Gunung Meletus 2-1
Gunung Meletus 2-1
MAKALAH
Di ajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Keperawatan Kegawat Daruratan
Dosen : Rycco Darmareja, S.Kep., Ners
Kelompok 2
Anggota :
David Alex G Riska Puji Astuti
Farhan Hasbullah F Risma Astuti
Gan-Gan Rizkiawan Sintia Rahmawati
Luna Murdini Silvatira Nur A
Neng Nia Siti Shariatul A
Putri Hadiyanti Titim Anggraeni
Putri Oktaviani Tri Isa Agung S
Putut Kancana L Vina Karlina
Ranty Ramadhanty Wida Yanti
Reska Dewi Widi Mulyani
Ridwan Setiawan Wulansari Sumirat
Rika Purnamasari Yuni Apriah
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat,
taufik dan inayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah
guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kegawat Daruratan ini dapat
selesai sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam makalah ini penulis mencoba untuk menjelaskan tentang
“Penanggulangan Pasca Gunung Meletus” bantuan dari berbagai pihak baik
moral maupun materi yang mendorong semangat penulis.
Penulis menyampaikan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Rycco Darmareja, S.Kep.,Ners selaku dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Kegawatdaruratan
2. Kedua orangtua yang selalu memberikan motivasi baik materi maupun non
materi.
3. Teman – teman yang selalu memberikan motivasi.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penulisan maupun dari isi. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada
pembaca.
Penulis berharap dengan adanya Asuhan Keperawatan Makalah ini akan
bermanfaat bagi semua pihak, baik itu penulis, maupun bagi pembaca.
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
BAB IV ................................................................................................................. 37
PENUTUP ............................................................................................................. 37
A. Simpulan .................................................................................................... 37
B. Saran ........................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 39
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut United National Development Program (UNDP), bencana
adalah suatu kejadian yang ekstrim dalam lingkungan alam atau manusia
yang merugikan/mempengaruhi kehidupan manusia, harta benda atau
aktivitas sampai pada tingkat yang menimbulkan bencana. Pengertian lain
tentang bencana seperti yang tercantum pada Undang-Undang Republik
Indonesia No. 24 Tahun 2007, bencana diartikan sebagai peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda dan dampak psikologis. Bencana dapat digolongkan menjadi tiga
yaitu bencana alam, bencana non-alam dan bencana sosial (Undang-
Undang 12 Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007).
Letusan gunung berapi adalah salah satu bencana alam paling
berbahaya dan mengancam hampir setengah miliar orang. Saat ini, ada
sekitar 500 gunung berapi aktif di Bumi dan setiap tahunnya ada 10-40
letusan gunung berapi (Edison, 2019).
Di Indonesia memiliki 80 gunung api aktif dari 129 gunung api
aktif yang diamati dan dipantau secara menerus. Indonesia merupakan
negara kepulauan yang mempunyai busur gunung api terpanjang di dunia.
Indonesia memiliki 127 gunung api aktif, atau sekitar 13% gunung api
aktif di dunia terletak di Indonesia, sehingga menjadikan negara ini
sebagai pemilik gunung api terbanyak di dunia. Sekitar 60% dari jumlah
tersebut adalah gunung api yang memilki potensi bahaya cukup besar bagi
penduduk yang ada di dekatnya, sehingga demi keselamatan dan
kelangsungan hidupnya masyarakat perlu mewaspadai bahaya ini
(Banjarnahor, 2019).
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini yaitu :
“Bagaimana cara mensimulasikan penanggulangan pasca bencana gunung
meletus?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk melakukan simulasi penanganan pasca gunung meletus
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian bencana gunung berapi.
b. Mengetahui dampak pasca gunung meletus.
c. Mengetahui penyebaran lahar pasca gunung meletus.
d. Mengetahui ancaman dari letusan gunung berapi.
e. Mengetahui penanganan Pasca Bencana Gunung meletus.
D. Manfaat
1. Teoritis
Manfaat yang diharapkan menambah referensi dan pengetahuan dalam
bidang ilmu keperawatan yang dapat di kembangkan untuk masyarakat
dan negara yang menghasilkan pengaruh yang baik dalam
penanggulangan pasca bencana gunung meletus.
2. Praktis
a. Bagi Institusi
Di harapkan membantu bertambahnya kumpulan bahan wawasan
bagi mahasiswa khususnya di perpustakaan dan dijadikan acuan
untuk mengembangkan mahasiswa yang dapat membantu
kemajuan penanggulangan bencana.
