Anda di halaman 1dari 26

Profil Indikator

INDIKATOR MUTU PONEK


1. Angka keterlambatan penyediaan darah pasien obstetrik dan
JUDUL INDIKATOR
neonatus (> 60 menit)
TIPE INDIKATOR Input √ Proses Outcome
TUJUAN Tergambarnya kecepatan rumah sakit dalam penyediaan darah
DEFINISI Permintaan darah yang terlambat disediakan atau diambil yang dilakukan
OPERASIONAL oleh petugas rumah sakit dalam jangka waktu > 60 menit dalam 1 bulan
ALASAN/ IMPLIKASI/ Keterlambatan penyediaan darah diakui sebagai masalah yang besar di
RASIONALISASI/ dalam organisasi kesehatan. Keterlambatan penyediaan darah merupakan
DIMENSI MUTU salah satu risiko paling serius terhadap keselamatan pasien.
FORMULA Permintaan darah yang terlambat disediakan atau diambil dalam jangka
waktu > 60 menit dalam 1 bulan dibagi jumlah permintaan darah dalam 1
bulan x 100 %
NUMERATOR Permintaan darah yang terlambat disediakan atau diambil dalam jangka
waktu > 60 menit dalam 1 bulan
DENUMERATOR Jumlah permintaan darah dalam 1 bulan
TARGET 0%
CAKUPAN DATA Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling yaitu dengan
melihat/observasi seluruh kegiatan pengambilan darah pada pasien obstetrik
dan neonatus dalam satu bulan.
KRITERIA INKLUSI Seluruh pasien obstetrik dan neonatus yang mendapatkan tranfusi darah
KRITERIA EKSKLUSI -

METODE Prospektif
FREKUENSI Bulanan
PENGUMPULAN DATA
FREKUENSI ANALISA Laporan triwulan berupa Grafik Garis (Run Chart)
DATA
AREA NICU, Ruang Bersalin, OK, IGD, HCU, Ranap
PIC Tim PONEK
PUBLIKASI DATA Data akan dipaparkan Triwulan dan Tahunan Mutu rumah sakit
FORMAT JAM KET
PENCATATAN JENIS
T NAMA JAM DARA
N NO.R DARAH/B
G PASIE PERMI H
O M ANYAKNY
L N NTAAN DITER
A
IMA
1
2
3
4
Verifikasi :
INDIKATOR MUTU PONEK
JUDUL INDIKATOR 2. Angka keterlambatan operasi sectio caesaria (> 30 menit)

TIPE INDIKATOR Input √ Proses Outcome


TUJUAN Tergambarnya kecepatan rumah sakit dalam pelayanan operasi sectio
saecarea (SC)
DEFINISI Waktu yang diperlukan pasien sejak diadviskan operasi sampai dilakukan
OPERASIONAL operasi dalam waktu lebih dari 30 menit
ALASAN/ IMPLIKASI/ Keterlambatan pelaksanaan operasi SC berdampak pada keselamatan pasien
RASIONALISASI/ dan penurunan kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit.
DIMENSI MUTU Dimensi mutu efektivitas dan keselamatan pasien.
FORMULA Jumlah pasien dengan masa tunggu operasi SC lebih dari 30 menit dalam 1
bulan dibagi jumlah total pasien yang dioperasi SC dalam 1 bulan x 100 %
NUMERATOR Jumlah pasien dengan masa tunggu operasi SC lebih dari 30 menit dalam
periode 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah total pasien yang dioperasi SC dalam periode 1 bulan
TARGET 0%
CAKUPAN DATA Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling yaitu dengan
melihat/observasi seluruh kegiatan operasi SC dalam satu bulan.

KRITERIA INKLUSI Seluruh pasien yang dilakukan operasi SC


Pemeriksaan penunjang sudah dilakukan (DL,GDA,HbsAg,Rapid Test HIV)
KRITERIA EKSKLUSI Pemeriksaan penunjang belum dilakukan
METODE Prospektif
FREKUENSI Bulanan
PENGUMPULAN DATA
FREKUENSI ANALISA Laporan triwulan berupa Grafik Garis (Run Chart)
DATA
AREA OK
PIC Tim Ponek
PUBLIKASI DATA Data akan dipaparkan Triwulan dan Tahunan Mutu rumah sakit
FORMAT Tgl
PENCATATAN Na Jam
T Jam Interval
N ma No. Pasien
G Persiap Waktu KET
o Pas RM Dimulai
L an SC pencapaian
ien SC
Cito
1
2
3
INDIKATOR MUTU PONEK

JUDUL INDIKATOR 3. Angka kematian ibu

TIPE INDIKATOR Input Proses √ Outcome


TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien
dengan mencegah terjadinya kematian ibu
DEFINISI Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian
OPERASIONAL dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang
lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena
sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll
ALASAN/ IMPLIKASI/ Informasi mengenai angka kematian ibu akan bermanfaat untuk
RASIONALISASI/ pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama
DIMENSI MUTU pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko
tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan jumlah kelahiran
yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam
penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga
dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi
Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.
FORMULA Jumlah kematian ibu dalam periode 1 bulan dibagi jumlah seluruh ibu
dalam periode 1 bulan x 100%
NUMERATOR Jumlah kematian ibu dalam periode 1 bulan

DENOMINATOR jumlah seluruh pasien ibu dalam periode 1 bulan

TARGET 0%

CAKUPAN DATA Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melihat/observasi seluruh laporan pasien obstetrik dalam satu bulan.

