Anda di halaman 1dari 3

Jika Anda jarang mendengar tentang kondisi ini mungkin karena tinea fasialis

memang sering terdiagnosis sebagai kondisi lain yang lebih umum didengar,
seperti dermatitis atopik. Pada kenyataannya, tinea fasialis cukup banyak
ditemui di daerah tropis seluruh dunia dan lebih sering menginfeksi wanita
dibanding pria.

Tinea fasialis atau tinea faciei adalah salah satu jenis infeksi jamur dermatofit (tinea)
yang bergantung pada inang (hewan dan manusia) yang ditinggalinya untuk
bertahan hidup. Perlu diketahui, spora jamur dermatofit bisa hidup di kulit manusia
selama lebih dari satu tahun. Jamur ini bisa berpindah-pindah dari satu inang ke
inang lainnya sebagai metode pertahanan hidupnya, walau ia juga bisa tinggal di
tanah. Tinea fasialis berarti infeksi jamur dermatofit yang terjadi pada wajah
manusia, terutama wanita, dan bisa menyerang pada usia berapa pun. Tinea fasialis
ini mengenai daerah tidak berambut pada wajah seperti pipi, dahi, sekitar hidung
dan mata. Infeksi pada daerah berambut di wajah seperti jenggot, kumis, dan
brewok, dikenal dengan istilah lain yaitu tinea barbae.

Pada anak-anak, infeksi tinea adalah hal yang umum terjadi, tapi kondisi ini jarang
terjadi pada bayi. Menurut penelitian, kasus tinea fasialis pada bayi muncul ketika
orang tuanya sama-sama terinfeksi jamur tinea. Berbeda dengan orang dewasa,
infeksi jamur tinea fasialis ini bisa mengenai bagian wajah maupun pada anak.

Infeksi tinea fasialis bisa disebabkan oleh beberapa jenis jamur,


termasuk Trichophyton rubrum, yaitu jamur yang hidup pada tubuh
manusia, Microsporum canis dari kucing dan anjing, serta T. verrucosum dari hewan
ternak. Tinea fasialis yang disebabkan oleh jamur dengan inang manusia biasanya
berasal dari infeksi jamur yang terjadi pada kaki (tinea pedis) atau kuku (tinea
unguium).

Jamur penyebab penyakit tinea ini hidup subur di daerah yang lembap dan basah
seperti di dekat kolam renang atau kamar mandi. Iklim hangat dan lembap seperti di
negara tropis termasuk Indonesia juga merupakan daerah yang ideal bagi jamur
untuk tumbuh. Faktor risiko utama terkena penyakit ini adalah melalui kontak fisik
langsung dengan jamur yang hidup di kulit penderita tinea. Jamur ini juga dapat
menular melalui pemakaian peralatan pribadi secara bersamaan, seperti handuk
atau lap yang terkontaminasi jamur.

Penampakan Tinea Fasialis dan Cara Menanganinya

Infeksi tinea fasialis ditandai dengan terbentuknya sebidang bercak yang berbentuk
bulat/oval dan berwarna kemerahan (belang) di kulit wajah, dengan permukaan kulit
yang bersisik atau bersih di bagian tengahnya. Bercak ini sering disertai rasa gatal
sehingga mungkin akan terlihat bekas garukan atau luka gores pada daerah di
sekitar bercak. Paparan sinar matahari bisa memperparah kondisi ini. Bercak dan
gejala klinis tinea fasialis ini seringkali menyerupai gejala penyakit kulit lain,
seperti psoriasis, dermatitis seboroik, eksim atopik, dermatitis perioral, dan rosacea.
Tampakan bercak pada tinea fasialis akan menjadi lebih sulit dipastikan pada
penggunaan obat kortikosteroid salep atau oral. Pemakaian obat jenis ini dapat
menyebabkan tinea incognito, yaitu infeksi jamur yang semakin berat akibat
pemakaian obat antiradang kortikosteroid. Tinea fasialis juga bisa terlihat seperti
bernanah, dan kondisi ini disebut kerion. Oleh karena itu, jika Anda mengalami
keluhan bercak pada kulit yang tidak diketahui sebabnya, Anda disarankan segera
berkonsultasi dengan dokter.

Tinea fasialis bisa muncul mendadak dan menyebar dengan cepat, atau sebaliknya
sangat lambat dengan peradangan ringan pada ruam. Dokter kulit akan memastikan
diagnosis kondisi ini melalui pemeriksaan di bawah mikroskop terhadap jaringan kulit
yang terkelupas.

Infeksi ini ditangani dengan pemberian salep dan obat antijamur, seperti
salep ketoconazole, miconazole, dan clotrimazole atau tablet antijamur terbinafine
dan itraconazole. Penderita tinea fasialis biasanya akan membaik dalam kurun
waktu empat hingga enam minggu. Penggunaan salep antijamur akan diganti
dengan obat antijamur oral jika pengobatan sebelumnya tidak menghasilkan
perubahan yang diharapkan. Pengobatan jamur pada wajah memang memerlukan
waktu beberapa minggu untuk membasmi jamur sampai tuntas. Tetapi pada infeksi
jamur yang bernanah, seperti pada kerion, biasanya dokter akan memberikan obat
antijamur oral hingga 6–8 minggu, karena infeksi jamur yang menimbulkan nanah
atau abses tersebut merupakan kondisi infeksi jamur berat. Jika terdapat infeksi
campuran dengan bakteri, dokter juga akan memberikan antibiotik oral untuk
membasmi kuman.
Sementara penderita bayi biasanya diberikan krim amorolfine selama dua minggu.
Jika ibu dari bayi juga terinfeksi jamur, maka pemberian ASI harus dihentikan
selama ibu mendapatkan pengobatan untuk menangani infeksi jamur yang dialami.

Untuk mencegah penyebaran infeksi, Anda perlu menghentikan kebiasaan berbagi


pemakaian peralatan pribadi seperti pakaian, sisir, alat cukur, handuk atau lap.
Gunakan alas kaki ketika berada di lingkungan yang lembap seperti di sekitar kolam
renang atau di tempat sauna. Hindari kontak dengan binatang yang terkena infeksi
jamur.

Anda mungkin juga menyukai