Anda di halaman 1dari 106

7/17/2019 BUKU JUZ 2.

pdf

Buku Kedua
 

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 1/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

TANYA JAWAB GRAMATIKA BAHASA ARAB


(Buku Kedua)
Hak penerbitan ada pada STAIN Jember Press
Hak cipta dilindungi undang-undang
All rights reserved

Penulis:
Ustadz Abdul Haris
Editor:
Moh. Syifa’ul Hisan
 
Layout:
Abdul Djaliel
Cetakan II:
………………….

Foto Cover:
………………

Penerbit:
STAIN Jember Press
Jl. Jumat Mangli 94 Mangli Jember 
Tlp. 0331-487550 Fax. 0331-427005
e-mail: stainjember.press87@gmail.com
ISBN: ………………………….

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 2/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 

Kata Pengantar

Alhamdulillah, berkat karunia dan rahmat Allah SWT,


buku sederhana yang kedua tentang Tanya Jawab Gramatika
Bahasa Arab dapat kami selesaikan, meskipun penulis yakin
bahwa di sana-sini masih terlalu banyak kekurangan yang
memerlukan penyempurnaan.
Penulisan buku ini di samping didasarkan pada konsep-
konsep yang terdapat di dalam kitab kaidah bahasa Arab, juga
didasarkan pada pengalaman mengajar penulis. Dua kombinasi
pijakan ini diharapkan mampu memberikan kemudahan
kepada para peserta didik dalam rangka mempelajari buku ini.
Di samping disertai banyak contoh, buku ini juga

menampilkan
pembahasannya skema dari setiap alur
yang menunjukkan materi di akhir
berfikir yang
sistematis yang harus dilakukan oleh peserta didik dalam
menguasai materi yang ada. Skema-skema yang dibuat
diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada para
peserta didik untuk mencerna dan memahami konsep-konsep
kaidah yang ada di dalam buku ini.
Berbicara kaidah bahasa Arab tidak dapat dilepaskan dari
contoh, sehingga dalam buku ini penulis berusaha semaksimal
mungkin untuk memperbanyak contoh yang kemudian
dianalisis secara aplikatif, dengan sebuah harapan para
pembaca dan peserta didik mampu menangkap alur pikir
secara rasional dan pada akhirnya memahami konsep-konsep
yang sedang dijelaskan.
Dalam rangka membaca dan memahami teks Arab,
disamping ilmu kaidah bahasa Arab, seorang peserta didik juga
harus mengkoleksi mufradat  yang sebanyak-banyaknya, karena
seseorang yang hanya menguasai ilmu kaidah bahasa Arab,

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |iii

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 3/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
akan tetapi tidak memiliki koleksi mufradat   yang banyak pada
akhirnya juga tidak akan mampu memahami teks-teks Arab.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis
persembahkan untuk istri tercinta (Ifrahatis Sa’diyah) yang
dengan sabar selalu menemani saat-saat sibuk penulis dan juga
untuk anak-anak penulis (M. Muhyiddin Tajul Mafakhir, ‘Aisyah
Nurul Ummah, M. Shiddiqul Amin dan Muhammad al-Faruq )
yang selalu memberikan hiburan segar dengan kelucuan-
kelucuan yang mereka tampilkan. Tidak lupa pula secara
khusus penulis ucapkan terima kasih kepada:
1.  Ketua STAIN Jember, Bapak. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE,

MM.
2.  Semua jajaran Pembantu Ketua STAIN Jember
3.  Alm. Abah, Ibu, serta semua saudara-saudara penulis
sebagai sumber inspirasi penulis dalam menyelesaikan
buku ini.
4.  Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu,
yang telah membantu selama penulisan buku ini
Kami yakin buku ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
sebab itu kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca
yang budiman sangat kami harapkan.
Dan terakhir, semoga jerih payah penulis ini dapat
menjadi amal jariyah bagi penulis dan keluarga penulis. Amin.

Jember, Juni 2013


Penulis

 Abdul Haris

iv| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 4/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 

 
Kata Pengantar

Ketua STAIN Jember

 Alhamdulillah  saya sangat bergembira dengan terbitnya


buku yang ditulis oleh saudara Abdul Haris ini, karena buku ini
akan dapat memberikan alternatif kepada para pembaca tentang
bagaimana harus menguasai materi-materi kaidah bahasa Arab
yang sampai saat ini masi dianggap sulit dan ditakuti oleh para
peserta didik, baik dari kalangan lembaga pendidikan formal,
maupun dari kalangan pondok pesantren.
Buku ini cukup layak untuk dibaca karena di samping
ditulis oleh orang yang memang banyak “bergelut” dalam bidang
tata bahasa Arab, juga karena model penyajian yang dipilih oleh
penulis sangat mudah untuk dicerna para pembaca, yaitu model
panyajian “Tanya-jawab”. Model penyajian Tanya-jawab mampu
menjadikan para pembaca untuk focus pada substansi materi
yang sedang dikaji tanpa harus melakukan pengembaraan
pemikiran yang berbelit-belit.
Buku ini juga cukup peduli terhadap sistematika
pembahasan yang menjadikan peserta didik tidak mengalami
lompatan berfikir yang berdampak pada sulitnya penguasaan
materi secara tuntas dan mendalam. Sistematis merupakan kata
kunci yang harus salalu diperhatikan dalam rangka belajar
gramatika bahasa Arab, baik yang berkaitan dengan Nahwu atau
Sharf.
Namun demikian, harus ditegaskan sejak awal bahwa tata
bahasa Arab (gramatika) bukanlah satu-satunya unsur yang
dibutuhkan oleh peserta didik dalam rangka menguasai bahasa

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |v

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 5/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
Arab, khususnya memahami teks Arab. Di samping menguasai
tata bahasa Arab, peserta didik juga harus melengkapi
kemampuannya dengan unsur yang lain, yaitu koleksi mufradat
yang banyak, dan kemampuan menerapkan (tathbiq) tata bahasa
Arab yang sudah dikuasai pada mufradat yang sudah dihafal. Hal
ini disebabkan karena sejak awal bahasa arab tertulis dengan
tulisan yang tidak berharakat yang satu tulisan (kalimah)
memungkinkan dibaca dengan alternative banyak bacaan.
Akhirnya selamat membaca buku ini, semoga jerih payah
yang sudah dilakukan oleh penulis buku ini mendapatkan
balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Jember, Juni 2013


Ketua STAIN Jember

Prof. Dr. H. Babun Suharto, MM

vi| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 6/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 

D aftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................... iii


Kata Pengantar STAIN Jember ................................................................ v
Daftar Isi ............................................................................................................ vii
Tentang i’rab ................................................................................................... 1
 
1. Tentang dan tanda-tandanya ........................................ 1
2.  Tentang .................................................................................... 10
Tentang Marfu’at al-asma’ ........................................................................ 13
1.  Tentang ............................................................................................. 13
2.  Tentang ....................................................................................... 16
3.  Tentang .............................................................................................. 18
4.  Tentang khabar ................................................................................ 22
5.  Tentang isim ........................................................................... 26
6.  Tentang khabar ....................................................................... 32
7.  Tentang ................................................................................. 35
Tentang Manshubat al-Asma’ .................................................................. 47
1.  Tentang ......................................................................................... 47
2.  Tentang .................................................................................. 50
3.  Tentang .................................................................................... 54
4.  Tentang ....................................................................................... 57
5.  Tentang atau ................................................................... 60
6.  Tentang ............................................................................................... 63
7.  Tentang ............................................................................................... 67
8.  Tentang ............................................................................................. 70
9.  Tentang ............................................................................................ 75
10. Tentang isim .................................................................... 80

P P A l - B i d a y a h J e m b e r |vii

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 7/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
11. Tentang isim ............................................................................. 85
12. Tentang khabar .................................................................... 85
13. Tentang isim ...................................................................... 86
Tentang Majrurat al-Asma’ ...................................................................... 89
1.  Tentang ............................................................................ 89
2.  Tentang ................................................................................. 89
3.  Tentang ................................................................................... 89
Daftar Pustaka

viii| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 8/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 

T entang i’rab 

1.  Tentang dan tanda-tandanya

Pembahasan tentang aqsam al-i’rab (pembagian


i’rab) ini penting untuk dikaji karena akan memberikan
pemahaman bahwa perubahan sebuah kalimah yang
disebabkan oleh ‘amil   banyak variasinya; ada yang rafa’ ,
nashab,  jer   dan  jazem. Rafa’ , nashab,  jer   dan  jazem  inilah
yang kemudian disebut sebagai aqsam al-i’rab. 

Sebutkan !
 Aqsamu al-i’rab  itu ada empat, yaitu: i’rab rafa’ , nashab, jer  
dan i’rab  jazem.1 

  Sebutkan tanda-tanda i’rab rafa’ !
Tanda-tanda i’rab  rafa’   itu ada empat, yaitu: 1)
dlammah, 2) wawu, 3) alif   dan 4) tsubutu  al -
nun/tetapnya nun.2 
o  Kapan kita menggunakan dlammah sebagai
tanda rafa’ ?
Kita menggunakan dlammah  sebagai tanda rafa’ ,
ketika yang berkedudukan rafa’  adalah berupa:
a.  Isim mufrad , contoh: (lafadz
berkedudukan sebagai pelaku/ fa’il   dari  fi’il   .
Karena menjadi fa’il  maka harus dibaca rafa’ , dan
tanda rafa’ nya menggunakan dlammah  karena
berupa isim mufrad ).

1Al-Hasyimi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 27.


2Lebih lanjut mengenai tanda-tanda i’rab rafa’,lihat: Dahlan, Syarh Mukhtashar , 7.
Ni’mah, al-Mulakhas Qawa’id, 25. Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 41.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |1

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 9/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
b.   Jama’ taksir   contoh: (lafadz
berkedudukan sebagai pelaku/ fa’il   dari  fi’il   .
Karena menjadi fa’il  maka harus dibaca rafa’ , dan
tanda rafa’ nya menggunakan dlammah  karena
berupa jama’ taksir ).
c.   Jama’  muannats salim, contoh: (lafadz
berkedudukan sebagai pelaku/ f a’il  dari fi’il  
. Karena menjadi  fa’il   maka harus dibaca
rafa’ , dan tanda rafa’ nya menggunakan dlammah 
karena berupa jama’  muannats salim).
d.   Al- fi’lu al -mudlari’   alladzi lam yattashil bi akhirihi
syai’un3/ fi’il   mudlari’   yang tidak bertemu dengan
sesuatu, contoh: (lafadz dibaca rafa’  
karena sepi dari ‘amil nashab  dan ‘amil jazem.
Tanda rafa’ nya menggunakan dlammah  karena
berupa al- fi’lu al -mudlari’   alladzi lam yattashil bi
akhirihi syai’ un).
o  Kapan kita menggunakan wawu sebagai tanda

rafa’? 
Kita menggunakan wawu sebagai tanda rafa’ , ketika
 

yang berkedudukan rafa’  adalah berupa:


a.   Jama’   mudzakkar salim, contoh: (lafadz
berkedudukan sebagai pelaku/ fa’il  dari fi’il  
. Karena menjadi fa’il  maka harus dibaca rafa’ ,
dan tanda rafa’ nya menggunakan wawu  karena
berupa jama’  mudzakkar salim).
b.   Al-asma’ al -khamsah, contoh: (lafadz
berkedudukan sebagai pelaku/ fa’il   dari  fi’il   .
Karena menjadi fa’il  maka harus dibaca rafa’ , dan
tanda rafa’ nya menggunakan wawu  karena

3Yang dimaksud dengan “ ” adalah fi’il mudlari’   tersebut

tidak bertemu dengan alif tatsniyyah, wawu jama’, ya’ muannatsah mukhathabah,
nun taukid, dan nun niswah. 

2| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 10/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
berupa al-asma’ al -khamsah).
o  Kapan kita menggunakan alif sebagai tanda rafa’?

Kita menggunakan alif   sebagai tanda rafa’ , ketika


yang berkedudukan rafa’   adalah isim  tatsniyyah,
contoh: (lafadz berkedudukan sebagai
pelaku/ fa’il   dari fi’il   .  Karena menjadi fa’il   maka
harus dibaca rafa’ , dan tanda rafa’ nya menggunakan
alif  karena berupa isim tatsniyah).
o  Kapan kita menggunakan nun sebagai tanda

rafa’?
Kita menggunakan nun  sebagai tanda r afa’ , ketika
yang berkedudukan rafa’   adalah berupa al-af’al al -
khamsah, contoh: (lafadz atau
dibaca rafa’   karena sepi dari ‘amil nashab  dan ‘amil
 jazem. Tanda rafa’ nya menggunakan “tetapnya nun”
karena berupa al-af’al al -khamsah).
  Sebutkan tanda-tanda i’rab nashab ! 

Tanda-tanda i’rab nashab itu ada lima, yaitu: 1) fathah,


2) alif , 3)  ya’ , 4) kasrah, dan 5) hadzfu al-nun/
membuang nun.4 
o  Kapan kita menggunakan fathah sebagai tanda

nashab ? 
Kita menggunakan  fathah  sebagai tanda nashab,
ketika yang berkedudukan nashab adalah berupa:
a.  Isim mufrad   contoh: (lafadz
berkedudukan sebagai obyek/maf’ul bih  dari  fi’il  

. Karena menjadi maf’ul bih maka harus dibaca


nashab, dan tanda nashabnya menggunakan
 fathah karena berupa isim mufrad ).
b.   Jama’ taksir , contoh: (lafadz
berkedudukan sebagai obyek/maf’ul bih  dari  fi’il  

4Lebih lanjut menganai tanda-tanda i’rab nashab  lihat: Al-Azhari, Syarh al-
Muqaddimah, 44. Abdullah bin al-Fadlil, Hasyiyah al-‘Asymawi (Indonesia: al-
Haramain, tt), 16. Dahlan, Syarh Mukhtashar , 7 Ni’mah, al-Mulakhas Qawa’id, 58.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |3

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 11/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
. Karena menjadi maf’ul bih maka harus dibaca
nashab, dan tanda nashabnya menggunakan
 fathah karena berupa jama’ taksir ).
e.   Al- fi’lu al -mudlari’   alladzi lam yattashil bi akhirihi
syai’un, contoh: (lafadz dibaca nashab 
karena dimasuki oleh ‘amil nashab  . Tanda
nashabnya menggunakan  fathah  karena berupa
 fi’il   mudlari’   alladzi lam yattashil bi akhirihi
syai’ un).
o  Kapan kita menggunakan alif sebagai tanda

nashab? 
Kita menggunakan alif   sebagai tanda nashab, ketika
yang berkedudukan nashab  adalah berupa al-asma’
al-khamsah, contoh: (lafadz
berkedudukan sebagai obyek/maf’ul bih dari fi’il   . 
Karena menjadi maf’ul bih maka harus dibaca nashab,
dan tanda nashabnya menggunakan alif   karena
berupa al-asma’ al -khamsah). 
o
  Kapan kita menggunakan ya’  sebagai tanda
nashab ? 
Kita menggunakan  ya’   sebagai tanda nashab, ketika
yang berkedudukan nashab adalah berupa:
a.  Isim tatsniyyah, contoh: (lafadz
berkedudukan sebagai obyek/maf’ul bih  dari
lafadz . Karena menjadi maf’ul bih maka harus
dibaca nashab, dan tanda nashabnya
menggunakan ya’ karena berupa isim tatsniyah).
b.   Jama’   mudzakkar salim, contoh: (lafadz
berkedudukan sebagai obyek/maf’ul bih dari
lafadz . Karena menjadi maf’ul bih maka harus
dibaca nashab, dan tanda nashabnya
menggunakan ya’ karena berupa jama’  mudzakkar
salim).

4| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 12/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
o  Kapan kita menggunakan kasrah sebagai tanda
nashab ?
Kita menggunakan kasrah  sebagai tanda nashab,
ketika yang berkedudukan nashab  adalah berupa
 jama’   muannats salim, contoh: (lafadz
berkedudukan sebagai obyek/maf’ul bih dari
lafadz .  Karena menjadi maf’ul bih  maka harus
dibaca nashab, dan tanda nashabnya menggunakan
kasrah karena berupa jama’  muannats salim).
o  Kapan kita menggunakan /membuang

huruf nun sebagai tanda nashab ?


Kita menggunakan hadzfu al-nun  sebagai tanda
nashab, ketika berupa al-af’al al -khamsah, contoh:
(lafadz dibaca nashab karena dimasuki oleh
‘amil nashab  . Tanda nashabnya menggunakan
“hadzfu al-nun/membuang nun” karena berupa al-
af’al al -khamsah).
  
Sebutkan
Tanda-tandatanda-tanda ada tiga, !yaitu: 1) kasrah, 2) ya’ ,
i’rab  jer  itu i’rab jer
dan 3) fathah.5 
o  Kapan kita menggunakan kasrah sebagai tanda

jer ? 
Kita menggunakan kasrah  sebagai tanda  jer , ketika
yang berkedudukan jer   berupa:
a.  Isim mufrad   yang munsharif , contoh:

(lafadz dibaca jer  karena dimasuki oleh huruf


 jer   . Tanda jer nya menggunakan kasrah karena
berupa isim mufrad   yang munsharif /dapat
menerima tanwin).
b.   Jama’ taksir   yang munsharif , contoh:

5Lebih lanjut menganai tanda-tanda i’rab  jer, lihat: Al-Azhari, Syarh al-
Muqaddimah, 46. al-Fadlil, Hasyiyah, 17. Dahlan, Syarh Mukhtashar , 8. Ni’mah, al-
Mulakhas Qawa’id, 94.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |5

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 13/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
(lafadz dibaca jer  karena dimasuki oleh huruf
 jer   . Tanda jer nya menggunakan kasrah karena
berupa  jama’ taksir   yang munsharif /dapat
menerima tanwin).
c.   Jama’  muannats salim, contoh: (lafadz
dibaca jer  karena dimasuki oleh huruf jer   .
Tanda jer nya menggunakan kasrah karena berupa
 jama’  muannats salim).
o   Kapan kita menggunakan ya’ sebagai tanda jer ?
Kita menggunakan ya’ sebagai tanda jer , ketika yang
berkedudukan jer   berupa:
a.  Isim  tatsniyyah, contoh: (lafadz
dibaca jer   karena dimasuki oleh huruf jer   .
Tanda  jer nya menggunakan ya’ karena berupa
isim tatsniyyah).
b.   Jama’  mudzakkar salim, contoh: (lafadz
dibaca jer  karena dimasuki oleh huruf jer   .
Tanda  jer nya menggunakan  ya’   karena berupa
 jama’  mudzakkar salim).
c.   Al-asma’ al -khamsah, contoh: (lafadz
dibaca jer   karena dimasuki oleh huruf  jer   .
Tanda jer nya menggunakan ya’ karena berupa al-
asma’ al -khamsah).
o  Kapan kita menggunakan fathah sebagai tanda

jer ?
Kita menggunakan fathah sebagai tanda  jer   ketika
yang berkedudukan  jer   berupa al-ismu alladzi la
 yansharifu  (isim ghairu munsharif ), contoh:
(lafadz dibaca jer  karena dimasuki oleh
huruf  jer   . Tanda  jer nya menggunakan fathah
karena berupa isim ghairu munsharif ).