6
b. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan membuka
wawasan berpikir untuk menjadi perawat profesional yang dapat
dengan cepat dan tepat membantu di dalam keadaan gawat
darurat seperti saat sudah terjadinya bencana .
c. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat di implementasikan saat terjadi bencana agar
membantu pemerintah untuk memperkecil adanya kerugian
nyawa, material dan lain - lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang
dikenal dengan istilah “erupsi”. Hampir semua kegiatan gunungapi
berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas
lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu
yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang
merupakan cairan pijar (magma). Magma akan mengintrusi batuan atau
tanah di sekitarnya melalui rekahan-rekahan mendekati permukaan bumi
(Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2012).
Gunung meletus adalah fenomena alam yang terjadi akibat adanya
endapan magma pada perut bumi dan disemburkan oleh gas yang memiliki
kekuatan tinggi (Fatma, 2017).
Letusan gunung berapi terjadi ketika lava dan gas dikeluarkan
melalui ventilasi mekanik. Konsekuensi dari fenomena ini adalah
perpindahan penduduk menuju ke wilayah yang lebih amandari aliran
lahar (Internasional Federation of Red Cross and Red Crescent
Socienties, 2018).
Jadi, gunung meletus adalah hasil aktivitas vulkanik atau erupsi
dari gunung berapi yang mengeluarkan aliran lava yang mampu
melelehkan material sekitar gunung sehingga penduduk sekitar gunung
harus berpindah ke wilayah yang aman dari aliran lahar.
7
8
keras. Pada umumnya erupsi ini dikenal sebagai letusan gunung berapi.
Adapun contoh dari erupsi eksplosif antara lain adalah erupsi gunung
Krakatau.
2. Erupsi secara Efusif
Erupsi efusif adalah proses keluarnya magma yang berbentuk lelehan
lava. Erupsi ini terjadi akibat adanya tekanan gas yang tidak begitu
kuat sehingga magma kental dan lava pijar tumpah dan kemudian
mengalir ke lereng puncak gunung. Adapun contoh dari erupsi efusif
adalah erupsi Gunung Merapi.
3. Lahar dingin dan panas dapat merusak rumah, jembatan, dan daerah
pertanian.
4. Bahan atau mineral yang dikeluarkan Gunung berapi kadang berhenti
dipuncak-puncak lereng dan turun bersama air hujan sebagai lahar
dingin dan membahayakan penduduk dibawahnya.
11) Jika ada banyak abu di tendon air, jangan gunakan air dalam
tandon tersebut untuk mesin cuci maupun mesin cuci piring.
Air terkontaminasi abu gunungapi dapat menyebabkan risiko
kesehatan.
2. Rekonstruksi
Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana, kelembagaan pada wilayah pasca bencana, baik pada tingkat
pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan
berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial, budaya, tegaknya
hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam
segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana.
Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan pemulihan awal meliputi:
a. Sektor perumahan, antara lain melalui :
1) Pembuatan panduan dan prinsip mekanisme subsidi rumah.
2) Fasilitasi pengorganisasian pembersihan rumah dan
lingkungan berbasis masyarakat.
3) Fasilitasi pengelolaan hunian sementara.
b. Sektor infrastruktur, antara lain melalui:
1) Fasilitasi rembug desa untuk pembangunan kembali jalan dan
jembatan desa.
2) Fasilitasi pengelolaan air bersih dan jamban.
c. Sektor sosial, antara lain melalui:
1) Penyediaan layanan trauma healing.
Terkait pasca erupsi gunung api dampak psikologis pada
korban yang selamat (survivor) terutama yang masih berada
di lokasi pengungsian berkembang seiring waktu dan kondisi
sosial pascabencana. Kondisi psikologis yang muncul
ditengarai seperti gejala depresi dan stres. Umumnya yang
muncul di pengungsian adalah rasa jenuh dan gejala stres
berkaitan dengan perasaan kehilangan keluarga, tempat
tinggal, pekerjaan, dan harta benda. Kondisi tersebut juga
12
b) Orang Dewasa
Beberapa pendekatan psikologis yang dapat dilakukan
untuk membantu pemulihan masyarakat dewasa yang
menjadi korban erupsi, yakni:
(1) Mengadakan kegiatan siraman rohani dengan
mendatangkan ulama (bagi muslim) atau pendeta
(bagi nasrani). Hal ini perlu diberikan sebagai
motivasi bagi masyarakat agar tetap semangat dan
tabah menghadapi cobaan yang mereka alami. Selain
itu, siraman rohani juga diperlukan untuk mengajak
masyarakat berfikiran positif, mengingatkan mereka
untuk selalu beribadah, sembari bersyukur dan
menerima segala yang terjadi dengan ikhlas, serta
memberikan pengertian bahwa terdapat hikmah di
balik peristiwa yang mereka alami saat ini. Semua
hal tersebut dilakukan melalui pendekatan
ketuhanan.
