari lapangan,pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 X 24
jam yang terhitung dari jam penolakan.
d. Apabila konsultan pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih
lanjut, konsultan pengawas berhak mengirim bahan tersebut kepada balai
24
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
4. Untuk memperoleh mutu kontruksi yang baik maka bahan yang dipakai
harus memenuhi persyaratan yang berlaku :
a. Air
Air tawar, tidak berbau, tidak berasam, bebas dari bahan – bahan yang
merusak atau campuran – campuran yang mempengaruhi daya lekat
semen.Air yang dimaksud disini adalah air sebagai bahan bangunan harus
berupa air yang memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Berupa air tawar
2) Bersih dalam arti bebas dari zat-zat organik,tanah,lumpur,mineral,dan
larutan alkali
3) Apabila dipandang perlu maka contoh air dapat dibawa ke laboratorium
penyelidikan bahan untuk mendapatkan pengujian sebagaimana
dipersyaratkan.
b. Semen portland
Semen portland yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang
diperlukan dalam PBI 1971. Semen portland yang digunakan adalah semen
nusantara/holcim/tiga roda atau yang berkualitas.
c. Pasir,kerikil,dan batu
Pasir yang diperlukan adalah pasir yang betul-betul bersih dan bebas dari
bahan-bahan organis ,lumpur dan sejenisnya dan memenuhi komposisi butir-
butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI
1971.
Krikil alam atau batu pecah adalah butiran mineral keras yang sebagian besar
butirnya berukuran 20 – 30 mm ( 2 – 3 cm ). Besar butiran maksimal yang
diijinkan tergantung pada maksud pemakaian ( kecuali untuk bagian yang
tipis dengan krikil jagung ).
25
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
26
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
d. pekerjaan mengaduk
e. Pengangkutan adukan
a) Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh pengawas ahli.
b) Cara tesebut harus memenuhi persyaratan :
Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan
Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang mencolok antara beton yang
sudah dicor dengan beton yang belum dicor.
Adukan beton harus sudah dicor paling lambat waktu satu jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang
paling lama 2 jam, jika sebelumnya memperoleh persetujuan dari pengawas
ahli.
f.pengecoran beton
Semua pengecoram beton harus mendapatkan ijin dari Direksi / Pengawas
Lapangan.Untuk itu Direksi / Pengawas Lapangan harus sudah menerima
pemberitahuan minimal 2x24 jam sebelum pengecoran dilakukan, agar
pemeriksaan penulangan / bekisting dan persetujuan dapat diberikan pada
waktunya.
Beton yang sudah mengeras, kotoran – kotoran dan bahan – bahan lain harus
dibuang sedemikian sehingga penulangan dan bekisting bersih dari bahan –
bahan / kotoran – kotoran yang tidak diinginkan. Demikian juga pengaduk
harus bersih dari beton yang telah mengeras,kotoran – kotoran, bahan – bahan
lainnya. Pada bagian – bagian cetakan cetakan beton yang sempit, misalnya
pada bagian – bagian yang bertulang kerap sekali, besaran butiran maksimum
hendaknya disesuaikan dengan kondisi. Pengadukan beton dalam mixer tidak
boleh kurang dari 1,5 menit, terhitung setelah semua komponen adukan
masuk ke dalam mixer. Penyampaian adukan beton mixer ke tempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan
27
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
g. Besi tulangan
Bahan – bahan yang diperlukan untuk keperluan besi tulangan ini terdiri
dari besi beton / tulangan
Syarat Bahan :
Bahan besi ini harus memenuhi standard SII ;
Kualitas besi tulangan untuk polos ( semua tulangan diameter 12 ke bawah )
menggunakan U 24 ;
Bahan – bahan tersebut harus dalam keadaan baru, tanpa cacat – cacat ;
Penyimpangan bahan sebelum terpasang, harus di tempat yang terlindung
dan berada di atas tanah.
28
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
bukti penggunaannya yang telah lebih lama dari 5 tahun untuk pekerjaan
serupa. Pemakaian bahan “additive” tidak boleh mengakibatkan dikuranginya
jumlah semen dalam aduk beton ( “design-mixed” ).
