Pengaruh Sistem Eksitasi Terhadap Perfor
Pengaruh Sistem Eksitasi Terhadap Perfor
LAPORAN PKL
Mengesahkan
Ketua Prodi Teknik Elektro Uniga
HELFY SUSILAWATY, MT
NIDN.04-1128901
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapka kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan dengan judul “PENGARUH SISTEM EKSITASI TERHADAP
PERFORMA GENERATOR SINKRON UNIT 2 DI PT.INDONESIA POWER
UPJP KAMOJANG” dengan baik di PT.INDONESIA POWER UPJP
KAMOJANG. Laporan ini disusun sebagai pertanggungjawaban penulis selama
kerja praktek di kantor dan lapangan, juga sebagai salahsatu syarat untuk
memenuhi mata kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL) dalam kurikulum studi
Teknik Elektro Universitas Garut.
Pada kesempatan ini, penulis sampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Ayah, Ibu, teman – teman, serta seluruh keluarga yang telah
memberikan semangat dan do’a.
2. Bapak Budi Wibowo selaku pimpinan PT.INDONESIA POWER
UPJP Kamojang.
3. Bapak Dito Hasta Krisandy dan bapak Dodi selaku Humas
PT.INDONESIA POWER UPJP Kamojang.
4. Bapak Drs.H. Muchtar selaku Dekan Fakultas Universitas Garut.
5. Bapak Akmad Fauzi Iksan, MT selaku ketua bidang Akademik Teknik
Elektro Universitas Garut.
6. Ibu Helfy Susilawati, MT selaku ketua prodi Fakultas Teknik Elektro
Universitas Garut dan pembimbing Praktek Kerja Lapangan.
7. Bapak Syahrul Umam selaku pembimbing dalam pelaksanaan Praktek
Kerja Lapangan di PT.INDONESIA POWER.
8. Bapak Tri Haryono selaku pembimbing dalam pelaksanaan Praktek
Kerja Lapangan di PT.INDONESIA POWER.
9. Bapak Febian Tomy Pramadi, Ganta Yuda, Fachrizal Nur Rahmat dan
Yogi selaku Pembimbing Praktek di PT.INDONESIA POWER.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………... iii
DAFTAR GAMBAR ….….….…………………………………………………. v
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………... 1
1.2 Tujuan ……………………………………………………………….. 2
1.3 Waktu Pelaksanaan dan Tempat Pelaksanaan ……………………….. 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori ………..……………………………………………... 3
2.1.1 Generator Sinkron ……….……….……………………...… 3
2.1.2 Prinsip Kerja Generator Sinkron ……….……….…………. 4
2.1.3 Konstruksi Generator Sinkron ……….……….……..……... 5
2.1.4 Sinkronisasi Generator ……….……….………………..… 10
2.1.5 Pengertian Daya ...……….……….………………………. 12
2.1.6 Faktor Daya …….……….……….……………………….. 13
2.1.7 Sistem Eksitasi ………….……….……………………….. 14
2.1.8 Sistem Eksitasi Menggunakan Sikat (Brush Excitation) … 15
2.1.9 Sistem Eksitasi Tanpa Sikat (Brushless Excitation) ……... 17
BAB III PELAKSANAAN PKL
3.1 Tinjauan Umum PT. Indonesia Power UPJP Kamojang …………... 19
3.2 Kegiatan PT. Indonesia Power UPJP Kamojang ………………..…. 19
3.3 Struktur Organisasi PT. Indonesia Power UPJP Kamojang ……….. 20
3.4 Tujuan dan Fungsi PT. Indonesia Power UPJP Kamojang ………… 27
3.5 Gambaran Pelaksanaan PKL ……………………………..……........ 30
3.6 Dokumentasi Pelaksanaan PKL …………………………..………... 31
3.7 Analisis Permasalahan dan Pembahasan …………………………… 41
iii
3.7.1 Analisis Permasalahan ………………………………………... 41
3.7.2 Pembahasan ………….………………………………………... 41
3.7.2.1 Peralatan Brushless Excitation System Di PLTP Kamojang
Unit 2 …………………………………............................ 42
3.7.2.2 Cara Kerja Sistem Eksitasi Pada Generator Sinkron …... 46
3.7.2.3 Analisis Karakteristik Sistem Eksitasi Di PLTP Kamojang
Unit 2 …………………………………………………… 47
3.7.2.3.1 Hubungan Antara Arus Eksitasi dan Arus Jangkar .49
3.7.2.3.2 Hubungan Antara Arus Eksitasi (If) Terhadap Waktu
(Hari) …………………………………………….. 50
3.7.2.3.3 Hubungan Arus Jangkar (Ia) Terhadap Waktu (Hari)
…………………………………………………….. 51
3.7.2.3.4 Hubungan Antara Arus Eksitasi (If) Terhadap
Tegangan Terminal (Vt) …………………………. 52
3.7.2.3.5 Hubungan Pembebanan (MW) Terhadap Arus
Eksitasi (If) ………………………………………. 53
3.7.2.3.6 Hubungan Pembebanan (MW) Terhadap Frekuensi
(Hz) ……………………………………………… 54
3.7.2.3.7 Persentase Tegangan Supply Pada Genrator Sinkron
……………………………………………………. 55
3.7.2.3.8 Persenyase Tegangan Supply Generator Terhadap
Daya Aktip ………………………………………. 58
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ………………………………………………………… 60
4.2 Saran ………………………………………………………………... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 3.21 Pengecekan Pelumas Bearing ….………………………………... 40
Gambar 3.22 Automatic Voltage Regulator …..………………………………... 45
Gambar 3.23 Grafik Hubungan Arus Eksitasi (If) dengan Arus Jangkar (Ia) ….. 49
Gambar 3.24 Grafik Hubungan Arus Eksitasi (If) Terhadap Waktu (Hari) ……. 40
Gambar 3.25 Grafik Hubungan Arus Jangkar (Ia) Terhadap Waktu (Hari) …... 51
Gambar 3.26 Grafik Hubungan Arus Eksitasi (If) Terhadap Tegangan Terminal 52
Gambar 3.27 Grafik Hubungan Pembebanan (MW) Terhadap Arus Eksitasi (If) 53
Gambar 3.28 Grafik Hubungan Pembebanan (MW) Terhadap Frekuensi (Hz) .. 54
Gambar 3.29 Grafik Nilai Persentase Tegangan Supply (%) Terhadap Daya Aktif
(MW) …………………………………………………………….. 58
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan sebuah kegiatan yang
melibatkan dunia industri / instansi dengan pihak kampus. Dengan
pelaksanaannya yang tersusun secara sistematik dimaksudkan untuk
meningkatkan mutu lulusan suatu kampus / universitas.
