Anda di halaman 1dari 15

59

BAB IV
HASIL KEGIATAN dan PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kegiatan Di Tiap Bagian


1. Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien
yang tidak mendapatkan pelayanan rawat inap di fasilitas pelayanan
kesehatan. Tempat pendaftaran pasien rawat jalan di UPT Puskesmas Jambon
Ponorogo terdapat satu loket pendaftaran yang menerima pasien umum,
pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Penerima Bantuan
Iuran (BPJS PBI), pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
Non Bantuan Iuran (BPJS NON PBI), pasien Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan (BPJS) Mandiri.
Berikut adalah deskripsi kegiatan pendafataran pasien Rawat Jalan di UPT
Puskesmas Jambon Ponorogo :
a. Pasien datang ke loket pendaftaran mengambil nomor antrian.
b. Petugas memanggil pasien berdasarkan nomor antrian.
c. Identifikasi pasien, petugas menanyakan apakah pasien sudah pernah
berobat di UPT Puskesmas Jambon Ponorogo.
d. Apabila pasien baru maka:
1) Petugas akan menanyakan identitas lengkap pasien sesuai kartu tanda
penduduk dan kemudian data akan diinput ke dalam data register
SIKDA di computer.
2) Petugas membuatkan berkas rekam medis baru, jika pasien umum
dibuatkan kwitansi pembayaran sesuai perda register baru sebesar Rp
13.500,- , sedangkan untuk pasien BPJS tidak dikenai biaya.
3) Petugas membuatkan Kartu Identitas Berobat (KIB)
4) Petugas menyerahkan KIB kepada pasien untuk disimpan dan dibawa
kembali apabila akan berobat kembali di UPT Puskesmas Jambon
Ponorogo.
5) Jika pasien menggunakan kartu Badan Penyelenggara Jaminan
Kesehatan (BPJS), maka petugas akan menginputkan No.BPJS ke
dalam aplikasi Primary Care (P-Care).
6) Menanyakan keluhan utama dan poli tujuan pasien.
7) Petugas memberikan nomor antrian poli tujuan dan tanggal kunjungan
saat itu.
60

8) Petugas menyerahkan berkas rekam medis ke poli, untuk poli umum


poli gigi dan KIA berkas rekam medis diantar oleh petugas.
e. Apabila pasien lama maka:
1) Petugas menanyakan Kartu Tanda Berobat (KIB) pasien.
2) Jika pasien tidak membawa KIB maka petugas akan menanyakan
identitas KTP nya dan tanggal terakhir pasien berobat. Dan mengecek
ke data register pasien sesuai identitas pasien.
3) Jika pasien membawa KIB, maka petugas akan mencarikan berkas
rekam medis pasien dengan tracer berdasarkan nomor rekam medis
pasien.
4) Jika pasien menggunakan kartu Badan Penyelenggara Jaminan
Kesehatan (BPJS), maka petugas akan menginputkan No.BPJS ke
dalam aplikasi Primary Care (P-Care).
5) Menanyakan keluhan utama dan poli tujuan pasien.
6) Petugas memberikan nomer antrian poli tujuan dan tanggal kunjungan
saat itu.
7) Petugas menyerahkan berkas rekam medis ke poli, untuk poli umum
poli gigi dan KIA berkas rekam medis diantar oleh petugas.
f. Apabila pasien diatas umur 60th maka:
1. Pasien langsung mengambil nomer antrian di poli Lansia.
2. Petugas memanggil nomer antrian.
3. Petugas menanyakan Kartu Tanda Berobat (KIB) pasien
4. Apabila pasien baru petugas akan menanyakan identitas lengkap
pasien sesuai kartu tanda penduduk dan kemudian data akan diinput
ke dalam data register SIKDA di computer
5. Untuk pasien baru dan tidak memiliki kartu Jamkesmas KIS Askes
maka membayar register sebesar Rp 13.500,-
6. Jika pasien merupakan pasien lama petugas akan menanyakan KIB,
maka petugas akan mencarikan berkas rekam medis pasien dengan
tracer berdasarkan nomor rekam medis pasien.
7. Menanyakan keluhan utama dan langsung memeriksa pasien.
g. Diakhir pelayanan petugas akan membuat checklist berkas rekam medis
yang sudah kembali.
h. Setelah selesai dicheck list berkas rekam medis akan dikembalikan ke rak
filling.
i. Petugas akan merekapitulasi data register pasien sesuai jenis pasien, poli
pasien, dan melakukan pelaporan
61