(2) Memberikan pendidikan dan pelatihan masyarakat
Sinabung tentang reseliensi atau ketangguhan untuk
antisipasi datangnya bencana. Hal ini juga perlu
dilaksanakan karena masyarakat Karo khususnya
belum memiliki kearifan lokal menghadapi bencana
erupsi.
(3) Membimbing para survivor erupsi untuk bisa hidup
normal setelah sekian lama di tempat pengungsian.
Hal ini terkait dengan kebiasaan mereka yang hilang
selama di tempat pengungsian, bagaimana mereka
melanjutkan hidup secara normal, bagaimana
memulai pekerjaan, termasuk bagaimana mereka
beradaptasi di lingkungan yang baru seperti di
hunian tetap yang saat ini dalam proses pengerjaan.
14
= Ketua Relawan
= Relawan
Gambar 1. Di dalam Tenda
16
17
b. Properti
d. Papan dada
e. Alat tulis
f. Name tag
g. Pulpen
h. Toa Megaphone
4. Tindakan
Ketua Relawan mengumpulkan para relawan untuk breafing
mengenai tugas masing-masing para relawan.
Ketua Relawan : “Selamat Pagi”
Relawan : “ Pagi-pagi-pagi luar biasa tetap semangat “
Ketua Relawan : “Baiklah sekarang kita berada dititik aman pasca
bencana gunung meletus tangkuban perahu hari kamis pada pukul
03.00 dini hari, seperti tujuan awal kita datang kesini yaitu untuk
mengevakuasi para korban bencana yg terdapat dipengungsian. Nah
untuk selanjutnya akan dijelaskan kembali mengenai tugas-tugas
relawan yg akan disampaikan oleh wakil ketua.”
Wakil Ketua : “Baik terimakasih, disini saya akan menjelaskan
mengenai tugas-tugas para relawan dalam mengevakuasi para korban
bencana yg berada dipengungsian.
Tugas Relawan 1 : Menjelaskan mengenai hal yang harus dilakukan
korban setelah terjadinya bencana gunung meletus.
Tugas Relawan 2 : Menjelaskan mengenai hal yang harus dilakukan
para korban saat terjadi hujan abu vulkanik.
Tugas Relawan 3 : Membagikan masker kepada para korban bencana
serta Menjelaskan cara penggunaan masker yang baik kepada para
korban bencana.
Tugas Relawan 4 : Membagikan ketersediaan makanan dan minuman
bagi para korban.
Apakah ada pertanyaan mengenai pembagian tugas masing-masing?
Relawan : “siap tidak”
18
B. Scene 2
Setting :
1. Peran :
a. Korban
1) Reska Dewi
2) Yuni Apriah
3) Widi M
4) Farhan
5) Luna M
6) Putri Oktaviani
7) Siti Sariatul
8) Risma Astuti
9) Putri Hadiyanti
10) Pututt Kancana L
11) Ranty Ramadhanty
12) Vina Karlina
13) Wulansari Sumirat
b. Relawan
Titim Anggraeni (Relawan 1)
2. Tempat :
Dipengungsian (tenda) ± 5 KM dari bencana gunung meletus
(Tangkuban Perahu)
19
Keterangan :
= Relawan
= Korban
Gambar 2. Dipengungsian
D. Scene 4
Setting :
1. Peran
a. Relawan
Gangan Rizkiawan
b. Korban
1) Reska Dewi
2) Yuni Apriah
3) Widi M
4) Farhan
5) Luna M
6) Putri Oktaviani
7) Siti Sariatul
8) Risma Astuti
9) Putri Hadiyanti
10) Putut Kancana L
11) Ranty Ramadhanty
12) Vina Karlina
13) Wulansari Sumirat
2. Tempat :
Dipengungsian (tenda) ± 5 KM dari bencana gunung meletus (
Tangkuban Perahu )
23
Keterangan :
= Relawan
= Korban
Keterangan :
= Relawan
= Korban
Keterangan :
= Korban
27
4. Tindakan
Relawan 2 mengeluh dengan keadaan dirinya yang ingin pulang
karena sudah merasa lelah dengan keadaan dipengungsian. Kemudian
relawan 1 mencoba untuk menenangkan.
Sintia : “hey ris mau kemana kamu?”
Neng Nia : “aku gak betah dsini, aku mau pulang”
Sintia : “trus ini gimana?”
Neng Nia : “suami dan anak saya nunggu disana dirumah, saya stress
disini saya cape.”
28
Sintia : “(menarik tangan dan memeluk) sabar bu, ini kan tugas
kita sebagai relawan, kita harus ikhlas membantu orang-orang yang
sedang membutuhkan pertolongan kita, semoga lelah kita menjadi
lillah.”