PKL ini diharapkan dapat menjadi media mahasiswa/i untuk pengamalan
ilmu yang digali dan dipelajari di kampus. Sehingga dengan adanya PKL ini
mahasiswa/i mendapat banyak bekal dan pengalaman untuk siap bersaing di dunia
industri / instansi.
Dewasa ini, seiring dengan perkembangan teknologi dan cara hidup
masyarakat modern, kebutuhan energi listrik akan terus meningkat setiap harinya,
baik untuk industri, pendidikan, perumahan, perkantoran dll. Dengan demikian
ketersediaan energi listrik yang besar dengan pengelolaan yang baik dapat
meningkatkan kemajuan di berbagai bidang, sehingga perekonomian masyarakat
akan meningkat dan diharakan kesejahteraan masyarakat akan tercapai.
Oleh karena itu ketersediaan pasokan listrik harus dapat terpenuhi untuk
menunjang kegiatan masyarakat. Pembangkit listrik dengan memanfaatkan energi
panas bumi dapat menjadi salah satu solusi untuk menghasilkan energi listrik
yang ramah lingkugan. Gas buang atau emisi yang dihasilkan oleh pembangkit
panas bumi lebih rendah dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar
minyak, gas, atau batu bara.
Listrik yang dihasilkan merupakan hasil konversi dari gaya gerak putar
turbin menjadi gaya listrik dengan bantuan mesin generator. Generator tersebut
dipasang atau di coupling dengan turbin yang berputar karena adanya tekanan dari
uap yang dihasilkan dari panas bumi. Uap dikeluarkan dari dalam tanah dengan
cara pengeboran sehingga diperoleh sumur uap (sumur produksi) yang
mengeluarkan uap untuk disalurkan melalui pipa saluran menuju turbin uap.
Pada generator terdapat sistem penguatan medan (sistem eksitasi) yang
mempunyai fungsi sangat penting untuk proses pembangkitan karena sistem
eksitasi lah yang mengatur besarnya tegangan keluaran dari generator supaya
1
2
tetap setabil terhadap beban. Oleh karena itu suatu generator harus mampu
membangkitkan daya listrik sesuai dengan besarnya beban yang selalu berubah –
ubah tersebut. Fluktuasi akibat beban yang selalu brubah tersebut dapat diatasi
dengan mengatur tegangan eksitasi yang dikontrol oleh AVR (Automatic Voltage
Regulator) untuk dialirkan ke rotor generator, dengan putaran rotor generator
yang konstan maka daya listrik dapat sesuai dengan pembebanan yang diperlukan.
Dari pembahasan di atas, dengan mengetahui karakteristik dan presentase
tegangan masukan dari generator sinkron karena pengaruh dari sistem eksitasi,
maka penulis membuat judul laporan “PENGARUH SISTEM EKSITASI
TERHADAP PERFORMA GENERATOR SINKRON UNIT 2 DI PLTP
KAMOJANG”.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya PKL adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa/i belajar menerapkan ilmu pengetahuan di lingkungan industri.
2. Mahasiswa belajar Sistem Management Perusahaan dan mengenal Proses
Produksi.
3. Mahasiswa belajar mengembangkan interpersonal skill (human relation).
4. Mengamalkan ilmu yang didapat di kampus untuk bisa diterapkan di
lingkungan industry.
1.3 Waktu Pelaksanaan dan Tempat Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yaitu pada tanggal 2 Juli s/d
31 Juli 2018 yang bertempat di PLTP Kamojang dengan alamat Des. Laksana
Kec. Ibun Kab.Bandung Prov. Jawa Barat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Generator Sinkron
Generator sinkron adalah suatu mesin listrik yang digunakan untuk
memproduksi energi listrik dari sumber mekanikal dengan menggunakan induksi
elektromagnetik. Energi mekanik diperoleh dari putaran rotor yang digerakkan
oleh penggerak mula, sedangkan energi listrik diperoleh dari perpotongan medan
magnet dengan penghantar, maka pada penghantar akan timbul gaya gerak listrik
melalui proses induksi elektromagnetik yang terjadi pada kumparan rotor dan
stator. Perubahan energi ini terjadi karena adanya pergerakan relatif antara medan
magnet dengan kumparan generator. Pergerakan relatif merupakan terjadinya
perubahan medan magnet pada kumparan jangkar (tempat terbangkitnya tegangan
pada generator) karena pergerakan medan magnet terhadap kumparan jangkar.
