Anda di halaman 1dari 3

Nama : Putu Pradnya Lingga Dharamayasa

NIM :13/347620/FI/03769

Aliran-aliran Epistemologi

1. Empirisme
Empirisme berpendirian bahwa semua pengetahuan diperoleh lewat indra.Indra
memperoleh kesan-kesan dari alam nyata. Kemudian, kesan-kesan tersebut berkumpul
dalam diri manusia sehingga menjadi pengalaman. Pengetahuan yang berupa pengalaman
terdiri atas penyusunan dan pengaturan kesan-kesan yang bermacam-macam. Tokoh
aliran ini adalah : John Locke, Berkeley, David Huston dan Thomas Hobbes, aliran-aliran
yang timbul dan sebagai pendukung tradisi empirisme adalah Positivisme Prancis,
Positivisme Logis dari Lingkaran Wina, Analisis Filsafat Inggris, dan berbagai aliran
psikologi behavioristik.

2. Rasionalisme
Rasionalisme berpandangan bahwa semua pengetahuan bersumber pada akal.
Akal memperoleh bahan lewat indra. Kemudian, diolah oleh akal sehingga menjadi
pengetahuan. Rasionalisme mendasarkan pada metode deduksi, yaitu cara memperoleh
kepastian melalui langkah-langkah metodis yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat
umum untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat khusus. Rene Descartes
membedakan tiga idea yang ada dalam diri manusia, yaitu innate ideasadalah ide bawaan
yang dibawa manusia sejak lahir; adventitious ideas adalah ide-ide yang berasal dan luar
diri manusia; serta factitious ideas adalah ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran itu sendiri.
Tokoh yang lain adalah Spinoza dan Leibniz.

3. Kritisisme
Kritisisme adalah aliran yang berusaha menjawab persoalan dengan tokohnya
Immanuel Kant. Titikk tolak Kant adalah waktu dan ruang sebagai dua bentuk
pengamatan. Akal pengalaman sebagai empiri intern. Bahan – bahan yang berupa empiri
tersebut masih kacau. Kemudian, akal mengatur dan menertibkan dalam bentuk
pengamatan, yakni ruang dan waktu. Bahan – bahan empiri tersebut ditempatkan yang
satu sesudah yang lain. pengamatan merupakan pemulaan pengetahuan, sedangkan
pengolahan oleh akal merupakan pembentukannya.
4. fenomenalisme
Fenomenalisme yaitu aliran yang menganggap pengetahuan terbatas pada
fenomena. Fenomena ini mencakup (a) fenomena fisik atau totalitas obyek-obyek dari
persepsi yang nyata atau yang mungkin; (b) obyek-obyek introspeksi. Ada dua anggapan
dari fenomenalisme, yaitu : (a) mengingkari adanya kenyataan di balik gejala-gejala; (b)
mengakui kenyataan dalam benda itu sendiri akan tetapi mengingkari dapatnya diketahui.

5. intuisionisme
Secara umum yaitu suatu filsafat yang menganggap intuisi sebagai dasar atau
sumber pengetahuan atau sekurang-kurangnya sebagai pengetahuan filsafati.

6. sensasionalisme
Secara etimologi, sensasionalisme berasal dari kata Latin sensatio yaitu merasa
atau mencerap. Aliran ini merupakan salah satu bentuk dari empirisme yang menegaskan
bahwa semua pengetahuan pada akhirnya diperoleh dengan cara sensasi-sensasi.

7. positivisme
Pertama-tama istilah positivisme disangkutkan dengan ajaran August Comte.
Dikatakan bahwa bentuk tertinggi pengetahuan adalah deskripsi sederhana tentang gejala-
gejala indrawi. Ajaran ini didasarkan pada perkembangan evolusioner yang disebut
”hukum tiga tahap”. Menurut Comte, perkembangan pikiran manusia terdiri dari tiga
tahap. Pertama tahap teologis atau fiktif. Dalam tahap ini pengetahuan manusia
didasarkan pada kepercayaan akan adanya penguasa adikodrati yang mengatur dan
menggerakkan gejala-gejala alam. Manusia selalu berusaha untuk mencari dan
menemukan sebab yang pertama dan tujuan akhir segala sesuatu yang ada. Kedua tahap
metafisik atau abstrak. Dalam tahap ini pengetahuan dan asas-asas abstrak yang
mengganti kedudukan kuasa-kuasa adikodrati. Metafisika merupakan pengetahuan
puncak pada masa ini. Ketiga tahap positif atau ilmiah. Dalam tahap ini pengetahuan
manusia berdasarkan atas mfakta-fakta. Berdasar pengamatan dan dengan penggunaan
akalnya manusia dapat menentukan hubungan-hubungan persamaan dan atai urutan yang
terdapat pada fakta-fakta. Tahap positif merupakan tahap dimana jiwa manusia sampai
pada pengetahuan yang tidak lagi abstrak, tetapi pasti, jelas, dan bermanfaat.
8. skeptisisme
Pengetahuan yang bersal dari sikap keragu-raguan yaitu keragu-raguan terhadap
induksi. Skeptisisme adalah aliran yang secara radikal dan fundamental tidak mengakui
adanya kepastian dan kebenaran pengetahuan atau sekurang-kurangnya menyangsikan
secara fundamental kemampuan pikiran manusia untuk mendapat kepastian dan
kebenaran

Sumber

http://hendichou.blogspot.com/2009/12/aliran-aliran-epistemologi.html

http://grelovejogja.wordpress.com/2008/09/11/aliran-aliran-epistemologi/

Modul Filsafat Drs. Sudaryanto, MHum

Anda mungkin juga menyukai