A. PENISILINUM DERIVAT
Generasi pertama : Penisilin G, diberikan per oral, dan injeksi.
Generasi kedua : sedikit kurang kuat melawan dari pada generasi pertama.
Generasi ketiga : spektrum luas,untuk mengatasi infeksi yang resisten terhadap Penisilin G
dan V.
Spektrum luas baik untuk mengobati bakteria gram positif maupun gram negatif,tetapi
tidak secara luas melawan mikroorganisme. Lebih mahal dari pada penisilin biasa
1) - Nama Dagang : UNASYN ORAL
- Nama Generik : Sulbaktam 147 mg; ampisilin 220 mg.
- Indikasi :
Infeksi saluran nafas atas dan bawah, pielonefritis, infeksi kulit pada jaringan
lunak,gonokokus.
- KontraIndikasi : Hipersensitif terhadap penisilin.
- Efek samping Obat : Diare, mual, muntah, sakit pada punggung.
- Peringatan :
Perlu dipertimbangkan jika diberikan pada wanita menyusui dan bayi baru lahir.Sama
seperti ampisilin. Sulbaktam menghambat laktamase beta,sehingga memperluas spektrum.
- Dosis :
Dewasa 2x sehari 37-750 mg, anak<30 kg:25-50 mg/kg perhari dalam 2 Dosis. Dos
terbagi,gonore:Dosis tunggal 2,25 mg dapat diberikan bersamaan dengan probenesid 1
gram.
- Cara Pemberian : oral
- Kemasan : 3x10 tablet.
B. SEFALOSPORINUM DERIVAT
Pada awal 1960 zat ini dimanfaatkan manfaatnya dalam klinis, mempunyai struktur laktam
betadan bekerja dengan menghambat enzim bakteri.
Generasi pertama;efektif melawan gram + dan -,seperti streptokokus dan kebanyakan dari
stafilokokus.Efektif melawan kebanyakan dari bakteri gram negatif,seperti E. Coli dan
spesies dari Klebsiella,Proteus,Salmonela dan Shigella.
Generasi kedua : sama efektifnya dengan generasi pertama,spektrum luas dalam melawan
gram negatif dan antibiotik ini memiliki spektrum yang lebih luas dalam melawan bakteri
gram negatif. Dan beberapa organisme aerobik.
Generasi ketiga;Sama efektif nya dengan generasi pertama dan kedua,efektif melawan
gram negatif dan kurang efektif melawan gram positif.
1) - Nama Dagang : MADLEXIN
- Nama Generik : Sefaleksina
- Indikasi :
Infeksi staphylococcus aureus, epidemidis, streptococcus hemolyticus, streptococcus,
viridans, pneumeokoki, neissiriagonorhea. E.Coli, klebsiella, pneumonia, Proteus mirabilis,
H.Influenzae.
- Kontra Indikasi : Hipersensitivitas.
- Dosis :
Dewasa dan anak diatas 30 kg;250 mg tiap 6 jam, kasus gawat 500 mg tiap 6 jam
- Peringatan : Dosis harus dikurangi untuk rusak ginjal.
- Cara Pemberian Obat : kapsul (oral)
- Efek Samping Obat :
Gangguan GI, reaksi alergi, eosinofilia, angiodema, anafilaksis, neutropenia, superinfeksi,
kolitis pseudomembran.
C. TETRASIKLINUM
Spektrum luas yang pertama melawan gram positif dan negatif. Dan organisme lainnya.
Menghambat sintesis protein bakteri. Pemberian melalui IM menimbulkan nyeri, IV untuk
infeksi yang berat. Tidak boleh diminum bersama preparat magnesium dan alumunium.
Disarankan diminum dalam lambung kosong.
D. ANTELMINTH
1) - Nama Dagang : Embracitrine
- Nama Generik : Piperazin sitrat
- Indikasi : Tergantung Dosis
- Kontra Indikasi : Hipersensitivitas, gangguan fungsi hati, ginjal epilepsi
- Dosis :
Cacing gelang sehari sekali diminum sekaligus, dewasa dan anak lebih besar >12 th 15 ml.
