Anda di halaman 1dari 9

JENIS PENYAKIT PADA SISTEM

INTEGUMEN
1.KUDIS (Scabies)

Merupakan penyakit dengan gejala gatal (lebih pada malam hari). Sering muncul di
tempat-tempat lembab di tubuh seperti misalnya, tangan, ketiak, pantat, kunci paha dan
kadang di sela jari tangan atau kaki.

Pencegahan :
 Pencegahan Primordial
 Menerapkan perilaku hidup bersih
 Pencegahan Primer
 Menjaga kebersihan kulit,

Pencegahan Sekunder

Dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat juga diobati dengan obat-
obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan dioleh pada kulit
yang terserang Panu.
Pencegahan Tersier

Penyakit panu dapat tertular melalui kontak secara tidak langsung, misalnya dari sprei,
baju, handuk, atau benda apapun yang terkontak sama halnya dengan penyakit scabies. Oleh
karena itu perlu isolasi bagi penderita panu agar tidak menularkannya ke orang lain. Caranya
dengan menjaga kebersihan terutama benda-benda yang dipakai oleh penderita.

Tanda dan Gejala Kudis


Ketika seseorang menderita penyakit kudis untuk pertama kalinya, akan memakan waktu
empat sampai enam minggu untuk kulit bereaksi. Gejala yang paling umum adalah:

 Rasa gatal, terutama pada malam hari


 Bentol / bintil merah seperti jerawat
 Kulit lecet atau melepuh
 Kulit luka yang disebabkan oleh garukan
2. PANU (Tenia Vesticolor)
Panu atau Tinea versicolor merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh
jamur. Penyakit panau ditandai oleh bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada
saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung kepada
warna kulit penderita. Beda halnya dengan jerawat yang terlihat menonjol di kulit, panu
justru tidak menonjol dan biasanya akan terasa gatal apalagi bila terkena keringat. Jamur
yang menyebabkan panau adalah Candida albicans.
Pencegahan :
 Pencegahan Primordial
 Menerapkan perilaku hidup bersih
 Pencegahan Primer
 Menjaga kebersihan kulit,
Pencegahan Sekunder

Dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat juga diobati dengan obat-
obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan dioleh pada kulit
yang terserang Panu.
Pencegahan Tersier

Penyakit panu dapat tertular melalui kontak secara tidak langsung, misalnya dari
sprei, baju, handuk, atau benda apapun yang terkontak sama halnya dengan penyakit scabies.
Oleh karena itu perlu isolasi bagi penderita panu agar tidak menularkannya ke orang lain.
Caranya dengan menjaga kebersihan terutama benda-benda yang dipakai oleh penderita.

Tanda dan Gejala Panu


Tanda dan gejala dari penyakit panu biasanya akan timbul ruam kulit dalam berbagai
ukuran dan warna, lalu di tutupi oleh sisik halus dengan rasa gatal. Terkadang timbul tanpa
adanya keluhan dan hanya gangguan kosmetik saja. Warna-warna ruam kulit pada penyakit
panu ini tergantung dari pigmen normal kulit penderita, paparan sinar matahari dan lamanya
penyakit. Namun, terkadang warna ruam kulit sulit untuk dilihat. Tinea versicolor dapat
terjadi di mana saja seperti di permukaan kulit, lipat paha, ketiak, leher, punggung, dada,
lengan dan wajah.
3. KUSTA
Penyakit Hansen atau Penyakit Morbus Hansen yang dahulu dikenal sebagai penyakit
kusta atau lepra adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang sebelumnya, diketahui hanya
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Pencegahan :
Pencegahan Primer

Pencegahan primer dilakukan pada kelompok orang sehat yang belum terkena
penyakit kusta dan memiliki risiko tertular karena berada di sekitar atau dekat dengan
penderita seperti keluarga penderita dan tetangga penderita, yaitu dengan memberikan
penyuluhan tentang kusta. Penyuluhan yang diberikan petugas kesehatan tentang penyakit
kusta adalah proses peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan masyarakat yang
belum menderita sakit sehingga dapat memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya dari penyakit kusta. Sasaran penyuluhan penyakit kusta adalah keluarga
penderita, tetangga penderita dan masyarakat(Depkes RI, 2005).

