Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 1 PEMODELAN MATEMATIS

Absorbsi dengan penggelembungan gas dalam pelarut

Ahmad Zakaria Asep Hidayat (17/413706/TK/46146)


Albert (17/413707/TK/46147)
Alghifari Rizqi (17/413708/TK/46148)
Paparan kasus yang dimodelkan

Gas buang sebanyak 226,3 m3/jam (diukur pada suhu dan tekanan standar, 25C dan 1 atm)
mengandung SO2 sebanyak 0,0025 mol SO2/(mol gas bebas SO2). Kadar gas SO2 tersebut akan dikurangi
dengan cara menggelembungkan gas buang dalam air pada sebuah tangki. Air yang dipakai sebanyak
3000 kg. Dispersi gelembung gas dalam air sangat baik sehingga SO2 yang keluar dari tangki dalam
keaddan setimbang dengan SO2 dalam air.

1. Hitunglah kadar SO2 setiap saat yang keluar dari tangki dalam kasus di atas!
2. Hitunglah kadar SO2 yang keluar dari masing-masing tangki jika dipergunakan dua buah
tangki yang identik yang beroperasi seri. Mula-mula gas buang digelembungkan di tangki
pertama. Gas dari tangki pertama kemudian digelembungkan di tangki kedua. Masing-
masing tangki berisi 1500 kg air.
3. Sama dengan nomor 2, tetapi dipakai tiga tangki seri yang identik dengan isi masing-
masing 1000 kg air.
Hubungan kesetimbangan SO2 di fasa cair (cSO2, mol SO2/L) dan fasa gas (PSO2, atm) bisa dinyatakan
𝑐𝑆𝑂2 𝑚𝑜𝑙 𝑆𝑂2
dalam persamaan Henry: 𝐻𝑆𝑂2 = 𝑃 = 1,2 𝐿∙𝑎𝑡𝑚
𝑆𝑂2

Sketsa sistem yang dimodelkan

1. Penggelembungan dengan 1 Tangki

2. Penggelembungan dengan 2 Tangki


G,yi(2)
3. Penggelembungan dengan 3 Tangki

Penurunan persamaan matematika


Ubah satuan laju alir gas buang menjadi mol/menit. Pergunakan hukum gas ideal. Gas constant, R =
0.08205 L.atm/mol.K.

Ubah satuan massa air dalam tangki menjadi mol. Berat molekul air, MH2O = 18×10-3 kg/mol

Ubah persamaan Henry menjadi bentuk tak berdimensi:


𝑐𝑆𝑂2 𝑥
𝐻𝑆𝑂2 = = 1,2 menjadi = 𝐻′𝑆𝑂2 dengan mempergunakan persamaan:
𝑃𝑆𝑂2 𝑦

𝜌 𝐻2 𝑂
𝑐𝑆𝑂2 = 𝑥 ∙ 𝑀 dan 𝑃𝑆𝑂2 = 𝑦 ∙ 𝑃𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚
𝐻2 𝑂

Asumsi yang digunakan dalam perhitungan kasus :

1. Gas SO2 keluar tangki dalam keadaan setimbang antara cair dan gas
2. Solven (air) tidak menguap
3. Gas dan cairan dianggap homogen dalam tangki
Data Soal :

P =1 atm

R =0.08205 L.atm/mol.K

Tr =298.15 K

G = P*226.3*1000/R/Tr/60 = 154.1771 m3/menit

yin = 2.5*10-3 mol SO2/mol gas bebas SO2

Mr = 18*10-3 kg/mol

L = [3000 1500 1000]/Mr; %mol

p = 1 kg/L

H = 1.2*Mr*P/p = 0.0216 mol SO2/L.atm


1. Pemodelan matematis untuk kasus 1 tangki
Neraca massa SO2 dalam tangki pada fasa gas

Rin - Rout = Racc


𝑑(𝑆𝑂2 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑔𝑎𝑠+ 𝑆𝑂2 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑎𝑖𝑟)
G.yin – G.y = 𝑑𝑡