Dikatakan generator sinkron karena kecepatan putaran medan magnet
sama dengan kecepatan putaran rotor generator, sehingga kecepatan sinkron
dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutub-kutub magnet yang berputar
dengan kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator. Kumparan medan
generator sinkron terdapat pada rotor, sedangkan kumparan jangkar terdapat pada
stator. Rotor generator sinkron yang terdiri dari belitan medan yang suplai dengan
arus searah akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan
yang sama dengan kecepatan putar rotor. Karena kecepatan putaran medan
magnet sama dengan kecepatan putaran rotor generator, maka generator sinkron
ini akan menghasilkan energi listrik bolak balik (AC). Hubungan antara kecepatan
putar dengan frekuensi ditunjukkan pada persamaan di bawah ini:
𝑛.𝑝
f= …………………………………………..…………………..(2.1)
120
Dimana : f = Frekuensi (Hz)
n = Kecepatan putar (rpm)
p = Jumlah kutub
Frekuensi adalah banyaknya siklus (gelombang) dalam setiap detik (s).
Standar frekuensi listrik di Indonesia adalah 50 Hz. Oleh karena itu apabila
generator unit pembangkit diputar oleh turbin dengan kecepatan 3000 rpm, maka
3
4
jumlah kutub magnetnya adalah 2 pasang. Jumlah kutub magnet suatu generator
ditentukan berdasarkan putaran kerja dan frekuensi generator yang dinginkan.
Frekuensi listrik harus dijaga konstan sepanjang waktu, karena perubahan
frekuensi akan menyebabkan berubahnya putaran motor. Indikator kualitas listrik
yang baik salah satunya ditunjukkan dengan frekuensi yang stabil.
2.1.2 Prinsip Kerja Generator Sinkron
Penggerak mula (prime mover) yang sudah terkopel dengan rotor generator segera
dioperasikan, sehingga rotor akan berputar dengan kecepatan tertentu sesuai
dengan jumlah putaran yang diharapkan. Perputaran dari rotor generator tersebut
akan sekaligus memutar medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan
rotor. Medan putar yang terdapat pada rotor tersebut, selajutnya akan diinduksikan
pada kumparan jangkar, sehingga kumparan jangkar yang terdapat pada stator
generator akan menghasilkan fluks magnetik yang berubah-ubah nilainya setiap
waktu. Adanya perubahan fluks yang terdapat suatu kumparan medan akan
menimbulkan ggl induksi pada ujung kumparan medan tersebut.
2.1.3 Konstruksi Gnerator Sinkron
Generator sinkron merupakan komponen utama dalam sistem
pembangkitan yang berfungsi untuk merubah energi mekanik menjadi energi
listrik. Kapasitas generator pembangkitan di Indonesia sangat bervariasi, karena
pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan energi yang harus dilayani.
Konstruksi generator sinkron semuanya menggunakan medan magnet putar stator.
Hal ini bertujuan untuk memudahkan penyambungan (connection) energi listrik
keluar generator, karena titik terminal penyambungannya terdapat pada stator
generator.
medan jangkar. Celah udara adalah ruang antara rotor dan stator yang berfungsi
sebagai tempat terjadinya fluks atau induksi energi listrik dari rotor ke stator dan
memungkinkan berputarnya jangkar dalam medan magnet.
1. Rotor
Rotor berfungsi sebagai tempat ketika medan magnet dibangkitkan,
secara umum rotor juga dapat disebut sebuah electromagnet yang besar.
Rotor memiliki beberapa komponen seperti :
a. Sikat (Brush)
Ada dua jenis generator sinkron yaitu yang menggunakan sikat
(brush) dan tanpa menggunakan sikat (brushless). Sikat pada generator
sinkron berguna sebagai saklar putar untuk mengalirkan arus searah ke
kumparan medan. Namun daya yang dihasilkan dengan menggunakan
sikat pada generator ini sangat terbatas tidak sebesar seperti daya yang
dihasilkan oleh generator yang menggunakan sistem brushless.
Penggunaan sikat pada generator dengan daya yang besar dapat
menimbulkan losses yang besar dan loncatan api yang dapat
menimbulkan kebakaran pada sistem pembangkit tersebut.
b. Slip Ring
Slip ring berfungsi untuk mengaliri arus searah menuju medan
magnet pada rotor. Slip ring ini terbuat dari bahan yang kuat dan tahan
terhadap panas sehingga Slip ring ini mampu mengaliri arus ke rotor
generator dengan baik. Kemudian Slip ring dipasangkan pada terminal
kumparan rotor dan dihubungkan ke sumber arus searah menggunakan
sikat (brush).
c. Kumparan Medan
Kumparan medan merupakan tempat terjadinya medan magnet
pada generator. Kumparan medan terbuat dari tembaga berlapiskan
perak yang dibuat dengan rapi. Kumparan ini berfungsi untuk
menghasilkan medan magnet pada rotor yang mendapat sumber dari
eksitasi.
7
d. Poros Rotor
Poros rotor adalah sebagai tempat untuk meletakkan kumparan
medan, dimana pada poros rotor generator tersebut berbentuk slot-slot
secara paralel terhadap poros rotor.
Pada dasarnya rotor generator sinkron adalah sebuah elektromagnet yang
besar, dimana kutub medan magnet pada rotor generator sinkron berupa salient
pole (kutub menonjol) dan non-salient pole (kutub tak menonjol).
a) Salient pole (Kutub Menonjol)
Pada jenis salient pole, kutub magnet menonjol keluar dari
permukaan rotor. Belitan-belitan medannya dihubung seri. Ketika belitan
medan ini disuplai oleh eksiter, maka kutub yang berdekatan akan
membentuk kutub berlawanan. Salient pole mempunyai jumlah kutub
yang banyak, hal ini ditandai dimana salient pole memiliki diameter yang
besar dan panjang serta memiliki sumbu pendek.
menimbulkan suara bising dan tidak cukup kuat untuk menahan tekanan
mekanis apabila diputar dengan kecepatan tinggi.
b) Non-Salient Pole Rotor (Rotor Kutub Silinder)
Pada jenis non-salient pole, rotor jenis ini terbuat dari plat baja
yang berbentuk silinder dimana kontruksi medan magnetnya rata dengan
permukaan rotor generator sinkron. Belitan medannya dipasang pada alur-
alur sisi luar dan terhubung seri yang mendapatkan pasokan listrik yang
terhubung dengan exciter. Konstruksi dari rotor non-salient pole adalah
dengan memberikan keseimbangan mekanis yang lebih baik dibandingkan
rotor salient pole karena rugi-ruginya lebih kecil.