Pencegahan Sekunder

Sampai pengembangan dapson, rifampin, dan klofazimin pada 1940an, tidak ada
pengobatan yang efektif untuk kusta. Namun, dapson hanyalah obat bakterisidal (pembasmi
bakteri) yang lemah terhadap M. leprae. Penggunaan tunggal dapson menyebabkan populasi
bakteri menjadi kebal. Pada 1960an, dapson tidak digunakan lagi. Pencarian terhadap obat
anti kusta yang lebih baik dari dapson, akhirnya menemukan klofazimin dan rifampisin pada
1960an dan 1970an.
Tanda dan Gejala
*Tanda - tanda pada kulit, Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan
*Bercak/ kelainan kulit yang merah atau putih di bagian tubuh
*Bercak yang tidak gatal dan kulit mengkilap
*Adanya bagian tubuh yang tidak berkeringat atau tidak berambut
*Lepuh tidak nyeri, Adanya cacat dan luka yang tidak mau sembuh
*Tanda-tanda pada saraf, Gangguan gerak anggota badan atau bagian muka.

4. DERMATITIS KONTAK
Peradangan kulit yang akut atau kronik akibat terpajan iritan ( dermatitis iritan) atau
alergen (dermatitis alergik). Lokasi dermatitis di kulit sesuai dengan tempat pajanan.
Penyebab :
 Pencegahan primordial :
Cuci tangan secara rutin menggunakan sabun dapat menjadi faktor penyebab DKI dan
penyebab lain dapat berupa suhu, kelembaban, maupun mikroorganisme seperti jamur.
Kekeringan dan kondisi kulit yang kering dapat menjadi faktor yang memperbesar
kerentanan seseorang terhadap DKI.
Pencegahan primer :
Menghindari pajanan. Pencegahan sekunder
Kompres dengan air dingin untuk mengurangi peradangan, rendam/mandi bubur gandum
dengan bahan kimia yang menyejukkan dapat meredakan penyakit. Antihistamin dapat
digunakan untuk mengurangi gatal.
Pencegahan tersier
Penyakit dermatitis kontak adalah penyakit yang disebabkan oleh suatu allergen seperti
deterjen, oleh sebab itu penggunaan sarung tangan dalam hak ini sangat diperlukan untuk
menghindari kekambuhan kembali.
Tanda dan Gejala
Dapat ditandai dengan bercak eritemetosa yang berbatas jelas kemudian diikuti
edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan erosi
dan eksudasi / basah, dapat bersifat akut dan di tempat tertentu misalnya pada kelopak mata,
penis skrotum, eritema dan edema lebih dominan dari pada vesikel. Pada dermatitis kontak
yang kronis terlihat kurit kering, berskuama, papul, lekinifikasi dan mungkin juga fisur dan
batasnya tidak jelas.

5. DERMATITIS ATOPIK
Gejala kandidiasis dapat bervariasi tergantung pada daerah terpengaruh. Infeksi pada
vagina atau vulva dapat menyebabkan gatal parah, terbakar, nyeri, iritasi, dan sebuah lapisan
putih atau abu-abu tipis. Gejala-gejala ini juga hadir dalam vaginosis bakteri lebih umum.
Dalam sebuah penelitian tahun 2002 diterbitkan dalam Journal of Obstetri dan Ginekologi,
hanya 33 % wanita yang mandiri untuk mengobati infeksi jamur sebenarnya mengalami
infeksi ragi, sementara sebagian besar telah baik vaginosis bakteri atau infeksi tipe campuran.
Gejala infeksi pada alat kelamin pria termasuk luka merata merah di dekat kepala penis atau
di kulup, gatal parah, atau sensasi terbakar. Kandidiasis pada penis juga dapat memiliki
cairan putih, meskipun jarang.

Pencegahan :
Pencegahan primordial

Segala jenis bahan kimia maupun larutan rumah tangga dapat menyebabkan Dermatitis,
apabila terpapar secara rutin dalam jangka panjang. Cuci tangan secara rutin menggunakan
sabun dapat menjadi faktor penyebab Dermatitis dan penyebab lain dapat berupa suhu,
kelembaban, maupun mikroorganisme seperti jamur. Kekeringan dan kondisi kulit yang
kering dapat menjadi faktor yang memperbesar kerentanan seseorang terhadap Dermatitis.