SO2 dalam gas <<< SO2 dalam cairan


𝑑(𝐿.𝑥)
G.yin – G.y =
𝑑𝑡

𝑑𝑥 𝐺
= (𝑦 − 𝑦)
𝑑𝑡 𝐿 𝑖𝑛
𝑑(𝐻′ . 𝑦) 𝐺
= (𝑦𝑖𝑛 − 𝑦)
𝑑𝑡 𝐿
𝑑𝑦 𝐺
𝑑𝑡
= 𝐿.𝐻 ′ (𝑦𝑖𝑛 − 𝑦) untuk 1 tangki

2. Pemodelan matematis untuk kasus 2 tangki


Neraca massa SO2 dalam tangki pada fasa gas

Rin - Rout = Racc


𝑑(𝑆𝑂2 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑔𝑎𝑠+ 𝑆𝑂2 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑎𝑖𝑟)
G.yin – G.y = 𝑑𝑡

SO2 dalam gas <<< SO2 dalam cairan


𝑑(𝐿.𝑥)
G.yin – G.y = 𝑑𝑡

𝑑𝑥 𝐺
= (𝑦 − 𝑦)
𝑑𝑡 𝐿 𝑖𝑛
𝑑(𝐻′ . 𝑦) 𝐺
= (𝑦𝑖𝑛 − 𝑦)
𝑑𝑡 𝐿
𝑑𝑦 𝐺
= (𝑦 − 𝑦)
𝑑𝑡 𝐿. 𝐻′ 𝑖𝑛
Boundary conditions:
𝑑𝑦 𝐺
= (𝑦 − 𝑦𝑖 (1))
𝑑𝑡 𝐿. 𝐻′ 𝑖𝑛
𝑑𝑦 𝐺
𝑑𝑡
= 𝐿.𝐻 ′ (𝑦𝑖 (1) − 𝑦𝑖(2))

3. Pemodelan matematis untuk kasus 3 tangki


Neraca massa SO2 dalam tangki pada fasa gas

Rin - Rout = Racc


𝑑(𝑆𝑂2 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑔𝑎𝑠+ 𝑆𝑂2 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑎𝑖𝑟)
G.yin – G.y = 𝑑𝑡

SO2 dalam gas <<< SO2 dalam cairan


𝑑(𝐿.𝑥)
G.yin – G.y = 𝑑𝑡

𝑑𝑥 𝐺
= (𝑦 − 𝑦)
𝑑𝑡 𝐿 𝑖𝑛
𝑑(𝐻′ . 𝑦) 𝐺
= (𝑦𝑖𝑛 − 𝑦)
𝑑𝑡 𝐿
𝑑𝑦 𝐺
= (𝑦 − 𝑦)
𝑑𝑡 𝐿. 𝐻′ 𝑖𝑛
Boundary conditions:
𝑑𝑦 𝐺
= (𝑦 − 𝑦𝑖 (1))
𝑑𝑡 𝐿. 𝐻′ 𝑖𝑛
𝑑𝑦 𝐺
= (𝑦𝑖(1) − 𝑦𝑖 (2))
𝑑𝑡 𝐿. 𝐻′
𝑑𝑦 𝐺
𝑑𝑡
= 𝐿.𝐻 ′ (𝑦𝑖 (2) − 𝑦𝑖(3))

