PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Taman Nasional Baluran memiliki potensi keanekaragaman hayati yang cukup
tinggi baik flora, fauna maupun ekosistemnya, termasuk keindahan panorama alamnya.
Taman Nasional yang terletak di Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, Indonesia (sebelah
utara Banyuwangi), merupakan perwakilan ekosistem hutan yang spesifik kering di Pulau
Jawa. Terdiri dari tipe vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan
pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Daerah ini
merupakan daerah yang sangat subur, kaya keanekaragaman makanan bagi jenis satwa
pemakan rumput. Potensi tersebut tidak hanya berupa potensi yang terdapat di daratan, akan
tetapi juga yang terdapat di perairan. Diantaranya adalah pantai Bama yang merupakan pantai
yang landai dan berpasir putih serta mempunyai formasi terumbu karang (Situs Pemerintah
Kabupaten Situbondo, 2013).
Odum (1971) menjelaskan bahwa komponen biotik dapat memberikan gambaran
mengenai kondisi fisika, kimia dan biologi dan suatu perairan. Salah satu biota yang dapat
digunakan sebagei parameter biologi dalam menentukan kondisi suatu perairan adalah
bentos. Bentos merupakan organisme yang terdapat pada ekosistem perairan yang hidup di
dasar perairan. Terdapat berbagai macam jenis bentos yang hidup di Pantai Bama.
Keberadaan dan keragaman bentos yang terdapat di Pantai Bama merupakan faktor yang
mendukung terbentuknya suatu ekosistem yang seimbang. Untuk mengetahui keseimbangan
ekosistem Pantai Bama Situbondo diperlukan observasi terhadap berbagai macam jenis,
jumlah dan prosentase bentos yang terdapat di Pantai Bama Situbondo tersebut, sehingga
akan dapat diketahui bagaimana potensi dan daya dukung bentos terhadap keseimbangan
ekosistem pantai.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Jenis bentos pasang surut apa saja yang terdapat di Pantai Bama Taman Nasional
Baluran?
2. Bagaimana kerapatan relatif bentos pasang surut yang terdapat di Pantai Bama
Taman Nasional Baluran?
203
3. Bagaimana dominansi relatif bentos pasang surut yang terdapat di di Pantai Bama
Taman Nasional Baluran?
4. Bagaimana frekuensi relatif bentos pasang surut yang terdapat di Pantai Bama Taman
Nasional Baluran?
5. Bagaimana nilai penting bentos pasang surut yang terdapat di Pantai Bama Taman
Nasional Baluran?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini antara lain:
1. Mengetahui jenis bentos pasang surut yang terdapat di Pantai Bama Taman Nasional
Baluran.
2. Mengetahui kerapatan relatif bentos pasang surut yang terdapat di Pantai Bama
Taman Nasional Baluran.
3. Mengetahui dominansi relatif bentos pasang surut yang terdapat di Pantai Bama
Taman Nasional Baluran.
4. Mengetahui frekuensi relatif bentos pasang surut yang terdapat di Pantai Bama
Taman Nasional Baluran.
5. Mengetahui nilai penting bentos pasang surut yang terdapat di Pantai Bama Taman
Nasional Baluran.
D. Manfaat
Setelah melakukan praktikum ini, didapatkan manfaat sebagai berikut:
1. Melengkapi data tentang keanekaragaman dan kelimpahan jenis-jenis bentos yang ada
di Perairan Pantai Bama Taman Nasional Baluran.
2. Menambah pengetahuan dan informasi Ekologi Perairan.
3. Menambah data dan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
perencanaan pengelolaan, penegembangan dan pelestarian bagi pihak pengelola
perairan Pantai Bama Taman Nasional Baluran.
204
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Bentos
Bentos merupakan kelompok organisme yang hidup di dalam atau di
permukaan sedimen dasar perairan. Bentos hidup di pasir, lumpur, batuan, patahan
karang atau karang yang sudah mati. Beberapa contoh bentos antara lain kerang, bulu
babi, bintang laut, cambuk laut, terumbu karang dan lain-lain. Bentos memiliki sifat
kepekaan terhadap beberapa bahan pencemar, mobilitas yang rendah, mudah
ditangkap dan memiliki kelangsungan hidup yang panjang. Oleh karena itu peran
bentos dalam keseimbangan suatu ekosistem perairan dapat menjadi indikator kondisi
ekologi terkini pada kawasan tertentu (Petrus dan Andi, 2006).
Sudarjanti dan Wijarni (2006) menjelaskan ciri-ciri bentos adalah sebagai
berikut:
a. Mempunyai toleransi yang berbeda terhadap berbagai tipe pencemaran dan
mempunyai reaksi yang cepat.
b. Ditemukan melimpah di perairan, terutama di ekosistem sungai, dipengaruhi oleh
berbagai tipe polutan yang ada.
c. Mempunyai keanekaragaman yang tinggi dan mempunyai respon terhadap
lingkungan yang stress.
d. Hidup melekat didasar perairan.
e. Mempunyai siklus hidup yang panjang.
Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai
petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke
habitatnya. Kelompok hewan tersebut dapat lebih mencerminkan adanya perubahan
faktor-faktor lingkungan dari waktu ke waktu. karena hewan bentos terus menerus
terbawa oleh air yang kualitasnya berubah-ubah.
Bentos dapat dibedakan dengan beberapa cara yaitu dengan didasarkan
ukuran dari bentos tersebut dan didasarkan tempat hidupnya.
1. Klasifikasi Bentos Berdasarkan Ukurannya
a. Microfauna
Hewan yang memiliki ukuran lebih kecil dari 0,1 mm. Contohnya bakteri,
diatom, ciliata, amoeba, dan flagellata.
b. Meiofauna
Merupakan bentos yang mempunyai ukuran antara 0.1 mm sampai 1,0 mm.
Contohnya nematoda, cepepoda, dan foraminifera.
c. Makrofauna
Merupakan bentos yang memiliki ukuran lebih dari 1 mm (0.04 inch).
Contohnya cacing, annelida, molusca, sponge, dan crustacea.
205
2. Klasifikasi Bentos Berdasarkan Tempat Hidupnya
a. Epifauna
Merupakan hewan yang hidupnya diatas permukaan dasar lauta. Contohnya:
kepiting, siput laut, dan bintang laut.
b. Infauna
Merupakan hewan yang hidupnya dengan cara menggali lubang pada dasar
lautan. Contohnya: cacing, tiram, macoma, dan remis.
B. Kelimpahan Bentos
Sebagaimana kehidupan biota lainnya, penyebaran jenis dan populasi
komunitas bentos ditentukan oleh sifat fisika, kimia dan biologi perairan. Sifat fisik
perairan seperti kedalaman, kecepatan arus, warna, kecerahan dan suhu air. Sifat
kimia perairan antara lain, kandungan gas terlarut, bahan organik, pH, kandungan hara
dan faktor biologi yang berpengaruh adalah komposisi jenis hewan dalam perairan
diantaranya adalah produsen yang merupakan sumber makanan bagi hewan bentos
dan hewan predator yang akan mempengaruhi kelimpahan bentos (Setyobudiandi,
1997).
Bentos mempunyai variasi yang besar dalam distribusi vertikal di dalam air.
Kondisi kualitas air di permukaan sampai dasar yang bervariasi juga berpengaruh
terhadap kelimpahan bentos di perairan tersebut. Perhitungan kelimpahan plankton
pada suatu perairan berguna untuk mengetahui keberadaan organisme plankton pada
perairan tersebut, mengingat arti pentingnya keberadaan bentos di dalam suatu
perairan yang berperan sebagai pakan alami bagi organisme perairan lainnya.
Perhitungan nilai kelimpahan plankton ini bertujuan untuk penilaian terhadap tingkat
kesuburan suatu perairan yang ditinjau dari parameter biologi suatu perairan.
206
2. Frekuensi
FM spesies A = jumlah plot terdapatnya spesies A
jumlah seluruh plot yang dicuplik
FR spesies A = FM spesies A x 100 %
jumlah total FM seluruh spesies
3. Dominansi
DM spesies A =
jumlah plot ditemukannya spesies A/ spesies A x jumlah plot x 100 %
luas area cuplikan
DR spesies A = DM spesies A x 100 %
jumlah total DM seluruh spesies
4. Indeks nilai penting (INP)
INP = KR + FR + DR
Keterangan:
KM : kerapatan mutlak
KR : kerapatan relative
FM : frekuesnsi mutlak
FR : frekuensi relative
DM : dominansi mutlak
DR : dominansi relative
5. Indeks Dominansi
Keterangan :
ID : Indeks dominansi
n : Jumlah plot yang di dalamnya terdapat spesies A
N : Jumlah seluruh spesies diseluruh plot
X : Jumlah spesies A pada seluruh plot
207
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan pada praktikum analisis keragaman bentos
merupakan penelitian observasi, karena tidak mengandung variabel–variabel
penelitian. Peneliti hanya melakukan pengamatan dan analisis terhadap objek
pengamatan.
B. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan di Pantai Bama, Taman Nasional Baluran, Situbondo
pada Sabtu, 29 November 2014.
C. Alat dan Bahan
Alat:
1. Tali rafia
2. Cetok
3. Tonggak kayu / pasak
4. Buku identifikasi
5. Termometer
6. Plot kuadrat ukuran (1x1) m2
Bahan:
1. Kantong plastik
2. Karet gelang
3. Kertas dan pulpen
4. Formalin
D. Prosedur Kerja
Terdapat beberapa langkah prosedur yang harus dilakukan dalam
melaksanakan praktikum ini. Prosedur tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan semua alat dan bahan.
2. Menentukan luas area yang diteliti sepanjang garis transek di area pasang surut
Pantai Bama, Taman Nasional Baluran Situbondo Jawa Timur. Mengukur setiap
jarak di sepanjang 1 meter garis transek. Menandai tiap-tiap transek sebagai titik
cuplikan tiap kelompok.
3. Membuat 10 plot yang berukuran 1 m x 1 m dan ditata secara zig-zag mulai dari
plot 1-10 dengan plot 1 berjarak 5 meter dari tepi.
4. Transek dibuat mulai dari bibir pantai mengarah ke perairan bebas.
5. Mencari dan mengambil bentos yang terdapat pada setiap plot.
6. Pada masing-masing plot kuadran menghitung jumlah bentos yang ada pada tiap
plot dan menghitung beberapa jenis spesies yang ada pada tiap plot.
7. Mengidentifikasi spesies bentos pada setiap plot kuadran.
8. Mengambil sampel atau bagian dari bentos agar mempermudah melakukan
identifikasi.
208
9. Mengindentifikasi bentos tersebut dengan menggunakan buku identifikasi
untuk mempermudah proses identifikasi.
10. Menghitung nilai kerapatan spesies, kerapatan relatif spesies, dominansi spesies,
dominansi relatif spesies, frekuensi spesies, frekuensi relatif spesies dan indeks
nilai penting.
E. Rancangan Penelitian
1 3 5 7 9
2 4 6 8 10
Pantai Bama
Dalamm Tepi
Plot ukuran 1x1 m
disusun secara zig zag
209
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan praktikum di Pantai Bama, Taman Nasional Baluran, Situbondo diperoleh data analisis komunitas bentos yang
ditunjukkan oleh Tabel 1. dan Grafik 1. berikut.