Sirup 7-12 thn 10ml sirup, 4-6thn 7.5ml sirup, 1-3thn 5ml sirup, 2-3thn 3,5 ml sirup
- Cara Pemberian Obat : oral
- Peringatan :
Tidak dianjurkan dipakai terus-menerus pada anak karena bahaya neurotoksik, hati-hati
pada anak dengan tendensi kejang , gangguan fungsi hati dan ginjal, wanita hamil dan
menyusui.
E. FUNGISIDIUM
F. AMUBISIDUM
1) - Nama Dagang : Fladex
- Nama Generik : Metronidazol
- Indikasi : Lihat Dosis
- Kontra Indikasi :
Hipersensitivitas, kehamilan trimester pertama, diskresi darah
- Dosis :
Trikomoniasis : Dewasa laki – laki : 2xsehari 1 tablet, lama pengobatan 10 hari. Dewasa
wanita : 3xsehari 1 tablet, lama pengobatan 10 hari. Amubiasis : Dewasa : 3x sehari 2-3
tablet, lama pengobatan 5-10 hari;anak 35-50 mg/kg bb/hari dalm 3 hari sekali, lama
pengobatan 5-10 hari. Infeksi anaerob : Dewasa 3x sehari 2 tablet, lama pengobatan 5-
7hari; anak ¼ tablet /10kg, 3x sehari, lama pengobatan 5-7 hari
- Efek Samping Obat : Mual, anorexia, muntah, diare dan sakit kepala
- Cara Pemberian : oral
- Kontra Indikasi:
Pasien dengan reaksi alergi terhadap penisilina.
- Komposisi:
Tiap sendok teh (5 ml) suspensi mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat
125 mg.
Tiap kapsul mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 250 mg.
Tiap kaptab mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 500 mg.
- Posologi:
Dosis amoksisilina disesuaikan dengan jenis dan beratnya infeksi.
Anak dengan berat badan kurang dari 20 kg: 20 - 40 mm/kg berat badan sehari, terbagi dalam 3 dosis.
Dewasa atau anak dengan berat badan lebih dari 20 kg: 250 - 500 mg sehari, sebelum makan.
Gonore yang tidak terkompilasi: amoksisilina 3 gram dengan probenesid 1 gram sebagai dosis tunggal.
- Efek Samping:
Pada pasien yang hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti urtikaria, ruam kulit, pruritus,
angioedema dan gangguan saluran cerna seperti diare, mual, muntah, glositis dan stomatitis.
- Interkasi Obat:
Probenesid memperlambat ekskresi amoksisilina.
2. Cefixime Kapsul
- Indikasi:
Cefixime diindikasikan untuk pengobatan infeksi-infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang
rentan antara lain:
Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi yang disebabkan oleh Escherichia coli dan Proteus mirabilis.
Otitis media disebabkan oleh Haemophilus influenzae (strain ?-laktamase positif) dan Streptococcus
pyogenes.
Faringitis dan tonsilitis yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes.
Bronkitis akut dan bronkitis kronik dengan eksaserbasi akut yang disebabkan oleh Streptococcus
pneumoniae dan Haemophilus influenzae (strain beta-laktamase positif dan negatif).
- Kontra Indikasi:
Penderita dengan riwayat shock atau hipersensitif akibat beberapa bahan dari sediaan ini.
- Komposisi:
Tiap kapsul CEFIXIME 50 mengandung:
Cefixime 50 mg
- Farmakologi:
Aktivitas antibakteri
Cefixime bersifat bakterisid dan berspektrum luas terhadap mikroorganisme gram positif dan gram
negatif, seperti sefalosporin oral yang lain, cefixime mempunyai aktivitas yang poten terhadap
mikroorganisme gram positif seperti streptococcus sp., Streptococcus pneumoniae, dan gram negatif
seperti Branhamella catarrhalis, Escherichia coli, Proteus sp., Haemophilus influenzae.
Mekanisme kerjanya yaitu menghambat sintesis dinding sel. Cefixime memiliki afinitas tinggi terhadap
“penicillin-binding-protein” (PBP) 1 (1a, 1b, dan 1c) dan 3, dengan tempat aktivitas yang bervariasi
tergantung jenis organismenya.
Cefixime stabil terhadap ?-laktamase yang dihasilkan oleh beberapa organisme, dan mempunyai
aktivitas yang baik terhadap organisme penghasil ?-laktamase.
- Farmakokinetika:
Konsentrasi dalam serum.
Pemberian per oral dosis tunggal 50,100 atau 200 mg (potensi) cefixime pada orang dewasa sehat dalam
keadaan puasa, kadar puncak serum dicapai setelah 4 jam pemberian yaitu masing-masing 0,69; 1,13;
dan 1,95 ?g/ml. Waktu paruh serum adalah 2,3-2,5 jam. Pemberian per oral dosis tunggal 1,5; 3,0; atau
6,0 mg (potensi)/kg cefixime pada penderita pediatrik dengan fungsi ginjal normal, kadar puncak serum
dicapai setelah 3-4 jam pemberian yaitu masing-masing 1,14; 2,01; dan 3,97 ?g/ml. Waktu paruh serum
adalah 3,2-3,7 jam.
Distribusi (penetrasi ke dalam jaringan)
Penetrasi ke dalam sputum, tonsil, jaringan maxillary sinus mucosal, otorrhea, cairan empedu dan
jaringan kandung empedu adalah baik.
Metabolisme
Tidak ditemukan adanya metabolit yang aktif sebagai antibakteri di dalam serum atau urin.
Eliminasi
Cefixime terutama diekskresikan melalui ginjal. Jumlah ekskresi urin (sampai 12 jam) setelah pemberian
oral 50,100 atau 200 mg (potensi) pada orang dewasa sehat dalam keadaan puasa kurang lebih 20-25%
dari dosis yang diberikan. Kadar puncak urin masing-masing 42,9; 62,2 dan 82,7 ?g/ml dicapai dalam 4-6
jam setelah pemberian. Jumlah ekskresi urin (sampai 12 jam) setelah pemberian oral 1,5; 3,0; atau 6,0
mg (potensi)/kgBB pada penderita pediatrik dengan fungsi ginjal yang normal kurang lebih 13-20%.
- Dosis:
Dewasa dan anak-anak dengan berat badan ?30 kg, dosis harian yang direkomendasikan adalah 50-100
mg (potensi) cefixime diberikan per oral dua kali sehari.
Dosis sebaiknya disesuaikan dengan usia penderita, berat badan dan keadaan penderita. Untuk infeksi
yang berat dosis dapat ditingkatkan sampai 200 mg (potensi) diberikan dua kali sehari.
Lavage lambung bisa dilakukan bila tidak ada antidot yang spesifik. Cefixime tidak dikeluarkan dalam
jumlah yang spesifik. Cefixime tidak dikeluarkan dalam jumlah yang signifikan dari sirkulasi dengan
hemodialisis atau dialisis peritoneal.
- Efek samping:
Shock
Perhatian yang cukup sebaiknya dilakukan karena gejala-gejala shock kadang-kadang bisa terjadi. Jika
beberapa tanda atau gejala seperti perasaan tidak enak, rasa tidak enak pada rongga mulut, stridor,
dizziness, defekasi yang tidak normal, tinnitus atau diaphoresis; maka pemakaian sediaan ini harus
dihentikan.
Hipersensitivitas
Jika tanda-tanda reaksi hipersensitivitas seperti rash, urtikaria, eritema, pruritus atau demam maka
pemakaian sediaan ini harus dihentikan dan sebaiknya dilakukan penanganan lain yang lebih tepat.
Hematologik
Granulositopenia atau eosinophilia jarang terjadi. Kadang-kadang thrombocytopenia dapat terjadi.
Pemakaian sediaan ini sebaiknya dihentikan bila ditemukan adanya kelainan-kelainan ini.
Dilaporkan bahwa terjadi anemia hemolitik pada penggunaan preparat cefixime lainnya.
Hepatik
Jarang terjadi peningkatan GOT, GPT atau alkaline phosphatase.
Renal
Pemantauan fungsi ginjal secara periodik dianjurkan karena gangguan fungsi ginjal seperti insufisiensi
ginjal kadang-kadang dapat terjadi. Bila ditemukan adanya kelainan-kelainan ini, hentikan pemakaian
obat ini dan lakukan penanganan lain yang lebih tepat.
Saluran Cerna
Kadang-kadang terjadi kolitis seperti kolitis pseudomembranosa, yang ditunjukkan dengan adanya darah
di dalam tinja. Nyeri lambung atau diare terus menerus memerlukan penanganan yang tepat, jarang
terjadi muntah, diare, nyeri lambung, rasa tidak enak dalam lambung, heartburn atau anoreksia, nausea,
rasa penuh dalam lambung atau konstipasi.
Pernafasan
Kadang-kadang terjadi pneumonia interstitial atau sindroma PIE, yang ditunjukkan dengan adanya
gejala-gejala demam, batuk, dyspnea, foto rontgen thorax yang tidak normal dan eosinophilia, ini
sebaiknya hentikan pengobatan dengan obat ini dan lakukan penanganan lain yang tepat seperti
pemberian hormon adrenokortikal.
Defisiensi vitamin
Jarang terjadi defisiensi vitamin K (seperti hipoprotrombinemia atau kecenderungan pendarahan) atau
defisiensi grup vitamin B (seperti glositis, stomatitis, anoreksia atau neuritis).
Lain-lain
Jarang terjadi sakit kepala atau dizziness.
Pada penelitian terhadap anak tikus yang diberi 1.000 mg/kgBB.hari secara oral, dilaporkan adanya
penurunan spermatogenesis.
3.Cefadroxil 500 mg
- Indikasi:
Cefadroxil diindikasikan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitif
seperti:
- Infeksi saluran pernafasan : tonsillitis, faringitis, pneumonia, otitis media.
- Infeksi kulit dan jaringan lunak.
- Infeksi saluran kemih dan kelamin.
- Infeksi lain: osteomielitis dan septisemia.
- Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap sefalosporin.
- Komposisi:
Cefadroxil 500, tiap kapsul mengandung cefadroxil monohydrate setara dengan cefadroxil 500 mg.
- Cara Kerja:
Cefadroxil adalah antibiotika semisintetik golongan sefalosforin untuk pemakaian oral.
Cefadroxil bersifat bakterisid dengan jalan menghambat sintesa dinding sel bakteri. Cefadroxil aktif
terhadap Streptococcus beta-hemolytic, Staphylococcus aureus (termasuk penghasil enzim penisilinase),
Streptococcus pneumoniae, Escherichia coli, Proteus mirabilis, Klebsiella sp, Moraxella catarrhalis.
- Dosis:
Dewasa:
Infeksi saluran kemih:
Infeksi saluran kemih bagian bawah, seperti sistitis : 1 – 2 g sehari dalam dosis tunggal atau dua dosis
terbagi, infeksi saluran kemih lainnya 2 g sehari dalam dosis terbagi.
Infeksi kulit dan jaringan lunak: 1 g sehari dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi.
Infeksi sedang sampai berat, 1 – 2 gram sehari dalam dua dosis terbagi. Untuk faringitis dan tonsilitis
yang disebabkan oleh Streptococcus beta-hemolytic : 1 g sehari dalam dosis tunggal atau dua dosis
terbagi, pengobatan diberikan minimal selama 10 hari.
Anak-anak:
Infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan jaringan lunak : 25 – 50 mg/kg BB sehari dalam dua dosis terbagi.
Faringitis, tonsilitis, impetigo : 25 – 50 mg/kg BB dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi. Untuk
infeksi yang disebabkan Streptococcus beta-hemolytic, pengobatan diberikan minimal selama 10 hari.
- Efek Samping:
Gangguan saluran pencernaan, seperti mual, muntah, diare, dan gejala kolitis pseudomembran.
Reaksi hipersensitif, seperti ruam kulit, gatal-gatal dan reaksi anafilaksis.
Efek samping lain seperti vaginitis, neutropenia dan peningkatan transaminase.
- Interaksi Obat:
Obat-obat yang bersifat nefrotoksik dapat meningkatkan toksisitas sefalosporin terhadap ginjal.
Probenesid menghambat sekresi sefalosporin sehingga memperpanjang dan meningkatkan konsentrasi
obat dalam tubuh.
Alkohol dapat mengakibatkan Disulfiram-like reactions, jika diberikan 48 – 72 jam setelah pemberian
sefalosporin.
- Cara Penyimpanan:
Simpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu kamar (15 - 30ºC).
