Anda di halaman 1dari 17

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kesehatan dan kebersihan mulut anak sangat penting dijaga dan diperhatikan oleh
para orang tua. Sebab mulut mereka belum sekuat mulut orang dewasa sehingga masalah
mulut akan lebih mudah muncul pada anak. Sariawan merupakan penyakit yang terjadi di
dalam rongga mulut yang bisa menyerang siapa saja tidak hanya pada orang dewasa tetapi
juga pada bayi maupun anak anak. Sariawan/ oral trush ini menyerupai bercak-bercak putih
dan lebih sering timbul di lidah, bibir, pipi bagian dalam (mucosa) dan tenggorokan.
Oral Thrush adalah kandidiasis selaput, lendir mulut, biasanya mukosa dan lidah,
dan kadang-kadang palatum, gusi serta lantai mulut. Penyakit ini ditandai dengan plak-plak
putih dari bahan lembut menyerupai gumpalan susu yang dapat dikelupas, yang
meninggalkan permukaan perdarahan mentah. Penyakit ini biasanya menyerang bayi yang
sakit atau lemah, individu dengan kondisi kesehatan buruk, pasien dengan tanggap imun
lemah, serta kurang sering, pasien yang telah menjalani pengobatan dengan antibiotik. Trush
(suatu infeksi jamur di mulut) disertai luka di mulut dan peradangan gusi, bisa merupakan
pertanda awal dari adanya gangguan sistem kekebalan.
Moniliasis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida, terutama
Candida albicans. Kandidiasis adalah infeksi oportunistik yang sangat umum pada orang
terinfeksi HIV. Infeksi ini disebabkan oleh sejenis jamur yang umum, yang disebut kandida.
Jamur ini, semacam ragi, ditemukan di tubuh kebanyakan orang. Sistem kekebalan tubuh
yang sehat dapat mengendalikan jamur ini. Jamur ini biasa menyebabkan penyakit pada
mulut, tenggorokan dan vagina. Infeksi Oportunistik ini dapat terjadi beberapa bulan atau
tahun sebelum Infeksi Oportunistik lain yang lebih berat. (yogie, 2008).
Moniliasis oral dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan klinis dari kandidiasis
mukokutaneus di rongga mulut akibat munculnya etiologi dan faktor - faktor predisposisi
yang memungkinkan terjadinya infeksi.
Sebagian besar bayi baru lahir dilahirkan dalam kondisi sehat, namun beberapa bayi
dapat mengalami keadaan-keadaan yang membutuhkan pemeriksaan.Bayi baru lahir rentan
2

terhadap beberapa penyakit daripada anak atau orang dewasa.Sistem kekebalan tubuhnya
belum terbentuk sempurna untuk melawan bakteri, virus dan parasit.
Oral trush (stomatitis) adalah radang mulut (pada bibir atau lidah).Hal ini biasanya
dijumpai pada bayi dan anak anak kecil. Oral trush ini kadang sulit dibedakan dengan sisa
susu, terutama pada bayi yang mendapatkan susu formula (Pengganti air Susu Ibu PASI).
Sisa susu yang berupa lapisan endapan putih tebal pada lidah bayi ini dapat dibersihkan
dengan kapas lidi yang dibasahi dengan air hangat. Tanda gejala pasti yan g terjadi adalah
timbulnya bercak-bercak putih pada bibir atau lidah, suhu meningkat, bayi kadang menolak
untuk minum atau menyusui bahkan kadan dimuntahkan.
Sebenarnya oral trush bisa sembuh sendiri seperti sariawan herpetik.Biasanya
memakan waktu penyembuhan sekitar seminggu tapi jika sudah parah dan jika tidak diobati
bisa berkelanjutan sangat memungkinkan terjadinya diare, apabila jamurnya tertelan,
mengalir lewat pembuluh darah dan bisa menimbulkan infeksi usus. Ada tiga jenis oral trush
yang kerap menyerang anak yaitu: stomatitis apthosa, oral trush atau moniliasis, dan
stomatitis herpetik.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan oral trush ?
2. Apa saja penyebab dan tanda gejala dari oral trush ?
3. Bagaimana cara mengatasi terjadinya oral trush ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang oral trush
2. Untuk mengetahui penyebab dan tanda gejala dari oral trush
3. Untuk mengetahui cara mengatasi oral trush.