Program MATLAB yang dipergunakan

function Tugas1PematB
%%Tangki 1
%Data
clc; clear all; close all;
P=1; %atm
R=0.08205; %L.atm/mol.K
Tr=25+273.15; %K
G=P*226.3*1000/R/Tr/60; %m3/menit
yin=2.5e-3; %mol SO2/mol gas bebas SO2
Mr=18e-3; %kg/mol
L=[3000 1500 1000]/Mr; %mol
p=1; %kg/L
H=1.2*Mr*P/p; %mol SO2/L.atm
tspan=[0 100]; %menit
yo=0;
opsi=odeset('Maxstep',0.01);
[t y]=ode45(@fun1,tspan,yo,[opsi],G,L(1),H,yin);
figure(1)
plot(t,y,'b-')
title('y vs t untuk 1 tangki')
xlabel('waktu, menit')
ylabel('fraksi mol SO_{2} di gas')
grid on
%Function
function f1=fun1(ti,yi,G,L,H,yin)
f1=G*(yin-yi)/L/H;
end
%%Tangki 2
tspan=[0 100];
opsi=odeset('Maxstep',0.01);
[t,y]=ode45(@func,tspan,[0 0],[opsi],G,L(2),yin,H);
figure(2)
plot(t,y,'-')
legend('keluar tangki 1','keluar tangki 2')
xlabel('waktu, menit')
ylabel('fraksi mol SO_{2} di gas')
title('y vs t untuk 2 tangki')
grid on
%Function
function f=func(ti,yi,G,L,yin,H)
f(1,1)=G*(yin-yi(1))/L/H;
f(2,1)=G*(yi(1)-yi(2))/L/H;
end
%%Tangki 3
tspan=[0 100];
opsi=odeset('Maxstep',0.01);
[t,y]=ode45(@funct,tspan,[0 0
0],[opsi],G,L(3),yin,H);
figure(3)
plot(t,y,'-')
legend('keluar tangki 1','keluar tangki 2','keluar
tangki 3')
xlabel('waktu, menit')
ylabel('fraksi mol SO_{2} di gas')
title('y vs t untuk 3 tangki')
grid on
%Function
function f=funct(ti,yi,G,L,yin,H)
f(1,1)=G*(yin-yi(1))/L/H;
f(2,1)=G*(yi(1)-yi(2))/L/H;
f(3,1)=G*(yi(2)-yi(3))/L/H;
end
end

Grafik dan/atau tabel hasil perhitungan


Pembahasan PEMAT tugas 1

Sistem pembersihan gas ini dirancang untuk menghilangkan 75% SO2 dalam gas buang.
Manakah di antara ketiga sistem di atas yang paling efisien dalam menghilangkan SO2? Bandingkan
ketiga sistem tersebut, mana yang bisa dipakai dalam waktu yang lebih lama sebelum ambang batas SO2
tersebut terlampaui! Jelaskan mengapa ada perbedaan waktu ambang batas terlampaui, padahal jumlah
total air sebagai pelarut yang dipakai sama!

Untuk menurunkan konsentrasi gas buang agar tidak melebihi ambang batas, salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah menggunakan prinsip absorpsi. Absorpsi adalah penyerapan senyawa gas oleh
pelarut atau solven dengan cara mengontakkan mereka satu sama lain. Oleh karena senyawa gas tersebut
terserap oleh solven, maka konsentrasi senyawa gas pada aliran gas buang akan berkurang. Dalam kasus
ini senyawa gas yang ingin diserap ialah sulfur dioksida atau SO2 , yang akan diserap oleh pelarut air.

Proses absorpsi dijalankan secara batch, sehingga konsentrasi SO2 di dalam air akan meningkat
sepanjang waktu. Mula-mula air yang digunakan bebas terhadap SO2. Diinginkan 75% SO2 yang terdapat
dalam gas buang dapat terserap oleh air. Absorpsi dilakukan dengan cara menggelembungkan gas buang
ke dalam tangki berisi air. Gas buang dialirkan ke bagian dasar tangki sehingga gas akan berkontak dengan
air bergerak ke atas hingga bagian atas tangki. Diasumsikan proses absorpsi terjadi secara merata atau
homogen di seluruh posisi air dalam tangki.

