Anda di halaman 1dari 24

AWAL PERTUMBUHAN PSIKOLOGI

Sejarah Psikologi

Pemahaman mengenai sejarah psikologi sejak mula awalnya hingga sekarang


diperlukan untuk :
• Memahami peranan dari tiap2 aliran
• Bagaimana aliran dan tokoh yang berbeda2 dan mewakili pemikiran2 yang berbeda2
saling mempengaruhi atau mengkritik satu sama lain

Secar garis besar, sejarah psikologi terbagi dalam 2 tahap utama:

Masa sebelum menjadi ilmu yang Dibatasi oleh berdirinya


berdiri sendiri laboratorium psikologi pertama
Masa sesudah menjadi ilmu yang di Leipzig (1879) oleh Wilhelm
berdiri sendiri Wundt
FILSAFAT

YUNANI KUNO

GEREJA
ILMU FAAL
RENAISAN

SEBELUM MENJADI ILMU


ASOSIASIONISME LAMA YANG BERDIRI SENDIRI

STRUKTURALISME (1879) SESUDAH MENJADI ILMU


YANG BERDIRI SENDIRI

PSIKOLOGI PSIKOANALISA
GESTALT FUNGSIONALISME

BEHAVIORISME

ASOSIASIONISME BARU

PSIKOLOGI PSIKOLOGI
KOGNITIF HUMANISTIK
Psikologi Sebagai Bagian Dari Filsafat

Masa Yunani Kuno


• Tertarik pada gejala2 kejiwaan tetapi belum dapat menerangkanya secara ilmiah 
mencoba menerangkan gejala kejiwaan melalui mitologi.
• Disebut cara pendekatan naturalistik
• Terbagi 2, yaitu:
1. Monoisme : jiwa adalah satu dengan badan. Jiwa dan badan berasal dari unsur2
yang sama dan tunduk pada hukum2 yang sama
2. Dualisme : jiwa tidak sama dengan badan, dan masing2 tunduk pada aturan dan
hukum2 yang terpisah
Tokoh monoisme:
1. Thales (624 – 574 SM)  bapak Filsafat
– Jiwa dan hal2 supernatural lainnya tidak ada, karena gejala
sesuatu yang ada harus dapat diterangkan dengan gejala alam
(natural phenomena)
– Segala sesuatu berasal dari air, jiwa tidak mungkin dari air 
jiwa dianggap tidak ada
2. Anaximender (610 – 546 SM)
– Segala sesuatu berasal dari sesuatu yang tidak tentu
3. Anaximenes (abad ke-6 SM)
• Segala sesuatu berasal dari udara
4. Democritus (460 - 370 SM)
• Seluruh realitas di dunia terdiri dari partikel2/atom
• Jiwa terdiri dari semacam atom2.
4. Empedocles (493 – 433 SM)
– Ada 4 elemen dasar dalam alam semesta : bumi/tanah,
udara, air dan api
– Manusia terdiri dari:
a. Tulang, otot dan usus (tanah)
b. Cairan tubuh (air)
c. Rasio dan mental (api)
d. Pendukung dari elemen2/fungsi hidup (udara)
5. Hippocrates (460 – 377 SM)
– Manusia dibagi dalam 4 golongan berdasarkan
temperamennya: sanguine/penggembira (darah),
melankolik/pemurung (sumsum hitam),
kholerik/bersemangat dan gesit ( sumsum kuning), dan
phlegmatik/lamban (lendir)
Tokoh dualisme:
1. Socrates (469 – 399 SM)
– Pandangan penting: “pada diri setiap manusia terpendam
jawaban mengenai berbagai persoalan dalam dunia nyata”.
– Masalahnya, seringkali mereka tidak menyadari  perlu
ada orang lain yang ikut mendorong mengeluarkan ide2
tsb.
– cara: maieutics (metode tanya jawab untuk membantu
orang memahami dirinya)  dikembangkan oleh Carl R.
Rogers menjadi teknik Non Directive Thinking dalam
psikoterapi.
2. Plato (427 – 347 SM)
– Mengatakan : dunia kejiwaan berisi ide2 yang berdiri sendri
dan terlepas dari pengalaman hidup sehari2
– Jiwa yang berisi ide2  psyche
– Psyche terdiri dari 3 bagian (trichotomi):
