Anda di halaman 1dari 18

BAB III

PROSEDUR UJI COBA RANCANGAN SEMINAR

A. Populasi, Sampel dan Sumber Data


1. Populasi
Populasi dalam penelitian mengandung unsur wilayah yang
ingin diteliti oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2001: 55) menyatakan
bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda
alam yang lain. populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh objek atau subjek itu. Selain itu, menurut Margono
(2004: 118), populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita
dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi (Margono, 2004:
118). Ia menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek
penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh
tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai
sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu
penelitian.
Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
populasi merupakan objek suatu penelitian yang bukan hanya terbatas
pada manusia, tetapi meliputi banyak hal/objek lain yang memiliki
karakteristik tertentu didalam penelitian.
Populasi yang akan digunakan sebagai penelitian adalah siswa
SDN Sanding 2.

18
19

2. Sampel
Sampel tentu sangat dibutuhkan dalam penelitian. Menurut
Arikunto dalam Furchan (2004: 193) sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Pendapat yang senada pun dikemukakan
oleh Sugiyono (2001: 56). Ia menyatakan bahwa sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya
akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representatif. Sedangkan Margono (2004:
121) menyatakanbahwa sampel adalah sebagai bagian dari populasi,
sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara-
cara tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari
populasi yang diteliti atau bagian dari banyaknya populasi yang ada.
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3 semester 1 dengan
jumlah siswa sebanyak 40 orang.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini yaitu:
a. Sulastini, S.Pd. selaku wali kelas 3 di SDN Sanding 2 Tahun
Ajaran 2019/2020.
b. Seluruh siswa kelas 3 semester 1 SDN Sanding 2 Tahun Ajaran
2019/2020.

B. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan proses pengadaan data untuk


keperluan suatu penelitian, langkah penting dalam metode ilmiah. Oleh
karena itu, pengumpulan data mutlak diperlukan dalam suatu penelitian.
20

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan oleh


peneliti adalah sebagai berikut.
1. Walkthrough
Menurut Akker et al Walkthrough merupakan suatu cara atau
desain penelitian untuk mengevaluasi atau memvalidasi suatu
prototype (rancangan) dan sasarannya bisa jadi satu orang atau
beberapa perwakilan dari kelompok. Walkthrough dilakukan dengan
cara wawancara secara lisan. Walkthrough digunakan pada saat expert
review yang bertujuan untuk mengetahui kevalidan desain media
pembelajaran matematika dilihat dari aspek materi dan tampilan
media.
Selain digunakan untuk mengetahui kevalidan, Walkthrough
juga dapat digunakan untuk merevisi desain media pembelajaran
matematika yang diberikan kepada ahli materi dan ahli desain untuk
memperoleh penilaian dan saran atau masukan sebagai dasar untuk
merevisi produk. Komentar dan saran pada tahap expert review
digunakan untuk merevisi prototype pertama desain media
pembelajaran matematika. Hasil revisi pada tahap expert review dan
one-to-one akan menghasilkan prototype II, sehingga dari penelitian
tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kelayakan produk.
Pengukuran kualitas produk dalam angket menggunakan rentang skor
dari 1 sampai dengan 4 pada setiap pernyataan yang disediakan.
2. Angket
Angket dalam sebuah penelitian salah satu hal penting yang
harus ada. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pendapat dari sampel
yang diteliti. Menurut Sudaryono (2011: 181) angket atau kuesioner
merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak
langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden).
Teknik analisis data pada angket respon siswa yang digunakan
untuk mengolah data yang diperoleh dalam pembelajaran ini adalah
dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif.
21

Analisis deskriptif kuantitatif dihasilkan dari data yang diperoleh dari


angket terhadap siswa.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala
1 sampai 4, skala yang digunakan yaitu skala likert
(Riduwan,2014:91). Angket ini digunakan untuk mengetahui respon
siswa terhadap penggunaan media BEKAPAI dalam kegiatan
pembelajaran dengan bentuk jawaban ”sangat setuju, setuju, kurang
setuju, tidak setuju”.

3. Tes Hasil Belajar


Menurut Arikunto (2007) Tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki
individu atau kelompok. Tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana tingkat kemampuan siswa dalam melakukan operasi hitung
pembagian matematika setelah menggunakan media yang disediakan.
Aspek penilaian dalam tes ini yaitu ketepatan dalam menjawab soal-
soal yang diberikan.
Pada penelitian ini, diadakan dua tahapan tes tertulis, yaitu
pretest dan posttest. Pretest adalah tes yang bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa sebelum diberi perlakuan
apapun. Sementara posttest merupakan tes untuk mengukur
kemampuan siswa setelah diberi perlakuan khusus, sehingga dapat
dilihat perkembangan prestasi belajar siswa.
Dengan menggunakan metode tes ini maka peneliti akan dapat
mengetahui apakah kemampuan peserta didik dalam melakukan
operasi hitung pembagian mengalami peningkatan sesuai dengan yang
diharapkan peneliti.

4. Dokumentasi
Dokumentasi diperlukan dalam sebuah penelitian untuk
22

mengambil data yang terdapat dilapangan atau tempat penelitian.


Menurut Riduwan (2015:77) dokumentasi ditunjukan untuk
memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku
yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, dan foto-foto,
film dokumen data yang relevan penelitian Dokumentasi pada
penelitian ini digunakan untuk mengetahui yang sesungguhnya yang
terdapat di dalam penelitan dan untuk membuktikan bahwa penelitian
ini dilaksanakan dan benar adanya.

C. Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada
penelitian ini adalah:
1. Walkthrough
a. Penilaian Uji Ahli Materi
Tabel 3.1 Indikator pada Aspek Materi
No Aspek yang Alternatif Jawaban
dinilai 4 3 2 1
1 Relevansi Baik Cukup Kurang Tidak
Baik Baik Baik
2 Keakuratan Baik Cukup Kurang Tidak
materi Baik Baik Baik
3 Kelengkapan Baik Cukup Kurang Tidak
sajian Baik Baik Baik
4 Konsep Baik Cukup Kurang Tidak
dasar materi Baik Baik Baik
5 Kesesuaian Baik Cukup Kurang Tidak
sajian Baik Baik Baik
dengan
tuntutan
pembelajaran
yang
23

berpusat
pada siswa

b. Penilaian Uji Ahli Desain


Tabel 3.2 Indikator pada Aspek Desain
No Aspek yang Alternatif Jawaban
dinilai 4 3 2 1
1 Tampilan Baik Cukup Kurang Tidak
Umum Baik Baik Baik
2 Tampilan Baik Cukup Kurang Tidak
Khusus Baik Baik Baik
3 Penyajian Baik Cukup Kurang Tidak
Media Baik Baik Baik

2. Angket
a. Lembar Angket Respon Siswa
Tabel 3.3 Instrumen Angket Siswa
Nomor Aspek yang Butir Alternatif Jawaban
dinilai Pernyataan SS S KS TS
1 Kejelasan Gambar yang
Gambar terdapat
dalam media
terlihat jelas
2 Kemenarikan Saya tertarik
gambar mengikuti
pembelajaran
pada pokok
bahasan
operasi hitung
pembagian
24

3 Kemudahan Media yang


belajar digunakan
mudah
dioperasikan
4. Peningkatan Saya
hasil belajar termotivasi
untuk belajar
operasi hitung
pembagian

3. Lembar Penilaian Tes Hasil Belajar Siswa

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Menulis Teks


Percakapan
Aspek yang Soal
No. Indikator Skala Skor
Dinilai
1 Kesesuaian Siswa mampu 1 10
Materi membedakan antara 2 10
bilangan pembagi, 3 10
terbagi, hasil bagi 4 10
dan sisa bagi. 5 10
Siswa mampu 6 10
mengerjakan soal- 7 10
soal dengan benar 8 10
9 10
10 10
Jumlah Skor 100
25

4. Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah data diperoleh dari sampel melalui


instrumen yang telah dipilih dan akan digunakan untuk menjawab
masalah dalam penelitian atau untuk menguji hipotesa yang diajukan
melalui penyajian data. Data yang terkumpul tidak mesti seluruhnya
disajikan dalam pelaporan penelitian, penyajian data ini adalah dalam
rangka untuk memperlihatkan data kepada pembaca tentang realitas yang
sebenarnya terjadi sesuai dengan fokus dan tema penelitian. Oleh karena
itu data yang disajikan dalam penelitian tentunya adalah data yang terkait
dengan tema bahasan saja yang perlu disajikan. Kegiatan analisis
merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena-
fenomena yang terdapat di lingkungan. Analisis dilaksanakan dengan
melakukan telaah terhadap fenomena atau peristiwa secara keseluruhan,
maupun terhadap bagian-bagian yang membentuk fenomena-fenomena
tersebut serta hubungan keterkaitannya (Nana Syaodih Sukmadinata,
2015).
Adapun analisis data dalam penelitian ini ialah analisis hasil dari
angket yang akan peneliti sebar pada ahli materi, ahli desain, respon
siswa dan tes hasil belajar siswa.
a. Analisis Walkthrough

Dari data hasil validasi tim ahli pada tahap validasi desain
berupa hasil revisi lembar kerja siswa berisikan komentar dan saran.
Data ini akan dianalisis secara deskriptif kualitatif yang digunakan
sebagai masukan untuk merevisi desain media pembelajaran
matematika yang memenuhi aspek materi dan media. Analisis
Walkthrough digunakan pada tahap expert review. Pada tahap expert
review dilakukan validasi oleh 2 pakar/ahli yaitu Sulastini, S. Pd dan
Murnawiyah, S. Pd yang hasilnya merupakan prototype II. Jika desain
media pembelajaran matematika memenuhi aspek kevalidan yang di
26

validasi oleh pakar/ahli maka dapat dikatakan bahwa desain media


pembelajaran matematika tersebut valid.

Untuk memperkuat tingkat kevalidan oleh validator dan untuk


mengetahui bagian mana yang sudah valid, maka ditambahkan nilai
sebagai patokan bahwa soal itu sudah valid atau belum. Akan tetapi
yang menjadi tujuan utama tetap komentar dan saran dari validator.
Nilai tersebut hanya digunakan sebagai data penguat saja.

Tabel 3.5 Kategori pada lembar Walkthrough

Skor Kategori
5 Sangat baik
4 Baik
3 Cukup Baik
2 Kurang Baik
1 Tidak Baik

Penilaian media berdasarkan hasil uji ahli materi dan media


digunakan teknik pengolahan data menurut Purwanto (2009: 102),
sebagai berikut:
𝑅
NP = 𝑆𝑀 𝑥 100%

Keterangan:
NP = Nilai presentase kelayakan yang akan dicari atau
diharapkan.
R = Nilai skor mentah yang diperoleh
SM = Nilai skor maksimum
100% = Bilangan Tetap
27

Hasil penilaian yang diperoleh kemudian diinterpretasikan


sesuai dengan tabel berikut ini.
Tabel 3.6 Kriteria Uji Kelayakan Media

Kriteria Validasi Tingkat Validasi


81,0 % – 100,0 % Sangat valid, dapat
digunakan tanpa revisi
61,0 % – 80,9 % Cukup valid, dapat digunakan namun
perlu revisi
41,0 % – 60,9 % Kurang valid, disarankan tidak
digunakan karena perlu revisi besar
21,0 % – 40,9 % Tidak valid, tidak boleh dipergunakan

b. Analisis Angket

Untuk mengetahui lembar kerja siswa yang telah di buat,


diadakan analisis kepraktisan oleh siswa Kelas 3 SDN Sanding 2.
Angket akan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif
Kualitatif Data yang diperoleh dari angket berupa jawaban dari siswa.
Data ini digunakan sebagai masukan dalam merevisi lembar kerja
siswa yang sesuai dengan indikator kepraktisan. Angket akan
diberikan kepada siswa pada tahap small group dan field test.

Angket pada tahap small group digunakan untuk mengetahui


kepraktisan desain media pemmbelajaran matematika. Sedangkan
angket pada tahap field test digunakan untuk mengetahui keefektifan
desain media pembelajaran matematika. Angket diberikan kepada
siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika. Jawaban siswa
pada tahap small group akan digunakan untuk merevisi prototype II.
Hasil revisi prototype II akan menghasilkan prototype III. Sedangkan
jawaban siswa pada tahap field test akan digunakan untuk melihat
keefektifan desain media pembelajaran matematika.
28

Skor Kategori
4 Sangat Setuju
3 Setuju
2 Kurang Setuju
1 Tidak Setuju

Setelah menjumlahkan maupun mengelompokkan masing-


masing jawaban dari siswa, kemudian peneliti membuat data dalam
persentase dengan rumus distribusi persentase menruut Anas Sudjono
(2012:43) sebagia berikut:

𝑓
p = 𝑁 𝑥 100%

Keterangan:
f = frekuensi yang sedang dicari persentasinya
N = Number of Case (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)
p = angket persentase
Setelah diperoleh persentase dari rumus tersebut kemudian
peneliti menafsirkan dengan persentase tersebut dengan kriterika
keefektifan yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan
sangat kurang baik. Sesuai dengan pendapat Riduwan (2010: 93-95)
yang tersaji dalam table berikut:
Interval Uji Instrumen:
0% - 20% Sangat Kurang Baik
21% - 40% Kurang Baik
41% - 60% Cukup
61% - 80% Baik
81% - 100% Sangat Baik
29

c. Analisis Penilaian Tes Hasil Belajar Siswa


1) Analisis Data Kuantitatif
a) Penilaian latihan dan tes mencari nilai rata-rata
Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa
selanjutnya dibagikan dengan jumlah siswa yang mengikuti tes
sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata ini didapat
dengan menggunakan rumus:

∑x
𝑥 = ∑N

Keterangan: 𝑥 = nilai rata-rata


∑x = jumlah semua nilai siswa
∑N = jumlah siswa yang mengikuti tes
b) Penilaian untuk Ketuntasan Belajar
Dalam penilaian ini terdapat dua cara individual didapat
dari KKM untuk pembelajaran tematik ditetapkan sekolah yaitu
siswa dinyatakan tuntas jika telah mendapatkan nilai sekurang-
kurangnya 68, sedangkan di bawah 68 dinyatakan belum tuntas.
Selain itu, ketuntasan belajar secara klasikal yaitu mengukur
tingkat keberhasilan ketuntasan belajar siswa secara
menyeluruh.
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar belajar
secara klasikal digunakan rumus:
∑ siswa yang memperoleh nilai ≥68
𝑃= ∑siswa mengikuti tes
𝑥 100%

Keterangan: P = Persentase ketuntasan


30

Adapun kriteria ketuntasan belajar siswa secara klasikal


(Aqib,dkk., 2009:41) yaitu:

Tingkat Ketuntasan Kategori


>80 Sangat tinggi
60-70 Tinggi
40-50 Sedang
20-30 Rendah
<20 Sangat rendah

5. Perencanaan Desain Pembelajaran

Prosedur yang digunakan dalam pengembangan ini mengadopsi


dari model pengembangan yang akan dilaksanakan merujuk pada desain
pengembangan menurut Borg dan Gall (1989) yang telah dimodifikasi
oleh Sugiyono meliputi 6 langkah yaitu analisis masalah, pengumpulan
data, desain produk, validasi desain, revisi desain dan uji coba produk.
Dibawah ini merupakan langkah-langkah dalam penelitiam dan
pengembangan (R&D) di tunjukan pada gambar sebagai berikut:

Gambar 3.7 Alur modifikasi R & D Sugiyono (2010 :409)

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian pengembangan ini


meliputi beberapa tahap seperti yang dikemukakan Sugiyono diatas yaitu.
31

a. Langkah-langkah Penelitian Pengembangan

Menurut Sugiyono (2011:408) langkah-langkah pelaksanaan


strategi penelitian dan pengembangan yang dilakukan untuk
menghasilkan produk tertentu dan untuk menguji keefektifan produk
yang dimaksud, adalah: Potensi dan Masalah, Pengumpulan data,
Desain Produk, Validasi Desain, Revisi Desain, Uji coba Produk.

1) Potensi dan masalah

Penelitian ini dapat berangkat dari adanya potensi atau


masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan
akan memiliki suatu nilai tambah pada produk yang diteliti.
Pemberdayaan akan berakibat pada peningkatan mutu dan akan
meningkatkan pendapatan atau keuntungan dari produk yang
diteliti. Masalah juga bisa dijadikan sebagai potensi, apabila kita
dapat mendayagunakannya. Sebagai contoh sampah dapat
dijadikan potensi jika kita dapat merubahnya sebagai sesuatu yang
lebih bermanfaat.
Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian
harus ditunjukkan dengan data empirik. Masalah akan terjadi jika
terdapat penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang
terjadi. Masalah ini dapat diatasi melalui R&D dengan cara
meneliti sehingga dapat ditemukan suatu model, pola atau sistem
penanganan terpadu yang efektif yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah tersebut.