2. Stator
Stator (armature) adalah bagian yang berfungsi sebagai tempat
untuk menerima induksi magnet dari rotor. Arus AC yang menuju ke
beban disalurkan melalui stator. Komponen ini berbentuk sebuah rangka
silinder dengan lilitan kawat konduktor yang sangat banyak.
Dari gambar 2.10, dilihat bahwa pada bagian mesin yang berputar
(rotor) terdapat magnet permanent, kumparan jangkar generator eksitasi,
kumparan medan generator utama. Hal ini memungkinkan generator
tersebut tidak menggunakan slip ring dan sikat dalam pengoperasiaanya
sehingga lebih efektif dan efesien. Permanent Magnet Generator akan
berputar ketika rotor berputar, karena telah terhubung pada satu sumbu
atau poros. PMG di sini berfungsi untuk membangkitkan tegangan atau
arus AC yang selanjutnya disearahkan dan dimasukkan ke AVR untuk
diatur dan dikontrol. Dikarenakan tegangan atau arus AC pada PMG
sangat kecil, maka arus AC yang telah disearahkan dimasukkan ke eksiter
yang bertujuan untuk membangkitkan tegangan AC yang lebih besar. Arus
keluaran dari eksiter kemudian akan disearahkan menggunakan rotating
diode. Dan selanjutnya arus eksitasi diinjeksikan ke rotor sehingga
terdapat medan magnet pada generator yang akhirnya menimbulkan fluks
listrik yang menghasilkan tegangan keluaran pada generator.
BAB III
PELAKSANAAN PKL
3.1 Tinjauan Umum PT. Indonesia Power UPJP Kamojang
PT. Indonesia Power UPJP Kamojang merupakan salah satu dari Sembilan
unit bisnis yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power. Dengan demikian sejarah
berdirinya PLTP Kamojang sangat erat hubungannya dengan sejarah PT.
Indonesia Power. Sejarah terbentuknya PT.Indonesia power dipicu oleh kebijakan
pemerintah Indonesia yang memandang perlunya deregulasi di sektor ketenaga
listrikan. Pada tanggal 3 Oktober 1995, PT. PLN (Persero) membentuk 2 anak
perusahaan yaitu PT. PLN PJB I & II sebagai langkah untuk memisakan misi
sosial dan misi komersial yang diemban oleh Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) tersebut. Salah satu anak perusahaan yaitu PT. Pembangkitan Tenaga
Listrik Jawa - Bali I atau lebih dikenal dengan nama PT. PLN PJB I merubah
namanya menjadi PT. Indonesia Power pada tanggal 8 Oktober 2000 sebagai
upaya menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenaga listrikan.
Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP) Kamojang merupakan
salah satu dari sembilan unit bisnis pembangkitan di bawah PT. Indonesia Power
yang mengelola pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) terbesar di
Indonesia. PLTP Kamojang memiliki tiga sub unit yaitu PLTP Kamojang (140
MW), PLTP Darajat (55 MW) dan PLTP Gunung Salak (180 MW). PLTP ini
dibangun secara bertahap mulai dari tahun 1983 dengan ditandai peresmian unit 1
oleh Presiden Soeharto pada tanggal 7 Februari 1987. Kemuidan pada tahun 1993
pembangunan PLTP Darajat telah selesai dibangun kemudian disusul PLTP
Gunung Salak unit 1 (1994), unit 2 (1995) serta unit 3 (1997), PLTP Gunung
Salak pun telah mengalami peningkatan kapasitas dari masing – masing 55 MW
menjadi 60 MW.
3.2 Kegiatan PT. Indonesia Power UPJP Kamojang
Sesuai dengan tujuan pembentukannya PT. Indonesia Power menjalankan
bisnis tenaga listrik sebagai bisnis utamanya di pulau Jawa dan Bali. Pada tahun
2005, PT. Indonesia Power tercatat telah memasok listrik ke sistem JAMALI
(Jawa , Madura dan Bali) sebesar 48.320 GWh (Gigawatt Hour) atau sekitar
48,34% dari produksi sistem Jawa Bali. Selain itu kemampuan pembangkit PT.
19
20
Indonesia Power juga dapat dilihat dari faktor kapasitas rata – rata sebesar 62,07%
dengan tingkat keandalan pembangkit yang ditunjukan oleh Equivalent
Availability Factor (EAF) diatas 86,12%. Daya mampu per unit bisnis
pembangkit PT. Iindonesia Power adalah sebagai berikut :
Unit Pembangkitan dan Jasa Daya pada Juni 2006
Pembangkitan (MW)
SURALAYA 2.962
PRIOK 1.081
SAGULING 792
KAMOJANG 321
MRICA 306
SEMARANG 1.034
BALI 342
Uraian tugas :
1. Mempelajari Rencana kerja dan Anggaran (RKA) Unit Pembangkit serta
menyetujui target-target pemeliharaan mesin.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pemeliharaan (RPP) berdasarkan target -
target yang disetujui bersama melalui proses prohar.
3. Menyusun kebutuhan suku cadang, material, peralatan kerja, tenaga kerja,
dan jasa-jasa yang dibutuhkan.
4. Menyelenggarakan pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan batasan RPP
yang telah disetujui serta meyakinkan bahwa tersedianya suku cadang,
material, peralatan kerja, tenaga ketja, dan jasa-jasa yang dibutuhkan.