KRITERIA INKLUSI

KRITERIA EKSKLUSI Death on arrival

METODE Prospektif

FREKUENSI Bulanan
PENGUMPULAN DATA
FREKUENSI ANALISA Laporan triwulan berupa Grafik Garis (Run Chart)
DATA
AREA IGD, Ruang Bersalin, Ruang Rawat Inap, Ruang HCU

PIC Tim PONEK

PUBLIKASI DATA Data akan dipaparkan Triwulan dan Tahunan Mutu rumah sakit
FORMAT No
PENCATATAN N Na Alam Rujukan/
R Dx DPJP
O ma at Non
M
1 2 3 4 5 6 7
1

5
INDIKATOR MUTU PONEK

JUDUL INDIKATOR 1. Angka kematian neonatus

TIPE INDIKATOR Input Proses √ Outcome

TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien


dengan mencegah terjadinya kematian neonatus
DEFINISI Kematian neonatus adalah kematian bayi pada usia kurang dari 28 hari
OPERASIONAL
ALASAN/ IMPLIKASI/ Angka kematian neonatus merupakan indikator yang penting untuk
RASIONALISASI/ mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat, karena bayi
DIMENSI MUTU yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat orang
tua si bayi tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosial orang tua
si bayi. Kemajuan yang dicapai dalam bidang pencegahan dan
pemberantasan berbagai penyakit penyebab kematian akan tercermin secara
jelas dengan menurunnya tingkat AKB. Dengan demikian angka kematian
bayi merupakan tolok ukur yang sensitif dari semua upaya intervensi yang
dilakukan oleh pemerintah khususnya di bidang kesehatan.
FORMULA Jumlah kumulatif bayi yang meninggal dibagi dengan jumlah bayi yang
dirawat x 100 %
NUMERATOR Jumlah neonatus yang meninggal dalam periode 1 bulan

DENUMERATOR Jumlah neonatus yang dirawat dalam periode 1 bulan

TARGET 0,2 %

CAKUPAN DATA Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan melihat/
observasi seluruh laporan pasien bayi dalam satu bulan.
KRITERIA INKLUSI Seluruh pasien neonatus yang diberi pelayanan intensif termasuk pasien
rujukan dari luar
KRITERIA EKSKLUSI Bayi meninggal dalam kandungan (IUFD)
Bayi yang meninggal karena tidak bisa dirujuk ke rumah sakit ruukan
METODE Prospektif

FREKUENSI Bulanan
PENGUMPULAN DATA
FREKUENSI ANALISA Laporan triwulan berupa Grafik Garis (Run Chart)
DATA
AREA NICU, IGD, Ruang Perinatologi

PIC Tim PONEK


PUBLIKASI DATA Data akan dipaparkan Triwulan dan Tahunan Mutu rumah sakit

FORMAT
PENCATATAN

No
N Na Alam
R Dx DPJP Rujukan/Non
o ma at
M
1
2
3
4
5
6
7
INDIKATOR MUTU PONEK
JUDUL INDIKATOR 2. Angka kejadian tidak dilakukannya IMD pada bayi baru lahir

