INTEGUMEN
1.KUDIS (Scabies)
Merupakan penyakit dengan gejala gatal (lebih pada malam hari). Sering muncul di
tempat-tempat lembab di tubuh seperti misalnya, tangan, ketiak, pantat, kunci paha dan
kadang di sela jari tangan atau kaki.
Pencegahan :
Pencegahan Primordial
Menerapkan perilaku hidup bersih
Pencegahan Primer
Menjaga kebersihan kulit,
Pencegahan Sekunder
Dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat juga diobati dengan obat-
obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan dioleh pada kulit
yang terserang Panu.
Pencegahan Tersier
Penyakit panu dapat tertular melalui kontak secara tidak langsung, misalnya dari sprei,
baju, handuk, atau benda apapun yang terkontak sama halnya dengan penyakit scabies. Oleh
karena itu perlu isolasi bagi penderita panu agar tidak menularkannya ke orang lain. Caranya
dengan menjaga kebersihan terutama benda-benda yang dipakai oleh penderita.
Dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat juga diobati dengan obat-
obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan dioleh pada kulit
yang terserang Panu.
Pencegahan Tersier
Penyakit panu dapat tertular melalui kontak secara tidak langsung, misalnya dari
sprei, baju, handuk, atau benda apapun yang terkontak sama halnya dengan penyakit scabies.
Oleh karena itu perlu isolasi bagi penderita panu agar tidak menularkannya ke orang lain.
Caranya dengan menjaga kebersihan terutama benda-benda yang dipakai oleh penderita.
Pencegahan primer dilakukan pada kelompok orang sehat yang belum terkena
penyakit kusta dan memiliki risiko tertular karena berada di sekitar atau dekat dengan
penderita seperti keluarga penderita dan tetangga penderita, yaitu dengan memberikan
penyuluhan tentang kusta. Penyuluhan yang diberikan petugas kesehatan tentang penyakit
kusta adalah proses peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan masyarakat yang
belum menderita sakit sehingga dapat memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya dari penyakit kusta. Sasaran penyuluhan penyakit kusta adalah keluarga
penderita, tetangga penderita dan masyarakat(Depkes RI, 2005).
Pencegahan Sekunder
Sampai pengembangan dapson, rifampin, dan klofazimin pada 1940an, tidak ada
pengobatan yang efektif untuk kusta. Namun, dapson hanyalah obat bakterisidal (pembasmi
bakteri) yang lemah terhadap M. leprae. Penggunaan tunggal dapson menyebabkan populasi
bakteri menjadi kebal. Pada 1960an, dapson tidak digunakan lagi. Pencarian terhadap obat
anti kusta yang lebih baik dari dapson, akhirnya menemukan klofazimin dan rifampisin pada
1960an dan 1970an.
Tanda dan Gejala
*Tanda - tanda pada kulit, Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan
*Bercak/ kelainan kulit yang merah atau putih di bagian tubuh
*Bercak yang tidak gatal dan kulit mengkilap
*Adanya bagian tubuh yang tidak berkeringat atau tidak berambut
*Lepuh tidak nyeri, Adanya cacat dan luka yang tidak mau sembuh
*Tanda-tanda pada saraf, Gangguan gerak anggota badan atau bagian muka.
4. DERMATITIS KONTAK
Peradangan kulit yang akut atau kronik akibat terpajan iritan ( dermatitis iritan) atau
alergen (dermatitis alergik). Lokasi dermatitis di kulit sesuai dengan tempat pajanan.
Penyebab :
Pencegahan primordial :
Cuci tangan secara rutin menggunakan sabun dapat menjadi faktor penyebab DKI dan
penyebab lain dapat berupa suhu, kelembaban, maupun mikroorganisme seperti jamur.
Kekeringan dan kondisi kulit yang kering dapat menjadi faktor yang memperbesar
kerentanan seseorang terhadap DKI.
Pencegahan primer :
Menghindari pajanan. Pencegahan sekunder
Kompres dengan air dingin untuk mengurangi peradangan, rendam/mandi bubur gandum
dengan bahan kimia yang menyejukkan dapat meredakan penyakit. Antihistamin dapat
digunakan untuk mengurangi gatal.
Pencegahan tersier
Penyakit dermatitis kontak adalah penyakit yang disebabkan oleh suatu allergen seperti
deterjen, oleh sebab itu penggunaan sarung tangan dalam hak ini sangat diperlukan untuk
menghindari kekambuhan kembali.