5. Membagi tugas-tugas supervisi regu pemeliharaan pelaksanaan pekerjaan
serta meyakinkan bahwa setiap anggotanya telah menguasai Standard
Operating Prosedure (SOP) dalam tugasnya.
6. Mengkoordinasikan pelaksanaan comisioning dan uji coba perbaikan dan
atau modifikasi, termasuk menyelesaikan masalah administrasinya.
7. Memiliki, menyimpan dengan teratur, memelihara kelengkapan keutuhan
Operation and Maintenance Manual (O&M Manual), gambar teknik,
dokumen serah terima, data uji operasi, dan data teknik operasional
lainnya dibidang pemeliharaan.
8. Mengikuti perkembangan dibidang teknologi bahan dan peralatan
pemeliharaan, sumber-sumber suku cadang dan material alternatif,
termasuk kemampuan produksi dalam negeri.
9. Secara aktif meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan kemauan kerja
serta membina hubungan yang konstruktif dengan mitra kerja.
10. Melaksanakan pembinaan profesionalisme dan spesialisasi kepada
bawahan melalui pengaturan dan tugas-tugas, diktat, dan On Job Training
(OJT), pengembangan karier penetapan dan penilaian kerjanya termasuk
pembinaan loyalitas.
11. Melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan atasan.
25
Sekitar 70% uap yang terkondensasi akan hilang karena penguapan dalam
cooling tower, sedangkan sisanya diinjeksikan kembali ke dalam reservoir.
Reinjeksi dilakukan untuk mengurangi pengaruh pencemaran lingkungan.
Mengurangi ground subsidence, menjaga tekanan, serta recharge water bagi
reservoir. Aliran air dari reservoir disirkulasikan lagi primary pump. Kemudian
melalui after condenser dan inter condenser dimasukan kembali ke dalam
kondensor.
3.5 Gambaran Pelaksanaan PKL
Pelaksanaan PKL dimulai dari hari Senin – Jum’at pukul 08.00 WIB dan
berahir pukul 14.30 WIB. Setiap pagi siswa PKL melakukan absensi di bagian pos
satpam, setelah absensi di bagian pos satpam, absensi dilakukan kembali di ruang
humas dengan menggunakan finger print, prosedur yang sama dilakukan pada saat
pulang. Setelah melakukan absensi siswa PKL pergi bagian tempat PKL nya
masing – masing seperti Bagian Mesin, Kelistrikan, Instrument, Control Room dll
sesuai dengan jurusan untuk melakukan PM (Preventive Maintenance) dan
kegiatan lainnya bersama mentor atau teknisi lain.
Preventive Maintenance merupakan perawatan berkala terhadap peralatan
yang berkaitan dengan proses pembangkitan. PM dilaksanakan dengan upaya
menjaga peralatan – peralatan pembangkitan supaya dapat bekerja secara normal.
Pengerjaan PM dilakukan sesuai dengan SPK (Surat Perintah Kerja) yang
diberikan oleh bagian Perencanaan dan Pengendalian ke tiap – tiap bagian
pemeliharaan.
Job Desk Bagian Pemeliharaan Kelistrikan
1. Melaksanakan pemeliharaan korektif listrik pembangkit dan subsistemnya
sesuai workorder untuk memastikan penanggulangan gangguan terlaksana
dengan baik dan secepat mungkin.
2. Melaksanakan pelaksanaan pemeliharaan proaktif dan preventif listrik
pembangkit dan subsistemnya sesuai dengan Rencana Kerja Pemeliharaan
untuk memastikan keandalan listrik unit pembangkit.
3. Melaksanakan pemasangan suku cadang listrik sesuai kebutuhan
pemeliharaan listrik untuk memastikan penggunaan material sesuai usulan
rencana kerja.
31
magnet pada rotor agar terjadi GGL induksi, maka kumparan stator
tegangan DC juga ikut berputar (dinamik). Sehingga dalam eksitasi
dinamik tidak membutuhkan sikat arang dan slip ring karena sumber DC
nya ikut berputar. Sistem eksitasi dinamik sering disebut juga dengan
brushless excitation system (sistem eksitasi tanpa sikat).
Berikut adalah spesifikasi sistem eksitasi pada generator sinkron unit 2
PLTP Kamojang :
3. Dioda (Rectifier)
Rectifier merupakan rangkaian penyearah gelombang penuh tiga
fasa yang menyearahkan keluaran tegangan bolak-balik dari exciter.