TIPE INDIKATOR Input √ Proses Outcome


TUJUAN Melakukan proses IMD pada bayi baru lahir
DEFINISI Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah kegiatan untuk melakukan kontak kulit ibu
OPERASIONAL dengan kulit bayi segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam. Proses
tersebut dilaksanakan dengan cara menempatkan bayi di dada ibunya segera
setelah sang bayi keluar dari jalan lahir. Bayi ini kemudian akan secara alami,
tanpa dibantu, mencari putting ibunya untuk menghisap ASI.
ALASAN/ • Memberi kesempatan pada bayi untuk mendapatkan kolostrum, yaitu tetes
IMPLIKASI/ ASI pertama ibu yang kaya nutrisi dan membantu mencegah penyakit. Cairan
RASIONALISASI/ pertama dari ASI ini biasanya berwarna kuning, sangat padat, dan hanya
DIMENSI MUTU sebanyak kira – kira satu sendok teh.
• Proses ini juga menunjang keberhasilan ASI Eksklusif. ASI Ekslusif
mengandung arti bahwa makanan bayi hanyalah ASI, tanpa cairan atau makanan
padat lain termasuk air mineral. ASI Eksklusif ini umumnya diterapkan di usia
bayi 0 sampai 6 bulan.
• Bukti menunjukan bahwa kulit bayi yang bersentuhan langsung dengan kulit
ibunya (skin to – skin contact) segera setelah bayi lahir ke dunia dapat
membangun keintiman dengan sang ibu menjadi lebih dalam. Proses ini juga
membantu membuat bayi tetap merasa hangat setelah keluar dari rahim. Selain
itu, kulit tubuh bayi yang bersentuhan langsung dengan kulit tubuh ibunya
merupakan cara efektif untuk menenangkan bayi saat sakit dan membuat sang
ibu lebih nyaman.
• Bayi menjadi lebih tenang dan relatif tidak terlalu sering menangis.
• Mengurangi angka kematian bayi baru lahir.
• Meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, dan daya tahan tubuh bayi, terutama
di usia 0 – 1 tahun.
• Lebih menstabilkan nafas bayi, terutama setelah dilahirkan.
• Membantu ibu untuk pulih lebih cepat setelah proses persalinan
FORMULA Jumlah bayi baru lahir yang dilakukan IMD (orang) dibagi jumlah bayi yang
lahir di rumah sakit dalam periode 1 bulan (orang) x 100%
NUMERATOR Jumlah bayi baru lahir yang dilakukan IMD
DENOMINATOR Jumlah bayi yang lahir di rumah sakit dalam periode 1 bulan
TARGET 100%
CAKUPAN DATA Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melihat/observasi seluruh kegiatan IMD kepada bayi baru lahir dalam satu
bulan.
KRITERIA INKLUSI Bayi sehat yang lahir hidup
Bayi tidak ada kontra indikasi dilakukan IMD
KRITERIA Bayi dengan kontra indikasi dilakukan IMD:
EKSKLUSI Bayi dengan asfiksia
METODE Prospektif
FREKUENSI Bulanan
PENGUMPULAN
DATA
FREKUENSI Laporan Triwulan berupa Grafik Garis (Run Chart)
ANALISA DATA
AREA OK, Ruang Bersalin, IGD
PIC Tim PONEK
PUBLIKASI DATA Data akan dipaparkan Triwulan dan Tahunan Mutu rumah sakit
FORMAT Khusus Bayi tidak IMD
PENCATATAN
N Tangg Nam NO IMD ALASAN
Jumlah
o al a . TIDAK IMD
Bayi Yang
Lahir
M eksklusi)
1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
INDIKATOR MUTU PONEK
4
3. Memberikan ASI eksklusif pada bayi baru lahir selama dirawat di
JUDUL INDIKATOR 5 Sakit
Rumah
TIPE INDIKATOR Input √ Proses Outcome
TUJUAN Memberikan ASI eksklusif kepada bayi baru lahir
DEFINISI Memberikan ASI ekslusif selama bayi baru lahir dirawat di rumah sakit yang
OPERASIONAL dimaksud ada
lah apabila bayi masih berada di rumah sakit maka bayi diharapkan harus benar-
benar mengkonsumsi hanya ASI tanpa adanya susu formula yang diberikan. KIE
diberikan kepada ibu untuk selanjutnya memberikan ASI eksklusif selama 6
bulan pertama.
ALASAN/ Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi merupakan
IMPLIKASI/ tujuan utama WHO dan organisasi ibu dan anak lainnya. Penelitian terkini
RASIONALISASI/ menunjukkan manfaat kegiatan menyusui eksklusif pada bayi baru lahir.
DIMENSI MUTU
FORMULA Jumlah bayi baru lahir yang hanya diberikan hanya ASI selama di rumah sakit
sejak dilahirkan (orang) dibagi jumlah bayi baru lahir yang pulang / keluar
rumah sakit dalam periode 1 bulan (orang) x 100%
NUMERATOR Jumlah bayi baru lahir yang hanya diberikan hanya ASI selama di rumah sakit
sejak dilahirkan
DENOMINATOR Jumlah Bayi baru lahir yang pulang / keluar rumah sakit dalam periode 1 bulan
TARGET 100%
CAKUPAN DATA Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melihat/observasi seluruh kegiatan pemberian ASI eksklusif kepada bayi baru
lahir di rumah sakit dalam satu bulan.
KRITERIA INKLUSI Bayi sehat yang lahir hidup
Bayi tidak ada kontra indikasi pemberian ASI
KRITERIA Ibu dengan kontra indikasi pemberian asi
EKSKLUSI Ibu yang tidak dapat memproduksi asi
METODE Prospektif
FREKUENSI Setiap bulan, dengan purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi
PENGUMPULAN
DATA
FREKUENSI Bulanan
ANALISA DATA
AREA NICU, Ruang Perinatologi,
PIC Tim PONEK
PUBLIKASI DATA Laporan triwulan berupa Grafik Garis (Run Chart)
FORMAT Khusus bayi yang tidak diberikan ASI Eksklusif
PENCATATAN
JENI
ALASAN
S
TIDAK JUMLAH BAYI
SUS
DIBERIKAN BARU LAHIR
TGL NAM U
N NO. ASI YANG PULANG
LAHI A YAN
O RM EKSKLUSIF / KELUAR
R BAYI G
(diluar RUMAH SAKIT
DIBE
kriteria BULAN INI
RIK
eksklusi)
AN
1
2
3
t

INDIKATOR MUTU PONEK

JUDUL INDIKATOR 4. Angka kepatuhan PMK pada BBLR

TIPE INDIKATOR Input √ Proses Outcome


TUJUAN Melakukan Perawatan Metode Kangguru di ruang NICU

DEFINISI Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan perawatan untuk bayi berat
OPERASIONAL lahir rendah atau lahiran prematur dengan melakukan kontak langsung
antara kulit bayi dengan kulit ibu atau skin-to-skin contact, di mana ibu
menggunakan suhu tubuhnya untuk menghangatkan bayi.
ALASAN/ IMPLIKASI/ Perawatan Metode Kanguru merupakan alternatif pengganti incubator
RASIONALISASI/ dalam perawatan BBLR, dengan beberapa kelebihan antara lain: merupakan
DIMENSI MUTU cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar
yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan menjadi
thermoregulator bagi bayinya, sehingga bayi mendapatkan kehangatan
(menghindari bayi dari hipotermia), PMK memudahkan pemberian ASI,
perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang. PMK
dapat menurunkan kejadian infeksi, penyakit berat, masalah menyusui dan
ketidakpuasan ibu serta meningkatnya hubungan antara ibu dan bayi serta
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi.
FORMULA Jumlah kumulatif BBLR yang dilakukan PMK dibagi dengan jumlah BBLR
yang dirawat di NICU x 100 %
NUMERATOR Jumlah BBLR yang dilakukan PMK dalam periode 1 bulan