6. Peralatan kontraktor
a. Concrete vibrator
Alat ini digunakan untuk menggetarkan atau memadatkan adukan beton pada
waktu pengecoran,sehingga tidak akan terjadi rongga- rongga udara pada saat
cetakan beton yang dapat mengakibatkan keropos. Trailer digerakkan oleh
mesin yang dapat dipindahkan kemana – mana.
b. Stamper
Digunakan untuk pemadatan tanah yang diatasnya akan diletakkan konstruksi
– konstruksi seperti lantai,pondasi dan jalan.
c. Bar cutter
Alat ini digunakan untuk memotong baja tulangan dari berbagai diameter
agar sesuai dengan kebutuhan panjang yang dikehendaki.
d. Pompa air
Digunakan untuk menyedot air
e. Gengset dan peralatan las
Alat ini digunakan sebagai pengganti listrik,jika listrik mati,dan peralatan –
peralatan las yang sedianya untuk mengelas kuda – kuda.
f. Mixer
Alat ini digunakan untuk mencampur bahan – bahan campuran beton, yaitu
air,pasir,kerikil, dan semen
g. Teodolith/waterpass
Alat ini digunakan untuk pengukuran tinggi dari bagian bangunan agar
didapatkan hasil yang tepat dan datar. Sebelum alat ini dipakai harus diatur
terlebih dahulu antara sumbu vertikal dan sudut koreksi.
29
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
Sebelum pekerjaan beton dimulai maka bahan yang harus dipersiapkan adalah :
1. Bahan – bahan beton :
Standard
Semua pekerjaan beton harus mengikuti PBI 1971-NI 2 sebagai prasyarat
minimum yang harus ditaati Penyedia Jasa.
Semen
Semua pekerjaan beton harus memakai satu merk semen yang sama.
Semen harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak tertutup dan terlindung
dalam jumlah sesuai dengan pekerjaan yang sedang dilakukan.Semen harus
dilindungi terhadap cuaca dan dipakai dalam urutan seperti urutan
pengirimannya. Semen yang rusak, mengeras atau tercampur apapun tidak
boleh dipakai.
30
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
Pasir
Pasir yang dipakai harus bersih dari lumpur, tanah liat atau bahan – bahan
organis lain dan sesuai dengan persyaratan dalam PBI-1971, Pasal 3.3.
Kerikil dan batu pecah
Harus bersih dan terdiri dari butir – butir yang keras, tidak berpori dan
bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh – pengaruh
cuaca seperti terik matahari atau hujan.
Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam alkali, garam – garam, bahan – bahan lain yang merusak beton atau besi
tulangan.
a) Peralatan :
Mesin beton molen
Cetakan beton
Alat pemadat beton
Alat pengangkut beton
b) Tenaga kerja
Tenaga kerja juga harus diperhatikan dengan jumlah yang sesuai dengan
jumlah volume cor.
6. Pengadukan beton
Pengadukan beton harus dilakukan dengan molen,salah satunya agar hasil
adukan baik dan cepat dan bisa lebih menjamin kerataan beton tersebut.
7. Pengankutan adukan beton
Pengangkutan beton dari tempat pembuatan beton ke tempat yang akan dicor
harus baik untuk mencegah pemisahan bahan – bahan. Dan ahrus
diperhatikan pula jaraknya ,karena kalau pengankatan terlalu jauh beton
tersebut akan mengering.
8. Pengecoran beton
Setelah pengangkutan beton harus segera dituang ke dalam cetakan agar tidak
terjadi pemisahan beton dan perubahan bentuk beton. Yang harus diperhatikan
lagi adalah agar beton dalam keadaan bersih dan bebas dari lapisan beton
yang mengeras.
9. Pemadatan beton
31
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
Beton dipadatkan dengan alat penggetar dan dijaga agar getaran tidak terlalu
berlebihan. Pada daerah penulangan yang padat harus digetarkan dengan
frekuensi yang sangat tinggi,agar pengisian beton bisa merata.
10. Pembongkaran begisting
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan seijin Direksi /
Pengawaslapangan. Semua baji – baji pengikat harus dilepas sehari sebelum
pembongkaran bekisting dilakukan. Semua pekerjaan tersebut, harus dicatat
tanggal dari pengecoran dan pembangunan bekisting dari setiap bagian
pekerjaan. Pembongkaran bekisting harus mengacu dengan syarat – syarat
yang tercantum dalam PBI 1971.
11.Perawatan dan perlindungan beton
Perawatan ( curing ) harus segera dimulai langsung setelah selesainya
trowelling ( perataan ) dengan menggunakan mistar kayu / besi. Beton muda
harus terlindung dari cuaca langsung dengan “striping” kantong semen basah
paling sedikit selama 2 hari terus – menerus, setelah itu beton direndam air
terus menerus selamapaling sedikit 14 hari. Sangat dilarang untuk
menggunakan lantai yang belum cukup mengeras sebagai tempat penimbunan
bahan – bahan atau sebagai jalan untuk mengangkut bahan – bahan yang
berat.
32
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
33