  Sebutkan tanda-tanda i’rab jazem ! 

6| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 14/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
Tanda-tanda i’rab  jazem itu ada tiga, yaitu: 1) sukun, 2)
hadzfu harfi al-’illat i/membuang huruf ‘illat   dan 3)
hadzfu al-nun/membuang nun.6 
o
  Kapan kita menggunakan sukun sebagai tanda
jazem ? 
Kita menggunakan sukun sebagai tanda jazem ketika
yang berkedudukan  jazem  adalah  fi’il   mudlari’   yang
shahih akhir wa lam yattashil bi akhirihi syai’un,
contoh: . (lafadz dibaca jazem karena
dimasuki oleh ‘amil jazem  . Tanda  jazemnya
menggunakan sukun karena berupa fi’il  mudlari yang
shahih akhir wa lam yattashil bi akhirihi syai’un7).
o  Kapan kita menggunakan  /membuang
huruf ’illat  sebagai tanda jazem ? 
Kita menggunakan hadzfu harfi al-’illat i/membuang
huruf ‘illat   sebagai tanda  jazem  ketika yang
berkedudukan jazem berupa fi’il  mudlari’  yang mu’tal
akhir wa lam yattashil bi akhirihi syai’un, contoh:

(lafadz dibaca jazem karena dimasuki oleh ‘amil


 jazem  . Tanda jazemnya menggunakan “membuang
huruf ‘illat ” karena berupa  fi’il   mudlari’   yang mu’tal
akhir wa lam yattashil bi akhirihi syai’un8).
o  Kapan kita menggunakan /membuang
huruf nun sebagai tanda jazem ?
Kita menggunakan hadzfu al-nun/membuang nun

sebagai tandaal-af’al
 jazem berupa  jazem al -ketika yang
khamsah, berkedudukan.
contoh:
(lafadz dibaca jazem karena dimasuki oleh ‘amil

6Lebih lanjut mengenai tanda-tanda i’rab jazem, lihat: Dahlan, Syarh Mukhtashar ,


8-9. Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 47. Al-Fadlil, Hasyiyah, 18.
7Yang dimaksud dengan as-shahih al-akhiri  adalah  fi’il mudlari’   yang huruf

akhirnya bukan berupa huruf ‘illat  ( ).


8
Yang dimaksud
akhirnya dengan
berupa huruf ‘illat as- ). al -akhiri  adalah  fi’il mudlari’   yang huruf
 ( mu’tal

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |7

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 15/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
 jazem  . Tanda jazemnya menggunakan “membuang
huruf nun” karena berupa al-af’al al -khamsah).
Sebutkan skema dari !

8| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 16/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |9

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 17/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
2.  Tentang

Salah satu bab yang harus diketahui dan tidak boleh


ditinggalkan oleh orang yang belajar membaca dan
memahami kitab kuning adalah bab anwa’u  al-i’rab  
(macam-macam i’rab). Sebagaimana kita ketahui bahwa
i’rab  adalah perubahan akhir sebuah kalimah (kata)
karena adanya ‘amil   yang berbeda-beda yang masuk pada
kalimah tersebut. Dalam tataran selanjutnya ternyata
perubahan yang terjadi di akhir sebuah kalimah tersebut,
ada yang bersifat lafdzi/dhahiri, taqdiri dan ada pula yang
bersifat mahalli. Perubahan yang bersifat lafdzi/dhahiri,
taqdiri  dan mahalli  inilah yang biasa disebut sebagai
anwa’u al -i’rab  . 

Sebutkan !
 Anwa’u al -i’rab   itu ada tiga, yaitu: i’rab  lafdzi, taqdiri  dan
mahalli.

   Apa yang dimaksud dengan ?
I’rab  lafdzi  adalah i’rab  dimana secara lafadz itu dapat
dibedakan, karena ada tanda i’rab  yang
membedakannya (ada tanda i’rab  dan tanda i’rabnya
bisa muncul).9 
o  Kapan itu terjadi ?
I’rab lafdzi terjadi apabila yang sedang dii’rabi adalah
kalimah-kalimah  yang bukan termasuk dalam
kawasan i’rab  taqdiri (isim  manqush  selain nashab,
isim maqshur  dan al-mudlaf ila ya’ al -mutakallim) dan
juga bukan termasuk kawasan i’rab mahalli (al-asma’
al-mabniyah, al-jumal , al-hikayah).
   Apa yang dimaksud dengan ?
I’rab taqdiri adalah i’rab yang sebetulnya memiliki tanda

9Al-Hasyimi, al-Qawa’id al -Asasiyyah,  67. Bandingkan dengan: Al-Humadi, al-


Qawa’id al -Asasiyyah, 63.

10| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 18/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
i’rab, akan tetapi karena sebab-sebab tertentu i’rab 
tersebut tidak bisa dimunculkan (karena li ats-tsiqal  dan
li at-ta’azzur ).10 
o
  Kapan itu terjadi ? 
I’rab taqdiri terjadi ketika yang dii’rabi adalah: 1) isim 
manqush, selain i’rab nashab, 2) isim maqshur , dan 3)
al-mudlaf ila ya’ mutakallim.11 
   Apa yang dimaksud dengan ?
I’rab mahalli adalah perubahan i’rab secara hukum atau
kedudukannya saja. Dalam kategori i’rab  mahalli  ini
sejak awal tanda i’rab tidak dapat masuk, sehingga tanda
i’rab tidak akan pernah muncul.12 
o  Kapan itu terjadi ? 
I’rab mahalli terjadi ketika yang dii’rabi berupa: 1) al-
asma al-mabniyah, 2) al-jumal , 3) al-hikayah13.
Sebutkan skema dari !

10Al-Ghulayaini, Jami’ ad -Durus, juz I, 23. Bandingkan dengan: Muhammad ibn al-


Hasan al-Istirabadzi as-Samna’i an-Najafi ar-Ridla, Syarh ar-Ridla li Kafiyah ibn al-
Hajib  (Madinah: Jami’ah al-Imam Muhammad ibn Su’ud al-Islamiyyah, 1966), juz
I, 91. Atau lihat juga: Al-Humadi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 63. 
11Ya’ mutakallim  adalah ya’ yang menunjukkan kepemilikan oran g yang

berbicara, seperti contoh “kitab saya” .


12Lebih lanjut uraian tentang i’rab  mahalli  lihat: Al-Hasyimi, al-Qawa’id al -

 Asasiyyah, 71.
13Hikayah  adalah kalimat yang dimaksudkan adalah lafadznya saja, bukanlah

makna dari kalimat tersebut. Contoh: (adapun lafadz adalah  fi’il


madli).

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |11

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 19/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 

12| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 20/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 

T entang Marfu’at al-asma’ 

1.  Tentang .

Pembahasan tentang  fa’il   termasuk dalam


pembahasan materi inti. Materi prasyarat yang harus

dikuasai sebelum ma’lum dan fi’il


adalah materi fi’il masuk pada pembahasan
majhul. Isimtentang  fa’il  
yang dibaca
rafa’ yang jatuh setelah fi’il disebut sebagai fa’il ketika fi’il
berupa fi’il ma’lum 

 Apa yang dimaksud dengan ?


Fa’il   adalah isim  yang dibaca rafa’   yang jatuh setelah  fi’il  
mabni  ma’lum  atau sesuatu yang diserupakan dengan  fi’il  
mabni ma’lum.14 
  Sebutkan contoh dari !
Contoh: (lafadz adalah contoh  fa’il  
yang dibentuk oleh  fi’il   ma’lum, sedangkan lafadz
adalah contoh  fa’il   yang dibentuk oleh isim  yang
diserupakan dengan fi’il  ma’lum).
  Sebutkan pembagian ! 
Fa’il  itu dibagi menjadi tiga15, yaitu:
  Fa’il   isim dhahir , contoh:
   Fa’il  isim dlamir , contoh:
   Fa’il  mashdar muawwal , contoh:

14Bahauddin Abu Muhammad ‘Abdullah ibn Abdur Rahman ibn ‘Abdullah al -


‘Aqiliy, Syarh Ibn ‘Aqil (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2007), juz I, 64.
Bandingkan dengan: Nuruddin, ad-Dalil ila Qawa’id , 70.
15Lebih lanjut lihat: Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy , 100.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |13

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 21/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
o    Apa yang dimaksud dengan fa’il  ?
Fa’il   isim dhahir   adalah  fa’il   yang terbentuk dari
selain kata ganti (isim dlamir ) dan mashdar
muawwal , contoh : (lafadz berkedudukan
sebagai  fa’il   karena jatuh setelah  fi’il   yang mabni 
ma’lum. Karena menjadi fa’il  maka harus dibaca rafa’ ,
dan tanda rafa’ nya menggunakan dlammah karena
berupa isim mufrad ).
o   Apa yang dimaksud dengan fa’il  ?
Fa’il   isim dlamir   adalah fa’il   yang terbentuk dari kata

ganti (isim dlamir ), contoh : ( lafadz


berkedudukan sebagai  fa’il   yang harus dibaca rafa’  
karena jatuh setelah  fi’il   yang mabni  ma’lum. Tanda
rafa’ nya tidak ada karena ia termasuk fa’il  isim dlamir  
dimana i’rabnya bersifat mahalli). 
o   Apa yang dimaksud dengan fa’il  ?
Fa’il   mashdar muawwal   adalah  fa’il   yang berupa
mashdar muawwal , contoh: ( lafadz
berkedudukan sebagai  fa’il   yang
terbentuk dari mashdar muawwal   karena jatuh
setelah fi’il   yang mabni ma’lum. Karena menjadi fa’il ,
maka ia harus dibaca rafa’ . Tanda rafa’ nya tidak ada
karena terbentuk dari mashdar muawwal   dimana
i’rabnya bersifat mahalli).
   Apa yang dimaksud dengan ?

Yang dimaksud mashdar muawwal   adalah lafadz


yang sebenarnya bukan mashdar , akan tetapi
dianggap mashdar   karena dimasuki oleh huruf
mashdariyyah.
o   Apa saja yang termasuk dalam kategori

?
Yang termasuk dalam kategori huruf
mashdariyyah adalah:

14| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 22/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
  Apa yang dimaksud dengan ?
Hamzah taswiyah adalah hamzah yang jatuh
setelah lafadz , contoh:
Sebutkan skema dari !

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |15

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 23/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
2.  Tentang

Materi tentang na’ib al - fa’il   termasuk dalam materi


inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai sebelum masuk
pada materi tentang na’ib al - fa’il  adalah materi tentang fi’il  
ma’lum  dan  fi’il   majhul. Isim yang dibaca rafa’ yang jatuh
setelah fi’il disebut sebagai na’ib fa’il ketika fi’ilnya berupa
fi’il majhul 

 Apa yang dimaksud ?

Naib al- fa’il  adalah isim yang dibaca rafa’  yang jatuh setelah


 fi’il   mabni majhul   atau diserupakan dengan  fi’il   mabni
majhul .16 
  Sebutkan contoh dari !
Contoh: (lafadz adalah contoh
untuk naib al- fa’il   yang dibentuk oleh  fi’il   majhul   ,
sedangkan lafadz adalah contoh untuk naib al- fa’il  

yang dibentuk
majhul 
). oleh isim  yang diserupakan dengan  fi’il  
  Sebutkan pembagian !
Naib al- fa’il  itu dibagi menjadi empat 17, yaitu:
  Naib al-  fa’il   isim dhahir , contoh: (lafadz
berkedudukan sebagai naib al- fa’il   karena jatuh
setelah  fi’il   yang mabni majhul . Karena menjadi naib
al- fa’il , maka harus dibaca rafa’ . Tanda rafa’ nya
menggunakan dlammah karena lafadz berbentuk
isim mufrad ).
  Naib al- fa’il   isim dlamir , contoh: (lafadz
merupakan isim dlamir   yang berkedudukan sebagai

16Al-‘Aqiliy,Syarh Ibn ‘Aqil , juz I, 254. Bandingkan dengan: Al-Muqaddasiy, Dalil


at-Thalibin, 39. Lihat juga: Abu Hayyan al-Andalusi, Irtisyaf ad-Dlarbi min Lisan
al-‘Arabiy (Kairo: al-Maktabah al-Khanaji, 1998), juz III, 1325.
17Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy, 104.

16| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 24/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
naib al- fa’il   karena jatuh setelah  fi’il   yang mabni
majhul . Karena menjadi naib al- fa’il , maka harus
dibaca rafa’ . Tanda rafa’ nya tidak ada karena berupa
isim dlamir  yang i’rabnya tentu saja bersifat mahalli).
   Naib al- fa’il   mashdar muawwal , contoh:
(lafadz adalah mashdar muawwal   yang
berkedudukan sebagai naib al- fa’il   karena jatuh
setelah  fi’il   yang mabni majhul . Karena menjadi naib
al- fa’il , maka harus dibaca rafa’ . Tanda rafa’ nya tidak
ada karena terbentuk dari mashdar muawwal  dimana
i’rabnya bersifat mahalli).

  Naib al- fa’il  al-jer wa al-majrur , contoh:
(lafadz   adalah  jer -majrur   yang berkedudukan
sebagai naib al- fa’il   karena jatuh setelah  fi’il   yang
mabni majhul . Karena menjadi naib al- fa’il , maka
harus dibaca rafa’ . Tanda rafa’ nya tidak ada karena
berupa jer -majrur  dimana i’rabnya bersifat mahalli).
Sebutkan skema dari !

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |17

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 25/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
3.  Tentang

Materi tentang mubtada’   termasuk dalam kategori


materi inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai sebelum
masuk pada materi tentang mubtada’   adalah materi
tentang ma’rifah  dan nakirah, mudzakkar   dan muannats,
serta mufrad , tatsniyah  dan  jama’ . Hal ini disebabkan
karena mubtada’   harus selalu terbuat dari isim  ma’rifah 
dan antara mubtada’   dan khabar   harus selalu terjadi
kesesuaian dari sisi mufrad ,tatsniyah  dan  jama’   serta
mudzakkar  dan muannatsnya.

 Apa yang dimaksud dengan ?


Mubtada’   adalah isim ma’rifah yang dibaca rafa’   yang jatuh
diawal  jumlah.18  Contoh: (lafadz ditentukan
sebagai mubtada’   karena ia merupakan isim ma’rifah yang
berupa isim ‘alam yang jatuh di awal jumlah).
   Ada berapa pembagian ?
Mubtada’   ada dua19, yaitu: 1) mubt ada’   lahu  khabar  
(mubtada’   yang memiliki khabar , contoh: ), dan
2) mubtada’   lahu marfu’ sadda masadda al -khabar  
(mubtada’  yang memiliki isim yang dibaca rafa’ , bisa jadi
menjadi  fa’il   atau naib al- fa’il   yang menempati
tempatnya khabar , contoh: (lafadz
menjadi mubtada’  sedangkan lafadz menjadi fa’il ),

(lafadz menjadi mubtada’   sedangkan


menjadi naib al- fa’il )
o   Apa yang dimaksud dengan ?
Mubtada’  lahu khabar  adalah mubtada’  yang memiliki
khabar . Mubtada’   lahu khabar ini terbagi menjadi
tiga, yaitu: 1) isim dhahir , 2) isim dlamir , dan 3)

18Lebih lanjut lihat: Al-Humadi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 65.


19Al-‘Aqiliy, Syarh Ibn ‘Aqil , juz I, 102.

18| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 26/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
mashdar muawwal .20 
  Sebutkan contoh untuk mubtada’  ?
Contoh mubtada’   isim dhahir   adalah:
(lafadz   berkedudukan sebagai mubtada’  
karena ia berupa isim ma’rifah/isim ‘alam  yang
jatuh di awal  jumlah. Karena menjadi mubtada’ ,
maka ia harus dibaca rafa’ , dan tanda rafa’ nya
dengan menggunakan dlammah karena berupa
isim mufrad ).
  Sebutkan contoh untuk mubtada’  ?

Contoh mubtada’  isim dlamir  adalah: (lafadz


berkedudukan sebagai mubtada’   karena ia
adalah isim ma’rifah  / isim dlamir   yang jatuh di
awal  jumlah. Karena menjadi mubtada’ , maka ia
harus dibaca rafa’ , dan tanda rafa’ nya tidak ada
karena ia berupa mubtada’   yang terbentuk dari
isim dlamir , sehingga i’rabnya bersifat mahalli).
  Sebutkan contoh untuk mubtada’  ?
Contoh mubtada’  mashdar muawwal  adalah:
(lafadz adalah mashdar  
muawwal   yang berkedudukan sebagai mubtada’ .
Karena menjadi mubtada’ , maka harus dibaca
rafa’ , dan tanda rafa’ nya tidak ada karena
terbentuk dari mashdar muawwal , sehingga
i’rabnya bersifat mahalli).
o
   Apa yang dimaksud dengan ?
Yang dimaksud mashdar muawwal   adalah
lafadz yang sebenarnya bukan mashdar , akan
tetapi dianggap mashdar  karena dimasuki oleh
huruf mashdariyyah.