3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Sariawan atau stomatitis adalah radang pada rongga mulut (bibir dan lidah) yang
disebabkan oleh jamur candida albicans atau moniliasis dan hygiene (Kristiyanasari, 2010,
hal 106).
Oral trush adalah lapisan atau bercak-bercak putih kekuningan yang timbul di lidah
yang dikelilingi oleh daerah kemerahan (Rukiyah & Yulianti, 2010, hal 136).
Berdasarkan lokasinya, sariawan pada anak, baik itu bayi maupun balita, lebih
sering terjadi pada bibir bagian dalam, lidah, pipi bagian dalam (mukosa), gusi, langit-langit
dalam rongga mulut dan tenggorokan.
Bercak-bercak putih ini menyerupai gumpalan susu yang jika dibersihkan akan
terkelupas namun meninggalkan bekas yang permukaannya merah dan mudah berdarah.
Keadaan putih tersebut harus dapat dibedakan dengan sisa susu karena putih pada sariawan
sukar diangkat bahkan menimbulkan perdarahan. Pada bayi dan anak kecil yang minum susu
dengan botol susu atau dot atau anak yang mengisap dot kempong (fopspeen) yang tidak
diperhatikan kebersihannya, seperti dot yang tidak pernah direbus sehingga bakteri
berkembang biak didalamnya (Ngastiyah, 2005, hal 222). Bentuk sariawan akan terlihat
seperti vesikel atau bulatan kecil berwarna putih atau kekuningan. Mula-mula berdiameter 1-
3 mm kemudian berkembang berbentuk selaput . Jika selaputnya mengikis, maka akan
terlihat seperti ulkus atau lubang.
Moniliasis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida, terutama
Candida albicans. Kandidiasis adalah infeksi oportunistik yang sangat umum pada orang
terinfeksi HIV. Infeksi ini disebabkan oleh sejenis jamur yang umum, yang disebut kandida.
Jamur ini, semacam ragi, ditemukan di tubuh kebanyakan orang. Sistem kekebalan tubuh
yang sehat dapat mengendalikan jamur ini. Jamur ini biasa menyebabkan penyakit pada
mulut, tenggorokan dan vagina. Infeksi Oportunistik ini dapat terjadi beberapa bulan atau
tahun sebelum Infeksi Oportunistik lain yang lebih berat. (yogie, 2008).
4

Moniliasis oral dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan klinis dari kandidiasis
mukokutaneus di rongga mulut akibat munculnya etiologi dan faktor - faktor predisposisi
yang memungkinkan terjadinya infeksi.
Sebagian besar bayi baru lahir dilahirkan dalam kondisi sehat, namun beberapa bayi
dapat mengalami keadaan-keadaan yang membutuhkan pemeriksaan.Bayi baru lahir rentan
terhadap beberapa penyakit daripada anak atau orang dewasa.Sistem kekebalan tubuhnya
belum terbentuk sempurna untuk melawan bakteri, virus dan parasit.
Berdasarkan lokasinya, sariawan pada anak, baik itu bayi maupun balita, lebih
sering terjadi pada bibir, lidah, pipi bagian dalam (mukosa), dan tenggorokan.Jarang sekali
terjadi sariawan di gusi. Munculnya pun hanya satu, paling banyak dua.Tidak pernah berjejer
seperti yang terjadi pada orang dewasa.
Oral thrush pada bayi terjadi 7-10 hari setelah persalinan dan penyakit ini biasanya
menyerang bayi yang sakit atau lemah, individu dengan kondisi kesehatan buruk, pasien
dengan tanggap imun lemah, serta sering terjadi pada pasien yang telah menjalani
pengobatan dengan antibiotic. Oral trush ini kadang sulit dibedakan dengan sisa susu,
terutama pada bayi yang mendapatkan susu formula (Pengganti air Susu Ibu PASI).
Sebenarnya oral trush bisa sembuh sendiri seperti sariawan herpetik.Biasanya
memakan waktu penyembuhan sekitar seminggu. Jika trush tidak diobati akan bisa
berkelanjutan. Memang tak sampai menyebar ke seluruh tubuh, paling hanya di sekitar
mulut.Tetapi, sangat memungkinkan terjadinya diare, apabila jamurnya tertelan, mengalir
lewat pembuluh darah dan bisa menimbulkan infeksi usus. Juga dapat menyebabkan
kesukaran minum (menghisap puting susu atau dot) sehingga akan berakibat bayi kekurangan
makanan. Oral thrush tersebut dapat mengakibatkan diare karena jamur dapat tertelan.
Ada 3 jenis oral trush yang kerap menyerang anak, yaitu:
a. Stomatitis apthosa
Sariawan ini akibat adanya trauma, misalnya tergigit atau terkena sodokkan sikat gigi
hingga luka atau lecet.Bila kuman masuk dan daya tahan tubuh menurun, maka luka
menjadi infeksi.Biasanya timbul peradangan dan rasa sakit atau nyeri.Untuk kebaikan
si kecil, pilihlah sikat gigi yang lembut dan bersihkan gigi secara benar untuk
mengurangi potensi luka.
b. Oral thrush atau moniliasis
5