Pencegahan primer
 Menghindari iritan atau alergen.
Pencegahan sekunder

Kompres dengan air dingin untuk mengurangi peradangan, rendam/mandi bubur gandum
dengan bahan kimia yang menyejukkan dapat meredakan penyakit. Antihistamin dapat
digunakan untuk mengurangi gatal. Steroid topikal dosis rendah untuk mengurangi
peradangan dan memungkinken penyembuhan.
Pencegahan tersier

Penyakit dermatitis atopic adalah penyakit peradangan kulit yang melibatkan perangsangan
berlebih limfosit T dan sel mast sama halnya dengan dermatitis kontak namun lebih parah
seperti cuaca yang dingin, oleh sebab itu menjauhkan diri dari allergen sangat diperlukan
untuk menghindari kekambuhan kembali.
Tanda dan Gejala
Pada wajah, kulit kepala, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan, kaki atau tungkai bayi
terbentuk ruam berkeropeng yang berwarna merah dan berair.
Dermatitis seringkali menghilang pada usia 3-4 tahun, meskipun biasanya akan muncul
kembali
6. AKNE
Penyakit peradangan kelenjar sebasea yang sering dijumpai dan berkaitan
dengan folikel rambut (disebut unit pilosebasea). Berbagai faktor. Penyebab acne sangat
banyak (multifaktorial), antara lain : genetik, endokrin (androgen, pituitary sebotropic factor,
dsb), faktor makanan, keaktifan dari kelenjar sebacea sendiri, faktor psikis, musim, infeksi
bakteri (Propionibacterium acnes), kosmetika, dan bahan kimia lainnya.

Pencegahan :
Pencegahan primer
Penggunaan sabun antibakteri setiap mencuci muka pada saat mandi dan menjelang tidur.
Pencegahan sekunder
Pemberian obat topikal misalnya benzoid peroksida dan asam retinoat (vitamin A, retin A)
digunakan untuk mengeringkan dan menglupaskan kulit.
Untuk mengatasi jerawat.
1. Ambil 2-3 helai daun pepaya yang sudah tua dan jemur.
2. Lumatkan daun pepaya tersebut dan diberi air kemudian diperas untuk diambil
sarinya.
3. Oleskan sari daun pepaya tersebut pada jerawat.
Perawatan untuk mengatasi jerawat.
1. Cucilah lobak secukupnya, kemudian parutlah lobak tersebut dan ambil airnya
2. Tambahkan cuka apel sedikit dan campur hingga rata.
3. Oleskan pada jerawat, diamkan hingga mengering.
4. Setelah kering, bersihkan dengan air.
5. Lakukan secara rutin hingga jerawat teratasi.

Tanda dan Gejala Akne


Pada acne dapat timbul komedo (sumbatan bahan tanduk dalam unit pilosebaseus);
papula (komedo tertutup yang pecah); pustula (bentukan padat yang mengalami perlunakan
pada puncaknya, dengan mengeluarkan nanah), nodul (dari komedo tertutup–penonjolan pada
kulit yang lebih besar dari papula), dan jaringan parut.

7. RUBEOLA (campak)
Suatu penyakit infeksi virus yang ditandai dengan ruam makulopapulaaar
eritematosa, mulai dari wajah, badan lalu ekstremitas. Bercak koplik pada mulut 1-3 hari
sebelum ruam.
Pencegahan :
Pencegahan
Pencegahan primordial :

Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin
biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin
MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.

Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk
MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6
tahun. Selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan
makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.
Pencegahan primer :
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut :
1. Mengenal lebih dalam seluk-beluk penyakit ini.
2. Menjaga kondisi fisik dan menghindari stres psikis.
3. Menjaga mutu gizi dan kondisi badan dengan baik.
4. Pencegahan dengan vaksinasi menggunakan virus hidup yang telah dilemahkan
pada usia 15 bulan setelah kelahiran.
Pencegahan sekunder :

Pengobatan dengan antibiotic, Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak
sebaiknya menjalani istirahat. Untuk menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau
ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik.
Pencegahan tersier :

Pada penderita campak untuk menghindari bertambah parahnya campak atau untuk
menghindari suatu kecacatan, penderita sebaiknya selama masih menderita penyakit campak
berdiam diri di rumah (dalam artian banyak-banyak istirahat).