Keluaran exciter disearahkan sebelum di suplai sebagai sumber eksitasi
pada generator utama. Berikut spesifikasi dioda pada generator sinkron
unit 2 PLTP Kamojang :
Generator
Frekuensi
Hari ke -
Jangkar
Exciter
Exciter
Reaktif
Faktor
Daya
Daya
Daya
Aktif
Arus
Arus
Volt
Volt
Pukul
17.00 MW MVAR KV Hz Amp. Cos φ Amp. Volt
1 55.1 11.8 11.73 50 2756 0.97 734 113
2 55.3 10.6 11.59 50.1 2793 0.98 700 105
3 55.3 5.4 11.62 50 2784 1 663 94
4 55.2 10.5 11.6 50 2785 0.98 678 117
5 55.3 11.2 11.72 50 2773 0.97 691 103
6 55.3 8.1 11.73 50 2741 0.98 686 109
7 55.2 7.1 11.73 50 2728 0.99 658 94
8 55.2 11.2 11.67 50 2778 0.97 688 102
9 55.3 9.2 11.64 50 2776 0.98 677 99
10 54.8 9.3 11.59 50 2763 0.99 680 99
11 55.2 7.6 11.62 50 2760 0.97 688 104
12 55.2 5 11.68 50 2737 0.98 668 98
13 55.3 5.7 11.74 50.1 2720 0.99 684 91
14 55.2 12.1 11.71 50.1 2771 0.99 701 103
15 55.1 14 11.72 50 2792 0.99 699 109
16 55.1 10.2 11.67 50 2765 0.99 672 99
17 55.2 8.7 11.71 50 2744 0.97 664 97
18 55.1 14.1 11.74 50 2785 0.96 689 111
19 55.2 8.2 11.73 50 2737 0.98 654 95
20 55.1 8.1 11.73 50 2732 0.98 655 101
21 55.1 11.2 11.76 49.9 2751 0.99 689 105
22 54.6 5.3 11.72 50.1 2694 0.99 681 103
23 55.2 9.7 11.68 50 2763 0.98 711 112
24 55.3 10.6 11.7 50 2771 0.98 680 101
25 55.3 7.5 11.69 50 2753 0.99 674 98
26 55.2 11.3 11.7 50 2771 0.98 685 103
27 54.8 11.1 11.76 50 2734 0.98 683 102
28 54.9 8.6 11.77 50 2758 0.98 656 94
29 55.2 8.7 11.75 50 2793 0.98 653 94
30 55.3 8.4 11.77 50 2736 0.98 686 102
31 55.2 13.4 11.8 50 2775 0.97 702 108
Tabel 3.7 Data Operasi Harian Generator Sinkon Unit 2
49
Data pada tabel 3.7 diatas diambil pada pukul 17.00 WIB setiap harinya
untuk mempermudah dalam proses analisis dan pembuatan grafik hubungan dari
sistem eksitasi .
3.7.2.3.1 Hubungan Antara Arus Eksitasi dan Arus Jangkar
Berdasarkan tabel 3.7 , karakteristik yang pertama kali dianalisis adalah
hubungan antara arus eksitasi (If) terhadap arus jangkar (Ia) pada generator
sinkron. Untuk mempermudah dalam proses analisis, maka dibuat grafik yang
menunjukan hubungan antara arus eksitasi (If) terhadap arus jangkar (Ia).
2760
2740
2720
2700
2680
2660
2640
702
734
663
691
658
677
688
684
699
664
654
689
711
674
683
Gambar 3.23 Grafik Hubungan Arus Eksitasi (If) Terhadap Arus Jangkar (Ia)
Berdasarkan data dari tabel 3.7 dapat dilihat pada grafik 3.23 yang
menunjukan adanya hubungan antara arus eksitasi (If) dengan arus jangkar (Ia).
Nilai arus jangkar terbesar yaitu 2793 A dengan nilai arus eksitasi 700 A dan nilai
arus jangkar terkecil 2694 A dengan nilai arus eksitasi 681 A. Dari data tersebut
nilai arus eksitasi berbanding lurus dengan arus jangkar pada generator sinkron.
Hal ini dikarenakan semakin besar arus eksitasi yang disuplai ke generator sinkron
maka arus jangkar generator sinkron juga akan semakin besar, begitupun
sebaliknya ketika arus eksitasi yang disuplai pada generator sinkron berkurang,
maka nilai arus jangkar generator sinkron juga ikut berkurang. Sehingga nilai arus
jangkar akan berubah-ubah sesuai dengan besar arus eksitasi yang disuplai
menuju kumparan rotor generator sinkron.
50
720
700
680
660
640
620
600
1 6 11 16 21 26 31
Hari Ke -
Gambar 3.24 Grafik Hubungan Arus Eksitasi (If) Terhadap Waktu (Hari)
Berdasarkan data tabel 3.7 dapat dilihat pada grafik 3.24 diatas
menunjukkan hubungan arus eksitasi (If) terhadap waktu (hari) yang ada pada
generator PLTP Kamojang unit 3, dengan nilai arus eksitasi berkisar antara 653 A
hingga 734 A. Dari data tersebut menunjukkan bahwa arus eksitasi yang disuplai
untuk memperkuat medan magnet setiap harinya tidak tetap. Besarnya nilai arus
eksitasi sangat berpengaruh terhadap nilai arus jangkar. Hal ini dikarenakan
semakin besar arus eksitasi yang disuplai ke generator sinkron, maka arus jangkar
generator sinkron juga akan semakin besar, begitupun sebaliknya ketika arus
eksitasi yang disuplai pada generator sinkron berkurang, maka nilai arus jangkar
51
generator sinkron juga ikut berkurang. Sehingga nilai arus jangkar akan berubah-
ubah sesuai dengan besar arus eksitasi yang disuplai menuju kumparan rotor
generator sinkron.
Pada grafik diatas menunjukkan adanya ketidakstabilan (fluktuasi) pada
arus eksitasi, hal ini disebabkan kondisi pembebanan yang selalu berubah-ubah
setiap hari, sehingga menyebabkan terjadinya ketidakstabilan pada grafik tersebut.
3.7.2.3.3 Hubungan Arus Jangkar (Ia) Terhadap Waktu (Hari)
Dengan berubahnya nilai arus jangkar setiap harinya, maka dapat terlihat
hubungan antara arus jangkar (Ia) dengan waktu (hari) pada generator unit 2
PLTP Kamojang pada grafik berikut :
2760
2740
2720
2700
2680
2660
2640
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Hari ke -
Gambar 3.25 Grafik Hubungan Arus Jangkar (Ia) Terhadap Waktu (Hari)
Berdasarkan data tabel 3.7 dapat dilihat pada grafik 3.25 diatas
menunjukkan hubungan arus jangkar (Ia) terhadap waktu (hari) yang ada pada
PLTP Kamojang generator unit 3, dengan nilai arus jangkar berkisar antara 2694
A sampai 2793 A.
