Disusun Oleh :
1. Fauziah Khoirun Nisa 17030244003
2. Anisya Eka Juniar 17030244005
3. Selvira Dwi Adha 17030244007
4. Nurul Fadilah 17030244016
5. Helda Dwiya Lestari 17030244025
6. Roni Afif Hidayat 17030244030
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sistem respirasi dan metabolisme hewan pada lokasi yang
berbeda.
2. Mengetahui faktor yang dapat memengaruhi proses system respirasi dan
metabolisme hewan pada lokasi yang berbeda.
BAB II
ISI
A. Organ Respirasi Pada Hewan
Respirasi mencakup pengambilan oksigen, mengedarkannya ke sel-sel, dan
melepaskan karbondioksida. Proses respirasi melibatkan medium respirasi, membran
respirasi, dan organ pernapasan (Martini, 2012). Organ respirasi pada setiap individu
berbeda tergantung pada habitat dan cara hidupnya. Hewan akuatik memiliki organ
pertukaran gas yang khusus yang disebut insang. Organ respirasi pada hewan
terestrial berbeda dengan hewan akuatik. Organ-organ tersebut diantaranya paru-paru
difusi, paru-paru buku, trakea, paru-paru alveolar, dan paru-paru sempurna (Jumhana,
2006).
Organ respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat O2 dapat berdifusi masuk
dan sebaliknya CO2 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi
antara hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paruparu, insang,
kulit, trakea, dan paru-paru buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum
mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke
dalam tubuh, contohnya pada hewan bersel satu, porifera, dan coelenterata. Pada
ketiga hewan ini oksigen berdifusi dari lingkungan melalui rongga tubuh.
Organ respiratorius merupakan organ yang menyediakan tempat untuk
pertukaran gas antara darah dan atmosfir, dan dalam batas-batas tertentu
meningkatkan kualitas udara yang diinspirasi dan mengatur pengalirannya. Sistem
respirasi dimulai nari nostril (lubang hidung/nares anterior), cavum nasi, faring,
laring, trakea, dan paru-paru.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju respirasi suatu organisme diantaranya
usia, berat badan, jenis kelamin, suhu, dan aktivitas. Semakin tua usia suatu
organisme maka semakin sedikit respirasi yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan oleh
penurunan regenerasi sel. Semakin berat suatu organisme maka semakin banyak
respirasi yang dibutuhkan, karena jumlah sel yang dimiliki organisme tersebut
menjadi lebih banyak (Isnaeni, 2006).
B. Kaitan Respirasi dengan Metabolisme
Respirasi sangat berkaitan dengan proses metabolisme dalam tubuh. Laju
metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai oleh tubuh per
satuan waktu (Seeley, 2002). Respirasi berperan sebagai penyedia oksigen yang
kemudian digunakan untuk proses metabolisme sehingga dihasilkan energi yang
bermanfaat untuk menjalankan sistem-sistem kehidupan (Isnaeni, 2006).
Laju metabolisme juga berkaitan erat dengan respirasi karena respirasi
merupakan proses ekstraksi energi dari molekul makanan yang bergantung pada
adanya oksigen. Laju respirasi dapat diketahui dengan mengukur banyaknya gas
karbondioksida, uap air, dan energi yang dihasilkan. Semakin besar nilai komponen-
komponen tersebut, maka semakin besar laju respirasinya (Tobin, 2005).
Metabolisme terjadi setiap saat dan berbeda antar spesies, sehingga untuk
mengetahuinya dapat dihitung laju metabolisme pada jenis tertentu. Laju
metabolisme merupakan jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai oleh tubuh
per satuan waktu (Seeley 2002).
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA