ini
sedang berlaku dan mengikat secara umum atau khusus dan ditegakkan oleh atau melalui pemerintah
atau pengadilan dalam negara Indonesia." Hukum positif juga diartikan sebagai aturan hukum yang
sedang berlaku atau sedang berjalan, tidak termasuk aturan hukum di masa lalu .
Unsur ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa, hukum positif adalah suatu aturan hukum yang
bersifat nasional, bahkan mungkin lokal. Hukum positif lokal dapat dibedakan antara hukum positif yang
lahir atau dibuat dan berlaku dalam lingkungan pemerintahan otonomi berupa Peraturan Daerah, atau
keputusan-keputusan lainnya. Hukum positif lokal ini termasuk juga peraturan hukum yang dibuat pada
tingkat nasional tetapi hanya berlaku untuk daerah atau wilayah tertentu. Undang-undang tentang
pembentukan daerah otonom seperti Nanggroe Aceh Darussalam (UU No. 18 Tahun 2001) adalah
aturan hukum yang dibuat oleh Pusat tetapi hanya berlaku untuk daerah atau wilayah Aceh.
Hukum positif dapat dikelompokkan kedalam hukum positif tertulis dan hukum positif tidak tertulis.
1. Hukum Positif Tertulis, dapat dibedakan antara hukum positif tertulis yang berlaku umum dan hukum
positif tertulis yang berlaku khusus. Hukum positif tertulis yang berlaku umum, terdiri dari:
Hukum positif tertulis yang berlaku khusus dapat dibedakan antara yang ditetapkan administrasi negara
dan yang ditetapkan badan kenegaraan bukan administrasi negara. Disebut berlaku khusus karena
hanya berlaku untuk subyek atau subyek-subyek tertentu dan atau obyek atau obyek-objek tertentu
yang bersifat konkrit.
berbagai hukum positif tertulis yang berlaku khusus, adalah:
(1). Ketetapan atau keputusan administrasi negara yang bersifat konkrit.
(2). Ketetapan atau keputusan suatu lembaga negara yang berwenang mengangkat atau
memberhentikan pejabat lembaga negara lainnya. Misalnya Ketetapan MPR yang mengangkat dan
memberhentikan Presiden calon Wakil Presiden.
2. Hukum Positif Tidak Tertulis, yang dapat dibedakan atau terdiri dari Hukum Adat, Hukum Keagamaan,
Hukum Yurisprudensi, Hukum Kebiasaan.
2.1. Hukum Adat, yaitu hukum asli bangsa Indonesia yang hidup dan berlaku secara turun temurun atau
diakui atau dinyatakan sebagai hukum yang berlaku berdasarkan peraturan perundang-undangan dan
atau putusan hakim.
2.3 Hukum Yurisprudensi; adalah hukum positif yang berlaku secara umum yang lahir atau berasal dari
putusan hakim. Disinilah letak perbedaaan sifat hukum antara putusan hakim dengan yurisprudensi.
Putusan hakim adalah hukum yang bersifat konkrit dan khusus berlaku pada subyek yang terkena atau
terkait langsung dengan bunyi putusan.
3.4 Hukum Kebiasaan, yaitu hukum yang tumbuh dan dijalankan dalam praktek penyelenggaraan negara
atau pemerintahan, dan hukum yang tumbuh dan dijalankan dalam praktek komunitas perniagaan, dan
lain-lain. Hukum-hukum ini sebenarnya merupakan (hukum) adat istiadat. Secara singkat dapat disebut
hukum adat. Tapi disini sengaja tidak dimasukkan kedalam kelompok Hukum Adat (huruf besar), karena
selama ini telah diterima pengertian bahwa Hukum Adat adalah hukum asli yang tumbuh, berkembang,
dan hidup dalam lingkungan masyarakat Indonesia.