Anda di halaman 1dari 3

TEKNIK AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Pendahuluan

Persamaan akuntansi merupakan filosofi dasar yang sangat penting dalam


akuntansi. Persamaan akuntansi merefleksikan karakteristik sebuah organisasi
atau entitas akuntansi dalam teknik-teknik dasarnya. Organisasi pemerintahan
adalah sebuah organisasi khas dengan karakteristik tersendiri yang secara
signifikan memberikan pengaruh dalam desain dan struktur akuntansi.
Organisasi pemerintahan tidak mencari laba. Karakteristik utama ini memberikan
pengaruh signifikan dalam desain persamaan dalam akuntansi pemerintahan.
Dengan tidak adanya laba, maka tidak ada akumulasi kekayaan yang menjadi hak
pemilik yang dilambangkan dalam ekuitas, seperti yang dikenal dalam akuntansi
perusahaan.

Dengan demikian, kekayaan bersih yang dimiliki baik karena investasi maupun
akumulasi hasil operasi bukanlah sebuah ekuitas yang dimiliki seseorang, tetapi
lebih merupakan informasi bagi masyarakat tentang jumlah kekayaan bersih
pemerintah yang tersedia (available) untuk digunakan dalam menjalankan
program-programnya.

Dalam akuntansi komersial, kita mengenal persamaan akuntansi sebagai berikut:

ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS

Persamaan tersebut, dalam akuntansi pemerintahan berubah menjadi :

ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA

Artinya, seluruh sumber daya yang dimiliki pemerintah merupakan kekayaan yang
memiliki batasan penggunaan, yaitu untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan
pemerintah.
Dalam praktik akuntansi pemerintah, terdapat empat macam basis akuntansi yang
biasa digunakan, antara lain :

1. Basis kas

2. Basis Akrual

3. Basis Kas modifiasi

4. Basis Akrual modifikasi.

Teknik Akuntansi Pemerintah memiliki 2 tipe pencatatan transaksi yaitu, Akuntansi


Anggaran dan Akuntansi komitmen. Dimana dalam praktiknya Akuntansi Anggaran
lebih mengacu pada praktik yang telah dilakukan oleh banyak organisasi sektor
publik, dengan menyajikan akun-akun operasinya menggunakan format yang
sama dengan anggarannya. Sedangkan pada akuntansi komitmen mengakui
transaksi ketika organisasi telah memiliki komitmen untuk melakukan organisasi
tersebut.
Pembahasan Kasus

Manipulasi Laporan Keuangan PT KAI

Transparansi serta kejujuran dalam pengelolaan lembaga yang merupakan salah satu
derivasi amanah reformasi ternyata belum sepenuhnya dilaksanakan oleh salah satu badan
usaha milik negara, yakni PT Kereta Api Indonesia. Dalam laporan kinerja keuangan tahunan
yang diterbitkannya pada tahun 2005, ia mengumumkan bahwa keuntungan sebesar Rp. 6,90
milyar telah diraihnya. Padahal, apabila dicermati, sebenarnya ia harus dinyatakan menderita
kerugian sebesar Rp. 63 milyar.

Kerugian ini terjadi karena PT Kereta Api Indonesia telah tiga tahun tidak dapat menagih
pajak pihak ketiga. Tetapi, dalam laporan keuangan itu, pajak pihak ketiga dinyatakan sebagai
pendapatan. Padahanl, berdasarkan standar akuntansi keuangan, ia tidak dapat dikelompokkan
dalam bentuk pendapatan atau asset. Dengan demikian, kekeliruan dalam pencatatan transaksi
atau perubahan keuangan telah terjadi di sini.
Di lain pihak, PT Kereta Api Indonesia memandang bahwa kekeliruan pencatatan tersebut
hanya terjadi karena perbedaan persepsi mengenai pencatatan piutang yang tidak tertagih.
Terdapat pihak yang menilai bahwa piutang pada pihak ketiga yang tidak tertagih itu bukan
pendapatan. Sehingga, sebagai konsekuensinya PT Kereta Api Indonesia seharusnya mengakui
menderita kerugian sebesar Rp. 63 milyar. Sebaliknya, ada pula pihak lain yang berpendapat
bahwa piutang yang tidak tertagih tetap dapat dimasukkan sebagai pendapatan PT Kereta Api
Indonesia sehingga keuntungan sebesar Rp. 6,90 milyar dapat diraih pada tahun tersebut.
Diduga, manipulasi laporan keuangan PT Kereta Api Indonesia telah terjadi pada tahun-tahun
sebelumnya. Sehingga, akumulasi permasalahan terjadi disini.

Solusi :

Pihak dari KAI menyewa jasa auditor untuk berperan sebagai mediator antara
KAI dengan pihak ketiga untuk mendiskusikan tentang penyatuan pandangan
mengenai pajak pihak ketiga apakah akan diperlakukan sebagai pendapatan
atau piutang tak tertagih. Seharusnya pihak ketiga mentolerir pajaknya yang
tak tertagih sebagai piutang tak tertagih bagi PT KAI.

Anda mungkin juga menyukai