a. Berpikir (logisticon), berpusat di otak -----paling penting
b. Berkehendak (thumeticon), berpusat di dada
c. Berkeinginan (abdomen), berpusat di perut
• Trichotomi juga berkaitan dengan pembagian kelas dalam
masyarakat, yaitu:
a. Filsuf, memiliki fungsi berpikir
b. Serdadu, memiliki fungsi berperang untuk memenuhi
dorongan2 dan kehendak2 masyarakat terhadap bangsa
lain
c. Pekerja, memiliki fungsi bekerja untuk memenuhi
keinginan2 masyarakat akan kebutuhan sehari2.
– Meyakini tiap orang sudah ditetapkan sejak lahir statusnya dalam
masyarakat (paham determinisme/nativisme) tiap orang
dilahirkan dengan kekhususan sendiri, manusia dilahirkan tidak
sama (mengawali pemahaman individual difference)
3. Aristoteles (384 – 322 SM)
• Berkeyakinan : segala sesuatu yang berbentuk kejiwaan (form)
harus menempati suatu wujud (matter)
• Wujud adalah ekspresi dari jiwa
• Berpaham empirisme
• Membedakan form:
a. Plant, mengontrol fungsi2 vegetatif
b. Animal, memiliki fungsi mengingat, mengharap, persepsi
c. Rasional, memungkinkan manusia melakukan penalaran
(reasoning) dan membentuk konsep2.
– Pada manusia, dorongan untuk tumbuh ini berbentuk
dorongan untuk merealisasi diri (self realization)
entelechi
– Fungsi jiwa terbagi 2 (dichotomi):
1. Kemampuan untuk mengenal
2. Kemampuan berkehendak
– Tingkah laku tidak hanya pada manusia, sehingga membagi
taraf hidup dalam 3 klasifikasi :
1. Anima vegetativa (taraf hidup terendah yang terdapat
pada tumbuhan) : hanya mampu melakukan reaksi
terhadap rangsang2 yang datang dari luar dan
tujuannya semata2 hanyalah mempertahankan hidup
dan tumbuh.
2. Anima sensitiva (taraf hidup yang terdapat pada hewan) :
memiliki kemampuan seleksi  rangsang mana yang harus
didekati atau dijauhi.
3. Anima intelektiva (taraf hidup tertinggi, pada manusia) :
terdapat potensi kecerdasan, kemampuan untuk menyimpan
rangsang dan kemudian timbul sebagai jejak2 dalam kesadaran
(menmic function)  manusia dapat bereaksi pada hal2 yang
sudah lewat, memiliki kemampuan belajar, memilih yang
dikehendaki, dan mengubah situasi yang dikehendaki.
Masa Renaisans
1. Francis Bacon (1561 – 1626)
Pandangannya:
– Menolak pandangan rasionalistis yang menganggap bahwa
rasiolah yang terpenting dalam ilmu pengetahuan
– Menolak pandangan Aristoteles bahwa materilah yang
penting dan bahwa tiap materi sudah terdapat yang tak
dapat diubah2 lagi
– Mengemukakan metode induktif untuk mencapai
kebenaran umum ilmu pengetahuan yaitu dengan
mempelajari beberapa hal yang khusus
2. Rene Descartes (1596 – 1650)
Pandangannya:
– Psikologi adalah ilmu yang mempelajari kesadaran.
– Manusia bereaksi terhadap rangsangan yang datang dari lingkungan
atas dasar prinsip refleks, namun manusia memiliki kebebasan memilih
untuk melakukan suatu tingkah laku yang mandiri (self initiated
behavior)
– Dalam pemilihan tingkah laku akal adalah yang terpenting cogito
ergo sum (saya berpikir maka saya ada)
– Ada hubungan (interaksi) antara badan dan jiwa (paham interaksionisme
– Terdapat 6 emosi yang dimiliki manusia waktu lahir (tidak dipelajari),
yaitu cinta, gembira, keinginan, benci, sedih, dan kagum

Prinsip diatas menjelaskan ada 2 bentuk tingkah laku :


1. Tingkah laku mekanis
2. Tingkah laku rasional
3. Thomas Hobbes (1588 – 1679)
– Membedakan antara dasar dan tujuan tingkah laku
– 2 motivasi dasar dari tingkah laku adalah:
a. Selera/nafsu untuk mendekati sesuatu (appetite)
b. Kecenderungan untuk membenci atau meninggalkan
sesuatu (aversion)
• Tujuan tingkah laku : untuk memenuhi kepentingan diri
sendiri
Masa Titik Terang Dalam Psikologi
1. John Locke (1632 – 1704)
Pandangan :
– Jiwa pada saat mula2 seseorang dilahirkan masih bersih
bagaikan sebuah “tabula rasa”  setiap tingkah laku dapat
dipelajari, tingkah laku dapat diubah melalui pengalaman
baru (prinsip behavior modification)
– Jiwa manusia dihubungkan dengan dunia luar melalui
panca indera
– Jiwa adalah gabungan dari ide2 campuran (compound idea)

Benda2 di luar diri Ide simpel Ide kompleks Ide campuran


manusia (Simple Idea) (Complex Idea) (Compound Idea)
Aliran Asosiasionisme
1. James Mill (1773 – 1836)
– Penginderaan adalah kontak langsung antara alat indera
dengan rangsang dari lingkungan.
– Ide adalah semacam salinan (copy) dari penginderaan yang
muncul dalam ingatan seseorang.
– Sulit untuk memisahkan ide dengan penginderaan 
penginderaan menimbulkan ide, ide tak mungkin ada tanpa
penginderaan terlebih dahulu.
– Hukum asosiasi : kontiguitas  ide2 dapat saling
diasosiasikan
2. John Stuart Mill (1806 – 1873)
• Penginderaan dan ide adalah 2 hal yang bisa dipisahkan.
Antara keduanya, ide lebih penting daripada penginderaan
Hukum asosiasi :
1. Similaritas : persamaan antara 2 hal menyebabkan
asosiasi
2. Kontiguitas : kelanjutan antara satu hal dengan hal yang
lain menyebabkan asosiasi
3. Intensitas : kekuatan hubungan antara 2 hal menimbulkan
asosiasi
Psikologi Sebagai Bagian Dari Ilmu Faal
1. Sir Charles Bell (1774 – 1842)
– Penelitiannya bersamaan dengan penelitian dari Francois Magendie menemukan
bahwa dalam tubuh manusia terdapat 2 macam syaraf, yaitu syaraf sensoris dan
syaraf motoris.
– Syaraf sensoris adalah syaraf yang menghantarkan impuls2 yang diperoleh dari
resptor (jaringan penerima rangsang) ke susunan syaraf pusat
– Syaraf motoris adalah syaraf yang menghantarkan impuls2 yang berasal dari
susunan syaraf pusat ke efektor (jaringan2 penggerak pada otot2 dan kelenjar)
– Penemuan Bell lainnya:
a. Indera kinestesia, yaitu indera yang mengetahui gerak
tubuh dan posisi tubuh yang reseptor2nya terdapat di
dalam otot2, persambungan tulang2 (joints) dan labirin
b. Studi tentang indera pengecap dan penyelidikan tentang
cochlea membuktikan bahwa terdapat syaraf2 yang
disusun untuk berespon terhadap gelombang suara dari
yang bernada rendah sampai tinggi
2. Francois Magendie (1783 – 1855)
Penemuan :
• Susunan syaraf Bell-Magendie (syaraf sensoris dan motoris)
• Syaraf majemuk, yaitu syaraf yang berisi syaraf sensoris dan
motoris sekaligus
• Hukum “satu arah” dalam susunan syaraf (the law of forward
direction) : konduksi dalam syaraf secara normal hanya berjalan
searah.
3. Johannes Peter Muller (1801 – 1858)
