Anda di halaman 1dari 18

Konsep Dasar

“KANKER PAYUDARA“

A. PENGERTIAN.
Kanker payudara gangguan pertumbuhan seluler jaringan
mammae yang mengakibatkan kegagalan mengontrol proliferasi
dan maturasi sel mammae.

B. MORFOLOGI DAN FISIOLOGI.


Payudara adalah alat yang khas untuk makhluk hidup
menyusui jumlahnya satu pasang berbentuk kuncup.
Payudara terletak pada kosta ke 2 atau ke 3 sampai ke tulang
rawan iga ke 7 dari garis axilla depan sampai ke pinggir
sternum akan tetapi tidak jarang sampai ke muskulus
latissimus dorsi.
Payudara terdiri dari 3 unsur, yaitu: kelenjar, areola dan puting
susu.
Perubahan fisiologis kelenjar payudara, yakni:
a. Pertumbuhan dan involusi kelenjar payudara.
b. Perubahan kelenjar payudara berhubungan dengan haid.
c. Perubahan payudara pada waktu hamil dan laktasi.

C. ETIOLOGI.
Tidak diketahui dengan pasti, namun faktor resiko diduga
berhubungan dengan:
 Umur > 30 tahun
 Melahirkan anak pertama pada usia > 35 tahun
 Tidak kawin
 Usia menarche < 12 tahun
 Usia menopause > 55 tahun
 Riwayat keluarga dengan kanker payudara
 Konstrasepsi oral pada pasien tumor jinak payudara
 Pasien pernah mengalami infeksi, trauma, operasi tumor
jinak mammae
 Terapi hormonal lama
 Punya kanker kontralateral
 Pernah menjalani operasi ginekologis
 Pernah mengalami radiasi di daerah dada

D.PATOFISIOLOGI.
Payudara memiliki reseptor estrogen dan progesteron.
Komplek hormon estrogen reseptor diteruskan ke dalam inti sel
dan hormon akan memerintahkan gen yang berakibat pada
pembelahan sel dan sintesis reseptor progesteron. Karena
terdapat pengaruh genetika dan ketidakseimbangan hormonal,
maka akan mengganggu reseptor hormon dalam sel epitel
payudara yang menyebabkan hyperplasia epitel dan mungkin
bekerja sebagai promotor untuk proses karsinogenik.

E. PENGGOLONGAN KARSINOMA PAYUDARA.


1. Berasal dari duktus.

a. Tanpa Infiltrasi.
 Karsinoma intraduktus
 Karsinoma papiler intraduktus
b. Dengan Infiltrasi.
 Bentuk sederhana (karsinoma Scirrhous)
 Karsinoma medular
 Karsinoma koloid
 Penyakit paget
 Karsinoma tubular.
2. Berasal dari Lobulus.

a. Tanpa Infiltrasi (Karsinoma Lobular in


Situ).
b. Dengan Infiltrasi (Karsinoma Lobular).

F. MANIFESTASI KLINIS.
o Benjolan di payudara.
o Rasa sakit, nyeri.
o Keluar cairan dari puting susu.

o Timbul kelainan kulit  merah, ulserasi, peau d’orange.


o Pembesaran kelenjar getah bening.

G.PEMERIKSAAN PENUNJANG.
o USG Payudara  untuk membedakan tumor yang solid dan
kistik.
o Mammografi
 Tanda primer : fibrosis reaktif, mikrokalsifikasi,
distorsi struktur mammae
 Tanda sekunder : retraksi, penebalan kulit, hiper-
vaskularisasi, posisi papila dan
areola berubah.
o Aspirasi jarum halus
o Foto thorax, Bone survey, USG abdomen  menentukan
metastasis.
H.DIAGNOSIS.
Ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologis:
1. Biopsi eksisi, bila tumor < 5 cm.