 Tanda dan Gejala


 Letih lesu, mata berair dan meradang, filek serta batuk. Gejala awal ini mirip sekali
dengan batuk filek biasa.
 Muncul demam yang tinggi , demam bisa mencapai 40 derajat Celcius atau lebih dan
kaadaan ini biasanya berlangsung selama 3 sampai dengan 5 hari.
 Timbul bercak-bercak (bintikl-bintik) berwarna merah di badan, bercak dalam
campak berbeda dengan bercak pada sakit cacar. Bercak timbul pertama kali di
bagian belakang telinga, lalu ke bagian wajah, leher dan tangan dan akhirnya bercak
menyebar ke seluruh bagian tubuh dan kaki. Saat bercak berwarna kemerahan
muncul demam biasanya masih dirasakan penderita sampai dengan 2 hari
sesudahnya. Dalam waktu 3 sampai dengan 4 hari bercak ini akan menghilang
dengan sendirinya dan berubah warna menjadi kecoklatan.

8. HERPES ZOASTER
Merupakan radang kulit akut yang menyerang kulit dan mukosa. Kelainan ini
merupakan reaktifasi virus yang terjadi setelah infeksi primer dari virus Varicella
Zoster.Virus (VZV).
Pencegahan :
Pencegahan primordial :

Untuk mencegah herper zoster, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah pemberian
vaksinasi.Vaksin berfungsi untuk meningkatkan respon spesifik limfosit sitotoksik terhadap
virus tersebut pada pasien seropositif usia lanjut.Vaksin herpes zoster dapat berupa virus
herpes zoster yang telah dilemahkan atau komponen selular virus tersebut yang berperan
sebagai antigen. Penggunaan virus yang telah dilemahkan telah terbukti dapat mencegah atau
mengurangi risiko terkena penyakit tersebut pada pasien yang rentan, yaitu orang lanjut usia
dan penderita imunokompeten, serta imunosupresi.
Pencegahan primer :
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut :
 Mengenal lebih dalam seluk-beluk penyakit ini.
 Menjaga kondisi fisik dan menghindari stres psikis.
 Menjaga mutu gizi dan kondisi badan dengan baik.
 Imunisasi pasif.
Pencegahan sekunder :

Pengobatan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara untuk mengurangi rasa
nyeri dapat diberi analgetik. Sebaiknya, diusahakan agar gelembung-gelembung tidak pecah
dan untuk mengurangi rasa gatal diberikan bedak salsil 2% atau bedak kalamin. Bila
gelembung pecah atau basah dapat diberikan kompres larutan antiseptik. Apabila terjadi
infeksi sekunder dapat diberikan krim antibiotik lokal.

Tanda dan Gejala


Tandanya adalah timbulnya bulatan-bulatan kecil berisi cairan bening. Cairan ini bila pecah
dan dibiarkan sampai kering akan terlihat seperti koreng. Karena penyakit herpes merupakan
penyakit yang mudah menular, maka sebaiknya segera diobati sebelum menyebar lebih
parah.

9. NODUL
Merupakan penyakit kulit yang berbentuk seperti papula, berbentuk kubah, ukuran>
1cm dan lebih dalam. penyebab-penyebab yang paling umum dari nodus-nodus limfa yang
membengkak. Penyebab-penyebab infeksius yang umum dari nodus-nodus limfa yang
membengkak adalah virus, bakteri, parasit, dan jamur.
Virus-Virus
 infectious mononucleosis (mono),
 chickenpox,
 measles,
 HIV,
 herpes,
 virus-virus selesma umum,
 adenovirus, dan
 banyak virus-virus lain
Pencegahan
Pencegahan primordial :
 Menjaga kebersihan lingkungan sekitar
Pencegahan primer :

Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satu contohnya
dengan menjada kebersihan diri.
Pencegahan sekunder :
 Pengobatan penyakit ini tergantung pada penyebabnya :
 Blastomikosis (didaerah endemis) : ketokonazol, amfoterisin B, itrakonazol.
 Cryptoccocus (penurunan imunitas yang dimediasi oleh sel) : amfoterisin B,
flukonazol.
Tanda dan gejala :
 Palpitasi
 Mual
 Sakit kepala
 Kelelahan
 Rasa Sakit/Nyeri – Dada
 Rasa ringan di kepala
 Pusing
 Denyut Jantung Tak Beraturan
 Sesak Nafas
 Bicara Cadel
 Perubahan Suasana Hati
 Kelupaan
 Intoleransi terhadap Olah Raga
 Berkeringat (Berlebihan)

10. PITIRIASIS VERSIKOLOR


Penyakit jamur superficial yang kronik, biasanya tidak memberikan keluhan yang
subyektif, berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat hitam sampai
coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat menyerang ketiak, lipat
paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala yang berambut.
Pencegahan :
Pencegahan primordial :
Menjaga kebersihan lingkungan.
Pencegahan primer :
Menjaga kebersihan diri, dengan mandi yang bersih dengan menggunakan sabun.
Pencegahan sekunder :
Pengobatan harus dilakukan menyeluruh, tekun dan konsisten. Obat-obat yang dipakai
meliputi : suspense selenium sulfide (selsun) dapat dipakai dengan sampo 2-3 kali seminggu.
Obat digosokkan pada lesi dan didiamkan selama 15-30 menit sebelum mandi.

Tanda dan Gejala :


Mula-mula timbul lesi kulit berupa bercak eritematosa yang gatal, terutama bila
berkeringat. Oleh karena gatal dan digaruk, lesi akan makin meluas, terutama pada daerah
kulit yang lembab. Kelainan yang dilihat dalam klinik merupakan lesi bulat atau lonjong,
berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama, kadang-kadang papula dan vesikel di tepi. Lesi
tampak seperti bentukan cincin dengan tepi aktif dan bagian tengah tampak tenang. Lesi-lesi
pada umumnya merupakan bercak-bercak terpisah satu dengan yang lain. Kelainan kulit
dapat pula terlihat sebagai lesi-lesi dengan pinggir yang polisiklik karena beberapa lesi kulit
yang menjadi satu

11. Kandidiasis
Merupakan penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh spesies
Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki atau paru, kadang-
kadang dapat menyebabkan septicemia, endokarditis, atau meningitis.
Pencegahan :
Pencegahan primordial :
Menjaga kebersihan lingkungan.
Pencegahan primer :
Menjaga kebersihan diri.
Pencegahan sekunder :
Pengobatan yang dapat dilakukan :

1. Menghindari atau menghilangkan factor predisposisi.


2. Topikal :
- Larutan ungu gentian ½-1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit, dioleskan
sehari 2 kali selama 3 hari.
- Nistatin : berupa krim, salap, emulsi.
- Amfoterisin B
- Grup azol antara lain
-Mikonazol 2% berupa krim atau bedak.
-Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dank rim.
-Tiokonazol, bufonazol, isokonazol
-Siklopiroksolamin 1% larutan, krim
-Antimikotik yang lain yang berspektrum luas.
3. Sistemik

- Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi local dalam saluran cerna, obat ini tidak
diserap dalam usus.

- Amfoterisin B diberikan i.v untuk kandidosis sistemik.

- Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 gr per vaginam dosis tunggal

- Itrakonazol: bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginalis dosis untuk orang dewasa 2 x
100 mg sehari, selama 3 hari.

Tanda dan Gejala :


Gejala kandidiasis dapat bervariasi tergantung pada daerah terpengaruh. Infeksi pada vagina
atau vulva dapat menyebabkan gatal parah, terbakar, nyeri, iritasi, dan sebuah lapisan putih
atau abu-abu tipis. Gejala-gejala ini juga hadir dalam vaginosis bakteri lebih umum. Dalam
sebuah penelitian tahun 2002 diterbitkan dalam Journal of Obstetri dan Ginekologi, hanya
33 % wanita yang mandiri untuk mengobati infeksi jamur sebenarnya mengalami infeksi
ragi, sementara sebagian besar telah baik vaginosis bakteri atau infeksi tipe campuran.
Gejala infeksi pada alat kelamin pria termasuk luka merata merah di dekat kepala penis
atau di kulup, gatal parah, atau sensasi terbakar. Kandidiasis pada penis juga dapat
memiliki cairan putih, meskipun jarang.

Anda mungkin juga menyukai