• Seorang ahli ilmu faal yang mengadakan penelitian tentang
indera2
• Ilmuan yang pertama kali menggunakan metode
eksperimental dalam laboratorium
• Penelitian :
Setiap indera hanya terjadi satu jenis penginderaan, misal
rangsang cahaya adalah rangsang yang adekuat bagi indera
penglihatan. Tetapi indera dapat pula terkena rangsang
inadekuat, misal mata terkena pukulan  impuls yang
diteruskan indera tersebut ke otak adalah melihat cahaya 
berkunang2.
4. Gustav Theodor Fechner (1801 – 1887)
– Menggunakan metode eksperimen dalam melakukan penelitian
penginderaan.
– Berpendapat bahwa jiwa identik dengan badan  penginderaan
bagian dari jiwa tidak dapat diukur secara langsung tapi dapat
diketahui ada tidaknya dan kuat lemahnya penginderaan.
– Yang dapat diukur adalah rangsang yang diterima oleh indera
 kenaikan kekuatan rangsang yang diterima oleh alat indera
akan menimbulkan perubahan penginderaan.
– Bersama dengan Ernest Heinrich Weber menemukan Hukum
Weber-Fechner : “Antara suatu rangsang dan tambahan
intensitasnya sehingga kita dapat menginderakan perbedaannya,
terdapat perbandingan yang tetap”.
8. Herman Ludwig Ferdinand von Helmholtz (1821 – 1894)
• Merupakan salah satu pelopor psikologi eksperimen, selain
Fechner
– Berpendapat bahwa psikologi merupakan ilmu eksakta, dan
menentang aliran mentalisme yang mempelajari jiwa
sebagai sesuatu yang abstrak dengan menggunakan metode
filosofis.
– Penelitian :
a. penginderaan, khususnya penglihatan warna
b. Menghitung kecepatan konduksi impuls cahaya dalam
syaraf
c. Menemukan bahwa reseptor pendengaran terdapat di
cochlea, yang disebut membrana basilaris
9. Sir Francis Galton (1822-1911)
• Penelitian :
a. Penginderaan, ingatan, asosiasi, imajinasi, kemampuan
dan bakat2
b. Menemukan teknik psikometri untuk mengukur taraf
intelegensi
c. Penggunaan kuesioner untuk pertama kalinya dalam
penelitian
d. Menemukan tes asosiasi kata (word association test)
e. Dalam statistik, menemukan teknik korelasi yang
kemudian dikembangkan oleh Pearson
f. Menemukan bahwa ciri2 psikologis dapat diturunkan.
Misal: jika kakeknya pandai kemungkinan besar cucu2nya
juga pandai
10. Emil Kraeplin (1856 – 1926)
Penemuan :
a. Penggolongan penyakit kejiwaan (psikosis) menjadi 2,
yaitu dimentia praecox dan manis depresif
b. Etiologi penyakit kejiwaan tidak terletak pada jiwa seseorang,
melainkan disebabkan oleh faktor kebutuhannya seperti kelainan
di otak, kelainan metabolisme, gangguan pada kelenjar, faktor
bawaan.
c. Menggunakan test psikologi pada pemeriksaan psikiatri  Tes
Kraeplin
d. Orang pertama yang mempelajari secara eksperimental pengaruh
obat2an, alkohol dan nikotin terhadap tingkah laku manusia.
11. Ernst Kretschmer
Penemuan:
a. Teori tentang tipologi bawaan, yaitu ada hubungan antara
bentuk tubuh manusia dan karakternya
b. Penelitian tentang fisiologi pembawaan dan perkembangan,
psikopatologi pada anak dan remaja, metode baru dalam
psikoterapi dan hipnotisme, penelitian tentang tingkah laku
kriminal.

Anda mungkin juga menyukai