2. Biopsi insisi, tumor lebih besar > 5 cm.

I. KLASIFIKASI TNM PAYUDARA.


Tx : Tumor Primer Tidak Dapat Ditentukan
To : Tidak Terbukti Ada Tumor Primer
Tis : Kanker In Situ
T1 : Tumor < 2 cm
T1a : Tumor < 0,5 cm
T1b : Tumor 0,5 - 1 cm
T1c : Tumor 1 – 2 cm
T2 : Tumor 2 – 5 cm
T3 : Tumor > 5 cm
T4 : Penyebaran Ke Dinding Dada / Kulit
T4a : Melekat Pada Dinding Dada
T4b : Edema, Peau D’orange, Ulserasi Kulit, Nodul Satelit
Pada Payudara yang Sama
T4c : T4a Dan T4b
T4d : Karsinoma Inflamatoir
Nx : Pembesaran Kelenjar Regional Tidak Dapat
Ditentukan
No : Tidak Teraba Kelenjar Axilla
N1 : Teraba Pembesaran Kelenjar Axilla, Homolateral
Yang Tidak Melekat.
N2 : Pembesaran Kelenjar Axilla Dan Melekat Satu
Sama Lain / Pada Jaringan Sekitar
N3 : Terdapat Pembesaran Kelenjar Mammaria Interna
Homolateral
Mx : Metastasis Jauh Tidak Dapat Ditentukan
Mo : Tidak Ada Metastasis Jauh
M1 : Metastasis Jauh Sampai Ke Kelenjar
Supraklavikula

Stadium Kanker Payudara


Stadium I : Ukuran < 2 Cm Tidak Terfiksasi Pada Kulit /
Otot Pektoralis Tanpa Dugaan Metastasis Axilla
II : 2 – 5 Cm, Metastasis Ke Axilla
IIIa : > 5 Cm, Metastasis Axilla yang Melekat
IIIb : Metastasis Infra / Supra Klavikula,
Menginfiltrasi Dinding Dada
IV : Metastasis Jauh

J. PENATALAKSANAAN.
1. Stadium I dan II dilakukan mastektomy radikal bila
ada metastasis dilanjutkan dengan radiasi regional dan
kemoterapi.
2. Stadium III-a dilakukan mastektomy radikal ditambah
kemoterapi.
3. Stadium III-b dilakukan biopsi insisi dilanjutkan
radiasi bila relaps tambahkan pengobatan hormonal dan
kemoterapi.
4. Stadium IV.
Premenopause : ooforektomi bilateral.
Menopause : efek estrogen.
Pasca menopause : obat hormonal.

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN KANKER PAYUDARA

PENGKAJIAN
1. Identitas.
2. Riwayat Kesehatan.
 Keluhan Utama.
Ada benjolan di payudara, nyeri.
 Riwayat Penyakit Sekarang.
Benjolan dapat diraba dan menimbulkan rasa sakit, dari
putting susu keluar cairan, kulit di sekitar payudara tampak
merah dan peau d’orange.
 Riwayat Penyakit Dahulu.
Tanyakan pada klien:
 Apakah menstruasi lebih awal.
 Menopause lambat.
 Pengobatan dengan hormon pasca menopause.
 Pernah mengalami penyakit fibrokistik.
 Riwayat Penyakit Keluarga.
Apakah ada keluarga yang menderita kanker payudara dari
pihak saudara perempuan.
3. Pemeriksaan Fisik.
1. Posisi duduk.
Inspeksi
Dengan posisi tangan jatuh bebas ke samping dan
pemeriksaan berdiri di sisi depan dalam posisi lebih kurang
sama tinggi.
 Lihat keadaan payudara kiri dan kanan
 Simetris atau tidak.
 Ada kelainan papila / tidak.
 Letak dan bentuk
 Retraksi puting.
 Kelainan kulit: peau d’orange, ulserasi, tanda radang.
Pasien dengan ke dua lengan di angkat ke atas, untuk
melihat apakah ada bayangan tumor di bawah kulit yang
ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal.
2. Posisi berbaring.
Punggung di ganjal bantal.
Palpasi
 Kranial setinggi iga ke 2 sampai distal setinggi iga ke 6.
 Daerah sub areolar dan papila lakukan secara
sentrifugal.
 Tekan daerah papila lakukan untuk melihat apa ada
aliran yang keluar.
 Tetapkan keadaan.
3. Periksa kelenjar getah bening di daerah axilla, supra
dan infra klavikula, leher.
4. Metastasis ke organ lain. Metastasis jauh dapat
timbul gejala-gejala.
 Otak : nyeri kepala, mual / muntah, epilepsi, ataxia,
paresis, paralisis.
 Paru : efusi, sesak nafas.
 Hepar : ikterus.
 Tulang : nyeri patah tulang.
KEMUNGKINAN DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG
MUNCUL PADA KLIEN DENGAN KANKER
PAYUDARA.