Tanda dan Gejala
Dapat ditandai dengan bercak eritemetosa yang berbatas jelas kemudian diikuti
edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan erosi
dan eksudasi / basah, dapat bersifat akut dan di tempat tertentu misalnya pada kelopak mata,
penis skrotum, eritema dan edema lebih dominan dari pada vesikel. Pada dermatitis kontak
yang kronis terlihat kurit kering, berskuama, papul, lekinifikasi dan mungkin juga fisur dan
batasnya tidak jelas.
5. DERMATITIS ATOPIK
Gejala kandidiasis dapat bervariasi tergantung pada daerah terpengaruh. Infeksi pada
vagina atau vulva dapat menyebabkan gatal parah, terbakar, nyeri, iritasi, dan sebuah lapisan
putih atau abu-abu tipis. Gejala-gejala ini juga hadir dalam vaginosis bakteri lebih umum.
Dalam sebuah penelitian tahun 2002 diterbitkan dalam Journal of Obstetri dan Ginekologi,
hanya 33 % wanita yang mandiri untuk mengobati infeksi jamur sebenarnya mengalami
infeksi ragi, sementara sebagian besar telah baik vaginosis bakteri atau infeksi tipe campuran.
Gejala infeksi pada alat kelamin pria termasuk luka merata merah di dekat kepala penis atau
di kulup, gatal parah, atau sensasi terbakar. Kandidiasis pada penis juga dapat memiliki
cairan putih, meskipun jarang.
Pencegahan :
Pencegahan primordial
Segala jenis bahan kimia maupun larutan rumah tangga dapat menyebabkan Dermatitis,
apabila terpapar secara rutin dalam jangka panjang. Cuci tangan secara rutin menggunakan
sabun dapat menjadi faktor penyebab Dermatitis dan penyebab lain dapat berupa suhu,
kelembaban, maupun mikroorganisme seperti jamur. Kekeringan dan kondisi kulit yang
kering dapat menjadi faktor yang memperbesar kerentanan seseorang terhadap Dermatitis.
Pencegahan primer
Menghindari iritan atau alergen.
Pencegahan sekunder
Kompres dengan air dingin untuk mengurangi peradangan, rendam/mandi bubur gandum
dengan bahan kimia yang menyejukkan dapat meredakan penyakit. Antihistamin dapat
digunakan untuk mengurangi gatal. Steroid topikal dosis rendah untuk mengurangi
peradangan dan memungkinken penyembuhan.
Pencegahan tersier
Penyakit dermatitis atopic adalah penyakit peradangan kulit yang melibatkan perangsangan
berlebih limfosit T dan sel mast sama halnya dengan dermatitis kontak namun lebih parah
seperti cuaca yang dingin, oleh sebab itu menjauhkan diri dari allergen sangat diperlukan
untuk menghindari kekambuhan kembali.
Tanda dan Gejala
Pada wajah, kulit kepala, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan, kaki atau tungkai bayi
terbentuk ruam berkeropeng yang berwarna merah dan berair.
Dermatitis seringkali menghilang pada usia 3-4 tahun, meskipun biasanya akan muncul
kembali
6. AKNE
Penyakit peradangan kelenjar sebasea yang sering dijumpai dan berkaitan
dengan folikel rambut (disebut unit pilosebasea). Berbagai faktor. Penyebab acne sangat
banyak (multifaktorial), antara lain : genetik, endokrin (androgen, pituitary sebotropic factor,
dsb), faktor makanan, keaktifan dari kelenjar sebacea sendiri, faktor psikis, musim, infeksi
bakteri (Propionibacterium acnes), kosmetika, dan bahan kimia lainnya.
Pencegahan :
Pencegahan primer
Penggunaan sabun antibakteri setiap mencuci muka pada saat mandi dan menjelang tidur.
Pencegahan sekunder
Pemberian obat topikal misalnya benzoid peroksida dan asam retinoat (vitamin A, retin A)
digunakan untuk mengeringkan dan menglupaskan kulit.
Untuk mengatasi jerawat.
1. Ambil 2-3 helai daun pepaya yang sudah tua dan jemur.
2. Lumatkan daun pepaya tersebut dan diberi air kemudian diperas untuk diambil
sarinya.
3. Oleskan sari daun pepaya tersebut pada jerawat.
Perawatan untuk mengatasi jerawat.
1. Cucilah lobak secukupnya, kemudian parutlah lobak tersebut dan ambil airnya
2. Tambahkan cuka apel sedikit dan campur hingga rata.
3. Oleskan pada jerawat, diamkan hingga mengering.
4. Setelah kering, bersihkan dengan air.
5. Lakukan secara rutin hingga jerawat teratasi.
7. RUBEOLA (campak)
Suatu penyakit infeksi virus yang ditandai dengan ruam makulopapulaaar
eritematosa, mulai dari wajah, badan lalu ekstremitas. Bercak koplik pada mulut 1-3 hari
sebelum ruam.
