201910330311140
Kedokteran/A
meiliatrilestari84@gmail.com
Penyebab utama dari sariawan yaitu terdapat jamur candida albicans, yang
memang berada di rongga mulut dalam jumlah yang kecil dan pertumbuhannya tidak
terkendali. Namun, sariawan juga disebabkan oleh berbagai macam faktor lainnya,
seperti menyikat gigi terlalu keras, mengalami luka gigit, pemakaian kawat gigi,
kebersihan mulut yang buruk, rasa cemas dan stress.
Sariawan pada bayi dapat dilihat pada saat menolak makanan atau tidak mau
makan sama sekali saat diberi makan oleh ibunya. Sariawan tersebut dapat ditandai
dengan melihat bulatan berwarna putih atau kuning di bagian gusi, bagian dalam bibir,
atau pipinya. Penyebab sariawan pada bayi belum dipastikan penyebabnya, namun ada
beberapa hal yang dapat memicu timbulnya sariawan pada bayi, di antaranya yaitu
terdapat luka pada mulut, alergi pada makanan, sensitive terhadap buah-buahan yang
asam, terinfeksi virus, bakteri, atau jamur, dan penyakit tertentu, seperti penyakit radang
usus. Memang kasus sariawan pada bayi akan jarang ditemui, biasanya pada bayi yang
berusia 10 bulan ke bawah.
Gejala yang muncul pada usia remaja, dewasa, maupun lansia biasanya berupa
rasa sakit, panas dan perih yang amat mengganggu kelancaran aktivitas rongga mulut
seperti makan, minum, berbicara bahkan menelan jika sariawan muncul pada area
sekitar lidah. Walaupun dikatakan sariawan adalah penyakit yang bisa sembuh sendiri,
namun hingga saat ini obat yang spesifik untuk mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan
masih sangat langka karena umumnya berbentuk salep atau gel yang mudah lepas saat
mengaplikasikannya.
Sariawan termasuk dalam jenis self limited disease. Jenis penyakit ulang
kambuh tapi bisa sembuh sendiri. Terkadang seorang menderita sariawan sudah menjadi
langganan untuk setiap bulan bahkan bisa setiap minggunya. Oleh karena itu, jika orang
menyebut ada obat yang bisa mengobati sariawan, itu kurang benar. Itu termasuk
pandangan masyarakat yang masih salah mengenai penyakit sariawan . Sariawan hanya
dapat diredakan dengan pereda sakit atau bisa sembuh dengan sendirinya.
Untuk mendeteksi dini dan mencegah kanker rongga mulut, Prof.Dr. Peter Agus,
drg., Sp.BM (UNAIR, 2010) menegaskan bahwa :
Masyarakat diharapkan untuk rutin mengunjungi dokter gigi meskipun tidak ada
keluhan agar tidak juga memperparah keadaan sebeumnya. Jadwal kunjungan ke dokter
gigi pun lebih baik ditingkatkan. Jika dulu hanya cukup enam bulan sekali, akan lebih
baik jika ditingkatkan menjadi tiga bulan sekali. Meskipun sariawan dapat hilang
dengan sendirinya, namun terdapat cara untuk mempercepat proses penyembuhannya
dengan langkah berikut:
Wisesa, Nyoman Sidhi. Aloe Vera pada Penyembuhan Stomatitis Aftosa Rekuren
Minor. Bali : Program Studi Pendidikan Kedokteran Gigi FK Udayana
Rahmi Amtha, M. Marcia, dkk. 2017. Plester Sariawan Efektif dalam Mempercepat
Penyembuhan Stomatitis Aftosa Rekuren dan Ulkus Traumatikus. Makalah
Kedokteran Gigi Indonesia vol.3 no.2. Jakarta: FKG Universitas Trisakti.
http://dx.doi.org/10.22146/majkedgiind.22097
Amelia Thantawi, Khairiati, dkk. 2014. Stomatitis Apthosa Rekuren (SAR) Minor
Multiple Pre Menstruasi ( Laporan Khusus). ODONTO Dental Jurnal vol.1 no.2.
Padang:FKG Universitas Baiturrahma
Tribun Kesehatan. (2014, 19 April). Ini Persepsi Dokter tentang Sariawan. Diakses pada
20 Desember 2019, dari https://www.tribunnews.com/kesehatan/2014/04/19/ini-
persepsi-dokter-tentang-sariawan