Disebabkan oleh jamur candida albican yang biasanya dijumpai dan bersarang di
lidah.Pada keadaan normal, jamur memang terdapat dalam mulut. Tapi saat daya
tahan tubuhnya menurun, serta penggunaan obat antibiotik yang berlangsug lama atau
melebihi jangka waktu pemakaian, akan memudahkan jamur candida albican tumbuh
melebihi normal.
c. Stomatitis herpetic
Disebabkan virus herpes simplek dan berlokasi di bagian belakang tenggorokan.
Sariawan ditenggorokan terjadi jika ada virus yang sedang mewabah dan daya tahan
tubuh sedang rendah.Sariawan jenis stomatitis herpetic dan stomatitis apthosa biasa
terjadi pada anak-anak, sementara anak balita lebih banyak mengidap sariawan jenis
moniliasis.

2.2 Faktor Penyebab
Pada umumnya oral thrush disebabkan oleh jamur Candida albicans yang ditularkan
melalui vagina ibu yang terinfeksi selama persalinan (saat bayi baru lahir) atau transmisi
melalui botol susu dan puting susu yang tidak bersih, atau cuci tangan yang tidak benar. Oral
trush pada bayi terjadi 7-10 hari setelah persalinan.Jamur ini adalah jamur yang normalnya
hidup pada mulut dan saluran cerna manusia.Apabila jamur ini berkembang lebih banyak
dari biasanya maka menimbulkan infeksi jamur.
Jamur Candida albicans bersifat saprofit sehingga jika daya tahan tubuh bayi turun
atau pada pengguna antibiotika yang lama dapat terjadi pertumbuhan jamur ini secara cepat
dan dapat menimbulkan infeksi berupa oral trush dan diare, sehingga apabila penggunaan
antibiotik tertentu pada usia dibawah 1 tahun akan mengakibatkan sariawan atau oral trush
yang menetap.
Candida albicans tahan terhadap hampir semua antibiotika yang biasa dipergunakan
dan dapat berkembang sewaktu mikroorganisme lain tertekan. Oral trush juga dapat terjadi
karena bakteri di dalam mulut karena kurang menjaga kebersihan di mulut.Lesi-lesi mulut
mempunyai konsistensi yang lunak, menonjol, bercak-bercak keputihan yang menutupi
daerah-daerah yang kecil atau luas pada mukosa mulut, bercak bercak dapat dihapus dan
meninggalkan permukaan daging yang berdarah.
6

Keadaan ini didukung oleh abrasi mulut, kurangnya kebersihan mulut, superinfeksi
setelah terapi antibiotika, malnutrisi, cacat imunologi, dan hipoparatiroidisme.Infeksi berat
dapat menyebar menuruni esophagus.
Sebagian besar bayi berkontak dengan jamur yang pertama kali saat melalui jalan
lahir (ibu dapat memiliki infeksi jamur di kelaminnya tanpa menyadari adanya tanda-tanda
infeksi). Penggunaan antibiotik pada saat persalinan dan saat bayi anda lahir dapat memicu
terjadinya infeksi jamur.Antibiotik yang diminum ibu dapat melalui ASI dan membunuh
bakteri-bakteri baik yang menjaga keseimbangan flora normal tubuh, sehingga saat bakteri
baik ini terbunuh oleh antibiotik, infeksi jamur muncul.
Bayi yang dilahirkan dengan operasi Caesar sering menderita infeksi jamur akibat
antibiotik yang diberikan pada ibunya selama operasi. Apabila bayi menderita infeksi jamur
maka ia dapat menularkannya kepada anda. Dan berlaku sebaliknya infeksi jamur diputing
ibu dapat menginfeksi bayi, dan ini menyebabkan infeksi bergantian.Oleh karena itu sangat
penting memperhatikan kesehatan kulit payudara apabila bayi anda mengalami thrush.
Pemakaian obat-obatan yang terlalu lama seperti bayi yang mendapatkan obat untuk
meneyembuhkan vlek pada paru-paru. Zat kimia yang terkandung didalam obat bersifat
asam. Bila tersisa dimulut bayi dapat memicu timbulnya bakteri sehingga menyebabkan
sariawan (Rukiyah & Yulianti, 2010, hal 137). Untuk itu, sedapat mungkin, setelah
meminumkan obat, minumkan bayi air putih sehingga sisa-sisa obat tidak menempel di gusi
maupun dinding mulut.

2.3 Epidemiologi
1) Terjadi terutama pada anak usia bayi.
2) Pada anak-anak yang lahir dari ibu dengan moniliasica vaginitis.
3) Diamati pada orang dewasa dengan imunosupresi dan pada pengguna steroid untuk
waktu yang lama.

2.4 Tanda dan Gejala
Pada umumnya para orang tua kurang memperhatikan keadaan ini, sebab anak
belum dapat menggungkapkan perasaannya dengan baik. Adapun tanda dan gejala yang biasa
ditimbulkan adalah :
7

1. Umumnya suhu badan meningkat hingga 40 derajat .
2. Anak banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya.
3. Anak akan rewel dan gelisah.
4. Tidak mau makan, tidak mau minum susu maupun menyusui.
5. Jika mulut anak dibuka maka akan terlihat bercak putih
6. kekuningan di sekitar mulut bayi bila dihilangkan akan mudah berdarah
7. Mulut anak akan berbau akibat kuman atau jamur yang ada pada rongga mulut
( dr.Rini Sekartini, SpA, 2010).
Oral trush kadang sulit dibedakan dengan sisa susu, terutama pada bayi yang
mendapatkan susu formula. Sisa susu yang berupa endapan putih tebal pada lidah bayi dapat
dibersihkan dengan kapas lidi yang dibasahi dengan air hangat.
Oral trush ini juga harus dibedakan dengan stomatitis. Stomatitis merupakan
inflamasi dan ulerasi pada membran mukosa mulut. Anak yang mengalami stomatitis
biasanya tidak mau makan atau minum. Gejala tersebut seperti, :
1. Tampak bercak keputihan pada lidah dan atau sekitar mulut, seperti bekas
susu yang sulit dihilangkan
2. Bayi menangis
3. saat menyusu atau saat menyedot dari botol. Bercak keputihan karena jamur
dapat menimbulkan rasa tidak nyaaman, dan nyeri terutama infeksi berat
4. Bayi kadang menolak untuk minum atau menyusu bahkan kadang akan
dimuntahkan
5. Mukosa mulut mengelupas
6. Lesi multiple (luka-luka banyak) pada selaput lendir mulut sampai bibir
memutih menyerupai bekuan susu yang melekat, bila dihilangkan dan
kemudian berdarah.
7. Bila terjadi kronis maka terjadi granulomatosa (lesi berbenjol kecil)
menyerang sejak bayi sampai anak-anak yang berlangsung lama hingga
beberapa tahun akan menyerang kulit anak.
8. Gejala yang muncul adalah suhu badan meninggi sampai 40 derajat Celcius
9. Bayi banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara psikis, dia
akan rewel.
8

Secara klinis kandidiasis dapat menimbulkan penampilan yang berbeda, pada
umumnya berupa lesi lesi putih atau area eritema difus (Silverman S, 2001). Manifestasi
klinis yangterlihat bervariasi tergantung dari bagian tubuh mana yang terkena, dapat dilihat
sebagai berikut :
1. Kandidiasis intertriginosa
Kelainan ini sering terjadi pada orang-orang gemuk,menyerang lipatan-
lipatan kulit yang besar. Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha,
intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, glans penis
danumbilikalis, berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah dan
eritematosa. Lesitersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan
pustul-pustul kecil atau bulayang bila pecah meninggalkan daerah yang
erosif dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer.
2. Kandidiasis perianal
Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini
menimbulkan pruritus ani.
3. Kandidiasis kutis generalisata
Lesi terdapat pada glabrous skin, biasanya juga padalipat payudara,
intergluteal dan umbilikus. Sering disertai glositis, stomatitis dan paronikia.
Lesi berupa ekzematoid, dengan vesikel-vesikel dan pustul-pustul.
Penyakitini sering terdapat pada bayi, mungkin karena ibunya menderita
kandidiasis vagina ataumungkin karena gangguan imunologik.
4. Paronikia dan onikomikosis
Infeksi jamur pada kuku dan jaringan sekitarnya inimenyebabkan rasa nyeri dan
peradangan sekitar kuku. Kadang-kadang kuku rusak danmenebal. Hal ini sering
diderita oleh orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan air.
5. Diaper rush
Sering terdapat pada bayi yang popoknya selalu basah dan jarang
digantiyang dapat menimbulkan dermatitis iritan, juga sering diderita
neonatus sebagai gejalasisa dermatitis oral dan perianal.
6. Kandidisiasis kutis granulomatosa
9

Kelainan ini merupakan bentuk yang jarangdijumpai. Manifestasi kulit
berupa pembentukan granuloma yang terjadi akibat penumpukan krusta serta
hipertrofi setempat. Kelainan ini banyak menyerang anak-anak, lesi berupa papul
kemerahan tertutup krusta tebal berwarna kuning kecoklatandan melekat
erat pada dasarnya. Krusta ini dapat menimbulkan tanduk sepanjang 2
cm,lokasinya sering terdapat di muka, kepala, kuku, badan, tungkai, dan faring.
7. Thrush merupakan infeksi jamur di dalam mulut. Bercak berwarna putih menempel pada
lidah dan pinggiran mulut, sering menimbulkan nyeri. Bercak ini bisa
dilepasdengan mudah oleh jari tangan atau sendok. Thrush pada dewasa bisa
merupakan pertanda adanya gangguan kekebalan, kemungkinan akibat
diabetes atauAIDS. Pemakaian antibiotik yang membunuh bakteri saingan
jamur akan meningkatkankemungkinan terjadinya thrush.
8. Perleche merupakan suatu infeksi Candida di sudut mulut yang
menyebabkan retakandan sayatan kecil. Bisa berasal dari gigi palsu yang
letaknya bergeser dan menyebabkankelembaban di sudut mulut sehingga tumbuh
jamur.
9. Infeksi vagina (vulvovaginitis) sering ditemukan pada wanita hamil,
penderita diabetesatau pemakai antibiotik.Gejalanya berupa keluarnya
cairan putih atau kuning darivagina disertai rasa panas, gatal dan kemerahan
di sepanjang dinding dan daerah luar vagina.
10. Infeksi penis sering terjadi pada penderita diabetes atau pria yang mitra
seksualnyamenderita infeksi vagina. Biasanya infeksi menyebabkan ruam
merah bersisik (kadangmenimbulkan nyeri) pada bagian bawah penis.

2.5 Klasifikasi
1. Moniliasis akut : menghasilkan plak putih melekat seperti rennet, menyebar secara
acak di mukosa mulut. Sisa untuk pelat adalah perdarahan yang tampak permukaan.
Lesi intra oral biasanya disertai pembengkakan dan retakan dari sudut luka dan
keropeng di wajahnya.
2. Moniliasis kronis adalah jenis langka infeksi Candida albicans, yang menyebabkan
lesi granulomatosa biasanya dimulai pada masa bayi atau masa kanak-kanak.
10

Progress penyakit tidak hanya terejadi pada mukosa oral tetapi juga kuku dan kulit
wajah dan kulit kepala. Granuloma memanifestasikan moniliasico oleh reaksi
inflamasi mendalam oleh granulasi jaringan produksi.

2.6 Komplikasi
Apabila oral trush tidak atasi maka akan menyebabkan kesukaran minum
(mengisap dot/ puting susu) sehingga bayi tersebut kekurangan makanan. Karena adanya rasa
nyeri dan rasa tidak nyaman mengakibatkan bayi menjadi rewel dan tidak mau makan.
Sehingga berat badan bayi pun terhambat. Hal ini juga dapat menyebabkan diare sebab jamur
yang ada didalam rongga mulut bayi ikut tertelan sehingga menimbulkan infeksi usus. Jika
diare ini terus menerus terjadi maka dapat mengakibatkan terjadinya dehidrasi (kekurangan
cairan). Diare juga bisa terjadi jika asupan susu kurang dalam waktu yang lama (Ngastiyah,
2005, hal 222).

2.7 Pencegahan
Ada beberapa cara untuk menghindari agar oral trush tidak terjadi yakni :
1. Setiap bayi selesai minum susu/ menyusui berikan 1-2 sendok teh air matang untuk
membilas sisa susu yang menempel pada mulut bayi.
2. Perlengkapan minum bayi seperti botol susu atau kompeng (fopspeen) dicuci bersih
dan diseduh dengan air panas atau mendidih atau direbus jika botol tersebut tahan
rebus.
3. Sebaikanya bayi ataupun anak kecil jangan diberikan kompeng karena akan memicu
terjadinya sariawan serta dapat mempengaruhi bentuk rahang.
4. Jika bayi menyusui bersihkanlah puting susu ibu terlebih dahulu
5. Setelah meminumkan obat, minumkan bayi air putih sehingga sisa-sisa obat tidak
menempel di gusi maupun dinding mulut.
6. Memberikan suplemen atau makanan yang mengandung vitamin c pada bayi dan
anak-anak agar daya tahan tubuh tetap kuat sehingga dapat melawan kuman-kuman
penyebab sariawan.
7. Cucilah tangan sebelum dan sesudah memberi makan dan merawat anak.
11

8. Gesekan dot yang berkontur agak kasar dan terbuat dari karet yang keras juga
memungkinkan munculnya sariawan. Jadi sebaiknya gunakan dot yang dibuat dari
bahan lunak dan lentur seperti dari silikon.
9. Selalu menjaga kebersihan mulut anak dan seringlah berikan air matang sehabis
makan.

2.8 Obat-Obat
Oral trush dapat diobati dengan memakai obat golongan anti jamur seperti:
a. Pengobatan awal biasanya dengan suspensi nistatin; pemolesan daerah yang terkena
sariawan ( Bherman, 2001, hal 1157)
b. Miconazol; mengandung miconazole 25 mg per ml, dalam gel bebas gula. Gel ini
diberikan ke lesi setelah selesai makan.
c. Gentian violet 0,5% yang dioleskan pada lidah dan mucosa mulut.
d. Dapat juga diberikan ampoterisin (fungilin) selama 1 (satu) minggu.
e. Jika stomatitis masih masih kotor (bernanah) jangan dioleskan dengan gentian violet
karena akan menyebabkan permukaan luka menjadi kering di bagian bawahnya yang
justru akan makin parah.
f. Anak yang lebih besar dapat menggunakan obat kumur.

2.9 Perawatan yang dilakukan untuk anak yang mengalami oral thrush (Monoliasis)
Saat sariawan terjadi maka anak akan mengalami kesulitan pada saat makan dan minum.
Berikut kiat untuk membantu anak mendapatkan asupan yang dibutuhkan:
1) Atasi sulit makan dengan suapan porsi kecil perlahan-lahan dengan menggunakan
sendok.
2) Ajari anak minum susu dari gelas dengan memakai sendok atau dengan sedotan
karena minum lewat botol akan dapat memperbesar gesekan sariawan.
3) Berikan makanan yang encer dan lembut agar mudah ditelan, berikan setelah
makanan agak dingin agar tidak memperparah luka tersebut.
4) Berikan anak cukup cairan dingin untuk mengurangi rasa sakit.
5) Minuman asam misalnya jus jeruk, dan minuman bersoda sebaiknya jangan diberikan
kepada anak sebab minuman ini mengakibatkan rasa terbakar di mulut .
12

6) Pastikan untuk selalu memberi minum pada anak untuk mencegah
7) terjadinya dehidrasi.
8) Jangan mengorek-ngorek mulut anak ( Jitowiyono & Kritiyanasari, 2010, hal 106).




























13

BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Penelitian Terkait
Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang pengetahuan dan sikap ibu terhadap
sariawan (oral trush) pada anak usia 0-3 tahun di klinik Sally Medan telah diperoleh hasil.
Hasil tersebut dibahas dalam pembahasan sebagai berikut :
Karakteristik Ibu tentang sariawan (oral trush) pada anak usia 0-3 tahun Pada tabel
5.1 dapat dilihat bahwa dari 37 ibu yang diteliti ditemukan mayoritas ibu yang berumur 21-
25 tahun sebanyak 17 orang (45,9%) dan minoritas ibu yang berumur 36-40 tahun yaitu
sebanyak 2 orang (5,4 %). Menurut Hurlock (2008) bahwa usia dewasa (18-40 tahun)
merupakan masa dimana seseorang secara maksimal mencapai prestasi yang memuaskan,
pada usia tengah (41 60 tahun) adalah usia tidak produktif lagi. Hal ini dikaitkan dengan
pendapat Mubarak (2007) yang menyatakan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang
akan terjadi perubahan aspek psikis dan psikologi (mental) dimana taraf berfikir seseorang
semakin matang dan dewasa. Pada tingkat pendidikan ditemukan bahwa mayoritas ibu
berpendidikan SMA yaitu 17 orang (45,9%) dan minoritas berpendidikan SD yaitu 1 orang (
2,7%). Sesuai dengan pendapat Notoadmojo (2007) yang menyatakan konsep dasar
pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses
pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, lebih
matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Bertitik tolak dari konsep pendidikan
tersebut, maka proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu
tentang masalah nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-
masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu. Hal ini bertujuan untuk melihat bahwa
semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh responden maka semakin mudah dalam
menyerap informasi serta ide-ide yang ada. Tingginya pendidikan seseorang diharapkan pada
pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya untuk berprilaku hidup sehat. Pada pekerjaan
ditemukan mayoritas ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) yaitu 20 orang (54,1%) dan
minoritas bekerja sebagai wiraswata sebanyak 8 orang (21,6). Menurut Mubarak (2007)
bahwa lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan
pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Dilihat dari jumlah paritas
14

mayoritas ibu memiliki 2 orang anak yaitu 16 orang (43,2%) dan minoritas ibu berparitas > 3
orang sebanyak 2 orang (5,4%). Hal ini bertolak belakang dengan pendapat Notoadmojo
(2007) yang menyatakan bahwa terdapat kecendrungan kesehatan ibu maupun anak yang
berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat
patitas dengan penyakit tertentu.
Pengetahuan Ibu tentang Sariawan (Oral Trush) pada Anak usia 0-3 tahun
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat bahwa mayoritas ibu memliki pengetahuan yang
cukup yaitu sebanyak 22 orang (59,5%) dan minoritas responden berpengetahuan kurang
yaitu sebanyak 4 orang ( 10,8%). Dapat dilihat bahwa masih banyak responden yang belum
mengerti dengan baik tentang penyebab sariawan, komplikasi sariawan, pencegahan serta
penanganan sariawan yang terjadi pada anak usia 0-3 tahun. Menurut Notoadmojo (2003)
bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan pengamatan
terhadap objek tertentu. Pengetahuan akan mempengaruhi perilaku hidup sesorang dalam
meningkatkan kesehatan secara kondusif. Pengetahuan seseorang di pengaruhi oleh tujuh
faktor yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar
serta informasi ( Muibarak, 2007). Menurut asumsi penulis bahwa pengetahuan yang baik
mempengaruhi perilaku individu dalam meningkatkan hidup sehat.
Sikap Ibu tentang Sariawan (Oral Trush) pada Anak usia 0-3 tahun Beradasarkan
hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa mayoritas ibu memiliki sikap yang positif
yaitu sebanyak 21 orang.
Menurut Notoamojo (2007) bahwa sikap adalah rekasi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu masih merupakan reaksi
tertutup, belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi predisposisi tindakan.
Menurut asumsi penulis bahwa mayoritas responden memiliki sikap yang positif belum tentu
hal itu diaplikasiakan langsung kepada tindakan ibu dalam merawat anak-anaknya.