Tabel 1. Analisis Komunitas Bentos di Pantai Bama, Taman Nasional Baluran, Situbondo
210
Indeks
Kerapatan Frekuensi Nilai Indeks
Spesies Jumlah Kerapatan PC Dominansi Dominansi Frekuensi
No Relatif (%) Relatif (%) Penting Dominan
mutlak Relatif (%)
(%) (ID)
211
Acanthocardia
1 15 0.15 1.164596273 8 53.33333333 1.03301412 0.00621118 0.006959469 2.336152 1.3986013
tuberculata
Anadara
2 56 0.56 4.347826087 7 12.5 0.24211268 0.005434783 0.006089535 8.7017417 17.056721
granosa L.
Archaster
5 1 0.01 0.077639752 1 100 1.93690147 0.000776398 0.000869934 0.1561494 0.0007770
typicus
6 Astarte distans 1 0.01 0.077639752 1 100 1.93690147 0.000776398 0.000869934 0.1561494 0.0007770
7 Asteroidae sp. 1 0.01 0.077639752 1 100 1.93690147 0.000776398 0.000869934 0.1561494 0.0007770
Atelecyclus
8 2 0.02 0.155279503 1 50 0.96845074 0.000776398 0.000869934 0.3114289 0.0031080
rotundatus
Bipallium
9 1 0.01 0.077639752 1 100 1.93690147 0.000776398 0.000869934 0.1561494 0.0007770
kewense
Bolinus
10 2 0.02 0.155279503 2 100 1.93690147 0.001552795 0.001739867 0.3122989 0.0062160
brandaris
Bolinus
11 8 0.08 0.621118012 1 12.5 0.24211268 0.000776398 0.000869934 1.243106 0.0497280
globosus
212
Chelycypraea
14 8 0.08 0.621118012 2 25 0.48422537 0.001552795 0.001739867 1.2439759 0.0994560
testudinaria
Clypeomorus
15 44 0.44 3.416149068 4 9.090909091 0.17608195 0.00310559 0.003479734 6.8357779 6.0170940
sp.
Coenobita
16 122 1.22 9.472049689 8 6.557377049 0.12700993 0.00621118 0.006959469 18.951059 92.519036
cavipes
Crangon
17 3 0.03 0.232919255 2 66.66666667 1.29126765 0.001552795 0.001739867 0.4675784 0.0139860
crangon
Crepidula
18 33 0.33 2.562111801 4 12.12121212 0.23477594 0.00310559 0.003479734 5.1277033 3.3846153
fornicata
Cymatium
19 4 0.04 0.310559006 3 75 1.4526761 0.002329193 0.002609801 0.6237278 0.0372960
vespaceum
20 Cymbiola sp. 1 0.01 0.077639752 1 100 1.93690147 0.011235955 0.012589601 0.1678691 0.0007770
Diogene
21 1 0.01 0.077639752 1 100 1.93690147 0.000776398 0.000869934 0.1561494 0.0007770
varian
Dotilla
22 4 0.04 0.310559006 2 50 0.96845074 0.001552795 0.001739867 0.6228579 0.0248640
myctruides
213
Euphausia
25 1 0.01 0.077639752 1 100 1.93690147 0.011235955 0.012589601 0.1678691 0.0007770
superba
Fusiturricula
26 1 0.01 0.077639752 1 100 1.93690147 0.000776398 0.000869934 0.1561494 0.0007770
maesae rios
Gafrarium
27 19 0.19 1.47515528 3 15.78947368 0.30582655 0.002329193 0.002609801 2.9529204 0.8414918
divericatum
Hemifusus
28 11 0.11 0.854037267 2 18.18181818 0.3521639 0.001552795 0.001739867 1.7098144 0.1880341
zhangyii
Holothuria
29 10 0.1 0.776397516 4 40 0.77476059 0.00310559 0.003479734 1.5562748 0.3108003
nobilis
Holothuria
30 54 0.54 4.192546584 6 11.11111111 0.21521127 0.004658385 0.005219602 8.3903128 13.594405
scabra
Holothuroidea
31 4 0.04 0.310559006 3 75 1.4526761 0.002329193 0.002609801 0.6237278 0.0372960
sp.
