PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tinea versicolor adalah infeksi jamur superfisial pada lapisan tanduk kulit yang
disebabkan oleh Malassezia furfur atau Pityrosporum orbiculare. Infeksi jamur kulit
cukup banyak ditemukan di Indonesia, yang merupakan negara tropis beriklim panas
dan lembab, apalagi bila higiene juga kurang sempurna. Tinea versicolor terjadi karena
keadaan yang mempengaruhi keseimbangan antara hospes dengan jamur tersebut,
diduga adanya faktor lingkungan diantaranya kelembaban kulit Prevalensi Tinea
versicolor lebih tinggi pada masa pubertas yaitu kelompok usia 10-19 tahun(Wardana,
2017)
1
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Panu
2. Etiologi Panu
3. Patofisiologi Panu
4. Epidemiologi Panu
5. Gambaran Klinis Panu
6. Pencegahan Panu
7. Pengobatan Panu
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengerian panu
B. Etiologi Panu
Panu disebabkan oleh Malassezia, jamur lipofilik dimorfik, juga dikenal sebagai
Pityrosporum. Ini adalah komponen flora kulit normal. Hingga saat ini, 14 spesies
Malassezia telah diidentifikasi. Spesies utama dalam pityriasis versicolor adalah
Malassezia furfur, Malassezia globosa, Malassezia sympodialis. (Karray & Mickinney,
2018)
C. Patofisiologi Panu
Malassezia adalah komensal kulit yang sehat, dan paling umum di daerah
berminyak seperti wajah, kulit kepala, dan punggung. Namun, Malassezia dapat
menyebabkan pityriasis versicolor ketika dikonversi ke bentuk filamen yang patogen.
Faktor-faktor yang menyebabkan konversi patogen ini meliputi kecenderungan genetik,
kondisi lingkungan seperti panas dan kelembaban, defisiensi imun, kehamilan, kulit
berminyak, dan penggunaan lotion dan krim berminyak. (Karray & Mickinney, 2018)
D. Epidemiologi Panu
Pityriasis versikolor telah dilaporkan di seluruh dunia, tetapi lebih sering terjadi
pada kondisi hangat dan lembab. Prevalensinya setinggi 50% di negara tropis dan
serendah 1,1% di daerah beriklim dingin seperti Swedia. Pityriasis versikolor lebih
sering terjadi pada remaja dan dewasa muda mungkin karena peningkatan produksi
3
sebum oleh kelenjar sebaceous yang memungkinkan lingkungan yang lebih kaya lipid di
mana Malassezia dapat tumbuh. Pityriasis versicolor mempengaruhi pria dan wanita
secara setara dan tidak ada dominasi etnis tertentu. (Karray & Mickinney, 2018)
Bentuk tidak teratur sampai beraturan, batas tidak jelas sampai difus. Panu dapat
ditemukan pada punggung dan terkadang dapat ditemukan juga pada ketiak, lipat paha,
lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit. Faktor yang mempengaruhi infeksi
diantaranya penderita dengan terapi steroid, malnutrisi, herediter dan penyakit
kronik. (Ayu et al., 2016)
F. Pencegahan Panu
1. Jaga kebersihan tubuh dengan rutin mandi setelah beraktivitas atau mengalami
keringat berlebihan;
3. Gunakan pakaian dengan bahan yang nyaman dan dapat menyerap keringat;
5. Hindari paparan sinar matahari secara langsung dalam jangka waktu yang cukup
lama;
7. Jika sebelumnya kamu mengalami penyakit panu, tidak ada salahnya untuk
cegah penyakit ini kembali muncul dengan penggunaan krim antijamur pada area
yang pernah alami penyakit panu.
4
G. Pengobatan Panu
Obat topikal dianggap sebagai terapi lini pertama untuk pityriasis versicolor.
Perawatan topikal dibagi menjadi agen antijamur nonspesifik (sulfur ditambah asam
salisilat, selenium sulfida 2,5%, dan seng-pyrithione) yang terutama menghilangkan
jaringan mati dan mencegah invasi lebih lanjut, dan obat antijamur spesifik, yang
memiliki efek fungisida atau fungistatik. Agen antijamur termasuk imidazol
(clotrimazole 1%, ketoconazole 2%, econazole, isoconazole, miconazole), ciclopirox
olamine 1%, dan allylamine (terbinafine 1%). Ketoconazole adalah pengobatan topikal
yang paling umum digunakan untuk mengobati tinea versicolor/jamu, dapat
diaplikasikan sebagai krim (dua kali sehari selama 15 hari) atau dalam larutan berbusa
(dosis tunggal). (Karray & Mickinney, 2018)
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tinea versikolor merupakan infeksi jamur superfisial pada pada pigmen kulit stratum
korneum menimbulkan warna yang lebih terang atau gelap yang disebabkan oleh
Malassezia furfur. Panu disebabkan oleh Malassezia, jamur lipofilik dimorfik, juga
dikenal sebagai Pityrosporum. Ini adalah komponen flora kulit normal. Malassezia
adalah komensal kulit yang sehat, dan paling umum di daerah berminyak seperti wajah,
kulit kepala, dan punggung. Prevalensinya setinggi 50% di negara tropis dan serendah
1,1% di daerah beriklim dingin seperti Swedia. Bentuk tidak teratur sampai beraturan,
batas tidak jelas sampai difus. Obat topikal dianggap sebagai terapi lini pertama untuk
pityriasis versicolor.
B. Saran
Menjaga kesehatan merupakan kewajiban semua orang. Semoga dengan makalah ini
dapat menjadi sumber refrensi terkait penyakit panu