20Al-Ghulayaini, Jami’ ad -Durus, juz II, 259.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |19

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 27/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
  Apa saja yang termasuk dalam kategori
?
Yang termasuk dalam kategori huruf
mashdariyyah adalah:

◙   Apa yang dimaksud dengan ?


Hamzah taswiyyah  adalah hamzah yang
jatuh setelah lafadz , contoh:
o    Apa yang dimaksud dengan ?
Mubtada’   lahu marfu’ sadda masadda al-khabar  
adalah mubtada’   yang sejak awal tidak mempunyai
khabar  akan tetapi mempunyai isim yang yang dibaca
rafa’   yang menempati posisi khabar . Mubtada’   model
semacam ini biasa disebut sebagai mubtada’   shifat .21 
Adapun persyaratannya adalah harus didahului oleh
huruf istifham atau huruf nafi.22 
  Sebutkan contoh yang memiliki ! 

(lafadz menjadi mubtada’   shifat   yang


dibaca rafa’  dan menjadi fa’il nya)
  Sebutkan contoh yang memiliki !
( lafadz menjadi mubtada’  shifat  
dan menjadi naib al- fa’il nya).
Sebutkan skema dari ! 

21Imam as-Suyuthi dalam salah satu kitabnya mengistilahkan mubtada’   lahu


marfu’un sadda masadda al -khabar   lebih kepada al-mubtada’ alladzi laisa lahu
khabarun. Meskipun demikian, substansi dari keduanya adalah sama. Lebih
lanjut lihat: Jalaluddin as-Suyuti, al-Asybah wa an-Nadzair fi an-Nahwi (Beirut:
Muassisah ar-Risalah, 1985), juz III, 94. Selain Imam as-Suyuti, ada juga yang
mengistilahkan dengan al-mughni ‘an al -khabar seperti yang dikatakan oleh Abu
Hayyan. Lebih lanjut lihat: Al-Andalusi, Irtisyaf ad-Dlarbi, juz III, 1079.
22Lebih lanjut lihat: Al-Hasyimi, al-Qawa’id al-Asasiyyah, 139.

20| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 28/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |21

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 29/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
4.  Tentang khabar

Materi tentang khabar   termasuk dalam kategori


materi inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai sebelum
masuk pada materi tentang khabar   adalah materi tentang
mudzakkar   dan muannats, mufrad , tatsniyah  dan  jama’ ,
 jumlah  ismiyyah  dan  jumlah  fi’liyyah. Hal ini disebabkan
karena disamping antara mubtada’   dan khabar   harus
terjadi kesesuaian (muthabaqah), juga karena salah satu
pembagian khabar  ada yang berupa jumlah.

 Apa yang dimaksud dengan ?


Khabar   adalah sesuatu yang berfungsi sebagai
penyempurna faidah dari mubtada’  ( ).23 
    Apa yang dimaksud dengan ?
Mutimmu faidati al-mubtada’   adalah penyempurna
faidah mubtada’ . Maksudnya apabila mubtada’  digabung
dengan khabar   ini, maka akan menimbulkan sebuah
pengertian yang dapat dipahami. Secara operasional
mutimmu al-faidah  ditandai dengan “iku” dalam
pemaknaan jawa atau “adalah” dalam pemaknaan
bahasa Indonesia.
o  Sebutkan pembagian ? 
Khabar   ada dua, yaitu: 1) khabar mufrad   dan 2)
khabar ghairu mufrad .
 
 Apa yang dimaksud ?
Khabar mufrad   adalah khabar   yang tidak berupa
 jumlah,  jer -majrur   atau dharaf .24  Contoh:
(lafadz termasuk dalam kategori khabar

23Al-‘Aqiliy,
Syarh Ibn ‘Aqil, juz I, 107. Bandingkan dengan: Al-Ghulayaini,  Jami’
ad-Durus, juz II, 254.
24Al-Hasyimi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 134. Lihat pula: Ahmad Mukhtar Umar

dkk, an-Nahwu al-Asasiy (Kuwait: Dar as-Salasil, 1994), 337. Bandingkan dengan:
Al-Humadi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 66.

22| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 30/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
mufrad   karena bukan berupa  jumlah,  jer -majrur  
atau dharaf ).
   Apa yang dimaksud ?
Khabar ghairu mufrad   adalah khabar  yang berupa
 jumlah  atau sibhu al- jumlah(diserupakan dengan
 jumlah).
o   Ada berapa pembagian ?
Khabar ghairu mufrad  itu ada dua, yaitu:
1)  Khabar jumlah, yang terdiri dari:
a)   Jumlah ismiyyah 
b)   Jumlah fi’liyyah 
2)  Khabar  syibhu al-jumlah, yang terdiri dari:
a)   Jer  majrur  
b)  Dharaf  25 
  Sebutkan contoh untuk yang berupa
!
Contoh khabar   yang berupa  jumlah
ismiyyah adalah: (lafadz menjadi
mubtada’ , sedangkan  jumlah ismiyyah  yang
terdiri dari berkedudukan sebagai
khabar ).
  Sebutkan contoh untuk yang berupa
!
Contoh khabar   yang berupa jumlah fi’liyyah 
adalah: (lafadz menjadi
mubtada’ , sedangkan  jumlah  fi’liyyah  yang
terdiri dari berkedudukan sebagai
khabar ).
  Sebutkan contoh untuk yang berupa
!
Contoh khabar   yang berupa  jer -majrur  

25Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy , 201.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |23

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 31/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
adalah: (lafadz menjadi
mubtada’ , sedangkan susunan  jer -majrur  
yang berupa berkedudukan sebagai
khabar ).
o  Sebutkan contoh untuk yang berupa
!
Contoh khabar  yang berupa dharaf  adalah:
(lafadz menjadi mubtada’ ,
sedangkan dharaf   yang terdiri dari

berkedudukan
Sebutkan skema dari !sebagai khabar ).

 Apa yang dimaksud dengan dan ?


Mubtada’  muakhkhar  adalah mubtada’  yang diakhirkan dari
khabar nya. Sedangkan khabar   muqaddam  adalah khabar  
yang didahulukan dari mubtada’ nya, contoh:
(lafadz berkedudukan sebagai khabar  
muqaddam  yang berhukum rafa’ , sedangkan lafadz
berkedudukan sebagai mubtada’   mu’akhkhar   yang dibaca
rafa’ ) 
  Kapan jer-majrur atau dharaf yang ada diawal
kalimat ditentukan sebagai ?

 Jer 
-majrur   sebagai
ditentukan atau dharaf     muqaddam ketika
khabar  yang ada diawalyang
kalimat
jatuh

24| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 32/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
sesudahnya ada yang pantas ditentukan sebagai
mubtada’  muakhkhar . Di antaranya adalah:
  Isim nakirah, contoh: (  jer -majrur  
ditentukan sebagai khabar   muqaddam karena yang
jatuh sesudahnya ada yang pantas ditentukan
sebagai mubtada’   muakhkhar   yang dalam konteks
contoh di atas adalah isim nakirah yang berupa lafadz
)
   Isim maushul   musytarak , contoh:   ( jer -
majrur    ditentukan sebagai khabar   muqaddam 

karena yang jatuh sesudahnya ada yang pantas


ditentukan sebagai mubtada’   muakhkhar   yang dalam
konteks contoh di atas adalah isim maushul  
musytarak  yang berupa lafadz )
   Mashdar muawwal , contoh:  ( jer -
majrur   ditentukan sebagai khabar  muqaddam 
karena yang jatuh sesudahnya ada yang pantas

ditentukan
konteks contoh di mubtada’ 
sebagai   muakhkhar 
atas adalah   yang
mashdar  dalam 
  muawwal 
yang berupa lafadz ).

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |25

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 33/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
5.  Tentang isim

Pembahasan tentang isim   termasuk dalam


kategori inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai
sebelum masuk pada materi tentang isim  adalah materi
tentang mubtada’   dan khabar , karena isim  berasal dari
mubtada’ .

 Apa yang dimaksud dengan isim dan saudara-


saudaranya ?
Isim   dan saudara-saudaranya adalah mubtada’   dalam
 jumlah ismiyyah  yang dimasuki oleh dan saudara-
saudaranya.
  Bagaimanakah pengamalan dan saudara-
saudaranya ? 
dan saudara-saudaranya memiliki pengamalan yaitu: 
(merafa’kan isim  dan menashabkan
khabar ).26 Contoh: ( lafadz berkedudukan
sebagai isim  yang dibaca rafa’, dan lafadz
berkedudukan sebagai khabar   yang dibaca nashab).
   Sebutkan saudara-saudara ! 
Yang termasuk saudara-saudaranya adalah:
, .27 
   Sebutkan pembagian saudara-saudaranya dalam
beramal !
Pembagian saudara-saudaranya  dalam beramal ada
dua, yaitu: 1) beramal dengan tanpa syarat, 2) beramal
dengan syarat.

26Al-Hasyimi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 143.


27Dahlan, Syarh Mukhtashar , 17.

26| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 34/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
o   Sebutkan saudara-saudara yang beramal
dengan tanpa syarat ( )?
Yang termasuk dalam kategori ini adalah (
 ).28 Contoh: (lafadz
termasuk salah satu saudara yang dapat
beramal dengan tanpa syarat. Ia beramal tidak
tergantung pada harus didahului oleh huruf nafi 
maupun huruf mashdariyyah. Lafadz
berkedudukan sebagai isim  yang dibaca rafa’ ,

sedangkan  lafadz  berkedudukan sebagai khabar  


yang dibaca nashab). 
o   Sebutkan saudara-saudara yang beramal
dengan syarat ( ), dan apa saja syaratnya?
Saudara-saudara  yang dapat beramal dengan
syarat ( )29 dibagi menjadi dua:
   Didahului oleh nafi, yaitu: , .
Contoh: (  yang terdapat dalam
lafadz  adalah  huruf   nafi  sehingga  dapat
beramal sebagaimana  . Lafadz
berkedudukan sebagai isim  yang dibaca rafa’ ,
dan berkedudukan sebagai khabar   yang
dibaca nashab).

  Didahului oleh huruf mashdariyyah. Contoh:
.  (  yang terdapat dalam lafadz 
adalah  huruf   mashdariyyah  sehingga  dapat

28Lebih jelas lihat: Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy , 212. Bandingkan dengan: Al-
Muqaddasiy, Dalil at-Thalibin, 42.
29Lebih lanjut lihat: Nuruddin, ad-Dalil ila Qawa’id , 148. Bandingkan dengan: Al-

Hasyimi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 144. Lihat pula: Al-Muqaddasiy, Dalil at-


Thalibin, 42.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |27

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 35/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
beramal sebagaimana  .  Sedangkan yang 
berkedudukan sebagai isim  adalah dlamir  yang
berupa yang mustatir jawazan  yang dibaca
rafa’ , dan berkedudukan sebagai khabar  
yang dibaca nashab).
o  Sebutkan skema dari yang yang beramal
dengan tanpa syarat ( ) dan yang beramal
dengan syarat ( )!

   Sebutkan pembagian !
Pembagian ada dua, yaitu: 1) tamm, 2) naqish.
o    Apa yang dimaksud dengan ?
tamm adalah yang tidak berpengamalan
. Ia membutuhkan  fa’il , tidak
membutuhkan isim  dan khabar . Ia membentuk
 jumlah  fi’liyyah, bukan  jumlah ismiyyah.30  Dalam
bahasa jawa, ia diartikan tinemu dan dalam bahasa
Indonesia diartikan hasil atau terjadi ( ). Contoh:  

30Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy, 214. 

28| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 36/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
   ( dalam contoh ini adalah ,
berkedudukan sebagai fa’il   yang dibaca rafa’ ,
bukan isim  ).
   ( dalam contoh ini adalah
,   berkedudukan sebagai  fa’il   yang
dibaca rafa’ , bukan isim  ).
o    Apa yang dimaksud dengan ?
naqish adalah yang beramal . Ia
Ia membutuhkan isim  dan khabar , tidak
membutuhkan  fa’il . Ia membentuk  jumlah ismiyyah,
bukan  jumlah  fi’liyyah.31  Contoh: . ( 
dalam contoh ini adalah naqish. Lafadz
berkedudukan sebagai isim  yang dibaca rafa’ , dan
berkedudukan sebagai khabar   yang dibaca
nashab). 
o   Sebutkan skema dari  dan ! 

31‘Ali
Taufiq al-hamad dan Yusuf Jamil az-Za’abi, al-Mu’jam al -Wafi fi Adawati an-
Nahwi al-‘Arabiy (Yordan: Dar al-Amal, 1993), 240.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |29

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 37/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
o    Apa yang dimaksud dengan dalam bab
?
Ghairu  mutasharrif   muthlaq  dalam bab  dan
saudara-saudaranya  yaitu saudara-saudara   yang
tidak bisa ditashrif secara mutlak, sehingga ia dapat
beramal hanya ketika berupa  fi’il   madli  saja.32  Yang
termasuk dalam kategori pembagian ini adalah:
.33 Contoh: . (  selama-lamanya hanya
berupa fi’il  madli, tidak mungkin ditashrif menjadi fi’il  
mudlari’  dan fi’il  amar ).
o   Apa yang dimaksud dengan dalam bab
?
Yang dimaksud dengan mutasharrif  naqish dalam bab 
dan saudara-saudaranya yaitu saudara-
saudara   yang bisa beramal hanya pada waktu
berstatus sebagai  fi’il   madli  dan  fi’il   mudlari’   saja.34 
Yang termasuk dalam pembagian ini adalah:
. Contoh:
   (  berstatus sebagai  fi’il   madli  dan
beramal sebagaimana  ).
   (  berstatus sebagai fi’il   mudlari’  
dan beramal sebagaimana ). 
o    Apa yang dimaksud dengan dalam bab
?
Mutasharrif tamm  dalam bab  dan saudara-
 
32Lebih lanjut lihat: Al-Hasyimi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 145.
33   dianggap sebagai  ghairu mutasharrif   mutlaq karena dia hanya berstatus
sebagai sifat saja bagi sehingga harus selalu berupa  fi’il madli. Sedangkan
masuk dalam kategori  ghairu mutasharrif   mutlaq karena dia termasuk  fi’il

 jamid  ( fi’il  yang tidak bisa ditashrif).


34Al-Hasyimi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 145.

30| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 38/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
saudaranya yaitu saudara-saudara yang bisa
beramal baik ketika berstatus sebagai  fi’il   madli,
mudlari’ , dan juga amar .35  Yang termasuk dalam
bagian ini adalah: .
Namun untuk lafadz biasanya juga beramal ketika
berupa mashdar . Contoh: (   merupakan
bentuk mashdar   dari , ia beramal sebagaimana  . 
Dlamir   menjadi mudlafun ilaihi  fi al-lafdzi, akan
tetapi menjadi isim   fi al-ma’na.  menjadi

khabar   ).
o  Sebutkan skema dari pembahasan yang
,  , !

35Bandingkan dengan: Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 81.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |31

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 39/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
6.  Tentang khabar

Pembahasan tentang khabar    termasuk dalam


kategori inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai
sebelum masuk pada materi tentang khabar    adalah
materi tentang mubtada’   dan khabar , karena khabar
berasal dari khabar .

 Apa yang dimaksud dengan khabar dan saudara-


saudaranya ?
Khabar   dan saudara-saudaranya  adalah khabar   dalam
 jumlah ismiyyah  yang dimasuki dan saudara-saudaranya.
   Bagaimanakah pengamalan dan saudara-
saudaranya? 
dan saudara-saudaranya memiliki pengamalan yaitu: 
(menashabkan isim  dan merafa’kan
khabar ).36 Contoh: . ( lafadz
  berkedudukan
sebagai isim  yang dibaca nashab, sedangkan lafadz
berkedudukan sebagai khabar   yang dibaca rafa’ ).
   Sebutkan yang termasuk dalam kategori saudara-
saudaranya !
Yang termasuk saudara-saudaranya adalah 
.37

  Sebutkan fungsi dan saudara-saudaranya !
Fungsi  dan saudara-saudaranya38 adalah: 
   dan 39berfaidah sebagai ,  artinya penguat.

36Al-Humadi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 77.


37Al-Muqaddasiy, Dalil at-Thalibin, 44.
38Al-Humadi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 77-78.
39
Antara dan , selain memiliki perbedaan juga memiliki kesamaan.
Persamaan:

32| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 40/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
Contoh: (sesungguhnya muhammad adalah
orang yang berdiri).
  berfaidah , artinya menetapkan sesuatu
yang diduga tidak ada dan menghilangkan sesuatu
yang diduga ada. Contoh:  (Zaid adalah
orang yang kaya, akan tetapi dia pelit). ( Pada
umumnya, sifat kaya berkumpul dengan sifat
dermawan, akan tetapi yang terjadi dalam diri Zaid
justru sebaliknya).
  berfaidah , artinya menyerupakan. Contoh:

(seakan-akan Zaid adalah seekor harimau).


   berfaidah , artinya mengharapkan sesuatu
yang sulit terjadi. Contoh: (semoga
masa muda akan kembali lagi suatu hari). (masa
muda selama-lamanya tidak akan kembali lagi,
mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin/ sulit
tercapai dalam konteks bahasa Arab diungkapkan

dengan )
   memiliki dua faidah:
a)  , artinya mengharapkan sesuatu yang
disenangi dan mudah tercapai. Contoh:
(semoga kekasihku datang). (harapan ini sangat
mungkin terjadi).
b)  , artinya mengkhawatirkan terjadinya sesuatu

yang tidak disenangi. Contoh: (semoga


musuh itu mati). (harapan kepada sesuatu yang
tidak disenangi) 

dan sama-sama berfungsi sebagai taukid   dan sama-sama memiliki


pengamalan .
Perbedaan:
bukanlah huruf mashdariyyah  sedangkan merupakan huruf mashdariyyah.

Karena huruf mashdariyyah, maka harus memiliki kedudukan i’rab apakah harus


dibaca rafa’ , nashab, atau jer .

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |33

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 41/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
  Sebutkan skema dan saudara-saudaranya !

34| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 42/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
7.  Tentang
 Apa yang dimaksud ?
Tawabi’   adalah lafadz-lafadz yang hukum i’rabnya
mengikuti hukum i’rab matbu’nya (lafadz yang diikuti) baik
dari segi rafa’ , nashab, jer  atau jezemnya.40 
 

  Sebutkan pembagian !
Pembagian tawabi’  ada empat yaitu:1) na’at , 2) ‘athaf , 3)
taukid  dan 4) badal .41 
o   Apa yang dimaksud dengan ?
Na’at   adalah lafadz yang menjelaskan sifat dari
man’ut nya atau menjelaskan sifat dari sesuatu yang
berhubungan dengan man’ut nya.42 Contoh:
   ( berkedudukan sebagai man’ut , dan
berkedudukan sebagai na’at . Karena
berkedudukan sebagai na’at , maka hukum
i’rabnya disesuaikan dengan man’ut nya yang
dalam konteks contoh di atas berkedudukan
sebagai fa’il   yang dibaca ra fa’ , sehingga lafadz
di atas harus dibaca rafa’ ) 
   ( berkedudukan sebagai man’ut ,
dan berkedudukan sebagai na’at . Karena
berkedudukan sebagai na’at , maka hukum
i’rabnya disesuaikan dengan man’ut nya yang
dalam konteks contoh di atas berkedudukan
sebagai fa’il  yang dibaca rafa’ , sehingga lafadz
di atas juga harus dibaca rafa’ ).
   Apa yang penting untuk ditegaskan ketika kita
berbicara tentang ?
Yang penting untuk ditegaskan adalah bahwa

40Taqiyuddin Ibrahim ibn al-Husain, as-Safwah as-Shafiyyah fi Syarh ad-Durar al-


 Alfiyyah (Madinah: Jami’ah Ummu al-Qura, 1419.H), juz I, 705.
41Jamaluddin Abu Abdullah Muhammad ibn Abdillah ibn Malik, Syarh al-Kafiyah

as-Syafiyyah, juz II, 1147.


42Lebih lanjut lihat: Al-‘Abbas, al-I’rab al -Muyassar , 116.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |35

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 43/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
na’at   itu harus terbuat dari isim shifat . Isim shifat  
tersebut meliputi:
  Isim fa’il , contoh:

  Isim maf’ul , contoh:
  Isim shifat 
 musyabbahah bi ismi al- fa’il , contoh:

  Isim mansub, contoh:


  Isim tafdlil , contoh:
  Shighat  mubalaghah, contoh:
  Isim ‘adad , contoh:
  Isim isyarah, contoh:  

  Isim maushul :
   Ada berapa pembagian na’at  ( )?
Pembagian na’at  ada dua, yaitu:
1)  Na’at   mufrad   (bukan berupa  jumlah), terdiri
dari:
a)  Na’at  haqiqi.
b)  Na’at  sababi.
2)  Na’at jumlah.
   Apa yang dimaksud ?
Na’at   haqiqi  adalah na’at   yang menjelaskan
man’ut -nya secara langsung atau juga bisa
didefinisikan sebagai na’at   yang merafa’kan
isim dlamir .43  Contoh: (   disebut

sebagai na’at   haqiqi  karena menjelaskan


man’ut nya secara langsung atau karena ia
merafa’kan isim dlamir . Hal ini dapat diketahui
ketika diterjemahkan dengan menggunakan
bahasa Jawa. Terjemahan bahasa Jawa dari
contoh di atas adalah: “wes teko sopo wong
lanang kang pinter sopo rojul”). 

43Al-Muqaddasiy, Dalil at-Thalibin, 47. Lihat juga: Al-‘Abbas, al-I’rab al -Muyassar ,


116.

36| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 44/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
  Apa peryaratan ?
Peryaratan na’at   haqiqi  adalah harus sama
dengan man’ut nya dari sisi:

 
Mufrad , tatsniyyah, dan jama’ nya
 
Mudzakkar  dan muannatsnya
 
Nakirah dan ma’rifahnya
 
I’rabnya.44 
   Apa yang dimaksud ?
Na’at   sababi  adalah na’at   yang menjelaskan
sifat dari sesuatu yang berhubungan dengan
man’ut nya atau bisa didefinisikan dengan na’at  
yang merafa’kan isim dhahir .45 Contoh:
.  (   disebut sebagai na’at   sababi 
karena kenyataannya tidak menjelaskan
man’ut nya secara langsung, akan tetapi
menjelaskan sifat dari sesuatu yang
berhubungan dengan man’ut nya atau karena ia
merafa’kan isim dhahir . Hal ini diketahui ketika
diterjemahkan dengan menggunakan bahasa
Jawa. Terjemahan bahasa Jawa dari contoh di
atas adalah: “wos teko sopo muhammad kang
pinter sopo ibu’e muhammad”) 
   Apa peryaratan ?
Persyaratan na’at  sababi adalah harus sama
dengan man’ut nya dari sisi:
  Nakirah dan ma’rifahnya


  I’rabnya
  Na’at   sababi  harus selalu dalam kondisi
mufrad  
  Mudzakkar    atau muannatsnya na’at  
sababi disesuaikan dengan ma’mul nya.46 

44‘Alial-Jarim & Musthafa Amin, an-Nahwu al-Wadlih fi Qawa’id al -Lughah al-


‘Arabiyyah (Kairo: Dar al-Ma’arif, tt), juz III, 137. 
45Fayad, an-Nahwu al-‘Ashry, 161. Lihat pula: Al-‘Abbas, al-I’rab al -Muyassar , 116.
46Al-Jarim, an-Nahwu al-Wadlih, juz III, 137.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |37

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 45/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
    Apa yang dimaksud dengan ?
Na’at  jumlah  adalah  jumlah  baik berupa
 jumlah ismiyyah  maupun jumlah fi’liyyah yang
jatuh setelah isim nakirah47, contoh:
  (   adalah  jumlah
 fi’liyyah  yang jatuh setelah lafadz  yang
merupakan isim nakirah, sehingga  jumlah 
tersebut disebut sebagai na’at  jumlah  yang
hukum i’rabnya harus disesuaikan dengan
man’ut nya, yang dalam konteks contoh di

atas adalah lafadz  yang menjadi  fa’il  


yang harus dibaca rafa’ , sehingga jumlah di
atas berhukum rafa’ . Karena na’at   di atas
berbentuk  jumlah, maka hukum i’rabnya
bersifat mahalli)
  (  adalah jumlah ismiyyah 
yang jatuh setelah lafadz  yang
merupakan isim nakirah, sehingga  jumlah 
tersebut disebut sebagai na’at  jumlah  yang
hukum i’rabnya harus disesuaikan dengan
man’ut nya, yang dalam konteks contoh di
atas adalah lafadz  yang menjadi  fa’il  
yang harus dibaca rafa’ , sehingga jumlah di
atas berhukum rafa’ . Karena na’at   di atas
berbentuk  jumlah, maka hukum i’rabnya
bersifat mahalli)
o  Sebutkan skema dari ! 

47Al-‘Abbas,al-I’rab al -Muyassar , 118. Lihat pula: Jamaluddin ibn Hisyam al-


Anshari, Mughni al-Labib (Surabaya: al-Hidayah, tt), 72.

38| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 46/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 

o    Apa yang dimaksud ?


Yang dimaksud ‘athaf   /ma’thuf   adalah kalimah baik
 fi’il   atau isim  yang hukum i’rab-nya disamakan
dengan hukum ma’thu fun alaih-nya.48 
   Apa saja unsur yang ada dalam bab ?
Unsur-unsur yang ada dalam bab  ‘athaf   ada tiga,
yaitu: 1) unsur huruf ‘athaf , 2) unsur ma’thuf  (isim 
atau fi’il   yang jatuh setelah huruf ‘athaf , 3) unsur

ma’thufun ‘alaihi (isim atau fi’il 
huruf ‘athaf 
). Contoh:  yang jatuh sebelum
   (lafad berstatus  sebagai
ma’thufun ‘alaihi  karena jatuh sebelum huruf
‘athaf . Huruf berstatus sebagai huruf ‘athaf ,
sedangkan lafadz  berstatus sebagai ma’thuf  
karena jatuh setelah huruf ‘athaf . Karena
berstatus sebagai ma’thuf , maka hukum
i’rabnya disesuaikan dengan ma’thufun
‘alaihinya yang dalam konteks contoh di atas
berkedudukan sebagai  fa’il   yang dibaca rafa’  
sehingga ia juga harus dibaca rafa’ ).
   (lafad berstatus  sebagai
ma’thufun ‘alaihi  karena jatuh sebelum huruf
‘athaf . Huruf berstatus sebagai huruf ‘athaf ,

48Bandingkan dengan: Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 91.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |39

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 47/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
sedangkan lafadz  berstatus sebagai ma’thuf  
karena jatuh setelah huruf ‘athaf . Karena
berstatus sebagai ma’thuf , maka shighatnya
harus disesuaikan dengan shighat ma’thufun
‘alaihi  yang dalam konteks contoh di atas
bershighat  fi’il   amar   sehingga ma’thuf nya
harus ditentukan sebagai fi’il  amar  juga).
   Ada berapa pembagian ?
Pembagian ‘athaf   ada dua, yaitu: 1) ‘athaf   nasaq 
dan 2) ‘athaf  bayan.49 
   Apa yang dimaksud dengan ?
Yang dimaksud ‘athaf  nasaq adalah ‘athaf   yang
menggunakan perantara huruf ‘athaf   sebagai
penghubung. 50  Contoh: (lafadz 
di’athaf kan kepada lafadz dengan
menggunakan perantara huruf ‘athaf   wawu.
Karena cara peng’athaf an dengan
menggunakan huruf, maka contoh di atas
disebut  ‘athaf  nasaq). 
  Sebutkan huruf-huruf ?
Huruf ‘athaf  nasaq diantaranya (
).51 
    Apa yang dimaksud ?
‘athaf   bayan  adalah ‘athaf   yang tidak
menggunakan perantara huruf ‘athaf .52 
  Sebutkan posisi dan letak dari ? 
Posisi dan letak dari ‘athaf   bayan   adalah
53

49Asmawi, Hasyiah Al-Asmawiy, 33.


50Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 37. Bandingkan dengan: Asmawi, Hasyiah Al-
 Asmawiy , 33. Al-Muqaddasiy, Dalil at-Thalibin, 51.
51Dahlan, Syarh Mukhtashar , 19.
52Asmawi, Hasyiah Al-Asmawiy , 33. Al-‘Abbas, al-I’rab al -Muyassar , 122.

Bandingkan dengan: Al-Hasyimi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 295.


53Lebih lanjut lihat: Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy , 279.

40| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 48/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
sebagai berikut:
  (laqab atau gelar setelah nama
asli). Contoh: (lafadz
yang merupakan gelar/laqab 
berkedudukan sebagai ‘athaf   bayan 
karena jatuh setelah lafadz  yang
merupakan nama asli/isim).
  (nama asli setelah kun-yah).
Contoh: (lafadz yang
merupakan nama asli berkedudukan
sebagai ‘athaf  bayan karena jatuh setelah
lafadz  yang merupakan ‘alam 
kun-yah/ ‘alam yang didahului oleh
lafadz ).
   (isim dhahir   setelah isim
isyarah). Contoh: (lafadz
yang merupakan isim dhahir   yang
dima’rifahkan dengan menggunakan alif-
lam  berkedudukan sebagai ‘athaf   bayan 
karena jatuh setelah lafadz   yang
merupakan isim isyarah).
  (maushuf setelah shifat ).
Contoh: (lafadz yang
asalnya berstatus sebagai man’ut  
berkedudukan sebagai ‘athaf   bayan 
karena jatuh setelah lafadz yang
asalnya berkedudukan sebagai na’at ).
  (tafsir   setelah mufassar ).
Contoh: (lafadz
yang merupakan tafsir   dari lafadz
yang berstatus sebagai mufassar  
berkedudukan sebagai ‘athaf  bayan).

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |41

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 49/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
o   Sebutkan skema dari ! 

o    Apa yang dimaksud ?


Taukid   adalah lafadz yang mengikuti hukum i’rabnya
mu’akkad (sesuatu yang dikuatkan) dan berfungsi
menguatkan atau menegaskan mu’akkad.54  Contoh:
(lafadz  berkedudukan sebagai taukid  
sehingga hukum i’rabnya mengikuti muakkadnya.
Karena berkedudukan sebagai taukid , maka hukum
i’rabnya disesuaikan dengan maukkadnya yang

dalam
 fa’il  konteks
  yang haruscontoh
dibacadirafa’ 
atas  sehingga
berkedudukan
ia jugasebagai
harus
dibaca rafa’ ).
   Ada berapa pembagian ?
Pembagian taukid   ada dua, yaitu: 1) taukid lafdzi,
2) taukid ma’nawi.55 

54Al-Humadi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 142.


55Nuruddin, ad-Dalil ila Qawa’id , 182.

42| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 50/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
    Apa yang dimaksud ?
Taukid lafdzi  adalah taukid   dengan cara
mengulang lafadz mu’akkadnya.56  Contoh:
. (lafadz  yang kedua berkedudukan
sebagai taukid   yang bersifat lafdzi karena
dilakukan dengan cara mengulang lafadz
muakkadnya).
   Apa yang dimaksud ?
Taukid ma’nawi  adalah taukid   dengan
menggunakan lafadz-lafadz tertentu yang
memang sejak57 awal dipersiapkan untuk
menjadi taukid .  Contoh: (lafadz
berkedudukan sebagai taukid   yang bersifat
ma’nawi  karena dilakukan dengan
menggunakan lafadz yang sejak awal
dipersiapkan untuk menjadi taukid )
  Sebutkan lafadz-lafadz yang
dipersiapkan untuk menjadi ?
Lafadz-lafadz yang  dipersiapkan  untuk
menjadi  taukid ma’nawi  di  antaranya
adalah:  .58 
o   Sebutkan skema dari

56Ibn Abi ar-Rabi’ Ubaidillah ibn Ahmad ibn Ubaidillah al-Qurasy al-Asybiliy as-
Sabty, al-Basit fi Syarh Jumali az-Zujaji (Beirut: Dar al-Garb al-Islami, 1986), 361.
Bandingkan dengan: Al-Muqaddasiy, Dalil at-Thalibin, 48.
57Al-Andalusi, Irtisyaf ad-Dlarb, juz III, 1947.

58As-Sabty, al-Basit,  363. Bandingkan dengan: Al-Humadi dkk, al-Qawa’id al -


 Asasiyyah, 142-143, Nuruddin, ad-Dalil ila Qawa’id , 182.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |43

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 51/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 

o    Apa yang dimaksud dengan ?


Badal   adalah lafadz yang hukum i’rabnya disamakan
dengan hukum i’rab  dari mubdal minhu, karena : 1)
sejenis dengan mubdal minhunya, 2) bagian dari
mubdal minhunya, dan 3) merupakan sesuatu yang
terkandung dalam mubdal minhunya.59 
  Sebutkan pembagian ? 
Pembagian badal  itu ada empat, yaitu :
a.  adalah badal   yang sejenis dengan
mubdal minhunya.60 
Contoh: (lafadz berkedudukan
sebagai badal   karena sejenis dengan mubdal
minhunya. Karena berkedudukan sebagai
badal , maka hukum i’rabnya harus disesuaikan
dengan mubdal   minhunya yang dalam konteks
contoh di atas berkedudukan sebagai fa’il  yang
harus dibaca rafa’   sehingga ia juga harus
dibaca rafa’ ).

59Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy , 267.


60
Dalam leteratur yang lain, badal   jenis ini disebut juga dengan . Lebih
lanjut lihat: Al-Muqaddasiy, Dalil at-Thalibin, 49.

44| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 52/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
b.  adalah badal   yang menunjukkan
sebagian dari mubdal minhunya. Dalam badal  
ini disyaratkan ada dlamir   yang kembali
kepada mubdal minhunya.61 
Contoh: (lafadz berkedudukan
sebagai badal   karena merupakan bagian dari
mubdal minhunya. Karena berkedudukan
sebagai badal , maka hukum i’rabnya harus
disesuaikan dengan mubdal minhunya yang
dalam konteks contoh di atas berkedudukan
sebagai maf’ul bih  yang harus dibaca nashab 
sehingga ia juga harus dibaca nashab). 
c.  adalah badal   yang terkandung dalam
mubdal minhunya.62 
Contoh: (lafadz berkedudukan
sebagai badal   karena merupakan sesuatu yang
terkandung dalam mubdal minhunya. Karena
berkedudukan sebagai badal , maka hukum

i’rabnya
minhunyaharus disesuaikan
yang dalam konteksdengan
contoh mubdal
di atas
berkedudukan sebagai  fa’il   yang harus dibaca
rafa’  sehingga ia juga harus dibaca raf a’ ).
d.  adalah badal   yang terjadi karena salah
ucap.63 
Contoh: . (lafadz berkedudukan
sebagai badal   karena merupakan pengganti
dari lafadz yang salah ucap. Karena
berkedudukan sebagai badal , maka hukum
i’rabnya harus disesuaikan dengan mubdal
minhunya yang dalam konteks contoh di atas
berkedudukan sebagai  fa’il   yang harus dibaca

61Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 95. Al-Muqaddasiy, Dalil at-Thalibin, 49.


62As-Sabty, al-Basit,  391. Bandingkan dengan: Al-Muqaddasiy, Dalil at-Thalibin,
50.
63Al-Muqaddasiy, Dalil at-Thalibin, 50.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |45

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 53/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
rafa’  sehingga ia juga harus dibaca rafa’ ).
o  Sebutkan skema dari ! 

46| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 54/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 

T entang Manshubat al- Asma’

1.  Tentang

Materi tentang maf’ul bih  termasuk dalam kategori


inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai sebelum masuk

pada
lazim materi
dan  fi’iltentang maf’ul
muta’addi. Fi’ilbih  adalah
lazim  materi tentang
selama-lamanya  fi’il
tidak
memiliki maf’ul bih, sedangkan  fi’il muta’addi  pasti
memiliki maf’ul bih. 

 Apa yang dimaksud ?


Maf’ul bih  adalah isim  yang dibaca nashab  yang jatuh
setelah fi’il  muta’addi dan ia berkedudukan sebagai objek. 64 
Contoh : ( lafadz berkedudukan sebagai
maf’ul bih  karena jatuh setelah  fi’il   yang mutaaddi dan ia
berkedudukan sebagai obyek. Karena menjadi maf’ul bih,
maka ia harus dibaca nashab. Tanda nashabnya dengan
menggunakan fathah karena ia berupa isim mufrad ).
  Sebutkan pembagian beserta contohnya !
Maf’ul bih dibagi menjadi dua, yaitu: 1) maf’ul bih sharih,
2) maf’ul bih  ghairu sharih.65 
o   Apa yang dimaksud dengan ? 
Yang dimakud dengan maf’ul bih  sharih adalah
maf’ul bih  yang sudah jelas karena ia bukan berupa

64Lihat: Al-Hasyimi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 193, Bukhadud, al-Madhal an-


Nahwiy , 114. Bandingkan dengan: As-Sabty, al-Basit, 263.
65Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy , 114.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |47

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 55/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
 jer -majrur . Maf’ul bih sharih ini dibagi menjadi tiga66,
yaitu:
  Maf’ul bih isim dhahir  , contoh: (
lafadz berkedudukan sebagai maf’ul bih 
karena jatuh setelah  fi’il   yang muta’addi dan ia
berkedudukan sebagai obyek. Karena menjadi
maf’ul bih, maka ia harus dibaca nashab. Tanda
nashabnya dengan menggunakan fathah karena ia
berupa isim mufrad ) 
  Maf’ul bih  isim dlamir 
, contoh: (lafadz

berkedudukan
setelah  fi’il   yangsebagai maf’ul
mutaaddi dan bih  karena jatuh
ia berkedudukan
sebagai obyek. Karena menjadi maf’ul bih, maka ia
harus dibaca nashab. Tanda nashabnya tidak ada
karena ia berbentuk isim dlamir . I’rab isim dlamir  
bersifat mahalli).
  Maf’ul bih  mashdar muawwal  , contoh:
(lafadz
  berkedudukan sebagai maf’ul bih 
karena jatuh setelah  fi’il   yang muta’addi dan ia
berkedudukan sebagai obyek. Karena menjadi
maf’ul bih, maka ia harus dibaca nashab. Tanda
nashabnya tidak ada karena ia terbentuk dari
mashdar   muawwal . I’rab  mashdar muawwal  
bersifat mahalli).
o   Apa yang dimaksud dengan ? 
Yang dimaksud dengan maf’ul bih   ghairu  sharih
adalah maf’ul bih  yang tidak jelas karena ia
berbentuk susunan jer -majrur . Contoh: (
secara dhahir lafadz merupakan susunan jer -
majrur , akan tetapi dalam konteks contoh di atas
disebut sebagai maf’ul bih karena secara substansi ia
berkedudukan sebagai obyek).

66Al-Hasyimi, al-Qawa’id
al -Asasiyyah, 193. Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy , 114.
Bandingkan dengan: Al-Ghulayaini, Jami’ ad -Durus, juz III, 5.

48| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 56/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
  Sebutan skema dari !

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |49

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 57/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
2.  Tentang

Materi tentang maf’ul muthlaq  termasuk dalam


kategori materi inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai
sebelum masuk pada materi tentang maf’ul   muthlaq 
adalah materi tentang mashdar (lafadz yang ada pada
urutan yang ketiga dalam tasrifan   fi’il ), karena maf’ul  
muthlaq selalu terbuat dari mashdar .

 Apa yang dimaksud ?

M af’ul muthlaq  adalah isim  yang dibaca nashab  yang


terbentuk dari mashdar   fi’il nya.67 Contoh:
(lafadz berkedudukan sebagai maf’ul muthlaq karena
terbentuk dari mashdar   fi’il nya yang dalam hal ini adalah
lafadz . Karena berkedudukan sebagai maf’ul muthlaq 
maka ia harus dibaca nashab). 
  Sebutkan fungsi dari ?

Fungsi dari maf’ul muthlaq itu ada 368, yaitu :


  Menunjukkan taukid   (penguat), 
  Menunjukkan ‘adad   (bilangan), 
  Menunjukkan nau’ (model).

o  Kapan dianggap memiliki fungsi ? 


Maf’ul muthlaq  dianggap memiliki fungsi taukid  
apabila terbentuk dari mashdar   asli dari  fi’il nya
sesuai dengan tashrifannya, tidak dimudlaf kan, dan
juga tidak diikutkan pada wazan  maupun .69 
Contoh: (sungguh Muhammad telah
memukul anjing) atau dalam bahasa jawa, kata

67Dahlan,Syarh Mukhtashar , 22.


68Untuk masing-masing fungsi dari maf’ul mutlaq, lihat: Al-Humadi dkk, al-
Qawa’id al -Asasiyyah, 94, Bukhadud, al-Madhal an-Nahwiy , 121, Al-Hasyimi, al-
Qawa’id al -Asasiyyah, 198.
69Bandingkan dengan: Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 104.

50| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 58/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
diartikan dengan “kelawan mukul temenan”). 
o  Kapan dianggap memiliki fungsi ? 
Maf’ul muthlaq  dianggap memiliki fungsi ‘adad  
apabila terbentuk dari mashdar    fi’il nya yang
diikutkan pada wazan  .70 Contoh:
( Muhammad telah memukul anjing dengan satu kali
pukulan).
o  Kapan dianggap memiliki fungsi ?
Maf’ul muthlaq dianggap memiliki fungsi nau’  apabila
terbentuk dari mashdar    fi’il nya yang mengikuti
71
wazan  , atau dimudlaf kan.  Contoh:
( Muhammad telah memukul anjing seperti
gaya pukulannya ustadz).
  Sebutkan pembagian ?
Maf’ul muthlaq  dibagi menjadi dua, yaitu: 1) maf’ul
muthlaq yang bersifat lafdzi, dan 2) maf’ul muthlaq yang
bersifat ma’nawi.72 
o   Apa yang dimaksud dengan yang
bersifat ?
Maf’ul muthlaq  yang bersifat lafdzi  adalah maf’ul
muthlaq  yang terbentuk dari mashdar   yang secara
tulisan atau lafadz sama dengan bentuk  fi’il nya73.
Contoh: (lafadz dan sama
dari sisi tulisannya, yaitu sama-sama berbentuk dari
huruf ).

70Jalaluddin as-Suyuthi, al-Mathali’ al -Sa’idah fi Syarh al -Faridah fi an-Nahwi wa


as-Sharf wa al-Khat (Baghdad: Dar ar-Risalah, 1977), juz I, 392.
71Abu Muhammad Abdullah bin Yusuf bin Ahmad bin Abdullah bin Hisyam al-

Anshari al-Mishri,  Audlahu al-Masalik ila Alfiyati ibn Malik (Beirut: al-Maktabah
al-‘Ashriyyah, tt), juz II, 205. Bandingkan dengan: Al-Jayyani, Syarh al-Kafiyyah,
juz I, 655.
72Isma’il al-Hamidi, Syarh li as-Syeikh Hasan al-Kafrawi ‘Ala Matni al -Ajurumiyyah

(Indonesia: al-Haramain, tt), 94.


73Al-Hamidi,
Syarh li as-Syeikh, 94. Bandingkan dengan: Al-Azhari, Syarh al-
Muqaddimah, 104.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |51

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 59/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
o    Apa yang dimaksud dengan yang
bersifat ?
Maf’ul muthlaq  yang bersifat ma’nawi  adalah maf’ul
muthlaq  yang terbentuk dari mashdar   yang secara
tulisan atau lafadz tidak sama, namun secara arti
memiliki kesamaan dengan fi’il nya.74  Contoh:
(mashdar   tidak sama dengan fi’il   dari segi
lafadz atau tulisannya, akan tetapi dari segi arti dua
lafadz ini memiliki arti yang sama, yaitu sama-sama
memiliki arti “berdiri”). 

  Sebutkan isim-isim yang bisa menggantikan posisi
mashdar sebagai ! 
Isim-isim  yang bisa menggantikan posisi mashdar  
sebagai maf’ul muthlaq 75 adalah:
1)  Sinonim atau muradif nya, contoh: (lafadz
ditentukan sebagai maf’ul muthlaq  karena
merupakan bentuk sinonim dari lafadz )

2)  Na’at nya, contoh: (lafadz ditentukan


sebagai maf’ul muthlaq karena asalnya ia merupakan
na’at   dari maf’ul muthlaq  yang dibuang. Contoh di
atas seandainya ditulis lengkap berbunyi 
)
3)  Isim isyarah, contoh: (lafadz ditentukan
sebagai maf’ul muthlaq  karena berupa isim isyarah 
dari musyarun ilaihi  yang terbentuk dari mashdar  
 fi’il nya, yaitu berupa lafadz )
4)  Isim dlamir , contoh:
(dlamir   di dalam lafadz ditentukan sebagai
maf’ul muthlaq  karena yang lebih cocok ia harus
dikembalikan kepada marji’   ad -dlamir   lafadz

74Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 104. Al-Hamidi, Syarh li as-Syeikh, 94.


75Bandingkan dengan: Al-Ghulayaini, Jami’ ad -Durus, juz III, 27.

52| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 60/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
sebelumnya yang berupa mashdar    fi’il nya, yaitu
lafadz )
5)  Isim yang menunjukkan nau’ , contoh: 
(lafadz ditentukan sebagai maf’ul muthlaq 
karena ia menunjukkan model atau jenis kembali
yang dilakukan oleh Muhammad)
6)  Isim yang menunjukkan ‘adad , contoh:
(lafadz ditentukan sebagai maf’ul muthlaq karena
menunjukkan ‘adad )
7)  Isim  yang menunjukkan alat , contoh:
(lafadz ditentukan sebagai maf’ul muthlaq karena
menunjukkan alat )
8)  Lafadz , contoh: (lafadz ditentukan
sebagai maf’ul muthlaq  karena dimudlaf kan kepada
mashdar  fi’il nya)
9)  Lafadz , contoh: (lafadz ditentukan
sebagai maf’ul muthlaq  karena dimudlaf kan kepada
mashdar  fi’il nya)
Sebutkan skema tentang pembagian !

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |53

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 61/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
3.  Tentang

Materi tentang maf’ul li ajlih termasuk dalam


kategori materi inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai
sebelum masuk pada materi tentang maf’ul li ajlih  adalah
materi tentang mashdar   qalbi  (mashdar   yang merupakan
pekerjaan hati) karena maf’ul li ajlih  selalu terbuat dari
mashdar  qalbi.

 Apa yang dimaksud dengan ?


Maf’ul li ajlih  adalah isim  yang dibaca nashab  yang
terbentuk dari mashdar   qalbi  dan merupakan alasan
terjadinya sebuah perbuatan.76 Contoh:
(Lafadz berkedudukan sebagai maf’ul li ajlih  karena
lafadz ini terbentuk dari mashdar   qalbi. Selain itu juga
menunjukkan sebuah alasan kenapa tiba-tiba Muhammad
berdiri. Karena alasan itulah disebut dengan maf’ul li
ajlih).
   Apa yang dimaksud dengan ?
Yang dimaksud dengan mashdar   qalbi  adalah mashdar  
yang menunjukkan pekerjaan hati. Contoh:
  Sebutkan variasi mashdar yang menjadi !
Mashdar   yang menjadi maf’ul   li ajlih  memiliki banyak
variasi, yaitu77:
1)  Disepikan dari alif-lam dan idlafah. Contoh:

2)  Disertai dengan alif-lam. Contoh:

76As-Suyuthi, al-Mathali’ al -Sa’idah, juz I, 398. Bandingkan dengan: Muhammad


Abdullah Jabbar, al-Uslub an-Nahwi: Dirasah Tathbiqiyyah fi ‘Alaqah al -Khasaish
al-Uslubiyyah bi Ba’dli ad -Dhahirah an-Nahwiyyah (Mesir: Dar ad-Dakwah, 1988),
24, Hamid, at-Tanwir , 76.
77Lebih lanjut mengenai variasi maf’ul liajlih, lihat: Al-Ghulayaini, Jami’ ad -Durus,
juz III, 36.

54| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 62/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
3)  Dimudlaf kan:
o   Bagaimana hukumnya jika mashdar yang
menjadi disepikan dari alif-lam dan
idlafah?
Jika mashdar   yang menjadi maf’ul li ajlih  disepikan
dari alif-lam dan idlafah, maka pada umumnya
mashdar   tersebut langsung dibaca nashab  sebagai
maf’ul li ajlih. Contoh: (lafadz
adalah mashdar   yang disepikan dari alif-lam dan
idlafah, sehingga ia dibaca nashab  karena menjadi
maf’ul li ajlih)
o  Bagaimana hukumnya jika mashdar yang
menjadi disertai dengan alif-lam ?
Jika mashdar   yang menjadi alasan terjadinya sebuah
pekerjaan disertai dengan alif-lam, maka pada
umumnya ia tidak dibaca nashab  untuk ditentukan
sebagai maf’ul li ajlih, akan tetapi yang lebih banyak
dibaca  jer   dengan menggunakan huruf  jer   ( ).

Contoh: . (lafadz adalah mashdar  


yang disertai dengan alif-lam. Keberadaannya sering
kali lebih dibaca jer   dengan menambahkan huruf jer .
Meksipun berupa susunan  jer-majrur , ia tetap
dianggap sebagai maf’ul li ajlih) 
o  Bagaimana hukumnya jika mashdar yang
menjadi dimudlafkan ?
Jika mashdar   yang menjadi alasan terjadinya sebuah
pekerjaan dimudlaf kan, maka bisa dibaca nashab 
karena menjadi maf’ul li ajlih dan juga bisa dibaca jer  
dengan menggunakan huruf jer . Contoh:
boleh juga dirubah menjadi  . (lafadz
yang menjadi maf’ul li ajlih berbentuk susunan
idlafah. Oleh karena itu, ia bisa dinashabkan karena
menjadi maf’ul li ajlih atau juga dapat menambahkan
huruf jer  sehingga menjadi susunan jer-majrur ).

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |55

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 63/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
  Sebutkan skema tentang ?

56| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 64/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
4.  Tentang

Materi tentang maf’ul ma’ah  termasuk dalam


kategori materi inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai
sebelum masuk pada materi tentang maf’ul ma’ah  adalah
konsep tentang wawu  dan variasinya (wawu ma’iyyah,
wawu ‘athaf, wawu haliyyah, wawu  isti’nafiyyah  dan lain-
lain).

 Apa yang dimaksud dengan ?

Maf’ul ma’ah   adalah isim  yang dibaca nashab  yang jatuh


setelah wawu ma’iyyah.78 Contoh: (lafadz
ditentukan sebagai maf’ul ma’ah karena jatuh setelah wawu
ma’iyyah sehingga ia harus dibaca nashab).
   Apa yang dimaksud dengan ?
Wawu ma’iyah  adalah wawu  yang memiliki arti
(beserta). 
o  Kapan lafadz yang jatuh setelah wawu wajib
ditentukan sebagai ?
Lafadz yang jatuh setelah wawu  wajib ditentukan
sebagai maf’ul ma’ah  apabila tidak memungkinkan
untuk di’athaf kan pada lafadz sebelumnya (karena
tidak sejenis).79 Contoh: (berangkatlah
bersama Musa). (lafadz harus ditentukan
sebagai maf’ul ma’ah  karena tidak memungkinkan
untuk di’athaf kan kepada lafadz sebelumnya, antara
lafadz dan  tidak sejenis, statusnya
sebagai kalimat isim, sedangkan  statusnya

78Lebih lanjut lihat: Al-Hasyimi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 211, Al-Mishri, Audlahu


al-Masalik , juz II, 239. Bandingkan pula dengan: Fadlil Shalih as-Samara’i, ad-
Dirasah an-Nahwiyyah wa al-Lughawiyyah ‘Inda az -Zamakhsyari (Baghdad: Dar
an-Nadzir, 1970), 348.
79: Al-Ghulayaini, Jami’ ad -Durus, juz III, 55.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |57

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 65/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
sebagai kalimat  fi’il   sehingga tidak memungkinkan
untuk di’athaf kan).
o  Kapan lafadz yang jatuh setelah wawu wajib
ditentukan sebagai ?
Lafadz yang jatuh setelah wawu  wajib ditentukan
sebagai ma’thuf   apabila sebuah kejadian tidak bisa
tidak harus dilakukan kecuali oleh orang yang lebih
dari satu ( ).80 Contoh: (Zaid dan
Umar saling bermusuhan). (lafadz harus
dijadikan sebagai ma’thuf   dan tidak boleh dijadikan

sebagai maf’ul ma’ah  karena fi’il   yang berarti


“saling bermusuhan” tidak mungkin dilakukan oleh
seorang diri, akan tetapi harus dilakukan oleh orang
yang lebih dari satu). 
o  Kapan lafadz yang jatuh setelah wawu boleh
ditentukan sebagai dan boleh juga
ditentukan sebagai ?
Lafadz yang jatuh setelah wawu  memungkinkan
ditentukan sebagai maf’ul ma’ah dan juga ditentukan
sebagai ma’thuf   apabila tidak ada mani’   atau tidak
ada yang mewajibkan untuk ditentukan sebagai
maf’ul ma’ah  atau ma’thuf   sebagai mana yang telah
dijelaskan di atas.81 Contoh: . (lafadz
boleh dibaca dengan didlammah syinnya
sehingga artinya “seorang penguasa dan bala tentara

telah datang”. Boleh juga dibaca dengan difathah


syinnya sehingga artinya “seorang penguasa telah
datang bersama bala tentara”). Lafadz
memungkinkan untuk ditentukan sebagai maf’ul
ma’ah  dan juga memungkinkan ditentukan sebagai
ma’thuf  karena:

80Al-‘Abbas, al-I’rab al -Muyassar , 93.


81Bandingkan dengan: Nashif, ad-Durus, , juz IV, 362.

58| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 66/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
   Yang jatuh sebelum dan sesudah wawu  sejenis
sehingga memungkinkan untuk di’athaf kan.
  Lafadz bukanlah sebuah pekerjaan yang harus
dilakukan oleh lebih dari satu orang ( ),
sehingga lafadz yang jatuh setelah wawu  tidak
harus dipaksa menjadi ma’thuf , akan tetapi
memungkinkan untuk ditentukan sebagai maf’ul
ma’ah.
o  Dalam kitab modern, kapan wawu bisa
dipastikan sebagai ?