2. Pendaftaran Pasien Rawat Inap


Penerimaan pasien rawat inap adalah penerimaan pasien untuk
mendapatkan pelayanan lanjutan setelah mendapatkan surat pengantar
dirawat dari pihak yang berwenang. Dalam hal ini pihak yang memberi surat
pengantar adalah dokter dari klinik atau pelayanan rawat darurat di fasilitas
pelayanan kesehatan tersebut.
Berikut adalah deskripsi kegiatan pendafataran pasien Rawat Inap di UPT
Puskesmas Jambon Ponorogo :
a. Pasien datang membawa surat keterangan rawat inap dari hasil
pemeriksaan di poliklinik maupun UGD, dilengkapi dengan KIB, identitas
pasien dan identitas penanggungjawab pasien.
b. Petugas mendaftar pasien di buku register pasien rawat inap sesuai
identitas pasien, untuk pasien BPJS petugas akan memasukkan data P-
Care.
c. Petugas membuatkan berkas rekam medis baru rawat inap, petugas
mengisi general consent.
d. Petugas menandatangani general consent sebagai saksi dan meminta
penanggungjawab pasien untuk tanda tangan.
e. Petugas menyerahkan berkas rekam medis rawat inap pasien untuk dibawa
pasien ke ruang rawat inap.

3. Pendaftaran Pasien Gawat Darurat


Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu pelayanan klinis yang
memberikan pelayanan 24 jam pada kasus – kasus gawat darurat atau darurat
tidak gawat atau gawat dan darurat. Berikut adalah deskripsi kegiatan
pendafataran pasien Gawat Darurat di UPT Puskesmas Jambon Ponorogo :
a. Pasien masuk ke UPT Puskesmas baik darurat maupun tidak darurat, oleh
petugas pasien terlebih dahulu mendapatkan pelayanan medis.
b. Keluarga, pendamping atau pasien sendiri apabila trease pasien kuning
atau hijau mendaftar ke loket pendaftaran apabila loket pendaftaran masih
buka, jika sudah tutup pendaftaran dilayani oleh petugas UGD.
c. Apabila pasien baru maka:
1) Petugas akan menanyakan identitas lengkap pasien sesuai kartu tanda
penduduk dan kemudian data akan diinput ke dalam data register
rawat jalan di computer.
62

2) Petugas membuatkan berkas rekam medis baru, jika pasien umum


dibuatkan kwitansi pembayaran sesuai perda sebesar Rp 13.500,- ,
sedangkan untuk pasien BPJS tidak dikenai biaya .
3) Petugas membuatkan Kartu Identitas Berobat (KIB)
4) Petugas menyerahkan KIB kepada pasien untuk disimpan dan dibawa
kembali apabila akan berobat kembali di UPT Puskesmas Jambon
Ponorogo.
d. Apabila pasien lama maka :
1) Petugas menanyakan Kartu Tanda Berobat (KIB) pasien.
2) Jika pasien tidak membawa KIB maka petugas akan menanyakan
identitas KTP nya dan tanggal terakhir pasien berobat. Dan mengecek
ke data register pasien sesuai identitas pasien.
3) Jika pasien membawa KIB, maka petugas akan mencarikan berkas
rekam medis pasien dengan tracer berdasarkan nomor rekam medis
pasien.
e. Petugas mendaftar pasien di register pasien rawat jalan
f. Jika pasien menggunakan kartu Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan
(BPJS), maka petugas akan menginputkan No.BPJS ke dalam aplikasi
Primary Care (P-Care).
g. Petugas menyerahkan berkas rekam medis pasien untuk dibawa ke ruang
UGD kembali.

4. Sistem Penamaan Rekam Medis


Sistem penamaan pada dasarnya untuk memberikan identitas kepada
seorang pasien serta untuk membedakan antara pasien yang satu dengan
pasien yang lainnya, sehingga mempermudah/ memperlancar didalam
memberikan pelayanan rekam medis kepada pasien yang dating berobat ke
rumah sakit. Di UPT Puskesmas Jambon Ponorogo sistem penamaannya tidak
diindek, melainkan menggunakan nama asli pasien itu sendiri sesuai identitas
pasien (KTP). Sebagai pelengkap, bagi pasien di akhir nama lengkap
ditambah :
a. Ny untuk Perempuan sudah menikah
b. Tn untuk Pria sudah menikah
c. Sdr untuk Pria belum menikah
d. Nn untuk perempuan belum menikah
e. An untuk anak By untuk Bayi
63

5. Sistem Penomoran Rekam Medis


Sistem penomoran adalah tata cara penulisan nomor yang diberikan
kepada pasien yang datang berobat sebagai bagian dari identitas pribadi
pasien yang bersangkutan. Nomor pasien tersebut biasanya tertulis di KIB,
KIUP, Buku Register, dan disetiap lembar dokumen rekam medis. Di UPT
Puskesmas Jambon Ponorogo menggunakan sistem penomoran yang berbeda
– beda, yaitu :
a. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
Di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) UPT Puskesmas
Jambon Ponorogo menggunakan Sistem Penomoran Unit. Sistem ini
memberikan hanya satu unit rekam medis kepada pasien baik pasien
tersebut berobat jalan. Pada saat seorang pasien berkunjung pertama kali
ke UPT Puskesmas sebagai pasien berobat, kepadanya diberikan satu
nomor yang akan dipakai selamanya setiap kunjungan berikutnya,
sehingga pasien tersebut hanya mempunyai satu rekam medis yang
tersimpan dibawah satu nomor dengan kode 02.
b. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap
Di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap (TPPRI) UPT Puskesmas
Jambon Ponorogo menggunakan Sistem Penomoran Unit. Dengan sistem
ini setiap pasien mendapat nomor baru saat pertama kujungan ke UPT
Puskesmas yang akan dipakai selamanya setiap kunjungan berikutnya,
sehingga pasien tersebut hanya mempunyai satu rekam medis yang
tersimpan dibawah satu nomor dengan kode 03..
c. Tempat Pendaftaran Pasien Gawat Darurat
Di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Gawat Darurat (TPPGD) UPT
Puskesmas Jambon Ponorogo menggunakan Sistem Penomoran Unit.
Sistem ini memberikan hanya satu unit rekam medis kepada pasien baik
pasien tersebut berobat jalan. Pada saat seorang pasien berkunjung
pertama kali ke UPT Puskesmas sebagai pasien berobat, kepadanya
diberikan satu nomor yang akan dipakai selamanya setiap kunjungan
berikutnya, sehingga pasien tersebut hanya mempunyai satu rekam medis
yang tersimpan dibawah satu nomor.

6. Sistem Pengkodean (Coding) Rekam Medis


64

Menurut savitri (2011) pengertian Coding adalah pemberian penetapan


kode dengan menggunakan huruf dan angka atau kombinasi antara huruf dan
angka yang mewakili komponen data. Kegiatan yang dilakukan dalam coding
meliputi kegiatan pengkodean diagnosis penyakit dan pengkodean tindakan
medis. Di UPT Puskesmas Jambon Ponorogo kegiatan coding dilakukan oleh
tenaga medis yang ada di poliklinik, ruang rawat inap dan unit gawat darurat,
yang dilaksanakan diakhir pelayanan sebelum berkas di kembalikan kembali
ke loket untuk disejajarkan kembali di rak filling. Kegiatan koding dilakukan
langsung menggunakan koding online ke aplikasi P-Care dan selanjutnya
ditulis kembali ke buku register koding dokumen rekam medis. Kode
menggunakan kode tunggal tanpa di spesifikan ke kondisi yang lebih khusus.
Tabel 4.1 Contoh Hasil Pengkodean Penyakit di UPT Puskesmas Jambon.
NO Diagnosa Penyakit Kode ICD 10
1 Tuberculosis Paru A15.0
2 HIV B24
3 Demam R50.9
4 Vertigo H81.3
5 Influenza J11.1
6 Mual dan Muntah R11
7 Common Cold J00
8 Bayi Demam P81.9
9 Demam Berdarah A90
10 Temporomandibular Joint Disorder K07.6