G. Scene 7
Setting :
1. Peran
a. Korban
1) Risma Astuti
2) Yuni Apriah
3) Wulansari Sumirat
4) Widi Mulyani
5) Reska Dewi
6) Farhan Hasbullah
7) Luna Murdini
8) Siti Sariatul
2. Tempat
Dipengungsian (tenda) ± 5 KM dari bencana gunung meletus (
Tangkuban Perahu)
Keterangan :
= Korban
H. Scene 8
Setting :
1. Peran
a. Ahli Agama
Ridwan Setiawan
b. Korban
1) Widi Mulyani
2) Risma Astuti
3) Yuni Apriah
4) Wulansari Sumirat
2. Tempat
Dipengungsian (tenda) ± 5 KM dari bencana gunung meletus (
Tangkuban Perahu)
Keterangan :
= Ahli Agama
= Korban
I. Scene 9
Tindakan
Mengatasi trauma healing kepada korban anak-anak yaitu dengan
menggunakan terapi berupa permainan seperti menggambar, menari,
bercerita, menonton film kartun atau film anak anak lainnya.
Menampilkan video terapi permainan kepada anak-anak korban
bencana alam.
J. Scene 10
Tindakan
Rekontruksi
Menampilkan video rekontruksi seperti pembersihan rumah dan
lingkungan, fasilitasi pengelolaan hunian sementara,
Beberapa Hari Kemudian
K. Scene 11
Setting :
1. Peran :
a. Reporter lapangan : Wida Yanti
b. Presenter : Riska Puji Astuti
c. Ketua BNPB : Putri Oktaviani
2. Tempat
Keterangan :
= Background
= Presenter
= Meja
= Laptop
32
Keterangan :
= Tenda
= Reporter lapangan
= Ketua BNPB
L. Scene 11
Setting :
1. Peran
a. Relawan
David Alex Ginting
b. Korban
1) Reska Dewi 9) Risma Astuti
2) Yuni Apriah 10) Putri Hadiyanti
3) Widi M 11) Putut Kancana L
4) Farhan 12) Ranty Ramadanty
5) Luna M 13) Vina Karlina
6) Putri Oktaviani 14) Wulansari
7) Neng Nia Sumirat
8) Siti Sariatul
2. Tempat
Dipengungsian (tenda) jarak kurang lebih 5 KM dari tempat bencana.
Keterangan :
= Ketua Relawan
= Wakil Ketua Relawan
= korban
35
Korban : “Alhamdulillah.”
Farhan : “yang bener pak?”
Ketua Relawan : “betul pak, tetapi bapa-ibu sekalian harus
tetap waspada akan datangnya erupsi susulan. Maka dari sekarang ibu-
ibu bapa-bapa sudah boleh membereskan barang-barang dari mulai
sekarang.
Wakil Ketua Relawan : “apabila dari ibu dan bapa sekalian
membutuhkan bantuan tenaga angkutan, bisa menghubungi pihak
relawan.”
Ketua Relawan : “baiklah, kami dari pihak relawan meminta
maaf apabila selama kami disini mempunya kesalahan ataupun
kekurangan, kami mohon maaf sebesar-besarnya. Terimakasih atas
segala perhatian.
Narasi : Seluruh korban pengungsian kembali ke tempat tinggal
masing-masing.
TAMAT
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Gunung Meletus adalah bagian dari aktivitas vulkanik, semua
kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif. Erupsi
terjadi akibat dari adanya endapan magma pada perut bumi dan
disemburkan mengakibatkan perubahan tekanan dan suhu yang sangat
tinggi, sehingga mampu melelehkan material disekitarnya, yaitu cairan
pijar (magma).
Oleh karena itu, bencana dan bahaya letusan gunung berapi
berpengaruh secara langsung dan tidak langsung, serta dapat merusak
kehidupan bagi makhluk hidup, bahaya langsung adalah bahaya yang di
akibatkan oleh material yang dikeluarkan secara langsung misalnya aliran
lava, aliran awan panas, abu vulkanik, dan lontaran batu (pijar).
Akibat adanya itu sebagai cara penanggulangan pasca bencana
pemerintah menetapkan rehabilitasi dan rekonstruksi sebagai inti dari
rencana pemulihan. Periode ini merupakan rangkaian setelah rencana
darurat, berfokus pada aktivitas yang bertujuan memberikan kemampuan
bagi korban untuk memulihkan kehidupan yang normal, layak, dan juga
sebagai sarana untuk mata pencaharian.
B. Saran
Menyadari pentingnya memahami mengenai penanggulangan pasca
gunung meletus, maka penyusun dapat memberikan saran untuk bahan
pertimbangan dan menyempurnakan makalah ini agar:
1. Teoritis
Bagi pembuat makalah selanjutnya diharapkan dapat menambah
referensi dan dan pengetahuan dalam bidang ilmu keperawatan,
sehingga dapat dikembangkan pada masyarakat dan negara. Sehingga
37
38
39