OLEH :
(MUHAMMAD HANIF ABSHAR)
163210260
DOSEN PENGAMPU :
IDHAM KHALID, S.T., M.T.
A. Latar Belakang
Mahasiswa Teknik perminyakan bukan hanya dituntut untuk
mendalami ilmu tentang petroleum, tetapi juga dituntut untuk mempelajari
ilmu keteknikan yang bersumber dari energi baru dan terbarukan. Demi
mendalami ilmu baru tersebut maka dilakukanlah proses pembelajaran baik
didalam kelas maupun di luar kelas atau lapangan. Kegiatan pembelajaran
baik di ruang kelas maupun di laboratorium tidaklah cukup, karena keadaan
di lapangan dan di dalam teori tidaklah selalu sama. Mahasiswa Teknik
perminyakan harus dapat mengerti dan terbiasa dengan kondisi di lapangan.
Pentingnya kegiatan lapangan ini adalah untuk melatih mahasiswa Teknik
perminyakan dalam mengaplikasikan keseluruhan ilmu-ilmu yang telah
didapatkannya. Kegiatan lapangan juga memberi peranan penting bagi
mahasiswa perminyakan dalam membangun kreativitas, kesigapan,
ketelitian, ketepatan dan keahlian sehingga dapat belajar untuk memiliki
mental sebagai seorang engineer. Sehingga, kegiatan Fieldtrip yang
merupakan bagian dari kuliah lapangan ini dianggap perlu untuk
dilaksanakan.
B. Tujuan
Fieldtrip Teknik Panas Bumi dimaksudkan untuk memperkenalkan
mengenai berbagai proses yang dilakukan mulai dari proses explorasi
sampai dengan proses eksploitasi panas bumi hingga menjadi energi listrik
yang dapat digunakan.
b. Power Plant
E. Hasil Pengamatan
Muara Laboh Geothermal Project terbagi atas tiga Wilayah Kerja Panas
Bumi (WKP) yaitu Liki, Pinangawan, dan Muara Laboh. WKP tersebut
terletak di Gunung Patah 9 (900- 1500 m) yang merupakan bekas gunung
api purba di jalur bukit barisan, dan WKP ini berbatasan langsung dengan
Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), dengan surface temperatur 16 –
220 C.
Pengamatan pada fieldtrip geothermal di PT. Supreme Energy Muara
Laboh (SEML) ini terfokus pada tiga objek utama yaitu; production well,
power plant, cooling tower.
a. Production Well
Project Geothermal Muara Laboh memiliki tujuh wellpad yaitu;
ML-Alpha (A), ML-Beta (B), ML-Charlie (C), ML-Delta (D), ML-Eco
(C), ML-F, dan ML-Hotel (H), sumur tersebut dibagi menjadi dua
kelompok yaitu Prodction Well dan Injection Well.
Sumur ML-C merupakan sumur yang pertama kali di bor pada
project ini dengan kedalaman 2500 m, sumur ini tidak dilakukan tahapan
lebih lanjut dan dijadikan sumur untuk monitoring karena tidak
ditemukan cadangan panas bumi.
b. Power Plant
Muara Laboh Geothermal Project ditargetkan memproduksi listrik
sebesar 110 MW, namun pada awal produksi PT. Supreme Energy
Muara Laboh menargetkan produksi listrik sebesar 86 MW dengan 80
c. Cooling Tower
Cooling tower digunakan untuk proses pendinginan fluida dari
power plant yang kemudian fluida tersebut ada yang di injeksikan
kembali ke formasi dan ada juga yang dilepas ke udara. Cooling Tower
di Muara Laboh Geothermal Project memiliki sistem 8 cell, untuk
pengamatan yang lebih lanjut belum dapat dilakukan karena masih
dalam tahap konstruksi
F. Penutup
a. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada lapangan
Geothermal Muara Laboh, maka dapat disimpulkan :
Muara Laboh Geothermal Project memiliki tujuh wellpad yaitu:
wellpad ML-A, ML-F, ML-H digunakan untuk sumur produksi;
wellpad ML-B, ML-D, ML-E digunakan untuk sumur injeksi;
dan wellpad ML-C digunakan untuk sumur monitoring.
Fluida yang diproduksikan didominasi fluida 2 fasa (steam dan
brine).
Fluida 1 fasa hanya terproduksi pada wellpad ML-A2
(Superheated Steam).
Muara Laboh Geothermal Project menggunakan dual flash
system.
Untuk sistem sirkulasi menggunakan Closed Water circulation.
b. Saran
Kepada para pambaca laporan kegiatan fieldtrip panas bumi ini, saya
mengharapkan komentar, saran dan kritikannya apabila ada kekurangan
atau kesalahan pada laporan ini, baik dari segi penulisan maupun secara
keseluruhannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya dan diharapkan laporan ini dapat dimanfaatkan
sebaik-baiknya.