yang aktif maupun yang tidak aktif, di darat atau di laut, lebih dari 30% dari
gunung api yang aktif dunia ada di Indonesia. Gunung api di Indonesia
terbentang dari barat ke timur dari Sumatera, Jawa sampai Laut Banda. Letak
memiliki banyak gunung api yang aktif dan potensi gempa bumi yang cukup
tinggi. Cincin Api Pasifik adalah sebuah kawasan aktif dari segi tektonik dan
vulkanik. Gunung api aktif Indonesia dibagi menjadi empat busur gunung api,
yaitu Busur Gunung Api Sunda, Busur Gunung Api Banda, Busur Gunung Api
2002).
Aktivitas erupsi suatu gunung api yang tercatat dalam sejarah memiliki
perbedaan yang terlihat dari komposisi magma dan komposisi gas pada
magmanya. Studi terhadap perbedaan dari setiap sejarah erupsi gunung api
bermanfaat dalam pembelajaran erupsi yang sedang dan yang akan terjadi.
Batuan yang terbentuk dari hasil erupsi suatu gunung api dapat dijadikan sebagai
salah satu referensi dalam mempelajari karakteristik dari erupsi gunung api
Aktivitas gunung api terjadi akibat magma didalam perut bumi yang didorong
material, seperti abu, pasir maupun batuan vulkanik, dimana saat terjadi letusan,
3
abu dan pasir vulkanik disemburkan ke udara dan dapat jatuh pada jarak
hembusan angin (Sudaryo dan Sucipto, 2009), sedangkan batuan dapat terjadi
akibat larva yang mengalir kepermukaan bumi lalu mengalami penurunan suhu
Studi mengenai batuan beku hasil erupsi dari gunung api pada saat ini
penyempurnaan secara terus-menerus. Selain itu studi dari batuan beku dapat
dipakai untuk mempelajari suatu cekungan dan evolusi tatanan tektonik. Dengan
(Hutabarat, 2007).
busur Pulau Halmahera sebelah timur laut Maluku dengan sejarah letusan yang
tercatat dimulai tahun 1538 sampai tahun 2003. Gunung Gamalama terbentuk
pada daerah tektonik kompleks yang dibangun oleh interaksi antara lempeng
bersifat basaltis andesit (Mawardi dkk., 1991). Hasil erupsi dari Gunung
Gamalama pada tahun 1907 yang berlokasi di lereng sebelah timur menghasilkan
4
Sumatera Barat memiliki beberapa gunung api yang memiliki
Gunung Talang. Gunung Talang disebut juga dengan Gunung Soelasih yang
memiliki bentuk strato (berlapis) dan dibangun oleh perulangan batuan lava dan
batuan piroklastika. Gunung Talang merupakan suatu komplek gunung api yang
terdiri dari kerucut Gunung Batino dan kerucut Gunung Jantan yang tumbuh di
zona bagian tengah Sesar Semangko yang aktif (Munandar, 1995). Sejarah
letusan dari Gunung Talang memiliki periode yang relatif panjang, dengan
interval terpendek 2 tahun dan terpanjang 40 tahun dan letusannya yang bersifat
magmatis.
dari beberapa gunung api yang aktif. Dirk (2008) telah melakukan penelitian
geokimia dari Gunung Api Tampomas menyimpulkan bahwa batuan dari gunung
tersebut tergolong ke dalam seri kalium rendah (low-K series), kalk-alkali dan
kalk-alkali kalium tinggi (high-K) kelompok basal, andesit basal dan andesit
sampel dari situs batuan beku, yaitu Watu Adeg, Gunung Suru, Purwoharjo,
Gunung Skopiah, Gunung Ijo, Parangtritis, Kali Widoro, Kali Songgo, Kali
kuarsa, trakit andesit, basal theoletik, dan trakiandesit basaltik. Manullang dkk.
(2015) telah melakukan penelitian batuan lava Gunung Barujari dan Gunung
5
Rombongan. Dari penelitian tersebut diketahui batuan penyusun dari dua gunung
tersebut merupakan batuan beku porfiri basal dan porfiri andesit. Untuk
(batu angus) telah pernah diuji dengan menggunakan XRD, SEM dan XRF
(Baqiya dkk., 2017). Berdasarkan data XRD diketahui bahwa batu angus
mengandung 20% fasa magnetik dan didominasi oleh fasa silika. Pada XRF
menunjukan bahwa batu angus mengandung beberapa unsur, yaitu Fe, Si, Ca, Al,
K, Ti. Dari semua unsur yang terkandung di dalamnya, besi (Fe) merupakan
unsur yang memiliki persentase yang paling tinggi yaitu 35%. Hasil uji sampel
berbentuk pipih.
yang berbeda. Untuk melihat perbedaan tersebut maka pada makalah ini akan di
angus) dan batuan hasil erupsi Gunung Talang, identifikasi kandungan mineral,
komposisi kimia penyusun batuan, struktur kristal, ukuran kristal, jenis magma
sebagai berikut:
6
1. Bagaimana preparasi sampel dan karakterisasi dengan XRD dan XRF?
2. Apa jenis unsur yang terdapat pada batuan Gunung Gamalama dan
Gunung Talang?
3. Apa jenis mineral magnetik yang terdapat pada batuan Gunung Gamalama
Gunung Talang?
2. Menentukan jenis unsur yang terdapat pada batuan Gunung Gamalama dan
Gunung Talang
Gunung Talang
7
BAB II
DASAR TEORI
magnet, yaitu perubahan medan magnet itu sendiri, atau melalui gaya yang
elektron dari atom. Terdapat dua jenis pergerakan elektron yaitu gerak
orbital disekitar inti atom dan gerak spin disekitar sumbunya. Masing-
magnetik semua elektron dalam atom tersebut. Jika momen magnetik dari
momen magnetik.
8
magnetik luar, bahan magnetik terdiri atas tiga kategori, yaitu: diamagnetik,
1. Diamagnetik
sehingga tidak mempunyai momen magnet. Jika ada medan magnet dari
luar yang menginduksi bahan itu, maka elektron tersebut akan berputar dan
seperti yang disebutkan dalam Hukum Lenz. Oleh karena itu, bahan
medan H.
Jika bahan magnetik tersebut diberikan medan luar (H # 0), yang ditandai
9
dengan tanda panah berwarna hitam maka arah momen magnetiknya
(panah putih) melawan arah medan luar yang diberikan. Tetapi setelah
2. Paramagnetik
elektron terluar yang belum penuh yakni ada elektron yang spinnya tidak
10
berputar dan menghasilkan medan magnet yang mengarah searah medan
magnet luar.
dan pada medan induksi yang rendah, sehingga pada tempetarur tertentu
11
H. Contoh bahan paramagnetik adalah piroksen, olovin, garnet, amfibolit,
12
4. Ferromagnetik
hanya diisi oleh satu elektron sehingga mudah terinduksi oleh medan
luar.
hitam, arah momen magnetiknya searah dengan arah medan luar. Pada
1996).
13
Gambar 6 nilai suseptibilitas bahan ferromagnetik sangat besar,
magnet yang mempengaruhinya. Sifat magnet yang kuat dari bahan ini
tetapi nilai berorde sekitar 1000 K. Temperatur Currie untuk Co, Fe, Ni
bahan ferromagnetik: besi, baja, nikel, dan kobalt (Hunt, 1991). Diatas
4. Antiferromagnetik
14
spontan nol (Thompson dan Oldfield, 1986). Bahan antiferromagnetik,
yaitu bahan yang mempunyai suseptibilitas positif yang kecil pada segala
yang cukup rendah kemudian menghilang diatas suhu tertentu. Suhu Neel
ke paramagnetik.
5. Ferrimagnetik
magnetik di bawah suhu kritis, yang disebut suhu Curie atau Neel, dan
15
Gambar 8. Perbedaan struktur momen magnetik dari ferromagnetik,
antiferromagnetik dan ferrimagnetik (Dunlop dan Ozdemir,
1997).
ferrimagnetik.
yang terdapat secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam
pola yang sistematis. Beberapa batuan terbentuk dari berbagai jenis mineral
yang ada. Mineral juga dapat ditemukan pada tanah ataupun pasir. Menurut
karakteristik yang khas dari bentuk kristal dan susunan kimianya. Semakin
16
senyawa kimia suatu mineral sangat ditentukan oleh materi penyusunnya dan
proses pembentukannya.
magnetik yang tergolong dalam oksida titanium besi yaitu magnetite (Fe3O4),
keluarga sulfida besi yaitu greigite (Fe3S4) dan phyrhotite (Fe7S8), sedangkan
diagram) pada gambar 9. Diagram ini merupakan solid solution series yang
terdiri dari TiO2, FeO dan Fe203. Pada diagram segitiga ini ada dua kelompok
17
dan titanohematite dicirikan dengan simetri rhombohedra1 (Dunlop dan
Ozdemir, 1997; Evans dan Heller, 2003). Kedua mineral ini mempunyai
komposisi yang sama tapi berbeda struktur, sebagai contoh maghemite dan
hematite, menempati posisi yang sama dalam diagram segitiga pada gambar
9.
serta komposisi kimia mineral oksida dengan sudut terdiri dari TiO2, FeO dan
Fe2O3. Posisi dari kiri ke kanan menunjukkan peningkatan rasio besi Fe3+ dan
konten Ti4+ terhadap besi. Pada puncak segitiga hanya ditemukan Ti4+ saja,
pada ujung sebelah kiri terdapat ferrous oxide (FeO) dengan bilangan
oksidasi yaitu Fe2+, sementara pada ujung sebelah kanan terdapat ferric oxide
18
mempunyai kecenderungan mengikuti deret-deret tertentu dalam bentuk deret
a. Magnetite (Fe3O4)
merekam NRM yang stabil dan merupkan mineral magnetik yang kuat
b. Hematite (αFe2O3)
Am2/kg dan temperatur Curie 675 oC (Evan dan Heller, 2003). Hematite
memiliki sifat tidak tembus cahaya, mempunyai lapisan merah gelap dan
c. Maghemite (γFe2O3)
sama dengan hematite karena kedua jenis mineral ini mirip dan terletak
19
di posisi yang sama pada diagram terniary, namun tidak memiliki bentuk
d. Ilmenite (FeTiO2)
dengan mempunyai sifat fisik yang berbeda-beda jika dilihat pada semua
keadaan. Ilmenite pada umumnya tersebar banyak pada batuan dan pasir
dan memiliki bentuk kristal yang sama dengan hematite yaitu berbentk
heksagonal.
e. Greigite (Fe3S4)
f. Geothite (αFeOOH)
magnetisasi spontan dengan nilai jauh lebih kecil dari magnetite yaitu
sekitar 2 kA/m dan temperatu Curie 120 oC (Evans dan Heller, 2003).
20
Pada umumnya mineral geothite banyak ditemukan pada tanah dan
sedimen.
walaupun dalam jumlah yang sedikit sekali (Toni, 1995; Schon, 1996).
pada jenis mineral dan ukurannya. Dahulu, hanya mineral magnetite dan
Namun demikian, akhir-akhir ini kajian yang mendalam juga dilakukan pada
(Bijaksana, 2002).
21
0,1% dari massa total batuan atau tanah. Namun demikian, sifat magnetik
batuan terkadang cukup rumit karena batuan atau tanah dapat mempuyai
karena sifat dari suatu mineral magnetik juga dipengaruhi oleh bentuk dan
ukuran dari bulir-bulir (grains) mineral tersebut, aspek bentuk dan ukuran
Singkat kata, bulir berbentuk lonjong akan mempunyai sifat- sifat yang
berbeda dengan bulir berbentuk bola. Di lain pihak, bentuk mineral magnetik
2002).
dan granulometri dari mineral magnetik batuan dapat dianalisis dan dikaitkan
22
0
0
Titanomagnetit Fe3-xTixO4 4,98 130.000-620.000 2.500-12.000
Titanomaghemit Fe(3-x)RTixRO3 4,99 2.800.000 57.000
Ulvospinel Fe2TiO4 4,78 4.800 100
Parameter magnetik telah digunakan: a) untuk menentukan sumber
a. Pengertian
1895. Karena asalnya tidak diketahui waktu itu maka disebut sinar-X.
23
Gambar 10. X-Ray Diffraction
berbeda dan ada juga yang saling menguatkan karena fasanya sama.
berkas difraksi.
Dari prinsip dasar ini, maka dibuatlah berbagai jenis alat yang
24
XRD atau X-Ray Diffraction merupakan salah satu alat yang
jenis struktur, susunan atom yang berbeda pada kristal, adanya ketidak
(Smallman, 2000).
b. Prinsip Kerja
25
Dimana:
θ = sudut difraksi
n = orde (1,2,3,.........n)
kisi dalam kristal tersebut. Sinar yang dibiaskan akan ditangkap oleh
muncul pada pola XRD mewakili satu bidang kristal yang memiliki
standar difraksi sinar-X untuk hampir semua jenis material. Standar ini
26
Gambar 11. Prinsip kerja X-Ray Diffraction
terdiri dari tiga bagian utama, yaitu tabung sinar-X, tempat objek
bentuk grafik.
27
menghasilkan puncak difraksi yang sangat lebar. Lebar puncak difraksi
sempit ukuran garis frinji pada layar. Interferensi celah banyak dengan
sampel.
28
2006). Metode XRF merupakan metode yang cepat karena hanya
bersifat akurat dan tidak merusak. Aplikasi yang dapat diukur dapat
𝑛 𝜆 = 2𝑑 sin 𝜃 (2)
Keterangan :
λ = panjang gelombang
29
Gambar 12. Proses hamburan sinar-X pada permukaan kristal
(Bouwer, 2006)
kristal dengan sudut θ terhadap bidang Bragg yang memiliki jarak d. Beda
jarak jalan sinar harus bernilai n λ. Perbedaan hamburan kedua sinar itu
adalah 2d sin θ yang mana perbedaan didapat d sin θ jarak dari titik C ke
elektron kulit K, sebagian besar dari eksitasinya dalam bentuk foton sinar-
X. Hal ini dapat terjadi apabila sebuah elektron pada kulit luar jatuh ke
30
Gambar 13. Pelepasan elektron (Brouwer, 2006)
sampel tersebut. Hasil keluaran unsur yang diperoleh dari metode XRF
31
Berdasarkan cara analisisnya, metode XRF memiliki dua jenis
spektrometer yaitu :
mulai dari Sodium sampai Uranium yaitu pada range 1-4 eV dan
32
unsur cahaya, semua unsur yang lebih berat
Baik untuk unsur berat
Kurang optimal untuk
unsur cahaya, Baik untuk unsur cahaya,
Kepekaan Baik untuk unsur berat Baik untuk unsur berat
Kurang optimal untuk Baik untuk unsur cahaya,
unsur cahaya, Kurang optimal untuk unsur
Resolusi Baik untuk unsur berat berat
Biaya Relatif murah Relatif mahal
Konsumsi 5-1000 W 200-4000 W
Pengukuran Serentak Berurutan/simultan
Perpindahan
Kritis Tidak ada Kristal, Goniometer
(Sumber : Brouwer, 2006)
seperti olivin, piroksin, ampibol, mika, feldspar dan kuarsa. Pada batuan
beku unsur penyusunnya antara lain Si, Al, Ca, Na, K, Fe, Mg dan O2.
menunjukan kisaran 45% sampai 75% SiO2. Untuk lava yang komposisi
SiO2-nya rendah dari 30% dan tinggi dari 80% sangat sedikit ditemui,
beku andesit dan diorit. Batuan dengan kandungan SiO2 sekitar 70%
33
mengelompokan magma berdasarkan kandungan SiO2 dan komposisi
data geokimia dari batuan gunung api kedalaman dari tempat magma
berikut:
34
0,9
D (4)
B cos
nilai Full Width at Hall Maximum (FWHM) dari puncak difraksi dengan
difraksi tertinggi.
35
BAB III
PEMBAHASAN
Beku Erupsi Gunung Gamalama dan Gunung Talang, ada beberapa bagian dari
a. Preparasi sampel
kecil.
aquades.
Fluorescence)
36
Pada proses karakterisasi sampel dengan menggunakan XRD
Panalytical tipe Expert Pro ditentukan fasa mineral, struktur kristal dan
ukuran kristal dari batuan Gunung Gamalama dan Gunung Talang. Data
dari magma pembentukan batuan, jenis batuan erupsi yang terbentuk dan
Gamalama dan Gunung Talang dapat dilihat pada Tabel 4. Dari tabel
37
berlinit dengan struktur ortorombik. Terbentuknya mineral albit
natrium (Na) dan silika (SiO2). Hal ini juga menunjukan bahwa
Talang tersusun oleh mineral yang bersifat asam (Travis, 1955). Ukuran
kristal dari sampel batuan Gunung Talang dan batu angus berturut-
turut adalah 106,65 nm dan 160,3 nm. Dari ukuran kedua kristal ini
berukuran kecil.
38
Untuk pengujian dengan menggunakan XRF diketahui
kedua sampel batuan dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6. Dari tabel
39
Tabel 5. Konsentrasi unsur dan senyawa batuan Gunung
Gamalama
Unsur Konsentrasi Senyawa Konsentrasi
Si 49,233% SiO 58,485%
Ca 15,733% Al2O3 23,810%
Al 17,023% CaO
2 9,744%
Fe 9,952% Fe2O3 5,546%
K 2,547% Mg 2,736%
Mg 2,410% K2 1,4160%
O
O
Tabel 6. Konsentrasi unsur dan senyawa batuan Gunung Talang
Unsur Konsentrasi Senyawa Konsentrasi
Si 72,681% SiO 75,348%
S 10,938% Al2O3 11,359%
Al 9,772% SO
2 9,963%
K 2,302% K2 9,560%
Fe 1,131% Fe32O3 5,260%
O
maka batu angus (SiO2= 58,485%) terbentuk dari magma dengan komposisi
magma andesit ini kaya akan unsur Al, Ca, Fe dan Mg sehingga memiliki
riolitik rendah akan unsur Fe, Mg dan Ca. Untuk nilai viskositas dari jenis
40
magma riolitik ini tinggi serta kandungan gas yang terlarut dari magma
cukup besar.
sampel batu angus merupakan batuan andesit basal yang berafinitas kalk-
(low-K). Sampel batu angus dengan nilai afinitas magma kalk-alkali kalium
Sampel dari batuan Gunung Talang memiliki cerat (streak) yang lebih terang
dari pada sampel batu angus. Hal ini dikarenakan magma pembentuk batuan
dari sampel batu Gunung Talang lebih bersifat asam dari pada magma
disebabkan karena batu angus mengandung unsur besi (Fe) dan magnesium
sampel tersebut dapat diketahui bahwa batu angus memiliki sifat magnetik
yang lebih besar dari pada batuan Gunung Talang. Konsentrasi hematit
(Fe2O3) dari batu angus dan batuan Gunung Talang berturut-turut adalah
41
5,546% dan 0,526%. Untuk Konsentrasi besi (Fe) pada sampel batu angus
berdasarkan data kandungan SiO2 dan K2O. Untuk estimasi kedalaman dari
Tabel 7.
42
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. a) Preparasi sampel
lebih kecil.
aquades.
Fluorescence)
43
kristal dan ukuran kristal dari batuan Gunung Gamalama dan Gunung
Talang.
batuan Gunung Gamalama lebih bersifat basa dari pada mineral penyusun
44
DA FT AR PUS T AK A
Ibrahim, Bachrul dan Asmita Ahmad. 2012. Buku Ajar Agrogeologi dan
Mineralogi Tanah. Makassar: Universitas Hasanuddin.
45
Ridwansyah, I. 2009. Kajian Morfometri, Zona Perairan dan Stratifikasi
Suhu Danau Diatas, Sumatera Barat. Limnotek, vol XVI, No. 1: 22-32
Smallman R.E, R.J. Bishop. 2000. Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa
Material. Jakarta: Erlangga
Sudaryo dan Sutjipto. 2009. Identifikasi dan penentuan logam berat pada
tanah vulkanik di daerah Cangkringan, Kabupaten Sleman dengan metode
Analisis Aktivasi Neutron Cepat, Seminar Nasional V SDM Teknologi,
Yogyakarta.
46