2) Mengumpulkan Informasi dan Studi Literatur

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual,


maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi dan studi
literatur yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan
produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
Studi ini ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau
32

landasan-landasan teoretis yang memperkuat suatu produk. Produk


pendidikan, terutama produk yang berbentuk model, program,
sistem, pendekatan, software dan sejenisnya memiliki dasar-dasar
konsep atau teori tertentu. Untuk menggali konsep-konsep atau
teori-teori yang mendukung suatu produk perlu dilakukan kajian
literatur secara intensif. Melalui studi literatur juga dikaji ruang
lingkup suatu produk, keluasan penggunaan, kondisi-kondisi
pendukung agar produk dapat digunakan atau diimplementasikan
secara optimal, serta keunggulan dan keterbatasannya. Studi
literatur juga diperlukan untuk mengetahui langkah-langkah yang
paling tepat dalam pengembangan produk tersebut.
Produk yang dikembangkan dalam pendidikan dapat berupa
perangkat keras seperti alat bantu pembelajaran, buku, modul atau
paket belajar, dll., atau perangkat lunak seperti program-program
pendidikan dan pembelajaran, model-model pendidikan,
kurikulum, implementasi, evaluasi, instrumen pengukuran, dll.

3) Desain Produk

Produk yang dihasilkan dalam produk penelitian research and


development bermacam-macam. Sebagai contoh dalam bidang
tekhnologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimafaatkan
untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat
energi, menarik, harga murah, bobot ringan, ergonomis, dan
bermanfaat ganda. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar
atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk
menilai dan membuatnya serta memudahkan fihak lain untuk
memulainya. Desain sistem ini masih bersifat hipotetik karena
efektivitasya belum terbukti, dan akan dapat diketahui setelah
melalui pengujian-pengujian.

4) Validasi Desain
33

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai


apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara
rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan
secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian
berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.
Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan
beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk
menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta
untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui
kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan
dalam forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan
proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut, berikut
keunggulannya.

5) Perbaikan Desain

Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan


pakar dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui
kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk
dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas
memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan
produk tersebut.

6) Uji coba Produk

Desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji


coba dahulu. Tetapi harus dibuat terlebih dahulu,
Analisis menghasilkan
Kebutuhan
produk, dan produk tersebut yang diujicoba. Pengujian dapat
dilakukan dengan ekperimen yaitu membandingkan efektivitas dan
efesiensi sistem kerja lama dengan yang baru.Berdasarkan langkah-
langkah diatas prosedur penelitian pegembangan bahan ajar
berbasis media pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dijelaskan
dibawah ini
34

Analisis Masalah Analisis Kurikulum

Analisis Materi

Pengumpulan Data Materi

Media Gambar
Desain Produk
“Doripik”

Desain
Validasi Desain/ uji ahli Guru
Bidang studi Bahasa
Indonesia

Revisi Desain

Uji Coba Produk (Uji Siswa/i kelas VI


Coba Terbatas)

Hasil Akhir

Gambar 3.2
Langkah-langkah desain penelitian dan pengembangan Research and Development
(R&D) Dimodifikasi oleh Sugiyono (2010:409)
35

6. Validasi Desain Pembelajaran


Setelah rancangan desain pembelajaran ini telah lengkap dengan
panduan-panduannya, kemudian dilakukan uji validasi desain
pembelajaran.
a. Tujuan Validasi
Tujuan uji validasi produk model adalah untuk
menyempurnakan dan memperoleh validasi model serta mengetahui
kelebihan dan kelemahan secara konseptual menurut para Ahli.
b. Sumber Data Validasi
Sumber data uji validasi desain pembelajaran ini berasal dari
seorang guru lulusan S1 PGSD dengan masa kerja PNS 10 tahun.
c. Instrumen Validasi
Instrumen uji validasi desain pembelajaran yang akan divalidasi
oleh ahli materi dan media serta respon siswa yang tujuannya agar
mengetahui apakah bahan ajar tersebut telah memenuhi kriteria atau
belum. Apabila bahan ajar belum memenuhi kriteria maka harus
dilakukan revisi produk dan diujikan kembali.

Anda mungkin juga menyukai