- Kontra Indikasi:
- Penderita yang hipersensitif terhadap kloramfenikol
- Penderita gangguan fungsi hati yang berat
- Penderita gangguan fungsi ginjal yang berat
- Komposisi:
Tiap kapsul mengandung:
Kloramfenikol................................................250 mg
Tiap 5 ml suspensi mengandung:
Kloramfenikol Palmitat yang setara dengan Kloramfenikol..............125 mg
Etanol..................................................................0.78% v/v
- Farmakologi:
Kloramfenikol merupakan antimikroba berspektrum luas yang efektif terhadap bakteri gram positif dan
bakteri gram negatif. Mekanisme kerjanya adalah menghambat sintesa protein sel mikroba.
- Efek Samping:
- Diskrasia darah terutama anemia aplastik yang dapat menjadi serius dan fatal.
- Gangguan gastrointestinal misalnya: mual, muntah, diare.
- Reaksi hipersensitif, misalnya: anafilaktik dan urtikaria.
- Sindroma Grey pada bayi baru lahir, terutama bayi prematur.
- Interaksi Obat:
Kloramfenikol menghambat biotransformasi senyawa lain yang dimetabolisme oleh enzim mikrosoma
hati seperti dikumarol, fenitoin, tolbutamida dan turunan sulfonylurea lainnya.
5. Clindamycin Capsul
- Indikasi:
Efektif untuk pengobatan infeksi serius yang disebabkanoleh bakteri anaerob, streptokokus,
pneumokokus dan stafilokokus, seperti :
Infeksi saluran pernafasan yang serius.
Infeksi tulang dan jaringan lunak yang serius.
Septikemia.
Abses intra-abdominal.
Infeksi pada panggul wanita dan saluran kelamin.
- Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap klindamisin dan linkomisin.
- Komposisi :
Tiap kapsul mengandung 169,5 mg klindamisin hidroklorida setara dengan150 mg klindamissin.
Tiap kapsul mengandung 339 mg klindamisin hidroklorida setara dengan 300 mg klindamisin.
- Dosis
Dewasa : Infeksi serius 150-300 mg tiap 6 jam
Infeksi yang lebih berat 300-450 mg tiap 6 jam
Anak-anak : Infeksi serius 8-16 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 3-4
Infeksi yang lebih berat 16-20 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 3-4
Untuk menghindari kemungkinan timbulnya iritasi esofageal, maka obat harus ditelan dengan segelas air
penuh.
Pada infeksi streptokokus beta hemolitik,pengobatan harus dilanjutkan paling sedikit 10 hari.
Antibiotik adalah salah satu jenis obat yang biasanya diresepkan oleh dokter untuk mengobati
berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri maupun mikroorganisme lainnya.
Namun yang perlu diingat adalah, antibiotik hanya mengobati jenis-jenis penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, namun tidak dapat digunakan ada penderita yang memiliki riwayat
penyakit yang disebabkan oleh virus maupun jamur.
Beberapa jenis penyakit yang mungkin tidak memerlukan / disembuhkan oleh antibiotik antara
lain :
Pilek,
penyakit kulit seperti panu, kudis, kurap,
sakit tenggorokan,
bronkhitis,
sakit gondok, dan
berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus dan jamur.
Antibiotik pertama kali ditemukan dari kultur jamur oleh seorang ilmuwan asal skotlandia pada
tahun 1929 bernama Alexander fleming. Antibiotik ini dinamakan penisilin.
Dizaman sekarang ini sudah terdapat lebih dari 100 jenis antibiotik yang sudah diciptakan oleh
manusia. Tujuannya adalah agar dapat membantu menyembuhkan berbagai macam jenis infeksi
mulai dari stadium rendah hingga stadium yang parah sekalipun.
Penisilin (Penicillins)
Penisilin G,
penisilin V,
ampisilin,
tikarsilin,
kloksasilin,
oksasilin,
amoksisilin,
dan nafsilin.
Manfaat antibiotik ini digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi yang terjadi didaerah
gigi, telinga, kulit, mata, dan berbagai organ tubuh lainnya.