Pencegahan :
Pencegahan
Pencegahan primordial :
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin
biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin
MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk
MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6
tahun. Selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan
makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.
Pencegahan primer :
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut :
1. Mengenal lebih dalam seluk-beluk penyakit ini.
2. Menjaga kondisi fisik dan menghindari stres psikis.
3. Menjaga mutu gizi dan kondisi badan dengan baik.
4. Pencegahan dengan vaksinasi menggunakan virus hidup yang telah dilemahkan
pada usia 15 bulan setelah kelahiran.
Pencegahan sekunder :
Pengobatan dengan antibiotic, Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak
sebaiknya menjalani istirahat. Untuk menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau
ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik.
Pencegahan tersier :
Pada penderita campak untuk menghindari bertambah parahnya campak atau untuk
menghindari suatu kecacatan, penderita sebaiknya selama masih menderita penyakit campak
berdiam diri di rumah (dalam artian banyak-banyak istirahat).
8. HERPES ZOASTER
Merupakan radang kulit akut yang menyerang kulit dan mukosa. Kelainan ini
merupakan reaktifasi virus yang terjadi setelah infeksi primer dari virus Varicella
Zoster.Virus (VZV).
Pencegahan :
Pencegahan primordial :
Untuk mencegah herper zoster, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah pemberian
vaksinasi.Vaksin berfungsi untuk meningkatkan respon spesifik limfosit sitotoksik terhadap
virus tersebut pada pasien seropositif usia lanjut.Vaksin herpes zoster dapat berupa virus
herpes zoster yang telah dilemahkan atau komponen selular virus tersebut yang berperan
sebagai antigen. Penggunaan virus yang telah dilemahkan telah terbukti dapat mencegah atau
mengurangi risiko terkena penyakit tersebut pada pasien yang rentan, yaitu orang lanjut usia
dan penderita imunokompeten, serta imunosupresi.
Pencegahan primer :
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut :
Mengenal lebih dalam seluk-beluk penyakit ini.
Menjaga kondisi fisik dan menghindari stres psikis.
Menjaga mutu gizi dan kondisi badan dengan baik.
Imunisasi pasif.
Pencegahan sekunder :
Pengobatan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara untuk mengurangi rasa
nyeri dapat diberi analgetik. Sebaiknya, diusahakan agar gelembung-gelembung tidak pecah
dan untuk mengurangi rasa gatal diberikan bedak salsil 2% atau bedak kalamin. Bila
gelembung pecah atau basah dapat diberikan kompres larutan antiseptik. Apabila terjadi
infeksi sekunder dapat diberikan krim antibiotik lokal.
9. NODUL
Merupakan penyakit kulit yang berbentuk seperti papula, berbentuk kubah, ukuran>
1cm dan lebih dalam. penyebab-penyebab yang paling umum dari nodus-nodus limfa yang
membengkak. Penyebab-penyebab infeksius yang umum dari nodus-nodus limfa yang
membengkak adalah virus, bakteri, parasit, dan jamur.
Virus-Virus
infectious mononucleosis (mono),
chickenpox,
measles,
HIV,
herpes,
virus-virus selesma umum,
adenovirus, dan
banyak virus-virus lain
Pencegahan
Pencegahan primordial :
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar
Pencegahan primer :
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satu contohnya
dengan menjada kebersihan diri.
Pencegahan sekunder :
Pengobatan penyakit ini tergantung pada penyebabnya :
Blastomikosis (didaerah endemis) : ketokonazol, amfoterisin B, itrakonazol.
Cryptoccocus (penurunan imunitas yang dimediasi oleh sel) : amfoterisin B,
flukonazol.
Tanda dan gejala :
Palpitasi
Mual
Sakit kepala
Kelelahan
Rasa Sakit/Nyeri – Dada
Rasa ringan di kepala
Pusing
Denyut Jantung Tak Beraturan
Sesak Nafas
Bicara Cadel
Perubahan Suasana Hati
Kelupaan
Intoleransi terhadap Olah Raga
Berkeringat (Berlebihan)
11. Kandidiasis
Merupakan penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh spesies
Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki atau paru, kadang-
kadang dapat menyebabkan septicemia, endokarditis, atau meningitis.
Pencegahan :
Pencegahan primordial :
Menjaga kebersihan lingkungan.
Pencegahan primer :
Menjaga kebersihan diri.
Pencegahan sekunder :
Pengobatan yang dapat dilakukan :
- Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi local dalam saluran cerna, obat ini tidak
diserap dalam usus.
- Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 gr per vaginam dosis tunggal
- Itrakonazol: bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginalis dosis untuk orang dewasa 2 x
100 mg sehari, selama 3 hari.