Holothuroidea
32 6 0.06 0.465838509 1 16.66666667 0.32281691 0.000776398 0.000869934 0.932547 0.0279720
edulis
Japonactecon
33 33 0.33 2.562111801 5 15.15151515 0.29346992 0.003881988 0.004349668 5.1285733 4.2307692
pusillus
Laitirus
34 11 0.11 0.854037267 1 9.090909091 0.17608195 0.000776398 0.000869934 1.7089445 0.0940170
gibbulus
Liocarcinus
35 1 0.01 0.077639752 1 100 1.93690147 0.000776398 0.000869934 0.1561494 0.0007770
vernalis
214
Littoraria
36 24 0.24 1.863354037 4 16.66666667 0.32281691 0.00310559 0.003479734 3.7301878 1.7902097
scabra
37 Lymnae sp. 3 0.03 0.232919255 1 33.33333333 0.64563382 0.000776398 0.000869934 0.4667084 0.0069930
Macrobrachiu
38 1 0.01 0.077639752 1 100 1.93690147 0.000776398 0.000869934 0.1561494 0.0007770
m rosenbergii
Melanoides
39 69 0.69 5.357142857 9 13.04347826 0.25263932 0.006987578 0.007829402 10.722115 33.293706
tuberculata
Mercenaria
40 12 0.12 0.931677019 2 16.66666667 0.32281691 0.001552795 0.001739867 1.8650939 0.2237762
campechiensis
Nasarius
41 1 0.01 0.077639752 1 100 1.93690147 0.000776398 0.000869934 0.1561494 0.0007770
distortus
Nassarius
42 30 0.3 2.329192547 3 10 0.19369015 0.002329193 0.002609801 4.6609949 2.0979020
glans
43 Natica fasciata 66 0.66 5.124223602 7 10.60606061 0.20542894 0.005434783 0.006089535 10.254537 23.692307
44 Natica trigina 28 0.28 2.173913043 9 32.14285714 0.62257547 0.006987578 0.007829402 4.3556555 5.4825174
Neritopsis
45 4 0.04 0.310559006 3 75 1.4526761 0.002329193 0.002609801 0.6237278 0.0372960
radula
Nodilittorina
46 1 0.01 0.077639752 1 100 1.93690147 0.000776398 0.000869934 0.1561494 0.0007770
antoni
47 Ocypoda sp. 1 0.01 0.077639752 1 100 1.93690147 0.000776398 0.000869934 0.1561494 0.0007770
48 Ocypode 2 0.02 0.155279503 1 50 0.96845074 0.000776398 0.000869934 0.3114289 0.0031080
215
quadrata
49 Oliva oliva 27 0.27 2.096273292 3 11.11111111 0.21521127 0.002329193 0.002609801 4.1951564 1.6993006
50 Oliva sayana 39 0.39 3.027950311 1 2.564102564 0.04966414 0.000776398 0.000869934 6.0567706 1.1818181
Ophiuroidea
51 1 0.01 0.077639752 1 100 1.93690147 0.000776398 0.000869934 0.1561494 0.0007770
sp.
52 Ovalipes sp. 1 0.01 0.077639752 1 100 1.93690147 0.000776398 0.000869934 0.1561494 0.0007770
Pannaeus
53 1 0.01 0.077639752 1 100 1.93690147 0.000776398 0.000869934 0.1561494 0.0007770
indicus
Penacus
54 2 0.02 0.155279503 6 300 5.81070442 0.004658385 0.005219602 0.3157786 0.0186480
vannamei
Peristernia
55 18 0.18 1.397515528 3 16.66666667 0.32281691 0.002329193 0.002609801 2.7976409 0.7552447
nassatula
Planaxis
56 28 0.28 2.173913043 1 3.571428571 0.06917505 0.000776398 0.000869934 4.348696 0.6091686
sulcatus
Polinices
57 3 0.03 0.232919255 5 166.6666667 3.22816912 0.003881988 0.004349668 0.4701882 0.0349650
sebae
Polymesoda
58 47 0.47 3.649068323 1 2.127659574 0.04121067 0.000776398 0.000869934 7.2990066 1.7163947
maritima
Polynices
59 1 0.01 0.077639752 2 200 3.87380294 0.001552795 0.001739867 0.1570194 0.0015540
dydima
216
Prostheceraeu
60 4 0.04 0.310559006 1 25 0.48422537 0.000776398 0.000869934 0.6219879 0.0124320
s floridanus
Pseudoceros
61 1 0.01 0.077639752 3 300 5.81070442 0.002329193 0.002609801 0.1578893 0.0023310
fristriatus
Pseudoceros
62 59 0.59 4.580745342 1 1.694915254 0.03282884 0.000776398 0.000869934 9.1623606 2.7047397
sp.
Pseudovertagu
63 3 0.03 0.232919255 1 33.33333333 0.64563382 0.000776398 0.000869934 0.4667084 0.0069930
s aluco
Rhomboidella
64 2 0.02 0.155279503 2 100 1.93690147 0.001552795 0.001739867 0.3122989 0.0062160
prideauxi
65 Scylla serrata 6 0.06 0.465838509 4 66.66666667 1.29126765 0.00310559 0.003479734 0.9351568 0.1118881
Septastera
66 1 0.01 0.077639752 1 100 1.93690147 0.000776398 0.000869934 0.1561494 0.0007770
marylandica
Strombus
69 2 0.02 0.155279503 2 100 1.93690147 0.001552795 0.001739867 0.3122989 0.0062160
luhuanus
Strombus
70 1 0.01 0.077639752 1 100 1.93690147 0.000776398 0.000869934 0.1561494 0.0007770
pugilis
217
Strombus
71 22 0.22 1.708074534 2 9.090909091 0.17608195 0.001552795 0.001739867 3.4178889 0.7521367
urceus
Sunetta
72 truncate 13 0.13 1.00931677 7 53.84615385 1.04294695 0.005434783 0.006089535 2.0247231 0.9191919
deshayes
Terebralia
75 1 0.01 0.077639752 1 100 1.93690147 0.000776398 0.000869934 0.1561494 0.0007770
sulcata
76 Tolumata sp. 54 0.54 4.192546584 3 5.555555556 0.10760564 0.033707865 0.037768802 8.422862 6.7972027
Trachycardium
77 5 0.05 0.388198758 2 40 0.77476059 0.001552795 0.001739867 0.7781374 0.0388500
subrugosum
78 Uca sp. 12 0.12 0.931677019 1 8.333333333 0.16140846 0.000776398 0.000869934 1.864224 0.1118881
Urosalpinx
79 33 0.33 2.562111801 5 15.15151515 0.29346992 0.003881988 99.72222727 104.84645 4.2307692
cinerea
Vasticardium
80 72 0.72 5.590062112 7 9.722222222 0.18830987 0.005434783 0.006089535 11.186214 28.195804
flavum
Vepricardium
81 17 0.17 1.319875776 6 35.29411765 0.68361228 0.004658385 0.005219602 2.6449712 1.3473193
fimbriatum
218
multispinosum
Conus
83 3 0.03 0.232919255 1 33.33333333 0.64563382 0.000776398 0.000869934 0.4667084 0.0069930
pennaceus
Corystes
84 31 0.31 2.406832298 13 41.93548387 0.812249 0.010093168 0.011309137 4.8249737 9.7070707
cassivelaunus
85 Bursa sp. 1 0.01 0.077639752 1 100 1.93690147 0.000776398 0.000869934 0.1561494 0.0007770
Jumlah 1288 12.88 100 230 5162.885229 100 0.237856824 100 300 277.36829
Luas petak 1
Data pendukung
1. pH : 7,53
2. Suhu : 34,17 oC
3. Salinitas : 4 o / ͚
219
220
Data komunitas bentos di Pantai Bama, Taman Nasional Baluran tahun 2013 dan 2012 secara berturut-turut ditunjukkan oleh Grafik 2.
dan Grafik 3. berikut.