Adapun efek samping yang sering ditimbulkan oleh penicilin antara lain :
Diare
Urtikaria
Nausea
Superinfeksi dri Candidiasis
Selain itu bebrapa efek samping yang mungkin jarang ditemukan oleh pengguna antibiotik ini
adalah
Demam
Mual
Muntah
Dermatitis
Angiodema
Kolitis pseudomembarnosus.
Bagi seseorang yang alergi terhadap antibiotik ini bisa mengalami anafilaksis (kenaikan
kerentanan suatu organisme thd injeksi protein susulan).
Sefalosporin (Cephalosporins)
Sefalosporin digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi berat atau infeksi yang tidak
dapat disembuhkan oleh antimikroba yang lain seperti meningitis, gonorhea, dan beberapa jenis
infeksi lainnya.
1. Cefadroxil dan Cefalexin, digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh
bakteri yang biasa terjadi pada kulit, tenggorokan, dan infeksi kandung kemih.
2. Cefazolin, digunakan untuk mengobati infeksi karena bakteri pada kandung kemih,
kandung empedu, organ pernafasan, saluran kencing, infeksi pada bekas operasi, serta
infeksi pada kulit.
3. Cephalotin, digunakan untuk mengobati infeksi karena bakteri pada kulit, jaringan lunak,
saluran pernafasan, genito urinaria, infeksi pasca operasi, otitis, septikemia.
4. Cefaktor dan cefixim, digunakan untuk menghilangkan bakteri pada jenis penyakit
pneunomia, serta berbagai jenis infeksi yang terjadi di telinga, paru-paru, tenggorokan,
saluran kemih, dan kulit.
5. Cefamandol, Ceftizoxim dan Ceftriaxon, digunakan untuk mengobati infeksi karena
bakteri pada paru-paru, kulit, tulang, sendi, perut, darah, dan saluran kencing.
6. Cefmetazol, merupakan jenis sefalosforin yang lebih aktif terhadap gram positif, proteus,
serritia, gram negatif, dan beberapa bakteri E coli.
7. Cefoperazon dan Ceftazidim, digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri pada
paru-paru, kulit, sendi, darah, rahim, dan saluran kemih.
8. Ceprozil, digunakan untuk pengobatan otitis, jaringan lunak, dan saluran pernafasan.
9. Cefuroxim, Untuk pengobatan bronkhitis, gonore, infeksi limfa, infeksi organ telinga,
tenggorokan, sinus, saluran kemih, dan kulit.
10. Cefotaxim, digunakan untuk pengobatan gonore, infeksi ginjal, infeksi saluran kemih,
infeksi saluran pernafasan, meningitis, infeksi pasca operasi, infeksi kulit, dan jaringan
lunak.
11. Cefotiam, jenis sefalosforin ini sangat aktif terhadap gram positif maupun negatif.
12. Cefpodoxim, untuk pengobatan berbagai macam infeksi seperti pneunomia, bronkhitis,
gonore, infeksi telinga, kulit, tenggorokan, dan saluran kemih.
13. Cefepim, digunakan untuk pengobatan infeksi kulit, saluran kemih, dan pneunomia.
14. Cefpirom, digunakan untuk pengobatan infeksi pada darah, paru, saluran nafas, saluran
kemih.
Berbeda dengan obat tramadol, adapun efek samping dari penggunaan sefalosforin antara lain :
Ruam
Diare
Kram perut
Demam
Aminoglikosida
Efek samping yang bisa ditemukan oleh penggunaan jenis antibiotik ini antara lain :
Makrolida
Aktivitas dari mikrolida disebabkan karena adanya cincin mikrolida dan cincin lakton besar yang
berikatan dengan satu atau lebih gula deoksi. Cincin lakton sendiri biasa tersusun dari 14, 15,
hingga 16 atom.
Antibiotika ini biasanya digunakan untuk pengobatan jenis infeksi yang disebabkan bakteri
seperti infeksi saluran pernafasan, infeksi lambung, dan lainnya.
sponsored links
Sulfonamid
Sifat dari antibiotik ini adalah amfoter, artinya dapat membentuk garam baik dengan zat asam
maupun basa. Penggunaannya diantaranya adalah untuk mengobati penyakit ginjal, insufiensi
jantung, porfira akut, kerusakan parenkim hati, devisiensi bawaan dari glukosa, hipersensivitas,
perubahan komponen darah.
Jenis Sulfonamid
1. Cotrimoxazole
2. Abatrim
3. Bactoprim
Ruam
Gagal ginjal
Gangguan darah seperti depresi sumsum tulang dan agranulositosis
Anemia hemolitis
Reaksi alegi seperti urticaria
Gangguan pencernakan seperti mual dan diare
Antibiotik ini sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil dan menyusui, serta pada bayi
dibawah usia 6 bulan.
Fluoroquinolones
1. Ciprofloxacin
2. Gemifloxacin
3. Levofloxacin
4. Moxifloxacin
5. Norfloxacin
6. Ofloxacin
Tetrasiklin
Cara kerja antibiotik ini adalah menghalangi masuknya komplek tRNA asam amino pada tempat
asam amino, sehingga bakteri tidak dapat berkembang biak.
Antibiotik ini digunakan untuk pengobatan infeksi yang terjadi pada teling bagian tengah,
saluran pernafasan, dan saluran kemih.
1. Tetrasikin, digunakan untuk pengobatan acne vulgaris dan rosacea, infeksi saluran
pernafasan, sinus, telinga bagian tengah, saluran kemih, usus dua belas jari, dan gonore.
Biasanya berbentuk tablet dan buffer.
2. Doksisiklin, digunakan untuk pencegahan infeksi antraks, malaria, serta infeksi kaki
gajah. tersedia dalam bentuk tablet dan kapsul
3. Oksitetrasiklin, digunakan untuk pengobatan infeksi ricketsia klamidia, saluran
pernafasan, saluran pencernakan, kulit, jaringan lunak, dan infeksi sexual. Biasanya
tersedia dalam bentuk kapsul
4. Minosiklin, digunakan untuk pengobatan pneumonia, infeksi pada saluran pernafasan,
jerawat, infeksi kulit, meningitis, infeksi kelamin, dan saluran kemih. Tersedia dalam
bentuk kapsul.
Efek samping :
Gangguan perut
Sensitif terhadap cahaya
Gangguan hati
Polipeptida
1. Bacitracin
2. Polimiksin B
3. Colistin
Efek samping :
Saat antibiotik ini disuntikkan kedalam kulit, dapat mengakibatkan kerusakan ginjal dan
saraf.
Para dokter biasanya memberikan antibiotik berdasarkan pada jenis infeksi yang diderita pasien,
serta memperhitungkan tingkat sensivitas pasien pada antibiotik yang akan diberikan. Hal itu
tentu saja dimaksudkan untuk menghindari efek samping yang mungkin terjadi nantinya.
ANTIBIOTIK
1. Amoxicillin
Amoxan
Amoxil
Amoxillin
Dexymox forte
Opimox
Robamox
2. Ampicillin
Sanpicillin
3. Co Amoxiclav (Amoxicillin + Asam klavulanat)
Augmentin
Clabat
Claneksi
Clavamox
Lansiclav
4. Azithromycin
Zistic
Zythromax
5. Acyclovir
Zovirax
6. Cefalexin
Pralexin forte
Tepaxin
7. Cefadroxil
Cefat
Kelfex
Opicef
Vocefa
8. Cefixime
Cefspan
Sporetik
Starcef
9. Cephradine
Velocef
10. Ciprofloxacin
Baquinor
Ciproxin
Scanax
Tequinol
Wiaflox
11. Clindamycin
Albiotin
Dalacin
Prolic
12. Cotrimoxazol (Sulfametoksazol + TMP)
Bactrim
Sanprima
Septrim
Wiatrin
13. Doxiciclin
Interdoxin
Siklidon
Vibramycin
14. Erythromycin
Erysanbe
15. Kloramfenikol
Cholsancetin
Kalmicetine
Kloramex
16. Levofloxacin
Cravit
Levocin
Tevox
17. Lincomycin
Lincosin
Biolinkom
18. Ofloxacin
Akilen
Tarivid
19. Spiramycin
Osmycin
Spirasin
Spiradon
Rovadin
Rovamycin
20. Rifampisin
Rifamtibi
Rimactane
21. Roxithromycin
Uplores
22. Tetrasiklin
Supertetra
Tetrin
23. Thiamphenikol
Biothicol
Thiamycin
Urfamycin