7. Unit Filling Rekam Medis


a. Sistem Penyimpanan Rekam Medis
Sistem penyimpanan yang digunakan di UPT Puskesmas Jambon
Ponorogo adalah sistem penyimpanan Sentralisasi. Sistem Penyimpanan
sentralisasi adalah Sistem penyimpanan berkas rekam medis yang
dilakukan secara sama dengan menjadikan satu berkas rekam medis pasien
rawat jalan, dan rawat inap disimpan dalam folder dan tempat
penyimpanan yang berbeda
Kelebihan :pencarian / pengambilan berkas lebih mudah dan cepat
berkas bisa menyatuh hingga kalau pasien berobat bisa
65

langsung mengetahui riwayat penyakit daahulu pada


berkas rawat inap.
Kelemahannya : berkas sangat banyak di satu ruangan
b. Sistem Penjajaran Rekam Medis
Sistem Penjajaran rekam medis merupakan penataan berkas rekam medis
dalam satu sekuens dengan cara disejajarkan agar pengambilan dan
pengembalian berkas rekam medis menjadi mudah dan cepat. Di UPT
Puskesmas Jambon Ponorogo sistem penjajaran untuk berkas rekam medis
rawat jalan disejajarkan dengan sistem penjajaran nomor langsung
(Straight Digit Filling).

B. Permasalahan di UPT UPT Puskesmas Jambon


1. Missfile
Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah
diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien. Catatan merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau
dokter gigi mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien
dalam rangka pelayanan kesehatan (PERMENKES No.
269/MENKES/PER/III/2008).
Adapun tujuan dari penyimpanan rekam medis adalah untuk:
a. Menjaga kerahasiaan dokumen rekam medis.
b. Mempunyai arti penting sehubungan dengan riwayat penyakit
seseorang guna menjaga kesinambungan.
c. Mempermudah pengambilan kembali dan penemuan dokumen
rekam medis yang disimpan pada rak filling.
d. Melindungi dokumen rekam medis dari bahaya pencurian, kerusakan
fisik kimiawi maupun biologi.
Berdasarkan PERMENPAN No. 30 tahun 2013 tentang jabatan
perekam medis dan angka kreditnya pada BAB IV tentang rincian
kegiatan jabatan fungsional rekam medis sesuai dengan jenjang jabatan
yang dinilai pada pasal 7 ayat (36) dan (37) adalah:
a. Menyortir rekam medis dalam rangka penyimpanan rekam medis,
menyimpan rekam medis.
b. Menjaga agar penyimpanan rekam medis aman, rahasia, tidak dapat
diakses oleh orang yang tidak berkepentingan.
66

Berdasarkan PERMENKES No. 269/MENKES/PER/III/2008


tentang rekam medis pasal 14 menyatakan bahwa “Pimpinan sarana
pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas hilang, rusak, pemalsuan,
dan atau penggunaan oleh orang atau, bila dilakukan untuk kepentingan
Negara”.
Pada ruang filling (penyimpanan) dokumen rekam medis pasien di
UPT UPT Puskesmas Jambon ada kesenjangan dalam penyimpanan
rekam medis yang terkadang tidak sesuai dengan tempatnya, sehingga
mempersulit pencarian dokumen rekam medis pasien.
Missfiledi UPT UPT Puskesmas Jambon terjadi hanyabeberapa kali
saja. Pada saat kami menjalani Praktik Belajar Lapangan II di UPT UPT
Puskesmas Jambon, kami pernah menjumpai missfile saat sedang
mencarikan berkas pasien, petugas pun juga menjumpai adanya missfile.
Adaya missfile berdampak pada saat pelayanan pasien. Missfile
membuat petugas kesulitan dalam mencarikan berkas dan membutuhkan
waktu lebih lama, sehingga terjadi penumpukan pasien. Pasien menjadi
lebih lama untuk menunggu agar bisa segera masuk ke poli dan
mendapatkan pengobatan. Terkadang petugas harus membuatkan
dokumen baru yang sifatnya sementara agar pasien segera bisa
mendapatkan pengobatan.

2. Rekam Medis Rawat Jalan dengan Nomor Ganda


UPT UPT Puskesmas Jambon Ponorogo merupakan salah satu
instansi pelayanan kesehatan yang mana dalam pelaksanaan kegiatannya
rekam medis juga menjadi salah satu jenis pelayanan yang dilakukan di
UPT UPT Puskesmas Jambon Ponorogo. Penyelenggaraan rekam medis
di UPT UPT Puskesmas Jambon Ponorogo khususnya terkait sistem
penomoran rekam medis rawat jalan pasien menggunakan sistem
penomoran unit.
Menurut DEPKES (2006) Sistem penomoran unit ini memberikan
hanya satu unit rekam medis kepada pasien baik pasien tersebut berobat
jalan maupun rawat inap. Pada saat seorang pasien berkunjung pertama
kali ke rumah sakit apakah sebagai pasien berobat jalan ataupun untuk
67

dirawat, kepadanya diberikan satu nomor yang akan dipakai selamanya


setiap kunjungan berikutnya, sehingga pasien tersebut hanya mempunyai
satu rekam medis yang tersimpan dibawah satu nomor.
Dalam pelaksanaannya di UPT UPT Puskesmas Jambon Ponorogo
ditemukan adanya rekam medis yang memiliki nomor ganda dimana
terdapat satu nomor rekam medis dengan lebih dari satu nama pasien
dengan jumlah yang ditemukan oleh mahasiswa sementara sekitar 30
dokumen rekam medis ganda. Hal ini akan membuat beberapa kerancuan
dalam proses retrieval rekam medis pasien dan beberapa kesulitan lain.

C. Penyelesaian Permasalahan
1. Missfile
Sebaiknya pihak UPT UPT Puskesmas Jambon memberikan
sosialisasi atau wawasan kembali kepada petugas filling terkait tata cara
penyimpanan dokumen rekam medis, karena dengan adanya penataan
dokumen rekam medis yang terkadang tidak urut, akan menyulitkan
petugas untuk mencarikan dokumen rekam medis. Disisi lain, pihak UPT
UPT Puskesmas Jambon memberikan arahan kepada petugas agar lebih
teliti lagi dalam penyimpanan dokumen rekam medis, serta memberikan
penekanan tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait
penyimpanan dokumen rekam medis dan SOP terkait dengan
pengembalian dokumen rekam medis di UPT UPT Puskesmas Jambon
terhadap petugas filling. Dengan demikian, proses pencarian dokumen
rekam medis akan semakin mudah dengan adanya sistem penataan yang
urut dan rapi.
Karena SOP terkait dengan pengembalian dokumen Rekam Medis
belum ada, kami memberikan contoh untuk SOP pengembalian rekam
medis sebagai berikut:
68

PROSEDUR PENGEMBALIAN REKAM MEDIS


No. Dokumen : 440/ /405.10.30/UKP/2017
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 11 Januari 2017
Halaman :½

UPT UPT
dr. PENI SAYEKTI
PUSKESMAS 19750618 20081 2 008
JAMBON
1. Pengertian Pengembalian berkas Rekam Medis adalah Kegiatan Penyerahan
berkas Rekam Medis yang telah dipinjam dan dikembalikan ke ruang
filling.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam:
1. Menyimpan berkas rekam medis dengan baik dan benar.
2. Menjaga kerahasiaan berkas rekam medis
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT UPT Puskesmas Jambon Nomor
188.4/129/405.10.30/2017 Tentang Indikator Mutu dan Kinerja Kepala
UPT UPT Puskesmas Jambon
4. Referensi 1. Undang-undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Permenkes 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.
5. Prosedur/ 1. Petugas menerima dokumen rekam medis yang dipinjam oleh
Langkah- bagian yang bersangkutan
2. Petugas Mengecek kelengkapan dokumen rekam medis yang
langkah
dipinjam
a. Jika belum lengkap dikembalikan kepada bagian yang
bersangkutan
b. Jika sudah lengkap di simpan di rak penyimpanan
3. Petugas Mengembalikan dokumen rekam medis sesuai dengan
tempatnya
4. Petugas Mengambil tracer/ outgiude yang digunakan sebagai
pengganti dokumen rekam medis yang dipinjam
5. Petugas Mencatat di buku pengembalian dokumen rekam medis.
6. Unit Terkait 1. POLI
2. UGD
69

7. Diagram
Alir/Flowchart POLI

Petugas menerima dokumen rekam medis


yang dipinjam oleh bagian yang bersangkutan

Petugas Mengecek kelengkapan dokumen tidak


rekam medis yang dipinjam

Lengka
p

ya

Petugas Mengembalikan dokumen rekam


medis sesuai dengan tempatnya

Petugas Mengambil tracer/ outgiude yang digunakan


sebagai pengganti dokumen rekam medis yang dipinjam

Petugas Mencatat di buku


pengembalian dokumen rekam medis.
70

2. Rekam Medis dengan Nomor Ganda


Dari kondisi diatas kami memberikan beberapa solusi yang dapat
dilakukan antara lain :
a. Petugas diharapkan lebih teliti dalam mengecek daftar penggunaan
nomor rekam medis pasien baru
b. Adanya Sistem Informasi Manajemen UPT UPT Puskesmas di unit
pendaftaran yang melayani pendaftaran pasien, sehingga integrasi
data lebih mudah. Penggunaan nomor rekam medis baru akan
terkontrol dan secara otomatis sistem yang akan menentukan. Maka
dari itu kesalahan adanya nomor ganda akan lebih minim terjadi.
c. Penggunan / pemberlakuan SOP yang telah di buat untuk menangani
jika ada nomer rekam medis yang ganda
71

TINDAK LANJUT NOMOR REKAM MEDIS


GANDA
No. Dokumen : 440/ /405.10.30/UKP/2017
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 11 Januari 2017
Halaman :½
dr. PENI
UPT UPT
SAYEKTI
PUSKESMAS
19750618
JAMBON
20081 2 008
6. Pengertian Langkah tindak lanjut penomoran rekam medis sistem unit satu
pasien satu nomor rekam medis untuk menghindari nomor rekam
medis ganda
7. Tujuan Menentukan tata cara pengelolaan penomoran rekam medis pasien
baru untuk mengurangi resiko nomor rekam medis ganda.
8. Kebijakan 1. Keputusan Kepala UPT UPT Puskesmas Jambon Nomor
188.4/130/405.10.30/2017 Tentang Penyimpanan Rekam Medis
2. Keputusan Kepala UPT UPT Puskesmas Jambon Nomor
188.4/129/405.10.30/2017 Tentang Sistem Pengkodean,
Penyimpanan, Dokumentasi Rekam Medis
9. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008 tentang
rekam medis
2. SK Menteri Kesehatan RI nomor 377 / III / 2007 tentang Profesi
Perekam Medis
10. Prosedu 1. Petugas melihat buku register nomor rekam medis terakhir.
2. Petugas memberikan satu nomor rekam medis kepada satu
r/ Langkah-
pasien untuk digunakan selamanya.
langkah
3. Apabila terdapat nomor rekam medis ganda dengan nama pasien
berbeda petugas memberikan tanda pada map rekam medis.
4. Petugas mengganti salah satu nomor ganda dengan nomor
rekam medis baru saat pasien datang berkunjung.
5. Petugas mencatat ulang kartu berobat pasien.
11. Unit 1. Petugas pendaftaran
2. Petugas rekam medis
Terkait
12. Diagra
Petugas melihat buku register
m Alir/ Petugas memberikan satu nomor rekam
pendafataran nomor rekam medis terakhir
medis kepada satu pasien untuk
digunakan selamanya
72

Flowchart

Apabila terdapat nomor rekam medis


Petugas mengganti salah satu nomor ganda
ganda dengan nama pasien berbeda
dengan nomor rekam medis baru saat petugas memberikan tanda pada map
pasien datang berkunjung kembali. rekam medis

Petugas mencatat ulang kartu


berobat pasien

13. Rekaman Historis

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.

D. Kelebihan Unit Rekam Medis di UPT Puskesmas Jambon Ponorogo


Disamping adanya beberapa kekurangan terkait sistem Unit Rekam
Medis, tentunya terdapat kelebihan yang menunjang untuk proses
pelayanan pasien saat melakukan pendaftaran. Diantara lain adalah :
1. Sistem penjajaran rekam medis rawat jalan dan gawat darurat yang
memiliki sistem penjajaran berjenis Straight Digit Filling telah berjalan
dengan baik.
2. Adanya progam SIKDA membantu sekali dalam penyimpanan data
pendaftaran pasien, mengcover baik.
73

3. Alur kegiatan pendaftaran pasien baru maupun lama sudah bagus dan
sistematis memudahkan pelayanan.
4. Struktur tugas dan kewajiban petugas tertata baik.

Anda mungkin juga menyukai