Konsep Jakarta Menuju Kota Adaptif Transit PDF
Konsep Jakarta Menuju Kota Adaptif Transit PDF
Tahun 2019
Oleh :
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah DKI
Jakarta Tahun 2030, pasal 22, ayat (1), yang menyatakan “Untuk mewujudkan sistem
dan jaringan transportasi darat yang efisien, terpadu dan menyeluruh ditetapkan target
60% (enam puluh persen) perjalanan penduduk menggunakan angkutan umum dan
meningkatkan kecepatan rata-rata jaringan jalan minimum 35 km/jam”.
TINGKATKAN KUALITAS
Angkutan Umum
TEKAN PENGGUNAAN
Angkutan Pribadi
3 konsep besar yang harus dieksekusi dengan berbagai program kebijakan di DKI Jakarta yang terukur, tersetruktur dan
tersistem, sehingga tujuan, ukuran dan target pencapaian dapat tersosialisasi dengan baik ke masyarakat.
ANGKUTAN UMUM akan menjadi sangat menarik orang menggunakannya hanya jika
layanan angkutan umum SAMA ATAU LEBIH BAIK dari angkutan pribadi. Oleh karenanya
kualitan angkutan umum di DKI Jakarta harus terus ditingkatkan.
Semakin Terpadu & Integrasinya TRANSPORTASI PUBLIK DKI Jakarta telah ikut berperan dalam menekan kemacetan s.d.
8 % sejak tahun 2017. Target keluar dari 10 besar kota termacet dunia harus bisa dicapai pada 3 tahun kedepan
DKI JAKARTA dan Jabodetabek, HARUS BERANI menetapkan jadwal layanan untuk semua jenis layanan angkutan
umumnya, sehingga MASYARAKAT lebih ada kepastian dan OPERATOR berusaha untuk menepati jadwal yang ditetapkan.
Perbaikan fisik serta penyediaan fasilitas pendukung harus diperluas dan diteruskan untuk
FIRST MILE dan LAST MILE di DKI Jakarta, sehingga dari permukiman-simpul public
transport-perkantoran ➔ TIDAK LAGI MENGANDALKAN OJEK
Kebijakan pengenaan tarif parkir tinggi dapat diterapka dengan memberlakukan pada
zona-zona tertentu. Beberapa referensi kota dunia dengan penerapan tarif parkir mahal
antara lain London dan Tokyo Rp. 208 ribu/2 jam, Sidney Rp 369 ribu/2 jam, New York
Rp.428 ribu/2 jam.
Selain pengendalian tata ruang wilayah sebagaimana ditetapkan RTRW, pemerintah DKI
Jakarta harus melakukan pengembangan Kawasan-Kawasan TOD (Transit Oriented
Development) pada simpul-simpul transportasi massal, sehingga tulang punggung
pergerakan kota benar-benar bisa ditopang oleh ANGKUTAN UMUM MASSAL baik MRT-
LRT-BRT.
• Transit Oriented Development adalah suatu prinsip pengembangan kota/kawasan dengan mempertimbangkan orientasi
dari fasilitas transit, dengan batasan area yaitu maksimal 2000 kaki dari sekitar fasilitas transit merupakan kawasan yang
terjangkau untuk kenyamanan akses dalam mencapai fasilitas transportasi transit. Kawasan ini dapat berupa mixed-use
(campuran), seperti hunian, komersial, ruang publik, retail, dan lain-lain. (Calthrope-1993).