Ketika wawu tersebut jatuh setelah lafadz . Contoh:


(wawu yang ada dalam contoh ini
“ ” adalah wawu ma’iyyah sehingga lafadz
ditentukan sebagai maf’ul ma’ah  dan harus dibaca
nashab).
Sebutkan skema dari ?

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |59

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 67/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
5.  Tentang atau

Materi tentang maf’ul fih  merupakan materi inti,


sedangkan materi prasyarat yang harus dikuasi sebelum
masuk pada materi tentang maf’ul fih  adalah mufradat -
mufradat (kosa kata) yang menunjukkan keterangan
waktu dan tempat.

 Apa yang dimaksud dengan atau ?


Maf’ul fih atau dharaf  adalah isim yang dibaca nashab yang
memperkirakan makna dan menunjukkan keterangan
tempat atau waktu.82 Contoh:
  (lafadz berkedudukan sebagai dharaf  
karena menunjukkan keterangan waktu, sehingga ia
harus dibaca nashab) 
  (lafadz berkedudukan sebagai dharaf  
karena menunjukkan keterangan tempat, sehingga ia
harus dibaca nashab) 

  Sebutkan pembagian ?
Dharaf   dibagi menjadi dua, yaitu: 1) dharaf   makan dan
2) dharaf zaman.
o   Apa yang dimaksud dengan ?
Dharaf   makan adalah dharaf   yang menunjukkan
keterangan tempat.83 Contoh: ( Ustadz
telah berdiri di depan sekolah).
o
   Apa yang dimaksud dengan ?
Dharaf zaman  adalah dharaf   yang menunjukkan
keterangan waktu.84 Contoh: (saya
kembali dari sekolah pada waktu siang hari).

82As-Suyuthi, al-Mathali’ al -Sa’idah, juz I, 402. Bandingkan dengan: Al-Husain, as-


Safwah as-Shafiyyah, juz I, 476. As-Suyuti, al-Asybah wa an-Nadzair , juz IV, 50.
83Hamid, at-Tanwir , 76.
84Al-Humadi dkk, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 97.

60| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 68/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
    Apa yang dimaksud dengan istilah dalam ? 
Istilah mubham  dalam dharaf   adalah kata keterangan,
baik yang menunjukkan tempat (al -makan) maupun
waktu (az - zaman) yang tidak bisa dibatasi.85 Contoh:
  pada dharaf  makan : (kata artinya
“di depan” dan ini tidak ada batasnya, apakah jarak
depannya itu satu meter, dua meter, satu kilo, dua
kilo, dan seterusnya. Model dharaf   semacam ini
disebut sebagai mubham).
  pada dharaf zaman : (kata artinya “selama-

lamanya”.
menunjukkanKarena artinya demikian,
keterangan maka
waktu yang dharaf 
tidak   ini
dapat
dibatasi atau mubham).
   Apa yang dimaksud dengan istilah dalam ?
Istilah mahdud   dalam dharaf   adalah kata keterangan,
baik yang menunjukkan tempat (al-makan) maupun
waktu (az - zaman) yang bisa dibatasi.86 Contoh:
  Pada dharaf  makan : (lafadz pasti
ada batasnya, berapa panjang dan berapa lebarnya.
Model dharaf  semacam ini disebut sebagai mahdud ).
  Pada dharaf zaman : (lafadz juga ada
batasnya, yaitu mulai terbenamnya matahari sampai
munculnya fajar. Model dharaf   semacam ini disebut
sebagai mahdud ).
   Apa fungsi konsep dan dalam ?
Fungsi konsep mubham  dan mahdud   dalam dharaf  
adalah pada saat kita berbicara tentang keterangan
tempat atau dharaf  makan dimana yang memungkinkan
untuk dibaca nashab hanyalah keterangan tempat yang
mubham. Sedangkan keterangan tempat yang mahdud  

85Al-Ghulayaini, Jami’
ad -Durus, juz III, 37-38.
86Al-Ghulayaini,  Jami’
ad -Durus, juz III,  38. Ada pula yang menyebut mahdud  
dengan istilah mukhtash seperti yang disampaikan oleh Abdul Hamid Sayyid
Muhammad Abdul hamid. Lebih lanjut lihat: Abdul Hamid, at-Tanwir Fi Taysiri,
81.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |61

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 69/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
tidak boleh langsung dinashabkan, akan tetapi harus
di jer kan dengan huruf jer   . ketentuan yang berlaku
untuk dharaf   makan tidak berlaku untuk dharaf zaman,
maksudnya dharaf zaman, baik mubham  maupun
mahdud   boleh dibaca nashab  dan tidak membutuhkan
penampakan huruf jer   .
Sebutkan skema tentang pembagian atau !

62| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 70/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
6.  Tentang

Materi tentang hal/ ‫ل‬ merupakan materi inti. Materi


prasyarat yang harus dikuasai adalah materi tentang
nakirah  dan ma’rifah, mudzakkar dan muannats, mufrad, 
tatsniyah, jama’   serta isim  shifat   karena hal/ ‫ل‬ harus
selalu dalam kondisi nakirah, shahib  al-hal   harus selalu
dalam kondisi ma’rifah dan antara hal/ ‫ل‬ dan shahib al-hal  
harus terjadi kesesuaian antara mudzakkar   dan muannats,
mufrad , tatsniyah, dan  jama’ nya, di samping hal   harus
terbuat dari isim shifat .

 Apa yang dimaksud dengan ?


Hal   adalah isim  yang dibaca nashab  yang menjelaskan
keadaan shahib al-hal .87 Contoh: (lafadz
berkedudukan sebagai hal  dan menjelaskan keadaan shahib
al-hal   “ ”. Karena menjadi hal , maka ia harus dibaca
nashab). 
   Apa persyaratan ?
Persyaratan hal   adalah harus terbuat dari isim nakirah 
dan harus terbentuk dari isim shifat   (pada umumnya
berupa isim fa’il  dan isim maf’ul ).
   Apa persyaratan ?
Persyaratan shahib al-hal   adalah harus berupa isim
ma’rifah.
o
  Berilah contoh susunan yang sesuai dengan
persyaratan di atas !
Susunan hal   yang sesuai dengan persyaratan di atas
dapat dicontohkan dengan (lafadz 
sebagai shahib al-hal  berupa isim ma’rifah/isim ‘alam.
Lafadz  sebagai hal  berupa isim nakirah dan juga

87Al-Hasyimi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 144. Bandingkan dengan: Al-Humadi dkk,


al-Qawa’id al -Asasiyyah, 100.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |63

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 71/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
isim shifat /isim fa’il ).
   Apa saja kesesuaian yang harus dimiliki oleh

dan ?
Antara hal  dan shahib al-hal  harus sesuai dari segi88:
a)  Mufrad , tatsniyah dan jama’ . Contoh:
   (antara hal   dan shahib al-hal   sama-
sama mufrad )
   (antara hal   dan shahib al-hal   sama-
sama tatsniyyah)
   (antara hal   dan shahib al-hal   sama-
sama jama’ )
b)  Mudzakkar  dan muannatsnya. Contoh:
   (antara hal  dan shahib al-hal  sama-sama
mudzakkar ) 
   (antara hal   dan shahib al-hal   sama-
sama muannats) 
  Sebutkan pembagian ?

Hal   itu terbagi menjadi dua, yaitu: 1) hal mufrad   dan 2)


hal jumlah.
o   Apa yang dimaksud dengan ?
Hal mufrad  adalah hal  yang terbentuk dari isim shifat  
(bukan dari jumlah).89 Contoh: dan
(lafadz dan disebut hal mufrad  karena
terbuat dari isim shifat , dalam konteks contoh berupa

o
isim fa’il 
   Apa yang ). dimaksud dengan ?
Hal jumlah adalah jumlah, baik jumlah ismiyyah  atau
 jumlah  fi’liyyah  yang jatuh setelah isim ma’rifah.90 
Contoh:

88Al-Humadi dkk, al-Qawa’id al-Asasiyyah, 100.


89Al-Humadi dkk, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 100.
90Lebih lanjut lihat: Al-‘Abbas, al-I’rab al -Muyassar , 98. Bandingkan dengan: Al-
Anshari, Mughni, 72.

64| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 72/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
   (lafadz adalah jumlah
 fi’liyyah yang berkedudukan sebagai hal   sehingga
berhukum nashab karena jatuh setelah lafadz
yang berupa isim ma’rifah/ isim  yang ditambah
dengan alif-lam).
  (lafadz adalah jumlah ismiyyah 
yang berkedudukan sebagai hal   sehingga
berhukum nashab karena jatuh setelah lafadz
yang berupa isim ma’rifah/ isim  yang ditambah
dengan alif-lam).

   Apa yang dimaksud dengan ?
Rabith  ialah sesuatu yang menghubungkan antara hal  
dengan shahib al-hal . Rabith  bisa berbentuk wawu
haliyyah, isim dlamir , atau keduanya. Istilah rabith akan
muncul dalam konteks pembahasan hal jumlah, dan
tidak akan muncul dalam pembahasan hal mufrad .
   Rabith  yang berbentuk isim dlamir , contoh:
(Orang laki-laki itu telah datang dalam
keadaan berkendara mobil). (yang menjadi rabith 
dalam contoh di atas adalah dlamir mustatir   yang
terdapat dalam lafadz yang kembali kepada
shahib al-hal  “   ”)
   Rabith yang berbentuk wawu haliyyah, contoh:
(Saya datang sedangkan matahari

belum terbit).
atas adalah wawu(yang menjadi rabith dalam contoh di
haliyyah).
   Rabith yang terbentuk dari gabungan isim dlamir  dan
wawu haliyyah, contoh: (Ali telah
datang sedangkan wajahnya kelihatan berseri-seri).
(yang menjadi rabith  adalah wawu haliyyah  dan
sekaligus dlamir  yang terdapat dalam lafadz ).
    Apakah ada yang berupa ?
Ada, yaitu lafadz , meskipun lafadz ini berupa isim

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |65

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 73/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
ma’rifah, ia tetap harus dita’wil   dengan isim nakirah 
berupa lafadz  .91 Contoh: (Muhammad
telah datang dengan sendirian). (lafadz meksipun
tidak sesuai dengan persyaratan hal , yakni harus berupa
isim nakirah, akan tetapi ia tetap boleh dianggap sebagai
hal  sebab ia bisa dita’wil  dengan lafadz ).
   Sebutkan skema dari unsur-unsur !

   Sebutkan skema dari pembagian ! 

91Al-Ghulayaini, Jami’ad -Durus, juz III, 61. Al-Jayyani, Syarh al-Kafiyyah, juz I, 734,


Hamid, at-Tanwir , 86, Al-Hasyimi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 225. 

66| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 74/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
7.  Tentang

Materi tentang tamyiz  merupakan materi inti. Materi


prasyarat yang harus dikuasai sebelum masuk pada materi
tentang tamyiz   adalah materi tentang isim nakirah  karena
tamyiz  harus selalu terbuat dari isim nakirah.

 Apa yang dimaksud dengan ?


Tamyiz   adalah isim  yang dibaca nashab  yang menjelaskan
benda yang masih bersifat samar.92 Kesamaran itu muncul
karena banyaknya alternatif yang bisa masuk. Contoh:
(lafadz adalah berkedudukan sebagai tamyiz  
karena ia menjelaskan benda yang masih bersifat samar
sehingga ia harus dibaca nashab).
   Apa yang menjadi persyaratan ?
Syarat dari tamyiz  harus berupa isim nakirah.93 
  Di manakah biasanya letak dan bagaimanakah

proses pemilihan alternatifnya ?


Tamyiz   pada umumnya jatuh setelah isim ‘adad   (isim 
yang menunjukkan bilangan)94  dan isim tafdlil   (isim 
yang memiliki arti paling atau lebih).95 Contoh:

92Al-Mishri, Audlahu al-Masalik , juz II, 207.


93Lebih lanjut lihat: Al-Mishri, Audlahu al-Masalik , juz II, 360.
94Al-Jayyani, Syarh al-Kafiyyah, juz II, 768.
95Al-Jayyani, Syarh al-Kafiyyah, juz II, 771.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |67

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 75/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
   Isim ‘adad :

Contoh  Alternatif yang


Banyaknya
alternatif menjadi pilihan
( rumah 
 )
( kitab 
 )
Saya telah  ( kitab 
 )
 pena 
(   )
membeli dua
 puluh...?   ( mobil 
 )
( baju 
 )

o   Bagaimana penjelasan dari skema di atas ? 


Pada saat seseorang mengatakan , secara
susunan kalimat sebenarnya sudah lengkap karena
 fi’il   sebagai  fi’il   ma’lum  sudah diberi  fa’il   dan
sebagai  fi’il   muta’addi  sudah diberi maf’ul bih, akan
tetapi lafadz akan tetap menjadi sesuatu
yang tidak jelas karena benda yang berjumlah dua
puluh tersebut masih belum disebutkan. Benda yang
berjumlah dua puluh bisa jadi berupa rumah, kitab,
pena, mobil, baju, dan seterusnya. Banyaknya
alternatif semacam inilah yang kemudian memaksa
seseorang untuk menentukan salah satu. Pada saat
seseorang menentukan salah satu, maka orang
tersebut telah mentamyiz   alternatif yang ada
sehingga kalimatnya menjadi sempurna dan jelas.

68| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 76/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
   Isim tafdlil :

Contoh Banyaknya  Alternatif yang


alternatif menjadi pilihan
( kitab 
 )
 ( rumah 
 )
Saya lebih  
banyak dari  ( anak ) ( harta 
 )
 pada kamu...?  
 ( harta 
 )
 ( hutang 
 )
 

o   Bagaimana penjelasan skema di atas ?


Pada saat seseorang mengatakan , secara
susunan kalimat sebenarnya sudah lengkap karena
sudah memuat mubtada’   dan khabar   sebagai
kelengkapan jumlah ismiyyah. Akan tetapi orang yang

mendengarkan
mampu memahami kata-kata
secaradi sempurna
atas tetap karena
tidak akan
isim
tafdlil   yang menjadi khabar   masih butuh penjelasan,
yaitu “dari aspek apa saya dianggap lebih banyak dari
kamu?”. Aspek yang dimaksud bisa jadi dari kitab,
rumah, anak, harta, hutang, dan seterusnya.
Banyaknya alternatif semacam inilah yang kemudian
memaksa seseorang untuk menentukan salah satu.

Pada
orang saat seseorang
tersebut telah menentukan salah satu,
memilih alternatif yangmaka
ada
sehingga kalimatnya menjadi sempurna dan jelas.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |69

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 77/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
8.  Tentang

Materi tentang munada  merupakan materi inti.


Materi prasyarat yang harus dikuasai sebelum masuk
materi tentang munada  adalah materi tentang maf’ul   bih 
karena munada  pada dasarnya merupakan maf’ul   bih. Di
samping itu perlu pemahaman yang jelas tetang konsep
mufrad , dimana dalam bab ini merupakan lawan dari
mudlaf   dan sibhu  al-mudlaf   (bukan lawan dari tatsniyah 
dan jama’, juga bukan merupakan lawan dari jumlah)

 Apa yang dimaksud dengan ?


Munada adalah isim yang dibaca nashab yang jatuh setelah
huruf nida’ 96 (panggilan).97 Contoh: (lafadz
berkedudukan sebagai munada karena jatuh setelah huruf
nida’ , sehingga ia harus dibaca nashab)
   Apa saja yang termasuk ?
Diantara yang termasuk huruf nida’  adalah
  Sebutkan pembagian dari !
Munada terbagi menjadi lima bagian98, yaitu:
1)  Mufrad ma’rifah/ mufrad ‘alam. Contoh: (lafadz
menjadi munada  yang dibaca nashab  dan
berjenis mufrad ‘al am/mufrad ma’rifah  sehingga ia
berhukum mabni).
2)  Nakirah maqshudah. Contoh: (lafadz menjadi
munada  yang dibaca nashab  dan berjenis nakirah 

96Huruf nida’   merupakan penyempitan kalimat dari lafadz , karena munada 


pada dasarnya diasumsikan sebagai maf’ul bih  (objek). Contoh: pada
awalnya lafadz ini adalah . Lihat: Al-Muqaddasiy, Dalil at-Thalibin, 68.
97Al-Humadi dkk, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 106.
98Dahlan, Syarh Mukhtashar, 25. Al-Humadi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 107-108. Al-
Humadi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 108. Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 119-120.
Bandingkan dengan: Al-‘Asymawi, Hasyiyah al-‘Asymawi, 44.

70| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 78/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
maqshudah sehingga ia berhukum mabni)
3)  Nakirah  ghairu maqshudah. Contoh: (lafadz
menjadi munada  yang dibaca nashab  dan berjenis
nakirah  ghairu  maqshudah  sehingga ia berhukum
mu’rab).
4)  Mudlaf . Contoh: (lafadz menjadi
munada  yang dibaca nashab  dan berjenis mudlaf  
sehingga ia berhukum mu’rab). 
5)  Syibhu al-mudlaf . Contoh: (lafadz
menjadi munada  yang dibaca nashab  dan berjenis

o
syibhu
   Apa al-mudlaf 
yang  sehingga
dimaksud dengan munada mu’rab).
ia berhukum
?
Munada  mufrad ‘alam/ mufrad ma’rifah  adalah
munada yang bukan berbentuk mudlaf  atau syibhu al-
mudlaf   dan ia berjenis isim ma’rifah.99 Contoh :
(wahai muhammad), ( wahai orang-orang

yang
 kafir).
   Apa hukumnya munada ?
Hukum munada  mufrad ‘alam/ mufrad ma’rifah 
adalah mabni, yaitu (dimabnikan
sesuai dengan tanda rafa’ nya). 
o   Apa yang dimaksud dengan munada ?
Munada  nakirah  maqshudah  adalah munada  yang
terbuat dari isim nakirah, akan tetapi yang dimaksud
dari nakirah  tersebut sudah tertentu.100  Dalam
tataran selanjutnya nakirah  maqshudah  ini
disejajarkan dengan isim ma’rifah. Contoh:
(lafadz dalam contoh diarahkan dan

99Al-‘Asymawi, Hasyiyah al-‘Asymawiy , 44. Al-Humadi dkk, al-Qawa’id al -


 Asasiyyah, 108.
100Al-Humadi dkk, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 108. Bandingkan dengan: Al-
‘Asymawi, Hasyiyah al-‘Asymawi, 44.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |71

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 79/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
dimaksudkan pada orang laki-laki yang sudah
ditentukan/maqshudah).
   Apa hukumnya munada  ?
Hukum munada nakirah maqshudah adalah sama
persis dengan munada  mufrad ‘alam/ mufrad
ma’rifah, yaitu: (dimabnikan sesuai
dengan tanda rafa’ nya)
o   Apa yang dimaksud dengan munada ?
Munada  nakirah  ghairu  maqshudah  adalah munada 
yang terbuat dari isim nakirah, akan tetapi yang

dimaksud dari
ditentukan.101 nakirah 
 Contoh : tersebut
(lafadz masih belum
dalam contoh
ini tidak tertuju pada orang laki-laki tertentu/ ghairu 
maqshudah).
   Apa hukumnya munada ?
Hukum munada  nakirah   ghairu  maqshudah 
adalah mu’rab. 
o   Apa yang dimaksud dengan munada ?
Munada mudlaf   adalah munada  yang terbentuk dari
susunan idlafah.102 Contoh : (lafadz
disebut sebagai munada  mudlaf   karena terbentuk
dari susunan idlafah).
   Apa hukumnya munada mudlaf ?
Hukum munada mudlaf  adalah mu’rab. 
o   Apa yang dimaksud dengan munada ?