DENOMINATOR Jumlah BBLR yang dirawat dalam periode 1 bulan

TARGET 100 %

CAKUPAN DATA Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melihat/observasi seluruh kegiatan kepada bayi baru lahir di rumah sakit
dalam satu bulan.
KRITERIA INKLUSI Berat badan bayi 1500-2500 g

KRITERIA EKSKLUSI BBLR dengan observasi ketat

METODE Prospektif

FREKUENSI Bulanan
PENGUMPULAN DATA
FREKUENSI ANALISA Laporan triwulan berupa Grafik Garis (Run Chart)
DATA
AREA NICU

PIC Tim PONEK

PUBLIKASI DATA Data akan dipaparkan Triwulan dan Tahunan Mutu rumah sakit
FORMAT Khusus Bayi Tidak Dilakukan PMK
PENCATATAN
ALASAN
TIDAK PMK
N Tanggal Nama NO. JUMLAH
(diluar
o Lahir Pasien RM BBLR
kriteria
eksklusi)
1
2
3
4
5
INDIKATOR MUTU PONEK

JUDUL INDIKATOR 5. Angka kepatuhan dilakukan Rawat Gabung

TIPE INDIKATOR Input √ Proses Outcome


TUJUAN Melakukan Rawat Gabung

DEFINISI Rawat gabung adalah suatu sistem perawatan di mana bayi serta ibu dirawat
OPERASIONAL dalam satu unit
ALASAN/ IMPLIKASI/ Rawat gabung merupakan salah satu tindakan yang dapat meningkatkan
RASIONALISASI/ produksi ASI
DIMENSI MUTU
FORMULA Jumlah kumulatif bayi yang dilakukan rawat gabung dibagi dengan jumlah
bayi yang lahir dalam 1 bulan x 100 %
NUMERATOR Jumlah bayi yang dilakukan rawat gabung dalam periode 1 bulan

DENOMINATOR Jumlah bayi yang lahir dalam periode 1 bulan

TARGET 100 %

CAKUPAN DATA Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melihat/observasi seluruh kegiatan rawat gabung kepada bayi baru lahir di
rumah sakit dalam satu bulan.
KRITERIA INKLUSI  Bayi normal, tidak mempunyai cacat bawaan berat
 Nilai apgar menit ke-5 lebih dari 7
 Keadaan stabil
 Berat badan lahir 2500-4000 g
 Usia kehamilan 37-42 minggu
 Ibu sehat
KRITERIA EKSKLUSI -

METODE Prospektif

FREKUENSI Bulanan
PENGUMPULAN DATA
FREKUENSI ANALISA Laporan triwulan berupa Grafik Garis (Run Chart)
DATA
AREA Perinatologi

PIC Tim PONEK

PUBLIKASI DATA Data akan dipaparkan Triwulan dan Tahunan Mutu rumah sakit

FORMAT Khusus Bayi Tidak Dilakukan Rawat Gabung


PENCATATAN Alasan tidak
rawat gabung
N Tanggal Nama NO.
(diluar Jumlah bayi
o Lahir Pasien RM
kriteria
eksklusi)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
INDIKATOR MUTU PONEK

JUDUL INDIKATOR 6. Keberhasilan Menangani BBLR 1500-2500 g

TIPE INDIKATOR Input √ Proses Outcome


TUJUAN Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam menangani BBLR

DEFINISI BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan 1500-2500 g
OPERASIONAL
ALASAN/ IMPLIKASI/ BBLR merupakan penyebab utama kematian prenatal dan juga dapat
RASIONALISASI/ meningkatkan risiko untuk penyakit tidak menular seperti diabetes dan
DIMENSI MUTU kardiovaskuler di kemudian hari.
FORMULA Jumlah kumulatif bayi BBLR yang berhasil ditangani dibagi dengan jumlah
bayi BBLR yang dirawat x 100 %
NUMERATOR Jumlah bayi BBLR yang berhasil ditangani dalam periode 1 bulan

DENOMINATOR Jumlah bayi BBLR yang ditangani dalam periode 1 bulan

TARGET 100 %

CAKUPAN DATA Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melihat/observasi seluruh kegiatan kepada bayi BBLR di rumah sakit dalam
satu bulan.
KRITERIA INKLUSI Berat badan 1500-2500 g

KRITERIA EKSKLUSI -

METODE Prospektif
FREKUENSI Bulanan
PENGUMPULAN DATA
FREKUENSI ANALISA Laporan triwulan berupa Grafik Garis (Run Chart)
DATA
AREA NICU

PIC Tim PONEK

PUBLIKASI DATA Data akan dipaparkan Triwulan dan Tahunan Mutu rumah sakit

FORMAT PENCATATAN Tangg Keterangan


N Nama NO. Jumlah
al BB Keluar Rumah
o Pasien RM bayi
Lahir Sakit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
INDIKATOR MUTU PONEK

JUDUL INDIKATOR 7. Keberhasilan Menangani Bayi Asfiksia

TIPE INDIKATOR Input √ Proses Outcome


TUJUAN Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam menangani bayi baru lahir
dengan asfiksia
DEFINISI Asfiksia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika bayi tidak mendapatkan
OPERASIONAL cukup oksigen selama proses kelahiran. Dinilai dengan apgar score < 7 pada
menit pertama
ALASAN/ IMPLIKASI/ Penanganan resusitasi yang tidak adekuat atau salah dalam pelaksanaan
RASIONALISASI/ prosedur dapat menyebabkan kerusakan otak pada bayi dengan asfiksia.
DIMENSI MUTU
FORMULA Jumlah kumulatif bayi baru lahir dengan asfiksia yang berhasil ditangani
dibagi dengan jumlah bayi baru lahir dengan asfiksia yang ditangani x 100
%
NUMERATOR Jumlah bayi baru lahir dengan asfiksia yang berhasil ditangani dalam
periode 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah bayi baru lahir dengan asfiksia yang ditangani dalam periode 1
bulan
TARGET 100 %

CAKUPAN DATA Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melihat/observasi seluruh kegiatan resusitasi kepada bayi baru lahir di
rumah sakit dalam satu bulan.
KRITERIA INKLUSI  Bayi lahir di rumah sakit
 Bayi rujukan dari luar dengan kasus asfiksia
KRITERIA EKSKLUSI Bayi dengan penyulit yang lain

METODE Prospektif

FREKUENSI Bulanan
PENGUMPULAN DATA
FREKUENSI ANALISA Laporan triwulan berupa Grafik Garis (Run Chart)
DATA
AREA NICU

PIC Tim PONEK

PUBLIKASI DATA Data akan dipaparkan Triwulan dan Tahunan Mutu rumah sakit

FORMAT Tangg Keterangan Jumlah


PENCATATAN N Nama NO. Apgar
al Keluar Rumah bayi
o Pasien RM Score
Lahir Sakit Asfiksia
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0

INDIKATOR MUTU PONEK

JUDUL INDIKATOR 8. Keberhasilan Pencegahan Eklampsia

TIPE INDIKATOR Input √ Proses Outcome


TUJUAN Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam mencegah eklampsia

DEFINISI Eklampsia adalah serangan kejang yang dialami semasa kehamilan atau
OPERASIONAL setelah melahirkan
ALASAN/ IMPLIKASI/ Penanganan pre eklampsia yang tidak adekuat atau salah dalam pelaksanaan
RASIONALISASI/ prosedur dapat menyebabkan terjadinya eklampsia dan berakibat koma,
DIMENSI MUTU kerusakan otak, dan berpotensi kepada kematian ibu atau bayi saat lahir
FORMULA Jumlah kumulatif ibu dengan preeklampsia yang tidak terjadi eklampsia
dibagi dengan jumlah ibu dengan preeklampsia yang ditangani x 100 %
NUMERATOR Jumlah ibu dengan preeklampsia yang tidak terjadi eklampsia dalam
periode 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah ibu dengan preeklampsia yang ditangani dalam periode 1 bulan

TARGET 100 %

CAKUPAN DATA Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melihat/observasi seluruh kegiatan kepada ibu dengan preeklampsia di
rumah sakit dalam satu bulan.
KRITERIA INKLUSI -

KRITERIA EKSKLUSI Pasien datang dengan keadaan eklampsia


Ibu dengan penyebab kejang yang lain
METODE Prospektif

FREKUENSI Bulanan
PENGUMPULAN DATA
FREKUENSI ANALISA Laporan triwulan berupa Grafik Garis (Run Chart)
DATA
AREA Ruang Bersalin, IGD

PIC Tim PONEK

PUBLIKASI DATA Data akan dipaparkan Triwulan dan Tahunan Mutu rumah sakit

FORMAT PENCATATAN Jumlah


N Nama NO. Diagnos Pasien
Keterangan
o Pasien RM a Awal Preekla
mpsia
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0

INDIKATOR MUTU PONEK


JUDUL INDIKATOR 9. Keberhasilan penanganan bayi ikterus

TIPE INDIKATOR Input Proses √ Outcome


TUJUAN Tergambarnya prosedur penanganan medis dan kecepatan pelayanan sesuai
dengan standar medis untuk mencegah morbiditas dan mortalitas pada bayi di
rumah sakit
DEFINISI Bayi sakit kuning adalah perubahan warna kuning pada kulit dan mata bayi yang
OPERASIONAL baru lahir. Bayi sakit kuning terjadi karena darah bayi mengandung kelebihan
bilirubin yang merupakan pigmen berwarna kuning dari sel darah merah.
ALASAN/ Penanganan bayi dengan ikterus yang tidak adekuat atau salah dalam
IMPLIKASI/ pelaksanaan prosedur dapat berpengaruh terhadap kecerdasan akibat otak
RASIONALISASI/ mengalami keracunan zat kuning. Keracunan zat kuning juga dapat
DIMENSI MUTU menyebabkan kejang atau koma dan membahayakan keselamatan bayi
FORMULA Jumlah bayi ikterus yang berhasil ditangani dibagi dengan jumlah bayi ikterus
dalam 1 bulan x 100%
NUMERATOR Jumlah bayi ikterus yang berhasil ditangani dalam periode 1 bulan

DENOMINATOR Jumlah bayi ikterus yang ditangani di rumah sakit dalam periode 1 bulan

TARGET 100%

CAKUPAN DATA Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melihat/observasi seluruh kegiatan kepada bayi baru lahir dalam satu bulan.