Dari data diatas menunjukkan bahwa arus jangkar yang disuplai oleh arus
eksitasi setiap harinya tidak tetap. Besarnya nilai arus jangkar sangat dipengaruhi
dari nilai arus eksitasi. Hal ini dikarenakan semakin besar arus eksitasi yang
disuplai ke generator sinkron, maka arus jangkar generator sinkron juga akan
semakin besar, begitupun sebaliknya ketika arus eksitasi yang disuplai pada
generator sinkron berkurang, maka nilai arus jangkar generator sinkron juga ikut
52
berkurang. Sehingga nilai arus jangkar akan berubah-ubah sesuai dengan besar
arus eksitasi yang disuplai menuju kumparan rotor generator sinkron.
3.7.2.3.4 Hubungan Arus Eksitasi (If) Terhadap Tegangan Terminal (Vt)
Dengan berubahnya nilai arus eksitasi (If) pada generator , maka hubungan
antara arus eksitasi (If) dengan tegangan terminal generator (Vt) dapat terlihat
pada grafik dibawah ini :
11.75
11.7
11.65
11.6
11.55
11.5
11.45
689
734
663
691
658
677
688
684
699
664
654
711
674
683
653
702
Arus Eksiter (A)
Gambar 3.26 Grafik Hubungan Arus Eksitasi (If) Terhadap Tegangan Terminal
Berdasarkan data tabel 3.7 dapat dilihat pada grafik 3.26 diatas maka
terdapat hubungan antara arus ektasi (If) dengan tegangan terminal generator (Vt)
pada generator sinkron unit 2 PLTP Kamojang. Nilai terbesar tegangan terminal
generator yaitu 11.8 KV dengan nilai arus eksitasi 702 A sedangankan nilai
terkecil tegangan terminal generator adalah 11.59 KV dengan nilai arus eksitasi
680 A.
Tegangan terminal generator terjadi akibat adanya kumparan yang
berputar di dalam medan magnet yang menimbulkan GGL induksi, ketika
tegangan terminal generator turun, maka dapat dinaikkan dengan memperbesar
arus eksitasi yang akan memperkuat medan magnet yang menyebabkan tegangan
terminal generator menjadi naik. Sehingga berdasarkan data tegangan terminal
generator menunjukkan performa generator sinkron masih bekerja dalam keadaan
tegangan generator sekitar 11.8 KV.
53
55.2
55
54.8
54.6
54.4
54.2
658
734
663
691
677
688
684
699
664
654
689
711
674
683
653
702
Gambar 3.27 Grafik Hubungan Pembebanan (MW) Terhadap Arus Eksitasi (If)
Berdasarkan data tabel 3.7 dapat dilihat pada grafik 3.27 diatas maka
terdapat hubungan antara pembebanan (MW) terhadap arus eksitasi (If) yang ada
54
pada generator sinkron unit 2 dengan nilai pembebanan terbesar yaitu 55.3 MW
dengan nilai arus eksitasi sebesar 700 A dan nilai pembebanan terkecil yaitu 54.6
MW dengan nilai arus eksitasi sebesar 683 A.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin besar nilai pembebanan
(MW), maka nilai dari arus eksitasi (If) yang disuplai pada generator sinkron juga
akan meningkat, hal ini dilakukan supaya tegangan terminal generator sinkron
menjadi stabil. Pada grafik di atas menunjukkan bahwa beban generator sinkron
mengalami penaikan dan penurunan (fluktuasi). Proses penaikan dan penurunan
beban pada generator disebabkan pembebanan yang selalu berubah-ubah setiap
waktu dari kebutuhan pembebanan. Walaupun terjadi fluktuasi performa generator
masih mampu bekerja dengan baik yang ditunjukkan pada data tabel dan grafik
diatas. Hal ini dikarenakan ketika sistem sudah di sinkronkan terhadap jaringan,
maka sistem yang ada akan melayani permintaan beban dan arus eksitasi akan
menyesuaikan nilai pembebanan yang juga akan mempengaruhi nilai pembebanan
(MW). Ketika permintaan beban semakin besar, maka nilai dari arus eksitasi
diperbesar yang menyebabkan penguatan medan rotor generator akan semakin
besar, sehingga tegangan dan daya generator yang dihasilkan akan semakin besar.
3.7.2.3.6 Hubungan Pembebanan (MW) Terhadap Frekuensi (Hz)
Dengan berubahnya nilai arus eksitasi pada generator, maka akan terlihat
pengaruh hubungan antara pembebanan (MW) terhadap frekuensi (Hz) generator
sinkron di PLTP Kamojang unit 3.
50.1
50.05
50
49.95
49.9
49.85
49.8
Frekuensi (Hz)
Berdasarkan data tabel 3.7 dapat dilihat pada grafik 3.28 diatas bahwa nilai
frekuensi Di PLTP Kamojang unit 2 berkisar antara 49.9 Hz dan 50.1 Hz. Hal ini
menunjukan bahwa PLTP Kamojang menjaga frekuensi supaya tetap konstan
berada pada 50 Hz.
Dari grafik 3.28 diatas juga menunjukkan hubungan antara pembebanan
(MW) terhadap frekuensi (Hz) yang ada di PLTP Kamojang unit 2, bahwa nilai
frekuensi terendah yaitu 49.9 Hz dengan nilai pembebanan 55.1 MW, sedangkan
nilai frekuensi tertinggi yaitu 50.1 Hz dengan nilai pembebanan 55.3 MW. Dari
grafik diatas dapat dilihat bahwa perubahan pembebanan akan mempengaruhi
nilai frekuensi, walaupun frekuensi berdasarkan grafik diatas menunjukkan tidak
terjadi perubahan yang signifikan. Nilai frekuensi harus dijaga konstan setiap
waktu, hal ini dikarenakan perubahan frekuensi dapat menyebabkan berubahnya
kecepatan putaran motor. Kecepatan putaran motor juga harus dijaga agar
frekuensi generator tetap stabil. Salah satu indikator kualitas listrik yang baik
yaitu ditunjukkan dengan frekuensi yang stabil. Oleh karena itu kenaikan nilai
frekuensi dikontrol agar konstan 50 Hz dan tidak melebihi dari batas ketetapan
PLN yaitu ± 0.5 dari 50 Hz.
3.7.2.3.7 Persentase Tegangan Supply Pada Generator Sinkron
Untuk mengetahui nilai persetase tegangan supply pada generator sinkron
unit 2 di PLTP Kamojang menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑉𝑜𝑢𝑡 𝐺𝑒𝑛𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
%= x 100% …………………………………………(2.6)
𝑅𝑎𝑡𝑒𝑑 𝑉𝑜𝑙𝑡𝑎𝑔𝑒
Maka diperoleh :
11.73
%= x 100%
11.8
= 99.407 %
analisis, maka dari data tabel 4.8 diatas dapat dibuat grafik hubungan antara
persentase tegangan supply generator terhadap daya aktif (MW) pada PLTP
Kamojang unit 2.
3.7.2.3.8 Persentase Tegangan Supply Generator Terhadap Daya Aktif (MW)
Dengan berubahnya nilai persentase tegangan supply pada generator, maka
akan terlihat pengaruh hubungan persentase tegangan supply terhadap daya aktif
(MW) pada generator sinkron di PLTP Kamojang unit 2.
55
54.8
54.6
54.4
54.2
Gambar 3.29 Grafik Nilai Persentase Tegangan Supply (%) Terhadap Daya Aktif (MW)
Berdasarkan data tabel 3.8 dapat dilihat pada gambar grafik 3.29
menunjukkan hubungan antara persentase tegangan supply (%) terhadap daya
aktif (MW) yang ada pada PLTP Kamojang unit 2, bahwa nilai beban tertinggi
yaitu 55.3 MW dengan nilai persentase tegangan supply generator sinkron sebesar
-0.254%, sedangkan nilai terendah dari pembebanan 54.6 MW dengan persentse
tegangan supply generator sinkron sebesar -0.678%.
Kenaikan nilai daya aktif dipengaruhi oleh konsumsi energi listrik yang
banyak digunakan beban. Untuk menaikkan daya aktif dapat dilakukan dengan
cara menaikkan tegangan terminal generator yang disuplai dari arus eksitasi yang
akan mempercepat putaran medan magnet dengan medan arus searah untuk
menghasilkan fluks magnet di rotor generator. Ketika rotor berputar, maka fluks
magnet yang timbul akibat arus searah tersebut mengakibatkan timbulnya ggl
induksi di stator generator, sehingga akan menaikkan tegangan terminal dan daya
generator sinkron.
59
Dari data perhitungan dan data operasi harian generator sinkron tersebut,
dapat disimpulkan bahwa performa generator sinkron dapat bekerja secara optimal
dengan mengatur arus eksitasi supaya terhindar dari gangguan berupa under
excitation dan over excitation. Sehingga berdasarkan data tabel operasi harian
generator sinkron menunjukkan bahwa performa generator sinkron di PLTP
Kamojang unit 2 masih bekerja dalam keadaan yang aman dan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan oleh PLN.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis sistem eksitasi terhadap
performa generator sinkron unit 2 di PLTP Kamojang, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Analisis yang telah dilakukan menyatakan bahwa kenaikan nilai arus
eksitasi (If) akan menyebakan nilai arus jangkar (Ia) juga akan meningkat.
Nilai arus jangkar nilai terendah yaitu 2694 A dengan nilai arus eksitasi
sebesar 681 A. Sedangkan nilai arus jangkar tertinggi yaitu 2793 A dengan
nilai arus eksitasi sebesar 700 A.
2. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara arus eksitasi (If) dengan tegangan keluaran generator (Vt)
pada generator sinkron pada PLTP Kamojang unit 2. Ketika nilai arus
eksitasi berkisar 653 A terhadap tegangan keluaran generator 11.75 KV
hingga nilai arus eksitasi berkisar 734 A terhadap tegangan keluaran
generator 11.73. Hal ini dikarenakan ketika kondisi tegangan generator
mengalami penurunan, maka arus eksitasi yang disuplai akan meningkat
dan membuat GGL induksi juga ikut meningkat.
3. Persentase tegangan supply generator sinkron berada pada kisaran -1.78%
dengan nilai pembebanan 54.8 MW dan tegangan terminal generator 11.59
KV sampai -0% dengan nilai pembenanan 55.2 MW dan tegangan
terminal generator 11.8 KV. Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa performa generator berdasarkan tegangan supply generator sinkron
di PLTP Kamojang unit 2 masih bekerja dalam kondisi yang baik.
Tegangan terminal generator akan mempengaruhi pembebanan, ketika
tegangan terminal generator turun, maka nilai dari pembebanan juga akan
turun.
4. Sistem eksitasi pada PLTP Kamojang unit 2 dapat dikatakan berada dalam
kondisi yang baik, hal ini dikarenakan sistem eksitasi tersebut menjaga
tegangan keluaran generator sinkron stabil pada kisaran tegangan 11.8 KV
sesuai dengan spesifikasi dari generator unit 2 tersebut.
60
61
Irawan, Heri (2010). Sistem Penguatan Dengan Sikat (Brush Excitation System)
Pada Ganarator Unit 1 PLTU Cilacap . Malang: Universitas Diponegoro.
Peraturan Mentri ESDM No.3 Tahun 2007 tentang Aturan Jaringan Sistem
Tenaga Listrik Jawa – Madura – Bali.
www.indonesiapower.co.id/id/komunikasi-berkelanjutan/Reports/
CompanyProfile.pdf