1. Ansietas yang berhubungan dengan krisis situasi (kanker),


ditandai dengan:
 Peningkatan ketegangan, gemetar, gelisah, ketakutan.
 Mengekspresikan masalah mengenai perubahan dalam
kejadian hidup.
 Stimulasi simpatis.
Tujuan:
o Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan
dan berkurangnya rasa takut.
o Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada
tingkat yang dapat di atasi.
o Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif
dan partisipasi aktif dalam aturan pengobatan.
Intervensi:
 Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran
dan perasaan.
 Berikan lingkungan terbuka di mana klien
merasa aman untuk mendiskusikan perasaan.
 Pertahankan kontak sering dengan klien.
 Bantu klien / orang terdekat dalam
mengenali dan mengklarifikasi rasa takut untuk memulai
mengembangkan strategi koping untuk menghadapi rasa
takut.
 Berikan informasi akurat, konsisten
mengenai prognosis.
 Jelaskan pengobatan yang dianjurkan,
tujuannya, dan potensial efek samping.
 Waspada pada tanda denial / depresi.
 Dorong dan kembangkan interaksi pasien
dengan sistem pendukung.
 Berikan informasi yang dapat di percaya dan
konsisten.

2. Gangguan harga diri berhubungan dengan biofisikal (kecacatan


bedah), ditandai dengan:
 Mengungkapkan perubahan dalam gaya hidup tentang
tubuh, perasaan tidak berdaya, putus asa dan tidak
mampu.
 Pre okupasi dengan perubahan atau kehilangan.
 Perubahan pada persepsi diri.
Tujuan:
o Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan
tubuh, penerimaan diri dalam situasi.
o Mulai mengembangkan mekanisme koping untuk
menghadapi masalah secara efektif.
o Mendemonstrasikan adaptasi terhadap
perubahan / kejadian yang telah terjadi.
Intervensi:
 Diskusikan dengan klien / orang terdekat
bagaimana diagnosis dan pengobatan yang mempengaruhi
kehidupan pribadi klien / rumah dan aktivitas kerja.
 Tinjau ulang efek samping yang berkenaan dengan
pengobatan tertentu.
 Akui kesulitan klien yang mungkin dialami, berikan
informasi bahwa konseling perlu dan penting dalam proses
adaptasi.
 Berikan dukungan untuk klien / orang terdekat
selama tes diagnostik dan fase pengobatan.
 Rujuk pada konseling profesional bila
diindikasikan.
3. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit, ditandai
dengan :
 Keluhan nyeri.
 Distraksi / perilaku berhati-hati.
 Respon autonomik / gelisah.
Tujuan:
o Melaporkan penghilangan nyeri
maksimal / kontrol dengan pengaruh minimal pada AKS.
o Mengikuti aturan farmakologis
yang ditentukan.
o Mendemonstrasikan penggunaan
keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan sesuai indikasi
untuk situasi individu.
Intervensi:
 Tentukan riwayat nyeri, misal: lokasi, frekuensi,
durasi dan intensitas (skala 0 – 10) dan tindakan
penghilangan yang digunakan.
 Evaluasi / sadari terapi tertentu, misal:
pembedahan, radiasi, kemoterapi, bioterapi.
 Berikan tindakan kenyamanan dasar, misal:
reposisi dan aktivitas hiburan.
 Dorong penggunaan keterampilan manajemen
nyeri, misal: teknik relaksasi, visualisasi, tertawa, musik,
sentuhan terapeutik.
 Beri analgesik sesuai indikasi.

4. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan


kebutuhan pengobatan yang berhubungan dengan kurangnya
informasi dan keterbatasan kognitif, ditandai dengan:
 Pernyataan / meminta informasi, mengungkapkan
masalah.
 Ketidakakuratan mengikuti instruksi / terjadinya
komplikasi yang dapat dicegah.
Tujuan:
o Mengungkapkan informasi
akurat tentang diagnosa dan aturan pengobatan pada
tingkat kesiapan diri sendiri.
o Melakukan dengan benar
prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan tindakan.
o Melakukan perubahan gaya
hidup yang perlu dan berpartisipasi dalam aturan
pengobatan.
Intervensi:
 Tinjau ulang dengan klien tentang pemahaman
diagnosa, alternatif pengobatan dan sifat harapan.
 Berikan informasi yang jelas dan kaurat dalam cara
yang nyata tetapi sensitif.
 Berikan pedoman antisipasi pada klien / orang
terdekat mengenai protokol pengobatan, lama terapi, hasil
yang diharapkan, kemungkinan efek samping.
 Berikan materi tertulis tentang kanker dan
pengobatan.
 Beritahu kebutuhan perawatan khusus di rumah,
misal: kemampuan untuk hidup sendiri, melakukan
pengobatan atau prosedur yang diperlukan.
 Tinjau tanda dan gejala, kebutuhan evaluasi medis,
misal: infeksi, perlambatan penyembuhan, reaksi obat,
peningkatan nyeri (tergantung pada situasi individu).
 Tekankan pentingnya evaluasi medis.

MASTEKTOMY
A. DEFINISI
Mastektomy adalah pengangkatan seluruh/sebagian payudara
disebabkan oleh kanker payudara stadium I atau II. Sedangkan
untuk kanker stadium III dan IV dilakukan kombinasi dari
kemoterapi, terapi radiasi dan hormon.
Pada wanita pra menopause dengan kanker payudara dapat
dilakukan terapi hormonal yang terdiri dari androgen atau
antiestrogen sebab kanker payudara pada wanita sering
tergantung pada estrogen atau testosteron.

B. JENIS
Hasil pembedahan tergantung dari jenis pembedahan.
1) Lumpektomy atau mastektomy parsial
a. Protesis payudara tidak dibutuhkan.
b. Limfadema tidak dibutuhkan
c. Terapi radiasi sering dilakukan setelah pembedahan

2) Mastektomy sederhana atau modifikasi mastektomy radikal


Protesis payudara dilakukan karena seluruh payudara dapat
dilakukan dengan segera oleh seorang ahli bedah plastik
setelah mastektomy untuk menghindari perawatan yang
kedua kali atau setelah penyembuhan luka insisi dan terapi
radiasi, karena tindakan itu dapat berpengaruh kurang baik
pada mastektomy.
Klien sering berpikir buruk dan terasa terancam hidupnya
karena kanker mamae, resiko metastase selalu muncul
karena tindakan pembedahan.

C. PERSIAPAN PRA OPERASI DAN POST OPERASI


Hampir sama dengan persiapan pasien bedah lain. Selain
operasi pasien dapat segera kembali ke ruang perawatan bedah
dengan:
 Infus intra vena
 Alat drainase pada luka
 Balutan daerah luka
 Penyangga lengan dengan bantal
Berdasarkan instruksi dokter, latihan pada bahu dapat
dilakukan pada hari pertama pasca operasi atau ditunda
sampai alat drainase dilepas.