KRITERIA INKLUSI -

KRITERIA Neonatus yang masuk dengan diagnosa hiperbilirubin


EKSKLUSI
METODE Prospektif

FREKUENSI Bulanan
PENGUMPULAN
DATA
FREKUENSI Laporan Triwulan berupa Grafik Garis (Run Chart)
ANALISA DATA
AREA NICU

PIC Tim PONEK

PUBLIKASI DATA Data akan dipaparkan Triwulan dan Tahunan Mutu rumah sakit

FORMAT PENCATATAN NO
Tangg Nam Jumlah
N . Keterangan
al a Diagnosa Awal Bayi
o R Bayi Pulang
Lahir Bayi Ikterus
M
1 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5
INDIKATOR MUTU PONEK

JUDUL INDIKATOR 10. Keberhasilan Menangani Bayi TTN

TIPE INDIKATOR Input √ Proses Outcome


TUJUAN Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam menangani bayi dengan TTN

DEFINISI TTN adalah gangguan respirasi yang muncul pada neonatus sesaat setelah
OPERASIONAL lahir
ALASAN/ IMPLIKASI/
RASIONALISASI/
DIMENSI MUTU
FORMULA Jumlah kumulatif bayi dengan TTN yang berhasil ditangani dibagi dengan
jumlah bayi TTN yang ditangani x 100 %
NUMERATOR Jumlah bayi dengan TTN yang berhasil ditangani dalam periode 1 bulan

DENOMINATOR Jumlah bayi dengan TTN yang ditangani dalam periode 1 bulan

TARGET 100 %

CAKUPAN DATA Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melihat/observasi seluruh kegiatan kepada bayi baru lahir dalam satu bulan.

KRITERIA INKLUSI -

KRITERIA EKSKLUSI Bayi dengan kesulitan nafas karena penyulit yang lain

METODE Prospektif

FREKUENSI Bulanan
PENGUMPULAN DATA
FREKUENSI ANALISA Laporan triwulan berupa Grafik Garis (Run Chart)
DATA
AREA NICU

PIC Tim PONEK

PUBLIKASI DATA Data akan dipaparkan Triwulan dan Tahunan Mutu rumah sakit
FORMAT Tangg Keterangan Jumlah
PENCATATAN N Nama NO. Diagnos
al Keluar Rumah bayi
o Pasien RM a Awal
Lahir Sakit TTN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0

INDIKATOR MUTU PONEK

JUDUL INDIKATOR 11. Angka penanganan kejadian bayi hipoglikemia

TIPE INDIKATOR Input Proses √ Outcome


TUJUAN Tergambarnya prosedur penanganan medis dan kecepatan pelayanan sesuai
dengan standar medis untuk mencegah kematian pada bayi di rumah sakit
DEFINISI Hipoglikemia adalah kondisi ketika gula darah (glukosa) bayi kurang dari 60
OPERASIONAL mg/dl yang umumnya terjadi 2 jam pertama setelah lahir
ALASAN/
IMPLIKASI/
RASIONALISASI/
DIMENSI MUTU
FORMULA Jumlah neonatus hipoglikemia yang teratasi dibagi dengan jumlah bayi lahir
dengan hipoglikemi dalam 1 bulan x 100%
NUMERATOR Jumlah neonatus hipoglikemia yang teratasi dalam periode 1 bulan

DENOMINATOR jumlah bayi lahir dengan hipoglikemi dalam periode 1 bulan

TARGET 0%

CAKUPAN DATA Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melihat/observasi seluruh kegiatan kepada bayi baru lahir dalam satu bulan.

KRITERIA INKLUSI -

KRITERIA -
EKSKLUSI
METODE Prospektif
FREKUENSI Bulanan
PENGUMPULAN
DATA
FREKUENSI Laporan Triwulan berupa Grafik Garis (Run Chart)
ANALISA DATA
AREA NICU

PIC Tim PONEK

PUBLIKASI DATA Data akan dipaparkan Triwulan dan Tahunan Mutu rumah sakit

FORMAT PENCATATAN NO
Tangg Nam Jumlah
N . Keterangan
al a Bayi Yang
o R Bayi Pulang
Lahir Bayi Lahir
M
1 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5

INDIKATOR PONEK
JUDUL INDIKATOR Angka kejadian KPSW
TIPE INDIKATOR

TUJUAN Tergambarnya kemampuan Rumah Sakit dalam menangani KPSW


DEFINISI OPERASIONAL Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPSW) adalah pecahnya
membran khoiro-amniotik sebelum proses atau tanda-tanda persalinan
ALASAN/ IMPLIKASI/ KPSW merupakan salah satu tanda kegawatan terhadap kehamilan,
RASIONALISASI/ karena apabila terjadi KPSW maka angka mortalitas neonatal 4x lebih besar,
DIMENSI MUTU angka respiratory distres, neonatal sepsis dan perdarahan intraventrikuler
3x lebih besar
FORMULA Jumlah ibu KPSW dibagi dengan jumlah total ibu bersalin
NUMERATOR Pasien hamil yang datang dengan KPSW
DENOMINATOR Jumlah total ibu bersalin
TARGET <50%
CAKUPAN DATA Observasi langsung
KRITERIA INKLUSI -
KRITERIA EKSKLUSI -

FREKUENSI Bulanan
PENGUMPULAN DATA

FREKUENSI ANALISA Laporan triwulan berupa Grafik Garis (Run Chart)


DATA
AREA IGD
PIC Tim PONEK
PUBLIKASI DATA Data akan dipaparkan Triwulan dan Tahunan Mutu rumah sakit
FORMAT PENCATATAN NO Data Ibu bersalin Ibu dengan KPSW Ket

INDIKATOR PONEK
JUDUL
Penemuan Pemantauan ANC Resiko tinggi
INDIKATOR
TIPE INDIKATOR Input √ Proses √ Outcome
TUJUAN Tergambarnya kemampuan Rumah Sakit dalam menangani ibu hamil
resiko tinggi dalam melakukan konseling
DEFINISI Kehamilan resiko tinggi merupakan suatu masa dimana ibu tersebut
OPERASIONAL dapat mengalami berbagai resiko ketika hamil yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor
ALASAN/ Agar resiko tinggi ibu hamil dapat dideteksi sedini mungkin, dan dapat
IMPLIKASI/ dilakukan konseling dan pemantauan ketat serta penanganan yang tepat
RASIONALISASI/ hingga masa persalinnan berlangsung
DIMENSI MUTU
FORMULA Jumlah penemuan ANC resiko tinggi yang diberikan konseling dibagi
jumalah penemuan keseluruhan ANC resiko tinggi
NUMERATOR Jumlah Penemuan ANC resiko tinggi yang diberikan konseling
DENOMINATOR Jumlah keseluruhan ANC resiko tinggi
TARGET 100%
CAKUPAN DATA Observasi langsung
KRITERIA -
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
FREKUENSI Bulanan
PENGUMPULAN
DATA

FREKUENSI Laporan triwulan berupa Grafik Garis (Run Chart)


ANALISA DATA
AREA Rawat Jalan
PIC Tim PONEK
PUBLIKASI Data akan dipaparkan Triwulan dan Tahunan Mutu rumah sakit
DATA
FORMAT NO DATA ANC ANC resiko tinggi Dilakukan
PENCATATAN Konseling

INDIKATOR PONEK
JUDUL INDIKATOR Angka keberhasilan Kejadian HPP
TIPE INDIKATOR Input √ Proses √ Outcome
TUJUAN Tergambarnya kemampuan Rumah Sakit dalam menangani ibu yang
mengalami HPP
DEFINISI HPP adalah perdarahan setelah bayi lahir dengan jumlah lebih dari
OPERASIONAL 500 ml
1. Perdarahan post partum dini ( early post partum hemorrhage )
yaitu perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama sesudah
lahir.
2. Perdarahan masa nifas (late post partum hemorrhage) yaitu
pendarahan terjadi pada masa nifas (puerperium) tidak termasuk
24 jam pertama setelah bayi lahir
ALASAN/ HPP merupakan salah satu penyebab kematian terbesar dari ibu
IMPLIKASI/ bersalin, dan diharapkan HPP dapat dihindari dan diatasi
RASIONALISASI/
DIMENSI MUTU
FORMULA Jumlah pasien dengan HPP yang berhasil ditangani dibagi dengan
jumlah total ibu dengan HPP dalam 1 bulan
NUMERATOR Jumlah pasien HPP yang berhasil ditangani dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah total pasien dengan HPP dalam 1 bulan
TARGET 100 %
CAKUPAN DATA Observasi langsung
KRITERIA INKLUSI -
KRITERIA -
EKSKLUSI
FREKUENSI Bulanan
PENGUMPULAN
DATA

FREKUENSI Laporan triwulan berupa Grafik Garis (Run Chart)


ANALISA DATA
AREA Bersalin, Rawat Inap, IGD
PIC Tim PONEK
PUBLIKASI DATA Data akan dipaparkan Triwulan dan Tahunan Mutu rumah sakit
FORMAT PENCATATAN NO Data Ibu bersalin Ibu dengan HPP

INDIKATOR PONEK
JUDUL INDIKATOR Angka Penanganan HAP
TIPE INDIKATOR Input √ Proses √ Outcome
TUJUAN Tergambarnya kemampuan Rumah Sakit dalam menangani ibu yang
mengalami HAP
DEFINISI HAP adalah perdarahan dari jalan lahir setelah usia kehamilan 22
OPERASIONAL minggu
Kalsifikasi :
1. Plasenta previa
2. Solusio Plasenta
3. Perdarahan yang belum jelas
sumbernya
4. Ruptur sinus marginalis
5. Vasa previa
6. Plasenta letak rendah
ALASAN/ HAP merupakan salah satu resiko kehamilan dan apabila tidak
IMPLIKASI/ ditangani dengan benar maka akan berakibat kematian ibu dan
RASIONALISASI/ kematian bayi
DIMENSI MUTU
FORMULA Jumlah pasien dengan HAP yang tertangani dibagi dengan jumlah
total ibu bersalin yang mengalami HAP
NUMERATOR Jumlah pasien HAP yang tertangani dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah total ibu bersalin yang mengalami HAP
TARGET 100%
CAKUPAN DATA Observasi langsung
KRITERIA INKLUSI -
KRITERIA -
EKSKLUSI
FREKUENSI Bulanan
PENGUMPULAN
DATA

FREKUENSI Laporan triwulan berupa Grafik Garis (Run Chart)


ANALISA DATA
AREA Bersalin
PIC Tim PONEK
PUBLIKASI DATA Data akan dipaparkan Triwulan dan Tahunan Mutu rumah sakit
FORMAT PENCATATAN NO Data Ibu bersalin Ibu dengan HAP
INDIKATOR PONEK
JUDUL INDIKATOR Angka keberhasilan penanganan PPI
TIPE INDIKATOR Input √ Proses √ Outcome
TUJUAN Tergambarnya kemampuan Rumah Sakit dalam menangani ibu
dengan partus prematurus iminens
DEFINISI Partus prematurus iminens (PPI) adalah dimulainya kontraksi uterus
OPERASIONAL yang disertai pendataran dan/atau dilatasi servix serta turunnya bayi
pada wanita hamil yang usia kehamilannya kurang dari 37 minggu
ALASAN/ Persalinan prematur merupakan salah satu penyebab utama
IMPLIKASI/ morbiditas dan mortalitas neonatal
RASIONALISASI/
DIMENSI MUTU
FORMULA Jumlah pasien yang mengalamai partus prematurus iminens yang
dapat dipertahankan/ditangani dengan jumlah total ibu yang
mengalami partus prematurus iminens
NUMERATOR Jumlah pasien yang mengalami partus prematurus iminens yang dapat
ditangani/dipertahankan dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah total ibu yang mengalami partus prematurus iminens dalam 1
bulan
TARGET >80 %
CAKUPAN DATA Observasi langsung
KRITERIA INKLUSI -
KRITERIA -
EKSKLUSI
FREKUENSI Bulanan
PENGUMPULAN
DATA