221
222
B. Analisis Data
Berdasarkan Tabel 1. di atas, dapat diketahui bahwa bentos di Pantai Bama,
Taman Nasional Baluran, Situbondo ditemukan sebanyak 85 spesies dengan jumlah
seluruhnya 1288. Praktikum komunitas bentos dilakukan dengan metode plot. Jumlah plot
yang digunakan untuk mengetahui komunitas bentos adalah 100 plot. Dari 100 plot
tersebut ditemukan 85 spesies bentos dengan jumlah genus adalah 73. Dari 85 spesies
bentos, spesies yang paling banyak ditemukan adalah Coenobita cavipes dengan jumlah
122, sedangkan spesies yang paling sedikit ditemukan terdapat 24 spesies dengan jumlah
masing-masing 1.
Setelah dianalisis dengan perhitungan menggunakan rumus dihasilkan data seperti
yang tertera pada Tabel 1. Jumlah total nilai kerapatan dan kerapatan relatif secara
berturut-turut sebesar 12.88 ; 100%. Dari 85 spesies, nilai kerapatan dan kerapatan relatif
tertinggi dimiliki oleh Coenobita cavipes dengan nilai berturut-turut sebesar 1.22 ;
9.472049689%, sedangkan nilai kerapatan dan kerapatan relatif terendah terdapat pada 24
spesies dengan nilai berturut-turut sebesar 0.01 ; 0.077639752%. Jumlah total nilai
dominansi dan dominansi relatif bentos secara berturut-turut sebesar 5162.885229 ;
100%. Dari 85 spesies, nilai dominansi dan dominansi relatif tertinggi dimiliki oleh
Penacus vannamei dan Pseudoceros fristriatus dengan nilai berturut-turut sebesar 300 ;
5.81070442%, sedangkan nilai dominansi dan dominansi relatif terendah terdapat pada
Pseudoceros sp. dengan nilai berturut-turut sebesar 1.694915254 ; 0.03282884%. Jumlah
total nilai frekuensi dan frekuensi relatif bentos secara berturut-turut sebesar 0.237856824
; 100%. Nilai frekuensi tertinggi dimiliki oleh Tolumata sp. sebesar 0.033707865 dan
nilai frekuensi relatif tertinggi dimiliki oleh Urosalpinx cinerea sebesar 99.72222727%,
sedangkan nilai frekuensi dan frekuensi relatif terendah terdapat pada 39 spesies dengan
nilai berturut-turut 0.000776398 ; 0.000869934%. Jumlah total nilai indeks nilai penting
bentos sebesar 300%. Nilai indeks nilai penting tertinggi dimiliki oleh Coenobita cavipes
sebesar 18.951059%, sedangkan nilai indeks nilai penting terendah terdapat pada 20
spesies sebesar 0.1561494%. Jumlah total nilai indeks dominansi bentos sebesar
277.3682984%. Nilai indeks dominansi tertinggi dimiliki oleh Coenobita cavipes sebesar
92.51903652%, sedangkan nilai indeks dominansi terendah terdapat pada 22 spesies
sebesar 0.000777001%.
Berdasarkan data komunitas bentos di Pantai Bama, Taman Nasional Baluran,
Situbondo dua tahun terakhir dapat diketahui bahwa komunitas bentos mengalami
223
peningkatan dari tahun 2012 ke 2013 yaitu dari 64 genus menjadi 73 genus, dan saat
dilakukan praktikum komunitas bentos pada tahun 2014 didapatkan data komunitas
bentos sebanyak 73 genus atau tetap stabil dari tahun 2013.
Selain didapatkan data mengenai bentos, juga didapatkan data pendukung tentang
kondisi lingkungan di sekitar habitat bentos yaitu pH sebesar 8,2, suhu 34,17 oC, dan
salinitas sebesar 4 o / ͚ .
C. Pembahasan
Berdasarkan analisis data di atas, dapat diketahui bahwa bentos di Pantai Bama,
Taman Nasional Baluran, Situbondo ditemukan sebanyak 85 spesies dengan jumlah genus
sebanyak 73. Praktikum komunitas bentos ini dilakukan dengan metode plot. Jumlah plot
yang digunakan untuk mengetahui komunitas bentos adalah 100 plot. Metode plot
digunakan karena hewan yang diteliti adalah hewan yang hidupnya sesil atau bergerak
lambat.
Bentos merupakan kelompok organisme yang hidup di dalam atau di permukaan
sedimen dasar perairan. Bentos hidup di pasir, lumpur, batuan, patahan karang atau
karang yang sudah mati. Bentos memiliki sifat kepekaan terhadap beberapa bahan
pencemar, mobilitas yang rendah, mudah ditangkap dan memiliki kelangsungan hidup
yang panjang. Oleh karena itu peran bentos dalam keseimbangan suatu ekosistem
perairan dapat menjadi indikator kondisi ekologi terkini pada kawasan tertentu (Petrus
dan Andi, 2006).
