Anda di halaman 1dari 3

Dasar teori

a. Multimeter
Multimeter adalah alat ukur elektronika yang digunakan untuk mengukur
tegangan AC, mengukur tegangan DC, mengukur arus DC, mengukur tahanan (ohm),
mengukur nilai kapasintasi kapasitor, dan memeriksa keadaan suatu komponen masih
baik atau tidak yang akan digunakan pada trouble shooting suatu peralatan elektronik
(Sri Wahyuni, 2008 : 65).
Multimeter merupakan alat ukur yang paling banyak digunakan oleh para
praktisi dan orang yang bekerja dengan rangkaian listrik, serta elektronika. Multimeter
dapat digunakan untuk mengukur besaran listrik seperti hambatan, arus dan tegangan.
Karena dirancang untuk mengukur tiga besaran tersebut, maka multimeter sering
disebut AVO meter ( Amper Volt Ohm). Model multimeter yang banyak digunakan ada
dua, yaitu model analog dan model digital. Model analog menggunakan jarum
penunjuk, sedangkan model digital langsung menujukkan angka hasil pengukuran
(Mikrajuddin, 2006 : 138).
b. Neraca O’hauss
Neraca o’hauss adalah neraca yang diperkenalkan oleh Gustav O’hauss yang
merupakan seorang ilmuwan asal New Jersey, Amerika Serikat. Neraca ini berguna
untuk mengukur massa benda atau logam. Kapasitas beban yang ditimbang dengan
menggunakan neraca ini adalah 311 gram dengan batas ketelitian 0,1 gram. Prinsip
kerja neraca ini adalah dengan membandingkan antara massa bahan yang ditimbang
dengan anak timbangan yang terukur (Taiyeb, 2006 : 37).
Neraca o’hauss memiliki spesifikasi lagi seperti neraca o’hauss dua lengan dan
neraca o’hauss tiga lengan. Pada neraca o’hauss dua lengan terdapat dua lengan yang
memiliki piringan neraca, pada lengan satu untuk meletakkan bahan yang akan
ditimbang dan lengan lainnya untuk wadah anak timbangan. Sedangkan neraca o’hauss
tiga lengan adalah neraca yang hanya memiliki satu cawan sebagai tempat bahan dan 3
lengan sebagai penunjuk skala (Taiyeb, 2006 : 37).
Pembahasan

a. Multimeter
Multimeter merupakan alat elektronika yang dapat mengukur arus, hambatan,
dan arus. Hal ini sesuai teori menurut Mikrajuddin (2006 : 138) bahwa multimeter
merupakan alat ukur yang paling banyak digunakan oleh para teknisi listrik dan
elektronika. Multimeter ini dapat digunakan untuk mengukur besaran listrik seperti
hambatan, arus dan tegangan dan multimeter sering disebut AVO meter ( Amper Volt
Ohm).
Cara penggunaan multimeter untuk setiap pengukuran berbeda-beda. Dari
percobaan yang dilakukan praktikan cara untuk mengukur hambatan menggunakan
multimeter yaitu pertama perlu mengatur skala pada ohm, kemudian memilih skala
sesuai peperkiraan, selanjutnya menghubungkan probe ke resistor, lalu membaca
hasilnya pada display. Cara untuk mengukur arus listrik menggunakan multimeter yaitu
mengatur skala sesuai DCA, kemudian memilih skala sesuai perkiraan, lalu
mehubungkan probe ke resistor merah (output) dan hitam (input), dan membaca
hasilnya pada display. Cara untuk mengukur tegangan menggunakan multimeter yaitu
mengatur ke skala AC/DC, kemudian memilih sesuai perkiraan tegangan, lalu
menghubungkan probe ke terminal tegangan, dan membaca hasilnya display.
Pengkalibrasian multimeter dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut yaitu
pertama menghidupkan multimeter, kemudian memutar saklar multimeter pada posisi
ohm meter x 1, selanjtnya memasang probe merah ke lubang multimeter yang
berlambang (+) dan probe hitam ke lubang multimeter yang berlambang (-), lalu ke dua
ujung probe ditempelkan menjadi satu , dan praktikan dapat melihat pergerakan jarum
multimeter yang akan bergerak menuju angka 0, namun jika jarum berada diposisi
angka 0 kita bisa memutar knop yang disebut ohm adjustmen hingga jarum berada tepat
pada angka 0.
Multimeter memiliki besar ketelitian hambatan 0,2 Ω dan jangkauannya 2000
Ω, ketelitian tegangan sebesar 0,2 V dan jangkauannya 10 V, dan ketelitian muatan
sebesar 0,01 F dan jangkauannya 10 F. Dari data ketelitian, praktikan dapat mengetahui
besar kesalahan pengukuran dengan menghitung nilai skala terkecil (nst) dibagi dua.
Pada multimeter kesalahan pengukuran hambatan sebesar 0,1 Ω, tegangan 0,1 V, dan
pada muatan 0,005 F.
Alat-alat pengukuran juga memerlukan perawatan agar alat awet dan tidak cepat
rusak. Cara perawatan multimeter yaitu dengan tidak menempatkan multimeter di
dalam medan magnetic yang kuat, jika mengukur besaran listrik yang tidak diketahui,
mulailah dengan jangkauan terbesar, dan jangan menempatkan ditengah terik matahari.

b. Neraca O’hauss
Neraca o’hauss merupakan alat yang digunakan untuk mengukur massa suatu
benda. Neraca o’hauss yang diamati oleh praktikan adalah neraca o’hauss tiga lengan.
Cara untuk menggunakan neraca o’hauss yaitu pertama perlu melakukan kalibrasi
dengan memutar tombol kalibrasi sampai garis kesetimbangan menuju ke arah nol.
Kemudian memposisikan skala neraca pada posisi no; dengan menggeser pemberat
pada lengan depan, tengah, dan belakang menuju sisi kiri. Selanjutnya memeriksa
neraca agar berada pada posisi seimbang. Lalu meletakkan benda yang akan diukur
messanya ketempat yang tersedian. Selanjutnya yaitu menggeser ketiga pemberat
diurutkan dari pemberat yang paling besar ke yang terkecil yaitu memulai dari skala
yang menunjukkan ratusan, puluhan, satuan sampai seimbang.
Besar ketelitian yang diamati praktikan yaitu 0,1 gram, jangkauannya 200 gram,
dan kesalahan praktikumnya 0,05 gram yang didapat dari nilai skala terkecil dibagi dua.
Menurut Taiyeb (2006 : 37) Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan
neraca ini adalah 311 gram dengan batas ketelitian 0,1 gram.
Prosedur yang dapat dilakukan untuk merawat neraca o’hauss diantaranya yaitu
dengan rajin membersihkan neraca o’hauss dan membersihkan piring neraca setelah
digunakan, serta menyeimbangkan dan mengkalibrasi neraca o’hauss.

DAFTAR PUSTAKA
Mikrajuddin. 2006. Fisika Dasar 1. Bandung : ITB.
Sri Wahyuni. 2008. Alat ukur dan tingkat pengukuran Jilid 1 . Jakarta : Erlangga.
Taiyeb. 2006. Pengenalan Alat Laboratorium. Makassar: FMIPA Universitas Negeri
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai