Anda di halaman 1dari 2

hukum positif adalah: "kumpulan asas dan kaidah hukum tertulis dan tidak tertulis yang pada saat

ini
sedang berlaku dan mengikat secara umum atau khusus dan ditegakkan oleh atau melalui pemerintah
atau pengadilan dalam negara Indonesia." Hukum positif juga diartikan sebagai aturan hukum yang
sedang berlaku atau sedang berjalan, tidak termasuk aturan hukum di masa lalu .

unsur-unsur dari hukum positif, yaitu:


a. Hukum Positif "mengikat secara umum atau khusus."
Mengikat secara umum adalah aturan hukurn yang berlaku umum yaitu peraturan perundang-undangan
(UUD, UU, PP, Peraturan Daerah), hukurn adat, hukum yurisprudensi, dan hukum agama yang dijadikan
atau diakui sebagai hukum positif seperti hukurn perkawinan agama (UU No. l Tahun 1974). Mengikat
secara khusus, adalah hukurn yang mengikat subyek tertentu atau obyek tertentu saja yaitu yang secara
keilmuan (Ilmu Hukum Administrasi Negara) dinamakan beschikkivg.

b. Hukum positif "ditegakkan oleh atau melalui pemerintah atau pengadilan."


Manusia hidup dan diatur, serta tunduk pada berbagai aturan. Selain aturan umum atau khusus yang
telah disebutkan diatas, manusia juga diatur dan tunduk pada aturan adat-istiadat (hukum kebiasaan),
hukum agama (sepanjang belum menjadi hukum positif), hukum moral. Hukum positif ditegakkan atau
dipertahankan oleh atau melalui pemerintah atau pengadilan. Ciri ini menimbulkan paham bahwa
hukum positif adalah aturan hukum yang mempunyai sifat memaksa.

c. Hukum positif "berlaku dan ditegakkan di Indonesia."

Unsur ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa, hukum positif adalah suatu aturan hukum yang
bersifat nasional, bahkan mungkin lokal. Hukum positif lokal dapat dibedakan antara hukum positif yang
lahir atau dibuat dan berlaku dalam lingkungan pemerintahan otonomi berupa Peraturan Daerah, atau
keputusan-keputusan lainnya. Hukum positif lokal ini termasuk juga peraturan hukum yang dibuat pada
tingkat nasional tetapi hanya berlaku untuk daerah atau wilayah tertentu. Undang-undang tentang
pembentukan daerah otonom seperti Nanggroe Aceh Darussalam (UU No. 18 Tahun 2001) adalah
aturan hukum yang dibuat oleh Pusat tetapi hanya berlaku untuk daerah atau wilayah Aceh.

Hukum positif dapat dikelompokkan kedalam hukum positif tertulis dan hukum positif tidak tertulis.

1. Hukum Positif Tertulis, dapat dibedakan antara hukum positif tertulis yang berlaku umum dan hukum
positif tertulis yang berlaku khusus. Hukum positif tertulis yang berlaku umum, terdiri dari:

(a) Peraturan perundang-undangan

(b) Peraturan kebijakan (beleidsregels, pseudowetgeuing, policy rides)

Hukum positif tertulis yang berlaku khusus.

Hukum positif tertulis yang berlaku khusus dapat dibedakan antara yang ditetapkan administrasi negara
dan yang ditetapkan badan kenegaraan bukan administrasi negara. Disebut berlaku khusus karena
hanya berlaku untuk subyek atau subyek-subyek tertentu dan atau obyek atau obyek-objek tertentu
yang bersifat konkrit.
berbagai hukum positif tertulis yang berlaku khusus, adalah:
(1). Ketetapan atau keputusan administrasi negara yang bersifat konkrit.

(2). Ketetapan atau keputusan suatu lembaga negara yang berwenang mengangkat atau
memberhentikan pejabat lembaga negara lainnya. Misalnya Ketetapan MPR yang mengangkat dan
memberhentikan Presiden calon Wakil Presiden.

2. Hukum Positif Tidak Tertulis, yang dapat dibedakan atau terdiri dari Hukum Adat, Hukum Keagamaan,
Hukum Yurisprudensi, Hukum Kebiasaan.
2.1. Hukum Adat, yaitu hukum asli bangsa Indonesia yang hidup dan berlaku secara turun temurun atau
diakui atau dinyatakan sebagai hukum yang berlaku berdasarkan peraturan perundang-undangan dan
atau putusan hakim.

2.2 Hukum Keagamaan


Hukum keagamaan sebagai hukum positif, adalah hukum dari agama yang diakui menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku atau berdasarkan suatu kebijakan Pemerintah yang mengakui semua
sistem keyakinan atau sistem kepercayaan yang oleh pengikutnya dipandang sebagai agama.

2.3 Hukum Yurisprudensi; adalah hukum positif yang berlaku secara umum yang lahir atau berasal dari
putusan hakim. Disinilah letak perbedaaan sifat hukum antara putusan hakim dengan yurisprudensi.
Putusan hakim adalah hukum yang bersifat konkrit dan khusus berlaku pada subyek yang terkena atau
terkait langsung dengan bunyi putusan.

3.4 Hukum Kebiasaan, yaitu hukum yang tumbuh dan dijalankan dalam praktek penyelenggaraan negara
atau pemerintahan, dan hukum yang tumbuh dan dijalankan dalam praktek komunitas perniagaan, dan
lain-lain. Hukum-hukum ini sebenarnya merupakan (hukum) adat istiadat. Secara singkat dapat disebut
hukum adat. Tapi disini sengaja tidak dimasukkan kedalam kelompok Hukum Adat (huruf besar), karena
selama ini telah diterima pengertian bahwa Hukum Adat adalah hukum asli yang tumbuh, berkembang,
dan hidup dalam lingkungan masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai