Anda di halaman 1dari 5

ESSAY

“Pentingnya Asertifitas dalam Komunikasi Interprofesional dalam Praktik


Kolaborasi”

Laporan ini diselesaikan guna memenuhi tugas mata kuliah Interprofessional Education

Disusun Oleh :

Rafika Dita Martiana 220110150006

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2018
Pentingnya Asertifitas dalam Komunikasi Interprofesional dalam Praktik
Kolaborasi

Pelayanan di rumah sakit melibatkan banyak profesi yang masing-masing profesi


memiliki peran nya masing-masing. Didalam menjalankan peran dan fungsinya tenaga
profesional menjalin komunikasi dan interaksi yang bersifat terapeutik untuk membangun
kepercayaan dan memperkuat hubungan dengan tenaga profesional lainnya agar terbentuknya
lingkungan kerja yang sehat dan mencapai tujuan tatanan klinis. Komunikasi yang terjadi di
pelayanan kesehatan adalah komunikasi interprofesional yang menjadi kompetensi inti untuk
praktek kolaboratif. Komunikasi interprofesional berfokus pada pembentukan tim, fasilitasi
proses kelompok, kolaborasi, konsultasi, delegasi, supervisi, kepemimpinan, dan manajemen
(Potter & Perry, 2009). Dengan terjalinnya komunikasi interprofesional dalam praktik
kolaborasi dapat meningkatkan kualitas perawatan dan keselamatan pasien.
Dalam kerja tim dan kolaborasi mengharuskan perawat mampu berkomunikasi secara
efektif dengan tim kesehatan, pasien, dan perawat untuk mengintegrasikan perawatan yang
aman dan efektif dalam dan di pengaturan (AACN, 2008; ANA, 2010). profesional kesehatan
dan sistem perawatan kesehatan juga harus secara aktif berkolaborasi dan berkomunikasi
untuk memastikan pertukaran informasi yang tepat dan koordinasi perawatan. Kemampuan
untuk bekerja dengan profesional dari disiplin lain untuk memberikan kolaboratif, patient
centred care dianggap sebagai elemen penting dari praktek profesional yang membutuhkan
spesifik perangkat kompetensi. The American Nurses Association (ANA, 2010)
menggambarkan komunikasi efektif sebagai standar praktik keperawatan profesional.
Kompetensi profesional dalam praktek keperawatan tidak hanya psikomotor dan
keterampilan diagnostik klinis, tetapi juga kemampuan dalam keterampilan interpersonal dan
komunikasi.
Dalam komunikasi interprofesional tidak hanya komunikasi efektif saja yang penting
untuk diaplikasikan oleh tenaga kesehatan lainnya terutama untuk perawat, asertivitas
penting juga untuk di aplikasikan saat berkomunikasi. Asertivitas adalah suatu kemampuan
untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain
namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain. sikap asertif
dalam komunikasi interprofesional akan mempermudah dalam membangun hubungan kerja
yang lebih komunikatif sekaligus kondusif, karena sikap asertif akan meningkatkan moral
kerja, kinerja dan produktivitas tenaga profesional di rumah sakit yang pada akhirnya akan
membentuk tim kerjasama yang solid dalam memberikan pengobatan yang efisien dan
pasien-berorientasi komprehensif.
Kenyataan dilapangannya, asertivitas tidak di aplikasikan oleh para tenaga profesional
dalam menjalin komunikasi sehingga kerap menimbulkan permasalahan dalam menjalankan
peran dan fungsi dari masing-masing profesi sepertinya terjadinya pelayanan yang tumpang
tindih, terjadinya konflik interprofesional dan keterlambatan pemeriksaan dan tindakan
Seperti pelayanan yang tumpang tindih seharusnya dari tenaga profesional bebas
mengemukakan pendapat dan menjelaskan pandangan mereka terkait hal tersebut supaya ada
penyelesaian secara bersama, terjadi konflik interprofesional terjadi karena kurang terjalin
hubungan baik diantara tim. Mendorong komunikasi yang asertif akan menimbulkan
keterbukaan dan rasa saling menghormati serta dapat dilibatkan dalam pengambilan
keputusan bersama untuk mencapai perawatan yang berkualitas

·
.
Daftar Pustaka

Dewi, S. P., Sayusman, C., & Wahyudi, K. (2016). Persepsi Mahasiswa Profesi Kesehatan
Universitas Padjadjaran Terhadap Interprofessionalism Education. Jurnal Sistem
Kesehatan, 1(4). Retrived from
http://journal.unpad.ac.id/jsk_ikm/article/view/10382
Potter ,Patricia Ann & Anne Griffin Perry. (2009). Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Rachmawati, N., Dwiantoro, L., & Santoso, A. (2018). Pendidikan Keperawatan
Berkelanjutan Dan Perencanaan Karir: Strategi Meningkatkan Komunikasi
Interprofesional Yang Efektif. Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan, 1(1), 7-13. Retrived from
http://journal.ppnijateng.org/index.php/jkmk/article/view/71

Rokhmah, Noor Ariyani.(2017).Komunikasi Efektif Dalam Praktek Kolaborasi Interprofesi


Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayana. Journal of Health Studies, Vol. 1,
No.1:65-71.Retrived from
https://ejournal.unisayogya.ac.id/ejournal/index.php/JHeS/article/view/186
Susilaningsih, F.Sri., Henny S. Mediani.,Titis, Kurniawan dkk. ( 2017). Sosialisasi Model
Praktik Kolaborasi Interprofesional Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit.
Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat, Vol. 6, No. 1: 10-13.
Retrived from http://journal.unpad.ac.id/dharmakarya/article/view/14870
WHO. (2010). Framework For Action on Interprofessional Education and Collaborative
Practice. Retrieved from http: //whqlibdoc.who.int/hq/2010/WHO_
HRH_HPN_eng.pdf

Anda mungkin juga menyukai