3.2 Kritik Jurnal
a. Untuk Masyarakat
Bagi para ibu- ibu yang memiliki anak berusia 0-3 tahun agar lebih mengerti tentang
merawat anak terutama dalam memelihara kebersihan mulut anak untuk mencegah
terjadinya sariawan sehingga tidak terjadi komplikasi yang tidak diinginkan.
15

b. Untuk Petugas Kesehatan
Petugas kesehatan hendaknya meningkatkan pemberian informasi atau promosi
kesehatan kepada ibu-ibu yang memiliki anak usia 0-3 tahun tentang merawat anak
terutama kebersihan mulutnya.
c. Peneliti Lanjutan
Peneliti lanjutan agar melakukan penelitan tentang hubungan pengetahuan dengan
tindakan ibu dalam perawatan bayi terhadap pencegahan oral trush pada bayi.
























16

BAB 4
PENUTUP

ASI selalu merupakan makanan terbaik untuk bayi walaupun ibu sedang sakit, hamil,
haid atau kurang gizi. ASI mengandung semua zat gizi, yang diperlukan bayi dalam 4-6 bulan
pertama kehidupan, dianjurkan agar pada masa ini bayi hanya diberikan ASI. Dewasa ini,
terdapat kecenderungan menurunnya frekuensi dan lamanya menyusui. Hal ini ada kaitannya
dengan emansipasi wanita dalam dunia kerja dimana tingkat partisipasi wanita dalam angkatan
kerja meningkat. Penurunan juga disebabkan oleh gencarnya promosi perikanan susu buatan
serta luasnya distribusi susu buatan. Pemberian ASI pada bayi dipengaruhi oleh banyak faktor,
antara lain: perubahan sosial budaya, psikologis, fisik ibu, kurangnya petugas kesehatan,
meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI (PASI), penerangan yang salah dari
petugas kesehatan.
Oral trush adalah radang mulut (pada bibir atau lidah). Bisa juga diartikan terinfeksinya
membrane mukosa, mulut bayi oleh jamur candidiasis yang ditandai dengan munculnya bercak
bercak putih dan membentuk plak plak berkeping di mulut. Tanda dan gejala dari oral trush
antara lain seperti: adanya bercak-bercak keputihan pada bibir atau lidah, meningkatnya suhu
tubuh, bayi kadang menolak untuk minum atau menyusu bahkan kadang dimuntahkan, rewel.
Penatalaksanaannya bisa dengan menjaga kebersihan mulut bayi dan putting susu ibu, pemberian
antibiotika bila infeksi berasal dari ibu, dan bila bayi minum susu dengan menggunakan botol
agar dijaga kebersihan botol sebelum digunakan.










17

DAFTAR PUSTAKA

Sudarti.2010.Kelainan dan Penyakit pada Bayi dan Anak.Yoyakarta : Nuha Medika.
Bherman, R.E., Kliegma,R., Arvin, A.M. ( 2001). Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta : EGC
Budiarto, S. (2002). Biostatisika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC
Hurlock, Elizabeth. (2008). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga
Jitowiyono, S & Kriostiyanasari, W. ( 2010). Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak.
Yogyakarta : Mulia Medika
Kurniasih D. ( 2008). Makanan panas Picu Sariawan. http://www.mail-archieve.com
Mubarak, W.I., Chayatin, N., Rozhikin, K., & Supradi. (2007). Promosi Kesehatan. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta : Rineka Cipta
Notoadmojo,S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Notoadmojo,S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoadmojo,S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta : Rineka Medika
Riduawan. (2010). Dasar Dasar Statistik. Bandung: Alfabeta
Rukiyah, A.Y., & Yulianti, S. ( 2010). Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta : CV.
Trans Info Media
Sutawijaya, R.B. (2010). Mencegah, Mendeteksi, dan Mengatasi Berbagai Penyakit Anak.
Yogyakarta : Luna Publisher
Suyanto & Ummi. (2009). Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi. Yogyakarta : Mitra Media
Press
Tim Pengajar FK UI. (2000). Ilmu Kesehatan Anak Buku Ajar I. Jakarta : TIM

Anda mungkin juga menyukai