FREKUENSI Laporan triwulan berupa Grafik Garis (Run Chart)


ANALISA DATA
AREA Bersalin, Rawat Inap
PIC Tim PONEK
PUBLIKASI DATA Data akan dipaparkan Triwulan dan Tahunan Mutu rumah sakit
FORMAT PENCATATAN NO Data Ibu PPI Bisa Lahir
dipertahankan

INDIKATOR PONEK
JUDUL INDIKATOR Angka Kejadian Caesar karena gagal Induksi
TIPE INDIKATOR Input √ Proses √ Outcome
TUJUAN Tergambarnya kemampuan Rumah Sakit dalam menangani ibu
dengan gagal induksi
DEFINISI Gagal Induksi adalah suatu keadaan dimana induksi tidak bisa
OPERASIONAL diteruskan kembali,dikarenakan berbagai faktor seperti terjadi gawat
janin, kemajuan persalinan macet selama 24 jam
ALASAN/ Untuk menurunkan angka kematian Ibu dan Bayi
IMPLIKASI/
RASIONALISASI/
DIMENSI MUTU
FORMULA Jumlah pasien dengan gagal induksi yang dilakukan caesar dengan
jumlah total ibu yang dilakukan induksi
NUMERATOR Jumlah pasien gagal induksi yang dilakukan caesar dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah total pasien yang diinduksi
TARGET < 20%
CAKUPAN DATA Observasi langsung
KRITERIA INKLUSI -
KRITERIA -
EKSKLUSI
FREKUENSI Bulanan
PENGUMPULAN
DATA

FREKUENSI Laporan triwulan berupa Grafik Garis (Run Chart)


ANALISA DATA
AREA Kamar Bersalin
PIC Tim PONEK
PUBLIKASI DATA Data akan dipaparkan Triwulan dan Tahunan Mutu rumah sakit
FORMAT PENCATATAN NO Data Ibu induksi Ibu dengan gagal
induksi

INDIKATOR PONEK
JUDUL INDIKATOR Angka Kejadian Abortus Iminens
TIPE INDIKATOR Input √ Proses √ Outcome
TUJUAN Tergambarnya kemampuan Rumah Sakit dalam menangani ibu
dengan abortus iminens
DEFINISI Abortus Iminens adalah ancaman keguguran dimana kondisi janin
OPERASIONAL masih sehat namun beresiko mengalami abortus dengan ditandai
kemunculan flek kecoklatan dari vagina ketika kehamilan kurang dari
20 minggu
ALASAN/ Perdarahan merupakan salah satu penyebab kematian janin didalam
IMPLIKASI/ kandungan bila tidak segera ditangani
RASIONALISASI/
DIMENSI MUTU
FORMULA Jumlah kejadian abortus iminens yang berlanjut menjadi abortus
dibagi dengan jumlah keseluruhan kejadian abortus iminens
NUMERATOR Jumlah kejadian abortus iminens yang berlanjut menjadi abortus
DENOMINATOR Jumlah total kejadian abortus iminens
TARGET < 0,5 %
CAKUPAN DATA Observasi langsung
KRITERIA INKLUSI -
KRITERIA -
EKSKLUSI
FREKUENSI Bulanan
PENGUMPULAN
DATA

FREKUENSI Laporan triwulan berupa Grafik Garis (Run Chart)


ANALISA DATA
AREA IGD, rawat inap
PIC Tim PONEK
PUBLIKASI DATA Data akan dipaparkan Triwulan dan Tahunan Mutu rumah sakit
FORMAT PENCATATAN NO Data Abortus Keterrangan
iminens Dicuretage Dipulangkan

INDIKATOR PONEK
JUDUL INDIKATOR Angka Kejadian IUFD
TIPE INDIKATOR Input √ Proses √ Outcome
TUJUAN Tergambarnya kemampuan Rumah Sakit dalam menangani dan
melakukan observasi persalinan sehingga terhindar dari IUFD
DEFINISI IUFD ( Intrauterine Fetal Death) adalah kondisi janin yang meninggal
OPERASIONAL di dalam kandungan setela kehamilan berusia 20 minggu
ALASAN/ Perbaikan mutu dalam hal melakukan kontrol/observasi pada pasien
IMPLIKASI/ persalinan sehingga tidak terjadi loss
RASIONALISASI/
DIMENSI MUTU
FORMULA Jumlah kejadian IUFD pada ibu bersalin dibagi dengan jumlah total
ibu bersalin
NUMERATOR Jumlah kejadian IUFD
DENOMINATOR Jumlah total Ibu bersalin
TARGET <0%
CAKUPAN DATA Observasi langsung
KRITERIA INKLUSI -
KRITERIA Bayi yang datang ke RSIA Amanah Probolinggo sudah dengan IUFD
EKSKLUSI
FREKUENSI Bulanan
PENGUMPULAN
DATA

FREKUENSI Laporan triwulan berupa Grafik Garis (Run Chart)


ANALISA DATA
AREA IGD, Bersalin,Rawat Inap
PIC Tim PONEK
PUBLIKASI DATA Data akan dipaparkan Triwulan dan Tahunan Mutu rumah sakit
FORMAT PENCATATAN NO Data Ibu Bersalin Keterrangan
IUFD Lahir sehat

Anda mungkin juga menyukai