Untuk kasus ini diberi tiga pilihan mengenai sistem pemasangan tangki yang digunakan untuk
proses absorpsi. Sistem 1 yaitu dengan menggunakan 1 buah tangki dengan pelarut sebanyak 3000 kg,
sistem 2 menggunakan 2 buah tangki disusun seri dengan pelarut di tiap tangki sebanyak 1500 kg, dan
sistem 3 menggunakan 3 buah tangki disusun seri dengan pelarut di tiap tangki sebanyak 1000 kg. Dari
hasil perhitungan didapat data berupa grafik mengenai hubungan antara konsentrasi SO2 keluar tiap
tangki dan waktu yang telah berjalan. Untuk sistem 1 waktu maksimal agar 75% SO2 dari konsentrasi total
dalam gas buang dapat terserap adalah 6.7 menit, sistem 2 sebesar 11.2 menit, dan sistem 3 sebesar 13.4
menit.
Alasan terjadinya perbedaan lamanya proses absorpsi dijalankan pada tiap sistem, meskipun
jumlah pelarutnya sama, adalah karena adanya perbedaan distribusi konsentrasi SO2 di tiap tangki untuk
setiap sistem. Laju absorpsi akan melambat seiring berjalannya waktu akibat semakin berkurangnya
driving force dari laju absorpsi, yang merupakan selisih antara konsentrasi SO2 masuk tangki dan
konsentrasi SO2 di dalam tangki. Pada sistem 1 yang hanya memakai satu buah tangki kenaikan
konsentrasi SO2 di dalam tangki terjadi secara merata di seluruh tempat, sehingga ketika konsentrasi SO2
keluar tangki telah mencapai 25% dari konsentrasi awal, maka 75% sisanya akan terserap oleh seluruh
pelarut dalam tangki pada sistem 1.

Hal ini berbeda dengan sistem tangki tersusun seri. Ketika konsentrasi SO2 keluar tangki terakhir
mencapai 25% dari konsentrasi awal, maka hanya pelarut dalam tangki posisi terakhir dari susunan seri
yang menyerap SO2 sebanyak 75% dari konsentrasi awal. Tangki-tangki posisi sebelumnya akan memiliki
konsentrasi yang lebih besar dari tangki posisi terakhir. Sebagai contoh pada sistem 2, waktu yang
dibutuhkan agar 75% SO2 dapat terserap di tangki kedua adalah 11.2 menit, sementara banyaknya SO2
yang terserap di dalam tangki pertama ketika telah mencapai 11.2 menit adalah hanya sebesar 38%. Nilai
persentase SO2 terserap yang kecil di tangki pertama pada waktu sekian menunjukkan nilai driving force
yang telah mengecil, yang berarti kecilnya selisih perbedaan konsentrasi SO2 masuk tangki dan SO2 di
dalam tangki. Semakin kecil persentase SO2 yang terserap, maka hal itu menunjukkan semakin banyaknya
jumlah SO2 yang telah terserap oleh pelarut.
Dengan membandingkan sistem 1 dan sistem 2, pada sistem 1 membutuhkan waktu 6.7 menit
untuk mengurangi konsentrasi gas SO2 keluar sistem menjadi 25% konsentrasi sebelumnya, dimana pada
waktu tersebut sebanyak 3000 kg air menyerap 75% sisanya. Sedangkan pada sistem 2 membutuhkan
waktu 11.2 menit, dimana waktu tersebut sebanyak 1500 kg air menyerap 38% dan 1500 kg air menyerap
75%. Dapat terlihat bahwa setengah dari seluruh jumlah air yang digunakan di sistem 2 memiliki
konsentrasi yang lebih pekat SO2 dari sistem 1. Dengan kata lain, meskipun kedua konsentrasi SO2 keluar
sistem sama, sistem 2 lebih efisien dari sistem 1 karena dapat menyerap SO2 lebih banyak meskipun
jumlah air yang digunakan sama banyaknya.

Analogi terhadap perbandingan sistem 1 dan sistem 2, maka perbandingan sistem 2 dan sistem 3
akan menunjukkan sistem 3 menghasilkan absorpsi SO2 yang lebih efisien dari sistem 2. Dari kasus ini,
dapat disimpulkan bahwa dengan jumlah pelarut yang sama besarnya semakin banyak jumlah tangki yang
tersusun secara seri akan menghasilkan absorpsi gas buang yang lebih efisien.

Anda mungkin juga menyukai