Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

KONSINYANSI UMKM

Dosen Pengampu :
Diyah Pujiati S.E.,M.Si

Kelompok 3 :
1. Syifaul Linnas (2017310499)
2. Novita Wardani (2017310414)
3. Diah Eka Kurniawati (2017310409)
4. Widya Rahmawati (2017310427)
5. T.Dewi Ramadhani (2017310589)
6. Nurfaizah Usman (2017310588)
7. M. Yoga Fatahillah Y. (2017310784)
8. Triyo Okky P. (2017310549)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
TAHUN AJAR 2019/2020
ABSTRAK
Penjualan konsinyasi merupakan penjualan yang dilakukan dengan cara penitipan barang tentunya
memerlukan teknik pencatatan penjualan tersendiri diluar penjualan reguler. Pencatatan penjualan
konsinyasi yang terjadi pada “Warkop Damai” dilakukan dengan cara manual, mengakibatkan
terjadinya selisih pencatatan antara pihak pengirim barang (Consignor) dengan pihak penerima barang
(Consignee). Oleh karena itu penelitian konsinyasi ini dilakukan dengan melakukan observasi langsung
pada pihak pengirim barang (Consignor) dan dengan pihak penerima barang (Consignee). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode langsung. Dengan adanya penelitian penjualan
konsinyasi ini diharapkan akan dapat melakukan perhitungan dan pencatatan penjualan konsinyasi,
informasi penjualan sampai dengan valid ke pihak Consignor, dan dapat menunjang bisnis antara pihak
Consignor dan pihak Consignee. Sehingga pihak Consignor mendapatkan info hasil penjualan
konsinyasi secara akurat dan meminimalisir kerugian yang akan ditanggung oleh pihak pengirim barang
akibat persediaan barang konsinyasi yang hilang.

Kata kunci: Penerima barang, Pengirm barang, Konsinyansi, Observasi, Penjualan Konsinyansi

ABSTRACT
Consignment sales are sales done by way of custody requires separate sales recording techniques
outside of regular sales. Recording of consignment sales that occur in "Warkop Damai" is done
manually, resulting in a difference in recording between the consignor and the consignee. Therefore
this consignment study was conducted by direct observation on the consignor and the consignee. The
method used in this research is the direct method. With this consignment sales research it is expected
to be able to carry out the calculation and recording of consignment sales, sales information until valid
to the Consignor, and can support business between the Consignor and the Consignee. So that the
Consignor gets accurate information on the results of the consignment sale and minimizes the loss that
will be borne by the sender of the goods due to lost inventory of consigned goods.

Keywords: Consignee, Consignor, Consignment, Observation, Consignment sales

PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi sekarang ini terutama di Indonesia, persaingan antara perdagangan
semakin ketat, baik dalam bidang industri, jasa maupun perdagangan. Usaha diwajibkan untuk dapat
menciptakan pertumbuhan ekonomi yang kondusif dan mampu menggerakkan roda pembangunan dan
mempersiapkan diri menuju kemandirian. Untuk mewujudkan itu semua, UMKM (Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah) benar-benar harus mempersiapkan diri dan memperhatikan tingkat efektifitas dan
efisiensi UMKM-nya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menentukan system
pemasaran yang tepat untuk produk yang dijual oleh UMKM guna meningkatkan jumlah penjualan.
Karena semakin ketatnya persaingan antar usaha untuk memasarkan produknya, terdapat banyak cara
yang dapat di gunakan oleh UMKM untuk meningkatkan jumlah penjualannya baik berupa penjualan
tunai, kredit, maupun angsuran. Sekarang ini ada system penjualan baru disamping cara penjualan yang
dilakukan UMKM secara tunai, kredit dan angsuran yaitu dikenal dengan penjualan konsinyasi.
Penjualan konsinyasi dapat diartikansebagai pengiriman atau penitipan barang dari pemilik
kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjualan dengan memberikan keuntungan berupa
komisi sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Hak milik dari barang
tetap masih berada pada pemilik sampai barang tersebut terjual, system penjualan konsinyasi ini dapat
dipakai untuk semua jenis produk.
Dalam hubungannya dengan penjualan konsinyasi tersebut, pemilik barang tersebut
pengamanat (consignor) dengan pihak yang dititipkan barang tersebut sebagai komisioner
(consignee/factor/commission/merchant). Barang dikirim oleh pengamanat disebut sebagai barang
konsinyasi, sedangkan barang yang diterima oleh komisioner disebut sebagai barang komisi. UMKM
yang menjual barang dengan konsinyasi cara ini untuk memperluas daerah pemasaran dengan menekan
biaya investasi, sedangkan bagi pedagang yang dititipkan barang cara ini untuk mengurangi resiko
barang tidak terjual.
Pada penjualan biasa, umumnya hak milik daripada barang telah berpindah tangan jika barang
telah dikirim oleh penjual kepada pembeli, sedangkan pada penjualan konsinyasi hak milik barang tetap
berada ditangan sebagai pengamanat pada saat pengiriman barang, pengamanat tidak mencatatnya
sebagai penjualan dan sebaliknya komisioner juga tidak mencatatnya sebagai pembelian. Hak milik
baru berpindah tangan jika barang tersebut telah terjual oleh komisioner kepada pihak lainnya, pada
saat ini pengamanat akan mencatatnya sebagai penjualan dan menimbulkan piutang kepada komisioner,
sebliknya komisioner akan mengakui sebagai pembelian atau pendapatan komisi atas penjualan barang
konsinyasi tersebut. Syarat-syarat penjualan konsinyasi biasanya diatur antara pengamanat dnegan
komisioner dalam kontrak perjanjian penjualan konsinyasi.

KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Konsinyasi
Konsinyasi (consignment) adalah suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki
barang menyerahkan sejumlah barangnya kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan memberikan
komisi tertentu.Pemilik yang memiliki barang atau yang menitipkan barang disebut pengamanat
(consignor), sedang pihak yang dititipi barang disebut disebut komisioner (consignee). Bagi
pengamanat barang yang dititipkan kepada pihak lain untuk dijualkan dengan harga dan persyaratan
tertentu biasa disebut sebagai barang-barang konsinyasi (consignment out), sedangkan bagi pihak
penerima barang-barang ini disebut dengan barang-barang komisi (consignment in).
Karakteristik dan Keuntungan Penjualan Konsinyasi
Karakteristk penjualan konsinyasi yang sekaligus merupakan perbedaan perlakuan akuntansi
dengan transaksi penjualan yaitu :
1. Barang-barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat karena hak milik
atas barang-barang konsinyasi masih berada ditangan pengamanat. Barang-barang konsinyasi tidak
boleh diakui sebagai persediaan oleh pihak komisioner (consignee).
2. Pengiriman barang-barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya pendapatan dan tidak boleh
dipakai sebagai kriteria untuk mengakui timbulnya pendapatan, baik bagi pengamanat maupun bagi
komisioner sampai barang dagangan dapat dijual kepada pihak ketiga.
3. Pihak pengamanat (consignor) sebagai pemilik barang tetap bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang-barang konsinyasi sejak saat pengiriman
sampai dengan saat komisioner berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga. Kecuali
ditentukan lain dalam perjanjian diantara kedua belah pihak.
4. Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban untuk menjaga keamanan dan
keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya itu. Oleh karena itu komisioner perlu
menyelenggarakan administrasi yang baik dan tertib.
Terdapat 4 hal yang merupakan ciri dari transaksi Konsinyasi yaitu :
a. Barang Konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh Konsinyor, karena hak untuk
barang masih berada pada Konsinyor.
b. Pengiriman barang Konsinyasi tidak menimbulkan pendapatan bagi Konsinyor dan sebaliknya.
c. Pihak Konsinyor bertanggungjawab terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang
Konsinyasi kecuali ditentukan lain.
d. Komisioner dalam batas kemampuannya berkewajiban untuk menjaga keamanan dan
keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya.
Alasan Komisioner menerima perjanjian Konsinyasi, antara lain :
a. Komisioner terhindar dari resiko kegagalan memasarkan barang tsb.
b. Komisioner terhindar dari resiko rusaknya barang atau adanya fluktuasi harga.
c. Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi.
Alasan-alasan Konsinyor untuk mengadakan perjanjian Konsinyasi :
a. Konsinyasi merupakan cara untuk lebih memperluas pemasaran.
b. Resiko-resiko tertentu dapat dihindarkan misalnya komisioner bangkrut maka barang
konsinyasi tidak ikut disita.
c. Harga eceran barang tersebut lebih dapat dikontrol.
Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban berhubungan dengan perjanjian konsinyasi
Ketentuan-ketentuan dalam perjanjian konsinyasi pada umumnya dinyatakan secara tertulis
yang menekankan hubungan kerja sama antar kedua pihak. Selain ketentuan dalam perjanjian, ada juga
ketentuan umum yang diatur oleh undang-undang (hukum) yang berlaku dalam dunia perdagangan,
antara lain:
a. Tentang hak-hak komisioner
b. Komisioner berhak mendapatkan komisi dan penggantian biaya yang dikeluarkan untuk
menjual barang titipan tersebut, sesuai dengan jumnlah yang diatur dalam perjanjian diantara
dua pihak.
c. Dalam batasan-batasan tertentu biasanya kepada kuisioner diberikan hak untuk memberikan
jaminan terhadap kualitas barang yang dijualnya.
d. Untuk menjamin pemasaran barang yang bersangkutan komisioner berhak memberikan syarat-
syarat pembayaran kepada langganan seperti yang berlaku pada umumnya untuk barang-barang
yang sejenis, mskipun pengamanat dapat mengadakan pembatasn-pembatasn yang harus
dinyatakan dalam perjanjian.
Kewajiban-kewajiban komisioner
a. Melindungi keamanan dan keselamatan barang-barang yang diterima dari pihak pengamanat.
b. Mematuhi dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjual barang-barang milik pengamanat
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam perjanjian.
c. Mengelola secara terpisah baik dari segi phisik maupun administratip terhadap barang-barang
milik pengamanat, sehingga identitas barang-barang tersebut tetap dapat diketahui setiap saat.
d. Membuat laporan secara periodik tentang barang yang diterima, barang-barang yang berhasil
dijual dan barang-barang yang masih dalam persediaan serta mengadakan penyelesaian
keuangan seperti dinyatakan dalam perjanjian.
Akuntansi penjualan konsinyasi
Metode pencatatan ya ng dapat dipakai baik oleh pengamanat (consignor) maupun komisioner
(consignee) ada dua , yaitu:
1. Metode Terpisah
2. Metode Tidak Terpisah

1. Metode Terpisah
Dalam metode terpisah laba atau rugi dari penjualan konsinyasi disajikan secara terpisah
dengan laba atau rugi penjualan biasa atau penjualan lainnya.Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pada
akhir periode dapat diketahui berapa laba atau rugi yang diperoleh dari penjualan konsinyasi dan berapa
laba atau rugi yang diperoleh dari penjualan lainnya.
2. Metode Tidak Terpisah

Dalam metode tidak terpisah laba atau rugi dari penjualan konsinyasi tidak dipisahkan dengan
laba atau rugi dari penjualan biasa atau penjualan lainnya. Hal ini akan mengakibatkan pada akhir
periode perusahaan tidak dapat mengetahui berapa laba atau rugi yang diperoleh dari penjualan
konsinyasi dan berapa laba yang diperolah dari penjualan biasa atau penjualan lainnya. Untuk tujuan
pengendalian intern sebaiknya perusahaan tidak menggunakan metode ini.
Untuk mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi terhadap barang konsinyasi baik yang
diselenggarakan oleh pihak pengamanat ( consignor ) maupun pihak komisioner (consignee), maka
berikut ini dijelaskan Akuntansi yang diselenggarakan oleh masing-masing pihak.
Pembahasan dimulai dengan penerapan pencatatan dengan:
1. Metode terpisah oleh:
a. Pengamanat (consignor) maupun
b. Komisioner (consignee)
2. Metode tidak terpisah oleh:
a. pengamanat (consignor) maupun
b. komisioner (consignee).
Metode Terpisah
a. Akuntansi oleh Pengamanat (Consignor)
Setiap transaksi yang berhubungan dengan penjualan konsinyasi baik menyangkut pendapatan
maupun biaya dicatat dalam rekening barang konsinyasi atau consigment out.
Pengamanat (consignor) mencatat/menjurnal pada saat:
1. Menitipkan barang ke komisioner (consignee) dan
2. Menerima laporan konsinyasi serta uang dari komisioner (consignee).
Transaksi yang berhubungan dengan pengiriman barang konsinyasi dan biaya-biaya penjualan
konsinyasi akan didebit, misalnya:
– Saat mengirimkan barang ke komisioner (rekening barang konsinyasi)
– Biaya pengiriman barang ke komisioner
– Biaya komisi
– Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh komisioner tetapi diganti oleh pengamanat.
Transaksi yang berhubungan dengan hasil penjualan barang konsinyasi dan pendapatan konsinyasi akan
di kredit, yaitu:
– Saat mencatat pendapatan konsinyasi
– laba konsinyasi.
– Saat menerima laporan tentang hasil penjualan barang konsinyasi (rekening barang
konsinyasi) Jadi, rekening barang konsinyasi (consigment out) dicatat baik didebit maupun
dikredit. Didebit saat Barang dikirim ke pengamanat dan dikredit saat barang yang dititipkan
tersebut benar-benar sudah terjual berdasarkan laporan dari pihak consignee (komisioner)

b. Akuntansi oleh Komisioner (Consignee)


Bagi Consignee setiap transaksi pendapatan yang berhubungan dengan penjualan konsinyasi
dimasukkan ke dalam rekening barang komisi atau consignment in.
Komisioner hanya membuat jurnal saat:
a. Menjual barang konsinyasi,
b. Mengeluarkan biaya-biaya yang berhubungan dengan konsinyasi
c. Mencatat pendapatan komisi dan

d. Pengiriman uang ke pengamanat (consignor)

Sesaat sebelum melaporkan ke pengamanat (consignor), komisioner terlebih dahulu menghitung


pendapatan komisi. Kemungkinan-kemungkinan yang berhubungan Laporan Konsinyasi:

 Komisioner dapat hanya mengirim laporan konsinyasi saja ke pengamanat, sedangkan uangnya
dikirim beberapa waktu kemudian. Jadi saat mengirim laporan pada komisioner timbul utang
pengamanat.
 Komisioner bisa langsung mengirim laporan konsinyasi beserta uang ke pengamanat.

Transaksi yang berhubungan dengan biaya-biaya penjualan konsinyasi, akan didebit, misalnya:

 Biaya-biaya yang dikeluarkan komisioner tetapi akan diganti oleh pengamanat.


 Pendapatan komisi yang belum diterima
 Melaporkan penjualan konsinyasi kepada pengamanat
 Membayar uang kepada pengamanat

Transaksi yang berhubungan dengan pendapatan konsinyasi akan dikredit yaitu mencatat hasil
penjualan barang komisi.Jadi, rekening barang komisi (consigment in) dicatat baik didebit maupun
dikredit. Didebit saat barang komisi diterima dari pengamanat dan dikredit saat barang komisi terjual
kepada pihak lain.

METODE PELAKSANAAN
Didalam UMKM yang kami teliti menggunakan metode terpisah, yaitu dalam metode terpisah
laba atau rugi dari penjualan konsinyasi disajikan secara terpisah dengan laba atau rugi penjualan biasa
atau penjualan lainnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pada akhir periode dapat diketahui berapa
laba atau rugi yang diperoleh dari penjualan konsinyasi dan berapa laba atau rugi yang diperoleh dari
penjualan lainnya.
Akuntansi yang diselenggarakan oleh masing-masing pihak yaitu metode terpisah sebagai berikut:
Akuntansi oleh Pengamanat (Consignor)

Setiap transaksi yang berhubungan dengan penjualan konsinyasi baik menyangkut pendapatan
maupun biaya dicatat dalam rekening barang konsinyasi atau consignment.

Pengamanat (consignor) mencatat/menjurnal pada saat:

1. menitipkan barang ke komisioner (consignee) dan


2. menerima laporan konsinyasi serta uang dari komisioner (consignee).

Transaksi yang berhubungan dengan pengiriman barang konsinyasi dan biaya-biaya penjualan
konsinyasi akan didebit, misalnya:

 Saat mengirimkan barang ke komisioner (rekening barang konsinyasi)


 Biaya pengiriman barang ke komisioner
 Biaya komisi
 Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh komisioner tetapi diganti oleh pengamanat.

Transaksi yang berhubungan dengan hasil penjualan barang konsinyasi dan pendapatan konsinyasi
akan di kredit, yaitu:

 Saat mencatat pendapatan konsinyasi


 laba konsinyasi.
 Saat menerima laporan tentang hasil penjualan barang konsinyasi (rekening barang
konsinyasi) Jadi, rekening barang konsinyasi (consigment out) dicatat baik didebit maupun
dikredit. Didebit saat Barang dikirim ke pengamanat dan dikredit saat barang yang dititipkan
tersebut benar-benar sudah terjual berdasarkan laporan dari pihak consignee (komisioner)

Akuntansi oleh Komisioner

Akuntansi oleh Komisioner (Consignee) Bagi Consignee setiap transaksi pendapatan yang
berhubungan dengan penjualan konsinyasi dimasukkan ke dalam rekening barang komisi atau
consignment in.

Komisioner hanya membuat jurnal saat:

a. menjual barang konsinyasi,

b. mengeluarkan biaya-biaya yang berhubungan dengan konsinyasi

c. mencatat pendapatan komisi dan

d. pengiriman uang ke pengamanat (consignor)

Sesaat sebelum melaporkan ke pengamanat (consignor), komisioner terlebih dahulu menghitung


pendapatan komisi.

Contoh Kasus :

Pada bulan November 2019, Bu Siti mengadakan perjanjian dengan Warkop Damai. Isi perjanjian
tersebut antara lain :

• Bu Siti menitipkan usus dan telur puyuh kepada Warkop Damai


• Warkop Damai berhak atas komisi 15% dari hasil penjualan.

• Semua biaya ditanggung Bu Siti

Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi untuk bulan desember adalah :

1. Bu Siti Mengirimkan 20 tusuk usus dan 20 tusuk telur puyuh pada Warkop Damai dengan
Harga Pokok per tusuk usus Rp. 1.500 dan telur puyuh per tusuk Rp. 1.500 dengan harga jual
Usus per tusuk Rp. 2.000 dan telur puyuh per tusuk Rp. 3.000.
2. Bu Siti membayar biaya angkut sebesar Rp. 5.000
3. Warkop Damai menerima kiriman Usus dan telur puyuh dari Bu Siti.
4. Warkop Damai berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai
5. Warkop Damai mengirimkan uang sejumlah Rp. 55.000
6. Warkop Damai mengirimkan Laporan hasil penjualan ke Bu Siti
No Consignor (Bu Siti) Consignee (Warkop Damai)

1. Pengiriman Barang Penerimaan Barang :


Perhitungan : Tidak ada jurnal
20 Tusuk Usus x Rp. 1.500 = Rp. 30.000
20 Tusuk Telur Puyuh x Rp. 2.500 = Rp. 30.000
= Rp. 60.000

Jurnal
Kons. keluar – pengiriman barang Rp. 60.000
Persediaan Rp. 60.000
2. Pembayaran Biaya Pengiriman Biaya Pengiriman :
Kons. keluar– Biaya Pengiriman Rp. 5.000 Tidak ada jurnal
Kas Rp. 5.000
3. Biaya Promosi Biaya Promosi
Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal

4. Pengiriman Uang Mencatat penjualan :


Perhitungan : Kas Rp. 100.000
20 Tusuk Usus x Rp. 2.000 = Rp. 40.000 Kons. masuk – penjualan Rp. 100.000
20 Tusuk Telur Puyuh x Rp. 3.000 = Rp. 60.000
= Rp. 100.000
Jurnal :
Kas Rp 55.000
Konsinyasi keluar – penjualan Rp. 55.000
5. Perhitungan : Pengiriman Uang kepada pengamanat :
Penjualan Rp 100.000 Kons. masuk – penjualan Rp 55.000
Biaya Komisi (Rp. 15.000) Kas Rp. 55.000
Jumlah yang harus diterima Rp. 85.000
Disetorkan (Rp. 55.000)
Kekurangan setoran Rp. 30.000
6. Mencatat Piutang : Jurnal Penutup :
Piutang Rp. 30.000 Kons. masuk – biaya komisi Rp. 15.000
Biaya komisi Rp. 15.000 Pendapatan Komisi Rp. 15.000
Kons. keluar - penjualan Rp. 45.000 Kons. masuk Rp. 30.000
Hutang Rp. 30.000
Pendapatan komisi Rp. 15.000
Laba Rugi Rp. 15.000

7. Menutup Biaya & Pendapatan :


Kons. Keluar – penjualan Rp 100.000
Kons. keluar biaya pengiriman Rp. 5.000
Kons. keluar biaya komisi Rp. 15.000
Kons. keluar pengiriman barang Rp. 60.000
Laba Konsinyasi Rp 20.000
8. L/R Konsinyasi ke rek L/R :
L/R Konsinyasi Rp. 20.000
L/R Rp. 20.000

Anda mungkin juga menyukai