D. RENCANA PERAWATAN TERINTERAKSI


1) Kehilangan
2) Perawatan pra operasi dan pasca operasi

E. PERAWATAN PULANG
1) Perawatan lanjutan
2) Tanda dan gejala dari luka
3) Latihan pemulihan
4) Pelayanan dukungan dari masyarakat

KONSEP DASAR ASUHAN


KEPERAWATAN
MASEKTOMY
A. PENGKAJIAN DATA DASAR
1) Riwayat atau adanya faktor resiko
- Pasca menopause pada wanita multipara
- Wanita yang mempunyai riwayat kanker payudara
2) Pemeriksaan fisik dasar pada pemeriksaan umum
Pemeriksaan payudara terhadap abnormalitas ditemukan:
- Tanda primer: keras, tidak bergerak, tidak teratur,
menggumpal bila diraba.
- Tanda sekunder: penyebab metastase
 Puting susu mengeluarkan cairan bening, susu atau
darah.
 Perubahan warna kulit payudara (kemerahan,
bengkak, bersisik, berlekuk-lekuk).
 Puting susu masuk ke dalam.
3) Pemeriksaan diagnostik
 Biopsi untuk membuktikan adanya tanda kanker.
 Reseptor estrogen diuji melalui pemeriksaan spesimen
jaringan yang diperoleh melalui biopsi, jika terkena
jaringan akan sensitif terhadap hormon.
Pasien dengan kanker payudara sensitif terhadap hormon
dan berespons baik terhadap terapi hormon.
Mamografi digunakan untuk menentukan adanya masa
kistik atau padat.
4) Kaji pengetahuan klien tentang pemeriksaan pada payudara
sendiri.

B. PENGKAJIAN PASCA OPERASI


Observasi:
- Hemorogik
- Oedem lengan yang sakit, limfadema
- Ateletaksis
- Perubahan emosional atau perilaku yang berhubungan
dengan ansietas, depresi, marah, menarik diri, perasaan
putus asa, perubahan citra tubuh.
- Insisi: daerah insisi ada kemerahan, nyeri, bengkak,
drainase.
- Drainase luka.

C. POTENSIAL KOMPLIKASI
- Syok hemorogik
- Infeksi
- Kerusakan fleksus brachialis: kontraktur, otot memendek
- Pneumonia.

D. PERAWATAN SEGERA PASCA OPERASI


 Tempatkan klien dalam posisi yang nyaman
 Berikan cairan parenteral jika dipesankan
 Ukur intake dan out put
 Kosongkan drain luka dan ukur cairan setiap 8 jam
 Bantu dan anjurkan untuk mengubah posisi, batuk dan
napas dalam setiap 2 jam.
 Auskultasi dada terhadap bunyi napas setiap 4 jam
 Gunakan balutan tekan
 Laksanakan latihan rentang gerak

E. DIAGNOSA YANG SERING MUNCUL PASCA OPERASI


1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan
kulit, perubahan pada elastisitas
INTERVENSI:
 Kaji balutan/luka untuk karakteristik drainase, awasi
jumlah, oedem, kemerahan, nyeri pada insisi dan lengan,
awasi suhu.
 Tempatkan klien pada posisi semi fowler.
 Jangan melakukan pengukuran TD, menginjeksi obat
secara IV pada lengan yang sakit.
 Kolaborasi: antibiotik sesuai indikasi.

2. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan,


trauma jaringan
INTERVENSI:
 Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, lama dan
intensitas.
 Diskusikan sensasi adanya payudara normal.
 Beri obat nyeri yang tepat dengan teratur.
 Kolaborasi: berikan analgetik sesuai indikasi.

3. Harga diri (gangguan) berhubungan dengan prosedur


pembedahan yang mengubah gambaran diri.
INTERVENSI:
 Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan.
 Diskusikan tanda dan gejala depresi dengan klien/orang
terdekat.
 Berikan penguatan positif untuk peningkatan dan
partisipasi perawatan diri.
 Kaji ulang kemungkinan untuk bedah rekonstruksi dan
prostetik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Doenges, Marilynn, et all. 1999. Rencana Asuhan


Keperawatan. Edisi 3. Penerbit: EGC, Jakarta.

2. Mansjoer, Arief. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3.


Jilid 1. Penerbit: FKUI, Jakarta.

3. Tucker, Martin Susan, et all. 1998. Standar Perawatan Pasien;


Proses Keperawatan, Diagnosis dan Evaluasi. Edisi 5.
Penerbit: EGC, Jakarta.

4. Robbins dan Kumar. 1995. Patologi II. Edisi 4. Penerbit: EGC,


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai