Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KEGIATAN FIELD TRIP

PT. SUPREME ENERGY MUARA LABOH


TEKNIK PANAS BUMI

OLEH :
(MUHAMMAD HANIF ABSHAR)
163210260

DOSEN PENGAMPU :
IDHAM KHALID, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2019
1

LAPORAN KEGIATAN FIELD TRIP DI PT. SUPREME ENERGY


MUARA LABOH, SOLOK SELATAN, SUMATERA BARAT

A. Latar Belakang
Mahasiswa Teknik perminyakan bukan hanya dituntut untuk
mendalami ilmu tentang petroleum, tetapi juga dituntut untuk mempelajari
ilmu keteknikan yang bersumber dari energi baru dan terbarukan. Demi
mendalami ilmu baru tersebut maka dilakukanlah proses pembelajaran baik
didalam kelas maupun di luar kelas atau lapangan. Kegiatan pembelajaran
baik di ruang kelas maupun di laboratorium tidaklah cukup, karena keadaan
di lapangan dan di dalam teori tidaklah selalu sama. Mahasiswa Teknik
perminyakan harus dapat mengerti dan terbiasa dengan kondisi di lapangan.
Pentingnya kegiatan lapangan ini adalah untuk melatih mahasiswa Teknik
perminyakan dalam mengaplikasikan keseluruhan ilmu-ilmu yang telah
didapatkannya. Kegiatan lapangan juga memberi peranan penting bagi
mahasiswa perminyakan dalam membangun kreativitas, kesigapan,
ketelitian, ketepatan dan keahlian sehingga dapat belajar untuk memiliki
mental sebagai seorang engineer. Sehingga, kegiatan Fieldtrip yang
merupakan bagian dari kuliah lapangan ini dianggap perlu untuk
dilaksanakan.

B. Tujuan
Fieldtrip Teknik Panas Bumi dimaksudkan untuk memperkenalkan
mengenai berbagai proses yang dilakukan mulai dari proses explorasi
sampai dengan proses eksploitasi panas bumi hingga menjadi energi listrik
yang dapat digunakan.

Laporan Fieldtrip Geothermal


2

C. Waktu dan Tempat


Fieldtrip ini dilaksanakan tanggal 5 – 7 Januari 2019. Kegiatan inti
dilaksanakan pada tanggal 6 Januari 2019 di PT. Supreme Energy Muara
Laboh, Solok Selatan, Sumatera Barat.

D. Objek Yang Diamati


Pada kegiatan Fieldtrip ini terdapat tiga objek utama yang diamati yaitu;
a. Production Well ( Well ML-F)

Gambar 1 Wellpad ML-F1

Gambar 2 Wellpad ML- F2

Laporan Fieldtrip Geothermal


3

Gambar 3 Papan Informasi Wellpad ML-F2

b. Power Plant

Gambar 4 Power Plant (Under Construction)

Laporan Fieldtrip Geothermal


4

Gambar 5 Cooling Tower (Under Construction)

E. Hasil Pengamatan
Muara Laboh Geothermal Project terbagi atas tiga Wilayah Kerja Panas
Bumi (WKP) yaitu Liki, Pinangawan, dan Muara Laboh. WKP tersebut
terletak di Gunung Patah 9 (900- 1500 m) yang merupakan bekas gunung
api purba di jalur bukit barisan, dan WKP ini berbatasan langsung dengan
Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), dengan surface temperatur 16 –
220 C.
Pengamatan pada fieldtrip geothermal di PT. Supreme Energy Muara
Laboh (SEML) ini terfokus pada tiga objek utama yaitu; production well,
power plant, cooling tower.
a. Production Well
Project Geothermal Muara Laboh memiliki tujuh wellpad yaitu;
ML-Alpha (A), ML-Beta (B), ML-Charlie (C), ML-Delta (D), ML-Eco
(C), ML-F, dan ML-Hotel (H), sumur tersebut dibagi menjadi dua
kelompok yaitu Prodction Well dan Injection Well.
Sumur ML-C merupakan sumur yang pertama kali di bor pada
project ini dengan kedalaman 2500 m, sumur ini tidak dilakukan tahapan
lebih lanjut dan dijadikan sumur untuk monitoring karena tidak
ditemukan cadangan panas bumi.

Laporan Fieldtrip Geothermal


5

Sumur ML-A, ML-F, dan ML-H merupakan production well


sedangkan ML-B, ML-D, dan Ml-E merupakan Injection Well. Pada
sumur ML-A yang diamati adalah sumur ML-A2. Sumur tersebut
memproduksi superheated steam 100%, sehingga tidak memerlukan
separator. Pengamatan di sumur tersebut tidak dilakukan secara detail
karena masih dalam tahapan konstruksi.
Pada Sumur ML-F dilakukan pengamatan pada sumur ML-F1 dan
ML-F2. Sumur ML-F1 di bor dengan kedalaman 2900 – 3000 m. Sumur
ini telah dilakukan uji produksi dan menghasilkan 2 fasa fluida yaitu
30% steam dan 70% brine, sehingga diperlukan separator untuk
memisahkan dua fasa tersebut. Steam yang dihasilkan langsung
dialirkan menuju turbin dengan menggunakan pipa 12 inchi, sedangkan
brine kembali di injeksikan ke formasi melalui sumur E. Untuk sumur
F2 berdasarkan papan informasi yang tertera di lapangan diketahui pada
koordinat 9819556 mN dan 736646 mU, elevasi 1460 m dPl, arah N 207
E / 410 / 1539 m, dan kedalaman 3000 m KU. Dengan adanya elevasi
artinya sumur F2 berjenis directional well pada kedalaman 800 m.
Berdasarkan uji produksi yang telah dilakukan sumur ML-F2 juga
menghasilkan 2 fasa fluida yaitu 20 – 30 % steam dan 70 – 80 % brine
sistem pengaliran baik steam maupun brine nya sama dengan sumur
ML-F1. Untuk Sumur ML-H tidak dilakukan pengamatan secara detail,
namun diketahui bahwa ML-H bertipe LP (Low Pressure) sehingga
dibutuhkan sistem dual flash system.
Sumur ML-B digunakan untuk injeksi condensate, Sumur ML-E
untuk injeksi brine, dan sumur ML-D untuk injeksi brine.

b. Power Plant
Muara Laboh Geothermal Project ditargetkan memproduksi listrik
sebesar 110 MW, namun pada awal produksi PT. Supreme Energy
Muara Laboh menargetkan produksi listrik sebesar 86 MW dengan 80

Laporan Fieldtrip Geothermal


6

MW dijual ke PT. PLN persero untuk dihubungkan ke jaringan sumatera


dan 6 MW dipakai untuk operasional Perusahaan.
Untuk mencapai target tersebut maka diperlukan power plant untuk
memproduksikan uap menjadi listrik. Didalam power plant tersebut
terdapat turbine (pressure 9,4 bar), generator, dan transformator, namun
saat ini belum operasi karena masih dalam tahap konstruksi (80%). PT.
Supreme Energy Muara Laboh menargetkan produksi dilakukan pada
pertengahan 2019.

c. Cooling Tower
Cooling tower digunakan untuk proses pendinginan fluida dari
power plant yang kemudian fluida tersebut ada yang di injeksikan
kembali ke formasi dan ada juga yang dilepas ke udara. Cooling Tower
di Muara Laboh Geothermal Project memiliki sistem 8 cell, untuk
pengamatan yang lebih lanjut belum dapat dilakukan karena masih
dalam tahap konstruksi

Muaro Laboh Geothermal Project menggunakan dual flash system hal


ini dikarenakan wellpad ML-A memproduksi HP (High Pressure) steam
dan wellpad ML-H memproduksi LP (Low Pressure) steam. Pada dual flash
system menggunakan dual turbine yaitu HP turbine dan LP turbine. Prinsip
kerjanya yaitu fluida dua fasa dialirkan menuju separator, setelah fluida
dipisahkan maka uap tekanan tinggi akan dialirkan menuju HP turbine dan
uap tekanan rendah akan dialirkan menuju LP turbine. Sisa uap dari turbine
akan dialirkan ke kondensor untuk didinginkan dan diubah menjadi
condensate dan kemudian dialirkan menuju cooling tower untuk
didinginkan. Fluida dari cooling tower kemudian ada yang dilarikan
kembali ke formasi melalui injection well dan ada juga yang dilepas ke
udara bebas.
Untuk system sirkulasi muara Laboh Geothermal Project
menggunakan Closed Water Circulation, hal ini dikarenakan didominasi

Laporan Fieldtrip Geothermal


7

oleh air.Dimana sisa brine yang terproduksi akan di injeksikan kembali


kedalam formasi.

F. Penutup
a. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada lapangan
Geothermal Muara Laboh, maka dapat disimpulkan :
 Muara Laboh Geothermal Project memiliki tujuh wellpad yaitu:
wellpad ML-A, ML-F, ML-H digunakan untuk sumur produksi;
wellpad ML-B, ML-D, ML-E digunakan untuk sumur injeksi;
dan wellpad ML-C digunakan untuk sumur monitoring.
 Fluida yang diproduksikan didominasi fluida 2 fasa (steam dan
brine).
 Fluida 1 fasa hanya terproduksi pada wellpad ML-A2
(Superheated Steam).
 Muara Laboh Geothermal Project menggunakan dual flash
system.
 Untuk sistem sirkulasi menggunakan Closed Water circulation.

b. Saran
Kepada para pambaca laporan kegiatan fieldtrip panas bumi ini, saya
mengharapkan komentar, saran dan kritikannya apabila ada kekurangan
atau kesalahan pada laporan ini, baik dari segi penulisan maupun secara
keseluruhannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya dan diharapkan laporan ini dapat dimanfaatkan
sebaik-baiknya.

Laporan Fieldtrip Geothermal

Anda mungkin juga menyukai