Analisis bentos yang telah dilakukan ditentukan berdasarkan kerapatan,
dominansi, frekuensi, dan indeks nilai penting. Lingkungan merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi densitas relatif spesies atau persentase penutupan, kerapatan, frekuensi,
dan indeks nilai penting, sehingga antara spesies satu dengan spesies yang lain berbeda-
beda.
Kerapatan adalah parameter yang menunjukkan jumlah spesies dalam satu unit
area. Kerapatan mutlak menunjukkan perbandingan dari jumlah total spesies dengan
jumlah area. Semakin tinggi nilai kerapatan mutlak semakin tinggi jumlah spesies
tersebut dibandingkan spesies lainnya. Berdasarkan analisis data di atas, nilai kerapatan
mutlak dan kerapatan relatif tertinggi dimiliki oleh Coenobita cavipes sebesar 1.22 dan
9.472049689%. Makin besar kerapatan suatu jenis, makin banyak individu jenis tersebut
per satuan luas. Hal itu menunjukkan bahwa Coenobita cavipes memiliki adaptasi yang
224
baik terhadap suhu, pH, dan salinitas di lingkungannya. Sementara itu, nilai kerapatan dan
kerapatan relatif terendah terdapat pada 24 spesies dengan nilai berturut-turut sebesar
0.01 ; 0.077639752%. Hal itu menunjukkan bahwa 24 spesies tersebut memiliki adaptasi
yang kurang baik terhadap suhu, pH, dan salinitas di lingkungannya.
Dominansi menunjukkan peguasaan suatu jenis terhadap komunitas. Dominansi
mutlak dan dominansi relatif tertinggi dimiliki oleh Penacus vannamei dan Pseudoceros
fristriatus sebesar 300 dan 5.81070442%,. Dominansi mutlak dan dominansi relatif
terendah dimiliki oleh Pseudoceros sp. sebesar 1.694915254 dan 0.03282884%.
Dominansi suatu spesies dapat terjadi karena suatu spesies lebih unggul terhadap spesies
lainnya, baik terhadap perebutan nutrisi, adaptasi terhadap lingkungan atau dalam
perebutan area dan lain sebagainya.
Frekuensi tertinggi dimiliki oleh Tolumata sp. sebesar 0.033707865 dan frekuensi
relatif tertinggi dimiliki oleh Urosalpinx cinerea sebesar 99.72222727%. Frekuensi yang
tinggi menunjukkan bahwa spesies tersebut mempunyai daerah penyebaran yang luas di
Pantai Bama, Taman Nasional Baluran, Situbondo dan dapat beradaptasi pada suhu, pH,
dan salinitas di lingkungannya. Sementara itu, spesies lain dengan frekuensi dan
kerapatan relatif yang rendah mempunyai daerah penyebaran yang terbatas pada tempat-
tempat tertentu saja dan kurang dapat beradaptasi pada suhu, pH, dan salinitas di
lingkungannya.
Bentos yang memiliki indeks nilai penting tertinggi yaitu Coenobita cavipes
sebesar 18.951059%. Indeks ini menunjukkan tingkat penguasaan suatu jenis terhadap
jenis yang lain. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Coenobita cavipes memiliki
tingkat penguasaan yang tinggi terhadap bentos lain. Hal ini disebabkan karena
Coenobita cavipes memiliki daya adaptasi terhadap berbagai kondisi lingkungan yang
tinggi sehingga lebih toleran terhadap lingkungan sekitarnya. Bentos dengan nilai
penting tinggi mempunyai pengaruh yang besar terhadap bentos jenis lain yang
mempunyai nilai penting lebih rendah. Sementara itu, bentos dengan indeks nilai penting
rendah menunjukkan tingkat penguasaan yang rendah terhadap bentos lain. Hal ini dapat
disebabkan karena bentos-bentos tersebut kurang memiliki daya adaptasi terhadap
berbagai kondisi lingkungan yang tinggi sehingga tidak toleran terhadap lingkungan
sekitarnya. Selain itu, dapat juga disebabkan persaingan antar organisme dan
pemangsaan.
225
Berdasarkan data komunitas bentos di Pantai Bama, Taman Nasional Baluran,
Situbondo dua tahun terakhir dapat diketahui bahwa komunitas bentos mengalami
peningkatan dari tahun 2012 ke 2013 yaitu dari 64 genus menjadi 73 genus. Hal ini dapat
disebabkan kondisi lingkungan yang semakin stabil dan sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangan bentos sehingga kemampuan reproduksi, penyebaran, dan daya adaptasi
terhadap lingkungan juga semakin menigkat. Sementara itu, saat dilakukan praktikum
komunitas bentos pada tahun 2014 didapatkan data komunitas bentos sebanyak 73 genus
atau tetap stabil dari tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan atau habitat
bentos tidak mengalami perubahan atau tetap stabil sehingga komunitas bentos tidak
mengalami peningkatan atau penurunan.
226
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan yang diperoleh berdasarkan pembahasan di atas yaitu:
1. Bentos yang terdapat di Pantai Bama, Taman Nasional Baluran, Situbondo
tergolong cukup tinggi dengan ditemukannya 85 spesies yaitu Acanthocardia
tuberculata, Anadara granosa L., Anemon sp., Archaster angulatus, Archaster
typicus, Astarte distans, Asteroidae sp., Atelecyclus rotundatus, Bipallium
kewense, Bolinus brandaris, Bolinus globosus, Bulinus sp., Callistoma sp.,
Chelycypraea testudinaria, Clypeomorus sp., Coenobita cavipes, Crangon
crangon, Crepidula fornicata, Cymatium vespaceum, Cymbiola sp., Diogene
varian, Dotilla myctruides, Eunice fucata, Euphausia brevis, Euphausia superba,
Fusiturricula maesae rios, Gafrarium divericatum, Hemifusus zhangyii,
Holothuria nobilis, Holothuria scabra, Holothuroidea sp., Holothuroidea edulis,
Japonactecon pusillus, Laitirus gibbulus, Liocarcinus vernalis, Littoraria scabra,
Lymnae sp., Macrobrachium rosenbergii, Melanoides tuberculata, Mercenaria
campechiensis, Nasarius distortus, Nassarius glans, Natica fasciata, Natica
trigina, Neritopsis radula, Nodilittorina antoni, Ocypoda sp., Ocypode quadrata,
Oliva oliva, Oliva sayana, Ophiuroidea sp., Ovalipes sp., Pannaeus indicus,
Penacus vannamei, Peristernia nassatula, Planaxis sulcatus, Polinices sebae,
Polymesoda maritima, Polynices dydima, Prostheceraeus floridanus, Pseudoceros
sp., Pseudovertagus aluco, Rhomboidella prideauxi, Scylla serrata, Septastera
marylandica, Sponge sp., Spongia ovicinalis, Strombus luhuanus, Strombus
pugilis, Strombus urceus, Sunetta truncate deshayes, Talparia talpa, Terebralia
polustris, Terebralia sulcata, Tolumata sp., Trachycardium subrugosum, Uca sp.,
Urosalpinx cinerea, Vasticardium flavum, Vepricardium fimbriatum, Vepricardium
multispinosum, Conus pennaceus, Corystes cassivelaunus, dan Bursa sp.
2. Nilai kerapatan relatif bentos di Pantai Bama, Taman Nasional Baluran, Situbondo
adalah 100% dengan nilai kerapatan relatif terbesar pada Coenobita cavipes
sebesar 9,472049689%.
3. Nilai dominansi relatif bentos di Pantai Bama, Taman Nasional Baluran,
Situbondo adalah 100% dengan nilai dominansi relatif terbesar pada Penacus
vannamei dan Pseudoceros fristriatus sebesar 5.81070442%.
227
4. Nilai frekuensi relatif bentos di Pantai Bama, Taman Nasional Baluran, Situbondo
adalah 100% dengan nilai frekuensi relatif terbesar pada Urosalpinx cinerea
sebesar 99.72222727%.
5. Nilai indeks nilai penting bentos di Pantai Bama, Taman Nasional Baluran,
Situbondo adalah 300% dengan nilai indeks nilai penting terbesar pada Coenobita
cavipes sebesar 18.951059%.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan yaitu:
1. Perlu diadakan inventarisasi bentos secara berkala dan menyeluruh untuk
mengetahui potensi keanekaragaman jenis bentos di Pantai Bama, Taman
Nasional Baluran, Situbondo.
2. Lebih teliti dalam mengidentifikasi bentos yang ditemukan di Pantai Bama,
Taman Nasional Baluran, Situbondo.
228
DAFTAR PUSTAKA
Odum, E. P. 1971. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta, Gajah Mada University Press.
Pong-Masak, Petrus Rani dan Andi Marsambuana Pirzan. 2006. Komunitas Makrozoobentos
pada Kawasan Budidaya Tambak di Pesisir Malakosa Parigi-Moutong, Sulawesi
Tengah. Biodiversitas. Vol. 7 No.4 hal. 354-360.
229
LAMPIRAN
A. Kerapatan
230
1. Acanthocardia tuberculata 11. Bolinus globosus
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
231
21. Diogene varian 32. Holothuroidea edulis
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
232
43. Natica fasciata 54. Penacus vannamei
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
233
65. Scylla serrata 76. Tolumata sp.
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan= Kerapatan=
Kerapatan=
234
B. Kerapatan Relatif
x 100%
1. Acanthocardia tuberculata
=
Kerapatan relatif
8. Atelecyclus rotundatus
= %
Kerapatan relatif
2. Anadara granosa L.
=
Kerapatan relatif
9. Bipallium kewense
= %
Kerapatan relatif
3. Anemon sp.
=
Kerapatan relatif
10. Bolinus brandaris
=
Kerapatan relatif
4. Archaster angulatus
=
Kerapatan relatif
11. Bolinus globosus
=
Kerapatan relatif
5. Archaster typicus
=
Kerapatan relatif
12. Bulinus sp.
=
Kerapatan relatif
6. Astarte distans
=
Kerapatan relatif
13. Callistoma sp.
=
Kerapatan relatif
7. Asteroidae sp.
=
Kerapatan relatif
14. Chelycypraea testudinaria
235
Kerapatan relatif
=
=
23. Eunice fucata
15. Clypeomorus sp. Kerapatan relatif
Kerapatan relatif
=
=
24. Euphausia brevis
16. Coenobita cavipes Kerapatan relatif
Kerapatan relatif
=
=
25. Euphausia superb
17. Crangon crangon Kerapatan relatif
Kerapatan relatif
=
=
26. Fusiturricula maesae rios
18. Crepidula fornicate Kerapatan relatif
Kerapatan relatif
=
=
27. Gafrarium divericatum
19. Cymatium vespaceum Kerapatan relatif
Kerapatan relatif
=
=
28. Hemifusus zhangyii
20. Cymbiola sp. Kerapatan relatif
Kerapatan relatif
=
=
29. Holothuria nobilis
21. Diogene varian Kerapatan relatif
Kerapatan relatif
=
=
30. Holothuria scabra
22. Dotilla myctruides Kerapatan relatif
Kerapatan relatif
236
= =
= =
= =
= =
= =
= =
= =
= =
237
= =
= =
= =
= =
= =
= =
= =
= =
238
= =
= =
= =
= =
= =
= =
= =
= =
239
=
240
C. Dominansi Mutlak (DM)
x 100 %
1. Acanthocardia tuberculata
DM= %
DM=
10. Bolinus brandaris
DM=
2. Anadara granosa L.
DM=
3. Anemon sp.
DM=
4. Archaster angulatus
DM=
5. Archaster typicus
DM=
6. Astarte distans
DM=
7. Asteroidae sp.
DM= %
16. Coenobita cavipes
8. Atelecyclus rotundatus
DM=
DM=
=
9. Bipallium kewense
17. Crangon crangon
27. Gafrarium divericatum
DM=
DM=
DM=
31. Holothuroidea sp.
DM=
32. Holothuroidea edulis
DM=
DM= DM=
DM=
45. Neritopsis radula
DM=
37. Lymnae sp.
46. Nodilittorina antoni
DM=
DM=
DM= DM=
DM= DM=
DM= DM=
DM= DM=
DM=
64. Rhomboidella prideauxi
DM=
56. Planaxis sulcatus
65. Scylla serrata
DM=
DM=
DM= DM=
DM=
72. Sunetta truncate deshayes
DM=
80. Vasticardium flavum
DM=
73. Talparia talpa
DM=
81. Vepricardium fimbriatum
DM=
DM= DM=
DM= DM=
DM= DM=
x 100 %
1. Acanthocardia tuberculata
9. Bipallium kewense
DR =
DR =
2. Anadara granosa L.
10. Bolinus brandaris
DR =
DR =
3. Anemon sp.
11. Bolinus globosus
DR =
DR =
4. Archaster angulatus
12. Bulinus sp.
DR =
DR =
5. Archaster typicus
13. Callistoma sp.
DR =
DR =
6. Astarte distans
14. Chelycypraea testudinaria
DR =
DR =
7. Asteroidae sp.
15. Clypeomorus sp.
DR =
DR =
8. Atelecyclus rotundatus
16. Coenobita cavipes
DR =
DR =
25. Euphausia superb
17. Crangon crangon
DR =
DR =
DR = DR =
DR = DR =
DR = DR =
DR = DR =
DR = DR =
DR = DR =
DR = DR =
DR = DR =
DR = DR =
DR = DR =
DR = DR =
DR = DR =
DR = DR =
DR = DR =
DR = DR =
DR = DR =
DR = DR =
DR = DR =
DR = DR =
DR = DR =
DR = DR =
DR =
82. Vepricardium multispinosum
DR =
85. Bursa sp.
DR =
83. Conus pennaceus
DR =
E. Frekuensi
Frekuensi= Frekuensi =
Frekuensi= Frekuensi =
Frekuensi= Frekuensi =
Frekuensi= Frekuensi =
Frekuensi= Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi
13. Callistoma sp. 24. Euphausia brevis
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi Frekuensi =
Frekuensi Frekuensi =
Frekuensi Frekuensi =
35. Liocarcinus vernalis 46. Nodilittorina antoni
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
57. Polinices sebae 68. Spongia ovicinalis
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
Frekuensi = Frekuensi =
79. Urosalpinx cinerea
Frekuensi =
Frekuensi =
83. Conus pennaceus
80. Vasticardium flavum
Frekuensi =
Frekuensi =
84. Corystes cassivelaunus
81. Vepricardium fimbriatum
Frekuensi =
Frekuensi =
85. Bursa sp.
82. Vepricardium multispinosum
Frekuensi =
F. Frekuensi Relatif
% %
= =
% %
= =
% %
= =
% %
= =
% %
= =
% %
13. Callistoma sp. 19. Cymatium vespaceum
Frekuensi relatif Frekuensi relatif
= =
% %
= =
% %
= ==
% %
= =
% %
= =
% %
= =
% %
% %
= =
% %
= =
% %
= =
% %
= =
% %
= =
% %
% %
= =
% %
= =
% %
= =
% %
= =
% %
= =
% %
% %
= =
% %
= =
% %
= =
% %
= =
% %
= =
% %
% %
= =
% %
= =
% %
= =
% %
= =
% %
= =
% %
= 0,000777001
= 1,398601399
8. Atelecyclus rotundatus
2. Anadara granosa L.
= 0,003108003
= 17,05672106
9. Bipallium kewense
3. Anemon sp.
= 0,000777001
= 0,003108003
10. Bolinus brandaris
4. Archaster angulatus
= 0,006216006
= 0,000777001
11. Bolinus globosus
5. Archaster typicus
= 0,04972805
= 0,000777001
12. Bulinus sp.
6. Astarte distans
= 9,712509713
= 0,000777001
13. Callistoma sp.
= 0,003108003 = 0,000777001
= 0,099456099 = 0,024864025
= 6,017094017 = 0,019425019
= 92,51903652 = 0,006216006
= 0,013986014 = 0,000777001
= 3,384615385 = 0,000777001
= 0,037296037 = 0,841491841
= 0,000777001 = 0,188034188
= 13,59440559 = 0,000777001
= 0,037296037 = 33,29370629
= 0,027972028 = 0,223776224
= 4,230769231 = 0,000777001
= 0,094017094 = 2,097902098
= 0,000777001 = 23,69230769
= 1,79020979 = 5,482517483
= 0,000777001 = 0,018648019
= 0,000777001 = 0,755244755
= 0,003108003 = 0,609168609
= 1,699300699 = 0,034965035
= 1,181818182 = 1,716394716
= 0,000777001 = 0,001554002
= 0,000777001 = 0,012432012
= 2,704739705 = 0,000777001
= 0,006993007 = 0,752136752
= 0,006216006 = 0,919191919
= 0,111888112 = 0,019425019
= 0,000777001 = 0,000777001
= 0,003108003 = 0,000777001
= 0,020979021 = 6,797202797
= 1,347319347