Munada  syibhu
diserupakan al-mudlaf 
dengan mudlaf  . Maksudnya
adalah munada  yang
munada ini
tersusun dari gabungan kata dimana antara yang
satu dengan yang lain saling berkaitan sebagaimana
terkaitnya mudlaf  dan mudlafun ilaihi dalam susunan

101Al-Humadi dkk, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 108. Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah,


119-120.
102Al-Humadi dkk, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 107. Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah,
119-120.

72| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 80/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
idlafah.103 Contoh: (lafadz disebut
sebagai munada  syibhu al-mudlaf   karena tersusun
dari gabungan kata yang saling terkait. Dalam contoh
di atas, kata tidak dapat dipisahkan dengan kata
, demikian juga sebaliknya).
   Apa hukumnya munada ?
Hukum munada syibhu al-mudlaf  adalah mu’rab. 
o  Bagaimana penjelasan mengenai munada yang

berupa (dengan menggunakan alif-lam)?


   Ketika munadanya berupa isim ma’rifah  yang
menggunakan (alif-lam), maka huruf nida’   yang
berupa ya’ ( ) tidak bisa masuk secara langsung
kepada munadanya, seperti: (contoh ini
tidak diperbolehkan), akan tetapi harus ada
tambahan (ayyun penyambung) dan
(ha’ peringatan), atau juga bisa ditambah dengan
isim isyarah.104 Contoh: (wahai orang-
orang yang kafir), (wahai pemuda ini) 
   Ketika munada  yang berupa isim ma’rifah  yang
menggunakan (alif-lam) sudah diberi
(ayyun penyambung) dan (ha’ peringatan),
maka memungkinkan huruf nida’ -nya dibuang.
Contoh:  (lafadz asalnya adalah 
huruf  nida’  dibuang karena ada dan  ) 
   Khusus pada lafadz , huruf nida’   dapat langsung
masuk tanpa melalui perantara (ayyun
penyambung) dan (ha’ peringatan), atau

103Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 119-120. Al-Humadi dkk, al-Qawa’id al -


 Asasiyyah, 107.
104Al-Humadi dkk, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 109. Bandingkan dengan: Al-
Ghulayaini,  Jami’ ad -Durus, juz III, 153. Fayad, an-Nahwu al-‘Ashry , 245.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |73

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 81/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
105
perantara isim isyarah. Contoh:
  (lafadz
meskipun mu’arraf bi-al   akan tetapi tidak
membutuhkan dan ketika dimasuki
huruf nida’ ) 
  Huruf nida’  ( ) pada lafadz juga dapat diganti
dengan mim yang ditasydid ( ) yang diletakkan di
akhir lafadz . Hal semacam dilakukan sebagai
bentuk pengagungan.106 Contoh:
Sebutkan skema dari !

105As-Suyuthi, al-Asybah wa an-Nadzair , juz III, 222.


106Al-Ghulayaini, Jami’ ad -Durus, juz III, 154.

74| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 82/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
9.  Tentang

Materi tentang istitsna’  merupakan materi inti. Materi


prasyarat yang harus dikuasai sebelum masuk pada materi
istitsna’   adalah materi tentang pembagian kalam  (tamm 
naqish, mujab  manfi) disamping juga harus mengenal
unsur-unsur istitsna’ (mustatsna minhu, adat   al-istitsna’ dan
mustatsna).

 Apa yang dimaksud dengan ? 

Mustatsna  dalah
setelah adat isim  yang
al-istitsna’  dibaca nashab 
  (perangkat yang jatuh
atau sesuatu yang
digunakan untuk mengecualikan).107  Contoh:
(lafadz dalam contoh di atas berkedudukan sebagai
mustatsna karena jatuh setelah adat al-istitsna’   sehingga ia
harus dibaca nashab)
   Apa saja unsur-unsur yang ada dalam ?
Unsur-unsur yang ada dalam istitsna’   itu ada tiga
macam108, yaitu:
   Adat al-istitsna’   (sesuatu yang berfungsi
mengecualikan).
  Mustatsna (isim yang dikecualikan)

  Mustatsna  minhu  (isim  yang mustatsna  dikecualikan

darinya) 
Contoh:  (lafadz sebagai mustatsna  minhu,

lafadz  sebagai adat al-istitsna’ , dan lafadz  sebagai


mustatsna). 
   Apa saja yang termasuk ?
 Adat al-istitsna’   atau alat-alat untuk mengecualikan

107Al-Humadi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 102. Bandingkan dengan: Al-‘Asymawi,


Hasyiyah al-‘Asymawi, 42.
108Al-Hasyimi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 215.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |75

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 83/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
diantaranya: .109 
   Sebutkan pembagian dalam bab ?
Kalam  dalam bab istitsna’   secara umum dapat dibagi
menjadi dua, yaitu kalam tamm dan kalam naqish.110 
o   Apa yang dimaksud dengan ?
Kalam  tamm  artinya sempurna, maksudnya adalah
kalam, dimana tuntutan ‘amil   sudah terpenuhi atau
juga dapat diterjemahkan dengan kalam yang unsur
mustatsna dan mustatsna minhunya disebutkan.
  Sebutkan pembagian !

Kalam  tamm  ini dibagi menjadi dua, yaitu:1)


tamm mujab dan 2) tamm manfi.111 
   Apa yang dimaksud dengan ?
Kalam tamm mujab adalah kalam yang mustatsna 
dan mustatsna minhunya disebutkan dan ia tidak
didahului oleh nafi.112 
o  Bagaimana hukum dalam ?
Isim  yang jatuh setelah (mustatsna) apabila
kalamnya adalah kalam tamm dan mujab,
maka harus dibaca nashab  karena menjadi
mustatsna.113  Contoh:   (lafadz
berkedudukan sebagai mustatsna karena jatuh
setelah adat al-istitsna’   yang berupa , ia wajib
dibaca nashab  karena kalam  dalam contoh di
atas termasuk dalam kategori kalam  tamm 
mujab).
   Apa yang dimaksud dengan ?
Kalam tamm manfi adalah kalam yang mustatsna 

109Dahlan,Syarh mukhtashar, 24.


110Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 114.
111Al-Hamidi, Syarh li as-Syeikh, 104-105.
112Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 114.

113Dahlan, Syarh mukhtashar, 24. Bandingkan dengan: Al-Ghulayaini,  Jami’ ad -


Durus, juz III, 96.

76| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 84/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
dan mustatsna  minhunya disebutkan dan ia
didahului oleh nafi.114 Contoh: (kalam
dalam contoh ini disebut kalam tamm karena baik
mustatsna  maupun mustatsna  minhunya
disebutkan, dan juga disebut manfi  karena
didahului oleh nafi)
o  Bagaimana hukum dalam ?
Hukum mustatsna dalam kalam tamm manfi itu
ada dua115, yaitu:
  Boleh dibaca nashab, karena menjadi
mustatsna. Contoh: (lafadz
dalam contoh ini berkedudukan sebagai
mustatsna dan dibaca nashab). 
  Dan boleh juga ditentukan sebagai badal  ,
sehingga bisa dibaca rafa’ , nashab, maupun
 jer   sesuai dengan kedudukan mubdal  
minhunya. Contoh: (lafadz
dalam contoh ini berkedudukan sebagai
badal   karena kebetulan kalamnya adalah
tamm  manfi. Karena menjadi badal , maka
hukum i’rabnya disesuaikan dengan hukum
i’rab mubdal minhunya yang dalam konteks
contoh di atas menjadi  fa’il   yang harus
dibaca rafa’   sehingga ia juga harus dibaca
rafa’ ). 
o   Apa yang dimaksud dengan ?

Kalam  naqish  adalah kalam  yang tidak sempurna,


maksudnya adalah kalam  di mana unsur mustatsna
minhunya tidak disebutkan atau kalam yang tuntutan
‘amil nya belum terpenuhi.116 Contoh: (kalam
ini termasuk dalam kategori kalam  naqish  karena
mustatsna  minhunya tidak disebutkan dan tuntutan

114Al-Ghulayaini, Jami’ ad -Durus, juz III, 96. Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 115.


115Dahlan, Syarh mukhtashar, 24.
116Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 116.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |77

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 85/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
‘amil   belum terpenuhi oleh lafadz sebelum ).
  Bagaimana hukum dalam ?
Hukum isim  yang jatuh setelah (mustatsna)
dalam kalam naqish  adalah (sesuai
dengan tuntutan ‘amil ).117 Contoh:
  (lafadz berkedudukan sebagai fa’ il  
karena dalam contoh di atas kalamnya
termasuk kalam naqish  sehingga hukum
i’rabnya harus disesuaikan dengan tuntutan
‘amil  yang dalam konteks contoh di atas adalah
yang berupa fi’il   ma’lum dan membutuhkan
 fa’il )
  (lafadz berkedudukan sebagai
maf’ul bih  karena dalam contoh di atas
kalamnya termasuk kalam naqish  sehingga
hukum i’rabnya harus disesuaikan dengan
tuntutan ‘amil   yang dalam konteks contoh di

atas adalah yang berupa fi’il  muta’addi dan


membutuhkan maf’ul bih).
o  Bagaimana hukum i’rab  pada saat adad al-
istitsna’nya berupa selain ? 
Hukum i’rab mustatsna pada saat adat al-istitsna’ nya
selain dapat dijelaskan sebagai berikut 118:
   Wajib dibaca  jer   sebagai mudlafun ilaihii  apabila

adat al-istitsna’ nya berupa isim  (


, ,   ,

).
Contoh:  (lafadz harus dibaca nashab 
karena dalam contoh di atas kalamnya termasuk
kalam tamm mujab. Lafadz dibaca  jer   karena
menjadi mudlafun ilaihi).

117Al-Ghulayaini,  Jami’
ad -Durus, juz III, 99. Dahlan, Syarh mukhtashar, 25. Al-
Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 116.
118Bandingkan dengan: Al-Hasyimi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 215. Al-Humadi, al-
Qawa’id al -Asasiyyah, 104-105.

78| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 86/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
   Wajib dibaca nashab  karena menjadi maf’ul bih 
apabila adat al-istitsna’ nya dipastikan berupa fi’il  
( ). Contoh:  (lafadz dalam
contoh di atas adalah merupakan adat al-istitsna’  
yang berupa fi’il   muta’addi. Sedangkan lafadz
harus dibaca nashab karena menjadi maf’ul bih). 
  Bisa dibaca nashab  dan juga  jer 
  apabila adat al-
istitsna’ nya dimungkinkan sebagai  fi’il   dan huruf
 jer . Contoh:
a.  (lafadz dibaca nashab  sebagai

maf’ul bih  apabila lafadz dianggap sebagai


kalimat fi’il )
b.  (lafadz dibaca jer   sebagai majrur  
apabila lafadz dianggap sebagai huruf jer )
   Sebutkan skema dari unsur-unsur !

   Sebutkan skema dari pembagian !

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |79

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 87/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
10.  Tentang isim

Materi tentang isim la allati li nafyi al-jinsi 


merupakan materi inti. Materi prasyarat yang harus
dikuasai sebelum masuk pada materi isim la allati li nafyi
al-jinsi  adalah konsep isim  nakirah  karena isim la allati li
nafyi al-jinsi pasti terbuat dari isim nakirah.

 Apa yang dimaksud dengan isim ?


Isim la al-lati li nafyi al-jinsi adalah isim nakirah  yang
 

dibaca nashab yang jatuh setelah la al-lati li nafyi al-jinsi (  


yang menafikan jenis).119  Contoh: (lafadz
berkedudukan sebagai isim la al-lati li nafyi al-jinsi karena
ia berupa isim nakirah dan jatuh setelah  , karena menjadi
isim la al-lati li nafyi al-jinsi maka ia harus dibaca nashab).
 

  Kapan kita dapat memastikan bahwa yang sedang


kita hadapi termasuk dalam kategori ?
yang ada di dalam kajian ilmu nahwu memang banyak
variasinya, akan tetapi kita bisa memastikan bahwa
yang sedang kita hadapi termasuk dalam kategori la al-
lati li nafyi al-jinsi ketika yang jatuh sesudahnya berupa
 

isim nakirah.
  Bagaimakah pengamalan ?
berpengamalan sebagaimana yaitu
(menashabkan isim  dan merafa’kan khabar )120,
hanya saja isim la al-lati li nafyi al-jinsi harus berupa
 

isim nakirah.121 Contoh: . (lafadz


berkedudukan sebagai isim la al-lati li nafyi al-jinsi  

119Al-Humadi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 82. Al-Hasyimi, al-Qawa’id al -Asasiyyah,


169.
120Al-Khatib, al-Mu’jam al -Mufassal, 372.
121Umar dkk, an-Nahwu al-Asasiy , 379. Al-Azhari, Syarh al-Muqaddimah, 117.

80| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 88/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
karena ia berupa isim nakirah yang jatuh setelah lafadz
. Karena menjadi isim la al-lati li nafyi al-jinsi maka ia  

harus dibaca nashab. Sedangkan lafadz menjadi


khabar   karena berfungsi sebagai penyempurna faidah/ 
faidah/  ).
   Sebutkan pembagian isim !
Isim  dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) mufrad , 2) mudlaf , 3)
syibhu al-mudlaf .122 
o   Apa yang dimaksud dengan isim yang

berbentuk ?
Isim la al-lati li nafyi al-jinsi yang berbentuk mufrad  
 

adalah isim  yang bukan berupa mudlaf   dan syibhu


al-mudlaf .123 Contoh: (lafadz termasuk
dalam kategori isim  yang mufrad   karena bukan
berbentuk mudlaf  dan syibhu al-mudlaf ).
   Apa hukum dari isim yang
berbentuk ?
Hukum dari isim la al-lati li nafyi al-jinsi yang  

berbentuk mufrad   adalah


(dimabnikan sesuai dengan tanda nashabnya).124 
o    Apa yang dimaksud dengan isim yang
berbentuk ? 
Isim la al-lati li nafyi al-jinsi yang berbentuk mudlaf  
 

adalah isim  yang terbentuk dari susunan idlafah.125 


Contoh: (lafadz  merupakan isim 

122Al-Hasyimi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 171.


123Al-Ghulayaini, Jami’ ad -Durus, juz II, 332.
124Umar dkk, an-Nahwu al-Asasiy , 380.
125Al-‘Asymawi, Hasyiyah al-‘Asymawiy , 43-44.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |81

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 89/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
  yang berbentuk mudlaf   karena terbuat dari
susunan idlafah).
   Apa hukum dari isim yang
berbentuk ? 
Hukum dari isim la al-lati li nafyi al-jinsi yang  

berbentuk mudlaf  adalah mu’rab.126


o   Apa yang dimaksud dengan isim yang
berbentuk ?
Isim la al-lati li nafyi al-jinsi yang berbentuk syibhu
 

al-mudlaf   adalah isim  yang diserupakan dengan


mudlaf , maksudnya isim  ini tersusun dari gabungan
kata dimana antara yang satu dengan yang lain saling
mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan
sebagaimana antara mudlaf   dan mudlafun ilaihi tidak
dapat dipisahkan dalam susunan idlafah.127 Contoh:
(lafadz merupakan isim  yang
berbentuk syibhu al-mudlaf   karena tersusun dari
gabungan kata yang saling mempengaruhi dan di
antara yang satu dengan yang lain tidak dapat
dipisahkan sebagaimana mudlaf   dan mudlafun ilaihi 
dalam susunan idlafah).
   Apa hukum dari isim yang
berbentuk ?

Hukum dari isim la al-lati li nafyi al-jinsi yang


 

berbentuk syibhu al-mudlaf  adalah mu’rab.128 


  Sebutkan pembagian khabar !
Khabar la al-lati li nafyi al-jinsi dibagi menjadi dua, yaitu:
 

1) ma’lum dan 2) majhul .

126Al-Hasyimi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 172. Lihat pula: Al-Humadi, al-Qawa’id al -


 Asasiyyah, 82.
127Bandingkan dengan: Al-Ghulayaini, Jami’ ad -Durus, juz II, 333.
128Al-Hasyimi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 172.

82| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 90/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
 
o    Apa yang dimaksud dengan khabar
yang ?
Khabar la al-lati li nafyi al-jinsi yang ma’lum adalah
 

khabar   yang sudah diketahui meskipun tidak


disebutkan karena bersifat umum, sehingga wajib
dibuang ( ).129  Contoh: (khabar  
dari la al-lati li nafyi al-jinsi dalam contoh ini adalah
 

lafadz  . Lafadz ini meskipun tidak disebutkan


orang pasti sudah mengetahui dan memahaminya
karena bersifat umum, sehingga keberadaannya
tidak butuh dilafadzkan/harus dibuang)
o   Apa yang dimaksud dengan khabar

yang ?
Khabar la al-lati li nafyi al-jinsi yang majhul   adalah
 

khabar   yang tidak diketahui, karena bersifat khusus.


Khabar   yang berkategori ini harus ditampakkan atau
khabar nya wajib disebutkan ( ), karena
seseorang tidak akan mampu memahaminya
seandainya tidak disebutkan.130 Contoh:
(lafadz berkedudukan sebagai Khabar la al-lati li
nafyi al-jinsi yang bersifat majhul   karena seseoarang
 

tidak akan mampu mengetahuinya seandainya tidak


disebutkan).
Berikan skema dari !

129Al-Humadi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 84. Al-Ghulayaini,  Jami’ ad -Durus, juz II,


334.
130Lebih lanjut lihat: Al-Ghulayaini, Jami’ ad -Durus, juz II, 334.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |83

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 91/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 

84| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 92/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
11.  Tentang isim

Pembahasan tentang isim  termasuk dalam kategori


materi inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai sebelum
masuk pada materi tentang isim   adalah materi tentang
mubtada’  dan khabar , karena isim  berasal dari mubtada’ .

 Apa yang dimaksud dengan isim ?


Isim  dan saudara-saudaranya adalah mubtada’   dalam

 jumlah ismiyyah  yang dimasuki dan saudara-


saudaranya.131  Contoh: . (lafadz
berkedudukan sebagai isim  sehingga ia harus dibaca
nashab).

12.  Tentang khabar

Pembahasan tentang khabar    termasuk dalam


kategori inti. Materi prasyarat yang harus dikuasai
sebelum masuk pada materi tentang khabar   adalah
materi tentang mubtada’   dan khabar , karena khabar   
berasal dari khabar .

 Apa yang dimaksud dengan khabar ?


Khabar   dan saudara-saudaranya adalah khabar  dalam
 jumlah ismiyyah  yang dimasuki oleh dan saudara-
saudaranya.132 Contoh:

131Lebih detailnya mengenai pembahasan wa akhwatuha, lihat kembali pada


bab marfu’at al -asma’. 
132
Pembahasan  wa akhwatuha secara mendetail dalam melihat kembali pada
bab marfu’at al -asma’. 

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |85

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 93/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
  (lafadz berkedudukan sebagai khabar   yang
harus dibaca nashab).

13.  Tentang isim


 Apa yang dimaksud dengan ?
Tawabi’ adalah lafadz yang hukum i’rabnya mengikuti
hukum i’rab  matbu’ (lafadz yang diikuti), baik dari segi
rafa’ , nashab, jer , maupun jazem-nya.133 
  Sebutkan yang termasuk dalam pembagian !
Yang termasuk dalam pembagian tawabi’   adalah 1)
na’at , 2) ‘athaf , 3) taukid , 4) badal .
o  Contohkan isim yang dibaca nashab karena
menjadi !
Contoh isim yang dibaca nashab karena menjadi na’at  
adalah: (lafadz berkedudukan
sebagai na’at   karena ia berupa isim shifat /isim  fa’il  
yang dari segi mufrad -tatsniyyah- jama’ nya,
mudzakkar-muannatsnya, dan ma’rifah-nakirahnya
sama dengan man’ut nya “   ”. Karena menjadi na’at ,
maka hukum i’rabnya disesuaikan dengan hukum
i’rab man’ut   yang kebetulan menjadi maf’ul bih yang
harus dibaca nashab  sehingga ia juga harus dibaca
nashab). 

o
 
Contohkan isim yang dibaca nashab karena
menjadi !
Contoh isim  yang dibaca nashab  karena menjadi
ma’thuf   adalah: (lafadz
berkedudukan sebagai ma’thuf   karena jatuh setelah
huruf ‘athaf . Karena menjadi ma’thuf   maka hukum

133Lebih lanjut tentang pembahasan , lihat pada marfu’at al -asma’. 

86| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 94/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
i’rabnya disesuaikan dengan hukum i’rab  ma’thufun
‘alaihinya “ ” yang dalam konteks contoh di atas
berkedudukan sebagai maf’ul bih  yang harus dibaca
nashab sehingga ia juga harus dibaca nashab). 
o  Contohkan isim yang dibaca nashab karena
menjadi !
Contoh isim  yang dibaca nashab  karena menjadi
taukid   adalah: (lafadz berkedudukan
sebagai taukid   karena ia merupakan lafadz-lafadz
tertentu yang memang dipersiapkan untuk menjadi
taukid . Karena menjadi taukid , maka hukum i’rabnya
disesuaikan dengan muakkadnya “ ” yang dalam
konteks contoh di atas berkedudukan sebagai ma’ful
bih yang harus dibaca nashab sehingga ia juga harus
dibaca nashab). 
o   Contohkan isim yang dibaca nashab karena
menjadi !
Contoh isim  yang dibaca nashab  karena menjadi
badal   adalah: ( lafadz berkedudukan
sebagai badal   karena ia sejenis dengan mubdal
minhunya. Karena menjadi badal , maka hukum
i’rabnya disesuaikan dengan hukum i’rab  mubdal

minhunya “ ” yang  dalam konteks contoh di atas


berkedudukan sebagai maf’ul bih  yang harus dibaca
nashab sehingga ia juga harus dibaca nashab).

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |87

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 95/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 

88| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 96/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 

T entang Majrurat al- Asma’ 

1.  Tentang
 Apa yang dimaksud dengan ?
Majrurun bi harfi al-jarri adalah isim-isim yang dibaca jer  
karena dimasuki oleh huruf  jer .134  Contoh:
(lafaz harus dibaca jer  karena dimasuki oleh jer   ).

2.  Tentang
 Apa yang dimaksud dengan ?
Majrurun bi al-idlafah  adalah isim-isim  yang dibaca  jer  
karena menjadi mudlafun ilaihi. Karena pembahasan
idlafah  sudah tuntas pada bab-bab sebelumnya, maka
dalam bab ini tidak lagi akan dipaparkan penjelasan
idlafah.135Contoh: (lafadz harus dibaca jer  
 jer  karena menjadi mudlafun ilaihi dari lafadz ).

3.  Tentang
 Apa yang dimaksud dengan ?
Majrurun bi at-tawabi’   adalah isim-isim  yang dibaca
 jer /khafad karena menjadi tawabi’ . Seperti yang
dijelaskan sebelumnya bahwa tawabi’  itu terbagi menjadi
empat, yaitu na’at , ‘athaf , taukid , dan badal .136 

134Nashif, ad-Durus, , juz III, 254.


135Musthafa, Ikhya’, 72. Al-Humadi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 127.
136Al-Humadi, al-Qawa’id al -Asasiyyah, 122. Ibrahim al-Baijuri, Syarh Fath Rabbi
al-Bariyyah (Surabaya: Dar an-Nasyr al-Mishriyyah, tt), 50.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |89

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 97/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
   Contohkan isim yang dibaca jer karena menjadi
!
Contoh isim  yang dibaca  jer   karena menjadi na’at  
adalah: (lafadz berkedudukan
sebagai na’at   karena ia berupa isim shifat /isim  fa’il  
yang dari segi mudzakkar   dan muannatsnya, ma’rifah 
dan nakirahnya, serta mufrad , tatsniyyah, dan
 jama’ nya sama dengan man’ut nya  “ ”. Karena
menjadi na’at , maka hukum i’rabnya disesuaikan
dengan hukum i’rab  man’ut   yang dalam konteks

contoh di atas  sehingga


harus dibaca jer  berkedudukan sebagai
ia juga harus majrur  ).yang
dibaca jer   
  Contohkan isim yang dibaca jer karena menjadi

!
Contoh isim  yang dibaca  jer   karena menjadi ma’thuf  
adalah: (lafadz berkedudukan
sebagai ma’thuf   karena jatuh setelah huruf ‘athaf .
Karena menjadi ma’thuf   maka hukum i’rabnya
disesuaikan dengan hukum i’rab  ma’thufun ‘alaihinya
“ ” yang dalan konteks contoh di atas
berkedudukan sebagai majrur   yang harus dibaca  jer  
sehingga ia harus dibaca jer ) 
   Contohkan isim yang dibaca jer karena menjadi
!
Contoh isim  yang dibaca  jer   karena menjadi taukid  
adalah: (lafadz berkedudukan sebagai
taukid   karena ia merupakan lafadz-lafadz tertentu
yang memang dipersiapkan untuk menjadi taukid .
Karena menjadi taukid , maka hukum i’rabnya
disesuaikan dengan muakkadnya “ ” yang dalam

konteks contoh di atas berkedudukan sebagai majrur  

90| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 98/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
yang harus dibaca  jer   sehingga ia juga harus dibaca
 jer ) 
   Contohkan isim yang dibaca jer karena menjadi
!
Contoh isim  yang dibaca  jer   karena menjadi badal  
adalah: ( lafadz berkedudukan
sebagai badal   karena ia sejenis dengan mubdal
minhunya. Karena menjadi badal , maka hukum
i’rabnya disesuaikan dengan hukum i’rab  mubdal

minhunya “ ” yang dalam konteks contoh di atas


berkedudukan sebagai majrur   yang harus dibaca  jer  
sehingga ia juga harus dibaca jer ).

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |91

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 99/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 

92| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 100/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 

D aftar Pustaka

‘Ali al-Jarim & Musthafa Amin. Tt. an-Nahwu al-Wadlih fi Qawa’id


al-Lughah al-‘Arabiyyah. Kairo: Dar al-Ma’arif. Juz III. 
‘Ali Baha’uddin Bukhadud. 1987. al-Madkhal an-Nahwiy Tathbiq
Wa Tadrib fi an-Nahwi al-‘Arabiy .  Beirut: al-Muassisah al-
Jami’ah ad-Dirasah.
‘Ali Taufiq al-Hamad dan Yusuf Jamil az-Za’abi. 1993. al-Mu’jam
al-Wafi fi Adawati an-Nahwi al-‘Arabiy . Yordan: Dar al-
Amal.
Abdullah bin al-Fadlil. Tt. Hasyiyah al-‘Asymawi. Indonesia: al-
Haramain.
Abu Hayyan al-Andalusi. 1998. Irtisyaf ad-Dlarbi min Lisan al-
‘Arabiy . Kairo: al-Maktabah al-Khanaji. Juz III.
Abu Muhammad Abdullah bin Yusuf bin Ahmad bin Abdullah bin
Hisyam al-Anshari al-Mishri. Tt.  Audlahu al-Masalik ila
 Alfiyati ibn Malik. Beirut: al-Maktabah al-‘Ashriyyah. Juz II.
Ahmad al-Hasyimi. Tt. al-Qawa’id al -Asasiyyah Li al-Lughah al-
‘Arabiyyah. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.
Ahmad Mukhtar Umar dkk. 1994. an-Nahwu al-Asasiy. Kuwait:
Dar as-Salasil.
Ahmad Zaini Dahlan. Tt. Syarh Mukhtashar Jiddan ‘Ala Matni al -
 Jurumiyyah. Semarang: Karya Thaha Putera.
Al-Jayyani. Syarh al-Kafiyyah. Juz I, II.
Asmawi. Tt. Hasyiah Al-Asmawiy Ala Matni Al-Ajrumiyyah. 
Indonesia: Al-Haram’ain.
Bahauddin Abu Muhammad ‘Abdullah ibn Abdur Rahman ibn
‘Abdullah al-‘Aqiliy. 2007.  Syarh Ibn ‘Aqil . Beirut: Dar al-
Kutub al-‘Ilmiyyah. Juz I.
Fadlil Shalih as-Samara’i. 1970.  ad-Dirasah an-Nahwiyyah wa al-
Lughawiyyah ‘Inda az -Zamakhsyari. Baghdad: Dar an-
Nadzir.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |93

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 101/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
Fuad Ni’mah. Tt.  Mulakkahs Qawaid al-Lughah al-‘Arabiyyah.
Beirut: Dar at-Tsaqafah al-Islamiyyah.
Hasan Muhammad Nuruddin. 1996. ad-Dalil ila Qawa’id al -
‘Arabiyyah. Beirut: Dar al-Ulum al-‘Arabiyyah.
Ibn Abi ar-Rabi’ Ubaidillah ibn Ahmad ibn Ubaidillah al-Qurasy al-
Asybiliy as-y. 1986. al-Basit fi Syarh Jumali az-Zujaji. Beirut:
Dar al-Garb al-Islami.
Ibrahim al-Baijuri. Tt. Syarh Fath Rabbi al-Bariyyah. Surabaya: Dar
an-Nasyr al-Mishriyyah.
Ibrahim Musthafa. 1992. Ikhya’an-Nahwi. Kairo: Tp.
Isma’il al-Hamidi. Tt. Syarh li as-Syeikh Hasan al-Kafrawi ‘Ala

Matnias-Suyuthi.
Jalaluddin al-Ajurumiyyah.
1977.Indonesia: al-Haramain.
al-Mathali’ al -Sa’idah fi Syarh al -
Faridah fi an-Nahwi wa as-Sharf wa al-Khat. Baghdad: Dar
ar-Risalah. Juz I.
Jalaluddin as-Suyuthi. 1985. al-Asybah wa an-Nadzair fi an-Nahwi.
Beirut: Muassisah ar-Risalah. Juz III, IV.
Jamaluddin Abu Abdullah Muhammad ibn Abdillah ibn Malik.
Syarh al-Kafiyah as-Syafiyyah. Juz II.

Jamaluddin ibn Hisyam al-Anshari. Tt. Mughni al-Labib. Surabaya:


al-Hidayah.
Jamaludin Muhammad bin Abdullah Ibn Malik. Tt. Ibn ‘Aqil .
Surabaya: Nurul Huda.
Khalid bin Abdullah al-Azhari. 2005. Syarh al-Muqaddimah al-
 Jurumiyyah Fi Ushuli ‘Ilmi al -‘Arabiyyah. Beirut: Dar al-
Kutub al-‘Ilmiyyah.
Mar’i bin Yusuf bin Abu Bakar bin Ahmad al-Karami al-Maqdisiy.
2009. Dalil at-Thalibin li Kalami an-Nahwiyyin. Kuwait:
Idarah al-Mahthuthah wa al-Maktabah al-Islamiyyah.
Muhammad ‘Ali abu al-‘Abbas. Tt. al-I’rab al -Muyassar: Dirasah Fi
al-Qawa’id wa al -Ma’ani Wa al -I’rab Tajma’u Baina al -
 Ashalah Wa al-Mu’ashirah. Kairo: Dar at-Thala’i.
Muhammad Abdullah Jabbar. 1988. al-Uslub an-Nahwi: Dirasah
Tathbiqiyyah fi ‘Alaqah al -Khasaish al-Uslubiyyah bi Ba’dli
ad-Dhahirah an-Nahwiyyah. Mesir: Dar ad-Dakwah.
Muhammad as-Shaghir bin Qa’id bin Ahmad al-‘Abadili al-Muqtiri.
2002. al-Hilal ad-Dzahabiyyah ‘Ala Tuhfah as-Saniyyah.

94| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 102/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
Yaman: Dar al-Atsar.
Muhammad bin Abdullah bin Malik al-Andalusi. Tt. Nadzmu al-
Khulashah al-Fiyyah Ibn Malik. Pekalongan: Raja Murah.
Muhammad bin Ahmad bin Abdul Bari al-Ahdali. Tt. al-Kawakib
ad-Durriyah Syarh Mutamimah al-Ajurumiyyah.  Surabaya:
nur al-Huda.
Muhammad bin Ali as-Shaban. Tt. Hasyiyat al-Shaban. Bairut:
Darul Fiqr. Juz I, II.
Muhammad ibn al-Hasan al-Istirabadzi as-Samna’i an-Najafi ar-
Ridla. 1966. Syarh ar-Ridla li Kafiyah ibn al-Hajib. Madinah:
Jami’ah al-Imam Muhammad ibn Su’ud al-Islamiyyah. Juz I.

Muhammad
TasywiqMa’shum
al-Khalan.biSurabaya:
n Salim al-Hidayah.
as-Samarani as-Safatuni. Tt.
Mushthafa al-Ghulayaini. 1989.  Jami’ ad -Durus al-‘Arabiyah. 
Bairut, al-Maktabah al-Ashriyah. Juz I, II, III. 
Qadhi al-Qudhad Bahuddin Abdullah bin Aqil An-Aqili Al-Mishri
Al-Hamdani. Tt. Syarh Ibn Al-‘Aqil . Bairut: Drul Fikr. Juz I. 
Sayyid M. Ros'ad bin Ahmad bin Abdul Rohman Al-Baiti. Tt.  At-
Taqrirat Al-Bahiyyah Ala Matni Al-Ajrumiyyah.  Surabaya:

SayyidDarul Ulum Al-Islamiyyah.


Muhammad Abdul Hamid. Tt.  At-Tanwir Fi Taysiri at-
Taysir Fi an-Nahwi. Kairo: al-Maktabah al-Azhariyah Li at-
Turats.
Sulaiman Fayad. 1995. an-Nahwu al-‘Ashriy . Tt: Markaz al-Ahram.
Syarfuddin Yahya al-Imriti. Tt. Nadzmu al-Imrity ‘Ala Matni al -
 Ajurumiyyah. Pekalongan: Raja Murah.
Taqiyuddin Ibrahim ibn al-Husain. 1419H. as-Safwah as-Shafiyyah
 fi Syarh ad-Durar al-Alfiyyah. Madinah: Jami’ah Ummu al-
Qura. Juz I.
Thahir Yusuf Al-Khatib. Tt. Mu'jam al-Mufashshal Fi al-I’rab. 
Indonesia: AL-Haramain.
Yusuf al-Humadi dkk. 1995. al-Qawa’id al -Asasiyyah Fi an-Nahwi
Wa as-Sharfi. Kairo: tp.

P P A l - B i d a y a h J e m b e r  |95

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 103/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 

96| P P A l - B i d a y a h J e m b e r

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 104/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 105/106
7/17/2019 BUKU JUZ 2.pdf

Tanya Jawab Gramatika Bahasa Arab


 
 

http://slidepdf.com/reader/full/buku-juz-2pdf 106/106

Anda mungkin juga menyukai